Anda di halaman 1dari 4

Ratna Mustika Wibowo

M0222072

SITUS GEOLOGI GUNUNG SEWU NATIONAL GEOPARK

Karst adalah suatu bentang alam yang secara khusus berkembang terutama pada batuan
karbonat sebagai akibat proses pelarutan. Kawasan karst merupakan ekosistem yang unik
ditinjau dari aspek fisik, biotik, dan sosial masyarakatnya. Karst Gunung Sewu secara geologis
geomorfologi berumur tersier, berada di zona selatan Jawa yang berbatasan dengan Laut
Samudera Hindia yang membentang dari daerah Bantul, Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan.

Situs Gunung Sewu National Geopark Pacitan adalah kawasan yang terdiri dari bentang
alam yang berupa bukit-bukit batu gamping. Pacitan merupakan bagian gugusan dari
Pegunungan Seribu (Gunung Sewu), yang telah diakui dan dinobatkan menjadi kawasan karst
dunia. Secara geografis, wilayah Kabupaten Pacitan terletak antara 110° 55" - 111° 25" Bujur
Timur dan 7° 55" - 8° 17". Kondisi fisik Kabupaten Pacitan terdiri dari daerah pegunungan dan
perbukitan yang terdiri dari 85 % perbukitan, dalam bentuk gunung-gunung kecil sekitar 500
buah.

(Gambar 1. Jarak Gunung Sewu National Geopark dari rumah)


(Gambar 2. Letak lintang-bujur Gunung Sewu National Geopark)

(Gambar 3. Peta sebaran karst Gunung Sewu)

Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka


termasuk nilai arkeologi ekologi, budaya yang ada di dalamnya serta masyarakat setempat
diajak berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam. Menurut
UNESCO (2004) konsep dasar lingkup kelola geopark dapat digambarkan pada sketsa di
bawah ini. Secara khusus, pengelolaan Gunung Sewu National Geopark diarahkan pada kerja
sama peran stakeholder untuk perlindungan pelesatarian dan pemberdayaan masyarakat
menjaga memanfaatkan ekosistem geopark gunungsewu.
(Gambar 4. Tampak depan Gunung Sewu National Geopark)

Berikut merupakan sejarah perjuangan gagasan berdirinya Gunung Sewu National Geopark.

1. Gunungsewu sebagai kawasan ekosistem karst telah banyak diteliti oleh para ahli
geologi, geomorfologi dunia seperti Bemmelen, Junhun, Urushibara, dan Yoshino.
Beberapa ahli menyatakan keunikan karst tropik gunungsewu yang berbeda dengan
karst di iklim lain.
2. Masa pengenalan bentang karst untuk edukasi oleh Fakultas Geografi UGM kawasan
bentang alam di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah dijadikan objek
kuliah lapangan untuk pengenalan bentang alam dan budaya mulai dari gunung api
merapi, gumuk pasir barchan kemudian karst gunungsewu hingga ke bentang alam di
zona tengah Jawa dan zona utara Jawa oleh Fakultas Geografi UGM.
3. Pemetaan karst gunungsewu oleh Mac Donald untuk mengetahui kondisi ekokarst dan
sistem sungai bawah tanah. Hasil pemetaan sungai bawah tanah untuk tujuan
menyediakan air bagi masyarakat terutama pada musim kekeringan/kemarau.
4. Riset kerja sama dengan BLH DIY yang memetakan ekosistem karst gunungsewu yang
tujuannya untuk pelestarian lingkungan karst kerja sama dengan Fakultas Geografi
UGM dan beberapa lembaga lainnya.
5. Riset dengan ahli karst Jepang mulai tahun 1991 sampai dengan 2003 yang memetakan
karst tropik di Indonesia (Urushibara, Yoshino, dan Suratman). Hasilnya di seminarkan
di kongres IGI di Korea dihadapan komisi karst dunia.
6. Kajian kawasan ekokarst oleh asosiasi karst indonesia terus intensif dalam riset, diskusi
dan ekskurusi oleh tokoh-tokoh karst yang bergabung di HIKESPI PEKINDO
(pemerhati karst indonesia) kumpulan pakar karst indonesia melakukan ekskursi
Gunung Sewu Karst Gombong Kebumen yang di inisiasi oleh Fakultas Geografi UGM.
Tim ahli diantaranya dr. Ko, Sutikno, Sukandar Rumidi, Suratman, Samudra, dan
beberapa pakar lainnya.
7. Serangakaian sejarah gagasan kawasan Karst Gunung Sewu yang dimotori oleh para
akademisi tersebut kemudian dijadikan dasar pengusulan kawasan Karst Gunung Sewu
sebagai kawasan ekokarst yang dilestarikan dan diresmikan oleh Presiden RI saat itu,
Susilo Bambang Yudhoyono, di pendopo Kabupaten Gunungkidul. Kawasan ini
kemudian menjadi embrio diusulkannya Karst Gunung Sewu ke UNESCO untuk
menjadi geopark dunia.

Karena pesona alamnya yang luar biasa, Gunung Sewu National Geopark kini menjadi
pusat wisata alam dengan peminat yang tidak sedikit. Kegiatan ini beresiko pada eksploitasi
dan perusakan alam yang berlebihan. Gunung Sewu National Geopark sebagai wilayah untuk
memuliakan warisan bumi harus memiliki setidaknya suatu kegiatan preventif yang mampu
mengedukasi masyarakat dan pengunjung untuk menjaga warisan bumi. Kegiatan edukasi ini
harus menarik dan masyarakat dapat berinteraksi langsung di dalamnya. Museum dianggap
sebagai fasilitas yang cocok karena dapat menampung aktivitas wisata edukasi dan konservasi
yang interaktif. Museum tersebut harus bersaing untuk dapat mewujudkan tujuannya sebagai
wahana wisata edukasi dan konservasi yang menarik. Potensi alam geopark Gunung Sewu yang
luar biasa diharapkan mampu menghidupkan suasana museum yang mengedukasi dan
mengajak masyarakat untuk melindungi warisan bumi.

Anda mungkin juga menyukai