Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Latar Belakang:
Negara Indonesia adalah negara dengan bentuk kepulauan yang memiliki pesona
bentang alam yang indah serta asri. Luasnya lautan melingkupi pulau pulau yang
didalamnya ditinggali oleh masyarakat dengan beragam suku bangsa dengan adat istiadat
hingga budayanya. Faktor ini menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata yang
menarik, tidak hanya untuk wisatawan domestik tetapi juga untuk wisatawan
mancanegara.
Pengembangan pariwisata dilakukan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan
mengembangkan citra Indonesia, mengembangkan kesejahteraan masyarakat hingga
memberikan perluasan kesempatan kerja masyarakat. Pengembangan kepariwisataan
memanfaatkan pesona alam dan potensi nasional wisata bahari, serta mendorong
kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya bangsa (Bappenas, 2005).
Definisi geopark adalah taman bumi, merupakan kawasan konservasi yang terdiri atas
unsur unsur keragaman geologi, keragaman hayati, dan keragaman budaya yang
mengandung poin penting bidang pendidikan sebagai pengetahuan dalam ilmu kebumian
pada keunikan dan keragaman warisan bumi dan aspek ekonomi dari peran masyarakat
dalam pengelolaan kawasan sebagai geowisata (Darsiharjo, Supriatna and Saputra, 2016).
Dalam pengembangan kawasan Geospark, harus memiliki 3 unsur, diantaranya
keragaman geologi, keragaman hayati dan keragaman budaya, sehingga dalam kawasan
ini sedikitnya harus berlangsung 3 kegiatan, yaitu konservasi, pendidikan, serta geowisata
(Yanuar et al., 2018).
Promosi Geopark Ciletuh oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi
menggunakan Konsep Pentahelix yang mana unsur pemerintah, komunitas, akademisi,
badan usaha, dan media bersatu untuk kebersamaan dalam pembangunan (Raseuki and
Choiriyati, 2019).
Pengembangan Geopark secara global sudah mulai banyak mendapat perhatian, dan
didukung oleh berbagai institusi di dunia yang tergabung dalam Global Geopark Network
(GGN) (Yanuar et al., 2018).
Berdasarkan situs resmi global geopark UNESCO, Indonesia sudah memiliki 6 geopark
yang tergabung dalam UNESCO Global Geopark Network, diantaranya Batur, Belitong,
Ciletuh Pelabuhan Ratu, Gunung Sewu, Kaldera Toba, dan Rinjani – Lombok (Member
List-Global Network of National Geoparks, no date).
Banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai Geopark Ciletuh. Masyarakat
umumnya mengetahui wisata seperti Pantai Pelabuhan Ratu dan Pantai Ujung Genteng.
Perlu adanya penanganan khusus dari Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Jawa Barat
sehingga masyarakat lebih mengetahui tentang kawasan Ciletuh (Surya and Rangga,
2020).
Tujuan:
Membuat asesmen penilaian Ciletuh – Pelabuhan Ratu UNESCO Global Geopark.
Rekomendasi pengembangan kawasan Ciletuh – Pelabuhan Ratu UNESCO Global
Geopark

Metodologi
Daerah Penelitian:
Ciletuh – Pelabuhan Ratu UNESCO Global Geopark terletak di daerah Ciletuh – Pelabuhan
Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Wilayah Ciletuh - Pelabuhan Ratu meliputi 8 Kecamatan
yang berada di Kabupaten Sukabumi dengan total luas wilayahnya 1.280km2 (Raseuki
and Choiriyati, 2019).
Kawasan Ciletuh memiliki keragaman geologi yang unik dan merupakan yang tertua di
Jawa Barat, yang mana merupakan hasil dari tumbukan dua lempeng yang berbeda,
yaitu: Lempeng Eurasia dengan komposisi granit (asam), dan Lempeng Indo-Australia
dengan komposisi basal, dimana menghasilkan palung yang dalam, tempat batuan
sedimen laut dalam, batuan metamorfik. dan batuan beku basa hingga ultra basa
terendapkan (Andriany, Rosana and Hardiyono, 2016).
(((((Peta Geopark Ciletuh))))
Data dan cara membahas:
● Asesmen Penilaian
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1NS1y5iWxra8ogovd1ISCWAzS2Nihbejv/ed
it#gid=1282203887
● Studi literatur

Referensi
Andriany, S. S., Rosana, M. F. and Hardiyono, A. (2016) ‘Geowisata Geopark Ciletuh: Geotrek
Mengelilingi Keindahan Mega Amfiteater Ciletuh (the Magical of Ciletuh
Amphitheater)’, Bulletin of Scientific Contribution, 14(1), pp. 75–88. Available at:
http://jurnal.unpad.ac.id/bsc/article/view/9796.
Bappenas (2005) ‘Visi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang (PJP) tahun 2005-2025’,
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, p. 142. Available at:
https://www.bappenas.go.id/files/1814/2057/0437/RPJP_2005-2025.pdf.
Darsiharjo, Supriatna, U. and Saputra, I. M. (2016) ‘Pengembangan Geopark Ciletuh Berbasis
Partisipasi Masyarakat Sebagai Kawasan Geowisata Di Kabupaten Sukabumi’, Jurnal
Manajemen Resort dan Leisure, 13(1). doi: 10.17509/jurel.v13i1.2036.
Member List-Global Network of National Geoparks (no date). Available at:
http://www.globalgeopark.org/aboutGGN/MemberList/index.htm (Accessed: 5
November 2021).
Raseuki, F. and Choiriyati, W. (2019) ‘Aktifitas Branding Geopark Ciletuh Oleh Dinas
Pariwisata Dan Kebudayaan Dalam Perspektif Penta Helix’, Mediakom : Jurnal Ilmu
Komunikasi, 3(2), pp. 165–175. doi: 10.35760/mkm.2019.v3i2.2339.
Surya, D. E. and Rangga, D. A. (2020) ‘Promosi Destinasi Wisata Ciletuh Pelabuhan Ratu
Unesco Global Geo Park Oleh Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat
Bagi Masyarakat Dan Wisatawan’, Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(1), pp. 25–
35. doi: 10.35760/mkm.2020.v4i1.2493.
Yanuar, Y. et al. (2018) ‘Keberlanjutan Pengembangan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhan
Ratu Dalam Perspektif Infrastruktur Sustainable Development of Geopark National
Ciletuh-Palabuhanratu in the Infrastructure Perspective’, Jurnal Sosek Pekerjaan
Umum, 10(1), pp. 64–76.

Anda mungkin juga menyukai