Anda di halaman 1dari 92

PANDUAN PPI

(Praktik Pengamalan Ibadah)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2022
PANDUAN PPI
Penyusun : TIM

Edisi Revisi, Cetakan XI, Oktober 2022


Copyright © Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN RIL

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)


TIM PANDUAN PPI

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.


All Rigths Reserved.

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau


seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Isi di luar tanggungjawab percetakan.

Ilustrasi Sampul dan Layout : Karlina Rahmah, S.Si

Penerbit : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


UIN Raden Intan Lampung 2022

ii
TIM REVISI BUKU
PANDUAN

Ketua Pengarah : Dekan Fakultas Tarbiyah dan


Keguruan
(Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd.

Anggota : 1. Wakil Dekan II


(Dr. H. Guntur Cahaya Kusuma, M.A)

2. Wakil Dekan III


(Prof. Dr. H. Subandi, MM)

3. Kabag Tata Usaha


(Harto Wibowo, SE. MM)

Penanggung Jawab : Wakil dekan I


(Prof. Dr. H. Deden Makbulloh, M.Ag.)

Ketua : Dr. H. Mujib, M.Pd.

Sekretaris : Aditia Fradito, M.Pd.I.

Sekretariat :
1. M. Indra Saputra, M.Pd.I. 8. Salsabila, S.Stat., M.Si.
2. Ahmad Iqbal Hs, M.A. 9. Raicha Oktafiani, M.Pd
3. Iip Sugiharta, M.Si. 10. Karlina Rahmah, S.Si.
4. Cahniyo Wijaya Kuswanto, M.Pd.
5. Sri Suci Suryawati, M.Pd.
6. Ida Faridatul Hasanah, M.Pd.
7. Nina Ayu Puspita Sari, M.Pd.

iii
KATA SAMBUTAN
DEKAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang
telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga kita dapat
melaksanakan aktivitas keseharian. Sholawat serta salam kita
sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan keluarganya yang
telah menuntun ummatnya dari alam kejahilan ke alam yang
penuh ilmu pengetahuan.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sebagai salah satu unit dari


instansi Perguruan Tinggi UIN Raden Intan Lampung, memiliki
Fungsi dan Tugas yang tersusun dalam TRI DHARMA
Perguruan Tinggi, yaitu melaksanakan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Mahasiswa sebagai calon sarjana yang nantinya akan terjun
ketengah-tengah masyarakat perlu dibekali dengan berbagai
ilmu pengetahuan baik yang bersifat teoritis maupun praktis.
Untuk itu disamping memberikan pengetahuan teoritis dikelas
dan tugas-tugas mandiri lainnya, maka mahasiswa masih perlu
dibekali dengan pengetahuan yang bersifat praktis. Salah satu
diantara sekian banyak pengetahuan praktis ini adalah Praktik
Pengamalan Ibadah (PPI).

Praktik Pengamalan Ibadah (PPI) ini dimaksudkan agar


mahasiswa mampu mempraktikkan Pengetahuan mereka dalam
bentuk pelaksanaan ibadah yang baik dan benar sesuai dengan

iv
ketentuan Al Qur’an dan al-Sunnah. Kebijakan memberikan
pelatihan bimbingan Praktik Pengamalan Ibadah (PPI) dengan
buku panduan yang dibuat oleh Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan ini disusun dengan pertimbangan bahwa :
1. Input mahasiswa UIN Raden Intan khususnya Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan banyak yang berasal dari Sekolah
Menengah Umum (SMU) yang pengetahuan Agamanya
sangat terbatas terutama masalah-masalah ibadah praktis.
2. Pengetahuan calon mahasiswa dan sebagian mahasiswa
tentang materi ibadah dan pengamalannya masih banyak
yang perlu disempurnakan, maka untuk itu mahasiswa
perlu dibimbing secara khusus.
3. Para mahasiswa, menjelang akhir masa perkuliahan akan
turun ketengah-tengah masyarakat untuk melakukan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan Kuliah Kerja Nyata
(KKN), untuk itu mereka perlu dibekali dengan berbagai
pengetahuan praktis guna menjawab persoalan-persoalan
yang timbul ditempat mana mereka melaksanakan kegiatan
tersebut, disamping memberikan contoh yang benar kepada
masyarakat.
4. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan menginginkan agar
mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan setelah lulus
sebagai alumni benar-benar menguasai Ilmu ke Islaman
dengan bukti mampu melaksanakan ibadah secara baik dan
benar, karena mereka akan kembali ketengah-tengah
masyarakat, menjadi pemantau dan sekaligus sebagai tolak
ukur keberhasilan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
v
Raden Intan dalam membimbing anak didiknya.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka Fakultas Tarbiyah dan


Keguruan merasa perlu menyusun Buku Pedoman Praktik
Pengamalan Ibadah yang bersifat praktis sebagai pedoman bagi
Dosen pembimbing dan buku pegangan bagi mahasiswa.

Alhamdulillah atas kerja sama yang baik dari Tim penyusun


Buku Panduan Praktik Pengamalan Ibadah (PPI) yang dibentuk
berdasarkan SK Rektor UIN Raden Intan Lampung No. 1100
Tahun 2022 tanggal 08 Agustus 2022 terwujudlah buku panduan
dimaksud. Setelah mengalami penyempurnaan oleh Tim
Penyempurna sebagaimana yang dimaksud dalam SK Dekan
tersebut diatas, maka akhirnya terwujudlah buku panduan PPI
ini. Untuk itu atas nama pimpinan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung, saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada :

1. Anggota Tim baik sebagai tim penyusun maupun tim


penyempurna buku panduan ini.
2. Semua pihak yang telah ikut membantu dalam mewujudkan
buku panduan ini.

Akhirnya saya berharap semoga segala aktivitas dan bantuan


semua pihak dalam mewujudkan buku panduan Peraktik
Pengamalan Ibadah (PPI) ini menjadi amal ibadah yang diridhoi
Allah SWT, dan buku panduan ini akan bermanfaan bagi para
pembacanya terutama bagi mahasiswa dan dosen pembimbing

vi
Praktik Pengamalan Ibadah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Raden Intan Lampung.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Oktober 2022


Dekan

Prof. Dr. Hj. Nirva diana, M.Pd


NIP. 196408281988032002

vii
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ............................................................... ii


KATA SAMBUTAN DEKAN ........................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................... viii
BAB I SHOLAT WAJIB DAN MEMBACA AL-QURAN
A. Masalah Sholat ..................................................... 1
1. Sholat fardhu dan waktunya .............................. 1
2. Waktu-Waktu Larangan Sholat Sunnah .............. 2
3. Syarat-syarat wajib sholat .................................. 2
4. Syarat-syarat sahnya sholat ................................ 2
5. Yang disunnatkan sebelum sholat...................... 3
6. Rukun Sholat...................................................... 3
7. Yang membatalkan sholat .................................. 4
8. Sholat Jama’ah ................................................... 4
9. Sholat yang disunnatkan berjama’ah ................. 4
10. Syarat-syarat sholat jama’ah ............................ 5
11. Yang boleh jadi imam ...................................... 5
12. Makmum yang terlambat datang ..................... 6
13. Sholat Sunnat Rawatib ..................................... 6
14. Sholat Jum’at ................................................... 7
15. Lafadz Azan ..................................................... 8
16. Lafadz Iqamat .................................................. 8
17. Do’a sesudah azan ........................................... 9
18. Pembagian Rukun 13 ....................................... 9
19. Simpul Rukun 13 ............................................. 10
20. Muqaranah Niat ............................................... 11
21. I’tiqat Dalam Niat Shalat ................................ 12
22. Cara melakukan sholat dan bacaannya ............ 12
23. Do’a Qunut untuk sholat shubuh ..................... 18
B. Lancar Membaca al-Quran ................................ 19

viii
BAB II DZIKIR DAN DO’A
A. Wiri dan sesudah sholat ......................................... 22
B. Tahlil dan silsilah ................................................... 29

BAB III SHOLAT-SHOLAT SUNNAT


A. Arti sholat sunnat .................................................. 36
B. Pelaksanaannya ...................................................... 38
C. Sholat Sunnat Rawatib ........................................... 39
D. Sholat sunnat wudhuk ............................................ 43
E. Sholat Sunnat Dhuha .............................................. 44
F. Sholat Sunnat Tahyatul Masjid .............................. 49
G. Sholat sunnat tahajjud ............................................ 50
H. Sholat sunnat Hajat ................................................ 53
I. Sholat sunnat istikharah .......................................... 53
J. Shlat Sunnat Mutlaq ................................................ 54
K. Sholat Sunnat Taubat ............................................. 54
L. Sholat sunnat Tasbih .............................................. 55
M. Sholat Sunnat Tarawih .......................................... 56
N. Sholat sunnat witir ................................................. 57
O. Sholat Sunnat ‘Id ................................................... 59
P. Sholat Sunnat Kusuf ............................................... 61
Q. Sholat sunnat Istisqok ............................................ 63

BAB IV TATACARA MENGURUS JENAZAH


A. Menengok orang sakit............................................ 67
B. Menghadapi orang muhtadhor ............................... 68
C. Yang perlu dilakukan sesaat setelah meninggal .... 69
D. Kewajiban yang berhubungan dengan jenazah ..... 70

ix
BAB I
SHALAT DAN AL QUR’AN

Semester : 1 (satu)
Jurusan :
Tujuan : Agar mahasiswa dapat mempraktikkan shalat dan membaca
Al Qur’an secara baik dan benar, serta dapat menjadi imam
dalam shalat berjama’ah.

A. MASALAH SHALAT
1. Shalat Fardhu dan Waktunya
a. Zuhur
Waktunya mulai tergelincir matahari, sampai bayang-bayang
semisal.
b. Ashar
Waktunya mulai bertambah sedikit dari bayang-bayang
semisal sampai terbenamnya matahari.
c. Maghrib
Mulai terbenamnya mata hari sampai hilangnya senja
(hilangnya mega merah).
d. Isya
Mulai hilangnya mega merah sampai terbitnya fajar shiddiq
(fajar kedua).
e. Subuh
Mulai terbit fajar shiddiq sampai terbitnya matahari.
1
2. Waktu-Waktu yang Tidak Boleh Mengerjakan Shalat
Sunnat Tanpa Sebab
a. Setelah shalat subuh hingga terbit matahari. sampai naik
setinggi sepenggalahan (10 derajat) dari permukaan bumi.
b. Ketika matahari rembang (tepat diatas kepala) hingga
miring sedikit ke arah barat.
c. Setelah shalat Ashar hingga terbenam mata hari.
d. Ketika mulai terbenamnya mata hari hingga sempurna
terbenamnya.

3. Syarat-Syarat Wajib Shalat


a. Islam
b. Baligh
c. berakal.

4. Syarat-Syarat Sahnya Shalat


a. Islam
b. Tamyiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk).
c. Suci dari hadats besar dan kecil
d. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
e. Menutup aurat;
❖ Aurat laki-laki menutupi dari pusat hingga lutut.
❖ Aurat perempuan menutupi seluruh tubuhnya kecuali
muka dan telapak tangan.
f. Menghadap kiblat
2
g. Masuk waktu
h. Mengetahui syarat, rukun dan sunnat shalat.
i. Jangan beri’tikad yang wajib itu sunnat atau yang sunnat itu
wajib.

5. Yang Disunnatkan Sebelum Shalat


a. Azan dan iqamat. Bagi perempuan cukup iqamat saja.
b. Mendindingi di hadapan dengan kain atau lainnya agar
orang tidak lewat dihadapannya.
c. Bersiwak dan memakai wangi-wangian.

6. Rukun Shalat
a. Berniat
b. Berdiri betul
c. Takbiratul Ihram
d. Membaca al-Fatihah
e. Ruku’
f. I’tidal
g. Sujud
h. Duduk antara dua sujud (duduk tawaruk)
i. Duduk tahyat akhir (duduk iftirasy)
j. Membaca tahyat (membaca tasyahhud)
k. Sholawat atas Nabi Muhammad SAW
l. Salam yang pertama (salam kekanan)
m. Tertib dan tumakninah
3
7. Yang Membatalkan Shalat
a. Berhadas dengan keluar sesuatu dari qubul / dubur
b. Bercakap-cakap dengan sengaja
c. Terbuka aurat kecuali cepat ditutup
d. Bergerak tiga kali berturut-turut
e. Terkena najis seperti tinja atau kencing
f. Makan minum walaupun sedikit
g. Menghadap kearah lain dari kiblat
h. Berdehem atau tertawa tebahak-bahak
i. Menambah rukun dengan sengaja.
j. Makmum mendahului imam dua rukun.
k. Berobah niat membatalkan shalat.
l. Murtad (berpaling / membenci agama Islam).

8. Shalat Jama’ah
Shalat jama’ah ialah shalat yang dikerjakan bersama-sama.
Shalat jama’ah hukumnya sunnat. Cara mengerjakannya, imam
berdiri di depan dan makmum di belakang. Makmum harus
mengikuti setiap gerakan imam, dan tidak boleh mendahuluinya.

9. Shalat yang disunnatkan berjama’ah


a. Shalat fardhu lima waktu
b. Shalat Jenazah
c. Shalat-shalat sunnat
❖ Shalat tarawih dan witir pada bulan ramadhan.
4
❖ Shalat idul fitri dan idul adha.
❖ Shalat gerhana mata hari dan gerhana bulan.
❖ Shalat mintak hujan (istisqo’)

10. Syarat-Syarat Shalat Jama’ah


a. Dengan sengaja (berniat) mengikuti imam.
b. Mengetahui semua yang dikerjakan imam baik langsung
maupun tidak langsung.
c. Jangan lebih depan temapatnya dari imam.
d. Jarak antara imam dan makmum, atau makmum dengan
baris makmum yang terakhir tidak boleh lebih dari 300
hasta.
e. Jangan ada dinding yang memisahkan antara imam dan
makmum. Kecuali bagi makmum wanita di masjid,
hendaklah dibatasi dengan kain, asal ada seorang atau
sebahagian yang dapat mengetahui gerakan imam.
f. Jangan mendahului imam dalam takbir, dan jangan
mendahului atau melambatkan dua rukun fikli.
g. Shalat makmum harus sama dengan shalatnya imam.

11. Yang Boleh Jadi Imam


a. Laki-laki menjadi imam bagi laki-laki, perempuan dan
banci.
b. Banci menjadi imam bagi banci dan wanita.
c. Wanita menjadi imam bagi wanita.

5
12. Makmum yang Terlambat Datang (Masbuq)
a. Bila seorang makmum mengethui imam sedang rukuk,
kemudian makmum cepat-cepat mengikutinya, maka
sempurnalah raka’at itu meskipun tidak sempat membaca al-
Fatihah.
b. Bila makmum mengikuti imam sesudah ruku’, maka ia
harus mengulangi raka’at tersebut setelah iamam
mengucapkan salam, karena raka’at itu tidak sempurna dan
tidak masuk hitungan.
c. Bila makmum mengikuti imam pada saat tasyahhud akhir
dari suatu shalat, maka tasyahhud yang dikerjakan oleh
makmum itu tidak termasuk hitungan, dan ia harus
menyempurnakan shalatnya sebagaimana mestinya setelah
imam memberi salam.

13. Shalat Sunnat Rawatib


Qobliyah Ba’diyah
Shalat
Ghairu Ghairu
Wajib Muakkad Muakkad
Muakkad Muakkad
Zuhur 2 rakaat 2 rakaat 2 rakaat 2 rakaat
Ashar 2 rakaat 2 rakaat --- ---
Maghrib --- 2 rakaat 2 rakaat ---
Isya --- 2 rakaat 2 rakaat ---
Shubuh 2 rakaat --- --- ---
Jum’at 2 rakaat 2 rakaat 2 rakaat 2 rakaat

6
14. Shalat Jum’at
Shalat jum’at itu wajib hukumnya bagi laki-laki yang sudah
baligh. Caranya;
a. Sampai di Masjid shalat tahyatul masjid. Lafaz niatnya
sebagai berikut:

‫ّلِل تَعَلَى – اَهللُ اَ ْكبَ ُر‬ ْ ‫سنَّةً تَ ْحيَةَ ا ْل َم‬


ِّ َّ ِّ ‫س ِّج ِّد َر َكعَتَ ْي ِّن‬ َ ُ‫أ‬
ُ ‫ص ِّلى‬
(Sengaja aku shalat tahyatul masjid dua rokaat karena
Alloh ta’ala. Allohu Akbar ).
b. Sambil menunggu waktu, beramal apa saja.

c. Setelah waktu tiba sunnat melakukan qobliah jum’at


dua rokaat. Lafaz niatnya sbb;

ِّ َّ ِّ ً‫سنَّةَ ا ْل ُج ْمعَ ِّة َر َكعَتَ ْي ِّن قَ ْب ِّليَّة‬


‫ّلِل تَعَلَى – اَهللُ أَ ْكبَر‬ َ ُ‫أ‬
ُ ‫ص ِّلى‬
(Sengaja aku shalat sunnat sebelum jum’at dua rokaat karena
Alloh ta’ala, Allohu Akbar).
d. Ketika khatib menyampaikan khutbahnya, maka kita
dengarkan dengan khusuk, karena khutbah adalah pengganti
dua rokaat shalat zuhur.
e. Selesai khotib menyampaikan khutbahnya, lalu kita shalat
jum’at dua rokaat secara berjamaah. Lafaz niatnya sbb;

ِّ َّ ِّ ) ‫ض ا ْل ُج ْمعَ ِّة َر َكعَتَ ْي ِّن َمأْ ُم ْو ًما ( اِّ َما ًما‬


‫ّلِل تَعَلَى اَهلل‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬
‫أَ ْكبَ ْر‬

7
(Sengaja aku shalat fardhu jum’at dua rokaat mengikuti
imam (menjadi imam) karena Alloh ta’ala, Allohu Akbar).
f. Selesai shalat wajib jum’at, disunnatkan shalat bakdiah
jum’at 2 rokaat. Lafaz niatnya sbb;

‫سنَّةَ ا ْل ُج ْمعَ ِّة َر َكعَتَ ْي ِّن بَ ْع ِّديَّةً ِّ َّّلِلِّ تَعَلَى – اَهللُ أَ ْكبَر‬ َ ُ‫أ‬
ُ ‫ص ِّلى‬
(Sengaja aku shalat sunnat sebelum jum’at dua rokaat karena
Alloh ta’ala, Allohu Akbar).

15. Lafaz Adzan


×2 ‫اَهللُ اَ ْك َب ُر اَهللُ اَ ْك َب ُر‬
×2 ‫ش َه ُد اَ ْن الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللا‬
ْ َ‫ا‬
×2 ُ ‫ش َه ُد اَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬
‫س ْو ُل هللا‬ ْ َ‫ا‬
× 2 ‫صالَ ِّة‬
َّ ‫ال‬ ‫علَى‬
َ ‫َح َّي‬
× ِّ َ‫علَى ا ْلفَال‬
‫ح‬ َ ‫َح َّي‬
‫اَهللُ اَ ْكبَ ُر هللاُ اَ ْكبَر‬
‫الَ اِّلَهَ اِّالَ هللا‬

16. Lafaz Iqamat

‫اَهللُ اَ ْكبَ ُر اَهللُ اَ ْكبَ ُر‬


‫ش َه ُد اَ ْن الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللا‬
ْ َ‫ا‬

8
‫ش َه ُد اَنَّ ُم َح َّمدًا َر ُ‬
‫س ْو ُل هللا‬ ‫اَ ْ‬
‫ص َ‬
‫ال ِّة‬ ‫علَى ال َّ‬
‫َح َّي َ‬
‫علَى ا ْلفَالَ ِّ‬
‫ح‬ ‫َح َّي َ‬
‫صالَةُ‬ ‫صالَةُ قَ ْد قَا َم ِّ‬
‫ت ال َّ‬ ‫قَ ْد قَا َم ِّ‬
‫ت ال َّ‬
‫اَهللُ اَ ْكبَ ُر هللاُ اَ ْكبَر‬
‫الَ اِّلَهَ اِّالَ هللا‬

‫‪17. Do’a Sesudah Azan‬‬

‫سيِّ َدنَا ُم َح َّمدَا‬ ‫صالَ ِّة ا ْلقَائِّ َم ِّة آ ِّ‬


‫ت َ‬ ‫الَلَّ ُه َّم َر َّ‬
‫ب َه ِّذ ِّه ال َّدع َْو ِّة التَّا َم ِّة َوال َّ‬

‫الر ِّف ْي َعةَ َوا ْب َعثْهُ‬


‫ف َوالد ََّر َجةَ ا ْل َعا ِّل َّيةَ َّ‬
‫ِّن ا ْل َو ِّص ْيلَةَ َوا ْلفَ ِّض ْيلَةَ َوالش ََّر َ‬

‫ف ا ْل ِّم ْي َعا َد‬ ‫ا ْل َمقَا َم ا ْل َم ْح ُم ْودَا ِّن الَّذِّي َو َ‬


‫ع ْدتَهُ اِّنَّكَ الَ ت ُ ْخ ِّل ُ‬

‫‪18. Pembagian Rukun 13‬‬

‫تَ ْعلُوقْ‬ ‫‪Garis Hubungan‬‬ ‫‪13‬‬ ‫ُرك ْ‬


‫ُون‬
‫‪ِّ .1‬ن َّية‬
‫قَ‬ ‫‪ .2‬بَ ْرد ِِّّري بت ُو ْل‬
‫َل‬ ‫‪ .3‬تَ ْكبِّ َرةُ اْ ِّالح َْرا ْم‬
‫بَ‬ ‫‪َ .4‬م ْمبَ َجا اَ ْلفَاتِّ َح ْه‬
‫ى‬
‫‪Yakni Bagi Hati‬‬
‫‪Takluq Pada‬‬
‫‪Sifat Ilmu‬‬
‫قَ ْو ِّلي‬ ‫‪ُ .5‬ركُو ْع‬
‫‪9‬‬
Yakni Bagi ‫ اِّ ْعتِّ َد ْل‬.6
Lisan Takluq
Pada Sifat ‫س ُجو ْد‬ ُ .7
Sama” ُ ‫ ُد ُد ْؤ اَ ْنتَ َرا د َُوا‬.8
‫س ُجو ْد‬
‫فِّ ْع ِّلي‬ ْ‫ ُد ُد ْؤ تَ ْح َيات‬.9
Yakni Bagi ْ‫ َم ْمبَ َجا تَ ْحيَات‬.10
‫صلَ َوا ْة نَبِّي‬
Anggota Takluq
Pada Sifat َ .11
Bashar ‫سالَ ْم‬ َ .12
ْ ِّ‫ تَ ْرت‬.13
‫يب‬

Diluar dari tiga belas yang wajib ini termasuk sunnat

19. Simpul Rukun 13

Tersimpul َ َ‫ق‬
‫ص ْد‬
Pada huruf 8 Menyengaja
yaitu

‫ ه‬,‫ ل‬,‫ ل‬,‫ا‬ ْ ‫تَ ْع َر‬


‫ض‬
‫ ر‬,‫ ب‬,‫ ك‬,‫ا‬ Menentukan
‫قَ ْو ِّلي‬
Waktu Zuhur Atau
Ashar

‫اَهللُ اَ ْكبَر‬ ‫ت ََ ْع ِّي ْن‬ ‫فِّ ْع ِّلي‬


Menentukan

10
Fardhu Atau
Sunnat

20. Muqaranah Niat

َ‫م‬
ُ‫نََََََََََََة‬ َ َ‫ ُمقَ ق‬.1
َ ‫ار‬
Sebab
muqaranah
batal
ini
kedua
karena ‫رَا ا ْلعُ ْرفِّيَّ ِّة‬
kadang-kadang terdahulu Muqaranah
‫ن‬
niat atau terkemudian niat “Urfiyah”
َ‫ة‬
dari alif ) ‫ ( ا‬Allah ) ‫( هللا‬ َ
dan Ra ) ‫ ( ر‬Akbar. ‫ا‬
َ‫ل‬
Terdahulu niat dikatakan َ‫ب‬
angan-angan namanya, ‫ا‬
terkemudian niat dikatakan َ‫ط‬
cita-cita namanya, sebab َ‫ل‬
niat itu beserta dengan ُ‫ار َنََََََََََََة‬َ َ‫ ُمق‬.2 َ‫ة‬
pekerjaan. Muqaranah yang ‫التُجْ ِّزيَّ ِّة‬
MUQARANAH
“TUJZIYAH”
B
A
T
A
L

11
ُ‫ار َنَََََََََََة‬
َ َ‫ ُمق‬.3
Sebab shahnya kedua
muqaranan ini karena dia ْ َ‫ا ْلب‬
‫س ِّطية‬
tidak terdahulu niat atau Muqaranah
terkemudian niat daripada ُ‫ارنَة‬َ َ‫ُمق‬ “Basthiyah”
Alif ) ‫ ( ا‬Allah dan Ra ) ‫( ر‬
Akbar, sebab niat itu ‫ص ِّح ْي َح ِّة‬
َّ ‫ال‬
beserta dengan pekerjaan. Muqaranah Yang
Niat itu tiada berhuruf atau Benar ُ‫ار َنَََََََََََة‬ َ َ‫ ُمق‬.4
bersuara.
‫ا ْل َك َم ِّليَّة‬
Muqaranah
“Kamaliyah”

21. I’tiqat Dalam Niat Shalat

‫ت‬ ِّ ‫اِّنَّ َما اْالَ ْع َما ُل ِّب‬


ِّ ‫الن َيا‬
Sesungguhnya amal itu dengan niat

22. Cara Melakukan Shalat Dan Bacaannya


a. Lafaz Niat
1) Shalat Maghrib

ِّ‫ستَ ْق ِّب َل ا ْل ِّق ْبلَ ِّة اَدَا ًء ِّ َّّلِل‬ َ َ‫ب ثَال‬


ٍ ‫ث َر َكعَا‬
ْ ‫ت ُم‬ َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬
ِّ ‫ض ا ْل َم ْغ ِّر‬ َ ‫أ‬
‫تَعَلَى‬
(Sangaja aku shalat maghrib tiga rokaat menghadap kiblat
tunai karena Alloh taala. Allohu akbar)

12
2) Shalat Isya

ِّ‫ستَ ْقب ِّ َل ا ْل ِّق ْب َل ِّة اَدَا ًء ِّ َّّلِل‬ ٍ ‫ض ا ْل ِّعشَا ِّء اَ ْربَ َع َر َكعَا‬
ْ ‫ت ُم‬ َ ‫ُأ‬
َ ‫ص ِّلى َف ْر‬
‫تَعَ َلى‬
(Sangaja aku shalat Isya empat rokaat menghadap kiblat
tunai karena Alloh taala. Allohu akbar)
3) Shalat Shubuh

‫ستَ ْق ِّب َل ا ْل ِّق ْبلَ ِّة اَدَا ًء ِّ َّّلِلِّ تَ َعلَى‬


ْ ‫ح َر َك َعتَ ْي ِّن ُم‬
ِّ ‫ص ْب‬
ُّ ‫ض ال‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬
(Sanghaja aku shalat shubuh dua rokaat menghadap kiblat
tunai karena alloh taala. Allohu akbar)
4) Sholat Zuhur

‫ستَ ْق ِّب َل ا ْل ِّق ْبلَ ِّة اَدَا ًء ِّ َّّلِلِّ تَعَلَى‬ ُّ ‫ض ال‬


ٍ ‫ظه ِّْر اَ ْربَ َع َر َكعَا‬
ْ ‫ت ُم‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬
(Sengaja aku shalat Zuhur empat rokaat menghadap kiblat
tunai karena Alloh taala. Allohu akbar)
5) Shalat ‘Ashar

‫ستَ ْقب ِّ َل ا ْل ِّق ْب َل ِّة اَدَا ًء ِّ َّّلِلِّ تَعَ َلى‬ ٍ ‫ض ا ْلعَص ِّْر اَ ْربَ َع َر َكعَا‬
ْ ‫ت ُم‬ َ ‫ُأ‬
َ ‫ص ِّلى َف ْر‬
(Sengaja aku shalat ashar empat rokaat menghadap kiblat
tunai karena alloh taala. Allohu akbar)
6) Lafaz Niat Shalat Sunnat Sebelum Fardhu

‫ اَهللُ اَ ْكبَ ْر‬- ‫سنَّةً…… َر ْكعَتَ ْي ِّن قَ ْب ِّليَّةً ِّ َّّلِلِّ تَعَلَى‬ َ ُ‫ا‬
ُ ‫ص ِّلى‬
(sengaja aku shalat sunnat ….. dua rakaat sebelumnya
karena Allah ta’ala – Allahu Akbar)

13
7) Lafaz Niat shalat Sunnat sesudah fardhu

ِّ َّ ِّ ً‫……ر ْك َعتَ ْي ِّن بَ ْع ِّديَة‬


‫ اَهللُ اَ ْكبَ ْر‬- ‫ّلِل تَ َعلَى‬ َ ً‫سنَّة‬ َ ُ‫ا‬
ُ ‫ص ِّلى‬
(sengaja aku shalat sunnat…… dua rakaat sesudahnya
karena Allah ta’ala – Allahu Akbar)

b. Berdiri Betul
Tegak lurus, mata memandang ke sajadah tempat sujud, kaki
agak di jarangkan selebar bahu untuk laki-laki dan untuk
perempuan tumit dirapatkan.

c. Takbiratul Ihrom
Allohu Akbar, tangan diangkat sebatas telinga

d. Membaca al-Fatihah
Membaca al-fatihah, sebaiknya di wakafkan setiap ayatnya.

e. Memabaca ayat
Membaca ayat apa saja yang hafal, namun urutannya sebaiknya
dimulai dari surat yang terendah.

f. Rukuk

× 3 ‫ح ْم ِّد ِّه‬
َ ِّ‫َوب‬ ‫س ْب َحانَ َربِّ َي ا ْلعَ ِّظ ْي ِّم‬
ُ
(Maha suci Tuhanku yang Maha agung, dan aku memuji
kepada-Nya)

14
g. Iktidal
‫سَ ِّم َع هللا ُ ِّل َم ْن َح ِّم َد ْه‬
(Alloh mendengar orang yang memuji-Nya)

kalau makmum membaca

‫َربَّنَا لَكَ ا ْل َح ْم ُد‬


(Ya Tuhan Kami, Bagi-Mulah Segala Puji)

‫شئْتَ ِّم ْن ش َْيءٍ َب ْع ُد‬ ِّ ‫ت َو ِّم ْل ُء اْالَ ْر‬


ِّ ‫ض َو ِّم ْل ُء َما‬ ِّ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬
َّ ‫ِّم ْل ُء ال‬
(sepenuh langit dan bumi serta sepenuh apa yang Engkau
kehendaki sesudah itu)

h. Sujud

×3 ‫س ْب َحانَ َر ِّب َي اْالَ ْعلَى َو ِّب َح ْم ِّد ِّه‬


ُ
(Maha suci Tuhanku yang Maha tinggi, dan aku memuji kepada-
Nya)

i. Duduk antara dua sujud

‫ار ُز ْقنِّى َوا ْه ِّدنِّى‬


ْ ‫ارفَ ْعنِّى َو‬ ْ ‫ب ا ْغ ِّف ْر ِّلى َو‬
ْ ‫ار َح ْمنِّى َواجْ بُ ْرنِّى َو‬ ِّ ‫َر‬
‫ْف عَنِّى‬
ُ ‫َوعَافِّنِّى َواع‬
(Ya Alloh, ampunilah dosaku, berilah aku rahmat, penuhilah
kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku rizki, berilah

15
pula aku petunjuk, berilah aku kesehatan, dan maafkanlah
segalah kealahanku)

j. Tahyat awwal

‫علَ ْيكَ اَيُّ َها النَّ ِّب ُّي‬ َ ‫سالَ ُم‬


َّ ‫ّلِل اَل‬ َّ ‫صلَ َواةُ ال‬
ِّ َّ ِّ ُ‫طيِّبَات‬ َّ ‫اركَاةُ ال‬ َ َ‫اَلتَّ ِّحيَّاتُ ا ْل ُمب‬
َ‫صا ِّل ِّح ْين‬ ِّ ‫ع َلى ِّع َبا ِّد‬
َّ ‫هللا ال‬ َ ‫علَ ْينَا َو‬َ ‫سالَ ُم‬ ِّ ُ‫َو َرحْ َمة‬
َّ ‫هللا َو َب َركَاتُهُ اَل‬
َ ‫هللا اَللَّ ُه َّم‬
‫ص ِّل‬ ُ ‫ش َه ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َر‬
ِّ ‫س ْو ُل‬ ْ َ‫ش َه ُد اَ ْن الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ َوا‬
ْ َ‫ا‬
َ ‫ع َلى آ ِّل‬
‫س ِّي ِّد َنا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ع َلى‬
َ ‫س ِّي ِّد َنا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ
(Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan
hanya bagi Alloh.
Salam, rahmat dan berkahnya untukmu wahai Nabi.
Salam (keselamatan) semoga tetap terlimpah untuk kami dan
seluruh hamba Alloh yang sholeh-sholeh. Aku bersaksi bahwa
tiada tuhan melainkan Alloh, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad utusan Alloh.
Ya Alloh limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan
kepada kelurga Muhammad).

16
k. Tahyat akhir
Bacaannya sama dengan tahyat awal, hanya sholawat atas nabi
diteruskan dengan;

َ ‫علَى اَ ِّل‬
ْ‫سَ ِّي ِّدنَا ا ِّْبَ َرا ِّه ْي َم َو َبَ ِّارك‬ َ ‫علَى‬
َ ‫س ِّي ِّدنَا اِّ ْب َرا ِّه ْي َم َو‬ َ َ‫ص َّل ْيت‬ َ ‫َك َما‬
َ ‫ع َلى‬
‫سَ ِّي ِّد َنا‬ َ َ‫اركْت‬ َ ‫ع َلى اَ ِّل‬
َ َ‫س ِّي ِّد َنا ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬ َ ‫علَى‬
َ ‫س ِّي ِّدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ
‫س ِّي ِّدنَا اِّ ْب َرا ِّه ْي َم فِّىا ْلعَالَ ِّم ْينَ اِّنَّكَ َح ِّم ْي ٌد َم ِّج ْي ٌد‬
َ ‫علَى اَ ِّل‬
َ ‫اِّ ْب َرا ِّه ْي َم َو‬
(sebagaimana Engkau pernah beri rahmat kepada Nabi
Ibrohim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi
Muhammad beserta keluarganya, sebagaimana Engkau pernah
memberi berkah kepada Nabi Ibrohim dan keluarganya. Di
seluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha
mulia).

l. Salam

) ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِّ ( َوبَ َركَاتُه‬


َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫اَل‬
(keselamatan dan rahmat Alloh semoga tetap padamu)

m. Tertib.
Dari awal hingga akhir dikerjakan dengan berurutan dan
tumakninah.

Lafaz qunut diwaktu shalat subuh.

ُّ ‫س ِّج ُد ا ْل َح‬
‫ق‬ ْ ‫سنُكَ هُ َو ا ْل َم‬
ْ ‫َو ُح‬
17
(dan kebaikanmu adalah masjid yang haq)
Atau boleh juga dibaca

ِّ ‫س ِّج ِّد ا ْل َح‬


‫ق‬ ِّ َ‫اَ ْه ُل الثَّن‬
ْ ‫اء َوا ْل َم‬

Do’a Qunut Untuk Shalat Subuh

‫اَللَّ ُه َّم ا ْه ِّدنِّى فِّى َم ْن َه َد ْيتَ َوعَافِّنِّى فِّى َم ْن عَافَ ْيتَ َوتَ َولَّنِّى فِّى َم ْن‬
َ‫ض ْيتَ فَ ِّانَّك‬
َ َ‫ط ْيتَ َوقِّنِّى ِّب َرحْ َمتِّكَ ش ََّر َما ق‬
َ ‫تَ َولَّ ْيتَ َوبَ ِّاركْ ِّلى فِّى َما اَ ْع‬
َ‫علَ ْيكَ َواِّنَّهُ الَ يَ ِّذ ُّل َم ْن َولَ ْيتَ َوالَ يَ ِّع ُّز َم ْن عَا َد ْيت‬
َ ‫تَ ْق ِّضى َوالَ يُ ْقضَى‬
ْ َ‫ض ْيتَ أ‬
ُ ‫ستَ ْغ ِّف ُركَ َواَت ُ ْو‬
‫ب‬ َ َ‫علَى َما ق‬
َ ‫اركْتَ َربَّنَا َوتَعَالَ ْيتَ فَلَكَ ا ْل َح ْم ُد‬
َ َ‫تَب‬
َ ‫علَى اَ ِّل ِّه َو‬
‫ص ْحبِّ ِّه‬ َ ‫علَى‬
َ ‫سيِّ ِّدنَا ُم َح َّم ٍد النَّبِّي ِّ اْالُ ِّمي ِّ َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫اِّلَ ْيكَ َو‬
‫س ِّل ْم‬
َ ‫َو‬
(Ya Alloh berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah
Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan seperti orang-orang
yang telah Engkau beri kesehatan. Berilah aku kekuasaan seperti
engkau telah beri kekuasaan pada orang-orang sebelumku. Berkahi
segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Peliharalah aku
dari kejahatan yang telah Engkau pastikan. Sesungguhnya
engkaulah yang menetapkan segla sesuatu, dan tidaklah ada yang
dapat menolak apa yang telah engkau tetapkan. Sungguh tidaklah
akan hina orang-orang yang telah Engkau beri kekuasaan, dan
tidaklah akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha berkahlah
Engkau dan Maha luhurlah Engkau. Segala puji bagi-Mu atas apa
18
yang telah Engkau pastikan. Aku mohon ampun dan aku bertaubat
kepada-Mu. Semoga Alloh memberi rahmat, berkah dan salam
kepada Nabi Muhammad dan keluarganya).

B. LANCAR MEMBACA AL-QURAN


1. Mampu membaca ayat al-Quran dengan benar
2. Mampu merangkai huruf dengan imla’
3. Dapat menghafal surat-surat pendek mulai dari al-Naas sampai
dengan al-Takatsur

‫الر ِّح ْي ِّم‬


َّ ‫الر ْح َم ِّن‬
َّ ِّ‫س ِّم هللا‬
ْ ِّ‫ب‬

ِّ َّ‫) ِّإلَ ِّه الن‬2( ‫اس‬


‫) ِّم ْن‬3( ‫اس‬ ِّ َّ‫) َم ِّل ِّك الن‬1( ‫اس‬ ِّ ‫قُ ْل أَعُوذُ ِّب َر‬
ِّ َّ‫ب الن‬ .1

ِّ َّ‫ُور الن‬
َ‫) ِّمن‬5( ‫اس‬ ِّ ‫صد‬
ُ ‫س فِّي‬
ُ ‫س ِّو‬ ِّ َّ‫اس ا ْل َخن‬
ْ ‫) الَّذِّي يُ َو‬4( ‫اس‬ ْ ‫ش َِّرا ْل َو‬
ِّ ‫س َو‬
)6( ِّ َّ‫ا ْل ِّجنَّ ِّة َوالن‬
‫اس‬

‫ق ِّإذَا‬
ٍ َ‫اس‬ َ ‫شَ ِّر‬
ِّ ‫غ‬ َ ‫) َو ِّمَ ْن‬2( َ‫) ِّم ْن ش َِّر َما َخ َلَق‬1( ‫ق‬ ِّ ‫قُ ْل أَعُوذُ ِّب َر‬
ِّ َ‫ب ا ْلفَل‬ .2

َ ‫اسَ ٍد ِّإذَا َح‬


‫سَ َد‬ َ ‫) َو ِّم ْن‬4( ‫ت ِّفي ا ْلعُقَ ِّد‬
ِّ ‫شَ ِّر َح‬ َ َ‫َوق‬
ِّ ‫) َو ِّم ْن ش َِّر النَّفَّاثَا‬3( ‫ب‬
)5(

ُ‫) َولََ ْم يَ ُكَ ْن َلَه‬3( ‫ولَ ْد‬


َ ُ‫) لَ ْم يَ ِّل ْد َو َلَ ْم ي‬2( ‫ص َم ُد‬ َّ )1( ‫َّللاُ أَ َح ٌد‬
َّ ‫َّللاُ ال‬ َّ ‫قُ ْل هُ َو‬ .3

)4 ( ‫ُكفُ ًوا أَ َح ٌد‬

19
‫(‪)2‬‬ ‫ب‬ ‫ب (‪َ )1‬مَا أَ ْغ َنَى ع َْنَهُ َمالَُهُ َو َمَا ك َ‬
‫َسَ َ‬ ‫ب َوتََ َّ‬‫تَ َّبتْ َيَدَا أَ ِّبَي لَ َهَ ٍ‬ ‫‪.4‬‬

‫ب (‪ )4‬فَِّي ِّجيَ ِّد َها‬ ‫ب (‪َ )3‬وا ْم َرأَتُهُ َح َّم َالَةَ ا ْل َح َ‬


‫طَ ِّ‬ ‫ارا ذَاتَ لَ َه ٍ‬
‫صلَى نَ ً‬ ‫سيَ ْ‬
‫َ‬
‫(‪)5‬‬ ‫َح ْب ٌل ِّم ْن َم َ‬
‫س ٍد‬

‫َّللاِّ‬
‫َن َّ‬ ‫َو َرأَ ْيتَ النَّ َ‬
‫اس َيَ ْد ُخلُونَ ِّفَي ِّديَ ِّ‬ ‫(‪)1‬‬ ‫إِّذَا َجا َء نَص ُْر َّ ِّ‬
‫َّللا َوا ْلفَتْ ُح‬ ‫‪.5‬‬

‫(‪)3‬‬ ‫ستَ ْغ ِّف ْرهُ إِّنَّهُ كَانَ تَ َّوابًا‬ ‫فَ َ‬


‫سبِّ ْح بِّ َح ْم ِّد َربِّكَ َوا ْ‬ ‫(‪)2‬‬ ‫أَ ْف َوا ًجا‬

‫َوالَ أَ ْنَت ُ ْم ع ِّ‬


‫َابَدُونَ‬ ‫(‪)2‬‬ ‫الَ أَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبَُدُونَ‬ ‫(‪)1‬‬ ‫قُ ْل يَاأَيُّ َها ا ْلكَافِّ ُرونَ‬ ‫‪.6‬‬

‫َوالَ أَ ْنت ُ ْم عَا ِّبدُونَ َمَا أَعْبَُ ُد‬ ‫(‪)4‬‬ ‫َما أَ ْعبُ ُد (‪َ )3‬والَ أَنَا عَا ِّب ٌد َما َ‬
‫عبَ ْدت ُ ْم‬
‫(‪)6‬‬ ‫لَ ُك ْم دِّينُ ُك ْم َو ِّل َي د ِّ‬
‫ِّين‬ ‫(‪)5‬‬

‫ص ِّل ِّل َر ِّبكَ َوا ْن َح ْر (‪ِّ )2‬إ َّن شَا ِّنئَكَ هَُ َو ابَ ْبتََ ُر‬ ‫ِّإنَّا أَ ْع َ‬
‫ط ْينَاكَ ا ْلك َْوثَ َر (‪ )1‬فَ َ‬ ‫‪.7‬‬
‫(‪)3‬‬

‫ِّين (‪ )1‬فَذَ ِّلكَ الَّذِّي َيَ ُد ُّ‬


‫ع ا ْليَ ِّتَي َم (‪َ )2‬والَ يَ ُحَ ُّ‬ ‫أَ َرأَ ْيتَ الَّذِّي يُكَذ ُ‬
‫ِّب ِّبالد ِّ‬ ‫‪.8‬‬

‫صَالَتِّ ِّه ْم‬


‫عَ ْن َ‬ ‫ين (‪ )3‬فَ َو ْي ٌل ِّل ْل ُم َ‬
‫ص ِّلينَ (‪ )4‬الَّ ِّذينَ ُهَ ْم َ‬ ‫طعَ ِّام ا ْل ِّم ْ‬
‫س ِّك ِّ‬ ‫علَى َ‬ ‫َ‬
‫عونَ (‪)7‬‬ ‫ساهُونَ (‪ )5‬الَّ ِّذينَ هُ ْم يُ َرائ ُْونَ (‪َ )6‬ويَ ْمنَعُونَ ا ْل َما ُ‬ ‫َ‬

‫ف(‪)2‬فَ ْل َي ْعبَُدُوا َر َّ‬


‫ب‬ ‫الصَ ْي ِّ‬
‫اء َو َّ‬ ‫ف قُ َر ْي ٍش (‪ِّ )1‬إيالَفِّ ِّه ْم ِّر ْح َلَةَ ِّ‬
‫الشَتَ ِّ‬ ‫ِّإليالَ ِّ‬ ‫‪.9‬‬

‫خ ْوفٍ (‪)4‬‬ ‫وع َوآ َمنَ ُه ْم ِّم ْن َ‬‫ت (‪ )3‬الَّذِّي أَ ْطعَ َم ُه ْم ِّم ْن ُج ٍ‬ ‫َه َذا ا ْلبَ ْي ِّ‬

‫‪20‬‬
‫ب ا ْل ِّفي ِّل (‪ )1‬أَلَ ْم يَجْ َع ْل َك ْي َدهُ ْم ِّفي تَ ْ‬
‫ض ِّلي ٍل‬ ‫ص َحا ِّ‬ ‫ف َف َع َل َر ُّبكَ ِّبأ َ ْ‬‫أَ َل ْم تَ َر َك ْي َ‬ ‫‪.10‬‬

‫ل (‪)4‬‬ ‫ار ٍة ِّمَ ْن ِّ‬


‫سَ ِّجي ٍ‬ ‫ط ْي ًرا أَبَا ِّبي َل (‪ )3‬تَ ْر ِّم ِّ‬
‫يه ْم ِّب ِّح َجَ َ‬ ‫علَ ْي ِّه ْم َ‬
‫س َل َ‬‫(‪َ )2‬وأَ ْر َ‬
‫(‪)5‬‬ ‫فَ َجعَلَ ُه ْم َكعَصْفٍ َمأْكُو ٍل‬

‫ب أَنَّ َمالََهُ‬
‫سَ ُ‬ ‫َو ْي ٌل ِّلك ُِّل هُ َم َز ٍة لُ َم َز ٍة (‪ )1‬الَّذِّي َج َم َع َماالً َو َ‬
‫ع َّد َدهُ (‪ )2‬يَ ْح َ‬ ‫‪.11‬‬

‫ط َمَةُ (‪ )5‬نََ ُ‬
‫ار‬ ‫ط َم ِّة (‪َ )4‬و َما أَد َْراكَ َما ا ْل ُح َ‬
‫أَ ْخلَ َدهُ (‪َ )3‬كالَّ لَيُ ْنبَذَ َّن فِّي ا ْل ُح َ‬
‫صَ َدةٌ (‪)8‬‬
‫ُم ْد َ‬ ‫علَى ابَ ْف ِّئ َد ِّة (‪ِّ )7‬إنَّ َهَا ع ََلَ ْي ِّه ْم‬ ‫َّللا ا ْل ُموقَ َدةُ (‪ )6‬الَّ ِّتي تَ َّ‬
‫ط ِّل ُع َ‬ ‫َّ ِّ‬
‫(‪)9‬‬ ‫ع َم ٍد ُم َم َّد َد ٍة‬
‫ِّفي َ‬

‫س َ ٍر (‪ )2‬إِّالَّ الَّ َ ِّذينَ آ َمنُ َوا َوع َِّملُ َوا‬


‫س َانَ لَ ِّف َي ُخ ْ‬
‫اإل ْن َ‬ ‫َوا ْلعَ ْ‬
‫ص َ ِّر (‪ )1‬إِّ َّن ِّ‬ ‫‪.12‬‬

‫(‪)3‬‬ ‫ص ْب ِّر‬
‫ص ْوا بِّال َّ‬ ‫ص ْوا بِّا ْل َح ِّ‬
‫ق َوتَ َوا َ‬ ‫ت َوتَ َوا َ‬
‫صا ِّل َحا ِّ‬
‫ال َّ‬

‫ف تَ ْع َل ُمَونَ (‪ )3‬ث َُ َّم‬ ‫س ْو َ‬


‫ال َ‬ ‫أَ ْل َها ُك ُم التَّكَاث ُ ُر (‪َ )1‬حتَّى ُز ْرت ُ ُم ا ْل َمقَا ِّب َر (‪َ )2‬ك َّ‬ ‫‪.13‬‬

‫ين (‪ )5‬لَتَ َر ُو َّن ا ْل َج ِّحي َم‬


‫ف تَ ْعلَ ُمونَ (‪َ )4‬كالَّ لَ ْو تَ ْعلَ ُمونَ ِّع ْل َم ا ْليَ ِّق ِّ‬ ‫س ْو َ‬‫َكالَّ َ‬
‫(‪)8‬‬ ‫سأَلُنَّ يَ ْو َمئِّ ٍذ ع َِّن النَّ ِّع ِّ‬
‫يم‬ ‫ين (‪ )7‬ث ُ َّم لَت ُ ْ‬ ‫(‪ )6‬ث ُ َّم لَتَ َر ُونَّ َها َ‬
‫ع ْينَ ا ْليَ ِّق ِّ‬

‫‪21‬‬
‫‪BAB II‬‬
‫‪DZIKIR DAN DO’A‬‬

‫‪Semester : Ganjil‬‬
‫‪Fakultas : Tarbiyah dan keguruan‬‬
‫‪Tujuan‬‬ ‫‪: Agar mahasiswa dapat mempraktikkan amaliah dzikir‬‬
‫‪sesudah sholat dan mampu menjadi imam dalam‬‬
‫‪berdzikir.‬‬

‫‪A. WIRID SESUDAH SHOLAT‬‬

‫هللا ا ْل َع ِّظ ْي َم الَّذِّى الَ اِّلَهَ اِّالَّ هُ َو ا ْل َح ُّي ا ْلقَ ُّي ْو ُم َواَت ُ ْو ُ‬
‫ب اِّلَ ْي ِّه ِّم ْن‬ ‫ستَ ْغ ِّف ُر َ‬
‫اَ ْ‬
‫‪×3‬‬ ‫اص َوالذُّنُ ْوب‬
‫َج ِّم ْي ِّع ا ْل َم َع ِّ‬
‫الَاِّلَهَ اِّالَّ هللاُ َوحْ َد ُه الَش َِّر ْيكَ لَهُ لَهُ ا ْل ُم ْلكُ َولَهُ ا ْل َح ْم ُد يُ ْحي ِّ َويُ ِّميْتُ َو ُه َو‬
‫َيءٍ قَ ِّد ْي ٍر ‪×3‬‬ ‫ع َلى ك ُِّل ش ْ‬ ‫َ‬
‫النَّ ِّ‬
‫ار ‪×3‬‬ ‫اَللَّ ُه َّم اَ ِّج ْرنَا ِّمنَ‬
‫سالَ ِّم‬ ‫سالَ ُم فَ َح ِّينَ َ‬
‫اربَّنَا ِّبال َّ‬ ‫سالَ ُم َواِّلَ ْيكَ يَعُ ْو ُد ال َّ‬ ‫اللَّ ُه َّم اَ ْنتَ ال َّ‬
‫سالَ ُم َو ِّم ْنكَ ال َّ‬
‫ار ْكتَ َربَّنَا َوتَعَالَ ْيتَ يَا ذَا ا ْل َجالَ ِّل َو ِّ‬
‫اال ْك َر ِّام‬ ‫سالَ َم تَبَ َ‬
‫ار ال َّ‬‫َواَ ْد ِّخ ْلنَا ا ْل َجنَّةَ َد َ‬

‫‪Bila tidak ingin diteruskan tutup dengan kaliamat dibawah ini, tapi‬‬
‫‪kalau mau diterus kalimat ini tidak usah dibaca:‬‬

‫غ ْف َرانَكَ َربَّنَا َو ِّإ َل ْيكَ ا ْل َم ِّصي ُر‬ ‫س ِّم ْعنَا َوأَ َ‬


‫ط ْعنَا ُ‬ ‫َ‬

‫يم‬
‫الر ِّح ِّ‬
‫الر ْح َم ِّن َّ‬
‫َّللا َّ‬
‫س ِّم َّ ِّ‬
‫الر ِّج ْي ِّم‪ِّ ,‬ب ْ‬
‫ان َّ‬
‫ط ِّ‬ ‫أَع ُْوذُ ِّباهللِّ ِّمنَ ال َّ‬
‫ش ْي َ‬
‫‪22‬‬
‫ِّين‪ِّ ,‬إ َّياكَ نَ ْعبُ ُد‬
‫يم‪َ ,‬ما ِّل ِّك َي ْو ِّم الد ِّ‬
‫الر ِّح ِّ‬
‫الرحْ َم ِّن َّ‬ ‫ب ا ْل َعالَ ِّمينَ ‪َّ ,‬‬ ‫ا ْل َح ْم ُد ِّ َّ ِّ‬
‫ّلِل َر ِّ‬
‫ط الَّ ِّذينَ أَ ْن َع ْمتَ َ‬
‫علَ ْي ِّه ْم‬ ‫ستَ ِّقي َم‪ِّ ,‬ص َرا َ‬ ‫ط ا ْل ُم ْ‬
‫الص َرا َ‬
‫ستَ ِّعينُ ‪ ,‬ا ْه ِّدنَا ِّ‬
‫َو ِّإ َّياكَ نَ ْ‬
‫علَ ْي ِّه ْم َوالَالض َِّّالينَ‬ ‫غ ْي ِّر ا ْل َم ْغضُو ِّ‬
‫ب َ‬ ‫َ‬
‫الر ِّح ْي ُم‪ ,‬هللاُ الَ ِّإلَهَ ِّإالَّ هُ َو ا ْل َح ُّي‬ ‫اح ٌد الَاِّلَهَ اِّالَّ هُ َو َّ‬
‫الر ْح َم ُن َّ‬ ‫َواِّلَ ُه ُك ْم اِّلَهٌ َو ِّ‬
‫ض َم ْن‬ ‫ت َو َما فِّي ابَ ْر ِّ‬ ‫س َنةٌ َو َال َن ْو ٌم‪َ ,‬لهُ َما فِّي ال َّ‬
‫س َم َوا ِّ‬ ‫ا ْل َقيُّو ُم َال تَأْ ُخذُهُ ِّ‬
‫شفَ ُع ِّع ْن َدهُ إِّالَّ ِّب ِّإ ْذنِّ ِّه‪ ,‬يَ ْعلَ ُم َما بَ ْينَ أَ ْيدِّي ِّه ْم َو َما َخ ْلفَ ُه ْم َوالَ‬
‫ذَا الَّذِّي يَ ْ‬
‫ت‬ ‫سيُّهُ ال َّ‬
‫س َم َوا ِّ‬ ‫س َع ك ُْر ِّ‬ ‫طونَ ِّبش َْيءٍ ِّم ْن ِّع ْل ِّم ِّه إِّالَّ ِّب َما شَا َء‪َ ,‬و ِّ‬
‫يُ ِّحي ُ‬
‫ظ ُه َما َوهُ َو ا ْلعَ ِّل ُّي ا ْلعَ ِّظي ُم‬
‫ض َوالَ يَئ ُو ُدهُ ِّح ْف ُ‬‫َوابَ ْر َ‬
‫ش ِّه َد هللاُ أَنَّهُ الَ إِّلَهَ إِّالَّ هُ َو َوا ْل َمالئِّكَةُ َوأُولُو ا ْل ِّع ْل ِّم قَائِّ ًما بِّا ْل ِّق ْ‬
‫س ِّط الَ إِّلَهَ إِّالَّ‬ ‫َ‬
‫سال ُم‪ ,‬قُ ِّل اللَّ ُه َّم َما ِّلكَ ا ْل ُم ْل ِّك‬
‫اإل ْ‬ ‫الدينَ ِّع ْن َد َّ ِّ‬
‫َّللا ِّ‬ ‫يز ا ْل َح ِّكي ُم‪ ,‬إِّنَّ ِّ‬
‫هُ َو ا ْلعَ ِّز ُ‬
‫ع ا ْل ُم ْلكَ ِّم َّم ْن تَشَا ُء َوت ُ ِّع ُّز َم ْن تَشَا ُء َوت ُ ِّذ ُّل‬ ‫ت ُ ْد ِّتي ا ْل ُم ْلكَ َم ْن تَشَا ُء َوتَ ْن ِّز ُ‬
‫ع َلى ك ُِّل ش َْيءٍ قَدِّي ٌر‬ ‫َم ْن تَشَا ُء ِّب َيدِّكَ ا ْل َخ ْي ُر‪ِّ ,‬إ َّنكَ َ‬
‫ج ا ْل َح َّي ِّمنَ ا ْل َم ِّي ِّ‬
‫ت‬ ‫ار فِّي ال َّل ْي ِّل َوت ُ ْخ ِّر ُ‬
‫تُو ِّل ُج اللَّ ْي َل فِّي النَّ َه ِّار َوتُو ِّل ُج النَّ َه َ‬
‫ب‬
‫سا ٍ‬ ‫ق َم ْن تَشَا ُء ِّب َغ ْي ِّر ِّح َ‬ ‫ج ا ْل َم ِّيتَ ِّمنَ ا ْل َحيِّ‪َ ,‬وتَ ْر ُز ُ‬ ‫َوت ُ ْخ ِّر ُ‬
‫‪) ×33‬‬ ‫س ْب َحانَ هللاِّ‬ ‫اِّلَ ِّهى يَا َر ِّبى ُ‬
‫س ْب َحانَ هللاِّ ( ُ‬
‫س ْب َحانَ هللاِّ ا ْلعَ ِّظ ْي ِّم َو ِّب َح ْم ِّد ِّه يَاك َِّر ْي ُم دَائِّ ًما اَبَدًا اَ ْل َح ْم ُد ِّ َّّلِلِّ‬
‫ُ‬

‫‪)×33‬‬ ‫(اَ ْل َح ْم ُد ِّ َّ ِّ‬


‫ّلِل‬

‫‪23‬‬
‫ب ا ْلعَالَ ِّم ْينَ َ‬
‫علَىك ُِّل َحا ٍل َوفِّىك ُِّل َحا ٍل َونِّ ْع َم ٍة اَهللُ اَ ْكبَ ُر (اَهللُ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِّ َّ ِّ‬
‫ّلِل َر ِّ‬
‫ا َ ْكبَرَُ ‪)×33‬‬

‫س ْب َحانَ هللاِّ بُك َْرةً َواَ ِّص ْيالً‪ ,‬الَاِّلَهَ اِّالَّ هللاُ‬ ‫اَهللُ اَ ْكبَ ُر َكبِّ ْي ًرا َوا ْل َح ْم ُد ِّ َّ ِّ‬
‫ّلِل َكثِّ ْي ًرا َو ُ‬
‫علَى ك ُِّل ش َْيءٍ‬ ‫َو ْح َدهُ الَ ش َِّر ْيكَ لَهُ لَهُ ا ْل ُم ْلكُ َولَهُ ا ْل َح ْم ُد يُ ْحي ِّ َويُ ِّميْتُ َوهُ َو َ‬
‫قَ ِّد ْي ٍر َوالَ َح ْو َل َوالَقُ َوةَ اِّالَّ بِّاهللِّ ا ْلعَ ِّلي ِّ ا ْلعَ ِّظ ْي ِّم‪.‬‬
‫ض ْيتَ َوالَ‬‫ط ْيتَ َوالَ ُم ْع ِّط َي ِّل َما َمنَ ْعتَ َوالَ َرا َّد ِّل َما قَ َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم الَ َما ِّن َع ِّل َما اَ ْع َ‬
‫ع ْبدِّكَ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِّي ِّدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫س ِّل ْم َ‬
‫ص ِّل َو َ‬ ‫َي ْنفَ ُع َذا ا ْل َج ِّد ِّم ْنكَ ا ْل َج ُّد اَلَّل ُه َّم َ‬
‫علَى اَ ِّل ِّه َوصَحْ ِّب ِّه َوبَ ِّاركْ َو َ‬
‫س ِّل ْم‬ ‫س ْو ِّلكَ النَّ ِّبي ِّ اْالُ ِّمي ِّ َو َ‬
‫َو َر ُ‬

‫غفَ َل ع َْن ِّذك ِّْركَ ا ْلغَافِّلُ ْونَ َو َ‬


‫س ِّل ْم َو َر ِّض َي هللاُ‬ ‫ُكلَّ َما ذَك ََركَ الذَّا ِّك ُر ْونَ َو َ‬
‫سيِّ ِّدنَا َر ُ‬
‫س ْو ِّل هللاِّ اَ ْج َم ِّع ْينَ‬ ‫ب َ‬ ‫سادَاتِّنَا اَ ْ‬
‫ص َحا ِّ‬ ‫تَعَلَىعَ ْن َ‬
‫سبُنَاهللاُ َو ِّن ْع َم ا ْل َو ِّك ْي ِّل ِّن ْع َم ا ْل َم ْوالَ َو ِّن ْع َم النَّ ِّص ْي ِّر َوالَ َح ْو َل َوالَقُ َّوةَ اِّالَّ‬
‫َو َح ْ‬
‫هللا ا ْل َع ِّظ ْي َم‬ ‫هلل ا ْل َع ِّلي ِّ ا ْل َع ِّظ ْي ِّم اَ ْ‬
‫ستَ ْغ ِّف ُر َ‬ ‫ِّبا ِّ‬

‫اوافِّ ْي يَاك َِّر ْي ُم اَ ْنتَ هللاُ ‪:‬‬ ‫ش ِّف ُي ‪ ×2‬يَالَ ِّط ْي ُ‬


‫ف يَ َ‬ ‫ف يَا َك ِّف ُّي يَا َح ِّف ْي ُ‬
‫ظ يَا َ‬ ‫يَالَ ِّط ْي ُ‬
‫(‪)×99‬‬ ‫الَاِّلَهَ اِّالَّ هللاُ‬
‫سلَّ َم‬
‫علَ ْي ِّه َو َ‬
‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫الَاِّلَهَ اِّالَّ هللاُ ُم َح َّم ُد َر ُ‬
‫س ْو ُل هللاِّ َ‬

‫‪24‬‬
‫ث ا ِّْن شَا َء هللاُ تَعَلَى‬
‫علَ ْي َها نَ ُم ْوتُ َو ِّب َها نُ ْبعَ ُ‬
‫علَ ْي َها نَ ْح َي َو َ‬ ‫َك ِّل َمةُ َح ٍ‬
‫ق َ‬
‫ِّب َر ْح َم ِّة هللاِّ َوك ََر ِّم ِّه ِّمنَ اْ ِّ‬
‫آلمنِّ ْينَ ‪ :‬الفاتحة‬
‫‪Dilanjutkan dengan do’a dibawah ini‬‬

‫‪DO’A SESUDAH SHOLAT‬‬

‫علَى َ‬
‫سيِّ ِّدنَا ُم َح َّم ٍد فِّى اْالَ َّو ِّل ْينَ‬ ‫س ِّل ْم َ‬ ‫يَاذَا ْل َجالَ ِّل َواْ ِّالك َْر ِّام اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َو َ‬
‫ب‬
‫ص َحا ِّ‬ ‫اركَ َوتَعَالَى ع َْن َ‬
‫سادَاتِّنَا اَ ْ‬ ‫واْآلَ ِّخ ِّر ْينَ َوبَ ِّاركْ َو َ‬
‫س ِّل ْم َو َر ِّض َي هللاُ تَبَ َ‬
‫هللا اَجْ َم ِّع ْينَ ‪.‬‬ ‫س ِّي ِّد َنا َر ُ‬
‫س ْو ِّل ِّ‬ ‫َ‬

‫ب ا ْلعَالَ ِّم ْينَ َح ْمدًا يُ َوافِّى نِّ ْع َمهُ‬ ‫يم اَ ْل َح ْم ُد ِّ َّ ِّ‬


‫ّلِل َر ِّ‬ ‫الر ِّح ِّ‬
‫الرحْ َم ِّن َّ‬
‫س ِّم هللاِّ َّ‬
‫ِّب ْ‬
‫اربَّنَا لَكَ ا ْل َح ْم ُد َك َما يَ ْنبَ ِّغ ْي ِّل َجالَ ِّل َو ْج ِّهكَ ا ْلك َِّر ْي ِّم َوع َِّظ ْي ِّم‬
‫ئ َم ِّز ْي َدهُ‪ ,‬يَ َ‬ ‫َويُكَافِّ ُ‬
‫ص ْل َ‬
‫طانِّكَ‬ ‫ُ‬

‫صالَةً ت ُ ْن ِّج ْينَا ِّب َها ِّم ْن َج ِّم ْي ِّع اْالَح َْوا ِّل‬ ‫علَى َ‬
‫س ِّي ِّدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ط ِّه ُرنَا ِّب َها‬‫ت َوت ُ َ‬‫ت َوتَ ْق ِّض ْيلَ َنا ِّب َها يَا اَهللُ‪-‬يَاَهللاُ ‪-‬يَا اَهللُ َج ِّم ْي َع ا ْل َحا َجا ِّ‬‫َو ْا َالفَا ِّ‬
‫ت َوتُبَ ِّلغُنَا ِّب َها اَ ْق َ‬
‫ص‬ ‫ت َوتَ ْرفَعُنَا ِّب َها ِّع ْندَكَ اَ ْع َل الد ََّر َجا ِّ‬ ‫ِّم ْن َج ِّم ْي ِّع ال َّ‬
‫س ِّيئَا ِّ‬
‫ت فِّى ا ْل َحيَا ِّ‬
‫ت َوبَ ْع َد الَ َم َما ِّ‬
‫ت بِّ َرحْ َم ِّةكَ‬ ‫ت َوا ْلبَ َركَا ِّ‬
‫ت ِّم ْن َج ِّم ْي ِّع ا ْل َخ ْي َرا ِّ‬
‫ا ْلغَيَا ِّ‬
‫اح ِّم ْينَ‬ ‫يَا اَ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِّ‬

‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِّف ْر لَنَا ذُنُ ْوبَنَا َو ِّل َوا ِّل َد ْينَا َو ْ‬
‫ار َح ْم هُ َما َك َما َربَّيَانَا َ‬
‫ص ِّغ ْي ًرا َو ِّل َج ِّم ْي ِّع‬
‫اء ِّم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ِّ‬
‫ت‬ ‫ت َوا ْل ُم ْد ِّمنِّ ْينَ َوا ْل ُم ْد ِّمنَا ِّ‬
‫ت اَالَّ ْحيَ ِّ‬ ‫س ِّل ِّم ْينَ َوا ْل ُم ْ‬
‫س ِّل َما ِّ‬ ‫ا ْل ُم ْ‬
‫‪25‬‬
‫اح ِّم ْينَ َوالَ‬
‫الر ِّ‬ ‫ب ا ْغ ِّف ْر َو ْ‬
‫ار َح ْم َواَ ْنتَ َخ ْي ُر َّ‬ ‫َوتَبِّ ْع بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُه ْم بِّا ْل َخ ْي َرا ِّ‬
‫ت َر ِّ‬
‫َح ْو َل َوالَ قُ َّوةَ اِّالَّ بِّاهللِّ ا ْلعَ ِّلي ِّ ا ْلعَ ِّظ ْي ِّم‬
‫ان َواَد ِّْخلَنَا ا ْل َجنَّةَ‬
‫ان َوا ْحش ُْرنَا ِّباْ ِّال ْي َم ِّ‬ ‫اَللَّ ُه َّم احْ ِّينَا ِّباْ ِّال ْي َم ِّ‬
‫ان َواَ ِّمتْنَا ِّباْ ِّال ْي َم ِّ‬
‫ان َو َخ ِّد ْم‬ ‫ان اَللَّ ُه َّم ثَ ِّبتْنَا َم َع اْ ِّال ْي َم ِّ‬
‫ان َواَ ْخ ِّرجْ نَا ِّمنَ ال ُّد ْنيَا َم َع اْ ِّال ْي َم ِّ‬ ‫َم َع اْ ِّال ْي َم ِّ‬
‫ان‬‫لَ َنا ِّمنَ ا ْل ِّج ِّن َم َع اْ ِّال ْي َم ِّ‬
‫ش ِّر اْبَ ِّخ َر ِّة‬
‫ب اْبَ ِّخ َر ِّة َوش َِّر ال ُّد ْن َيا َو َ‬
‫عذَا ِّ‬
‫اَللَّ ُه َّم عَافِّنَا ِّم ْن ك ُِّل َبالَ ِّء ال ُّد ْن َيا َو َ‬
‫اح ِّم ْينَ‬ ‫غفَ َر هللاُ لَنَا َولَ ُه ْم ِّب َر ْح َمتِّكَ يَا اَ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِّ‬ ‫َ‬

‫الد ْي ِّن َوال ُّد ْنيَا َواْبَ ِّخ َر ِّة وعَافِّيَةً فِّى ا ْل َج َ‬
‫س ِّد‬ ‫سالَ َمةً فِّى ِّ‬
‫سأَلُكَ َ‬ ‫اَلَّل ُه َّم اِّنَّا نَ ْ‬
‫ت َو َر ْح َمةً ِّع ْن َد‬
‫ق َوتَ ْوبَةً قَ ْب َل ا ْل َم ْو ِّ‬ ‫َو ِّزيَا َدةً فِّى ا ْل ِّع ْل ِّم َوبَ َركَةً فِّى ِّ‬
‫الر ْز ِّ‬
‫ت ا ْل َم ْو ِّ‬
‫ت َوالنَّ َجا ِّة‬ ‫علَ ْينَا ِّفى َ‬
‫سك ََرا ِّ‬ ‫ت َو َم ْغ ِّف َرةً َب ْع َد ا ْل َم ْو ِّ‬
‫ت اَللَّ ُه َّم َه ِّو ْن َ‬ ‫ا ْل َم ْو ِّ‬
‫ب‬ ‫ِّمنَ النَّ ِّار َوا ْل َع ْف َوى ِّع ْن َد ا ْل ِّح َ‬
‫سا ِّ‬
‫غ قُلُ ْوبَنَا بَ ْع َد اِّ ْذ َه َد ْيتَنَا َو َه ْب لَنَا ِّم ْن لَ ُد ْنكَ َرحْ َمةً اِّنَّكَ اَ ْنتَ‬
‫َربَّنَا الَ ت ُ ِّز ْ‬
‫سنَا َوا ِّْن لَ ْم تَ ْغ ِّف ْرلَنَا َوتَ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَنَّا ِّمنَ‬ ‫اب َربَّنَا َ‬
‫ظلَّ ْمنَا اَ ْنفُ َ‬ ‫ا ْل َو َّه ُ‬
‫ا ْل َخا ِّ‬
‫س ِّر ْينَ‬

‫ان َوالَ تَ ْجعَ ْل فِّى قُلُ ْو ِّبنَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغ ِّف ْرلَنَا َو َِّ ِّال ْخ َوانِّنَا الَّ ِّذ ْينَ َ‬
‫سبَقُ ْونَ ِّباْ ِّال ْي َم ِّ‬
‫ف َر ِّحيِّ ٌم‪َ .‬ربَّنَا َه ْب لَنَا ِّم ْن اَ ْز َو ِّ‬
‫اجنَا َو‬ ‫ِّغالًّ ِّللَّ ِّذ ْينَ آ َمنُ ْوا َربَّنَا اِّنَّكَ َرئ ُْو ٌ‬
‫ذُ ِّريَاتِّنَا قُ َّرةَ اَ ْعيُ ٍن َواجْ عَ ْلنَا ِّل ْل ُمتَّ ِّق ْينَ اِّ َما ًما َربَّنَا تَقَبَّ ْل ِّمنَّا اِّنَّكَ اَ ْنتَ ال َّ‬
‫س ِّم ْي ُع‬
‫‪26‬‬
‫الر ِّح ْي ُم َربَّنَا آتِّنَا فِّى ال ُّد ْنيَا‬
‫اب َّ‬ ‫ا ْلعَ ِّل ْي ُم َوت ُ ْب َ‬
‫علَ ْينَا يَا َم ْوالَ نَا اِّنَّكَ اَ ْنتَ التَّ َّو ُ‬
‫‪)×3‬‬ ‫اب النَّ ِّار‬ ‫سنَةً ( َوقِّنَا َ‬
‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوفِّى اْالَ ِّخ َر ِّة َح َ‬
‫َح َ‬

‫س ْب َحانَ َر ِّبكَ َر ِّ‬


‫ب‬ ‫سلَّ َم ُ‬ ‫علَى آ ِّل ِّه َو َ‬
‫ص ْح ِّب ِّه َو َ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِّي ِّدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫َو َ‬
‫ب ا ْلعَا َل ِّم ْينَ‬
‫س ِّل ْينَ َوا ْل َح ْم ُد هللِّ َر ِّ‬
‫علَى ا ْل ُم ْر َ‬
‫سالَ ٌم َ‬ ‫ا ْل ِّع َّز ِّة َ‬
‫ع َّما يَ ِّصفُ ْونَ َو َ‬
‫‪×1:‬‬ ‫اَ ْلفَاتِّ َحة‬

‫‪DO’A KEDUA‬‬

‫ج ا ْل َه ِّم‬ ‫س ِّر ا ْلفَاتِّ َح ِّة يَافَ ِّار َ‬


‫ق ا ْلفَاتِّ َح ِّة َو ِّ‬
‫ب ا ْلعَالَ ِّم ْينَ اَللَّ ُه َّم ِّب َح ِّ‬
‫اَ ِّم ْين ‪ × 3‬يَا َر َّ‬
‫ف ا ْلغَ ِّم يَا َم ْن ِّل ِّعبَا ِّد ِّه يَ ْغ ِّف ُر َويَ ْر َح ُم‪َ ,‬ويَادَافِّ َع ا ْلبَالَ ِّء يَااَهللُ َويَادَافِّ َع‬ ‫َويَا َكا ِّ‬
‫ش َ‬
‫ار ِّح ْي ُم‪ ,‬اِّ ْدفَ ْع َ‬
‫عنَّا ِّم ْن ك ُِّل بَالَ ِّء ال ُّد ْنيَا‬ ‫ارحْ َمانُ‪َ ,‬ويَادَافِّ َع ا ْلبَالَ ِّء يَ َ‬
‫ا ْلبَالَ ِّء يَ َ‬
‫س ْب َحانَكَ اللَّ ُه َّم َوتَ ِّحيَّت ُ ُه ْم فِّ ْي َها َّ‬
‫سالَ ٌم َواَ ِّخ ُر‬ ‫ب اْبَ ِّخ َر ِّة َدع َْوهُ ْم فِّ ْي َها ُ‬ ‫عذَا ِّ‬ ‫َو َ‬
‫ب ا ْلعَالَ ِّم ْينَ‬ ‫َدع َْوهُ ْم اَ ِّن ا ْل َح ْم ُد ِّ َّ ِّ‬
‫ّلِل َر ِّ‬

‫‪DO’A-DO’A SINGKAT‬‬

‫‪1. Do’a Untuk Orangtua‬‬

‫ص ِّغ ْي ًرا َوتَ ِّب ْع بَ ْينََنَا‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِّف ْرلَنَا ذُنُ ْوبَنَا َو ِّل َوا ِّل ِّد ْينَا َو ْ‬
‫ار َح ْم هُ َما َك َما َربَّيَانَا َ‬
‫اح ِّم ْينَ َوالَ َح ْو َل َوالَ‬
‫الر ِّ‬ ‫ب ا ْغ ِّف ْر َو ْ‬
‫ار َح ْم َواَ ْنتَ َخ ْي ُر َّ‬ ‫َوبَ ْينَ ُه ْم ِّبا ْل َخ ْي َرا ِّ‬
‫ت َر ِّ‬
‫قُ َّوةَ اِّالَّ ِّباهللِّ ا ْلعَ ِّلي ِّ ا ْلعَ ِّظ ْي ِّم‬
‫‪27‬‬
‫‪2. Do’a Mulai Belajar‬‬

‫الر ِّح ْي ِّم‬


‫الرحْ َم ِّن َّ‬‫س ِّم هللاِّ َّ‬ ‫ِّب ْ‬
‫علَ َّي َر ْح َمتَكَ ِّم ْن َخ َزا ئِّ ِّن َر ْح َمتِّكَ ‪َ ,‬وا ْفتَ ْح‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْفتَحْ ِّلى ِّح ْك َمتَكَ َوا ْنش ُْر َ‬
‫س ِّل ْينَ ‪َ ,‬واِّ ْل َها َم‬ ‫ار ُز ْقنِّى فَ ْه َم النَّبِّيِّ ْينَ ‪َ ,‬و ِّح ْف َ‬
‫ظ ا ْل ُم ْر َ‬ ‫ِّلى فُت ُ ْو َ‬
‫ح ا ْلعَ ِّارفِّ ْينَ ‪َ ,‬و ْ‬
‫اء ا ْلعَا ِّم ِّل ْينَ ا ْل َخيِّ ِّر ْينَ ‪ ,‬بِّ َرحْ َمتِّكَ‬
‫َمالَئِّ َكتِّكَ ا ْل ُمقَ َّربِّ ْينَ ‪َ ,‬وا ْجعَ ْل ِّنى ِّمنَ ا ْلعُلَ َم ِّ‬
‫اح ِّم ْينَ‬ ‫يَااَ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِّ‬

‫‪3. Selesai Belajar‬‬

‫ار ُد ْدهُ اِّلَ َّي ِّع ْن َد َحا َجاتِّى اِّلَ ْي ِّه َوالَ‬
‫علَّ ْمتَنِّى بِّ ِّه َو ْ‬
‫ستَ ْو ِّدعُكَ َما َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم اِّنِّىأ َ ْ‬
‫ب ا ْلعَالَ ِّم ْينَ‬
‫سنِّى يَا َر َّ‬ ‫تَ ْن َ‬

‫‪4. Do’a Pengantin‬‬

‫ف بَ ْينَ ُه َما َك َما اَلَّ ْفتَ بَ ْينَ آَدَا َم َو َح َوى َواَ ِّل ْ‬
‫ف بَ ْينَ ُه َما َك َما اَلَّ ْفتَ‬ ‫اَللَّ ُه َّم اَ ِّل ْ‬

‫ف َو ُزلَ ْي َحى‬ ‫ف بَ ْينَ ُه َما َك َما اَلَّ ْفتَ بَ ْينَ يُ ْو ُ‬


‫س ِّ‬ ‫سى َو َه ُر ْونَ َواَ ِّل ْ‬
‫بَ ْينَ ُم ْو َ‬

‫سلَّ ْم َو َخ ِّد‬
‫علَ ْي ِّه َو َ‬ ‫ف بَ ْينَ ُه َما َك َما اَلَّ ْفتَ بَ ْينَ النَّبِّيِّنَا ُم َح َّم ٍد َ‬
‫ص ِّل هللاُ َ‬ ‫َواَ ِّل ْ‬

‫ْي َجةَ ا ْل ُك ْب َرى‬


‫‪5. Pemberian Nama Bayi‬‬

‫ح ا ْل َم ْحفُ ْو ِّظ …‬
‫س َّمكَ هللاُ فِّى لَ ْو ِّ‬
‫س ِّم الَّذِّي َ‬ ‫يَا َولَ ُد ( يَا ُ‬
‫غالَ ُم ) َ‬
‫س َّم ْيت ُكَ بِّ ْ‬
‫بِّ ْ‬
‫ن…الفاتحة…‪× 1‬‬
‫‪28‬‬
‫‪6. Do’a Setelah Pemberian Nama‬‬

‫اَللَّ ُه َّم اجْ عَ ْلهُ َولَدًا َ‬


‫صا ِّل َحا اِّ ْنتِّ َ‬
‫صاالً ِّالَ ْم ِّركَ َوا ْجتِّنَابًا ِّلنَ ْه ِّي ْيكَ يَا اَ ْر َح َم‬
‫س َدهُ‬‫س ْو ِّلكَ َوثَ ِّبتْ َج َ‬ ‫ع ِّة َر ُ‬ ‫طا َ‬‫عتِّكَ َو َ‬ ‫طا َ‬‫اح ِّم ْينَ ‪ ,‬اَللَّ ُه َّم ا ْجعَ ْلهُ فِّى َ‬
‫الر ِّ‬
‫َّ‬
‫سالَ َم ٍة َياذَا ا ْل َجالَ ِّل َواْ ِّالك َْر ِّام‬
‫ِّفى ِّص َّح ٍة َو َ‬

‫‪7. Do’a Agar Tidak Bohong‬‬

‫اء‬
‫الريَ ِّ‬ ‫ع َم ِّلى ِّمنَ ِّ‬‫اق َو َ‬‫ب َوقَ ْلبِّى ِّمنَ النِّفَ ِّ‬ ‫سانِّى ِّمنَ ا ْل ِّك ْذ ِّ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ط ِّه ْر ِّل َ‬
‫صد ُْو ِّر‬‫ف ال ُّ‬‫ص ِّرى ِّمنَ ا ْل ِّخيَانَ ِّة فَ ِّانَّكَ تَ ْعلَ ُم َخائِّنَةَ اْالَ ْعيُ ِّن َو َما ت ُ ْخ ِّ‬ ‫َوبَ َ‬

‫‪B. TAHLIL DAN SILSILAH‬‬

‫ِّي الَ اِّلَهَ اِّالَّهُ َو ا ْل َح ُّي ا ْلقَيُّ ْو ُم َواَت ُ ْو ُ‬


‫ب اِّلَ ْي ِّه‬ ‫هللا ا ْلعَ ِّظ ْي َم ‪ )× 3‬اَلَّذ ْ‬ ‫ستَ ْغ ِّف ُر َ‬
‫(اَ ْ‬
‫علَى اَ ِّل ِّه‬
‫سلَّ َم َو َ‬ ‫علَ ْي ِّه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫ط َفى ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫ص َ‬
‫ض َر ِّة ال َّن ِّبي ِّ ا ْل ُم ْ‬
‫‪ .1‬اِّلَى َح ْ‬
‫اج ِّه َوذُ ِّريَّتِّ ِّه َواَ ْه ِّل بَ ْيتِّ ِّه ا ْل ِّك َر ِّام اَ ْج َم ِّع ْينَ ش َْي ٌء هللِّ لَ ُه ْم‬
‫ص َحا ِّب ِّه َواَ ْز َو ِّ‬
‫َواَ ْ‬
‫‪ :‬اَ ْلفَاتِّ َحةُ‬
‫س ِّل ْينَ َواِّلَى ا ْل َمالَئِّ َك ِّة‬
‫اء َوا ْل ُم ْر َ‬ ‫ث ُ َّم اِّلَى اَ ْر َو ِّ‬
‫اح اَبَائِّ ِّه َواِّ ْخ َوانِّ ِّه ِّمنَ اْالَ ْنبِّيَ ِّ‬ ‫‪.2‬‬

‫ب ك ُِّل‬ ‫صا ِّل ِّح ْينَ َوآ ِّل ك ُِّل َواَ ْ‬


‫ص َحا ِّ‬ ‫َاء َوال َ‬ ‫ا ْل ُمقَ َّربِّ ْينَ َوا ْلك َُر ْوبِّيِّ ْينَ َوال ُّ‬
‫ش َهد ِّ‬
‫س َل َب ْينَ ُه َما اِّ َلى َي ْو ِّم ِّ‬
‫الد ْينَ‬ ‫َواِّلَى ُر ْو ِّ‬
‫ح اَ ِّب ْينَا آ َد َم َوا ُ ِّمنَا َح َواء َو َما تَنَا َ‬
‫هلل لَ ُه ْم ‪ :‬اَ ْلفَا ِّت َحةُ‬
‫ش َْي ٌء ِّ‬
‫‪29‬‬
‫عثْ َمانَ‬ ‫سادَاتِّنَا َو َم َوا ِّلنَا َواَ ئِّ َّمتِّنَا اَ ِّبى بَك ٍْر َو ُ‬
‫ع َم َر َو ُ‬ ‫ث ُ َّم اِّلَى اَ ْر َو ِّ‬
‫اح َ‬ ‫‪.3‬‬

‫ص َحابَ ِّة َوا ْلقَ َرابَ ِّة َوالتَّا ِّب ِّع ْينَ َوتَا ِّب ِّع التَّا ِّب ِّع ْينَ لَ ُه ْم‬
‫ع ِّل ٍى َواِّلَى بَ ِّقيَّ ِّة ال َّ‬
‫َو َ‬
‫الد ْي ِّن ش َْي ٌء هللِّ لَ ُه ْم ‪ :‬اَ ْلفَاتِّ َحةُ‬ ‫ان اِّلَى يَ ْو ِّم ِّ‬ ‫س ٍ‬‫بِّ ِّا ْح َ‬
‫الد ْي ِّن َوا ْلعُلَ َم ِّ‬
‫اء‬ ‫ث ُ َّم اِّلَى اَ ْر َو ِّ‬
‫اح اَ ئِّ َّم ِّة ا ْل ُمجْ تَ ِّه ِّد ْينَ َو ُمقَ ِّل ِّد ْي ِّه ْم فِّى ِّ‬ ‫‪.4‬‬

‫سائِّ ِّر‬ ‫س ْي ِّر َوا ْل ُم َح ِّدثِّ ْينَ َو َ‬ ‫اء ا ْل ُم ْخ ِّل ِّص ْينَ َواَ ْه ِّل التَّ ْف ِّ‬‫ش ِّد ْينَ َوا ْلقُ َّر ِّ‬ ‫الرا ِّ‬
‫َّ‬
‫س ِّل ٍم‬
‫اح ك ُِّل َو ِّلي ٍ َو َو ِّل َّي ٍة َو ُم ْ‬ ‫ص ْو ِّف َّي ِّة ا ْل ُم َح ِّق ِّق ْينَ َواِّ َلى اَ ْر َو ِّ‬
‫ت ال ُّ‬‫سادَا ِّ‬ ‫َ‬
‫ض اِّلَى َمغَ ِّار ِّب َها َو ِّم ْن َي ِّم ْي ِّن َها اِّلَى ِّ‬
‫ش َما ِّل َها‬ ‫ق اْالَ ْر ِّ‬
‫س ِّل َم ٍة ِّم ْن َمش َِّار ِّ‬
‫َو ُم ْ‬
‫هلل لَ ُه ْم ‪ :‬اَ ْلفَاتِّ َحةُ‬
‫ش َْي ٌء ِّ‬
‫اح اَبَائِّنَا َوأ ُ َّم َهاتِّنَا َو َِّبَ ْجدَا ِّدنَا َو ِّل َجدَّاتِّنَا َو ِّل ُمعَ ِّل ِّمنَا‬
‫ث ُ َّم اِّلَى اَ ْر َو ِّ‬ ‫‪.5‬‬

‫علَ ْينَا َو َِّ ِّال ْخ َوانِّنَا َو َِّبَ ْخ َواتِّنَا َو ِّل َج ِّم ْي ِّع‬ ‫َو ِّل َمشَائِّ ِّخنَا َو ِّلذَ ِّوى ا ْل ُحقُ ْو ِّ‬
‫ق َ‬
‫اء ِّم ْن ُه ْم‬
‫ت اْالَ ْحيَ ِّ‬ ‫س ِّل ِّم ْينَ َوا ْل ُم ْ‬
‫س ِّل َما ِّ‬ ‫ت َوا ْل ُم ْ‬
‫ا ْل ُم ْد ِّمنِّ ْينَ َوا ْل ُم ْد ِّمنَا ِّ‬
‫ّلِل لَ ُه ْم (اَ ْلفَاتِّ َحة ‪)×1‬‬ ‫ئ ِّ َّ ِّ‬
‫ش ْي ٌ‬‫ت َ‬ ‫َواْالَ ْم َوا ِّ‬
‫ت َوا ْل ُم ْ‬
‫س ِّل ِّم ْينَ‬ ‫ث ُ َّم اِّلَى اَ ْر َو ِّ‬
‫اح َما نَ َو ْينَاهُ ْم ِّمنَ ا ْل ُم ْد ِّمنِّ ْينَ َوا ْل ُم ْد ِّمنَا ِّ‬ ‫‪.6‬‬

‫صا‬
‫ص ْو ً‬ ‫اء ِّم ْن ُه ْم َواالَّ ْم َوا ِّ‬
‫ت ُخ ُ‬ ‫ت اَالَّ ْحيَ ِّ‬ ‫َوا ْل ُم ْ‬
‫س ِّل َما ِّ‬
‫… )‪(Bapak‬‬ ‫اِّلَى ُر ْو ِّ‬
‫ح اَبِّ ْينَا … اِّ ْب ِّن‬

‫…)‪(Ibu‬‬ ‫ت‬ ‫ث ُ َّم اِّلَى ُر ْو ِّ‬


‫ح ا ُ ِّمنَا … ِّب ْن ِّ‬

‫…) ‪(Saudara Laki-Laki‬‬ ‫ث ُ َّم اِّلَى ُر ْو ِّ‬


‫ح اَ ِّخ ْينَا … اِّ ْب ِّن‬

‫‪30‬‬
‫…)‪(Saudara Perempuan‬‬ ‫ت‬ ‫ث ُ َّم اِّلَى ُر ْو ِّ‬
‫ح ا ُ ْختِّنَا … ِّب ْن ِّ‬
‫ّلِل لَ ُه ْم ‪ :‬اَ ْلفَا ِّت َحةُ‬
‫غفَ َر هللاُ لَ ُه ْم ش َْي ٌء ِّ َّ ِّ‬
‫َ‬

‫‪)×1‬‬ ‫علَى َه ِّذ ِّه النِّيَّ ِّة َوا ْل َحا َج ِّة ( الفاتحة‬
‫صا َ‬ ‫ُخ ُ‬
‫ص ْو ً‬ ‫‪.7‬‬

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
‫الَاِّلَهَ اِّالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْكبَ ُر َو ِّ َّ ِّ‬

‫يم ‪ ,‬يس ‪,‬‬


‫الر ِّح ِّ‬
‫الرحْ َم ِّن َّ‬
‫َّللا َّ‬
‫س ِّم َّ ِّ‬
‫الر ِّج ْي ِّم ِّب ْ‬
‫ان َّ‬
‫ط ِّ‬ ‫أَع ُْوذُ ِّباهللِّ ِّمنَ ال َّ‬
‫ش ْي َ‬
‫والقرآن الحكيم……الخ‬
‫‪Jika tidak membaca “yasin” teruskan saja bacaan berikut‬‬

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
‫الَاِّلَهَ اِّالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْكبَ ُر َو ِّ َّ ِّ‬

‫الر ِّح ْي ِّم‪ ,‬قُ ْل هُ َو هللاُ اَ َحدٌ‪ ,‬اَهللُ ال َّ‬


‫ص َمدُ‪,‬لَ ْم َي ِّل ْد َولَ ْم يُ ْولَدْ‪,‬‬ ‫الرحْ َم ِّن َّ‬
‫هللا َّ‬
‫س ِّم ِّ‬
‫ِّب ْ‬
‫اَ َ‬
‫ح ٌد ‪×3‬‬ ‫َولَ ْم َيك ُْن لَهُ ُكفُ ًوا‬

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
‫الَاِّلَهَ اِّالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْكبَ ُر َو ِّ َّ ِّ‬

‫ق‪ِّ ,‬م ْن ش َِّر َما َخلَق َ‬


‫َ‪,‬و ِّم ْن ش َِّر‬ ‫ب ا ْلفَلَ ِّ‬‫الر ِّح ْي ِّم‪ ,‬قُ ْل أَع ُْوذُ ِّب َر ِّ‬
‫الر ْح َم ِّن َّ‬
‫س ِّم هللاِّ َّ‬
‫ِّب ْ‬
‫س ٍد اِّذَا َح َ‬
‫س َد‬ ‫ت فِّى ا ْلعُ َقد َ‬
‫ِّ‪,‬و ِّم ْن ش َِّر َحا ِّ‬ ‫‪,‬و ِّم ْن ش َِّر النَّ َّفاثَا ِّ‬
‫ب َ‬‫ق اِّذَا َوقَ َ‬
‫س ٍ‬
‫غا ِّ‬ ‫َ‬

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
‫الَاِّلَهَ اِّالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْك َب ُر َو ِّ َّ ِّ‬

‫‪31‬‬
‫اس‪ ,‬اِّلَ ِّه النَّ ِّ‬
‫اس‪,‬‬ ‫اس‪َ ,‬م ِّل ِّك النَّ ِّ‬ ‫الر ِّح ْي ِّم‪ ,‬قُ ُل اَع ُْوذُ ِّب َر ِّ‬
‫ب النَّ ِّ‬ ‫الر ْح َم ِّن َّ‬
‫س ِّم هللاِّ َّ‬
‫ِّب ْ‬
‫اس ِّمنَ ا ْل ِّجنَّ ِّة‬
‫صد ُْو ِّر النَّ ِّ‬
‫س فِّى ُ‬
‫س ِّو ُ‬
‫ِّي يُ َو ْ‬ ‫اس ا ْل َخنَّ ِّ‬
‫اس‪ ,‬اَلَّذ ْ‬ ‫ِّم ْن ش َِّر ا ْل َو ْ‬
‫س َو ِّ‬
‫َوالنَّ ِّ‬
‫اس‬

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
‫الَاِّلَهَ اِّالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْكبَ ُر َو ِّ َّ ِّ‬
‫ب ا ْلعَالَ ِّمينَ (الفاتحة… الخ )‬
‫الر ِّح ْي ِّم (‪ )1‬ا ْل َح ْم ُد هللِّ َر ِّ‬
‫الر ْح َم ِّن َّ‬
‫س ِّم هللاِّ َّ‬
‫ِّب ْ‬
‫الر ِّح ْي ِّم‬
‫الرحْ َم ِّن َّ‬ ‫س ِّم هللاِّ َّ‬ ‫الر ِّج ْي ِّم‪ِّ ,‬ب ْ‬
‫ان َّ‬‫ط ِّ‬ ‫أَع ُْوذُ ِّباهللِّ ِّمنَ ال َّ‬
‫ش ْي َ‬
‫ب فِّ ْي ِّه هُدًى ِّل ْل ُمتَّ ِّق ْينَ ‪ ,‬اَلَّ ِّذ ْينَ يُ ْد ِّمنُ ْونَ‬ ‫اب الَ َر ْي َ‬ ‫آلم‪ ,‬ذَا ِّلكَ ا ْل ِّكتَ ُ‬
‫صلَوةَ َو ِّم َّما َر َز ْقنَ ُه ْم يُ ْن ِّفقُ ْونَ ‪َ ,‬والَّ ِّذ ْينَ‬ ‫بِّا ْلغَ ْي ِّ‬
‫ب َويُ ِّق ْي ُم ْونَ ال َّ‬
‫آلخ َر ِّة هُ ْم‬ ‫يُ ْد ِّمنُ ْونَ بِّ َما ا ُ ْن ِّز َل اِّلَ ْيكَ َو َما ا ُ ْن ِّز َل ِّم ْن قَ ْب ِّلكَ َوبِّاْ ِّ‬
‫علَى هُدًى ِّم ْن َربِّ ِّه ْم َوا ُ ْولَئِّكَ هُ ُم ا ْل ُم ْف ِّل ُح ْونَ‬ ‫يُ ْوقِّنُ ْونَ أ ُ ْولَئِّكَ َ‬
‫الر ِّح ْي ُم هللاُ الَ ِّإلَهَ ِّإالَّ هُ َو ا ْل َح ُّي‬ ‫اح ٌد َالاِّ َل َه اِّ َّال ُه َو َّ‬
‫الر ْح َمنُ َّ‬ ‫َواِّ َل ُه ُك ْم اِّ َلهٌ َو ِّ‬
‫ض َم ْن‬ ‫ت َو َما فِّي ابَ ْر ِّ‬ ‫سنَةٌ َوالَ نَ ْو ٌم ‪ ,‬لَهُ َما فِّي ال َّ‬
‫س َم َوا ِّ‬ ‫ا ْلقَيُّو ُم الَ تَأْ ُخذُهُ ِّ‬
‫شفَ ُع ِّع ْن َدهُ إِّالَّ ِّب ِّإ ْذنِّ ِّه ‪ ,‬يَ ْعلَ ُم َما بَ ْينَ أَ ْيدِّي ِّه ْم َو َما َخ ْلفَ ُه ْم َوالَ‬
‫ذَا الَّذِّي يَ ْ‬
‫ت‬ ‫سيُّهُ ال َّ‬
‫س َم َوا ِّ‬ ‫س َع ك ُْر ِّ‬ ‫طونَ ِّبش َْيءٍ ِّم ْن ِّع ْل ِّم ِّه إِّالَّ ِّب َما شَا َء ‪َ ,‬و ِّ‬
‫يُ ِّحي ُ‬
‫ظ ُه َما َوهُ َو ا ْلعَ ِّل ُّي ا ْلعَ ِّظي ُم‬ ‫َوابَ ْر َ‬
‫ض َوالَ يَئ ُْو ُدهُ ِّح ْف ُ‬
‫س ُك ْم أَ ْو ت ُ ْخفُوهُ‬ ‫ت َو َما فِّي ابَ ْر ِّ‬
‫ض َوإِّ ْن ت ُ ْبدُوا َما فِّي أَ ْنفُ ِّ‬ ‫س َم َوا ِّ‬
‫ّلِل َما فِّي ال َّ‬
‫ِّ َّ ِّ‬

‫‪32‬‬
‫علَى ك ُِّل ش َْيءٍ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫َّللاُ فَيَ ْغ ِّف ُر ِّل َم ْن يَشَا ُء َويُعَذ ُ‬
‫ِّب َم ْن يَشَا ُء َو َّ‬ ‫س ْب ُك ْم ِّب ِّه َّ‬
‫يُ َحا ِّ‬
‫سو ُل ِّب َما أ ُ ْن ِّز َل إِّلَ ْي ِّه ِّم ْن َر ِّب ِّه َوا ْل ُم ْد ِّمنُونَ ُك ٌّل آ َمنَ ِّب َّ‬
‫اّلِلِّ‬ ‫الر ُ‬‫ِّير ‪ .‬آ َمنَ َّ‬ ‫قَد ٌ‬
‫س ِّم ْعنَا‬ ‫ق بَ ْينَ أَ َح ٍد ِّم ْن ُر ُ‬
‫س ِّل ِّه َوقَالُوا َ‬ ‫س ِّل ِّه الَ نُفَ ِّر ُ‬ ‫َو َمالَئِّ َكتِّ ِّه َو ُكتُبِّ ِّه َو ُر ُ‬
‫سعَ َها لَ َها‬ ‫َّللاُ نَ ْف ً‬
‫سا إِّالَّ ُو ْ‬ ‫ف َّ‬ ‫غ ْف َرانَكَ َربَّنَا َوإِّلَ ْيكَ ا ْل َم ِّصي ُر ‪ .‬الَ يُك َِّل ُ‬ ‫ط ْعنَا ُ‬ ‫َوأَ َ‬
‫طأْنَا َربَّنَا‬
‫َاخ ْذنَا إِّ ْن نَسِّينَا أَ ْو أَ ْخ َ‬ ‫علَ ْي َها َما ا ْكتَ َ‬
‫سبَتْ َربَّنَا الَ تُد ِّ‬ ‫َما َك َ‬
‫سبَتْ َو َ‬
‫ع َلى الَّ ِّذينَ ِّم ْن قَ ْب ِّلنَا َر َّبنَا َو َال ت ُ َح ِّم ْلنَا‬‫علَ ْينَا ِّإص ًْرا َك َما َح َم ْلتَهُ َ‬ ‫َوالَ تَ ِّ‬
‫حْم ْل َ‬
‫ار َح ْمنَا ‪ ) ×7‬أَ ْنتَ َم ْوالنَا‬ ‫عنَّا َوا ْغ ِّف ْر لَنَا َو ْ‬‫ْف َ‬ ‫(واع ُ‬ ‫طاقَةَ لَنَا ِّب ِّه َ‬ ‫َما الَ َ‬
‫علَى ا ْلقَ ْو ِّم ا ْلكَافِّ ِّرينَ‬ ‫فَا ْن ُ‬
‫ص ْرنَا َ‬
‫‪×7‬‬ ‫اح ِّم ْينَ‬ ‫ا ِّْر َح ْمنَا يَا اَ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِّ‬

‫علَ ْي ِّه َو َ‬
‫س ِّل ُم ْوا‬ ‫علَىالنَّبِّي يَأَيُّ َهاالَّ ِّذ ْينَ آ َمنُ ْوا َ‬
‫صلُّ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬
‫اِّنَّ هللاَ َو َمالَئِّ َكتَهُ يُ َ‬
‫تَ ْ‬
‫س ِّل ْي ًما‬

‫علَى آ ِّل ِّه‬ ‫سعَ ِّد َم ْخلُ ْوقَاتِّكَ َح ِّب ْي ِّ‬


‫ب هللاِّ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى اَ ْ‬
‫صالَ ٍة َ‬ ‫ص ِّل اَ ْف َ‬
‫ض َل َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ع َد َد َم ْعلُ ْو َماتِّكَ َو ِّمدَا َد َك ِّل َماتِّكَ ُكلَّ َما ذَك ََركَ الذَّا ِّك ُر ْونَ‬
‫س ِّل ْم َ‬
‫َوصَحْ بِّ ِّه َو َ‬
‫َن ِّذك ِّْركَ ا ْلغَافِّلُ ْونَ ‪× 3‬‬ ‫غفَ َل ع ْ‬ ‫َو َ‬
‫س ْو ِّل هللاِّ‬
‫ب َر ُ‬
‫ص َحا ِّ‬ ‫اركَ َوتَعَالَى ع َْن َ‬
‫سادَاتِّنَا اَ ْ‬ ‫س ِّل ْم َو َر ِّض َي هللاُ تَبَ َ‬
‫َو َ‬
‫اَجْ َم ِّع ْينَ ‪.‬‬

‫‪33‬‬
‫سبُنَا هللاُ َونِّ ْع َم ا ْل َو ِّك ْي ِّل نِّ ْع َم ا ْل َم ْوالَ َونِّ ْع َم النَّ ِّص ْي ِّر َوالَ َح ْو َل َوالَ قُ َّوةَ اِّالَّ‬
‫َو َح ْ‬
‫ِّباهللِّ ا ْلعَ ِّلي ِّ ا ْلعَ ِّظ ْي ِّم‬
‫ِّي الَ اِّلَهَ اِّالَّهُ َو ا ْل َح ُّي ا ْلقَيُّ ْو ُم َواَت ُ ْو ُ‬
‫ب اِّلَ ْي ِّه‬ ‫‪ )× 3‬اَلَّذ ْ‬ ‫ستَ ْغ ِّف ُر هللاَ ا ْلعَ ِّظ ْي َم‬ ‫(اَ ْ‬
‫‪)×3‬‬ ‫الذك ِّْر فَا ْعلَ ْم اَنَّهُ ‪( :‬الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ‬ ‫اَ ْف َ‬
‫ض ُل ِّ‬
‫‪diteruskan dengan dzikir‬‬

‫‪× 33‬‬ ‫)‪(Dua ucapan satu nafas‬الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ‬


‫)‪(satu ucapan satu nafas‬الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ ‪× 33‬‬

‫هللاُ ‪× 33‬‬ ‫)‪(sepuluh ucapan satu nafas‬الَ اِّلَهَ اِّالَّ‬


‫سل َم َك ِّل َمةُ‬
‫علَ ْي ِّه َو َ‬
‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ ُم َح َّم ٌد َر ُ‬
‫س ْو ُل هللاِّ َ‬
‫ث ا ِّْن شَا َء هللاُ تَعَلَى ِّب َرحْ َم ِّة هللاِّ‬
‫علَ ْي َها نَ ُم ْوتُ َو ِّب َها نُ ْبعَ ُ‬
‫علَ ْي َها نَ ْحيَا َو َ‬
‫ق َ‬
‫َح ٍ‬
‫َوك ََر ِّم ِّه ِّمنَ اْآل ِّمنِّ ْينَ‬
‫امام‬ ‫‪ :‬الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ‬
‫‪ :‬الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ جماعة‬
‫امام‬ ‫‪ :‬الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ‬
‫‪ :‬الَ اِّ َلهَ اِّالَّ هللاُ الَ اِّ َلهَ اِّالَّ هللاُ جماعة‬
‫امام‬ ‫هللا‬
‫س ْو ُل ِّ‬ ‫‪ :‬الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ َ‬
‫س ِّي ُدنَا ُم َح َّم ٌد َر ُ‬
‫‪ :‬الَ اِّلَهَ اِّالَّ هللاُ َ‬
‫س ِّي ُدنَا ُم َح َّم ٌد َر ُ‬
‫س ْو ُل هللاِّ جماعة‬

‫‪34‬‬
‫امام‬ ‫علَ ْي ِّه َو َ‬
‫س ِّل ْم‬ ‫ص ِّل َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد اَللَّ ُه َّم َ‬‫ص ِّل َ‬‫‪ :‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫س ِّل ْم جماعة‬‫علَ ْي ِّه َو َ‬‫ص ِّل َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد اَللَّ ُه َّم َ‬‫ص ِّل َ‬‫‪ :‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫امام‬ ‫علَ ْي ِّه َو َ‬
‫س ِّل ْم‬ ‫ص ِّل َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد اَللَّ ُه َّم َ‬‫ص ِّل َ‬‫‪ :‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫س ِّل ْم جماعة‬‫علَ ْي ِّه َو َ‬‫ص ِّل َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد اَللَّ ُه َّم َ‬‫ص ِّل َ‬‫‪ :‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫امام‬ ‫علَ ْي ِّه َو َ‬
‫س ِّل ْم‬ ‫ص ِّل َ‬‫ب َ‬‫ار ِّ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد يَ َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫‪ :‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫س ِّل ْم جماعة‬‫ع َل ْي ِّه َو َ‬‫ص ِّل َ‬‫ب َ‬ ‫ع َلى ُم َح َّم ٍد َي َ‬
‫ار ِّ‬ ‫ص ِّل َ‬‫‪ :‬اَل َّل ُه َّم َ‬
‫س ْب َحانَ ِّ‬
‫هللا َو ِّب َح ْم ِّد ِّه ‪)×10‬‬ ‫س ْب َحانَ ِّ‬
‫هللا َو ِّب َح ْم ِّد ِّه‪ُ ,‬‬ ‫( ُ‬
‫سبحانَهللاَوبحمدهَ‬ ‫ُ‬
‫سبحانَهللاَ‬
‫العظي َم‬
‫امام َ‪َََ:‬اللَ ُهمَصلَعلىحبيـبكَسيدناَ ُمحمدٍَوعلىآلهَوصحبهَوسل َم َ‬
‫جماعةَ‪:‬الل ُهمَصلَعلىَحبيـبكَسيدناَ ُمحمدٍَوعلىَآلهَوصحبهَوسلمَ َ‬
‫امام َ‪َ:‬الل ُهمَصلَعلىَحبيـبكَسيدناَ ُمحمدٍَوعلىَآلهَوصحبهَوسلمَ َ‬
‫جماعة َ‪َ:‬الل ُهمَصلَعلىَحبيـبكَسيدناَ ُمحمدٍَوعلىَآلهَوصحبهَ‬
‫وسل َم َ‬
‫امام َ‪َ:‬الل ُهمَصلَعلىَحبيـبكَسيدناَ ُمحمدٍَالنبيَاألُميَوعلىَآلهَ‬
‫نَ‬
‫وصحبهَوباركَوسلمََاجمعي َ‬
‫جماعة َ‪َ:‬الل ُهمَصلَعلىَحبيـبكَسيدناَ ُمحمدٍَالنبيَاألُميَوعلىَآلهَ‬
‫نَ‬
‫وصحبهَوباركَوسلمَاجمعي َ‬
‫‪35‬‬
‫امام‬ ‫ب‬ ‫الر ِّح ِّيم (‪ )1‬ا ْل َح ْم ُد ِّ‬
‫هلل َر ِّ‬ ‫الر ْح َم ِّن َّ‬
‫َّللا َّ‬ ‫‪ :‬أَ ْلفَا ِّت َحة ‪ِّ :‬ب ْ‬
‫س ِّم َّ ِّ‬
‫ا ْل َعا َل ِّمينَ … الخ‬

‫‪36‬‬
BAB III
SHALAT- SHALAT SUNNAT

Semester : Ganjil
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Tujuan : Agar Mahasiswa dapat menghafal, memahami dan
mempraktikkan sholat-sholat sunnat.

A. ARTI SHALAT SUNNAT


Yang dimaksud dengan shalat sunnat ialah semua shalat selain
dari shalat fardhu. (shalat lima waktu). Shalat sunnat itu dikerjakan
nabi saw untuk mendekatkan diri kepada allah dan mengharapkan
keridhoaan-nya. Shalat sunnat disebut juga shalat tathawwu’ ialah
segala shalat yang tidak dihukum dosa, jika orang sengaja
meninggalkannya.
Shalat Sunnat itu di syari’atkan, yaitu dianjurkan karena untuk
dapat menambah kekurangan yang mungkin terdapat pada Shalat-Shalat
Fardhu. Dan juga karena Shalat Sunnat itu mempunyai fadhilah
(kelebihan) yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah yang lain. Dari Abu
Hurairah ra. Diriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW. Bersabda :

َّ ‫اس ِّب ِّه َي ْو َم ا ْل ِّق َيا َم ِّة ِّم ْن أَ ْع َما ِّل ِّه ُم ال‬
‫صالَةُ قَا َل َيقُو ُل‬ ُ َّ‫ب الن‬ َ ‫ِّإنَّ أَ َّو َل َما يُ َحا‬
ُ ‫س‬

37
‫ع ْبدِّي أَتَ َّم َها أَ ْم‬
َ ‫صالَ ِّة‬
َ ‫ظ ُروا فِّي‬ ُ ‫َربُّنَا َج َّل َوع ََّز ِّل َمالَئِّ َكتِّ ِّه َوهُ َو أَ ْعلَ ُم ا ْن‬
‫ش ْيئًا قَا َل‬َ ‫ص ِّم ْن َها‬ َ َ‫ص َها فَ ِّإ ْن كَانَتْ تَا َّمةً ُكتِّبَتْ لَهُ تَا َّمةً َوإِّ ْن كَانَ ا ْنتَق‬ َ َ‫نَق‬
‫ط ُّوعٌ قَا َل أَتِّ ُّموا ِّلعَ ْبدِّي‬
َ َ‫ع فَ ِّإ ْن كَانَ لَهُ ت‬ َ َ‫ظ ُروا َه ْل ِّلعَ ْبدِّي ِّم ْن ت‬
ٍ ‫ط ُّو‬ ُ ‫ا ْن‬
َ ‫ط ُّو ِّع ِّه ث ُ َّم ت ُ ْد َخذُ ابَ ْع َما ُل‬
‫علَى ذَا ُك ْم‬ َ ‫فَ ِّري‬
َ َ‫ضتَهُ ِّم ْن ت‬
) ‫( رواه ابوداود‬

Artinya: Bahwasanya yang pertama kali akan dihisab segala amal


perbuatan manusia pada hari Qiyamat ialah tentang shalat.
Tuhan berfirman kepada malaikat-Nya sedang Dia Maha
Mengetahui: Periksalah Shalat hamba-Ku, apakah cukup atau
kurang ? Kalau cukup catatlah bagi mereka cukup, dan kalau
kurang (Shalat Fardhu) maka Tuhan berfirman lagi :
Periksalah !, adakah hamba-Ku mempunyaiamalan Shalat
Sunnat?, jika ternyata terdapat Shalat Sunnatnya, lalu Tuhan
berfirman lagi : cukupkanlah kekurangan Shalat Fardhu
hamba-Ku itu dengan Shalat Sunnatnya, kemudian di
perhitungkanlah amal perbuatan itu menurut cara demikian
(H.R. Abu Daud)

38
B. PELAKSANAAN SHALAT SUNNAT
Dalam pelaksanaan sholat-sholat sunnat tersebut ada yang
disunnatkan berjama’ah dan ada yang tidak disunnatkan
berjama’ah.
1. Shalat Sunnat yang di Sunnatkan berjama’ah
a. Shalat Tarawih
b. Shalat Witir
c. Shalat ‘id (Idul Fitri dan Idul Adha)
d. Shalat Kusuf (gerhana Bulan dan Gerhana Matahari)
e. Shalat Istisqo’ (Minta Hujan)
2. Shalat sunnat yang tidak disunnatkan berjama’ah
a. Shalat Wudhu
b. Shalat Dhuha
c. Shalat Tahyatul Masjid
d. Shalat Tahajud
e. Shalat Hajad
f. Shalat Istiharah
g. Shalat Muthlaq
h. Shalat Taubah
i. Shalat Tasbih

39
C. SHALAT SUNNAT RAWATIB

Shalat Sunnat Rawatib adalah Shalat Sunnat yang mengikuti Shalat


Fardhu, yang dikerjakan sebelum atau sesudah shalat fardhu.
Caranya sama dengan Shalat biasa hanya yang berbeda :
1. Niat menurut macam Shalatnya
2. Tidak dengan Azan dan Iqamat
3. Dikerkan dengan tidak berjamaah
4. Bacaanya tidak dinyaringkan
5. Jika lebih dari dua rakaat, tiap-tiap dua rakaat satu salam
6. Sebaiknya tempat mengerjakannya pindah sedikit dari tempat
mengerjakan Shalat Fardhu.
Selanjutnya shalat sunnat rawatib terbagi kepada mua’kad
(penting), dan ghairu mu’akad (Kurang penting)
1. Shalat sunnat rawatib yang mu’akad
a. Dua rakaat sebelum Subuh
Hadits yang menerangkan keutamaan Shalat Sunnat sebelum
shalat shubuh, atau dinamakan dengan shalat sunnat fajar
adalah :

‫سلَّ َم َر ْكعَتَا‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ُ ‫ع َْن عَائِّشَةَ قَالَتْ قَا َل َر‬
ِّ َّ ‫سو ُل‬
) ‫ا ْلفَجْ ِّر َخ ْي ٌر ِّمنَ ال ُّد ْنيَا َو َما فِّي َها ( رواه الترمذى‬
Artinya: Dari ‘Aisyah ra. Bahwasanya Nabi SAW telah bersabda :
Dua rakaat Fajar (Shalat Sunnat yang dikerjakan
sebelum Shubuh) itu lebih baik dari dunia dan segala

40
isinya. (H.R. Muslim).

َ‫علَى ش َْيءٍ ِّمن‬


َ ‫سلَّ َم لَ ْم يَك ُْن‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ع َْن عَائِّشَةَ أَ َّن النَّ ِّب َّي‬
) ‫ح (رواه مسلم‬ ُّ ‫ع َلى َر ْكعَتَ ْي ِّن قَ ْب َل ال‬
ِّ ‫ص ْب‬ َ َ‫ال َّن َوافِّ ِّل أ‬
َ ُ‫ش َّد ُمعَا َه َد ًة ِّم ْنه‬
Artinya: Dari ‘Aisyah ra. Beliau berkata : tidak ada Shalat sunnat
yang lebih dipentingkan oleh Nabi SAW, selain dua
rakaat sebelum Shubuh (H.R. Muslim)

b. Dua rakaat Sebelum Shalat Zhuhur.


c. Dua rakaat Sesudah Shalat Zhuhur.
d. Dua rakaat Sesudah Shalat Magrib
e. Dua rakaat sesudah Shalat Isya

Hal demikian ditegaskan dalam Hadits :

‫علَ ْي ِّه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِّ ‫ع ْن ُه َما قَا َل َح ِّف ْظتُ ِّمنَ النَّ ِّبي‬
َّ ‫صلَّى‬ َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫ع َم َر َر ِّضي‬
ُ ‫ع َِّن ا ْب ِّن‬
ُّ ‫ت َر ْكعَتَ ْي ِّن قَ ْب َل ال‬
‫ظه ِّْر َو َر ْكعَتَ ْي ِّن بَ ْع َد َها َو َر ْكعَتَ ْي ِّن بَ ْع َد‬ َ ‫سلَّ َم‬
ٍ ‫عش َْر َر َكعَا‬ َ ‫َو‬
َ ‫َاء فِّي بَ ْيتِّ ِّه َو َر ْكعَتَ ْي ِّن قَ ْب َل‬
‫صالَ ِّة‬ ِّ ‫ب فِّي بَ ْيتِّ ِّه َو َر ْكعَتَ ْي ِّن بَ ْع َد ا ْل ِّعش‬
ِّ ‫ا ْل َم ْغ ِّر‬
)‫ح (رواه البخارى‬
ِّ ‫ص ْب‬
ُّ ‫ال‬
Artinya: Dari Ibnu Umar, dia berkata saya ingat (hafal) dari
Rasulullah SAW. Sepuluh rakaat, Dua rakaat sebelum
Zhuhur dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah magrib,
dua rakaat sesudah isya dan dua rakaat sebelum shubuh
(H.R. Bukhari).

41
2. Shalat sunnat rawatib yang tidak mu’akad
a. Dua rakaat sebelum shalat zhuhur dan dua rakaat
sesudahnya.
Jadi Sunnat Zhuhur empat rakaat sebelumnya dan empat rakaat
sesudahnya, yaitu dua rakaat mu’akad dan dua rakaat ghairu
mu’akad. Hal ini di jelaskan hadits :

َ ‫سلَّ َم تَقُو ُل‬


ُ‫س ِّم ْعت‬ َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ع َْن أ ُ َّم َح ِّبيبَةَ َز ْو‬
َ ِّ ‫ج النَّ ِّبي‬
‫سلَّ َم يَقُو ُل‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫سلَّ َم‬ َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
ِّ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َر‬
ُ‫ظه ِّْر َوأَ ْربَ ٍع بَ ْع َد َها َح َّر َمه‬
ُّ ‫ت قَ ْب َل ال‬ٍ ‫علَى أَ ْربَ ِّع َر َكعَا‬
َ ‫ظ‬ َ َ‫َم ْن َحاف‬
)‫علَى النَّ ِّار (رواه الترمذي‬
َ ُ‫َّللا‬
َّ

Artinya: Dari Ummi Habibah, isteri Nabi SAW beliau berkata;


Saya mendengar Nabi SAW bersabda: Siapa yang
menjaga (mengerjakan) empat rakaat sebelum Zhuhur
dan empat sesudahnya, Allah mengharamkan api neraka
baginya (H.R.Tirmidzi)

b. Empat rakaat sebelum Ashar

‫سلَّ َم َر ِّح َم‬


َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
ِّ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ع َم َر قَا َل قَا َل َر‬ ُ ‫ع َِّن ا ْب ِّن‬
)‫عا (رواه وابو داود‬ ً َ‫ص َّلى َق ْب َل ا ْلعَص ِّْر أَ ْرب‬
َ ً‫ام َرأ‬ ْ ُ‫َّللا‬
َّ

42
Artinya: Dari Ibnu Umar, dia berkata : Rasulullah SAW telah
bersabda : Allah memberi Rahmad manusia yang shalat
empat rakaat sebelum Ashar (H.R. Ahmad dan Abu
Daud)

c. Dua rakaat sebelum Magrib

‫صلهى ه‬
ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع ِن النهبِي‬ َ ‫ي‬ ُّ ِ‫َُّللا ْال ُمزَ ن‬ َ ‫َِّللا ب ِْن ب َُر ْيدَةَ قَا َل َحدهثَنِي‬
ِ ‫ع ْبد ه‬ َ ‫ع ْن‬
ِ ‫ع ْبد ه‬ َ
ِ ‫ص ََلةِ ْال َم ْغ ِر‬
‫ب قَا َل فِي‬ َ ‫صلُّوا قَ ْب َل‬ َ ‫سله َم قَا َل‬ َ ‫الثها ِلثَ ِة ِل َم ْن شَا َء‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
‫سنهة‬ ُ ‫( رواه البخارى ) َك َرا ِه َيةَ أَ ْن َيته ِخذَهَا النه‬
ُ ‫اس‬

Artinya: Abdillah bin Buraidah berkata, Abdullah al-Muzanni


mencerikan kepadaku bahwa Nabi SAW bersabda;
Shalatlah kamu sebelum sholat magrib, (shalat sebelum
magrib), lalu beliau bersabda pada ketiga kalinya bagi
siapa yang mau (beliau bekata begitu) karena khawatir
kalau akan dianggap orang jadi sunnat mu’akad. (H.R.
Bukhari).

d. Dua rakaat sebelum Isya

‫سلَّ َم بَ ْينَ ك ُِّل‬


َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َِّّللا ْب ِّن ُمغَفَّ ٍل قَا َل قَا َل النَّ ِّب ُّي‬ َ ‫ع َْن‬
ِّ َّ ‫ع ْبد‬
‫الةٌ ث ُ َّم قَا َل فِّي الثَّا ِّلثَ ِّة ِّل َم ْن شَا َء ( واه‬
َ ‫ص‬َ ‫الةٌ بَ ْينَ ك ُِّل أَذَا َن ْي ِّن‬
َ ‫ص‬ َ ‫أَذَا َن ْي ِّن‬
) ‫الجماعة‬
43
Artinya: Dari Abdullah bin Muqhaffal, Rasulullah SAW bersabda;
Setiap antara azan dan Iqamat ada shalat sunat, Setiap
antara azan dan Iqamat ada shalat sunat, kemudian Rasul
bersabda pada yang ketiga kalinya, bagi siapa yang mau
(H.R. Jama’ah).
Dengan demikian jelaslah bahwa Shalat Sunnat Rawatib yang
Mu’akad ada 10 rakaat, dan yang Ghairu Mu’akad ada 12 rakaat.
Jadi jumlahnya 22 rakaat.

D. SHALAT SUNNAT WUDHU


Shalat Sunnat Wudhu ialah shalat yang dilakukan sesudah selesai
berwudhu, yaitu dua rakaat dengan niat shalat wudhu. Dalam hal ini
Rasulullah SAW bersabda :

‫سلَّ َم قَا َل‬


َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َ ‫ع ْنهُ أَ َّن النَّ ِّب َّي‬
َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫ع َْن أَ ِّبي هُ َر ْي َرةَ َر ِّضي‬
َ ُ‫َّللا‬
َ ‫ص َال ِّة ا ْلفَ ْج ِّر يَا ِّب َال ُل َح ِّدثْنِّي ِّبأ َ ْر َجى‬
‫ع َم ٍل ع َِّم ْلتَهُ فِّي‬ َ ‫ِّل ِّب َال ٍل ِّع ْن َد‬
ُ‫َي فِّي ا ْل َجنَّ ِّة قَا َل َما ع َِّم ْلت‬
َّ ‫َف نَ ْعلَ ْيكَ بَ ْينَ يَد‬ َ ‫س َال ِّم فَ ِّإنِّي‬
َّ ‫س ِّم ْعتُ د‬ ِّ ْ
ْ ‫اإل‬
‫ع ِّة لَ ْي ٍل أَ ْو نَ َه ٍار إِّ َّال‬
َ ‫سا‬
َ ‫ورا فِّي‬
ً ‫ط ُه‬ َ َ‫ع َم ًال أَ ْر َجى ِّع ْندِّي أَنِّي لَ ْم أَت‬
َ ‫ط َّه ْر‬ َ
َ ُ ‫ب ِّلي أَ ْن أ‬
) ‫ص ِّل َي ( متفق عليه‬ َ ِّ‫ور َما ُكت‬ ُّ ‫صلَّيْتُ بِّذَ ِّلكَ ال‬
ِّ ‫ط ُه‬ َ

Artinya: Dari Abdullah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada


Bilal : Hai Bilal ! ceritakanlah kepadaku amal apakah yang
telah kau lakukan yang terbaik didalam Islam ?, karena saya
telah mendengar suara sandalmu didepanku disurga. Jawab
44
Bilal : tidak ada suatu amal yang sangat saya harapkan didalam
Islam, selain jika saya selesai berwudhu baik diwaktu malam
dan siang, maka saya pergunakan shalat sekuat saya
(Muttafaqun Alaihin).

E. SHALAT SUNNAT DHUHA


Shalat dhuha adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada waktu

matahari sedang naik, batas waktunya sampai tergelincir matahari.

1. Bilangan Rakaatnya.
Sekurang-kurangnya dilakukan dua rakaat, boleh empat rakaat atau

delapan rakaat dan dapat juga dilakukan dua belas rakaat.

a. Dua rakaat sebagaimana dinyatakan dalam hadits

‫علَ ْي ِّه‬ َّ ‫صلَّى‬


َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ع ْنهُ قَا َل أَ ْو‬
َ ‫صانِّي َخ ِّلي ِّلي‬ َّ ‫ع َْن أَبِّي هُ َر ْي َرةَ َر ِّضي‬
َ ُ‫َّللا‬

‫ض َحى َوأَ ْن‬ َ ‫ث ِّصيَ ِّام ثَ َالثَ ِّة أَيَّ ٍام ِّم ْن ك ُِّل‬
ُّ ‫شه ٍْر َو َر ْكعَتَي ِّ ال‬ ٍ ‫سلَّ َم ِّبثَ َال‬
َ ‫َو‬

)‫أُوتِّ َر قَ ْب َل أَ ْن أَنَا َم (رواه البخارى‬

Artinya: Abu Hurairah ra. Berkata : kekasihku Rasulullah SAW.


Berpesan kepada saya, supaya berpuasa tiga hari tiap-tiap
bulan, dan shalat dhuha dua rakaat, dan shalat witir
sebelum tidur (H.R. Bukhari).

45
b. Dilaksanakan empat rakaat, sebagaimana ditegaskan :

َ‫صالَة‬ َ ُ‫سلَّ َم ي‬
َ ‫ص ِّلي‬ َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َ ‫ع َْن عَائِّشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّ ِّب ُّي‬
َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬
)‫َّللاُ (رواه احمد‬ ٍ ‫ض َحى أَ ْربَ َع َر َكعَا‬
َّ ‫ت َويَ ِّزي ُد َما شَا َء‬ ُّ ‫ال‬

Artinya: Dari ‘Aisyah dia berkata : Nabi SAW melaksanakan


Shalat dhuha empat rakaat, dan kadang-kadang
melebihi dari itu sekehendak Allah. (H.R. Ahmad)

c. Dilaksanakan delapan rakaat, sebagaimana dijelaskan :

‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
ِّ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ب أَ َّن َر‬ َ ‫ت أَ ِّبي‬
ٍ ‫طا ِّل‬ ِّ ‫ع َْن أ ُ ِّم َهانِّ ٍئ ِّب ْن‬
‫س ِّل ُم ِّم ْن ك ُِّل‬
َ ُ‫ت ي‬ٍ ‫ض َحى ثَ َمانِّ َي َر َكعَا‬ ُّ ‫س ْب َحةَ ال‬
ُ ‫صلَّى‬ َ ‫ح‬ ِّ ْ‫يَ ْو َم ا ْلفَت‬
) ‫َر ْكعَتَ ْي ِّن (رواه ابوداود‬
Artinya: Dari Ummi Haani binti Abi Thalib, bahwa Nabi SAW
pada saat penaklukan kota Mekah, beliau mengerjakan
shalat dhuha delapan rakaat dan setiap dua rakaat
salam (H.R. Abu Daud)

d. Dua belas rakaat, sebagaimana dijelaskan :

‫سلَّ َم َم ْن‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ُ ‫ع َْن أَنَ ِّس ْب ِّن َمالِّكٍ قَا َل قَا َل َر‬
ِّ َّ ‫سو ُل‬
‫ب ِّفي‬ َّ ‫عش َْرةَ َر ْك َع ًة َبنَى‬
ٍ ‫َّللاُ لَهُ قَص ًْرا ِّم ْن ذَ َه‬ َ ‫ض َحى ِّث ْنتَ ْي‬ ُّ ‫صلَّى ال‬ َ
) ‫ا ْل َجنَّ ِّة (رواه الترمذي‬

46
Artinya: Dari Anas ra. Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda
barang siapa yang melakukan shalat dhuha dua belas
rakaat niscaya Allah akan mendirikan istana emas
untuknya disyurga. (H.R. Turmidzi)

2. Keutamaan Sholat Dhuha


Shalat Dhuha mengandung keutamaan antara lain untuk
memohon magfirah dari Allah SAW, untuk mohon tambah rizki.
Hal ini dijelaskan oleh banyak hadits antara lain;

َّ ‫سلَّ َم قَا َل إِّ َّن‬


َ‫َّللا‬ َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
ِّ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َاء أَ َّن َر‬
ِّ ‫ع َْن أَبِّي الد َّْرد‬
ٍ ‫تَعَالَى يَقُو ُل يَا ا ْبنَ آ َد َم الَ تَ ْع َج َز َّن ِّمنَ ابَ ْربَ ِّع َر َكعَا‬
‫ت ِّم ْن أَ َّو ِّل‬
ِّ َ‫نَ َه ِّاركَ أَ ْك ِّفك‬
) ‫آخ َر ُه ( رواه احمد‬
Artinya: Dari Abi Dardak bahwa Nabi SAW bersabda : Allah
Azza wajall berfirman “Wahai anak Adam, jangan
jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat
rakaat pada waktu permulaan siang (yakni Shalat
Dhuha) Nanti pasti akan Ku-cukupkan kebutuhanmu
pada sore harinya (H.R. Ahmad )

3. Waktu Sholat Dhuha


Waktunya kira-kira matahari sedang naik 7 hasta, dan berakhir
diwaktu matahari lingsir. Dalam hadits dijelaskan:

47
‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
ِّ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ج َر‬ َ ‫ع َْن َز ْي ِّد ا ْب ِّن أَ ْرقَ َم قَا َل َخ َر‬
‫ت‬
ِّ ‫ض‬ َ ‫صالَةُ ابَ َّوا ِّبينَ إِّذَا َر ِّم‬ َ ‫صلُّونَ فَقَا َل‬ َ ُ‫علَى أَ ْه ِّل قُبَا َء َوهُ ْم ي‬ َ
َ ‫ا ْل ِّف‬
)‫صا ُل (رواه مسلم‬
Artinya: Dari Said bin Arqam ra. Katanya: Nabi SAW keluar
menuju tempat Ahli Quba, saat itu mereka sedang
mengerjakan shalat dhuha, beliau lalu bersabda: inilah
shalat orang-orang yang kembali kepada Allah, yakni
waktu anak-anak unta telah bangkit karena kepanasan
waktu dhuha. (H.R. Ahmad, Muslim dan Turmidzi)

4. Surat-surat yang dibaca


a. Surat-surat yang dibaca sesudah membaca al-Fatihah pada
tiap-tiap rakaat boleh mana saja yang mudah sebagai
dijelaskan oleh firman Allah :

َّ ‫فَا ْق َرأ ُ ْوا َما تَ َي‬


ُ‫س َر ِّم ْنه‬
Artinya: …bacalah oleh apa yang mudah dari pada Al-
Quran ( Q. S : Al Muzammil; 20)
b. Jika dikerjakan dua rakaat, disunnatkan pada rakaat
pertama, sesudah membaca surat Al Fatihah, membaca surat
al-syamsi, dan pada rakaat kedua surat al-Dhuha. Jika
dikerjakan lebih dari dua rakaat, selebihnya membaca Surat
Al Kafirun dan Surat Al Ikhlas.
48
c. Cara yang terbaik, apabila dikerjakan dua rakaat maka pada
rakaat pertama sesudah membaca al-Fatihah, membaca ayat
Al-kursi sepuluh kali, dan pada rakaat kedua sesudah
membaca fatihah membaca surat al-Ikhlas sepuluh kali. Hal
ini dijelaskan dalam hadits :

‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ِّ ‫ع ْنهُ ع َِّن النَّبِّي‬ َ ُ‫ع َْن اَنَ ٍس َر ِّض َي هللا‬
ِّ ‫الر ْكعَ ِّة االُّ ْولَى فَاتِّ َحةَ ا ْل ِّكتَا‬
‫ب‬ َّ ‫ض َحى يَ ْق َرأ ُ فِّى‬ُّ ‫صلَّى ال‬ َ ‫قَا َل َم ْن‬
ِّ ‫ت َو ِّفى الثَّا ِّن َّي ِّة فَا ِّت َحةَ ا ْل ِّكتَا‬
‫ب َوقُ ْل‬ ٍ ‫عش ََر َم َّرا‬ ِّ ‫َوآ َيةَ ا ْلك ُْر‬
َ ‫سى‬
‫هللا اْالَ ْك َب ِّر‬ َ ‫ستَ ْو َج‬
ْ ‫ب ِّر‬
ِّ َ‫ض َوان‬ ْ ِّ‫ت ا‬ َ ‫هُ َو هللاُ اَ َح ٌد‬
ٍ ‫عش ََر َم َّرا‬
Artinya: Dari Anas ra. Nabi SAW bersabda Nabi SAW
bersabda:“siapa yang melaksanakan shalat dhuha,
membaca pada rakaat yang pertama surat Fatihah dan
ayat Al-Kursi sepuluh kali, dan pada rakaat kedua
sesudah membaca Fatihah membaca surat Al-Ikhl as
sepuluh kali pasti dia mendapat keridloan yang terbesar
dari Allah.

5. Doa yang dibaca


Diantara do’a yang dibaca setelah shalat dhuha :

َ‫ض َحائ ُكَ َوا ْلبَ َها َء بَ َهائ ُكَ َوا ْل َج َما َل َج َمالُك‬ ُ ‫ض َحا َء‬ ُّ ‫اَللَّ ُه َّم اِّ َّن ال‬
ْ ‫ص َمةَ ِّع‬
َ‫ص َمت ُكَ اَللَّ ُه َّم ا ِّْن كَان‬ ْ ‫َوا ْلقُ َّوةَ قُ َّوت ُكَ َوا ْلقُد َْرةَ قُد َْرت ُكَ َوا ْل ِّع‬
َ‫ض فَا َ ْخ ِّر ْجهُ َوا ِّْن كَان‬
ِّ ‫اء فَا َ ْن ِّز ْلهُ َوا ِّْن كَانَ فِّى اْالَ ْر‬ َّ ‫ِّر ْزقِّى فِّىال‬
ِّ ‫س َم‬
49
ُ‫ط ِّه ْرهُ َوا ِّْن كَانَ بَ ِّع ْيدًا فَقَ ِّر ْبه‬
َ َ‫ُم ْعس ًِّرا فَيَس ِّْرهُ َوا ِّْن كَانَ َح َرا ًما ف‬
َ‫ض َحائِّكَ َوبَ َهائِّكَ َو َج َما ِّلكَ َوقُ َّوتِّكَ َوقُد َْرتِّكَ آتِّ ْينِّى َما آتَ ْيت‬
ُ ‫ق‬
ِّ ‫ِّب َح‬
َ‫صا ِّل ِّح ْين‬
َّ ‫ِّعبَادَكَ ال‬
Artinya: Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha-
Mu, kemegahan ialah kemegahan-Mu, keindahan itu
keindahan-Mu, kekuatan itu kekuatan-Mu,dan
perlindungan itu perlindungan-Mu, Ya Allah jika
rizkiku masih diatas langit turunkanlah dan jika ada
didalam bumi keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah,
jika haram sucikanlah,jika masih jauh dekatkanlah,
berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan,
dan kekuasaan-Mu limpahkanlah kepadak, seperti
yang telah engkau limpahkan kepada hamba-hamba-
Mu yang shaleh.

F. SHALAT SUNNAT TAHIYYATUL MASJID


Shalat sunnat Tahiyyatul Masjid adalah shalat sunnat yang
dikerjakan bagi orang-orang yang masuk masjid sebelum duduk
disunnatkan mengerjakan shalat dua rakaat untuk menghormati
masjid. Dalam hal ini Rasul menjelaskan dalam haditsnya :

50
‫سلَّ َم اِّذَا َد َخ َل‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬ ُ ‫ع َْن اَبِّي قَتَا َدةَ قَا َل َر‬
َ ِّ‫س ْو ُل هللا‬
‫ص ِّل َي َر َكعَتَ ْي ِّن (رواه‬ َ ‫س ِّج َد فَالَ يَ ْج ِّل‬
َ ُ‫س َحتَّى ي‬ ْ ‫اَ َح ُد ُك ْم ا ْل َم‬
)‫البخارى ومسلم‬
Artinya: Dari abu Qatalah, Rasulullah SAW bersabda : jika salah
seorang diantara kamu masuk kemasjid, maka janganlah
duduk, sebelum shalat dua rakaat. (H.R.Bukhari dan
Muslim).

G. SHALAT SUNNAT TAHAJJUD


1. Pengertian
Shalat sunnat Tahajjud adalah shalat sunnat yang dikerjakan
pada waktu malam, sedikitnya dua rakaat, dan sebanyaknya
tidak terbatas. Waktunya sesudah shalat Isya sampai terbit fajar,
disyaratkan melakukannya setelah bangundari tidur, sekalipun
tidurnya hanya sebentar, apabila dilakukan tanpa tidur
sebelumnya maka yang demikian bukan shalat tahajjud, tapi
adalah shalat sunnat biasa.
Waktunya yang cukup panjang tersebut dapat dibagi tiga bagian
yaitu :
a. Waktu yang utama ialah sepertiga malam yaitu kira-kira jam
19.00. WIB sampai dengan jam 22.00. WIB
b. Waktu yang lebih utama adalah sepertiga kedua yaitu kira-
kira jam 22.00. WIB sampai dengan jam 01.00. WIB

51
c. Waktu yang paling Utama adalah sepertiga ketiga yaitu kira-
kira jam 01.00. WIB sampai dengan masuknya waktu shubuh.
Mengenai ini Rasul SAW menjelaskan :

‫ث اللَّ ْي ِّل االَ ِّخ ْي ِّر فَيَقُ ْو ُل‬


ُ ُ‫اء ال ُّد ْنيَا ِّح ْينَ يَ ْبقَى ثُل‬ َ ‫يَ ْن ِّز ُل َربُّنَا اِّلَى‬
ِّ ‫س َم‬
‫سائِّ ٍل فَاَع ِّْط ْي ِّه َه ْل ِّم ْن‬
َ ‫ب لَهُ َه ْل ِّم ْن‬ ْ َ ‫َاع فَا‬
ُ ‫ستَ ِّج‬ ٍ ‫َه ْل ِّم ْن د‬
‫ستَ ْغفَ ٍر فَا َ ْغ ِّف ُر لَهُ َحتَّى َي ْطلُ ُع ا ْلفَ ْج ُر‬
ْ ِّ‫ا‬
Artinya: Allah turun kelangit dunia, tinggal sepertiga yang
akhir dari waktu malam. Lalu berseru : adalah
orang-orang yang memohon (berdo’a) pasti akan
kukabulkan, adalah orang-orang yang meminta,
pasti akan keberi, dan adalah yang memohon
ampunan, pasti akan aku ampuni baginya sampai
tiba waktu shubuh.

2. Dasar Hukum Shalat Tahajjud


Shalat Tahajjud adalah sangat dianjurkan. Sebagai ditegaskan
Firman Allah SWT :

‫سى أَ ْن يَ ْبعَثَكَ َربُّكَ َمقَا ًما َمحْ ُمودًا‬ َ َ‫َو ِّمنَ اللَّ ْي ِّل فَتَ َه َّج ْد ِّب ِّه نَافِّلَةً لَك‬
َ ‫ع‬
Artinya: Pada malam hari hendaklah engkau shalat Tahajjud
sebagai tambahan bagimu mudah-mudahan Allah
memberimu kedudukan yang terpuji (Al-Isra :79)

52
Dalam hal ini Rasulullah SAW yang mempertegas :
َ ‫ص‬
‫ال ِّة‬ ُّ ‫سلَّ َم‬
َّ ‫أي ال‬ َ ‫علَ ْي ِّه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬ ُ ‫ع َْن اَ ِّبي هُ َر ْي َرةَ لَ َّما‬
َ ‫سئِّ َل النَّ ِّبي‬
)‫ف اللَّ ْي ِّل (رواه مسلم‬ ِّ ‫صالَةُ فِّي َج ْو‬ َ ‫اَ ْف‬
َّ ‫ض ُل بَ ْع َد ا ْل َم ْكت ُ ْوبَ ِّة قَا َل ال‬
Artinya: Dari abu hurairah, ketika ditanya nabi saw apakah shalat
yang lebih utama selain dari shalat fardhu?, rasul
menjawab : shalat tengah malam (H.R. Muslim).

3. Tata Tertib
Bagi orang yang hendak melaksanakan shalat Tahajjud
disunnatkan sebelum tidur dia berniat untuk bangun shalat
Tahajjud. Dalam hal ini Rasul menjelaskan:

ُ‫ص ِّل َى ِّمنَ اللَّ ْي ِّل فَغَلَ َبتْه‬


َ ُ‫شهُ َوهُ َو َي ْن ِّوى اَ ْن َيقُ ْو َم فَي‬ َ ‫َم ْن اَتَى ِّف َرا‬
َ ً‫ص َدقَة‬
‫علَ ْي ِّه ِّم ْن‬ َ ُ‫ب لَهُ َمانَ َوا ُه فَكَانَ نَ ْو ُمه‬ ْ ُ‫ع ْينُهُ َحتَّى ي‬
َ ِّ‫ص ِّب َح ُكت‬ َ
)‫َر ِّب ِّه (رواه النساء وابن ماجه‬
Artinya: Siapa yang akan tidur dan berniat bangun untuk
melakukan shalat malam, kemudian terlanjur tidur
hingga pagi, maka dicatatlah niatnya sebagai satu
pahala sedangkan tidurnya dianggap sebagai karunia
Allah yang diberikan kepadanya. (H.R.An Nasrai dan
Ibnu Majah).
Selesai membaca do’a setelah shalat tahajjud disunnatkan
membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali Imran.

53
H. SHALAT SUNNAT HAJAT
Shalat sunnat Hajat ialah shalat sunnat yang dikerjakan karena
mempunyai hajat agar diperkenankan hajatnya oleh Allah SWT.
Shalat hajat dikerjakan dua rakaat dan boleh sampai dua belas
rakaat dengan tiap-tiap dua rakaat satu salam, boleh dikerjakan
siang ataupun malam. Caranya sama dengan shalat sunnat biasa :
1. Dasar Shalat Hajat
Allah menegaskan didalam firman-Nya :

َ‫صابِّ ِّرين‬ َ َّ ‫صالَ ِّة إِّ َّن‬


َّ ‫َّللا َم َع ال‬ َّ ‫ص ْب ِّر َوال‬ ْ ‫يَاأَيُّ َها الَّ ِّذينَ آ َمنُوا ا‬
َّ ‫ستَ ِّعينُوا بِّال‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman mohonlah pertolongan
(kepada Allah) dengan Shabar dan Sholat, karena
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
(Al-Baqara : 153)
Diriwayatkan dari Ahmad, dengan sarat yang shohih, Dari Abi
Darda’, bahwa Nabi SAW bersabda : siapa yang berudhur’, maka
dia sempurnakan udhur’nya. Kemudian shalat dua rakaat dengan
sempurna, Allah memberinya apa yang dia minta, baik cepat
maupun lambat.

I. SHALAT SUNNAT ISTIKHARAH


Shalat Istikharah ialah shalat sunnat dua rakaat untuk memohon
kepada Allah ketentuan pilihan, karena ragu-ragu mana yang lebih
baik antara dua hal atau lebih. Shalat Istikharah sama dengan shalat
54
hajat, boleh dikerjakan disembarang waktu, tetapi lebih utama jika
dikerjakan pada malam hari seperti shalat Tahajjud. Hukumnya
sunnat muakkad bagi yang sedang ragu-ragu untuk mendapatkan
ketetapan kita hati dari Allah SWT. Rasul SAW menganjurkan
yang demikian dalam haditsnya :

Tidak akan kecewa bagi orang yang melaksanakan shalat


istikharah, dan tidak akan menyesal bagi orang yang suka
bermusyawarah dan tidak akan kekurangan bagi orang yang suka
berhemat. (H.R.Tabrani).

Shalat Istikharah dapat dilaksanakan berulang kali sampai


memperoleh kemantapan hati untuk mengerjakan pekerjaan yang
dimaksud, agar mendapat berkah bagi pekerjaan yang sudah dipilih.

J. SHALAT SUNNAT MUTHLAQ


Shalat sunnat Muthlaq ialah shalat sunnat yang boleh dikerjakan
pada waktu kapan saja. Kecuali pada waktu yang terlarang untuk
mengerjakan shalat sunnat, jumlah rakaatnya tidak terbatas,
dikerjakan tidak ada sebab. Caranya seperti shalat sunnat biasa.

K. SHALAT SUNNAT TAUBAT


Shalat sunnat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan bagi
seseorang yang melakukan dosa atau merasa berbuat dosa lalu
bertaubat kepada Allah SWT. Bertaubat dari sesuatu dosa , artinya
menyesal atas perbuatan yang telah dilakukannya dan berniat tidak
55
akan melakukannya lagi disertai permohonan ampunan kepada
Allah SWT. Shalat sunnat taubat ini dianjurkan Rasul SAW sebagai
tertera dalam sabdanya :

Dari Abu Hurairah ra. Dia berkata : aku mendengar Rasulullah


SAW bersabda : setiap orang yang pernah berbuat dosa, kemudian
segera bergerak dan berwudhu kemudian shalat, lalu memohon
ampunan dari Allah, Allah akan memberikan ampunan baginya.
(H.R.Abu Daud, AN-Nasai, Ibnu Majah dan Bayhaq).

L. SHALAT SUNNAT TASBIH


Shalat sunnat tasbih ialah shalat sunnat yang didalamnya dibacakan
tasbih dalam empat rakaat berjumlah 300 tasbih. Shalat sunnat
tasbih ini mempunyai kelebihan yang luar biasa, buat
mengampunkan segala jenis dosa baik yang telah lama atau yang
baru, yang sengaja atau yang tidak sengaja yang tersembunyi atau
yang pun yang terang-terangan.

CARA PELAKSANAANNYA

1. Berdiri lurus menghadap qiblat, lantas berniat


2. Selesai membaca do’a iftitah, lalu membaca surat Al-fatihah,
lantas membaca surat apa saja, kemudian sebelum ruku bacalah
tasbih 15 kali.
3. Kemudian ruku, dan setelah membaca tasbih seperti biasa lalu
membaca tasbih 10 kali.
56
4. Setelah membaca tahmid I’tidal, lantas membaca tasbih 10 kali.
5. Lalu sujud, sehabis membaca sujud, seperti biasa kemudian
membaca tasbih 10 kali.
6. Lalu duduk antara dua sujud, setelah membaca do’a duduk
antara dua sujud lantas membaca tasbih 10 kali.
7. Kemudian sujud yang kedua, setelah membaca tasbih sujud
seperti biasa lalu membaca tasbih 10 kali.
8. Sebelum berdiri kerakaat kedua, hendaklah duduk istirakahdan
membaca tasbih 10 kali.
9. Demikianlah dilaksanakan pada rakaat pertama yang
kesemuanya berjumlah 75 kali tasbih. Shalat sunnat tasbih
adalah empat rakaat, berarti jumlah tasbih yang dibaca 4x
75 kali = 300 kali tasbih.

Lafazh-Lafazh Tasbih, antara lain :


1. Maha suci Allah dan memujinya, Maha suci Allah yang Maha
Agung.
2. Maha Suci Allah sebanyak bilangan mahluknya
3. Maha Suci Allah sebanyak yang Allah Ridhai
4. Maha Suci Allah sebanyak timbangan Arsynya
5. Maha Suci Allah sebanyak tinta penulis kalimatnya

M. SHALAT SUNNAT TARAWIH


Shalat tarawih adalah shalat malam pada bulan ramadhan,
hukumnya sunnat muakkad bagi laki-laki dan perempuan, boleh
57
dikerjakan sendir-sendiri atau berjama’ah. Waktunya sesudah shalat
isya sampai waktu fajar. Bilangan rakaat shalat tarawih yang sudah
dikerjakan rasul bersamasama dengan jama’ah adalah delapan
rakaat.

Pada sebagian riwayat mengatakan, sesudah Rasul shalat


berjama’ah dimasjid, beliau shalat lagi dirumahnya. Pada masa
khalifah Umar, Utsman dan Ali, mereka shalat tarawih 20 rakaat,
sedangkan yang ikut dalam jumlah itu ada beberapa orang sahabat
yang terkenal dan terkemuka dimasa itu, tidak seorangpun yang
membantahnya. Pada masa Umar bin Abdul Aziz dijadikan 36
rakaat.

Bilangan shalat tarawih itu bermacam-macam yang dilakukan umat


Islam semenjak zaman Rasul SAW sampai dimasa sahabat hanya
kepada kita dianjurkan agar beramal shalat dan lain-lainnya pada
bulan ramadhan.adapun bilangan rakaatnya terserah kepada
keyakinan masing-masing.Dalam bulan ramadhan disunnatkan
memperbanyak tadarus (membaca Al-Qur’an) memperbanyak
membaca sholawat, Zhikir dan berdo’a.

N. SHALAT SUNNAT WITIR


Shalat witir artinya shalat ganjil, sekurang-kurangnya satu rakaat
dan sebanyak-banyaknya sebelas rakaat. Hukumnya sunnat
muakkad sebagai ditegaskan dalam hadits :
58
Dari Ali ra. Berkata : shalat witir itu bukan wajib,
sebagaimanashalat 5 waktu, tetapi Rasulullah SAW telah
mencontohkan dan bersabda : sesungguhnya Allah itu witir (Esa)
dan suka kepada witir, maka shalat witirlah wahai ahli Qur’an
(H.R.Abu Daud dan Tirmidzi) .

Shalat witir itu waktunya sesudah shalat Isya sampai terbit Fajar,
pada bulan ramadhan biasanya shalat witir itu dilaksanakan setelah
shalat tarawih secara berjamaah. Bilangan rakaat witir tersebut
sebagai dijelaskan hadits :

Diriwayatkan dari Nabi SAW, bahkan beliau berwitir tiga belas


rakaat, sebelas rakaat, sembilan rakaat, tujuh rakaat, lima rakaat,
tiga rakaat, atau satu rakaat saja (H.R. Turmidzi) .

Dengan demikian shalat sunnat witir itu boleh dikerjakan satu


atautiga atau lima atau tujuh, atau sembilan atau sebelas rakaat.
Cara mengerjakan shalat witir boleh dilakukan dengan sekali
tasyahud dan salam pada rakaat terakhir saja. Sebagai dijelaskan
Hadits :

Bahwa Rasulullah SAW. Shalat witir tujuh atau lima rakaat,


bersambungan tidak dipisah dengan salam atau bicara (H.R.Ahmad,
Nasra’i).

59
Boleh dilakukan setiap dua rakaat salam lalu dilanjutkan dengan
satu rakaat yang terakhir salam. Hal ini dinyatakan :

Dari Nafi’ Haula bin Umar ra ia berkata : “sesungguhnya Ibnu


Umar ra. Selalu bersalam antara dua rakaat dan satu rakaat dalam
shalat witir, hingga dia memerintahkan orang melakukan
sebahagian hajatnya”.

Surat-surat yang dibaca dalam shalat witir boleh membaca surat apa
saja, tetapi disunnatkan apabila berwitir dengan tiga rakaat
hendaklah membaca surat-surat sebagai yang diriwayatkan oleh
Hadits dimana Rasulullah SAW (didalam witir) pada rakaat
pertama membaca surat Al’A’la dan pada rakaat kedua membaca
surat Al-kafirun dan pada rakaat yang ketiga membaca surat Al-
Ikhlas dan surat Al-Falaq dan surat An-Naas. Sunnat mengerjakan
shalat witir pada permulaan malam bagi seseorang yang takut kalau
tidak akan bangun pada akhir malam. Tetapi sebaliknya sunnat
mengerjakannya pada akhir malam bagi orang yang sangup bangun
pada akhir malam.

O. SHALAT SUNNAT ‘ID/HARI RAYA


Shalat ‘ID/ ada dua macam, yaitu:
1. Shalat hari raya Idul Fitri yaitu pada tiap-tiap tanggal 1 Syawal
2. Shalat hari raya Idul Adh’ha yaitu pada tiap-tiap tanggal 10
Zhulhijah
60
Hukum shalat ‘ID adalah sunnat Muakkad (sunnat yang lebih
penting) Rasulullah SAW tetap melaksanakan shalat ‘ID (shalat

dua hari raya) selama beliau hidup. Sebagai dinyatakan dalam


hadits :

Dari Ibnu Umar Rasulullah SAW, Abu Bakar, dan Umar selalu
melaksanakan shalat dua hari raya sebelum berkhutbah. (H.R.
Jama’ah)

Waktu shalat ‘ID dimulai dari terbit matahari sampai tergelincirnya.


Boleh dilakukan sendirian, dan sebaiknya dilakukan berjama’ah.
Hal-hal yang dilakukan sebelum shalat ‘ID :
1. Pada kedua hari raya ‘Id tersebut disunnatkan mandi, dan
memakai pakaian yang sebaik-baiknya.
2. Disunnatkan makan sebelum pergi shalat Idul Fitri dan pada hari
raya Idul Adha disunnatkan tidak makan terlebih dahulu, kecuali
setelah shalat.
3. Hendaklah ketika pergi shalat melalui satu jalan dan dan
pulangnya mengambil jalan yang lain
4. Disunnatkan takbiran diluar shalat.
5. pada hari raya idul fitri takbir dimulai mulai dari terbenam
6. matahari hingga imam berdiri untuk terbenam matahari, hingga
imam berdiri untuk mengerjakan shalat ‘Id.
7. Pada hari raya idul adh’ha disunnatkan takbir. Terbenam
matahari malam hari raya Id sampai sesudah shalat “Ashar”
61
8. penghabisan hari Tasriq (tanggal 13 Zhulhijah). Takbir juga
dilakukan setiap selesai shalat fardhu pada hari dan tanggal itu.

Perlu diketahui bahwa pada hari raya ‘ID tersebut dianjurkan anak-
anak besar kecil, tua muda supaya menunaikannya. Bahkan kalau
shalat dilaksanakan dilapangan. Wanita-wanita yang sedang
haidpun dianjurkan ikut kelapangan sekalipun tidak ikut shalat
untuk memperoleh keberkahan dan kesucian hari tersebut.

P. SHALAT KUSUUF (GERHANA BULAN DAN MATAHARI)

Sepakat ulama bahwa shalat gerhana hukumnya sunnat muakkad


bagi laki-laki dan perempuan dan lebih baik dikerjakan secara
berjama’ah.
1. Dasar Hukumnya

Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasul SAW sebagai


tertera haditsnya :

Dari Aisyah dia berkata : “telah terjadi gerhana matahari pada


masa hidup Rasul SAW, maka Rasul pergi ke masjid untuk
shalat gerhana dan bershaflah manusia dibelakangnya”
(H.R.Bukhari dan Muslim).

Setelah selesai shalat Rasul berkhutbah dan memuji Allah


kemudian berkata :
“Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya menjadi tanda dari
62
tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya gerhana bulan karena
matinya seseorang, dan tidak pula karena hidupnya seseorang,
maka apabila kamu melihat keduanya gerhana, maka segeralah
melaksanakan shalat” (H.R.Bukhari dan Muslim).

Mengenai hal ini Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya :

‫ّلِل الَّذِّي َخلَقَ ُه َّن‬ ْ ‫ش ْم ِّس َوالَ ِّل ْلقَ َم ِّر َوا‬
ِّ َّ ِّ ‫س ُجدُوا‬ ْ َ‫الَ ت‬
َّ ‫س ُجدُوا ِّلل‬
Artinya: Janganlah kamu sujud kepada matahari dan bulan dan
sujudlah kepada Allah yang menjadikannya. (Fushshilat :
37).

2. Cara Shalat Kusuuf

Hendaklah takbir dengan niat shalat gerhana, kemudian membaca


Al-fatihah, kemudian membaca ayat-ayat panjang (dan satu riwayat
membaca surat Al- Baqarah), kemudian ruku’ (ruku’nya agak lama)
kemudian I’tidal dan membaca Al- Fatihah lagi dan surat yang
tidak sepanjang yang pertama.kemudian ruku lagi ( tidak selama
ruku yang pertama) kemudian I’tidal dan sujud dua kali. Hal ini
terhitung satu rakaat. Kemudian diteruskan satu rakaat lagi seperti
itu. Dengan demikian shalat gerhana adalah dua rakaat, empat kali
ruku, empat kali berdiri membaca Al-Fatihah dan empat kali sujud.
Sesudah shalat gerhana bagi yang melaksanakan berjama’ah di
laksanakan Khutbah, yaitu memberi nasehat kepada jama’ah agar
bertaubat, dan menganjurkan beramal kebaikan dan minta ampun

63
dari segala dosa dan sebagainya. Apa-apa yang menjadi
kepentingan diwaktu itu.

Q. SHALAT ISTISQO (MINTA HUJAN)

Meminta hujan hukumnya “sunnat” ketika ada hajat dan caranya


ada tiga yaitu sekurang-kurangnya berdo’a saja, baik sendiri-
sendiri atau orang banyak Rasul SAW pernah minta hujan dengan
berdo’a saja (H.R.Abu daud). berdo’a didalam khutbah Jum’at, ini
juga pernah dikerjakan Rasul SAW (H.R.Bukhari dan Muslim)
yang lebih sempurna hendaklah shalat dua rakaat dalam hal ini
dijelaskan bahwa :

Rasulullah SAW telah keluar untuk minta hujan kemudian beliau


berpaling membelakangi orang banyak , beliau menghadap kekiblat
dan beliau balikkan sal beliau (H.R.Muslim).

1. Cara Shalat Istisqo

Sebelum melaksanakan shalat Istisqa sebaiknya dilaksanakan


puasa empat hari berturut-turut, sesudah tiga hari puasa, pada
hari yang ke empat baru dilaksanakan shalat Istisqa, dan mereka
masih berpuasa. Keluar dengan memakai pakaian biasa (pakaian
untuk bekerja) pergi kemasjid atau ketanah lapang berjalan
dengan rasa sungguh-sungguh merendahkan diri mengharap
pertolongan Allah. Waktu shalat Istisqa boleh kapan saja,
kecuali waktu yang di makruhkan untuk melaksanakan shalat.

64
khutbah shalat Istisqa boleh dilaksanakan sebelum shalat atau
sesudah shalat. cara khutbahnya membaca “Astagfirullah”.
Sembilan kali pada khutbah pertama dan tujuh kali pada khutbah

kedua, kemudian tahmid, syahadad, dan shalawat memberi


nasehat agar bertaubat, dan apa apa yang pantas dinasehatkan
diantara itu kemudian berdo’a :

2. Lafaz do’a Rasul SAW.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam, Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang. Menguasai hari pembalasan,
tidak ada Tuhan melainkan Allah. Yang berbuat sekehendaknya,
Ya Allah Engkaulah Tuhan, tidak ada Tuhan melainkan Allah
Engkaulah yang maha kaya. Kami yang berhajat kepada-Mu
turunkanlah hujan untuk kami dan jadikanlah yang engkau
turunkan itu menjadi bekal bagi kami, sampai waktu kapan saja
(H.R.Abu Daud)

Cara Rasul Berdo’a :


Adalah dengan cara mengangkat kedua tangan waktu berdo’a .
kalau berdo’a untuk meminta hasil sesuatu yang diingini,
hendaklah kita mengangkat tangan dengan kedua telapak tangan
menadah kelangit. Sebaliknya kalau mendo’a untuk menolak
hendaklah punggung tangan yang dihadapkan ke langit.

65
Dari Saib bin Khalad bahwa Nabi SAW, apabila beliau
meminta, beliau hadapkan kedua telapak tangannya kelangit,
dan apabila beliau meminta perlindungan dari kejahatan beliau
hadapkan punggung telapak tangannya kelangit (H.R.Ahmad).

ً ُ‫شعَ ِّري ن‬
‫ورا َوفِّي جلدى نورا‬ ً ُ‫اللَّ ُه َّم اجْ عَ ْل فِّي قَ ْلبِّي ن‬
َ ‫ورا َوفِّي‬
‫ع ْظ ِّمى‬ ً ُ‫ص ِّبي ن‬
َ ‫ورا وفى‬ َ ‫ع‬ ً ُ‫ورا َو ِّفي د َِّمي ن‬
َ ‫ورا َو ِّفي‬ ِّ َ‫َو ِّفي ل‬
ً ُ‫حْمي ن‬
ً ُ‫س ْم ِّعي ن‬
‫ورا َوع َْن‬ ً ُ‫ص ِّري ن‬
َ ‫ورا َوفِّي‬ ً ُ‫نورا وفى نُ ِّخى ن‬
َ ‫ورا َوفِّي َب‬
‫ورا‬ ً ُ‫ورا َوفَ ْوقِّي ن‬
ً ُ‫ورا َوتَ ْحتِّي ن‬ ً ُ‫س ِّاري ن‬ ً ُ‫يَ ِّمينِّي ن‬
َ َ‫ورا َوع َْن ي‬
ً ُ‫َوأَ َما ِّمي ن‬
ً ُ‫ورا َو َخ ْل ِّفي نُو ًرا َواجْ عَ ْل ِّلي ن‬
‫ورا‬
Do’a waktu berangkat dari rumah ke masjid

ً ُ‫س ْم ِّعي ن‬
‫ورا‬ ً ُ‫ص ِّري ن‬
َ ‫ورا َو ِّفي‬ ً ُ‫اللَّ ُه َّم اجْ َع ْل ِّفي قَ ْل ِّبي ن‬
َ ‫ورا َو ِّفي َب‬
‫ورا َوفِّي لَحْ ِّمي‬
ً ُ‫ص ِّبي ن‬
َ ‫ع‬ ً ُ‫ورا َو َخ ْل ِّفي ن‬
َ ‫ورا َوفِّي‬ ً ُ‫َوع َْن َي ِّمينِّي ن‬
ً ُ‫شعَ ِّري ن‬
‫ورا َوفِّي بَش َِّرى (رواه‬ ً ُ‫ورا َوفِّي د َِّمي ن‬
َ ‫ورا َوفِّي‬ ً ُ‫ن‬
) ‫البخاري ومسلم‬
Artinya: Ya Allah, berilah cahaya dalam hatiku, dan cahaya
dalam pandanganku, cahaya dalam pendengaranku,
dan curahkanlah cahaya disisi kananku, dan cahaya
dibelakangku, dan cahaya di dalam syaraf-syarafku,
dan cahaya didalam daging-dagingku, dan cahaya

66
didalam darahku, dan cahaya didalam rambutku, dan
cahaya didalam kulitku (H.R.Bukhari dan Muslim).

Do’a Ketika Sedang Masuk Masjid

“Ya Allah Ampunilah dosa-dosaku, dan bukakanlah untukku pintu-


pintu kurnia-Mu, Ya Allah lindungilah aku dari syetan yang terkutuk”.

67
BAB IV
TATACARA MENGURUS JENAZAH

Semester : Ganjil
Fakultas : Tabiyah dan Keguruan
Tujuan : Agar mahasiswa dapat menghafal memahami dan
mempraktikkan cara menyelengarakan jenazah

A. MENENGOK ORANG SAKIT


Menjenguk orang sakit hukumnya sunnat. Salah satu tujuan
menjenguk orang sakit itu adalah untuk menghibur yang
bersangkutan, karena kegembiraan dapat menghilangkan kesedihan
dan meringankan perasaan sakit yang dideritanya. Ketentuan
menjenguk orang sakit ini berdasarkan hadits Nabi saw yang
berbunyi:

َ‫امَحـلَِال ُمسـلمَعلـىَال ُمسـلم‬ َ‫عنَابىَ هُريـر َقـالَقـالَالنبـي‬


َ ‫سَردَِالسالمَوعياد َُالمريضَواتباعَُالجنائزَواجابـةَالــدعو‬
ٌ ‫خم‬
َ )‫وتشميتُ َالعاطشَ(رواهَالبخارىَومسلم‬
Artinya: Abu Hurairah berkata: Nabi saw bersabda; Hak orang
Islam atas orang Islam lainnya ada lima macam; 1). Menjawab
salam, 2). Menjenguk orang sakit, 3). Mengantar jenazah, 4).
Mengabulkan undangan, 5). Mendo’akan orang yang bersin. (H.R.
Bukhari dan Muslim).

68
B. MENGHADAPI ORANG YANG MUTADHAR
Apabila seseorang berada disamping orang sakit yang akan
meninggal dunia (muhtadhar), hendaklah ia melakukan hal-hal
sebagai berikut.
1. Menyebutkan kebaikan-kebaikan Allah terhadap hamba-Nya
seperti maha pengampun, maha pengasih, maha penyayang
dan lain sebagainya.
2. Membacakan surah Yasin, mendoakan dan memintakan ampun
atas dosa-dosanya.
3. Hadapkan orang tersebut kearah kiblat, miringkan kekanan dan
mukanya mengarah kiblat, atau dalam posisi menelentang
dengan kakinya mengarah kekiblat, tinggikan sedikit
kepalanya dengan bantal agar wajahnya rnengarah kiblat.
4. Mentalqinkannya dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah, yang
diucapkan dengan lembut dan jelas dan tidak terlalu sering
atau cepat, agar tidak membingungkan. Kalimat tauhid ini
dibisikkan kepadanya dengan harapan semoga akhir hanyatnya
dapat mengucapkan kalimat tauhid itu dengan lancar. Bila dia
telah mengucapkan kalimat tauhid tersebut dengan jelas, maka
biarkanlah dia, jangan di selingi lagi dengan perkataan yang
lain. Tetapi bila dia telah mengucapkan kata-kata selain
kalimah tauhid tersebut, maka talkin lagi dengan kalimat itu
(Laa Ilaaha Illallah).

69
َ‫ام‬ ُ ‫عنَابىَسعيدَال ُخدريَرضيَهللاَُعنـهَُقـالَقـالَر‬
َ‫سـو ُلَهللا‬
ُ ‫لقنُواَموتكُمَالَالَهَاال‬
)‫َهللاَ(رواهَمسلمَوابوداودَوالترمذى‬
Artinya: Dari Abi Said al-Khudri r.a. yang mengatakan bahwa
Rasulullah saw bersabda: Ajarkanlah Laa Ilaaha Illallah
kepada orang yang akan mati. (H.R.Muslim. Abu Daud
dan Turmudzi).

C. YANG PERLU DILAKUKAN SESAAT SETELAH


MENINGGAL
1. Memejamkan matanya bila masih terbuka
2. Mengikat dagu kekepalanya, dengan kain agar mulutnya tidak
menganga
3. Meletakkan sesuatu diatas perutnya, agar perutnya tidak
mengembung.
4. Meninggikan tempat jenazah dan mengarahkan kekibalt.
5. Menanggalkan pakaiannya yang berjahit dan menutupi seluruh
badannya.
6. Meletakkan kedua tangannya diantara pusat dan dada, seperti
sedang sholat.
7. Membayar wasiat dan hutangnya, jika dia berhutang (bagi
yang mampu).
8. Menetapkan ahli waris yang akan menanggung hutang
hutangnya (yang berhak menerima waris darinya).

70
D. KEWAJIBAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN JENAZAH
1. Memandikan Jenazah
Yang dimaksud dengan memandikan jenazah ialah
membersihkan dari kotoran, najis hadats kecil dan besar, agar
ketika menghadap Allah dia dalam keadaan bersih dan suci.
Sebelum dilaksanakan pemandian jenazah, segala yang
berhubungan dengan pemandian tersebut hendaklah disiapkan
terlebih dahulu dengan lengkap agar pada saat jenazah
dimandikan tidak mengalami hambatan karena kekurangan
perlengkapan. Untuk memnadikan jenazah digunakan air dingin
kecuali ada hal-hal yang memaksa untuk memakai air panas.
Jenazah yang tidak dapat dimandikan karena sesuatu sebab
harus ditayammumkan.

2. Syarat Wajibnya Mandi


❖ Mayat itu orang Islam;
❖ Didapati tubuhnya walaupun sedikit;
❖ Mayat itu bukan mati syahid (mati dalam peperangan).

3. Sarana Yang Diperlukan


❖ Ranjang atau balai-balai;
❖ kain mandi;
❖ Air;
❖ ember;
❖ sabun
❖ gayung
71
4. Cara Memandikan Jenazah
❖ Tutup badannya dengan kain dari dada sampai lutut.
❖ Mandikan pada tempat yang tertutup.
❖ Pakailah sarung tangan dan bersih dari segala kotoran.
❖ Tekan perutnya perlahan-lahan untuk mengeluarkan kotoran
yang tersisa.
❖ Tinggikan kepalanya agar air tidak mengalir kebagian
kepala.
❖ Bersihkan mulut, gigi dan hidungnya, kemudian wudhukkan
seperti akan shalat.
❖ Siramkan air keseluruh tubuh sebelah kanan lalu ke kiri,
sampai kebagian belakang dan perut hingga keujung kaki.
❖ Mandikan jenazah dengan air sabun, dan pada air yang
terakhir diberi wangi-wangian atau daun bidara.
❖ Perlakukan jenazah dengan lembut ketika menggosok
anggota tubuh, membalikkan dan sebagainya.
❖ Membasahi seluruh tubuhnya minimal satu kali dan sunnat
mengulanginya beberapa kali dalam bilangan ganjil.
❖ Jika keluar najis setelah jenazah dimandikan dan mengenai
badannya, najis tersebut harus dibuang dan jenazah
dimandikan kembali lima atau tujuh kali. Kalau keluar najis
setelah diletakkan diatas kain maka najisnya saja yang
dibersihkan.

72
❖ Keringkan seluruh tubuh jenazah dengan kain atau handuk
agar tidak membasahi kain kafannya.
❖ Sebelum dikafani berilah wangi-wangian dikepala dan
jenggotnya bagi mayat laki-laki, dan dengan bahan yang
tidak mengandung alkohol. Juga pada anggota tubuh yang
dipakai sujud, yaitu kening, hidung, dua telapak tangan, dua
lutut dan kedua kaki. Juga telinga dan dibawah ketiak
diberikan wangi-wangian seperti kapur barus.

5. Yang Berhak Memandikan Jenazah

Jika jenazahnya laki-laki maka yang memandikannya hendaklah


laki-laki pula, kecuali isteri dan muhrimnya. Sebaliknya jika
jenazah perempuan hendaklah dimandikan oleh perempuan pula,
kecuali suami atau muhrimnya. Jika suami dan muhrimnya
sama-sama ada, maka suami lebih berhak untuk memandikan
isterinya, betigu pula isteri dan muhrimnya sama-sama ada maka
isteri lebih berhak untuk memandikan suaminya.

Apabila yang meninggal itu perempuan dan ditempat itu tidak


ada perempuan, suami atau muhrimnya, maka jenazah
ditayammumkan saja. Begitu juga jika meningga seorang laki-
laki sedang ditempat itu tidak ada laki-laki, isti atau muhrimnya,
maka jenazah ditayammumkan saja. Kalau jenazah anak laki-
laki yang belum baligh boleh perempuan memandikannya,
begitu juga kalau jenazah anak perempuan yang belum baligh

73
boleh dimandikan oleh laki-laki. Jika ada beberapa orang yang
berhak memandikannya, maka yang paling berhak adalah
keluarga yang terdekat. Kalau tidak, berpindahlah hak kepada
yang lebih jauh yang berpengetahun serta dapat dipercaya
(amanah).

6. Mengkafani
Hukum mengkafani jenazah itu adalah fardhu kifayah. Uang
pembeli kain kafan itu diambil dari harta jenazah sendiri, jika ia
meninggalkan harta. Kalau tidak, maka diambil dari harta orang
yang wajib memberinya belanja ketika dia masih hidup atau dari
ahli warisnya. Kalau yang wajib memberi belanja itu tidak
mampu, hendaklah diambil dari baitulmal. Jika baitul mal tidak
ada atau tidak teratur, maka dari orang muslim yang mampu.
Demikian pula belanja yang lain-lainnya yang bersangkutan
dengan keperluan jenazah. Kain kafan sekurang-kurangnya satu
lapis kain yang menutupi badan mayat. Untuk laki-laki
sebaiknya tiga lapis kain putih, dan tiap-tiap lapis menutupi
seluah badannya.

a. Cara mengkafani jenazah laki-laki.

❖ Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai. Masing-masing


lembaran ditaburi wangi-wangian seperti kapur barus.
Lembar yang paling bawah hendaklah lebih lebar.

74
❖ Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain, dan
letakkan diatas kain kafan, memanjang lalu ditaburi wangi-
wangian.
❖ Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas.
Kemudian ujung lembar sebelah kiri, demikianlah
seterusnya selembar demi selembar.
❖ Ikatlah jenazah dengan tali yang sudah disediakan
sebelumnya, dibawah kain kafan, tiga atau lima ikatan. Dan
lepaskanlah tali-tali tersebut ketika jenazah sudah diletakkan
di dalam kubur.
❖ Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh tubuh, maka
bagian kepala dan kaki yang terbuka boleh ditutup dengan
bukan kain seperti kertas atau semacamnya.

b. Cara mengkafani jenazah perempuan.

❖ susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk


masing-masing bagian dengan tertib. Kain kafan untuk
jenazah perempuan terdiri dari lima lembar kain putih yaitu:
• Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi
seluruh tubuh.
• Lembar kedua untuk kerudung kepala.
• Lembar ketiga untuk baju kurung.
• Lembar keempat untuk pinggang hingga kaki.
• Lembar kelima untuk menutupi pinggul dan paha.

75
❖ Angkatlah mayat dalam keadaan tertutup dengan kain,
letakkan diatas kain kafan dan taburi wangi-wangian atau
kapur barus
❖ Ikatlah kain penutup kedua pahanya
❖ Pasangkan kain sarungnya
❖ Pakikan baju kurungnya
❖ Dandani rambutnya tiga kepang dan julurkan kebelakang
❖ Pakaikan tutup kepalanya
❖ Membungkus dengan kain kafan terakhir dengan cara
mempertemukan kedua pinggir kiri dan kanan, lalu
digulung kedalam dan setelah itu diikatkan talinya

7. Menshalatkan Jenazah
❖ Pertama-tama berniat menshalatkan jenazah karena Allah.
Jika jenazahnya laki-laki, imam berdiri diarah kepala mayat
dan bagi jenazah perempuan imam berdiri ditengah-tengah,
diarah pusar. Makmum berdiri dibelakang imam bersaf rapat
dibuat menjadi saf ganjil. Shalat jenazah boleh beberapa kali
baik jenazahnya ada ditempat (hadir) atau ditempat lain
(ghaib).
❖ Takbir empat kali:
• Takbir pertama membaca surat al-fatihah
• Takbir kedua membaca shalawat

76
‫الل ُهمَصلَعلىَ ُمحمدٍَوعلىَالَ ُمحمدٍَكماَصليتَعلىَ‬

‫ابراهيمَوعلىَآلَابراهيمَوباركَعلىَ ُمحمدٍَوعلىَآلَ‬

‫ُمحمَدٍَكماَباركتَعلىَابراهيمَوعلىَآلَابراهيمَفىَ‬

‫العالمَينَانكَحميدٌَمجي ٌدَ‬

‫•‬ ‫‪Takbir ketiga membaca do'a untuk mayat‬‬

‫ع ْنهُ‬ ‫َاللَّ ُه َّم ا ْغ ِّف ْر لَهُ َو ْ‬


‫ار َح ْمهُ َوعَافِّ ِّه َواع ُ‬
‫ْف َ‬
‫‪sebaiknya membaca do'a yang lebih panjang seperti:‬‬

‫ع ْنهُ َواَك ِّْر ْم نُ ُزلَهُ َو َو ِّ‬


‫س ْع‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِّف ْر لَهُ َو ْ‬
‫ار َح ْمهُ َوعَافِّ ِّه َواع ُ‬
‫ْف َ‬
‫ق الثَّ ْو ُ‬
‫ب‬ ‫اي َك َما يُنَ َّ‬
‫ط َ‬ ‫اء َوالثَّ ْل ِّ‬
‫ج َونَ ِّق ِّه ِّمنَ ا ْل َخ َ‬ ‫َم ْد َخلَهُ َوا ْغ ِّ‬
‫س ْلهُ ِّبا ْل َم ِّ‬
‫ا َّال ْب َي َ ِّمنَ ال َّدنَ ِّس َواَ ْب ِّد ْلهُ د ً‬
‫َارا َخ ْي ًرا ِّم ْن د َِّار ِّه َواَ ْهالً َخ ْي ًرا ِّم ْن اَ ْه ِّل ِّه‬
‫َو َز ْو ًجا َخ ْي ًرا ِّم ْن َز ْو ِّج ِّه َواَد ِّْخ ْلهُ ا ْل َجنَّةَ َواَ ِّع ْذ ُه ِّم ْن َ‬
‫عذَا ِّ‬
‫ب ا ْلقَ ْب ِّر َو ِّم ْن‬
‫عذَا ِّ‬
‫ب النَّ ِّار‬ ‫َ‬
‫‪catatan :‬‬
‫‪1. untuk mayat laki-laki‬‬ ‫لَهُ =‬
‫‪2. untuk mayat perempuan‬‬ ‫لَ َها =‬
‫‪3. untuk dua orang mayat‬‬ ‫لَ ُه َما =‬
‫‪4. untuk mayat lebih dari dua orang‬‬ ‫لَ ُه ْم =‬

‫‪77‬‬
• Takbir keempat membaca do'a lalu salam.

‫جْرهُ َوالَ تَ ْفتِّنَّا بَ ْع َدهُ َوا ْغ ِّف ْر لَنَا َولَهُ َو َِّ ِّال ْخ َوانِّنَا‬
َ َ‫اَللَّ ُه َّم الَ تَحْ ِّر ْمنَا ا‬
‫ان َوالَ تَجْ عَ ْل فِّي قُلُ ْو ِّبنَا ِّغ َّل ِّللَّ ِّذ ْينَ آ َمنُ ْوا َربَّنَا‬
ِّ ‫سبَقُ ْونَ ِّباْ ِّال ْي َم‬
َ َ‫الذ ْين‬
ِّ
‫الر ِّح ْي ِّم‬
َّ ‫ف‬ُ ‫اِّنَّكَ َرأ ُ ْو‬
setelah diam sejenak lalu membaca salam

ََُ‫السال ُمَعليكُمَورحمةَُهللاَوبركات ُ َه‬

8. Mengubur jenazah
Yang perlu diperhatikan sebelum melakukan penguburan
jenazah, lebih dahulu diperhatikan antara lain:
❖ kedalam kubur sekurang-kurangnya 150 cm (hingga
dada),rapi dan lebar.
❖ Sunnat membuat lubang lahat, sekiranya cukup untuk
meletakkan mayat; jika tidak memungkinkan karena
tanahnya longsor atau berair, boleh dibuat peti dan jenazah
dimasukkan kedalam peti.
❖ Jenazah muslim dikuburkan dipekuburan muslim. Adapun
yang mati syahid dikuburkan ditempat ia gugur.

Cara menguburkan jenazah


❖ Masukkan jenazah dari arah kakinya.
❖ Bagi jenazah perempuan, ketika menguburkannya ditirai
dengan kain.

78
❖ Yang memasukkan jenazah perempuan kedalam kubur
hendaklah muhrimnya.
❖ Letakkan jenazah di lahat dalam posisi miring kekanan dan
mukanya menghadap kiblat. Rapatkan dan sandarkan
gumpalan tanah dibelakangnya agar tidak bergeser-geser.
❖ Ketika meletakkan janazah di dalam kubur bacalah;
"Bismillah Wa 'ala millati Rasulillah" (dengan nama Allah
dan atas agama Rasulullah).
❖ Lepaskan ikatan kafan dibagian kepala dan kaki. Dianjurkan
sebelum menimbun, terlebih dahulu memasukkan tanah tiga
genggam; satu genggam diletakkan di arah kepala sambil
membaca Minha khalqnakum (dari tanah kami jadikan
kamu). Satu genggam lagi di letakkan sebelah kanan sambil
membaca Wafiha nu'idukum (dan kepada tanah kai
kembalikan kamu). Dan yang satu genggam lagi diletakkan
sebelah kiri sambil membaca Waminha nukhrijukum taratan
ukhra (dan dari tanah pula kami keluarkan kamu diwaktu
yang lain).
❖ Tinggikan sedikit kuburan dari bumi sebagai tanda. Juga
boleh memberi tanda dengan batu.

9. Ta'ziah
Takziah maksudnya mengunjungi keluarga yang ditimpa
musibah atas kematian anggota keluarga tersebut. Ada tiga hal
yang dapat dilakukan dalam takziah:
79
❖ Mendo'akan jenazah. Biasanya dilakukan dengan cara do'a
bersama yang dipimpin oleh seorang imam bila yang hadir
banyak orang.
❖ Menghibur keluarga yang ditinggalkan dengan anjuran agar
tabah dan sabar. Dapat dilakukan dalam bentuk ceramah
agama dari seorang ustadz.
❖ Memberi bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan berupa
uang, makanan dan lainnya menurut kemampuan dan
keikhlasan masing-masing.

10. Ziarah kubur


Ziarah kubur hukumnya sunnat sesuai dengan anjuran Nabi
SAW yang menyatakan:

ً‫ار ِّت َها تَ ْذ ِّك َرة‬


َ ‫ورو َها فَ ِّإ َّن ِّفي ِّز َي‬
ُ ‫ور فَ ُز‬
ِّ ُ‫ار ِّة ا ْلقُب‬
َ ‫نَ َه ْيت ُ ُك ْم ع َْن ِّز َي‬
)‫(رواه ابو دود‬
Artinya: Dulu saya pernah melarang kamu berziarah kubur,
sekarang ziarahlahilah olehmu, karena ziarah kubur
itu menjadi suatu peringatan (H.R. Abu Daud).

Tujuan ziarah kubur itu adalah untuk menjadi peringatan bagi


orang yang berziarah tersebut bahwa setiap manusia pasti akan
mengalami kematian, dengan demikian membuat orang tersebut
banyak bertaubat, berdzikir dan berdo'a kepada Allah.

80
“Tiap-tiap yang bernyawa itu akan merasakan mati, sesungguhnya
pahala kamu akan disempurnakan pada hari kiamat” (Ali Imran : 185).

Tujuan :
agar mahasiswa/i mampu atau dapat mempraktekkan cara memandikan,
mengkafani dan menshalatkan jenazah dengan benar menurut tata cara
yang merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits.

Pengertian :
Bahwa yang dimaksud dengan tata cara pengurusan jenazah adalah
segala sesuatu yang perlu dilakukan oleh orang hidup terhadap mayit.

81

Anda mungkin juga menyukai