PERKEMBANGAN HEWAN
Regenerasi Planaria
Oleh:
Kelompok 3
PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
Perkembangan Hewan yang berjudul Regenerasi Planaria dengan baik dan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan praktikum ini adalah hasil diskusi kelompok menggunakan
metode observasi secara langsung dan tidak langsung yakni melalui eksperimen
dan melalui telaah pustaka. Laporan praktikum ini disertai dengan pembahasan
dan kesimpulan serta hal yang lain sesuai dengan tugas. Semoga laporan
praktikum ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca serta dengan
adanya penyusunan laporan seperti ini, observasi yang dilaksanakan dapat tercatat
dengan rapi dan dapat dipelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk
kepentingan proses belajar.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada asisten praktikum
mata kuliah Perkembangan Hewan yang telah memberikan banyak saran,
petunjuk, dan dorongan dalam melaksanakan tugas ini, serta teman-teman yang
telah memberi dukungan terhadap pengerjaan tugas ini. Semoga segala yang telah
dikerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini
dan untuk pelajaran dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang.
Semoga dengan adanya tugas ini, dapat menjadi pembelajaran bersama demi
kemajuan ilmu pengetahuan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Diisi di sini
1.3.2 Diisi di sini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Merujuk pada Newmark & Alvarado (2010) bahwa otak (ganglia serebral)
planaria terkonsentrasi di sekitar kepala terutama di belakang auricle. Jika daerah
tersebut ikut teramputasi dan hilang, kemungkinan besar peran saraf dalam proses
regenerasinya juga hilang. Namun jika bagian gangli serebral masih terbawa
potongan maka regenerasi akan segera dapat terjadi dengan lebih cepat. Reddien
& Alvarado (2004) menyebutan bahwa salah satu peran dari saraf planaria adalah
untuk kontraksi dan relaksasi otot terutama dalam penyebaran nutrisi ke seluruh
bagian tubuh. Sehingga jika potongan tubuh planaria yang mengalami regenerasi
mengandung sedikit serabutserabut saraf maka hal terbeut akan mempengaruhi
kemampuan/kecepatan regenerasinya (Susintowati, 2012: 112).
Beberapa faktor yang mempengaruhi regenerasi planaria adalah suhu.
Semakin tinggi suhu air maka sel-sel yang ada dalam tubuh akan mengalami
kematian, sehingga kurang mampu melakukan penggandaan sel untuk regenerasi.
Demikian juga untuk suhu semakin rendah, sel-sel akan mengalami penyempitan
sehingga menghambat regenerasi. Planaria dalam beregenerasi selain dipengaruhi
oleh faktor suhu, juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan yang cukup agar
Planaria dalam beregenerasi dapat tumbuh terus sampai ukuran maksimum yang
bisa dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Susintowati. 2012. Regenerasi dan Respons Gerak Planaria. Jurnal Saintek Vol. 9
(2) hal. 110-114
Campbell, Neil A., et al. 2012. BIOLOGI Edisi Kedelapan Jilid 2. Diterjemahkan
oleh Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.