Anda di halaman 1dari 10

TRADISI BUBUR

ASYURA
01 02
ADITYA BEMBY
WISNU HIDAYATULL
YUDHA M AH
a.k.a dewa wisnu a.k.a bella

03
DIVA
MAULANA
SUHADA
a.k.a dipet
04 05
ELISA AYU FARHAN
AULIA SARI BAIHAQI
a.k.a L a.k.a boak
SEJARAH DAN FILOSOFI BUBUR ASYURA
Bulan Muharram merupakan bulan yang spesial bagi umat Islam. Bulan ini dirayakan sebagai pergantian tahun bagi para muslim.
Tak hanya itu, di hari ke-10 Bulan Muharram, umat Islam merayakan Hari Asyura. Di hari ke-10 ini, umat Islam mempunyai
tuntunan untuk menjalankan puasa sunnah. Namun, Hari Asyura juga diperingati dengan cara lain, yang paling terkenal adalah
dengan membuat Bubur Asyura.

Bubur Asyura atau Suro ternyata tidak hanya menjadi tradisi semata dalam menyambut Tahun Baru Islam, bubur asyura ternyata
sarat makna. Tradisi memasak bubur asyura merupakan bentuk pengungkapan rasa syukur manusia atas keselamatan yang selama
ini diberikan oleh Allah SWT.

Jika dirujuk menurut sejarah atau asal usulnya, bubur asyura ternyata sudah ada sejak masa Nabi Nuh kala bersama kaumnya
yang beriman selamat dari banjir besar dengan menaiki perahu. Dilansir dari berbagai sumber, dihikayatkan, bahwa tatkala perahu
Nabi Nuh AS. sudah berlabuh (siap digunakan) pada hari ‘asyuro, beliau berkata kepada kaumnya: “kumpulkanlah semua
perbekalan yang ada pada diri kalian!”. Lalu beliau menghampiri (mereka) dan berkata: “(ambillah) kacang fuul (semacam kedelai)
ini sekepal, dan ‘adas (biji-bijian) ini sekepal, dan ini dengan beras, dan ini dengan gandum dan ini dengan jelai (sejenis tumbuhan
yang bijinya/buahnya keras dibuat tasbih)”.Kemudian Nabi Nuh berkata: “pasaklah semua itu oleh kalian!, niscaya kalian akan
senang dalam keadaan selamat”.

Dari peristiwa ini maka kaum muslimin (terbiasa) memasak biji-bijian. Dan kejadian di atas merupakan praktik memasak
yang pertama kali terjadi di atas muka bumi setelah kejadian topan. Dan juga peristiwa itu dijadikan (inspirasi) sebagai kebiasan
setiap hari ‘asyuro.Sejak itu, tradisi memasak bubur asyura dilakukan oleh kaum Muslim di berbagai belahan dunia tak terkecuali
di Indonesia.
ASAL – USUL BUBUR ASYURA DI INDONESIA

Bubur Asyura adalah makanan khas daerah Desa Penyengat, Riau. Bahan
utamanya adalah biji-bijian yang dimasak dengan cara dibuat bubur. Bubur ini
tentu saja dibuat pada bulan Asyura atau bulan Muharam tepat pada tanggal 10
Muharam. Bubur Asyura sebagai makanan yang dibuat untuk memperingati
peristiwa syahidnya cucu Muhammad.

Sebelum menyantap Bubur Asyura, warga Desa Penyengat melakukan pawai.


Mereka mengenakan pakaian Melayu, para wanita memakai baju kurung
Melayu atau ada pula yang menggunakan kebaya labuh (panjang), satu stel
dengan padanannya kerudung dan jilbab. Para pria menggunakan baju kurung
melayu teluk belanga, cekak musang atau baju muslim (baju kokoh) dengan
padanan celana panjang yang serasi warnanya atau baju kurung satu stel serta
menggunakan kain songket yang dilipat dua dan dililitkan di pinggang. Cara
menggunakan sarungnya ada yang di dalam baju kurung dan ada pula yang di
luar baju kurung.
Tradisi Memasak Bubur Asyura diberbagai Daerah
Tradisi memasak bubur asyura tidak hanya berpusat pada satu wilayah, namun hampir seluruh daerah di Indonesia bahkan
sampai ke negeri jiran yang warganya melaksanakan puasa Muharram. Salah satu daerah Indonesia yang masih melaksanakan
tradisi ini adalah satu desa di Sumatra Utara (Sumut). Tepatnya di Desa Stabat Lama Barat, Dusun Pantai Luas, Kecamatan
Wampu, Kabupaten Langkat.

Kemudian, rasa dari bubur asyura bisa berbeda antardaerah, mengingat bahan yang dipakai juga lain. Dikatakan bahwa ada
bubur asyura yang terbuat dari umbi-umbian, sehingga memberi cita rasa manis. Namun, ada pula yang justru didominasi rasa
gurih karena berbahan rempah-rempah dan daging.

Bubur asyura selalu dimasak dalam porsi yang sangat besar. Hal ini lantaran, biasanya bubur ini nantinya akan disajikan ke
masyarakat dalam satu desa. Bubur yang dimasak setiap setahun sekali ini dibuat dengan sekitar 44 macam bahan campuran,
diantaranya beras, ubi kayu, kentang, santan, ikan teri, ikan asin, daging ayam dan ramuan rempah-rempah lainnya.

Untuk proses pemasakannya sendiri, biasanya dilakukan sepanjang hari. Mulai dari pagi hingga matahari terbenam. Bubur
asyura selalu dimasak dengan cara gotong royong oleh warga desa setempat yang mempunyai waktu untuk membantu dalam
proses pembuatan bubur ini.

Dilansir dari Merdeka.com, setelah bubur asyura selesai dimasak, bubur ini akan didoakan lebih dulu sebelum dikonsumsi.
Sebelum dibagikan ke masyarakat, bubur yang telah dimasak tadi kemudian di tempatkan di dalam satu wadah besar yang
kemudian didoakan oleh seorang ustaz.

Tradisi memasak bubur ssyura setiap tanggal 10 Muharram memang masih terus dipertahankan di berbagai daerah di Indonesia.
Momen ini menjadi semakin spesial, selain dimasak secara bergotong-royong, momen ini pun menjadi ajang untuk mempererat
tali silaturahmi antarwarga dan menumbuhkan jiwa sosial.
CIRI KHAS BUBUR ASYURA DARI BERBAGAI DAERAH

1. Bubur Asyura darI Banjar, Indonesia

Dilansir dari Kompas.com, bubur asyura sangat unik karena dibuat dari campuran
41 jenis bahan. Bahannya biasa terdiri dari aneka macam sayuran, kacang-kacangan,
sampai daging. Jumlah 41 bahan ini harus dicukupi karena sudah jadi tradisi.

Tak ada resep pasti dalam membuat bubur ini. Biasanya memang ada beberapa
bahan wajib yang selalu digunakan oleh orang-orang Banjar, seperti kangkung,
jagung manis, wortel, kentang, daun pucuk waluh, dan beberapa bahan lainnya.

Ciri khasnya (bubur asyura di Banjar) itu ada cekernya. Bikinnya ramai-ramai,
enggak satu orang tapi beberapa kelompok. Terus nanti dibagi-bagi, gratis siapa
yang mau bisa ambil.
CIRI KHAS BUBUR ASYURA DARI BERBAGAI DAERAH

2. Bubur Asyura dari Melaka, Malaysia

Di Melaka Malaysia, bubur Asyura cenderung lebih


berkuah, mirip seperti bubur Asyura di pulau Jawa bagian
timur. Bahan-bahannya terdiri dari berbagai biji-bijian,
kacang-kacangan, sayuran, dan daging sapi.

Kemudian, di negara bagian utara, bubur Ashura biasanya


kental dan berwarna kekuningan. Ini membutuhkan
sepuluh bahan yang menjadikan bubur sama sekali
berbeda secara visual maupun rasa.

Di samping bubur asyura, perayaan Tahun Baru Islam


juga lekat dengan berbagai sajian lain.
MEMBUAT BUBUR ASYURA KHAS BANJAR

a. Bahan-Bahan: 

1. 150 gram beras. 14. 30 gram daun kemangi


2. 30 gram bayam. 15. 100 ml santan
16. 1 ikat daun melinjo
3. 30 gram kangkung.
17 40 gram buah melinjo.
4. 40 gram jagung manis. 18. Bawang putih secukupnya, cincang.
5. 40 gram wortel. 19. Jahe secukupnya, geprek.
6. 40 gram kentang. 20. Garam dan lada untuk penyedap.
7. 20 gram kacang tanah. 21. Air secukupnya.
8. 20 gram kacang hijau. 22. Aneka bahan lainnya agar genap 41 bahan.
9. 20 gram kacang kedelai. b. Bahan Pelengkap: 
10. 20 gram kacang panjang.
11. 50 gram ayam potong kecil 1. Abon sapi secukupnya
2. Sambal goreng tempe secukupnya
12. Ceker ayam sesuai selera.
3. Telur dadar iris secukupnya
13. 50 gram daun pucuk waluh.
.
MEMBUAT BUBUR ASYURA KHAS BANJAR
c. Cara Membuat Bubur Asyura:

1. Pertama, rendam beras dengan air agar beras cepat lunak dan mudah dimasak. 
2. Siapkan panci stainless atau panci anti lengket, panaskan lalu tuang minyak.
Panaskan minyak, tumis bawang putih dan jahe hingga harum. 
3. Masukkan beras yang sudah direndam ke dalam panci. Tumis bersama minyak,
jahe, dan bawang putih kurang lebih 5 menit. Pastikan beras tercampur rata
dengan minyak.
4. Tuang air secukupnya dan daun salam, lalu masak bubur.
5. Masukkan bahan yang membutuhkan waktu memasak lebih lama, yakni ayam
potong, ceker ayam, dan aneka kacang-kacangan. 
6. Lanjut dengan memasukkan aneka sayur dengan tekstur keras, seperti kentang,
wortel, dan jagung manis. 
7. Masak sambil diaduk secara berkala dengan api sedang hingga hampir matang. 
8. Jika sudah hampir matang, masukkan sayuran yang mudah matang seperti
kangkung, bayam, daun kemangi, daun melinjo, buah melinjo, daun pucuk
waluh, dan lain-lain. 
9. Aduk rata, masukkan santan dan bumbu. Koreksi rasa, lalu masak hingga
matang. 
10. Sajikan bubur asyura bersama pelengkap lainnya.
TERIMA KASIH IBU GURU
DAN TEMAN SEKALIAN

Anda mungkin juga menyukai