Anda di halaman 1dari 19

MENGKRITISI 3 JURNAL

TENTANG BUAH DAN SAYUR

Rizka Natalia
P05130120073
D3 Giizi Tingkat 2B
Jurnal 1 nasional

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TENTANG KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DI KABUPATEN BADUNG

NAMA PENELITI :
Dwiyanti ningsih
A.A.N. Kusumajaya
A.A. Gde Raka Kayanaya
Topik
Gerakan masyarakat hidup sehat adalah gerakan bersama yang memiliki beberapa tujuan mulai menurunkan
beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kesakitan, kematian maupun kecacatan,
menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas, menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan
karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan. Perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku
kearah yang lebih sehat perlu dilakukan secara sistematis dan terencana oleh semua komponen bangsa, untuk
itu gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang lebih baik.
Salah satu kegiatan Germas yang berkaitan dengan perubahan pola makan yaitu peningkatan konsumsi sayur
dan buah. Akan tetapi konsumsi sayur dan buah masih kurang di masyarakat. World Health Organization
(WHO) secara umum menganjurkan konsumsi sayur dan buah untuk hidup sehat sejumlah 400 g per orang per
hari, yang terdiri dari 250 g sayur dan 150 g buah. Bagi orang Indonesia dianjurkan konsumsi sayur dan buah
400-600 g per orang per hari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah konsumsi sayur
dan buah tersebut adalah porsi sayur . Konsumsi sayur dan buah diperlukan tubuh sebagai sumber vitamin,
mineral dan serat dalam mencapai pola makan sehat sesuai anjuran pedoman gizi seimbang untuk kesehatan
yang optimal. Sebagian vitamin dan mineral yang terdapat dalam sayur dan buah mempunyai fungsi sebagai
antioksidan sehingga dapat mengurangi kejadian penyakit tidak menular terkait gizi, sebagai dampak dari
kelebihan atau kekurangan gizi.
Desain/metode penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pemerintahan Kabupaten Badung selama 4 bulan, Jenis penelitian adalah observasional,
dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian berjumlah 60 sampel yang terdiri dari 39 sampel berasal
dari Dinas Kesehatan dan 21 sampel dari Kementerian Agama dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
multi stage random sampling. Terdapat 15 Dinas dan 1 Kementerian di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung,
dipilih secara acak dengan cara undian sebanyak 1 Dinas dan 1 Kementerian dan terpilih Dinas Kesehatan dan
Kementerian Agama. Pada penelitian yang dilakukan jumlah sampel minimal yaitu sebanyak 55 sampel namun,
untuk meminimalisir adanya bias maka dari itu sampel yang diambil pada saat pengumpulan data yaitu sebanyak 60
sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung menggunakan form identitas sampel, form
kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku konsumsi sayur dan buah, form recall 24 jam dan form FFQ (Food
Frequency Quetionaire), data identitas sampel diolah dengan menggunakan tabel frekuensi yang dibedakan
berdasarkan nama, tanggal lahir, jenis kelamin, agama, dan pendidikan terakhir. Data konsumsi sayur dan buah
dibedakan menjadi 3 yaitu data jenis, jumlah dan frekuensi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi dan keterkaitan antar variabel dianalisis menggunakan tabel silang.
Hasil
Berdasarkan data jumlah buah sampel berdasarkan ketersediaan buah di Rumah diketahui bahwa lebih banyak
jumlah buah sampel dalam kategori baik dengan tersedianya buah di Rumah yaitu sebanyak 23 sampel
(76,7%), sampel yang memiliki jumlah buah baik dengan sampel yang menyatakan kadang-kadang tersedia
buah di Rumah yaitu sebanyak 5 sampel (16,7%), dan jumlah buah baik dengan sampel yang menyatakan tidak
tersedia buah di Rumah yaitu sebanyak 2 sampel (6,7%). Sedangkan data jumlah buah sampel dalam kategori
kurang dengan tersedianya buah di Rumah yaitu sejumlah 18 sampel (60,0%), sampel yang memiliki jumlah
buah kurang dengan sampel yang menyatakan kadang-kadang tersedia buah di Rumah yaitu sebanyak 9 sampel
(26,7%), dan sampel yang memiliki jumlah buah kurang dengan sampel yang menyatakan tidak tersedia buah
di Rumah yaitu sejumlah 4 sampel (13,3%).
Kesimpulan dan saran

Dilihat dari data jenis buah sampel berdasarkan pengetahuan sampel diketahui bahwa jenis buah sampel
kategori kurang memiliki pengetahuan cukup yaitu berjumlah 55,6%. Jumlah sayur sampel berdasarkan
pengetahuan sampel diketahui bahwa lebih banyak sampel kategori kurang memiliki pengetahuan cukup yaitu
sebanyak 55,9%. Berdasarkan data jenis sayur sampel berdasarkan sikap sampel diketahui bahwa sampel
kategori baik memiliki sikap baik yaitu sebanyak 51,4%. Jenis buah sampel berdasarkan sikap sampel
diketahui bahwa sampel kategori kurang memiliki sikap baik yaitu berjumlah 59,3%.
Jurnal 2 nasional

KONSUMSI BUAH-SAYUR PADA SISWA SMA NEGERI 81 JAKARTA

NAMA PENELITI :
1. Aufa Hanifa1
2. Kusharisupeni Djokosujono
3. Triyanti
4. Salimar
Topik
Perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang secara garis besar terdiri
dari faktor individu dan faktor lingkungan . Faktor personal atau individu mencakup preferensi terhadap buah
dan sayur dan pengetahuan. Faktor biologis seperti jenis kelamin juga merupakan faktor individu yang dapat
memengaruhi perilaku makan. Kemudian, faktor yang berasal dari lingkungan meliputi pengaruh orang tua,
pengaruh teman sebaya, ketersediaan buah dan sayur di rumah, status sosial ekonomi keluarga, dan
keterpaparan terhadap media massa . Uang jajan dan pendidikan orang tua yang diasumsikan menggambarkan
status sosial ekonomi keluarga, juga merupakan faktor yang dapat menentukan konsumsi buah dan sayur.
Penduduk di provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta terbilang tinggi kekurangan konsumsi buah dan
sayur yaitu 95,1 persen . Beberapa penelitian menemukan prevalensi remaja di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Jakarta yang memiliki perilaku kurang konsumsi buah dan sayur cukup tinggi. Pada tahun 2016, diketahui
terdapat sebanyak 56,8 persen remaja SMA di Jakarta dengan perilaku kurang konsumsi buah dan sayur dan
meningkat menjadi sebanyak 68,4 persen pada tahun 2018. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui faktor
dominan yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur khususnya pada siswa SMA Negeri di Jakarta
Timur, DKI Jakarta.
Desain/metode penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2020 menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 81
Jakarta, Jakarta Timur yang dipilih berdasarkan tingginya perilaku kurang konsumsi buah
dan sayur remaja di SMA Jakarta Timur (80,1%).
Hasil
Hasil penelitian menemukan sebanyak 67,1 persen responden kurang
mengonsumsi buah dan sayur (> 400 gram/hari). Hasil bivariat menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, preferensi, pengaruh
orang tua, ketersediaan buah dan sayur di rumah, dan keterpaparan terhadap
media massa dengan konsumsi buah dan sayur..
Kesimpulan dan saran
Ketersediaan buah dan sayur di rumah merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan
konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA Negeri 81 Jakarta Tahun 2020 (OR = 5,8). Responden
dengan ketersediaan buah dan sayur di rumah yang kurang memiliki peluang 5,8 kali lebih tinggi
untuk kurang mengonsumsi buah dan sayur dibandingkan responden dengan ketersediaan yang cukup.
Jurnal 3 internasional

Asupan Sayur dan Buah dengan Variasi Warnanya pada Siswa SD Insan
Permata Malang
NAMA PENELITI:
Okky Rizkyana
Fajar Ari Nugroho
Olivia Anggraeny
Topik
SD Insan Permata merupakan salah satu SD Islam Terpadu di Kota Malang yang menerapkan konsep full day
sehingga pemberian makan siang siswa dipantau oleh sekolah. Sayur dan buah selalu disediakan di setiap waktu
makan siang dan jarang diberikan sebagai makanan selingan. SD Insan Permata menjadi tempat belajar favorit yang
dipercayakan banyak orang tua di Kota Malang dibuktikan dengan penerimaan siswa baru yang bertambah 3 kelas
setiap tahunnya. Lalu diperlukan penelitian untuk mengetahui perbedaan asupan sayur dan buah dengan variasi
warnanya pada siswa SD Insan Permata Kota Malang. Pemberian sayur dan buah diberikan pada waktu makanan
selingan sehingga dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan asupan sayur dan buah siswa..
Desain/metode penelitian
penelitian yang digunakan adalah pra experimental. Penelitian ini hanya diberikan perlakuan saja
tanpa adanya randomisasi dan kelompok kontrol dengan desain post test only. Variasi warna sayur dan
buah berdasarkan penyajian sayur dan buah dengan warna yang bervariasi dan diberikan pada waktu
kudapan pagi sebanyak 60 gram (15% dari anjuran konsumsi sayur danbuah dalam sehari, karena
proporsi satu kali snack menyumbang sebesar 15% total kebutuhan energi dalam satu hari). Sementara
berdasarkan asupan sayur dan buah yang ditetapkan adalah jumlah sayur dan buah yang dikonsumsi
oleh siswa di sekolah didapatkan dari hasil pengurangan jumlah sajian awal sayur dan buah dengan
sisa sayur dan buah pada tempat makan..
Hasil
Pada penyajian satu warna sayur diperoleh asupan sayur paling tinggi adalah wortel, sedangkan paling
rendah adalah kembang kol. Warna oranye pada wortel dikaitkan dengan kebahagiaan, saat melihat
warna ini otak mengeluarkan hormon serotonin yang merangsang rasa lapar sehingga cenderung
menghabiskan makanan lebih banyak dibandingkan dengan warna lainnya pada bahan makanan.
Warna putih pada kembang kol cenderung dapat menimbulkan ketidaktertarikan untuk dikonsumsi
karena timbulnya persepsi rasa yang mengecewakan apabila mengonsumsi bahan makanan berwarna
putih.
Kesimpulan dan saran
SIMPULAN
Responden mengonsumsi seluruh buah satu warna yang disajikan dengan asupan paling tinggi adalah
wortel dan paling rendah adalah kembang kol. Penyajian buah dua variasi warna menun-jukkan
seluruh responden mengonsumsi semua buah yang disajikan dengan asupan paling tinggi terdapat
pada variasi warna oranye dan hijau (wortel dan brokoli). Pada penyajian buah dengan tiga variasi
warna didapatkan penurunan asupan pada kelompok A, sedangkan pada penyajian sayur dengan tiga
variasi warna didapatkan nilai median yang lebih tinggi pada kelompok C dibandingkan dengan
penyajian satu warna dan dua variasi warna. Tidak terdapat perbedaan asupan sayur dan buah pada
penyajian satu warna, dua variasi warna, dan tiga variasi warna.

SARAN
Diperlukan penelitian lanjut yang serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar dan metode
penelitian yang berbeda untuk mengetahui pengaruh variasi sayur dan buah terhadap asupan sayur dan
buah siswa sekolah dasar.
Soal multiple choice
1. Secara umum menganjurkan konsumsi sayur dan buah untuk hidup sehat berjumlah 400 gram/hari. Yang terdiri dari
250 g sayur dan 150 g buah. Dari kasus diatas konsumsi sayur dan buah diperlukan tubuh sebagai sumber…
a. vitamin dan karbohidrat
b. karbo dan mineral
c. mineral dan vitamin
d. serat dan karbohidrat
e. vitamin, serat dan mineral

2. Penelitian yang dilakukan di pemerintah kabupaten badug selama 4 bulan, dari bulan maret hingga mei 2018.
dari data diatas jenis penelitian apa yang cocok digunakan…
a. Deskriptif
b. kuantitatif
c. Pra experimental
d. Observasional
e. Kualitatf

3. Data konsumsi jenis sayur dan buah dibedakan menjadi beberapa macam yaitu…
a. Jenis, jumlah, frekuensi
b. Jumlh dan tabel
c. Nilai dan frekuensi
d. Jenis dan analisis
e. Distribusi dan analisis
4. Perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tepat di bawah ini yaitu…
a. Internal
b. Eksternal
c. Pendidikan
d. Individu dan lingkungan
e. Biologis

5. Penduduk di daerah ibukota (DKI) jakarta terbilang tinggi kekurangan konsumsi buah dan sayur. Beberapa
penelitian menemukan prevalensi kekurangan yang cukup tinggi. Untuk meningkatkan asupan buah dan sayur pada
remaja maka uji penelitian yang dibgunakan ialah…
f. Kuantitatif
g. Kualitatif
h. Deskriptif
i. Observasional
j. Pra experimental
THANKS!
, including
EDIT S: Thi s presentat ion template was created by Slidesgo
CR
hics & images by Freepik
icons by Flaticon and infograp

Anda mungkin juga menyukai