Anda di halaman 1dari 2

Makan Bajamba

Makan Bajamba atau juga disebut Makan Barapak adalah


tradisi makan yang dilakukan oleh
masyarakat Minangkabau. Tradisi tersebut diyakini
berasal dari Koto Gadang, kabupaten Agam, Sumatera
Barat, dan diperkirakan telah ada sejak
agama Islam masuk ke Minangkabau sekitar abad ke-7.
Tradisi Makan Bajamba umumnya dilangsungkan pada
hari-hari besar agama Islam dan dalam berbagai
upacara adat, pesta adat, dan pertemuan penting
lainnya. Makan bajamba mengandung makna yang sangat
dalam karena tradisi makan bersama ini akan
memunculkan rasa kebersamaan tanpa melihat perbedaan
status sosial.
Makan Bajamba dilakukan dengan cara duduk bersama-
sama di dalam suatu ruangan atau tempat yang telah
ditentukan. Tradisi tersebut umumnya diikuti oleh
lebih dari puluhan hingga ribuan orang yang dibagi
dalam beberapa kelompok. Suatu kelompok biasanya
terdiri dari 37 orang yang duduk melingkar. Pada
setiap kelompok telah tersedia satu dulang (piring
besar yang terbuat dari tembaga) yang di dalamnya
terdapat tumpukan piring berisi nasi dan berbagai
macam lauk. Makan bajamba biasanya dibuka dengan
berbagai kesenian Minang, kemudian diawali dengan
pembacaan kitab suci, dan acara berbalas pantun.
Makan Bajamba mengandung banyak nilai budi pekerti.
Di antaranya adalah seseorang hanya boleh mengambil
makanan yang ada di hadapannya, mengambil makanan
harus mendahulukan orang yang lebih tua, mengambil
dan menyuap makanan menggunakan tangan kanan, dan
makanan tidak boleh tercecer. Selain itu, posisi
duduk juga harus tegap atau tidak membungkuk dengan
cara bersimpuh bagi perempuan dan bersila bagi laki-
laki. Setelah selesai, tidak ada lagi nasi yang
tersisa di piring dan makanan yang disediakan wajib
dihabiskan.
Sumber: www.wikipedia.org dengan sedikit perubahan

Anda mungkin juga menyukai