Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Potensi Kekayaan Alam Indonesia

Letak geografis yang strategis menunjukkan betapa kaya Indonesia akan sumber

daya alam dengan segala flora, fauna, potensi hidrografis dan deposit sumber

alamnya yang melimpah. Sumber daya alam Indonesia berasal dari pertanian,

kehutanan, kelautan dan perikanan, peternakan, perkebunan serta pertambangan

dan energi. Sebagai Negara agraris, pertanian menjadi mata pencaharian

terpenting bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Luas lahan pertanian lebih

kurang 82, 71 % dari seluruh luas lahan. Lahan tersebut sebagian besar digunakan

untuk areal persawahan. Penyebaran produksi padi masih terkonsentrasi di Pulau

Jawa sehubungan dengan tingginya produktivitas dan luas panen dibandingkan

dengan pulau-pulau lainnya. (Yance arizon,2013)

Fakta fisik bahwa dua per tiga wilayah Indonesia berupa laut, maka sumber daya

alam di laut memiliki potensi yang sangat besar. Selain mengandung minyak, gas,

mineral dan energi laut non-konvensional, serta sumber daya lainnya yang sudah

mulai digali meskipun masih terbatas, laut juga menghasilkan ikan yang potensi

lestarinya diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun. Saat ini yang baru

dimanfaatkan sekitar 70 %. Pengembangan sumber daya kelautan dan perikanan

dikelompokkan dalam lima industri kelautan, yaitu industri perikanan, industri

mineral dan energi laut, industri maritim, termasuk industri galangan kapal,

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 1
industri pelayaran (transportasi laut) dan industri pariwisata (wisata bahari dan

kawasan konservasi).(Kompas 28/5/2012)

Pertambangan dan energi diharapkan menjadi primadona sumber penerimaan

devisa, khususnya dari pendapatan ekspor minyak dan gas. Dua komoditi tambang

tersebut kuantitasnya sangat mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia,

sehingga sering digunakan sebagai asumsi dasar dalam perencanaan APBN.

Energi listrik sebagian besar masih diproduksi PT. Perusahaan Listrik Negara

(PLN), sedangkan sisanya oleh perusahaan-perusahaan yang dikelola Pemerintah

Daerah, koperasi, atau perusahaan swasta lainnya. Pemerintah juga menggali

sumber-sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan kepada BBM.

Sumber energi aternatif yang dimiliki dalam jumlah besar adalah gas, batubara,

tenaga hidro, panas bumi, dan tenaga surya. Energi alternatif yang saat ini tengah

digarap pemerintah adalah energi berbasis nabati atau biofuel dengan bahan dasar

tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, tebu, singkong, dan jarak.

Gambar 2.1. Peta sebaran Sumber Daya Alam indonesia (Sumber : Badan Energi Sumber
Daya Mineral, 2013)

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 2
2.2. Pengertian Geowisata

Disiplin Ilmu geologi merupakan ilmu yang sudah ada dan dipelajari sejak milyar

tahun yang lalu, dengan menjabarkan tentang seluk-beluk pembentukan dan

proses-proses bumi. Dalam perkembangannya tidak hanya mempelajari bumi,

tetapi termasuk fenomena alam itu sendiri. Oleh karenanya tidaklah berlebihan

jika keadaan geologi (batuan, bentang alam, stratigrafi, tektonik) di suatu daerah

dapat menjadi aset sumberdaya penting, yang manfaat keberadaannya dapat

digunakan untuk kepentingan masyarakat setempat dan negara.

Unsur-unsur geologi yang terbentuk selama ruang dan waktu yang tersedia antara

lain mencakup batuan, susunan batuan (stratigrafi), fosil, bentang alam

(morfologi), dan struktur (kekar, sesar atau patahan). Mengingat keragaman unsur

geologi dapat dijumpai di setiap pulau dan kepulauan di Indonesia, keunikan dan

kelangkaan unsur akan mengarah pada sifat khas yang menjadi cikal-bakal

perlunya dilakukan usaha perlindungan dan pelestarian terhadap unsur-unsur

geologi tersebut.

Kegiatan konservasi sumberdaya alam geologi sangat diperlukan dalam rangka

pencegahan terhadap kerusakan yang menurunkan arti dan fungsi keberadaannya

(pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan sebagainya).

Karena tatanan geologi yang berbeda setiap tempatnya, sehingga dimungkinkan

suatu daerah menjadi kawasan yang berpotensi sumberdaya alam maupun rawan

bencana (gerakan tanah, peletusan gunungapi dan gas beracun, gempabumi,

tsunami). Di dalam konteks pengelolaan sumberdaya alam geologi, daerah rawan

bencana pun menjadi objek penting yang berkaitan erat dengan usaha mitigasi.

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 3
Untuk itu di perlukan suatu kajian analisa bencana geologi dan perencanaan

memaksimalkan manfaat geologi, terutama untuk kegiatan geowisata.

Geowisata adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan fenomena kebumian dan

lingkungannya sebagai daya-tarik utamanya. Mengingat bumi mempunyai sifat

yang selalu bergerak, yaitu dalam usahanya menuju ke bentuk keseimbangan

dinamis baru, maka tentunya fenomena yang terjadi di permukaan dan di bawah

permukaan akan terekspresikan dalam berbagai bentuk proses geologi. Keadaan

tatanan geologi di Indonesia yang khas, berupa busur kepulauan yang diapit oleh

samudera luas, sudah tentu akan menciptakan aneka bentang alam dan sumber

daya yang menjadi cikal bakal objek dan daya-tarik geowisata. (Kusumabrata,

1998)

Penganekaragaman dan pengkayaan jenis objek wisata alam yang berbasis pada

kebumian merupakan salah satu wujud nyata pembangunan industri pariwisata

yang mendasarkan pada azas kembali ke alam (back to nature). Pembangunan

pariwisata berkelanjutan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat setempat menjadikan usaha pengembangan geowisata dikemas dalam

kerangka program pembangunan nasional yang berwawasan lingkungan. Sebagai

jenis wisata baru, geowisata diciptakan dalam rangka memanfaatkan nilai estetika

bentang alam di permukaan dan di bawah permukaan bumi secara arif dan

bijaksana. Wisata yang berbasis pada alam ini memanfaatkan aspek nirhayati nilai

keanekaragaman bumi (geodiversity). Penggalian dan pengembangan daya-tarik

fenomena kebumian yang menyusun geowisata sepenuhnya mendasarkan pada

program kepariwisataan yang berorientasi pada percepatan peningkatan

kesejahteraan masyarakat setempat (community based tourism).

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 4
Dari aspek kebumian, Indonesia memiliki tatanan geologi yang menarik. Ribuan

pulau dengan pantai yang mengelilinginya, deretan gunungapi aktif, bentangan

kawasan kars yang luas, dan mineral yang melimpah merupakan untaian

sumberdaya alam yang terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Secara

geologi pun, terdapat perbedaan yang mendasar antara Indonesia bagian Barat

dengan Indonesia bagian Timur yaitu tatanan geologi maupun sumberdaya yang

dimiliki.

Sebagai suatu bentuk kegiatan, di dalam geowisata sendiri dikenal pula beberapa

peristilahan khusus seperti volkanowisata (wisata gunungapi), speleowisata

(wisata penelusuran gua), wisata arung sungai ataujeram (white-water rafting),

dan lain sebagainya. Peristilahan tersebut sesungguhnya memiliki persamaan

dalam penggunaan daya tarik keindahan, kelangkaan dan keunikan fenomena

alam sebagai muatan utama berwisata. Perbedaannya adalah dalam penonjolan

ciri khas dalam karakter alami masing-masing kegiatan wisata. Oleh karena

pengembangan geowisata di Indonesia masih berada pada tahapan awal pencarian

bentuk, maka sampai saat ini belum ada referensi yang menstandarisasi

bagaimana kegiatan geowisata harus dilakukan. Informasi geologi sebagai

muatan utama geowisata belum muncul ataupun belum dimanfaatkan secara

optimal untuk menambah bobot penyelenggaraannya.

Agar tersosialisasinya pengetahuan geologi berbasis wisata dan kesampaian

informasi kepada masyarakat, maka perlunya adanya kesamaan persepsi beberapa

terminologi (peristilahan) yaang berkaitan dengan geowisata diantaranya ialah :

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 5
a. Geosite adalah situs geologi yang terbentuk secara alami dan mengandung

komponen keragaman geologi tertentu yang unik, langka dan benilai

keilmuan tinggi (Komoo, 2003).

b. Geotope adalah objek atau bagian tertentu yang terbentuk secara alami di

permukaan bumi yang memiliki ciri geologi dan geomorfologi bersifat luar

biasa (outstanding) sehingga perlu dilindungi dari pengaruh-pengaruh

kegiatan manusia (anthropogenic) yang dapat merusak keberadaannya

(Komoo, 2003).

c. Geoheritage adalah warisan geologi yang terbentuk secara alami dan

memiliki nilai tinggi karena merepresentasikan rekaman proses geologi

yang saling berhubungan sehingga secara keilmuan merupakan bagian

penting dari sejarah dinamika bumi (Komoo, 2003).

d. Geopark merupakan konsep pengembangan kawasan yang dipromosikan

UNESCO dimana beberapa sumber daya geoheritage yang terletak

berdekatan di wilayah terbangun dikelola dengan cara mengintegrasikan

prinsip-prinsip konservasi dan rencana tata ruang eksisting dari pemerintah

(Komoo, 1993).

e. Konservasi Geologi adalah suatu upaya untuk mengelola, menjaga,

melindungi, dan melestarikan keberadaan beberapa kawasan di wilayah

Indonesia yang mempunyai keunikan, kelangkaan dan keajaiban fenomena

alam yang bernilai tinggi ditinjau dari aspek geologi.

f. Kawasan Lindung Geologi atau Cagar Alam Geologi adalah suatu kawasan

yang memiliki karakteristik geologi yang khas, unik dan langka sehingga

ditetapkan sebagai kawasan yang dicagar dan dilindungi agar keberadaan

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 6
fenomena alam geologi tersebut dapat dilestarikan serta dimanfaatkan

secara berkesinambungan dan berwawasan lingkungan.

g. Geowisata adalah suatu kegiatan wisata alam yang diselenggarakan secara

bertanggung jawab di suatu kawasan yang dilindungi dengan memanfaatkan

informasi geologi beraspek geodiversity untuk menjelaskan proses

pembentukan suatu keindahan, keunikan dan kelangkaan objek wisata alam.

Agar dapat dipahami oleh masyarakat umum, maka informasi geologi

tersebut hendaknya dapat dikemas secara sederhana dalam bahasa populer.

h. Ekowisata adalah suatu kegiatan wisata alam dan budaya berbasis

komunitas lokal (community based tourism) yang diselenggarakan secara

bertanggungjawab di suatu kawasan yang dilindungi dengan memanfaatkan

aspek biodiversity, geodiversity dan cultural diversity. Ekowisata

memperlihatkan suatu interaksi harmonis dalam pemanfaatan potensi alam

dan lingkungan secara terbatas dan berkesinambungan sehingga

memberikan kesejahteraan bagi masyarakat disekitar kawasan.

2.3. Prinsip- Prinsip Geowisata

Pengembangan geowisata di Indonesia harus segera dilakukan untuk

meningkatkan daya tarik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Wisata kebumian (geowisata) dapat dijadikan jembatan dalam rangka sosialisasi

ilmu pengetahuan alam, pendidikan lingkungan dan pelestarian alam dan pada

akhirnya diharapkan akan terwujud pembangunan pariwisata yang berkelanjutan

berbasis kearifan lokal. Prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan

geowisata diantaranya adalah :

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 7
1.Geologically based (Berbasis Geologi) Artinya objek/tempat/lokasi yang

dijadikan sebagai area geowisata merupakan bentukkan hasil proses geologi.

Aspek fisik yang dijadikan daya tarik wisata tersebut dapat berupa kondisi tanah,

kandungan mineral, jenis batuan dan lainnya yang masih berhubungan dengan

geologi.

2.Suistanable (Berkelanjutan) Artinya pengembangan dan pengelolaan lokasi

geowisata haruslah berkelanjutan agar kelestariannya dapat terjaga. Beragamnya

kondisi geologi Indonesia menyebabkan banyak ditemukannya mineral-mineral

berharga yang dapat memancing oknum tidak bertanggung jawab untuk

mengambil dan merusak lingkungan disekitarnya.

3.Geologically informative (Bersifat Informasi Geologi) Artinya di lokasi

geowisata dilengkapi dengan informasi tentang sejarah terbentuknya bentukkan

geologi tersebut, jadi wisatawan paham akan proses proses alam yang terjadi.

Dengan adanya informasi tersebut diharapkan masyarakat akan sadar dan tidak

berupaya merusak keindahan lingkungan di sekitar objek geowisata.

4.Locally beneficial (Bermanfaat Secara Lokal) Artinya keberadaan geowisata

dapat memberikan manfaat bagi masyarakat/komunitas yang berada di sekitarnya.

Manfaat tersebut dapat berupa segi ekonomi, sosial atau lainnya. Dengan

dibukanya suatu kawasan geowisata diharapkan proses pembangunan di daerah

tersebut semakin meningkat.

5.Tourist satisfaction (Kepuasan Pengunjung) Artinya objek geowisata dapat

memberikan kepuasan lahir dan batin bagi wisatawan yang mengunjunginya.

Kepuasan tersebut dapat didapat salah satunya dengan tata kelola tempat

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 8
geowisata yang rapi, bersih dan akses yang memudahkan masyarakat untuk

mengunjunginya.

2.4. Jenis – jenis Geowisata

Mendasarkan pada unsur-unsur alam yang membentuk tatanan geologi setempat,

jenis-jenis geowisata yang berpotensi untuk dikembangkan adalah:

2.4.1.Geowisata gunungapi

Bentangalam ini didefinisikan sebagai gunung berbentuk kerucut, dengan lubang

kepundan sebagai tempat ke luarnya magma ke permukaan bumi, yang berasal

dari hasil peleburan batuan di bagian selubung atau kulitbumi. Daya-tarik

gunungapi terletak pada aspek keindahan panorama, kesejukan, keaktifan-normal,

dan fungsinya sebagai “jendela laboratorium alam” tempat melihat proses alam

yang sedang berlangsung di kedalaman kulitbumi.

(a) (b)

Gambar 2.2. (a) Geowisata Gunungapi ”Bromo” Jawa Timur (b) Geowisata ”Tengger
Caldera Simeru” Jawa Timur (Sumber : hhtp://gunungsimeru.com Google 2016)

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 9
2.4.2. Geowisata kars dan gua

Bentukan bentangalam khas hasil pelarutan air pada batugamping ini hampir

dijumpai di setiap pulau di Indonesia. Gejala major exokarst features yang

memiliki nilai estetika diwujudkan dalam bentuk bukit, lembah kering yang buntu

(blind valley), dolina, uvala, polje, telaga kars, dan mata air (sendang).

Keberadaannya membentuk berbagai tipe. Tipe-tipe kars di Indonesia mewakili

sebagian besar bentangalam kars di dunia. Nilai strategis kawasan kars dan gua

berkaitan dengan kandungan unsur-unsur dasar yang dimilikinya, yang mencakup

nilai ilmiah, nilai ekonomi, nilai kemanusiaan (sosio-budaya), dan nilai

konservasi. Keragaman unsur hayati (biotik) dan nirhayatinya (abiotik)

merupakan bagian penting dari keanekaragaman-bumi, sehingga di dalam konteks

pengelolaan secara berkelanjutan kegiatan pemanfaatan perlu diseimbangkan

dengan usaha perlindungannya.

(a) (b)

Gambar 2.3. (a) Geowisata Karts ”Goa” Jawa Timur (b) Geowisata ”Goa” Bahorok, Sumut
(Sumber : hhtp://goa-goaindahindonesia.com Google 2016)

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 10
2.4.3.Geowisata pantai

Bentangalam alam pantai dibedakan menjadi pantai landai, pantai terjal, pantai

berpasir, dan pantai berbatu. Aspek ketangguhan batuan terhadap proses

pengikisan dan pengaruh struktur geologi akan mempengaruhi jenis pantai. Pantai

landai umumnya berkembang pada batuan lunak, sedang pantai terjal mulajadinya

berkaitan dengan pensesaran (patahan) yang arahnya sejajar pantai. Pantai landai

berpasir menunjukkan aktifnya proses erosi di bagian hulu sungai dan sedimentasi

pasir yang dihempaskan oleh gelombang. Pada pantai berbatu sering dijumpai

bentukan-bentukan abrasi yang unik dan ganjil. Daya-tarik geowisata pantai

terletak pada keragaman jenis pantai yang pembentukannya dipengaruhi oleh

proses geologi. Dibedakan dengan daya-tarik wisata alam pantai pada umumnya,

geowisata pantai selain menyuguhkan nilai estetika juga memberikan informasi

dan pengetahuan kepada wisatawan mengenai mula jadi pantai dan sejarah

perkembangannya selama ruang dan waktu geologi.

(a) (b)

Gambar 2.4. (a) Geowisata Pantai Jawa Barat (b) Geowisata Pantai Danau Toba,Sumut
(Sumber : hhtp://wisatadanautoba.com Google 2016)

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 11
2.4.4. Geowisata danau

Bentukan danau atau telaga dapat terjadi di daerah tinggian dan rendahan, di

daerah gunungapi, di kawasan batugamping kars, dan di daerah berbatuan lainnya.

Danau di bagian puncak atau lereng gunungapi merupakan kawah aktif atau

kawah mati yang terisi air hujan. Danau Toba (Sumatera Utara) genesanya

berkaitan dengan proses volcano-tectonic collapse yang terjadi belasan ribuan

tahun lalu. Danau tiga warna di G. Kelimutu (Flores Barat) dan danau-danau es

pada endapan gletser di Pegunungan Jayawijaya (Irian Jaya) merupakan fenomena

alam yang unik dan langka.

(a) (b)
Gambar 2.5. (a) Geowisata Danau Rinjani (b) Geowisata Danau Vulkanik Toba (Sumber :
hhtp://danaugunung.com Google 2016)

2.4.5. Geowisata sumber panasbumi

Objek geowisata ini lebih banyak berkaitan dengan kegunungapian. Beberapa

gunungapi tipe C di Indonesia memiliki jenjang solfatara dan fumarola, yang

merupakan manifestasi dari gejala panasbumi di permukaan. Fenomena itu

terwujud dalam bentuk lapangan solfatara, hembusan fumarola, mata air panas,

geiser, kubangan lumpur panas, dan daerah ubahan hidrotermal. Desisan suara

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 12
uap air dan gas yang ke luar dari celah-celah batu, genangan air panas, pancaran

air bercampur gas secara periodik, atau endapan belereng berwarna kuning

merupakan suasana dan pemandangan khas di lapangan panasbumi. Tenaga uap

air bercampur gas yang dihembuskan dari dalam bumi dapat dimanfaatkan untuk

menggerakkan turbin, sehingga dihasilkan listrik tenaga panasbumi. Dari aspek

pendidikan, teknologi tinggi ini akan memperkaya pengetahuan dan wawasan

wisatawan mengenai arti dan fungsi bumi.

(a) (b)
Gambar 2.6. (a) Geowisata G.Ungaran Jawa tengah (b) Geowisata G.Kamojang (Sumber :
www.airpanaskamojang.com Google 2016)

2.4.6. Geowisata air terjun

Air terjun merupakan fenomena bentangalam yang menarik, karena biasanya

berkaitan dengan struktur geologi (patahan). Tebing terjal setinggi belasan hingga

puluhan meter yang memotong aliran sungai merupakan gawir patahan yang

disebabkan oleh gerakan bumi yang dinamis. Air terjun yang bertingkat-tingkat

dapat disebabkan oleh gawir patahan menangga (step faults), atau perbedaan

ketahanan batuan terhadap proses pengikisan. Sungai yang mengalir melalui

daerah mineralisasi tembaga di Irian Jaya sering mengendapkan mineral itu di

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 13
sekitar dasar air terjun. Batuan yang dilapisi oleh tembaga memberikan warna

hijau kebiruan yang sangat indah.

Gambar 2.7. Geowisata air terjun, Jawa Timur (Sumber : hhtp://wisataairterjun.com Google
2016)

2.4.7. Geowisata situs geologi

Batuan, atau kelompok batuan yang tersingkap di suatu tempat, bentukan

bentangalam yang dihasilkan oleh kegiatan tektonik, dan sekumpulan fosil atau

jejak kehidupan masa lalu, dapat dianggap sebagai situs geologi jika

keberadaannya :

1. Menunjukkan sejarah pembentukan dan perkembangan geologi selama

kurun ruang dan waktu yang panjang

2. Menunjukkan dan memecahkan masalah kedinamikaan bumi

3. Mempunyai kelimpahan spesies flora dan fauna yang lebih dibanding

daerah lainnya

4. Menunjukkan dan mencirikan keunikan suatu perioda waktu geologi

5. Mampu memberi sumbangan terhadap pemahaman perkembangan bumi

dan kehidupan di dalamnya

6. Membuka kesempatan untuk penemuan-penemuan lain yang lebih baru

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 14
Secara umum, objek dan daya-tarik geowisata situs geologi terletak pada

keunikan dan kelangkaan unsur-unsur geologi yang merekam sejarah

pembentukan dan evolusi bumi, termasuk kehidupan, selama kurun waktu

tertentu. Pengembangan geowisata ini diproyeksikan untuk wisatawan umum dan

wisatawan minat-khusus yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai sejarah

perkembangan bumi dan kehidupan yang pernah ada di dalamnya.

Gambar 2.8. Geowisata Aspek Geologi, Karang sambung. (Sumber :


www.karangsambung.com Google 2016)

2.4.8. Geowisata bekas hasil tambang

Sisa-sisa keberadaan sumberdaya mineral dan energi yang pernah diusahakan oleh

manusia memiliki potensi untuk dikemas dan dikembangkan menjadi objek yang

mempunyai daya-tarik tersendiri. Mineral yang masih tersisa dapat dijadikan

sebagai cinderamata yang dikumpulkan oleh wisatawan sendiri. Tambang-

tambang minyak, batubara, dan mineral penting seperti emas, perak, tembaga dan

sebagainya yang sudah tidak aktif, yang sebelumnya tidak dapat dimasuki, pada

dasarnya berpotensi untuk dimanfaatkan lagi menjadi objek dan daya-tarik

geowisata yang mempunyai nilai jual. Sebelum bekas tambang dikembangkan

menjadi objek wisata perlu dilakukan perbaikan sarana, karena bangunan

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 15
tambang-tambang tua bawah tanah yang sudah ditinggalkan biasanya sudah rusak

karena tidak dirawat lagi. Keamanan dan keselamatan wisatawan menjadi

prioritas utama.

Gambar 2.9. Geowisata Bekas Tambang BatuBara, Palembang (Sumber : www.


pemandiantambang.com Google 2016)

2.5. Sejarah Geowisata

Geotourism atau geowisata adalah kosakata yang relatif baru dalam

kepariwisataan nasional. Istilah itu kurang populer dibanding ekowisata

(ecotourism), atau agrowisata misalnya. Namun demikian, di dalam UU No.

9/1990 tentang Kepariwisataan, selain wisata agro, baik ekowisata maupun

geowisata memang disebut-sebut.

Apa itu geowisata atau geotourism? Istilah geotourism muncul tak lebih tua dari

pertengahan 1990-an. Seorang ahli Geologi dari Buckinghamshire Chilterns

University di Inggris bernama Tom Hose diperkirakan menjadi orang yang

pertama aktif memperkenalkan istilah itu. Ia misalnya menulis di Geological

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 16
Society pada 1996 suatu makalah berjudul “Geotourism, or can tourists become

casual rock hounds: Geology on your doorstep”.

Wisata yang berkaitan dengan kebumian tidak dirintis sejak tahun 1990-an saja.

Sejak para ilmuwan menjelajah berbagai tempat di atas Bumi ini, terutama di

Abad ke-18, para ahli geologi sudah terbiasa menggabungkan bussiness and

leisure secara bersamaan. Dalam ekskursi geologi ke lapangan, rombongan

geologiawan telah terbiasa menikmati indahnya pemandangan, keunikan bentang

alam dan batuan, asyiknya menyusuri sungai dan pantai, atau mendaki perbukitan,

di samping pekerjaan utamanya mencatat proses-proses geologi.

Tetapi untuk konsumsi umum, mungkin dapat diperkirakan bahwa kegiatan

geowisata mulai berkembang sejak maraknya para turis beransel (back-pack

tourists) pada 1980-an. Satu makalah yang ditulis oleh Jane James 1993 di

sebuah konferensi bertema “Memasyarakatkan Ilmu Kebumian” di Southampton,

Inggris, misalnya, masih menggunakan istilah pariwisata geologis (geological

tourism) alih-alih geotourism. Tom Hose yang diikuti kawan-kawan geologiawan

lainnya di Eropa jelas-jelas mendasarkan geowisata berbasis kepada geologi.

Mulai dari Eropalah itulah kemudian muncul istilah “taman bumi” (geopark),

yaitu kawasan konservasi yang melindungi peninggalan alamiah objek geologis

yang unik, langka, berharga, menarik, dan penting.

2.6. Sejarah Perkembangan Geowisata Di Indonesia

Indonesia sebagai negara megageodiversity dan biodiversity nomor dua di dunia

setelah Brasil memiliki banyak kekayaan alam berupa flora, fauna maupun

keindahan alam. Kondisi demikian menjadikan Indonesia sebagai daerah tujuan

wisata potensial bagi para wisatawan yang merupakan petualang-petualang yang

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 17
ingin menikmati keindahan alam Indonesia dan ingin mengetahui lebih banyak

tentang keanekaragaman alam dan hayati Indonesia. Potensi ini harus dapat

direspon dengan strategi pengembangan kawasan potensial sebagai daerah tujuan

wisata yang dapat memberikan nilai ekonomi secara nasional maupun bagi

masyarakat local dengan tetap memperhatikan keberlanjutan ekosistem yang ada

(Fandeli, 2000).

Selain kaya akan keanekaragaman biologi dan budaya, Indonesia juga terkena

dengan keanekaragaman geologinya (geodiversity). Sebagaimana disebutkan oleh

(Arif ,2011) dalam situs National Geographic Indonesia, Nusantara diberkahi

dengan bentang alam elok, tanah subur, hutan kaya satwa endemis dan berlimpah

mineral, meskipun Indonesia hanya meliputi 1,3% luas daratan di Bumi, tidak

satu negara pun yang mempunyai begitu banyak mamalia (500 jenis atau 1/8 dari

jumlah seluruh mamalia di dunia). Segenap kekayaan tersebut merupakan berkah

dari kondisi geologi pulau-pulau penyusun negeri yang hiperaktif ini

Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut

kegiatan social dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati

oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah

menjadi bagian dari hak azazi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju

tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula Indonesia.

Dalam hubungan ini, berbagai negara termasuk Indonesia pun turut menikmati

dampak dari peningkatan pariwisata dunia terutama pada periode 1990 - 1996.

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 18
Potensi geowisata di Indonesia sangatlah besar. Membentang dari Propinsi

Nangroe Aceh Darussalam sampai Propinsi Papua dengan segala keaneka

ragaman obyek wisata, berbagai kenekaragaman alam yang menawan dan

ketersediaan sarana dan prasara pendukung, yang kesemuanya itu diharapkan

mampu menarik lebih banyak lagi devisa negara, baik dari wisatawan manca

negara maupun domestik.

Badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997, merupakan

pengalaman yang sangat berharga bagi masyarakat pariwisata Indonesia untuk

melakukan re-positioning sekaligus re-vitalization kegiatan pariwisata Indonesia.

Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program

Perencanaan Nasional pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut

mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di

dunia internasional.

Menghadapi tantangan dan peluang ini, telah dilakukan pula perubahan peran

Pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan

sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-

tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan geowisata yang

dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat

diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku kegiatan

kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif.

Selain itu sub sektor geowisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi

rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan

prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 19
dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata

yang berbasis kerakyatan dan lingkungan.

Geowisata di Indonesia pada dewasa ini mulai menunjukkan perkembangan dan

pertumbuhan menjadi sebuah industri yang berdiri sendiri. Namun yang masih

harus diperhatikan bersama bahwa sampai sejauh ini kesadaran dan pengertian

tentang geowisata belum sampai menyentuh masyarakat secara umum. Memasuki

abad 21 secara nasional dunia kepariwisataan alam memulai babak baru setelah

dihantam berbagai kendala sebagai imbas dari krisis ekonomi yang membawa

kondisi kepariwisataan alam pada titik pertumbuhan terendah. Memulai program

penyelamatan (rescue programe) yang dilaksanakan pemerintah di tengah-tengah

krisis (1997-1998), sektor pariwisata alam secara bertahap mulai pulih dengan

makin hidupnya berbagai aktivitas yang merupakan komponen dalam industri

pariwisata (Muhammad Tahwin, 2003).

Dengan diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004, UU No.33 Tahun 2004 yang

memberikan kewenangan lebih luas pada Pemerintah Daerah untuk mengelola

wilayahnya, membawa implikasi semakin besarnya tanggung jawab dan tuntutan

untuk menggali dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki

daerah dalam rangka menopang perjalanan pembangunan di daerah.

Pemerintah dalam hal ini para penggiat kepariwisataan yang menyadari besarnya

potensi kepariwisataan di daerah berusaha menggali, mengembangkan serta

membangun aset obyek dan daya tarik wisata alam, yang merupakan modal awal

untuk bangkitnya kegiatan pariwisata alam. Keputusan ini harus ditindak lanjuti

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 20
dengan memikirkan dan mengusahakan serta membenahi potensi obyek dan daya

tarik wisata (M. Yusuf, 2000 dalam Muhammad Tahwin, 2003).

Pengembangan sektor pariwisata alam hakekatnya merupakan interaksi antara

proses sosial, ekonomi, dan alam. Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat di

dalam proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing. Peran serta masyarakat

diharapkan mempunyai andil yang sangat besar dalam proses ini. Untuk itu

masyarakat ditempatkan pada posis memiliki, mengelola, merencanakan dan

memutuskan tentang program yang melibatkan kesejahteraannya (Korten dalam

Kusmayadi dan Ervina, 1999).

Dari sudut sosial, kegiatan geowisata akan memperluas kesempatan tenaga kerja

baik dari kegiatan pembangunan sarana dan prasarana maupun dari berbagai

sektor usaha yang langsung maupun yang tidak langsung berkaitan dengan

kepariwisataan. Geowisata akan dapat menumbuhkan dan meningkatkan

pengenalan dan cinta terhadap tanah airnya, sehingga dapat memotifasi sikap

toleransi dalam pergaulan yang merupakan kekuatan dalam pembangunan bangsa,

selain itu juga geowisata mampu memperluas cakrawala pandangan pribadi

terhadap nilai-nilai kehidupan Dari sudut pengetahuan alam bahwa kegiatan

geowisata dapat memberikan sumbangan terhadap penerimaan daerah bersumber

dari pajak, retribusi parkir dan karcis atau dapat mendatangkan devisa dari para

wisatawan mancanegara yang berkunjung. Adanya geowisata juga akan

menumbuhkan usaha-usaha ekonomi yang saling merangkai dan menunjang

kegiatannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Geowisata

juga merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh setiap individu. Alasannya

karena aktivtas berwisata bagi seorang individu dapat meningkatkan daya kreatif,

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 21
menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui

peninggalan sejarah dan budaya suatu etnik tertentu, kesehatan dan pariwisata

spiritualisme.

2.7. Pengembangan Geowisata.

Pada dasarnya pengembangan geoiwisata adalah suatu proses yang

berkesinambungan untuk melakukan pengamatan dan pengembangan yang terus

menerus antara sisi pemasukan dan minat dari kepariwisataan yang tersedia untuk

mencapai misi yang telah ditentukan (Nuryanti, 1994). Sedangkan

pengembangan potensi geowisata mengandung makna upaya untuk lebih

meningkatkan sumber daya yang dimiliki oleh suatu obyek wisata dengan cara

melakukan pembangunan unsur-unsur fisik maupun non fisik dari sistem

pariwisata sehingga meningkatkan produktivitas. Dalam hal ini yang dimaksud

produktivitas obyek wisata berupa meningkatnya pendapatan daerah yang

diperoleh dari kunjungan wisatawan yang masuk.

Disamping itu untuk dapat melakukan pengembangan perlu memperhatikan

berbagai aspek, suatu obyek wisata yang akan dikembangkan harus

memperhatikan syarat-syarat pengembangan daerah menjadi obyek wisata yang

dapat diandalkan, yaitu :

a. Seleksi terhadap potensi, hal ini dilakukan untuk memilih dan menentukan

potensi obyek wisata yang memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan

dana yang ada.

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 22
b. Evaluasi letak potensi terhadap wilayah, pekerjaan ini mempunyai latar

belakang pemikiran tentang ada atau tidaknya pertentangan atau kesalahpahaman

antar wilayah administrasi yang terkait.

c. Pengukuran jarak antar potensi, pekerjaan ini untuk mendapatkan informasi

tentang jarak antar potensi, sehingga perlu adanya peta potensi obyek geowisata.

Dari peta potensi diperoleh informasi tentang lokasi dan jarak relatif antar obyek

wisata. Melalui informasi jarak antar potensi dapat digunakan untuk menentukan

potensi mana yang cukup sesuai untuk dikembangkan. Selain itu melalui peta juga

dapat di gunakan untuk alat pemandu pasif bagi wisatawan, terutama wisatawan

yang bersifat individu atau bahkan yang berbentuk rombongan, serta untuk

wisatawan yang berjiwa avontir (tidak mau terikat pada suatu paket wisata

misalnya lewat trevel biro yang akan mengggunakan ). (Sujali, 1989).

Selain itu dalam pengembangan geowisata di perlukan strategi pengembangan

geowisata, adapun strategi pengembangan geowisata bertujuan untuk

mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap.

Beberapa kebijakan pengembangan pariwisata antara lain :

(a)Promosi

Pelaksanaan upaya pemasaran dan promosi pariwisata harus dilaksanakan secara

selaras dan terpadu, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 23
(b) Aksesibilitas

Merupakan salah satu aspek penting yang mendukung pengembangan geowisata,

karena menyangkut lintas sektoral, kemudahan dan keefektifan mencapai

kawasan.

(c) Kawasan geowisata

Pengembangan kawasan geowisata dimaksudkan untuk :

 Meningkatkan peran daerah dan swasta dalam pengembangan geowisata.

 Memperbesar dampak positif pembangunan.

 Mempermudah pengendalian terhadap dampak lingkungan.

(d) Wisata Bahari

Merupakan salah satu jenis produk wisata yang sangat potensial untuk

dikembangkan. Jenis wisata ini memiliki keunggulan komperatif yang tinggi

terhadap produk wisata sejenis di luar negeri.

(e) Produk Wisata

Upaya untuk menampilkan produk wisata yang bervariasi dan mempunyai daya

saing yang tinggi.

(f) Sumber Daya Manusia

Merupakan salah satu modal dasar pengembangan pariwisata, sumber daya

manusia harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang di perlukan untuk

memberi jasa pelayanan pariwisata.

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 24
(g) Kampanye Nasional Sadar Wisata

Upaya masyarakat untuk mempromosikan dan memperkenalkan jati diri dan

karakteristik daerah dengan beberapa kelebihannnya.

2.7.1. Faktor pokok Geologi dan pendukung lainya

Faktor pokok dalam mengindentifikasi keberadaan informasi situs-situs warisan

alam geologi, terdapat beberapa unsur-unsur pokok sebagai betikut :

1. Kondisi Geologi

Faktor kondisi geologi adalah prihal yang paling utama dalam menemukan dan

mengindentifikasi situs warisan geologi yang akan menjadi pembahasan utama

sehingga dapat mempublikasikan keberadaan situs tersebut, hal yang menjadi

suatu permasalahannya ialah kesulitan bagi masyarakat umum untuk menemukan

nya dan memahami proses sejarah situs tersebut, sehingga para geologist

membuat suatu publikasi yang tidak hanya dapat dinikmati oleh para geologist.

Unsur – unsur tersebut meliputi : Proses keterbentukanya, karakteristik situs,

umur situs, dan keberadaan situs (Batuan, Struktur Geologi, Fosil, Mineral,

Morfologi dan situs bersejarah lainya), yang kesemua ini di rangkum dan di

ceritakan proses dan keberadaan nya dangan bahasa yang sederhana sehingga

masyarakat umum mengerti dan memahami keberadaan situs geologi yang

bersejarah tersebut.

 Proses keterbentukanya

Berdasarkan keilmuan geologi proses dan kejadian merupakan aset yang

penting dalam hal memberikan informasi suatu keterbentukan dan proses dari

pada situs atau pun aspek geologi yang akan dijelaskan, hal ini dikarenakan

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 25
dalam penyampainya seorang geologist menceritakan secara detail dan terinci

berdasarkan skala waktu geologi dan keilmuan geologi yang ia miliki.

 Karakteristik situs

Berbica tentang karakteristik maka, didalam membahas suatu keterbentukan

suatu aspek geologi karakteristik harus dijelaskan secara detail, karena

padanya bisa terdapat perbedaan antara situs yang dianggap sama namun

pada kenyataan berdasarkan keilmuan geologi ini sangat berbeda.

 Umur situs

Dalam menemukan dan mengindentifikasi suatu situs atau aspek geologi

umur merupakan tahapan yang harus dijelaskan, hal ini karena terdapat

beberapa situs geologi yang sama namun umur berbeda, ini dapat

meningkatkan nilai sejarahnya suatu situs, didalam ilmu geologi satuan umur

geologi tidak berdasarkan satu – sepuluh tahun tetapi Ribuan tahun bahkan

Jutaan Tahun dalam pengkajiannya, sehingga hal ini menjadi pendorong dan

nilai estetika situs bersejarah yang akan di publikasikan.

 Keberadaan Situs

Minat suatu masyarakat untuk mengetahui dan menjaga situs bersejarah

geologi salah satu berdasarkan letak dan keberadaanya situs, karena letaknya

suatu situs tersebut mempengaruhi mudahnya informasi bagi masyarakat

untuk mengunjungi situs tersebut, hal ini harus memperhatikan bagaimana

kondisi sekitar situs, baik dari segi kebencanaan dan kesampainya daerahnya.

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 26
2. Kondisi Geografis

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena

geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks

keruangan.

Menurut Bintarto, ruang lingkup geografi dibagi menjadi:

1) Lingkup Fisikal, yang meliputi aspek topologi (letak, luas ,bentuk dan batas),

aspek fisik (tanah, iklim, air), aspek biotis (manusia, hewan, tumbuhan).

2) Lingkup non Fisikal yang meliputi aspek sosial (tradisi, adat, kelompok,

masyarakat), aspek ekonomi (perdagangan, industri, perkebunan, transportasi),

aspek budaya (pendidikan, agama, dan budaya).

Sehingga dalam mengindentifikasi suatu situs geologi peranan geografi juga

dibutuhkan, unsur-unsur geografi tersebut adalah :

 Lokasi

Lokasi dalam penelitian ini menyangkut pada letak geografis baik jarak, maupun

luas. Lokasi ini juga dapat diartikan sebagai lokasi relatif artinya bagaimana

hubungan antara situs geologi dengan obyek situs lain yang ada di Kecamatan

Sianjur Mula-mula dan Pangururan.

 Iklim

kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di

bumi. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan

topografi tempat tersebut. Sehingga dalam mengindetifikasi situs geologi kondisi

iklim sangat berpengaruh, dalam hal ini faktor iklim yang berkaitan di penelitian

ini adalah Suhu dan Curah hujan.

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 27
 Suhu

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda, dalam

hal ini untuk mengindentifikasi suhu daerah situs geologi menggunakan

persamaan Braak yang mengacu pada ketinggian tempat, yaitu semakin tinggi

tempat maka suhu udara semakin rendah (Ance Gunarsih 1986). Dengan

Rumus persamaan Braak adalah :

T = (26.3 – 0,61 . H) °C

Keterangan :

T : Rata- rata temperature

26.3 : Rata-rata suhu daerah tropis

0.61 : Konstant temperature (penurunan suhu setiap naik 100

meter)

H : Ketinggian tempat dalam meter (m)

C : Satuan temperature (celcius)

 Curah Hujan

adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan

intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena

berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadap kawasan

konservasi geologi. Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud

cairan. Analisa curah hujan dalam indentifikasi situs geologi berfungsi sebagai

acuan iklim pada kawasan situs. Dalam penetuan tipe iklim ini memakai

persamaan rumus oleh (Schmidt dan Ferguson, 1951 dalam Tjasyono, 2006)

yang mendasarkan pada nisbah rata-rata jumlah bulan kering yaitu apabila curah

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 28
hujan kurang dari 60mm dan rata-rata jumlah bulan basah apabila curah hujan

lebih dari100mm, adalah :

a. Rata-rata bulan kering :

Σ fd
Md = 𝑇

Dimana :

Md : Rata-rata bulan kering

Σ fd : Frekuensi bulan kering

T : Banyaknya tahun penelitian

b. Rata-rata bulan basah

Σ fw
Mw =
𝑇

Dimana :

Mw : Rata-rata bulan basah

Σ fw : Frekuensi bulan basah

T : Banyaknya tahun penelitian

Sehingga berdasarkan data-data bulan kering dan basah, schmid dan ferguson

menentukan nilai Q untuk mendapatkan tipe iklim yaitu sebagai berikut :

Q= Rata-rata jumlah bulan kering (Md) x 100%

Rata-rata jumlah bulan basah (Mw)

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 29
Keterangan :

Q : Tipe Iklim

Md : Rata-rata jumlah bulan kering

Mw : Rata-rata jumlah bulan basah

Tabel 2.1. Klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson (1951)

2.7.2. Faktor pokok pengembangan

Faktor pokok yang dapat menunjang pengembangan geowisata di daerah tujuan

wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan

pengembangannya meliputi:

a) Daya tarik

Daya tarik merupakan pusat dari industri geowisata. Menurut pengertiannya

atraksi mampu menarik wisatawan yang ingin berkunjung (Spillane, 1994).

Atraksi atau daya tarik dapat timbul dari keadaan alam (keindahan panorama,

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 30
flora fauna, sifat kekhasan perairan air laut/danau), obyek buatan manusia

(museum, katedral, masjid kuno, makam kuno dan sebagainya), ataupun unsur-

unsur dan peristiwa budaya (kesenian, adat istiadat dan makanan). Atraksi atau

daya tarik dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu daya tarik

utama dan daya tarik tambahan.

b) Fasilitas Pelayanan

Walaupun atraksi menarik wisatawan dari rumah atau tempat tinggalnya, namun

fasilitas dibutuhkan untuk melayani mereka dalam perjalanan. Fasilitas ini

maksudnya memberikan pelayanan dan menyediakan sarana yang dibutuhkan

para wisatawan, baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Fasilitas dan

pelayanan yang harus disediakan meliputi fasilitas pelayanan jasa untuk

kebutuhan sehari-hari. untuk menginap, untuk tempat makan, untuk menjaga

keamanan dan lain sebagainya yang menyangkut kebutuhan wisatawan. Ada satu

hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan kenyamanan untuk

menginap, dalam hal ini sebaiknya isi dan susunan hotel/penginapan tersebut

disesuaikan dengan budaya setempat sehingga dengan demikian benar-benar para

wisatawan dapat menikmati kehidupan dan budaya setempat.

c) Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah kemudahan untuk mencapai atau bergerak dari satu tempat ke

tempat lain dalam satu wilayah. Aksesibilitas dalam penelitian ini menyangkut

transportasi dan juga komunikasi-informasi. Dalam kegiatan pariwisata hanya

mungkin berkembang dengan dukungan teknologi modern, khususnya di bidang

transportasi dan komunikasi. Transportasi ini sangat penting membantu para

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 31
wisatawan, mengantar dari tempat asal atau tempat penginapan ke obyek wisata.

Namun penggunaan transportasi ini tergantung pada jarak dan kebutuhan

komunikasi antara tempat di mulainya suatu kunjunngan ke obyek wisata yang

akan di kunjungi. (Nyoman S. Pendit, 1986).

d) Infrastruktur

Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi fasilitas pelayanan, baik yang

berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik diatas permukaan tanah

maupun di bawah tanah. Penyediaan infrastruktur tersebut meliputi penyediaan

saluran air bersih, pembangunan sarana transportasi seperti jalan dan terminal,

penyediaan penerangan listrik, sistem komunikasi dan juga saluran pembuangan

limbah.

(e) Akomodasi

Penyediaan akomodasi atau tempat menginap merupakan salah satu sarana yang

penting bagi para wisatawan. Akomodasi merupakan rumah kedua bagi para

wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata dengan tujuan untuk menginap.

Fasilitas akomodasi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi keberadaan

suatu obyek wisata.

Geologi Dan Identifikasi Situs Warisan Geologi Berbasis Geowisata


Kecamatan Pangururan Dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara BabII- 32

Anda mungkin juga menyukai