Abstrak
Darah merupakan jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah jaringan cairan yang
disebut dengan plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Sel darah dibagi menjadi 3 yaitu
sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Eritrosit atau sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang merah.
Untuk mengetahui jumlah eritrosit dan leukosit pada hewan poikilotermik dan homoitermik menggunakan
hemositometer. Hewan yang digunakan dalam percobaan ini adalah hewan poikilotermik kadal (Mabuya
multifasciata) dan homoikilotermik yaitu mencit (Mus musculus). Cara penggunaan untuk eritrosit menggunakan
larutan hayem sedangkan untuk leukosit menggunakan larutan tursk. Dari percobaan yang telah dilakukan pada
darah kadal dan mencit diperoleh hasil bahwa jumlah leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit
dengan rasio 1 : 700. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi stres, umur, aktifitas fisiologis
dan lainnya. Jadi jumlah eritrosit lebih banyak dibandingkan jumlah leukosit baik pada hewan poikilotermik maupun
homoikilotermik.
Kata kunci : eritrosit, leukosit, jenis hewan
Pendahuluan
Darah merupakan jaringan cair yang terdiri terhadap suatu penyakit, ada pada konsentrasi kira-
atas dua bagian. Bahan interseluler adalah jaringan kira 5000-10.000 per mm3 darah.
cairan yang disebut dengan plasma dan didalamnya Sel darah merah atau eritrosit ini berupa cakram kecil
terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6m, cekung
darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping
per dua belas berat badan atau kira-kira 5 liter. nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling
Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 bertolak belakang. Bikonkavotas memungkinkan
persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini gerakan oksigen masuk dan keluar sel dengan cepat,
dinyatakan dalam nilai hematocrit atau volume sel dengan adanya jarak yang pendek antara membran
darah yang didapatkan yang berkisar antar 40 sampai dan isi sel. Eritrosit memiliki beberapa bentuk, ada
47. Ketika dalam keadaan sehat volume darah adalah yang berbenstuk elongata atau memanjang dan ada
konstan dan sampai batas tertentu yang diatur oleh yang berbentuk bulat (circular). (Das,2012). Eritrosit
tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam terdiri dari membran luar, hemoglobin, (protein yang
jaringan. Susunan darah, serum darah atau plasma mengandung zat besi), dan karbonik anhydrase,
darah terdiri atas air 91 %, protein 8 % dan mineral (enzim yang terlibat dalam transport karbondioksida).
0,9 %. Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organic, Kisaran jumlah normal eritrosit adalah laki-laki 4,5
yaitu glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, 6,5 x 1012/l sedangkan pada wanita yaitu 3,9 5,8 x
kolesterol dan asam amino. Plasma darah juga berisi 10 12/l ( Gibson, 2009 : 154). Dalam setiap millimeter
gas oksigen dan karbondioksida, hormon-hormon, kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah merah.
enzim dan antigen. Sel darah terdiri atas tiga jenis Kalau dilihat per satu warnanya kuning tua pucat,
yang meliputi sel darah merah atau eritrosit, sel darah tetapi dalam jumlah besar kelihatan merah dan
putih atau leukosit dan trombosit (Pearce, 2010 : memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri atas
133). Pada sel darah merah atau leukosit penuh pembungkus luar atau stroma yang berisi massa
dengan hemoglobin yang berkombinasi secara hemoglobin. Hemoglobin (Hb) adalah protein utama
reversible dengan oksigen dan mentransportnya ke yang terlibat dalam pengangkutan oksigen (O2). Sel
jaringan, ada pada kira-kira 5 juta per mm3 darah, sel- darah merah (sel darah merah) mengandung jumlah
sel merah tidak mempunyai inti. Sedangkan pada sel maksimum Hb
darah putih yaitu penting dalam memastikan tubuh
dan karena struktur unik dan plastisitasnya, mereka memindahkan kotoran tubuh dengan memfagositosis
mengangkut O2 ke berbagai jaringan tubuh pada serpihan sel-sel yang mati atau rusak. Beberapa
konsentrasi yang optimal (Saha, dkk, 2014). hewan invertebrate memiliki leukosit yang berfungi
Sel darah merah memerlukan protein karena sebagai ekskretoris. Untuk mengemban fungsinya,
strukturnya terbentuk dari asam amino. Mereka juga leukosit melakukan strategi yaitu pergi ke tempat
memerlukan zat besi, sehingga untuk penggantinya invasi atau jaringan yang rusak. Sel darah putih
diperlukan diit seimbang yang berisi zat besi. Wanita berada dalam darah sehingga mereka dapat diangkut
memerlukan lebih banyak zat besi karena beberapa dari tempatnya atau tempat penyimpanan kemana
diantaranya dibuang ketika menstruasi. Ketika hamil diperlukan.
diperlukan zat besi lebih banyak lagi untuk Berbeda dengan sel darah merah, sel darah
perkembangan janin dan pembuatan susu. Sel darah putih ini tidak memiliki hemoglobin, / tidak berwarna
merah dibentuk dalam sumsum tulang belakang, kecuali diberi warna khusus untuk keperluan
terutama dari tulang pendek, pipih, dan tak beraturan, pengamatan dibawah mikroskop. Tidak seperti
dari jaringan kanselus pada ujung tulang pipa dan eritrosit yang memiliki struktur dan fungsi yang sama
dari sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. dengan jumlah yang konstan. Leukosit ini bervariasi
Perkembangan sel darah merah dalam dalam struktur, fungsi dan jumlahnya. Terdapat lima
sumsum tulang belakang melalui berbagai tahap, jenis leukosit yang bersirkulasi dalam darah meliputi
mula-mula besar dan berisi nucleus tetapi tidak ada neutrophil, eusinofil, basophil, monosit dan limfosit
hemoglbinnya. Kemudian dimuati hemoglobin dan yang masing-masing memiliki struktur dan fungsi
akhirnya kehilangan nukleusnya dan baru bisa sendiri-sendiri. Monosit menyusun hanya sekitar 5 %
diedarkan kedalam sirkulasi darah. Rata-rata panjang dari keseluruhan leukosit sedangkan eosinophil
hidup sel darah merah adalah sekitar 115 hari. Sel menyusun sekitar 1,5 % (Campbell, 2004 : 55).
menjadi using dan dihancurkan dalam sistema Limfosit ini dibentuk di dalam kelenjar limfe dan
retikulo-endotelial, terutama dalam limpa dan hati. juga dalam sumsum tulangg. Sel ini non granuler dan
Globin dari hemoglobin dipecah menjadi bilirubin tidak memiliki kemampuan untuk bergerak seperti
(pigmen kuning) dan biliverdin yaituu yang berwarna amoba. Sel ini dibagi lagi menjadi limfosit besar dan
kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan limfosit kecil. Selain itu ada sejumlah kecil sel-sel
warna hemoglobin yang rusak pada luka memar. Bila yang berukuran lebih besar (kira-kira sebanyak 5
terjadi perdarahan maka sel darah merah dengan persen) yang disebut juga dengan monosit. Sel ini
hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen hilang. mampu mengadakan gerakan amuboid dan
Pada perdarahan sedang, sel-sel itu diganti dalam mempunyai sifat fagosit (pemakan). Semua leukosit
waktu beberapa minggu berikutnya. Tetapi bila kadar berukuran lebih besar daripada eritrosit, dengan
hemogobinnya turun sampai 40 % atau dibawahnya, diameter berkisar antara 9-15 m. Kelima macam
maka diperlukan tranfusi darah. leukosit dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan
Sel darah merah memainkan peran penting bentuk intinya dan ada atau tidaknya granula dalam
dalam fungsi utama mereka, pengangkutan gas (O2) sitoplasmanya bila dilihat dibawah mikroskop.
sirkulasi darah. Sebuah penurunan dalam RBC Neutrophil, eosinophil, dan basophil dikelompokkan
deformabilitas menyebabkan peningkatan yang sebagai granulosit polimorfonuklear. Nukleinya
signifikan dalam mikrovaskuler aliran darah bersegmen-segmen menjadi beberapa lobus dengan
viskositas. Jika sel darah merah dideformasi diganti ukuran bervariasi, dan sitoplasmanya mengandung
dengan 6- partikel m, maka pada volume 50% banyak granula yang dibungkus oleh membran. Tiga
concentrationmay meningkat 10 kali lipat dan dengan macam granulosit tersebut dibedakan berdasarkan
demikian mencegah aliran dalam jaringan pembuluh kemampuan granulanya menyerap zat warna
darah. Dengan mengurangi RBC deformabilitas eosinophil memiliki afinitas terhadap warna merah
sering dilaporkan pada penyakit mikrovaskuler eosin, basophil suka menyerap warna biru dan
seperti komplikasi diabetes (Kim,2015). neutrophil adalah netral, tidak menyerap zat warna.
Leukosit atau sel darah putih merupakan Monosit dan limfosit dikenal sebagai agranulosit
unit sistem pertahanan tubuh yang bergerak. Fungsi mononuclear. Keduanya memiliki satu inti besar,
pertahanan terhadap invasi benda asing (seperti tidak bersegmen dan sitoplasmanya sedikit dan tidak
bakteri dan virus) dilakukan dalam dua cara yaitu bergranula. Monosit berinti lebih besar dan berbentuk
dnegan (1) menelan dan mencerna benda asing oval atau berbentuk ginjal. Limfosit merupakan
melalui fagositosis dan (2) melalui respon imun leukosit yang paling kecil dengan inti berbentuk bulat
(kebal) seperti produksi antibody (Soewolo, 2010). yang menempati hampir seluruh sel.
Tugas pertahanan leukosit juga termasuk sel-sel Sel-sel darah putih atau leukosit jumlahnya
kanker yang muncul dalam tubuh. Beberapa leukosit lebih sedikit dalam darah daripada eritrosit. Sel ini
juga berfungsi sebagai pasukan pembersih yang dapat bermigrasi dengan bebas dari darah kedalam
jaringan dan kembali dengan gerakan amuboid. Sel sebagai sifat pengenalan protein asing dan
ini dibentuk dalam sumsum tulang, kelenjar limfa peyerangan secara langsung dalam respons imun
dan limfa serta sel-sel reticulum. Jumlah total seluler. Lama hisup netrofil dalam darah kira-kira 30
eritrosit dalam sirkulasi berfluktuasi antara 5000 jam, limfosit kira-kira 2-3 hari dan monosit kira-kira
10.000 / mm3 darah. Eksudat dan fraksi protein dari 13-20 hari,
kerusakan dan infeksi jaringan dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan produksi leukosit. Limfosit Metode penelitian
kecil terutama aktif dalam merusak sel-sel asing
Praktikum ini membahas tentang menghitung jumlah sedangkan untuk leukosit menggunakan larutan tursk
eritrosit dan leukosit pada hewan poikilotermik dan (cara kerja sama dengan larutan hayem pada eritrosit,
homoikilotermik. Hewan homoiotherm (memiliki namun ketika menghisap larutan tursk sampai larutan
suhu tubuh konstan) yang memiliki toleransi yang dalam pipet mencapai angka 11), lalu mengocok
sempit kapasitas pada suhu sekitar (Wijayanti dan pipet selama kira-kira 3 menit, kemudian membuang
Maryanto, 2017). Hewan poikilotermik adalah hewan beberapa tetes larutan dari pipet dengan
yang dapat hidup tergantungn pada suhu menempelkan ujungnya pada kertas hisap dan
lingkungannya (Hayward, 2014). menyentuhkan ujung pipet pada ruangan udara
Pada praktikum ini mengamati 2 hewan hemositometer dengan gelass penutupnya
yang berbeda yaitu mencit dan kadal. Langka awal (hemositometer sudah di siapkan dibawah mikroskop
yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan setelah selesai kemudia mencatat hasil pengamatan
bahan yang akan digunakan. Hewan yang digunakan dan menghitung jumlah sel darah merah dalam petak
sebagai percobaan dimasukkan kedalam sungkup perhitungan sel darah merah (ambil empat petak
kaca, lalu memasukkan ether atau kloroform yang perhitungan yang berada di pojok-pojok). Jika
disiapkan pada kapas dan dimasukkan pada sungkup menghitung jumlah leukosit dalam petak perhitungan
kaca tersebut. Hewan yang digunakan dalam hal ini sel darah putih (1 kotak besar yang berada di tengah.
adalah kadal. Sedangkan pada mencit caranya yaitu Didalam nya terdapat kotak-kotak kecil).
dengan dislokasi leher. Kemudian setelah kedua
hewan. Setelah kedua hewan tersebut pingsan Hasil dan Pembahasan
kemudian membedah bagian dada hewan tersebut
sehingga nampak jantung dan pembuluh darah besar Praktikum in membahas tentang menghitung
disekitar jantung, lalu menusuklah salah satu jumlah eritrosit dan leukosit pada hewan
pembuluh darah sehingga darah keluar. Kemudian poikilotermik dan homoikilotermik yang bertujuan
menghisap darah yang keluar dengan pipet darah untuk menghitung eritrosit dan leukosit pada hewan
merah jika mengamati sel darah merah sampai tanda yang tergolong poikilotermik dan homoikilotermik.
0,5 setelah itu segera memasukkan pipet tersebut Adapun data hasil pengamatan yang telah dilakukan
kedaam larutan hayem, menghisap larutan hayem dibawah ini
sampai larutan dalam pipet mencapai angka 101, .
untuk eritrosit menggunakan larutan hayem
Daftar Pustaka
6
7
LAMPIRAN REFERENSI