Anda di halaman 1dari 4

MAKAN BAJAMBA (MINANGKABAU)

Makan bajamba merupakan tradisi makan masyarakat Minangkabau di mana dilakukan dengan
cara duduk bersama-sama (biasanya dilakukan oleh tiga hingga tujuh orang dengan duduk
melingkar) dalam satu ruangan atau tempat tertentu. Makan bajamba biasa dilakukan pada hari-
hari besar agama Islam, upacara adat, pesta adat, dan acara penting lainnya. Secara harfiah,
makan bajamba mengandung makna yang mendalam, di mana tradisi makan bersama ini akan
memunculkan rasa kebersamaan tanpa melihat perbedaan status sosial.
Pembacaan pantun dan surat Al-Qur’an selalu jadi pembuka tradisi
Makan Bajamba

Bukan hanya sekadar makan bersama, sebelum menyantap hidangan di depan mata, masyarakat
Minangkabau biasanya mengawali ritual baca Al-Qur’an dan berbalas pantun. Ritual ini tak
pernah dilupakan dalam tradisi makan Bajamba untuk ucap syukur dan mempererat kebersamaan
Adab Makan Bajamba

Ketika makan, nasi diambil sesuap saja dengan tangan kanan. Setelah ditambah sedikit lauk
pauk, nasi dimasukkan ke dalam mulut dengan cara dilempar dalam jarak dekat. Ketika tangan
kanan menyuap nasi, tangan kiri harus ada di bawahnya untuk menghindari kemungkinan nasi
tercecer. Jika ada nasi yang jatuh ke tangan kiri, maka nasi harus dipindahkan ke tangan kanan
dan dimasukkan ke dalam mulut dengan cara yang sama. Lakukan hingga nasi tak tersisa
dipiring karena makanan yang disediakan wajib dihabiskan. Posisi duduk pun harus
diperhatikan. Bagi perempuan, posisi duduknya tegap bersimpuh, tidak membungkuk.
Sedangkan untuk pria, posisi duduk harus bersila.
Hidangan yang disajikan berupa makanan khas Sumatera Barat

Untuk lauk pauk, biasanya disajikan masakan khas Sumatera Barat, berupa rendang daging, gulai
ayam, asam padeh daging, terong balado, perkedel, dan lauk lainnya. Biasanya nasi dan lauk
disajikan dalam satu nampan atau pinggan besar. Karena penuh filosofi itulah, Makan Bajamba
ini menjadi prosesi adat yang layak jual sebagai daya tarik wisata.

Anda mungkin juga menyukai