Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) – DOKUMEN STUDI KELAYAKAN PROYEK (DSKP)

KEGIATAN AIR TANAH DAN AIR BAKU

TAHUN ANGGARAN 2019

I. Informasi Proyek
1. Judul Proyek :
Pembangunan Sarana dan Prasarana Jaringan Sumber Air Baku Waduk Jatigede
(Tahap I) Kab. Majalengka.
2. Pemrakarsa Proyek :
a. Kementerian : Kementerian PUPR
b. Unit Kerja Eselon I : Ditjen. Sumber Daya Air
3. Durasi Pelaksanaan :
6 bulan / 180 hari kalender
4. Lokasi :
Bangunan utama (Intake Cimanuk-Cilutung) : Koordinat 6°44’45,3”S dan
108°09’07,63”E, Desa Babakan Anyar, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten
Majalengka, Provinsi Jawa Barat, WS Cimanuk-Cisanggarung (DAS Cimanuk).
5. Nilai Usulan Proyek :
TA. 2019: Rp. 29.356.929.000 (Tahap 1);
TA. 2020 s/d 2022: Rp. 500 Milyar (Intake Parakan Kondang)
Total usulan anggaran proyek : Rp. 530 Milyar.
6. Surat Usulan Proyek :
a. Nomor Surat Usulan : KU.01.01/At/612 (BBWS Cimanuk-Cisanggarung)
b. Tanggal Surat Usulan : 24 September 2018.

II. Latar Belakang Proyek


1. Kondisi Daerah Pelayanan Proyek
Waduk Jatigede sebagai salah satu sumber air baku memiliki manfaat supply air
baku untuk air minum yang mencakup Regional Metropolitan Cirebon Raya sebesar
3500 lt/dt. Penambahan supply air minum yang dibutuhkan oleh penduduk di wilayah
Regional Metropolitan Cirebon Raya adalah antara lain: Kabupaten Sumedang (350
lt/dt), Kabupaten Majalengka (950 lt/dt), Kabupaten Indramayu (750 lt/dt), Kabupaten
Cirebon (950 lt/dt) dan Kota Cirebon (500 lt/dt).
Daerah pelayanan atau penerima manfaat untuk masing-masing kabupaten/kota
di wilayah Regional Metropolitan Cirebon Raya adalah sesuai tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Wilayah Pelayanan dan Alokasi Air

Daerah pelayanan dan alokasi air untuk masing-masing daerah pelayanan dapat
dijelaskan dalam skema sesuai gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Skema Daerah Layanan Rencana dan Kebutuhan Alokasi Air
2. Kondisi Eksisting Daerah Pelayanan Proyek
Saat ini penduduk di wilayah Regional Metropolitan Cirebon Raya mendapatkan
suplai air bersih dari sumber air di masing-masing wilayah PDAM kabupaten/kota
bersangkutan.
Berikut gambaran umum dan kondisi eksisting daerah pelayanan untuk proyek ini,
sesuai tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2 Kondisi Eksisiting Daerah Pelayanan

Kabupaten Majalengka Kabupaten Sumedang


Jumlah Penduduk Terlayani (jiwa) 226,464 Jumlah Penduduk Terlayani (jiwa) 229,119
Jumlah Penduduk Administrasi 2015 (jiwa) 1,201,425 Jumlah Penduduk Administrasi 2015 (jiwa) 1,102,051
Cakupan Pelayanan (%) 18.85% Cakupan Pelayanan (%) 20.79%
Kapasitas Terpasang (l/detik) 400 Kapasitas Terpasang (l/detik) 682
Kapasitas Produksi (l/detik) 269 Kapasitas Produksi (l/detik) 304
Idle Capacity (l/detik) 131 Idle Capacity (l/detik) 378
Kehilangan Air (%) 38.19% Kehilangan Air (%) 27.04%
Tarif Rata Rata (Rp/m3) 3,625 Tarif Rata Rata (Rp/m3) 4,671

Kabupaten Indramayu Kota Cirebon


Jumlah Penduduk Terlayani (jiwa) 489,855 Jumlah Penduduk Terlayani (jiwa) 325,462
Jumlah Penduduk Administrasi 2015 (jiwa) 1,719,339 Jumlah Penduduk Administrasi 2015 (jiwa) 466,936
Cakupan Pelayanan (%) 28.49% Cakupan Pelayanan (%) 79.72%
Kapasitas Terpasang (l/detik) 1,035 Kapasitas Terpasang (l/detik) 1,061
Kapasitas Produksi (l/detik) 865 Kapasitas Produksi (l/detik) 994
Idle Capacity (l/detik) 170 Idle Capacity (l/detik) 67
Kehilangan Air (%) 24.26% Kehilangan Air (%) 38.81%
Tarif Rata Rata (Rp/m3) 4,265 Tarif Rata Rata (Rp/m3) 3,766

Kabupaten Cirebon
Jumlah Penduduk Terlayani (jiwa) 273,882
Jumlah Penduduk Administrasi 2015 (jiwa) 2,293,397
Cakupan Pelayanan (%) 11.94%
Kapasitas Terpasang (l/detik) 498
Kapasitas Produksi (l/detik) 358
Idle Capacity (l/detik) 140
Kehilangan Air (%) 28.20%
Tarif Rata Rata (Rp/m3) 7,371
3. Situasi Lokasi Proyek
Lokasi pekerjaan pada proyek ini terletak di Kabupaten Sumedang dan
Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.

Lokasi
Proyek

Gambar 2.2 Peta Lokasi Proyek

Gambar 2.3 Peta Situasi dan Jalur Pipa


(a) (b)
Gambar 2.4 Foto Lokasi Intake: (a) Parakan Kondang; (b) Cimanuk-Cilutung

4. Pengembangan dan Pemanfaatan Proyek


Setelah proyek ini selesai, PDAM akan memanfaatkan sesuai dengan dokumen
Kesepakatan Bersama (MoU) antara Ditjen SDA, Ditjen Cipta Karya dan Pemprov.
Jawa Barat, nomor : HK.01.01-DC/960, tanggal 06 September 2017, tentang
Penyelenggaraan SPAM Regional Metropolitan Cirebon Raya (Wd.Jatigede), melalui
skema pengembangan sistem jaringan sesuai gambar 2.5 berikut.

Gambar 2.5 Skema Pengembangan Sistem Jaringan SPAM MCR (Wd.Jatigede)


Penyediaan air baku untuk daerah Metropolitan Cirebon Raya direncanakan
akan dikembangkan dengan sumber air baku dari Waduk Jatigede yang dialirkan ke
sungai Cimanuk. Penyediaan air baku yang disuplai dari Waduk Jatigede dengan
jaringan pipa transmisi sepanjang ± 20 km dan kapasitas 3500 l/det. Perencanaan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatigede dikelompokan ke dalam
perencanaan SPAM di Hulu yang meliputi unit air baku dan unit produksi serta
perencanaan SPAM di hilir yang meliputi unit distribusi dan unit pelayanan.

Untuk unit air baku, pembangunan penyediaan air baku ini dibagi menjadi 2
skema jalur pipa transmisi dengan 2 (dua) intake pada lokasi dan kapasitas yang
berbeda yaitu:
 Intake Parakan Kondang, terletak di Dusun Parakan Kondang, Desa Kadujaya,
Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, kapasitas 1500 lt/dt, dengan sistem
pengaliran gravitasi, elevasi intake +105 m dpl, dan panjang jalur pipa transmisi ±
20 km.
 Intake Cimanuk-Cilutung, terletak di hilir pertemuan Sungai Cilutung dan Sungai
Cimanuk, di Desa Babakan Anyar, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka,
kapasitas 2000 l/dt, dengan sistem pompanisasi dan elevasi intake +33 m dpl.

III. Relevansi RPJMN/Renstra/RKP Lembaga Pengusul:

IV. Maksud dan Tujuan Proyek

Maksud (output dan outcome) dari proyek ini adalah menyediakan air baku sebesar
2000 l/det dari bangunan Intake untuk IPA dengan kapasitas 1500 l/dt secara
pompanisasi.

Tujuan (impact) dari proyek ini adalah untuk menambah layanan air bersih di wilayah
Regional Metropolitan Cirebon Raya sebanyak 160.000 SR yang akan sampai ke
masyarakat pada tahun 2023.
V. Ruang Lingkup Proyek
1. Historis Proyek
Proyek ini diinisiasi dari hasil pertemuan dengan Bappeda Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2015 sehingga diprogramkan dalam Rencana PSDA WS Cimanuk-
Cisanggarung. Kemudian ditindaklanjuti dengan SID Jaringan Penyediaan Air
Baku Waduk Jatigede pada tahun 2016 oleh BBWS Cimanuk-Cisanggarung,
review DED pada tahun 2018 oleh PT. Tirta Gemah Ripah (Tirta Jabar), AMDAL
pada tahun 2018 dan LARAP pada tahun 2018 oleh Pemprov Jawa Barat.

2. Rincian output dan volume output pada tahun 2019


Pada tahun 2019 dibangun pembangunan tahap 1, yaitu satu buah bangunan
intake kapasitas 2000 lt/dt, satu buah rumah pompa lengkap dengan mesin pompa
dan panel kontrol dengan kebutuhan dana sebesar Rp. 29,356 milyar.
Untuk kelanjutan dan penuntasan proyek ini, diperlukan dana sebesar ± Rp 500
milyar pada tahun berikutnya (2020-2022) untuk pelaksanaan pembangunan tahap
2, yaitu membangun satu buah intake (Parakan Kondang) kapasitas 1500 lt/dt dan
pipa transmisi dengan material pipa HDPE diameter 1200 mm sepanjang ± 20 km.

Tabel 5.1 Tahapan Penuntasan Proyek

Kebutuhan Tahun Anggaran


Tahapan Proyek
Dana 2019 2020 2021 2022 2023
Tahap I : Intake Cimanuk-
30 milyar xxx
Cilutung (kap.2000 l/dt)

Tahap II : Intake Parakan


500 milyar xxx xxx xxx
Kondang (kap.1500 l/dt)

Pemanfaatan/Penuntasan
Proyek oleh Ditjen CK dan xxx
Pemprov Jabar (kap.3500 l/dt)

3. Skema (pentahapan) Pelaksanaan Proyek


Pelaksanaan proyek pada tahun 2019 (Tahap 1) dapat dibagi dalam beberapa
tahapan :
a. Pekerjaan Persiapan
1). Mobilisasi dan Demobilisasi
2). Pembersihan dan Striping/Kosrekan
3). Pembuatan Direksi Keet dan Gudang.
4). Papan Nama, Laporan, Dokumentasi dan K-3.
5). Pembuatan Kistdam dan Pengeringan.
b. Pekerjaan Tanah
1). Galian Tanah Biasa
2). Perataan dan Perapihan Tanah
3). DT angkut material atau hasil galian sejauh 100 m - 1 km
4). Timbunan Tanah Kembali dan Pemadatan Tanah
c. Pekerjaan Beton Bertulang lengkap Bekisting
1). Bangunan Penangkap
2). Saluran Pembawa
3). Bak Penampung
d. Pekerjaan Besi
1) Pemasangan Pintu Air
2) Pemasangan Hand Railing, Grill, Screen, Pagar.
e. Pekerjaan Rumah Pompa dan M/E
1). Pembuatan Rumah Pompa dan Ruang Panel
2). Pengadaan dan Pemasangan Mesin Pompa dan Kontrol Panel
f. Pekerjaan Perpipaan dan Aksesories
1). Pengadaan dan Pemasangan Pipa Steel dan Aksesories.

VI. Indikator Pencapaian Proyek

Tahap 1 (Rencana TA. 2019)


Rincian output :
- Bangunan Intake Air Baku dan pelengkapnya : 1 unit
- Bangunan Rumah Pompa dan Panel berikut pelengkapnya : 1 unit
Rincian outcome :
- Kapasitas Debit Air Baku : 2000 lt/dt
Tahap 2 (Rencana TA. 2020 - 2022)
Rincian output :
- Bangunan Intake Air Baku dan pelengkap : 1 unit
- Pipa Transmisi dan aksesories : 20 km
Rincian outcome :
- Kapasitas Debit Air Baku : 1500 lt/dt
Tabel 6.1 Indikator Pencapaian Proyek (Tahap 1)

Uraian Kriteria Keberhasilan Indikator Kinerja


1. Rincian Output
- Intake: 1 unit - Terbangunnya free intake Mengalirnya air dari sungai
dengan kapasitas 2000 ke bak penampung sebesar
liter/detik. 2000 ltr/dt.
- Rumah pompa: - Terbangunnya rumah pompa Mengalirnya air dari bak
1 unit dan pelengkapnya. penampung melalui sistem
pompa sebesar 1500 ltr/dt
menuju IPA.
2. Outcome
- 2000 liter/detik Mengalirnya air baku sebesar Tersalurkannya air baku
2000 liter/detik. sebesar 1500 liter/detik dari
sumber air menuju IPA.

3. Impact Bertambahnya SR sebanyak ± Diterimanya air bersih oleh


160.000 SR di tahun 2023. penerima manfaat sebanyak ±
600 ribu jiwa.

VII. Rencana Pelaksanaan Proyek

1 Pelaksana, Penanggungjawab, dan Pembagian Kerja


Penanggung Jawab : Direktur Jenderal SDA
Koordinator Proyek : Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung
Pelaksana Proyek : Kepala SNVT PJPA Cimanuk-Cisanggarung

Struktur Organisasi Proyek :

DIRJEN SDA

Ka. BBWS CIM-CIS

Ka. SNVT PJPA CIM-CIS

PPK ATAB II KONTRAK PENYEDIA JASA

Gambar 7.1 Struktur Organisasi Proyek


2 Jadwal Pelaksanaan Proyek (barchart per rincian output)
Masa Pelaksanaan Konstruksi : 6 bulan / 180 hari kalender

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

No. Nama Pekerjaan TA. 2019 (Bulan)


Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des

1 Pekerjaan Persiapan xx

2 Pekerjaan Tanah xx

3 Pekerjaan Beton xx xx xx

4 Pekerjaan Besi xx xx

5 Pek. Pompa dan Panel xx xx xx xx

6 Pekerjaan Pipa & Akses. xx xx xx

3 Rencana Penarikan Dana (per rincian output; per termin)

Jadwal Rencana Penarikan Dana

No. Nama Pekerjaan TA. 2019 (Bulan)


Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des

1 Pekerjaan Persiapan xx 100%

2 Pekerjaan Tanah xx 100%

3 Pekerjaan Beton xx xx xx 100%

4 Pekerjaan Besi xx xx 100%

5 Pek. Pompa dan Panel xx xx 50% xx 100%

6 Pekerjaan Pipa & Akses. xx 20% xx 100%


4 Rencana Pengadaan (Persiapan lelang-lelang-konstruksi-serahterima)

Jadwal Rencana Kegiatan Pengadaan

No. Kegiatan TA. 2019 (Bulan)


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des

Persiapan
1 xx xx xx
Lelang

2 Lelang xx xx

Pekerjaan
3 xx xx xx xx xx xx
Konstruksi

4 Serah Terima xx

VIII. Dokumen Studi Kelayakan Proyek (DSKP)


1. Kajian Teknis
Spesifikasi teknik proyek
a. Galian dan Bahan Hasil Galian
1. Galian tersebut harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan penempatan
konstruksi seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
2. Peil pada gambar rencana tidak boleh dianggap bersifat pasti. Pengguna
jasa dapat menentukan perubahan dimensi atau peil lantai pondasi bila
dipandang perlu.
3. Batu-batu besar, kayu dan rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui
dalam galian harus dibuang.
4. Setelah galian selesai dilakukan, kontraktor harus memberitahukan
Pengguna jasa akan hal ini.
5. Tidak diperkenankan untuk melaksanakan perbaikan tanah dasar pondasi
dan melaksanakan lantai pondasi sebelum mendapat persetujuan
Pengguna jasa
6. Semua material lepas, batu-batuan lapuk dan lapisan-lapisan yang tipis
harus dibuang.
b. Beton bertulang
Bahan-bahan
1. Portland Cement
1.1 Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II atau V yang
memenuhi Standard Semen Indonesia (NI-8-1964) dan ASTM C-150.
1.2 Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar,
kelembaban dan air, serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi.
Penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan-ketentuan material saat
ini dalam PBI 1971.
1.3 Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan
kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan
urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen yang terlalu lama
penyimpanannya.
1.4 Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dan 2 bulan.
1.5 Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
1.6 Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup banyak
untuk menghindarkan kemacetan pekerjaan yang diakibatkan oleh
keterlambatan pengiriman.
1.7 Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang
sedang dalam pengangkutan atau pun penyimpanan.
1.8 Kadar alkali maksimum 0,40%.
2. Agregat
2.1 Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau
buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat
tersebut harus memenuhi test, standard laboratorium dan mempunyai
gradasi yang memenuhi persyaratan ASTM 0-33. Agregat kasar harus
mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan
padat (tidak porous). Selain itu, agregat beton yang digunakan haruslah
bersih, uncoated, keras dan terbebas dan lumpur, garam, partikel pipih
dan material-material merusak lainnya seperti alkali, organik dan bahan-
bahan lunak & ekspansif.
2.2 Agregat beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan PB 1971
0052-80, dan ASTM C-33 seperti:
Agregat halus harus memenuhi persyaratan:
- Modulus kehalusan = 2,3 - 3,1
- Kotoran organik  no.3
- Kadar lumpur < 3%
- Kekerasan < 2,2
- Kekekalan (Na2 SQ4) (5 siklus) < 12%
- Peresapan (Absorpsi) < 5%
- Tidak bersifat reaktif terhadap alkali.
Agregat kasar harus memenuhi persyaratan:
- Kadar lumpur < 1%
- Kandungan butiran pipih < 20%
- Abrasi Los Angeles < 40%
- Kekekalan (Na2 SO4) (5 siklus) < 12%
- Peresapan (Absorpsi) < 5%
- Tidak bersifat reaktif terhadap alkali.
2.3 Sumber-sumber pengambilan agregat terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan. Penyedia jasa harus menyediakan
sample agregat seberat 25 kg untuk setiap ukuran dari sumber
pengambilan agregat yang akan digunakan untuk disetujui Pengawas.
Jika Pengawas memandang perlu untuk mengadakan pemeriksaan di
laboratorium, maka pemeriksaan tersebut sudah harus diperhitungkan di
dalam penawaran.
2.4 Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 20 mm dan
sesuai dengan ASTM Grade Size #67 (19,0 sampai 4,75 mm).
2.5 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dari bebas dan
bahan-bahan organik, tanah lempung dan sebagainya.
3. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, segar dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali, garam, dan bahan-bahan organik atau
bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai
dengan pasal 3.6 P81 1971 dan pasal 9 PUBI - 1982.
Apabila dipandang perlu, Direksi Pekerjaan dapat minta kepada Penyedia
jasa supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Penyedia jasa.
4. Baja Tulangan
4.1 Besi beton harus bebas dari karat, sisik, oli, gemuk dan kotoran-kotoran
lain yang dapat mengurangi lekatannya pada beton dan harus
memenuhi persyaratan dalam PBI 1971. Kecuali ditentukan lain dalam
gambar, digunakan besi polos dan f y = 240 MPa.
4.2 Baja tulangan harus mempunyai tanda standard SII dengan ukuran
sesuai dengan dokumen lelang.
4.3 Penyedia jasa harus memberikan copy sertifikat dari pabrik mengenai
kekuatan dan ukuran baja tulangan.
4.4 Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara
periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress
strain) dan pelengkung untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan
pada laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.
c. Material perpipaan
Referensi pada standard dalam dokumen ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta. Semua material
yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan standard Sll. Bila
ternyata belum ada di SII berkenaan dengan produk tertentu atau belum dibuat
dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standard lain
dengan syarat bahwa kualitas secara keseluruhan sekurang-kurangnya sama
dengan apa yang ditetapkan dalam spesifikasi ini.
Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas)
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.
Standard yang dapat diterima adalah :
o SII : Standard Industri Indonesia
o ISO : International Organization for Standarization
o JIS : Japanese Industrial Standard
o BS : British Standard
o DIN : Deutsche Industrie Norm
o AWWA : American Water Works Assosiation
o ASTM : American Society for testing and Material
o ANSI : American National Standard Institute
Seluruh material perpipaan yang pokok, kecuali ditentukan atau diuraikan
secara lain dalam Bill of Quantity (BOQ), akan ditentukan oleh Pengguna Jasa.
Material yang dimaksud adalah sebagai berikut :
o pipa dan kelengkapannya dari DN 100 mm dan lebih besar lagi
o katup-katup, fire hidrant
o gasket, mur, baut dari flens-flens
o material penyambungan termasuk lubrikant
o stop cock
o Katup pelepas udara, floating valve, katup kupu dan valve.
o clam saldle, coupling, meter air, dan lain –lain yang diperlukan untuk paket
sambung pelayanan.
d. Pipa HDPE dan Fittings
 Umum
Pipa HDPE digunakan pada jaringan pipa transmisi dan jaringan pipa
distrribusi. Pipa HDPE yang digunakan harus memenuhi syarat untuk aplikasi
air minum.
 Spesifikasi dan Standar
Jenis pipa yang akan disuplai dan dipasang adalah high density polyethylene
(HDPE) PE-100 dengan masa jenis minimum 955 kg/cm3 dan berwarna hitam.
Untuk menjaga kualitas dan keseragaman produk, Pipa HDPE harus disuplai
oleh satu pabrikan. Original Engineering Manufacturing (OEM) dapat dilakukan
pada satu pabrikan dan dalam produksinya diawasi oleh original manufacture.
Kecuali dinyatakan berbeda dalam spesifikasi ini, spesifikasi dan standar pipa
HDPE harus mengacu kepada edisi terbaru spesifikasi dan standar sebagai
berikut:
ISO 4427 : Polyethylene pipes for water supply - specifications.
ISO 1872 : Density (mean value)
ISO 1183 : Polyethylene - measurement of density.
ISO R527 : Tensile strength at yield dan Flexural modules
ISO 527 : Elongation at break
ASTM D696 : Linear Thermal Expansion
DIN 52612 : Thermal conductivity
ISO 161-1 : Thermoplastic pipes for the transport of fluids. Nominal outside
diameter and nominal pressures.
ISO 1167 : Plastic pipe for the transport of fluids - determination of the
resistance to internal pressure.
ISO 3126 : Measurement of dimensions.
ISO 3607 : Polyethylene pipes - tolerances on outside diameter and wall
thickness.
ISO 3663 : Polyethylene pressure pipes and fittings - dimensions of
flanges.
ISO 4440 : Polyethylene pipe and fittings - determination of melt flow rate.
ISO 4056 : Polyethylene pipes and fittings - determination of polyethylene,
base on nominal density and flow index.
ISO/TR 9080 : Thermoplastics pipes for the transport of fluid - method of
extrapolation of hydrostatic stress rupture data to determine the
long-term hydrostatic strength of thermoplastics pipe material.
ISO 7005 : Flanges and bolting for pipes, valves and fittings.
ISO 9784 : Brittleness Temperature.
Kondisi teknis karakteristik proyek
Lokasi bangunan intake berada pada tebing/tanggul sungai dan dipilih pada
lokasi alur sungai yang memiliki kedalaman dan debit air yang cukup, sehingga
diperlukan kistdam selama pelaksanaan pekerjaan. Sempadan sungai
merupakan lahan milik sungai dan merupakan rencana lokasi rumah pompa.
Buangan tanah dapat ditempatkan di sepanjang tebing/tanggul sungai terutama
pada tebing yang terkena longsor.
Trase pipa melalui jalan jalur lalu lintas yang padat sehingga perlu metode
pelaksanaan yang efektif dan efisien.
Faktor-faktor teknis yang mendukung pelaksanaan pekerjaan
 Akses mudah karena dekat dengan jalan raya dan melalui lahan pertanian.
 Diperlukan pembuatan akses jalan dan jembatan sementara untuk mobilisasi
alat berat, karena melewati saluran irigasi dan lahan pertanian.
 Material setempat tersedia dan sesuai spesifikasi, seperti: batu kali, pasir dan
kerikil.
 Tenaga kerja lokal tersedia.

Nomor, nama, dan tahun dokumen perencanaan teknis


 Dokumen perencanaan teknis (desain) terbaru dari Pemprov Jawa Barat
(Dinas Perkim) belum selesai disusun.
 Dokumen Desain Jaringan Pengambilan Air Baku Waduk Jatigede dari
BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Nomor Kontrak : HK.02.03/At-1/03/02-
06/2016, tanggal 3 Februari 2016.
Nomor dokumen lingkungan hidup
Dokumen lingkungan hidup dari Pemprov Jawa Barat (Dinas Perkim) belum
selesai disusun.

2. Kajian Ekonomi
- CAPEX
- OPEX: terdiri dari biaya pompa; biaya personil
- IRR: (terlampir rincian perhitungan)
- BCR: (terlampir rincian perhitungan)
3. Kajian Potensi Pemanfaatan
Pemanfaatan air baku ini direncanakan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan
air baku sebesar 3500 ltr/dt di Jawa Barat wilayah timur yang meliputi Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon,
dan Kota Cirebon. Dari penambahan debit air baku dari Waduk Jatigede tersebut
diharapkan dapat menambah 160.000 SR di daerah layanan.
4. Kajian Dampak Lingkungan dan Sosial
Kajian lingkungan dan sosial dilakukan dengan menggunakan beberapa
parameter, yaitu: geo-fisika-kimia, biologi, sosial, dan transportasi. Analisa
lingkungan dan sosial proyek adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Hasil Kajian Lingkungan dan Sosial

Jenis Kegiatan
Komponen Lingkungan
Prakonstruksi Konstruksi OP

A. Geo-Fisika-Kimia

Kualitas udara x v x
Kebisingan x v x
B. Biologi

Kerusakan vegetasi x v x
Gangguan fauna x v x
C. Sosial

Keresahan masyarakat v v x
Kesempatan kerja v v v
D. Transportasi

Kerusakan jalan x v x
Kelancaran lalulintas x v x

- Dampak-dampak positif :
 Mengurangi dampak krisis air bersih :
 Petumbuhan Penduduk dan Ekonomi yang cukup tinggi.
 Kesadaran masyarakat akan pentingnya air minum semakin tinggi.
 Rencana wilayah pengembangan merupakan wilayah rawan air bersih,
sehingga berpotensi untuk pengembangan program MBR.
 Mendukung program pemerintah untuk akses aman 100% air bersih
masyarakat.
 Mengurangi kerugian sosial dan ekonomi masyarakat akibat daya rusak air
pada saat terjadi kekeringan/kemarau;
 Meningkatkan taraf hidup masyarakat;
 Meningkatkan rasa aman masyarakat terhadap ancaman kemarau dan
kekeringan;
 Menyimpan air pada musim kemarau sebagai upaya mengurangi resiko
bencana kekeringan;
 Memperbaiki kondisi lingkungan.
- Dampak-dampak negatif
- Upaya mengatasi dampak-dampak negatif
5. Kajian Resiko
- Resiko pada tahap pra konstruksi dan upaya mitigasinya;
- Resiko pada masa konstruksi dan upaya mitigasinya;
- Resiko pada masa pacsa konstruksi dan upaya mitigasinya.
6. Kesesuaian dengan Prinsip Syariah
Pemanfaatan dana proyek ini bukan untuk tujuan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan dan/atau adanya kontribusi terhadap:
• Jasa keuangan konvensional (ribawi);
• Perjudian;
• Produksi, distribusi, perdagangan, dan/atau penyediaan barang/jasa yang
dilarang (haram);
• Merusak/berbahaya (mudharat) terhadap akhlak/moral maupun lingkungan.

IX. Surat Pernyataan/Pendukung


1. Kesiapan Lahan : sedang dilaksanakan (oleh Pemprov. Jawa Barat)
2. Kebenaran Isi Dokumen : (terlampir).
3. Kesiapan Pemanfaatan, misal MoU/PKS/lainnya : (terlampir).
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Cirebon, Desember 2018


Pejabat Pembuat Komitmen
Air Tanah dan Air Baku II
SNVT PJPA Cimanuk-Cisanggarung

Narda Dwizanu Permatasari, ST. MPSDA


NIP. 198201192010122001

Anda mungkin juga menyukai