Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA

( KAK )

KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN SDA I


SATKER OPERASI DAN PEMELIHARAAN SDA
NUSA TENGGARA II

PAKET PEKERJAAN :
PEMELIHARAAN BERKALA EMBUNG KECIL
DI KAB. ROTE NDAO

Tahun Anggaran 2023


KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)
KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN SDA I
SATUAN KERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
SDA NUSA TENGGARA II

Kementerian Negera/Lembaga : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I / II : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Program : Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Sumber Daya Air
Hasil (Outcome) : Embung / Penampungan Air yang
berfungsi dengan baik
Kegiatan : Pemeliharaan Embung Kecil
Kewenangan Pusat yang dioperasi dan
dipelihara
Indikator Kinerja Kegiatan : Menyiapkan dan mendistribusi Air sesuai
kebutuhan secara efektif dan efisien
Jenis Keluaran (Output) : Volume tampungan embung yang di
operasi dan di pelihara
Volume Keluaran (Output) : 8 (Delapan) Embung
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Embung

A. LATAR BELAKANG

1. DASAR HUKUM

1) Peraturan Menteri PUPR Nomor 04/PRT/M/2015 Tentang Penetapan WS;


2) Peraturan Menteri PUPR Nomor 10/PRT/M/2015 Tentang Rencana Dan
Rencana Teknis Tata Pengaturan Air Dan Tata Pengairan;
3) Peraturan Menteri PUPR Nomor 27/PRT/M/2015 Tentang Bendungan;
4) Peraturan Menteri PUPR Nomor 34/PRT/M/2015 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat;
5) Peraturan Menteri PU Nomor. 09 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengaman
Pantai);
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 32/PRT/M/2007 Tentang
Pedoman Operasi danPemeliharaan Jaringan Irigasi;
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 33/PRT/M/2007 Tentang
Pedoman Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A;
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 17/PRT/M2011 Tentang
Pedoman Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2010 Tentang
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut;
10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 16/PRT/M/2011 Tentang
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak;
11) Surat Edaran Menteri PUPR Nomor : 01/SE/D/2013 Tentang Operasi dan
Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai;
12) Surat Edaran Menteri PUPR Nomor : 05/SE/D/2016 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta
Pemeliharaan Sungai;
13) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/SE/M/2011 Tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Jaringan Reklamasi Rawa;
14) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 70 tahun 2012, tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 54
tahun 2010, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Instansi
Pemerintah;
15) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang
Merupakan Kewenangan Pemerintah dan dilaksanakan Sendiri;
16) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 2/PRT/M/2010 Tentang
Rencana Strategis Nasional Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010 –
2014;
17) Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Nomor : 153/KPTS/D/2008
Tentang Pembentukan Tim Pengelola Sistem Informasi Sumber Daya Air;
18) Peraturan Menteri Keuangan, Nomor : 112/PMK.02/2012 tanggal 3 Juli 2012
tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga;
19) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : No. 37/PMK.02/2012 Tanggal 6 Maret
2012 Tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013;
20) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : No. 32/PMK.02/2013 Tanggal 6
Pebruari 2013 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2013;
21) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
22) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2012 Tentang Penerapan SMK3.
23) Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah

2. GAMBARAN UMUM

Nusa Tenggara Timur merupakan Provinsi kepulauan yang terdiri atas


1.192 pulau. Terdapat 3 (tiga) pulau besar, yakni : P. Flores, P. Timor dan P.
Sumba. Secara Astronomis, Provinsi ini terletak di antara 80 – 120 Lintang
Selatan dan 1180 – 1250 Bujur Timur, dengan luas daratan 47.349,90 Km2
(4,73 juta Ha). Jumlah penyebaran penduduk sebanyak 4,534 juta jiwa dimana ±
75 % penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. dan hasil studi merilis
bahwa kondisi topografis di NTT tergolong kasar ataurelativ berbukit-bukit
dengan klasifikasi kemiringan berkisar 20 – 60 % merupakan daerah
perbukitan dan 0 – 20 % adalah dataran. Kondisi iklim di wilayah ini adalah
tropis kering (semi arid). Fenomena ini disebabkan oleh tiupan angin yang cukup
kencang, dan berganti arah setiap enam bulan (Bulan April – Oktober) bertiup
angin Timur yang kering, sedangkan pada bulan November – Maret bertiup angin
Barat disertai perubahan cuaca dan pergantian musim.

Curah hujan tahunan di Prov. NTT rata-rata berkisar 1.200 mm dengan


interval waktu hujan 3 – 4 bulan (Bulan Desember–Maret). Intensitas curah
hujan ini mengakibatkan sering terjadinya banjir di beberapa daerah dalam
wilayah sungai (WS). Selanjutnya dalam kurun waktu 8 - 9 bulan mengalami
keterbatasan akan ketersediaan air, baik air permukaan, air tanah (alamia
maupun artifiasial). Fenomena ini dipengaruhi oleh adanya perubahan iklim
(climate changes) sering kali mengakibatkan kekeringan yang berdampak pada
kegagalan panen, kekurangan air baku/minum di semua wilayah Prov. NTT.

Potensi lahan pertanian yang ada seluas 1,6 juta ha, terdiri dari lahan kering
1,35 juta ha dan lahan basah 0,25 juta ha. Musim hujan terjadi pada bulan
Desember- Maret dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 1.200mm,
dimana curah hujan yang berpotensi menjadi aliran permukaan sebesar 29,30%
setara 16,67 milyar m3 (528,60 m3/detik). Base flow andalan dari 194 sungai
sebesar 122,50 m3/detik setara 3,863 milyar m3. Pada kondisi normal, memberi
konsekuensi terhadap impor beras tahunan sebesar 140 ribu ton, setara dengan
kebutuhan air (irigasi dan non irigasi) sebesar 140 ribu ton x 8 m3 air = 1,12 juta
m3 (36,53 m3/detik). Dengan demikian kebutuhan air NTT sebesar 4,2 juta x 1.2
m3 x 8m = 5,05 milyar m3 (159,82m3/detik). Defisit air saat ini sebesar
159,82 m3/detik- 122,50 m3/detik = 37,32 m3/detik setara 1,2 milyar
m3/tahun.

Pulau Timor merupakan salah satu Pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gugusan Pulau ini merupakan bagian dari wilayah kerja Balai Wilayah Sungai
Nusa Tenggara II. Korelasinya adalah terdapat Wilayah Sungai (WS) Noelmina
yang merupakan Wilayah Sungai Strategis Nasional berdasarkan Peraturan
Menteri PU Nomor 11A/PRT/M/2006 Tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah
Sungai. Dengan demikian, maka jika meneropong lebih jauh Wilayah Sungai
Noelmina yang meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS) Noelmina merupakan
Wilayah Sungai Strategis Nasional di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Bicara soal pengembangan sumber daya air (SDA) di Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT), selalu dihadapkan pada persoalan utama, yakni
kurangnya sarana dan prasarana pendukung (infrastruktur) di bidang keairan
khususnya pembangunan dan pemeliharaan Bendung yang mendukung sektor
pertanian dan sektor strategis lainnya. Pada galibnya, ditemukan persoalan yang
paling krusial dalam keutamaan persoalan ditingkat pengelolaan yakni :
Pertama adalah infrastruktur yang terbangun “kurang disertai” dengan
kegiatan yang memadai pada tahapan akhir pembangunan atau pasca konstruksi.
yakni “OPERASI DAN PEMELIHARAAN (O & P)” yang kurang optimal. Kedua
adalah Wadah atau system Kelembagaan yang partisipatif (P3A) pada tingkat
pengguna (masyarakat tani) umumnya belum berjalan secara formal dan efektif,
yang mengakibatkan jumlah biaya O & P semakin meningkat. Ketiga; Sebagian
besar masyarakat pemakai “tidak merasa memiliki” akan sarana dan prasarana
yang terbangun (bangunan air). Kondisi ini akan berkorelasi positif pada
ketidakharmonisan fungsi maupun umur rencana bangunan dan pada akhirnya
mengalami kerusakan yang lebih serius. Dengan demikian maka fenomena
ini perlu didorong kearah yang positif agar keberlanjutan infrastruktur
sumberdaya air dapat terjamin sesuai dengan tujuan dan rencananya. Dengan
demikian maka kondisi ini akan berkorelasi positif pada ketidakharmonisan
fungsi maupun umur rencana bangunan dan pada akhirnya mengalami
kerusakan yang lebih serius.

Konsep dasar “pengelolaan” sumberdaya air dan infrastruktur keairan


merupakan bagian yang dilakukan setelah pasca konstruksi. Dalam hal ini
adalah kegiatan Operasi dan Pemeliharaan serta rehabilitasi potensi yang ada.
Persoalan dan kendala dalam pengembangan sumber daya air dan pembangunan
infrastruktur di atas merupakan suatu potret ke depan akan perlunya kegiatan
diakhir konstruksi, khususnya di Pulau Timor dan kepulauan. Penyajian ini
selanjutnya memberikan pula gambaran mengenai kegiatan OPERASI DAN
PEMELIHARAAN SDA di wilayah ini (WS. Noelmina) yang pada hakikatnya sangat
diperlukan guna keberlanjutan dalam pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA)
umumnya dan kelestarian infrastruktur SDA khususnya.
B. LINGKUP KEGIATAN
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi Ls
2 Dokumentasi dan Sosialisasi Ls
3 Papan Nama Proyek Ls
II KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Penyelengaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan
1 Ls
Konstruksi
III PEKERJAAN TANGGUL DAN SPILLWAY
1 Tebas Tebang 1 m² Tanaman/Tumbuhan Ø < 5 cm M2
2 Bongkaran Pasangan Batu/Beton Lama M3
3 Galian Tanah (Manual) M3
4 Galian Tanah Termasuk Perapihan Hasil Galian M3
5 Timbunan Tanah Kembali M3
6 Timbunan Tanah Termasuk Pemadatan M3
7 Pasangan Batu Kali/Gunung (1 Pc : 3 Psr) M3
8 Plesteran (1 Pc : 3 Psr) M2
9 Acian M2
10 Beton Tak Bertulang K250 M3
Pengadaan + Erection + Pemasangan + Pengisian Bronjong Pabrikasi (2 x
11 M3
1 x 0.5)
12 Pengadaan & Pemasangan Cerucut Kayu Btg
IV PEKERJAAN BAK AIR DAN JARINGAN PERPIPAAN
1 Tebas Tebang 1 m² Tanaman/Tumbuhan Ø < 5 cm M2
2 Bongkaran Pasangan Batu/Beton Lama M3
3 Galian Tanah (Manual) M3
4 Timbunan Tanah Kembali M3
5 Pasangan Batu Kali/Gunung (1 Pc : 3 Psr) M3
6 Pemasangan Dinding Bata Merah (5x11x22) M2
7 Pasangan Batu Batako HB20 ( 1pc : 3 psr) M2
8 Plesteran (1 Pc : 3 Psr) M2
9 Acian M2
10 Beton Tak Bertulang K125 M3
11 Beton Tak Bertulang K250 M3
12 Beton Bertulang K250 Termasuk Bakesting M3
13 Pemasangan Jaringan Pipa HDPE Ø 1,25 cm M'
14 Pemasangan Kran Air 1/2" Bh
15 Pemasangan Kran Air 3/4" Bh
16 Pemasangan Filter Air Bersih Bh
17 Pengecatan Besi M2
18 Pengecetan Dinding Baru M2
19 Pengecetan Dinding Lama M2
V PEKERJAAN PAGAR PENGAMAN EMBUNG
1 Galian Tanah (Manual) M3
2 Timbunan Tanah Kembali M3
3 Beton Tak Bertulang K125 M3
4 Pagar Pengaman Embung M'
5 Pengecatan Besi M2
C. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat secara langsung adalah masyarakat pemakai dalam


hal ini adalah masyrakat yang berada di sekitar embung serta penerima manfaat
secara tidak langsung adalah seluruh masyarakat di Provinsi NTT.

D. LOKASI EMBUNG

No Nama Embung Kota/Kab. Kecamatan Desa/Kel.


1 BATU IDU Rote Ndao Rote Timur Serubeba

2 SESAMOK Rote Ndao Rote Timur Serubeba

3 MBUKU EDO Rote Ndao Rote Barat Sedoen

4 TUAHUK DALE Rote Ndao Pantai Baru Fatulilo

5 KULI TETANGGAK Rote Ndao Lobalain Desa Kuli

6 TONGGOLEN Rote Ndao Lobalain Halebeik

7 DANO ANAK Rote Ndao Pantai Baru Fatulilo

8 BONGOLEN Rote Ndao Pantai Baru Oeledo

E. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

1. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan Kegiatan dilakukan melalui Pihak Kedua (Kontraktual)


dengan syarat-syarat dan spesifikasinya diatur dalam dokumen kontrak.

2. Waktu Pelaksanaan

WAKTU PELAKSANAAN
NO URAIAN PEKERJAAN BULAN
MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOP DES JAN FEB MAR

I PEMELIH ARAAN BERKALA BERSIFAT PERAWATAN

II PEMELIH ARAAN BERKALA BERSIFAT PERBAIKAN

PEMELIH ARAAN BERKALA BERSIFAT


III
PENGGANTIAN
Keterangan :

Waktu Pelaksanaan

Waktu Pemeliharaan

210 (Dua Ratus Sepuluh) Hari Kalender


F. PERSONIL DAN PERALATAN
1. PERSONIL

No Jabatan Pengalaman Sertifikat Kompetensi Kerja


1 2 3 4
SKT Pelaksana
Bendungan/Pelaksana
1 Pelaksana 2 (Dua) Tahun
Bangunan irigasi/Pelaksana
Jaringan Irigasi
Ahli K3 Konstruksi/ Ahli
SKA Ahli K3
Keselamatan
2 0 (Nol) Tahun Konstruksi/Sertifikat Petugas
Konstruksi/Petugas
Keselamatan Konstruksi
Keselamatan Konstruksi

2. PERALATAN
No PERALATAN JUMLAH KAPASITAS
1 Excavator 1 Min. 0,91 M3

2 Dump Truck 3 Min. 4 M3

3 Concrete Mixer 3 Min. 0,3 M3

4 Vibrator Roller 1 Min. 8 Ton

5 Water Tank 1 Min. 5000 Liter

G. SERTIFIKAT BADAN USAHA

 Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana


Sumber Daya Air Lainnya (SI001) KBLI 2015/Konstruksi Bangunan
Prasarana Sumber Daya Air (BS010) KBLI 2020.
 Lingkup Pekerjaan :
1. Pemeliharaan dan Perbaikan Embung

H. WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Pelaksanaan kegiatan yaitu selama 210 (dua ratus sepuluh puluh) hari
kalender. Kepastian pelaksanaan kegiatan akan disesuaikan dengan waktu
awal kontrak pekerjaan dimaksud.
I. WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan biaya sebesar Rp. 2.000.000.000,-


(Dua Milyar Rupiah) dengan detail rincian biaya terlampir dalam perhitungan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang akan dialokasi dalam DIPA Kegiatan
Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air I, Satuan Kerja Operasi dan
Pemeliharaan Sumber Daya Air Nusa Tenggara II yang bersumber dari dana
APBN murni.

J. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja Pemeliharaan Berkala Embung Kecil di


Kab. Rote Ndao ini dibuat untuk melengkapi usulan DIPA 2023 Kegiatan
Operasi dan Pemeliharaan SDA I, Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA
Nusa Tenggara II.

Kupang, 19 Januari 2023

Pejabat Pembuat Komitmen


Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan
Sumber Daya Air I

RINO PRASETYO, S.T.,M.T


NIP. 197709302009011001

Anda mungkin juga menyukai