Anda di halaman 1dari 13

Kebiasaan Makan

Suku Sunda

Nama : Syiti Ade Elvina


Nim : P05130220075
SUKU SUNDA

Kebudaan sunda sangat beragam dan unik, termasuk


makanannya.Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari
bagian barat pulau Jawa, Indeonesia. Yaitu berasal dan bertempat tinggal di
Jawa Barat. Daerah yang juga sering disebut Tanah Pasundan atau Tatar
Sunda.Kata Sunda artinya Bagus Baik Putih Bersih Cemerlang, segala
sesuatu yang mengandung unsur kebaikan.Tata cara makan suku sunda
berbeda, salah satunya makan dengan tangan dan lalapan.
Kebiasaan Makan
Orang sunda memiliki beberapa kebiasaan atau keunikan yang dilakukan dalam atau saat makan:
1. selalu makan dengan tangan tanpa menggunakan sendok dan garpu,Makan Selalu ada lalapan
Daun-daun muda tata cara makan suku sunda berbeda, salah satunya makan dengan tangan dan
lalapan.
2. Berbagai cara memasak ikan seperti dibakar, digoreng, dipepes, dibubuy dibungkus pakai daun
pisang lalu dimasukan ke dalam abu panas, dicobek, diacar, dibumbu rujak, dan lain-lain.
3. sambal terasi, sambel muncang kemiri, sambal oncom, sambel goreng, sambel cabe hejo dan
lain-lain
4. Makanan khas Sunda lain yang memiliki rasa manis amis-amis biasanya dikelompokkan
sebagai makanan penutup
5. Budaya ngaliwet, makan bersama di atas daun pisang
Makanan Khas Sunda

1. Karedok
2. Lotek
3.Bekakak hayam
4. Empal Gepuk Daging Sapi
5. Mi Kocok
6. Nasi Liwet
7. Nasi Timbel
8.Tahu Gejrot
9. Awug
10. Nasi Tutug Oncom.
11.Peuyeum
Pernikahan adat Sunda mengutamakan sajian manis dan lalapan. Makna dan
doa yang baik untuk pasangan pengantin terselip dalam sebuah menu.
"Nasi tutug oncom menjadi yang dicari di pernikahan adat Sunda. 
anda juga umumnya nasi tumpeng.
"Maka itu di tumpengnya tersebut ada beberapa lalap. Kenapa dipilih ayam, karena itu
cekernya diharapkan membuat kita rajin mengais rezeki, sayapnya ayam diharapkan 
bisa meraih cita-cita lebih tinggi. Ayam kan rajin bangun pagi,"
Makanan selamatan “ liwetan”
Liwetan adalah kegiatan makan bersama dengan beralaskan daun pisang
sebagai pengganti piring.

tradisi liwetan dimulai dari ketika bangsa arab masuk ke Indonesia untuk
menyebarkan agama Islam, di pulau Jawa. Orang Arab yang mempunyai
kebiasaan Makan dengan cara duduk bersama sambil melingkari
hidangannya, menurunkan kebiasaan ini ke orang Jawa khususnya pada
kalangan pesantren. Ini lah yang menyebabkan liwetan kental dengan
budaya di pulau Jawa dan Islam. Hingga sekarang, hampir pada setiap
perayaan hari besar tradisiliwetan selalu dilakukan.
Upacara Mengandung Sembilan Bulan

Dalam upacara ini diadakan pengajian dengan maksud agar bayi yang dikandung
cepat lahir dengan selamat karena usia kandungan sudah berada pada masa
sembilan bulan dan sudah waktunya lahir. Ada makanan berupa bubur yang dibuat
yaitu bubur lolos yang akan dibagikan bersama dengan tumpeng dan beragam
makanan lainnya. Bubur ini sebagai perlambang dari upacara ini yaitu supaya
mendapat kemudahan waktu melahirkan.
alat-alat makan Sunda untuk jenis makanan biasa (nasi, lauk-pauk, sambal dan sayuran)
yang hingga saat ini, dapat digunakan sebagai acuan alat makan Sunda yang masih
dipertahankan. Berdasarkan jenis makanan orang Sunda yang dihidangkan terpisah, alat-alat
makan dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah piranti (alat) hidang yakni

Boboko (bakul)

Pangarih (cukil)

Daun Pisang & Bobokor (piring saji)

Mutu dan Coet (lumpang dan alu/ulekan)

Yang kedua adalah alat-alat yang digunakan untuk makan, yaitu:

Tangan

Suru (daun pisang yang dilipat)


masyarakat suku Sunda mengenal istilah ngariung. Ini adalah cara
makan tradisional yang diwariskan secara turun temurun oleh leluhur.
Ngariung sendiri adalah bahasa sunda yang artinya berkumpul. Dalam
lahan yang cukup luas, masyarakat sunda akan berkumpul dan makan
dengan cara lesehan. Uniknya makanan disajikan di atas daun pisang yang
digelar kemudian disantap secara bersama-sama. Lauk makanan ini cukup
beragam mulai dari nasi liwet, ayam goreng, ikan asin, tempe, tahu dan
yang tak ketinggalan sambal dan lalapan khas masakan sunda.
Budaya orang Sunda yang terkenal memakan sayuran
mentah atau lalaban ini ternyata sudah turun temurun, ini
semua di karenakan tanah Sunda itu kebanyakan penghasil
sayur-mayur yang melimpah dan sangat mudah untuk
mendapatkannya, sehingga mereka lebih sering
mengkonsumsi sayur ketimbang daging
Pengolahan Karedok
Bahan :
200 gr kacang tanah
7 lenjer kacang panjang (potong 1 cm)
1 ikat kemangi (petiki daunnya)
1/4 kol (iris halus)
3 bh kencur
2 siung bawang putih
7 bh cabe (rawit & merah keriting) sesuai selera
1 genggam tauge
3 bh mentimun (potong sesuai selera)
1/2 sdt terasi
1/2 sdm garam
50 gr gula merah atau 1 bh (me; tambah satu lagi)
Secukupnya air asam jawa atau jeruk limo (bila ada)
Secukupnya minyak goreng
Pengolahan
1.Pertama - tama cuci bersih semua bahan sayuran
2. Siapkan bumbu; cabe, bawang, kencur, terasi, kacang tanah, gula merah,
asam jawa. Setelah goreng kacang tanah hingga kecoklatan, angkat. Lalu
goreng setengah matang cabe (biar gak mulas) & terasinya, sisihkan
3. Siapkan ulekan, beri garam, kacang tanah, cabe, kencur, terasi, bawang
putih, lalu ulek hingga halus.tambahkan gula merah haluskan, lalu beri
air asam jawa secukupnya. Koreksi rasanya apabila kurang asin atau
manis bisa tambahkan sesuai selera
4. Siapkan mangkuk atau wadah yg sudah berisi irisan sayuran tadi,
kemudian siram bumbu kacang, aduk rata. Karedok siap disajikan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai