Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)
PROGRAM PENCEGAHAN DINI DAN PENANGGULANGAN KORBAN
BENCANA ALAM,
KEGIATAN FASILITASI REHABILITASI, PEMELIHARAAN, PERBAIKAN
SARANA DAN PRASARANA PASCABENCANA

PEKERJAAN
PERENCANAAN REKONSTRUKSI
SALURAN PENGARAH CIVIC CENTRE - NANGADHERO
TAHUN ANGGARAN 2020

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Banjir merupakan suatu kondisi fenomena bencana alam yang memiliki
hubungan dengan sejumlah kerusakan dari sisi kehidupan, penghidupan dan materil.
Kejadian banjir berawal dari adanya peningkatan jumlah penduduk dalam suatu
kawasan, perubahan iklim dan perubahan tata guna lahan. Selain itu kapasitas
penampang saluran yang kecil dan banyaknya sedimen juga turut memberi sumbangsih
terjadinya genangan/banjir. Tidak tertampungnya air dalam saluran atau terhambatnya
aliran air dalam saluran menyebabkan tinggginya muka air yang melebihi elevasi
saluran sehingga air hujan yang seharusnya keluar melalui saluran tersebut kembali
dan mengakibatkan genangan dalam suatu kawasan.
Permasalahan genangan merupakan salah satu permasalahan yang rutin terjadi
namun belum terselesaikan sampai dengan saat ini. Berkurangnya daerah resapan air
dan pendangkalan saluran akibat drainase yang kurang baik adalah hal-hal yang sering
dituding sebagai penyebab terjadinya genangan dan banjir.
Salah satu wilayah di Kabupaten Nagekeo yang sering menjadi langganan banjir
pada setiap musim penghujan tiba adalah kompleks perkantoran, permukiman, lahan
pertanian dan perkebunan masyarakat yang berada sepanjang saluran
pembuang/pengarah Civic Centre – Nangadhero. Dalam upaya menunjang
keberlangsungan aktivitas pemerintahan dan perekonomi masyarakat di sepanjang
saluran pembuang/pengarah Civic Centre – Nangadhero agar terus berjalan, perlu
dicari solusi sehingga persoalan banjir dan genangan tidak akan terulang kembali setiap
tahun disaat musim penghujan tiba.
Pengendalian air yang baik sangat dibutuhkan saat ini untuk mengendalikan
debit banjir dengan meningkatkan fungsi saluran pembuang/pengarah dan pencegahan
hal – hal yang berpotensi merusak dengan cara mengelola tata guna lahan serta
memperhatikan kaidah-kaidah konservasi lingkungan sekitar saluran
pembuang/pengarah Civic Centre – Nangadhero.
1

Menanggapi situasi alam yang demikian disertai kerusakan yang telah


ditimbulkan, Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam hal ini Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) menunjuk Konsultan untuk melaksanakan kegiatan
Perencanaan Teknis Detail melalui kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi wilayah
pascabencana dalam Kota Mbay, khususnya perbaikan lingkungan dan daerah aliran
sungai di wilayah hulu yang menyebabkan banjir dari Civic Centre menuju Nangadhero,
pembangunan kembali dan perkuatan prasarana dan sarana termasuk mitigasi dan/atau
peningkatan konstruksi selektif yang secara teknis harus segera ditangani untuk
mengurangi atau menghindari kerugian yang akan ditimbukan apabila terjadi bencana
dengan memperhatikan sistem manajemen pemulihan (pascabencana) yakni,
pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan pada faktor-faktor
yang dapat mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena
bencana secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh.

Maksud dan Tujuan


1.1. Maksud
Perencanaan teknis dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana
pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Nagekeo dimaksudkan
untuk mendukung program pencegahan dini dan penanggulangan korban
bencana alam, dengan tersedia rencana detail rekonstruksi saluran
pembuang/pengarah Civic Centre - Nangadhero yang sesuai dengan kriteria
perencanaan teknis (DED).

2.1. Tujuan
Tujuan dilakukannya perencanaan teknis detail adalah mendapat masukan
kelayakan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana berupa bentuk/tipe
rekonstruksi saluran pembuang/pengarah Civic Centre - Nangadhero yang efisien
dan efektif, termuat dalam dokumen perencanaan teknis berupa : Detail
Engineering Design (DED), Engineering Estimate (EE) dan Spesifikasi Teknis
yang sesuai dengan kondisi wilayah setempat.

3. Sasaran
Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah terlaksananya konstruksi
saluran pembuang/pengarah Civic Centre – Nangadhero secara benar, aman, tepat
konstruksi, tepat mutu dan tepat anggaran.

4. Lokasi Pekerjaan
Lokasi perencanaan terletak di :
2

a. Desa/Kel : Kelurahan Danga (Civic Centre) – Desa Nangadhero


b. Kecamatan : Aesesa
c. Kabupaten : Nagekeo
d. Provinsi : Nusa Tenggara Timur

5. Sumber Pendanaan
Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia pagu anggaran sebesar Rp. 100.000.000,00
(seratus juta rupiah) sudah termasuk PPN dan PPh, yang bersumber pada DAU
DPPA – PD BPBD Kab. Nagekeo Tahun Anggaran 2020.

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


Pejabat Pembuat Komitmen :
Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Willyam Laurensius Rada, ST
Satuan Kerja : Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Nagekeo

BAB II
DATA PENUNJANG
3

1. Data Dasar
Data – data dasar yang dibutuhkan untuk mendapatkan perencanaan teknis yang
tepat dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana antara lain :
a. Data kajian kerugian dan kerusakan, berupa analisis bentuk kerusakan dan
dampak kerugian yang akan ditimbulkan guna mengetahui bentuk/jenis konstruksi
penampang saluran pembuang/pengarah dan biaya penanganan rehabilitasi dan
rekonstruksi pascabencana yang tepat;
b. Data tanah setempat dimana penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi
pascabencana akan dilaksanakan. Hal ini penting untuk menentukan tipe/bentuk
konstruksi penampang saluran pembuang/pengarah yang akan digunakan.
c. Data topografi untuk memperoleh karakteristik topografi daerah perencanaan.
d. Data penunjang lainya untuk mendapatkan informasi lapangan kaitannya dengan
aspek pelaksanaan dan analisis lainnya, misalnya tentang tenaga kerja, material,
harga satuan dan lain-lain.

2. Standar Teknis
Standar teknis ini merupakan referensi yang harus digunakan dan tidak dapat
ditinggalkan oleh Konsultan Perencana di lokasi kerja diantaranya sebagai berikut :
a. Lokasi perencanaan penampang saluran pembuang/pengarah harus
mempertimbangkan pengembangan lahan dimasa mendatang;
b. Geometri penampang saluran pembuang/pengarah harus disesuaikan dengan
kondisi wilayah sekitar dan syarat teknis yang berlaku;
c. Desain perencanaan harus mempertimbangkan sisi keamanan dan keselamatan
di wilayah sekitarnya;
d. Untuk perhitungan atau analisis harga satuan pekerjaan mengikuti ketentuan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat tentang Analisis
Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum, No. 28/PRT/M/2016,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum.

3. Studi-Studi Terdahulu
Studi terdahulu yang menjadi acuan adalah data hasil desain yang sesuai standar
perencanaan berupa :
a. Debit banjir;
b. Pola aliran air;
c. Karakteristik tanah dasar;
d. Karakteristik lingkungan,
e. Eksisting saluran;
f. Elevasi saluran;
g. Perencanaan teknik detail;
h. Gambar detail;
4

i. Perhitungan Engineer Estimate (Perkiraan Biaya);


j. Mengidentifikasi dampak lingkungan dan mengatur tindakan dalam Rencana
Manajemen Lingkungan (EMP); dan
k. Rencana alinyemen jalan pendekat, lokasi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
ditinjau dari aspek teknik, ekonomi dan lingkungan, aspek transportasi dan
pengembangan wilayah.

4. Referensi Hukum
o Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3046);
o Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
o Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725;
o Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 tentang
Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4829);
o Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5230);
o Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (Lembaran Negara Republik Tahun 2012 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292);
o Peraturan Pemerintah Nomor 121 tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Tahun 2015 Nomor 344, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5801);
o Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 33);
o Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2019 tentang Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1);
5

o Peraturan Menteri PU Nomor 28 Tahun 2015 tentang Penetapan Garis


Sempadan Sungai Dan Garis Sempadan Danau (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 772);
o Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 224/PMK.07/2017
Tahun 2017 tentang Pengelolaan Hibah Dari Pemerintah Pusat Kepada
Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Tahun 2017 Nomor 1969);
o Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia Nomor
05 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Rehabilitasi Dan Rekonstruksi
Pascabencana (Berita Negara Republik Tahun 2017 Nomor 1570);
o Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia Nomor
06 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi
Pascabencana (Berita Negara Republik Tahun 2017 Nomor 1571);
o Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia Nomor
03 Tahun 2019 tentang Pemanfaatan Hibah Dari Pemerintah Pusat Kepada
Pemerintah Daerah Untuk Bantuan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi
Pascabencana (Berita Negara Republik Tahun 2019 Nomor 741);
o Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9
Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui
Penyedia;

BAB III
RUANG LINGKUP
6

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan ini diantaranya
sebagai berikut :
a) Survey kondisi
Survey kondisi dilakukan dengan metode pengamatan, pengukuran, pencatatan
dan pendokumentasian.
b) Identifikasi Kebutuhan Perencanaan :
 Identifikasi kebutuhan perencanaan dilakukan dengan metode pengamatan,
pengukuran, pencatatan dan pendokumentasian.
 Penggambaran denah rinci dan identifikasi kebutuhan.
c) Referensi harga material, upah dan peralatan
Dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder (Harga Bahan dan
Analisa Harga Satuan dari dinas terkait).
d) Optimalisasi dan prioritas kebutuhan dengan ketersediaan dana Komparasi
(perbandingan) nilai total estimasi kebutuhan dengan alokasi dana
e) Ruang lingkup kegiatan :
 Pembuatan gambar rencana teknis rinci, lengkap dengan dimensi/ukuran,
spesifikasi bahan dan skala gambar yang jelas.
 Penyusunana spesifikasi teknis pelaksanaan dan jadwal rencana kerja.
f) Penghitungan Bill Of Quantity (BOQ)/Estimate Engineer (EE)
 Identifikasi semua item pekerjaan
 Estimasi dengan cermat volume stiap item kegiatan

2. Keluaran
Berdasarkan survey akan data teknis dan proses pengolahan data-data tersebut,
konsultan diharapkan dapat memberikan keputusan teknis dalam proses
perencanaan, hal-hal yang harus dibuat oleh konsultan dalam kegiatan ini adalah :
a) Dokumen teknis : gambar rencana Kerja (detail engineering desain), estimasi
pembiayaan (estimate engineering) meliputi : perhitungan jenis item, kuantitas
pekerjaan, analisa harga dan total pembiayaan yang dibutuhkan.
b) Dokumen pelengkap : dokumen terkait pengadaan jasa konstruksi yaitu
penyusunan spesifikasi teknis, rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan
pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan yang akan di gunakan dalam
pengadaan jasa konstruksi.

3. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitasi dari Pejabat Pembuat Komitmen


7

PPK hanya menyediakan ruang untuk rapat - rapat rutin beserta perlengkapannya di
kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Nagekeo.

4. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultasi


Penyedia Jasa konsultansi diwajibkan untuk menyediakan segala perlengkapan dan
peralatan yang berkaitan dengan tugas pengawasan, yaitu :
a) Penyediaan bahan - bahan, peralatan dan perlengkapan kantor untuk
operasional Konsultan, termasuk tetapi tidak terbatas pada komputer;
b) Penyediaan bahan - bahan, peralatan dan perlengkapan untuk kegiatan
perencanaan lapangan yang diperlukan;
c) Penyediaan (penyewaan) kendaraan operasional berikut eksploitasinya; dan
d) Biaya perjalanan dan akomodasi Orang Konsultan;

5. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


Lingkup kewenangan Konsultan Perencana meliputi :
a. Membuat gambar perencanaan berdasarkan data, kaidah teknis, serta sesuai
dengan permintaan pemberi tugas dengan mempertimbangkan segi kekuatan,
keindahan dan ekonomis serta peraturan daerah setempat;
b. Membuat estimasi/perhitungan biaya pembangunan secara detail yang akan
menjadi acuan dalam penentuan biaya selama pelaksanaan pekerjaan maupun
ketika terjadi perubahan rencana;
c. Merencanakan setiap perubahan dari rencana semula; dan
d. Pembuatan laporan-laporan.

6. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan


45 (empat puluh lima) hari kalender

7. Personil
Jumlah
NO Posisi Kualifikasi Orang
Hari
A. Tenaga Ahli dan tenaga Sub Profesional
1. Ahli Muda Pendidikan S2, 1
Struktur Bangunan Air Pengelaman minimal 2 tahun
2. Asisten Ahli Pendidikan S1, 1
Pengelaman minimal 5 tahun
3. Surveyor Pendidikan D3, 2
Pengelaman minimal 3 tahun
B. Staff Pendukung:
1. Operator Komputer Pendidikan D3, 1
Pengelaman minimal 3 tahun
2. Pengemudi Pendidikan SMA/SMK, 1
Pengalaman minimal 2 tahun
8. Jadwal Tahapan Pelaksanaan
8

Pekerjaan perencanaan dapat dibagi dalam beberapa tahapan proses, yaitu :


a. Tahap persiapan;
b. Tahap pelaksanaan perencanaan; dan
c. Tahap penyerahan laporan.

9. Laporan
Pekerjaan yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana adalah sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan memuat :
 Metodologi dan rencana kerja;
 Organisasi pekerjaan;
 Pemahaman KAK yang dituangkan dalam konsep awal, kerangka pemikiran
penyelesaian pekerjaan ini termasuk aplikasi dan saran; dan
 Hasil pengumpulan data survey pendahuluan.
Laporan harus diserahkan selambat - lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan soft copy
b. Laporan Akhir
Laporan akhir memuat
 Detail Engineering Desain (DED) lengkap dengan metode pelaksanaannya;
 Engineer Estimate(EE);
 Spesifikasi Teknik;
 Rincian Biaya Langsung Non Personil (BLNP); dan
 Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan soft copy.

BAB IV
9

HAL – HAL LAIN

1. Produksi Dalam Negeri


Semua kegiatan perencanaan berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

2. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam KAK ini dan data yang diambil harus sesuai dengan kondisi riil lokasi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

3. Alih Pengetahuan
Konsultan perencana berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan
pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, termasuk Perangkat Daerah yang
terkait di Kabupaten Nagekeo.

Mbay, 24 Agustus 2020


Disusun dan ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

WILLYAM LAURENSIUS RADA,ST


NIP. 19820810 201001 032

Anda mungkin juga menyukai