Anda di halaman 1dari 27

DEFISIENSI VITAMIN K

Oleh:
Syiti Ade Elvina
P05130220075
 DEFISIENSI VITAMIN K
Vitamin K:
- Larut dalam lemak
- Banyak pada sayur dan buah
- Bisa disintesis flora bakteri usus
- Penting untuk sintesis F.II, VII, IX dan X dan
antikoagulan protein C dan S.
- dikenal tiga bentuk vitamin K, yaitu:
· Vitamin K 1 (phylloquinone) terdapat pd sayuran hijau
· Vitamin K 2 (menaquinone) disintesa flora
(keseluruhan kehidupan jenis tumbuh-tumbuhan) di
usus kita.
· Vitamin K 3 (menadione), merupakan vitamin K
sintetik
(tiruan dari yang terdapat di alam).
EPIDEMIOLOGI
 Angka kejadian VKDB (Vit. K Deficiency
Bleeding ) berkisar antara 1:200 sampai
1:400 kelahiran bayi yang tidak mendapat
vitamin K profilaksis.
 Di Indonesia, data mengenai VKDB secara
nasional belum tersedia. Hingga tahun
2004 didapatkan:
- 21 kasus di RSCM Jakarta,
- 6 kasus di RS Dr. Sardjito Yogyakarta
- 8 kasus di RSU Dr. Soetomo Surabaya
Indonesia (negara sedang berkembang) 
AKB 41,4 per 1.000 kelahiran hidup
(tahun 1997)  18 per 1.000 kelahiran
hidup (tahun 2025)
Beberapa negara Asia angka kesakitan
bayi karena perdarahan akibat defisiensi
vitamin K (PDVK) berkisar 1:1.200 sampai
1:1.400 kelahiran hidup (Thailand).
Angka tersebut dapat turun dengan
pemberian profilaksis vitamin K pada bayi
baru lahir.
Akibat PDVK adalah terjadinya perdarahan otak
dengan angka kematian 10-50% (umumnya
terjadi pada bayi umur 2 minggu–6 bulan),
dengan akibat angka kecacatan 30-50%.
Data dari Bag. IKA FKUI RSCM (tahun 1990-2000)
21 kasus, 17 (81%) alami perdarahan
intrakranial
Penyebab PDVK pada bayi 
- rendahnya kandungan vit. K pada ASI
- belum sempurnanya fungsi hati pada bayi baru
lahir terutama bayi kurang bulan.
 Sebab kadar vit. K rendah pd BBL
adalah:
- selama dalam rahim, plasenta tidak siap
menghantarkan lemak dengan baik
(padahal vit. K larut dalam lemak)
- Saluran cerna BBL masih steril  tidak
dapat menghasilkan vit. K yang berasal
dari flora di usus
- Asupan vit. K dari ASI rendah
 Etiologi:
- prematuritas: berbanding lurus dengan
umur kehamilan dan berat waktu
lahir; fungsi hati belum matang dan
respons terhadap vit. K subnormal
- Asupan makanan tidak adekuat
- Terlambatnya kolonisasi kuman
- Komplikasi obstetrik dan perinatal
- Kekurangan vit. K pada ibu
PATOFISIOLOGI
 Vitamin K diperlukan untuk sintesis prokoagulan
faktor II, VII, IX dan X (kompleks protrombin)
serta protein C dan S yang berperan sebagai
antikoagulan (menghambat proses pembekuan).
Selain itu Vitamin K diperlukan untuk konversi
faktor pembekuan tidak aktif menjadi aktif.
 Ada 3 Kelompok :
a. VKDB dini
b. VKDB klasik
c. VKDB lambat atau acquired
prothrombin complex deficiency (APCD)
Secondary prothrombin complex (PC)
deficiency
Tabel : Perdarahan akibat defisiensi vitamin K pada anak
VKDB dini VKDB klasik VKDB lambat Secondary PC
(APCD) deficiency

Umur < 24 jam 1-7 hari (terbanyak 3-5 hari) 2 minggu-6 bulan (terutama 2- Segala usia
8 minggu)
Penyebab & Obat yang - Intake Vit K inadekuat - Intake Vit K inadekuat - obstruksi bilier
Faktor risiko diminum - Kadar vit K rendah - Kadar vit K rendah pada - penyakit hati
selama pada ASI ASI - malabsorbsi
kehamilan - Tidak dapat profilaksis - Tidak dapat profilaksis - intake kurang
vit K vit K (nutrisi
parenteral)

Frekuensi < 5% pada 0,01-1% 4-10 per 100.000 kelahiran


kelompok (tergantung pola makan bayi) (terutama di Asia
risiko Tenggara)
tinggi
Lokasi Sefalhematom, GIT, umbilikus, hidung, Intrakranial (30-60%),
perdarahan umbilikus, tempat suntikan, bekas kulit, hidung, GIT,
intrakranial, sirkumsisi, intrakranial tempat suntikan,
umbilikus, UGT,
intraabdomi intratorakal
nal, GIT,
intratorakal
Pencegahan -penghentian / -Vit K profilaksis (oral / im) Vit K profilaksis (im)
penggantian - asupan vit K yang adekuat - asupan vit K yang adekuat
obat
penyebab
 HEMORRHAGIC DISEASE OF
THE NEWBORN (HDN)
- Kekurangan vit. K pada masa
neonatus
- Penurunan kadar F. II, VII, IX, X
-Berangsur normal umur 7 – 10 hari
Tiga macam bentuk klinis HDN:
Dini, klasik dan lambat
 MANIFESTASI KLINIS DAN
LABORATORIUM
- Tidak spesifik
- Bervariasi: memar ringan  ekimosis
generalisata
- Perdarahan kulit, GI, vagina sampai perdarahan
intrakranial yang mengancam jiwa
- Neonatus: perdarahan di scalp, hematoma sefal
yang besar, perdarahan intrakranial, perdarahan
tali pusat, perdarahan bekas sirkumsisi, memar
bekas suntikan, kadang-kadang perdarahan GI
Gejala:

Gangguan perdarahan akibat defisiensi vit. K tak


terlalu sering terlihat (data sering tidak tercatat)
 Pada bayi yang tampak sehat, tiba-tiba muncul
gejala mengkhawatirkan, antara lain:
· Terjadi perdarahan pada tali pusat, hidung,
mulut, telinga, saluran kemih atau anus.
· Memar tanpa sebab (bukan karena terantuk
benda).
· Tinja atau muntah berwarna kehitaman.
Lanjutan…
.
Terjadi perdarahan pada bekas pengambilan darah
sampai lebih dari 6 menit, padahal sudah ditekan.
Jika terjadi perdarahan di otak, bayi tampak pucat,
menangis melengking, muntah-muntah, pandangan
mata kosong, demam, ubun-ubun tampak menonjol,
kadang tampak kuning, akhirnya diikuti dengan kejang.
 Laboratorium:
- Waktu perdarahan (BT)

Waktu pembekuan (CT)


PTT (Partial Thromboplastin Time), PT
Plasma Prothrombin Time) , TT (Trombin
Time)
Jumlah trombosit
Kadar Hb
Morfologi darah tepi
Faktor pembekuan tergantung vit. K
(fibrinogen, F.V, F.VII)
DIAGNOSIS
Anamnesis:
- Keadaan bayi, saat mulai timbul perdarahan
(onset), lokasi perdarahan,
- riwayat pemberian ASI atau susu formula,
- riwayat pengobatan ibu (anti konvulsan atau
antikoagulan).
- Pada anak besar: asupan makanan yang
mengandung vit. K, riwayat pengobatan, riwayat
malabsorbsi;
- riwayat keluarga yang menderita penyakit
darah,
- anamnesis menyingkirkan DD.
Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum: umumnya baik, tidak tampak
Lokasi dan bentuk perdarahan  perdarahan saluran
-sakit.
cerna, umbilikus, hidung, bekas sirkumsisi, dll
Laboratorium:
- Waktu pembekuan memanjang
- pe↓ aktivitas F. II, VII, IX, dan X
- PT dan PTT memanjang
- TT normal
- Jumlah trombosit, waktu perdarahan, fibrinogen, F.V dan
VIII, fragilitas kapiler serta retraksi bekuan normal
- USG, CT Scan atau MRI untuk melihat lokasi
perdarahan
 DIAGNOSIS BANDING
- Penyakit hati  peny.hati berat (ikterus,
tanda gagal hati)
- DIC (Disseminated Intravascular
Coagulation) terdapat penyebab
primer, tampak sakit berat
- Bisa terjadi 2 keadaan timbul bersamaan.
Komponen Def. vit. K Peny. Hati DIC
Morfologi Normal Sel target Sel target,
eritrosit sel Burr,
Fragmentos
it, sferosit
PT Memanjang Memanjang Memanjang
T Memanjang Memanjang
Fibrin
PT Normal Normal/naik Memanjang
Naik
Split
Product
Trombosi
t Faktor Normal Normal/turun Menurun
F. II, I, II, V, I, II, V,
koagulasi yg VII, IX, VII, IX, X VIII, XIII
me↓ X
 PENATALAKSANAAN
- harus segera mendapatkan vit. K  tdk boleh
i.m. oleh karena bisa timbul hematom 
subkutan
- Dosis 5 – 10 mg subkutan, tunggal
- Boleh i.v.  hati-hati rx anafilaktik  dosis 1
mg 2 – 3 kali pemberian dgn interval 6 – 8 jam
- Vit.K1 (phylloquinone) oleh karena lebih aman
dibanding vit.K3

Pengobatan:
- Vitamin K1 dosis 1-2 mg/hari selama 1-3 hari
 Perdarahan hebat  FFP 10 – 15 ml/kgBB
 Respon vit. K 4 – 6 jam  bila tak ada
perbaikan  pikirkan penyakit yang lain
 Vit. K profilaksis  ibu hamil minum
antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin) 
per oral vitamin K1 5 mg/ hr selama TM 3
kehamilan atau vit. K 10 mg i.m. 24 jam
sebelum melahirkan  bayi dipx PTT dan
PT, trombosit, diberi vit. K 1 mg i.m. dan
diulang 24 jam kemudian
 PENCEGAHAN HDN bentuk lambat pada
bayi dg terapi AB spektrum luas atau
malabsorpsi  profilaksis vit. K 1 mg per
oral/ per minggu selama 3 bulan
pertama kehidupan

 Health Technology Assesment (HTA)


Depkes RI 2003  rekomendasi vit. K1
profilaksis bagi semua BBL sbg program
nasional sesuai WHO  untuk cegah HDN
 Vitamin K1 pada bayi baru lahir 1 mg im
(dosis tunggal) atau per oral 3 kali @ 2
mg pada waktu bayi baru lahir, umur 3-7
hari dan umur 1-2 tahun
 PROGNOSIS
- Sangat baik bila cepat diterapi vit. K
- Gejala klinis menghilang 24 jam pasca
terapi

Anda mungkin juga menyukai