LANDASAN TEORI
a. Geosite adalah situs geologi yang terbentuk secara alami dan mengandung
komponen keragaman geologi tertentu yang unik, langka dan benilai keilmuan
tinggi (Komoo, 2003).
b. Geotope adalah objek atau bagian tertentu yang terbentuk secara alami di
permukaan bumi yang memiliki ciri geologi dan geomorfologi bersifat luar biasa
(outstanding) sehingga perlu dilindungi dari pengaruh-pengaruh kegiatan manusia
(anthropogenic) yang dapat merusak keberadaannya (Komoo, 2003).
c. Geoheritage adalah warisan geologi yang terbentuk secara alami dan memiliki
nilai tinggi karena merepresentasikan rekaman proses geologi yang saling
berhubungan sehingga secara keilmuan merupakan bagian penting dari sejarah
dinamika bumi (Komoo, 2003).
f. Kawasan Lindung Geologi atau Cagar Alam Geologi adalah suatu kawasan yang
memiliki karakteristik geologi yang khas, unik dan langka sehingga ditetapkan
sebagai kawasan yang dicagar dan dilindungi agar keberadaan fenomena alam
geologi tersebut dapat dilestarikan serta dimanfaatkan secara berkesinambungan
dan berwawasan lingkungan.
h. Ekowisata adalah suatu kegiatan wisata alam dan budaya berbasis komunitas
lokal (community based tourism) yang diselenggarakan secara bertanggungjawab
di suatu kawasan yang dilindungi dengan memanfaatkan aspek biodiversity,
geodiversity dan cultural diversity. Ekowisata memperlihatkan suatu interaksi
harmonis dalam pemanfaatan potensi alam dan lingkungan secara terbatas dan
berkesinambungan sehingga memberikan kesejahteraan bagi masyarakat disekitar
kawasan.
2. Kondisi Geografis
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks
keruangan.
Menurut (Bintarto, 2000.), ruang lingkup geografi dibagi menjadi:
1) Lingkup Fisikal, yang meliputi aspek topologi (letak, luas ,bentuk dan batas),
aspek fisik (tanah, iklim, air), aspek biotis (manusia, hewan, tumbuhan).
2) Lingkup non Fisikal yang meliputi aspek sosial (tradisi, adat, kelompok,
masyarakat), aspek ekonomi (perdagangan, industri, perkebunan, transportasi),
aspek budaya (pendidikan, agama, dan budaya).
Sehingga dalam mengindentifikasi suatu situs geologi peranan geografi juga
dibutuhkan, unsur-unsur geografi tersebut adalah :
A. Lokasi
Lokasi dalam penelitian ini menyangkut pada letak geografis baik jarak, maupun
luas. Lokasi ini juga dapat diartikan sebagai lokasi relatif artinya bagaimana
hubungan antara situs geologi dengan obyek situs lain yang ada di Kecamatan
Bahorok.
B. Iklim
kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi.
Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat
tersebut. Sehingga dalam mengindetifikasi situs geologi kondisi iklim sangat
berpengaruh, dalam hal ini faktor iklim yang berkaitan di penelitian ini adalah Suhu
dan Curah hujan.
C. Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda, dalam hal
ini untuk mengindentifikasi suhu daerah situs geologi menggunakan persamaan
Braak yang mengacu pada ketinggian tempat, yaitu semakin tinggi
tempat maka suhu udara semakin rendah (Ance Gunarsih 1986). Dengan Rumus
persamaan Braak adalah :
T = (26.3 – 0,61 . H) °C
Keterangan :
T : Rata- rata temperature
26.3 : Rata-rata suhu daerah tropis
0.61 : Konstant temperature (penurunan suhu setiap naik 100 meter)
H : Ketinggian tempat dalam meter (m)
C : Satuan temperature (celcius)
D. Curah Hujan
Untuk menggambarkan jumlah hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan
jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan
kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor
dan efek negatif terhadap kawasan konservasi geologi. Hujan merupakan satu
bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Analisa curah hujan dalam indentifikasi
situs geologi berfungsi sebagai acuan iklim pada kawasan situs. Dalam penetuan
tipe iklim ini memakai persamaan rumus oleh (Schmidt dan Ferguson, 1951 dalam
Tjasyono, 2006) yang mendasarkan pada nisbah rata-rata jumlah bulan kering yaitu
apabila curah hujan kurang dari 60mm dan rata-rata jumlah bulan basah apabila
curah hujan lebih dari100mm, adalah :
Σ fd
Md = 𝑇
Dimana :
Md : Rata-rata bulan kering
Σ fd : Frekuensi bulan kering
T : Banyaknya tahun penelitian
b. Rata-rata bulan basah
Σ fw
Mw = 𝑇
Dimana :
Mw : Rata-rata bulan basah
Σ fw : Frekuensi bulan basah
T : Banyaknya tahun penelitian
Sehingga berdasarkan data-data bulan kering dan basah, Schmid dan Ferguson
(1951) menentukan nilai Q untuk mendapatkan tipe iklim yaitu sebagai berikut :
Keterangan :
Q : Tipe Iklim
Md : Rata-rata jumlah bulan kering
Mw : Rata-rata jumlah bulan basah
b) Fasilitas Pelayanan
Walaupun atraksi menarik wisatawan dari rumah atau tempat tinggalnya, namun
fasilitas dibutuhkan untuk melayani mereka dalam perjalanan. Fasilitas ini
maksudnya memberikan pelayanan dan menyediakan sarana yang dibutuhkan para
wisatawan, baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Fasilitas dan
pelayanan yang harus disediakan meliputi fasilitas pelayanan jasa untuk kebutuhan
sehari-hari. untuk menginap, untuk tempat makan, untuk menjaga keamanan dan
lain sebagainya yang menyangkut kebutuhan wisatawan. Ada satu hal yang harus
diperhatikan dalam kaitannya dengan kenyamanan untuk menginap, dalam hal ini
sebaiknya isi dan susunan hotel/penginapan tersebut disesuaikan dengan budaya
setempat sehingga dengan demikian benar-benar para wisatawan dapat menikmati
kehidupan dan budaya setempat.
c) Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah kemudahan untuk mencapai atau bergerak dari satu tempat ke
tempat lain dalam satu wilayah. Aksesibilitas dalam penelitian ini menyangkut
transportasi dan juga komunikasi-informasi. Dalam kegiatan pariwisata hanya
mungkin berkembang dengan dukungan teknologi modern, khususnya di bidang
transportasi dan komunikasi. Transportasi ini sangat penting membantu para
wisatawan, mengantar dari tempat asal atau tempat penginapan ke obyek wisata.
Namun penggunaan transportasi ini tergantung pada jarak dan kebutuhan
komunikasi antara tempat di mulainya suatu kunjunngan ke obyek wisata yang akan
di kunjungi. (Nyoman S. Pendit, 1986).
d) Infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi fasilitas pelayanan, baik yang
berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik diatas permukaan tanah maupun
di bawah tanah. Penyediaan infrastruktur tersebut meliputi penyediaan saluran air
bersih, pembangunan sarana transportasi seperti jalan dan terminal, penyediaan
penerangan listrik, sistem komunikasi dan juga saluran pembuangan limbah.
(e) Akomodasi
Penyediaan akomodasi atau tempat menginap merupakan salah satu sarana yang
penting bagi para wisatawan. Akomodasi merupakan rumah kedua bagi para
wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata dengan tujuan untuk menginap.
Fasilitas akomodasi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi keberadaan suatu
obyek wisata.
Gua atau disebut “goa” merupakan suatu ruangan bentukan alamiah dibawah tanah
baik
yang berdiri sendiri maupun saling terhubung dengan ruangan-ruangan lainnya
yang bisa dilalui oleh manusia. Gua dapat terbentuk melalui beberapa proses.
Proses pembentukkan gua
memerlukan waktu yang lama bahkan sampai ribuan tahun. Adapun proses
pembentukan gua
adalah :
a. Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan batu
gamping menuju kesungai permukaan.
b. Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar sungai dan mulai membentuk
jalur gua horizontal.
c. Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan mencari jalur gua horizontal
yang baru
dan langit-langit atas dua tersebut aklan runtuh dan bertemu sistem gua horizontal.
Gua yang
terdapat di Indonesia yang dikenal oleh masyarakat luas adalah :
1. Gua-gua Vulkanik
Gua-gua vulkanik di wilayah yang sebagian besar tersusun oleh batuan yang berasal
dari gunungapi. Gua-gua Vulkanik ini pada umumnya berupa lorong-lorong yang
dulunya merupakan jalan aktivitas magma yang gagal ketika menuju permukaan.
2. Gua-gua Kapur
Gua-gua kapur ini dapat ditemukan di wilayah yang sebagian besar tersusun oleh
batu kapur/batugamping. Gua kapur ini terbentuk akibat dari aktivitas air purba,
selain itu gua kapur juga dapatterbentuk ketika suatu tempat lokasi gua masih
berada di zona phreatik atau berada disuatu tempat lokasi gua masih berada di zona
phreatik atau berada di bawah level air tanah
maupun dapat terbentuk setelah lokasinya berada diatas level air tanah. (Zona
Vadose).
3. Marble
Adalah batu gamping yang mengalami perubahan bentuk dimetamorfasekan oleh
panas dan tekanan, sehingga merubah struktur yang unik dari batu tersebut.
4. Stalagtit
Adalah larutan batugamping menggantung.
5. Stalagmit
Adalah formasi yang menjulang keatas dibawah atap stalagtit.
6. Straw
Bentuknya seperti stalagtit tetapi berdiameter kecil, sebesar tetesan air,
panjangnya 1-15 Cm.
7. Pearls
Adalah kumpulan batu kalsit yang berkembang didalam kolam dibawah tetesan
air, disebut pearls karena bentuknya seperti mutiara.
8. Styalalite
Garis gelombang yang terdapat pada potongan batu gamping.
9. Curtain
Endapan yang berbentuk seperti lembaran yang terlipat, menggantung di langit-
langit gua atau di dinding gua.
10. Rimstone Pool
Berbentuk seperti bendungan yang berbentuk ketika terjadi pengendapan air,
CO2-nya menghilang dan menyisakan kalsit yang bersusun-susun.