Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH MEDIA EMO DEMO TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP

KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA IBU ANAK USIA PRASEKOLAH


DI TK TAT TWAM ASI KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP

Suci Ferdiana, M.Pd. 1) Ariska Putri H, S.Kep., Ns., M.Epid. 2) Adhitya Rifqie Maulana 3)
1)
Dosen Prodi Khusus S1 Gizi, Stikes Surabaya
2)
Dosen Prodi Khusus S1 Gizi, Stikes Surabaya
3)
Mahasiswa Prodi Khusus S1 Gizi, Stikes Surabaya

ABSTRAK

Masa anak usia dini merupakan masa keemasan perkembangan anak, Pertumbuhan
yang cepat berangsur melambat saat anak memasuki usia prasekolah yang menyebabkan
perubahan perilaku makan. Emo Demo adalah media promosi kesehatan yang dapat
digunakan untuk meningkatan pengetahuan dan sikap ibu dalam mempertahankan perilaku
makan anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh media emo demo terhadap
pengetahuan dan sikap konsumsi buah dan sayur pada ibu anak usia prasekolah di TK TAT
TWAM ASI.
Metode penelitian yang digunakan adalah experimental dengan jenis quasi
experimental. Desain penelitian menggunakan one group pretest-posttest. Populasi penelitian
semua ibu sebanyak 72 orang dan sampel penelitian sebagian ibu sebanyak 20 orang
mnggunkan rumus Lameshow. Teknik sampling menggunakan simple random sampling.
Pengujian statistik menggunakan uji Wilcoxon secara komputerisasi (SPSS) dengan tingkat
kemaknaan 5% 𝑎 ∶ 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah pengetahuan responden
sebelum perlakuan adalah kurang 9 (45,0%) dan hampir setengah pengetahuan responden
setelah perlakuan adalah cukup 9 (45,0%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar sikap responden sebelum perlakuan adalah negatif 13 (65,0%) dan sebagian besar sikap
responden setelah perlakuan adalah positif 11 (55,0%).
Analisa data variabel pengetahuan diperoleh p value = 0,046 < 0,05 yang bermakna
ada pengaruh Emo Demo terhadap pengetahuan konsumsi buah dan sayur pada anak usia
prasekolah di TK TAT TWAM ASI. Variabel sikap diperoleh p value = 0,005 < 0,05 yang
bermakna ada pengaruh Emo Demo terhadap sikap konsumsi buah dan sayur pada anak usia
prasekolah di TK TAT TWAM ASI.
Petugas gizi bersinergi dengan orang tua dan pihak sekolah dalam memberikan
konseling dan promosi kesehatan tentang konsumsi buah dan sayur pada anak agar kebutuhan
gizi seimbang anak dapat terpenuhi sehingga dapat menekan angka kesakitan dan resiko
kematian akibat maal nutrisi.

Kata kunci : Anak usia prasekolah, pengetahuan, sikap, konsumsi buah dan sayur
ABSTRACT

Early childhood is the golden age of child development. Rapid growth gradually slows
as the child enters preschool age which causes changes in eating behavior. Emo Demo is a
health promotion media that can be used to increase the knowledge and attitudes of mothers in
maintaining children's eating behavior. The purpose of this study was to determine the effect
of the emo demo media on the knowledge and attitudes of fruit and vegetable consumption in
mothers of preschool children in TAT TWAM ASI kindergarten.
The research method used is experimental with a quasi experimental type. The study
design uses one group pretest-posttest. The study population of all mothers was 72 people and
the study sample of some mothers as many as 20 people using the Lameshow formula. The
sampling technique uses simple random sampling. Statistical tests using the Wilcoxon
computerized test (SPSS) with a significance level of 5% a ∶ 0,05.
The results showed that almost half of respondent's knowledge before treatment was
less 9 (45,0%) and almost half of respondents' knowledge after treatment was sufficient 9
(45,0%). The results showed that the majority of respondents 'attitudes before treatment were
negative 13 (65,0%) and the majority of respondents' attitudes after treatment were positive
11 (55,0%).
Analysis of knowledge variable data obtained p value = 0,046 < 0,05 which means that
there is an influence of Emo Demo on the knowledge of fruit and vegetable consumption in
preschool children in kindergarten TAT TWAM ASI. Attitude variable obtained p value =
0,005 < 0,05 which means that there is an influence of Emo Demo on the attitude of
consumption of fruits and vegetables in preschool children in kindergarten TAT TWAM ASI.
Nutritionists work together with parents and the school in providing health counseling
and promotion about the consumption of fruits and vegetables in children so that the balanced
nutritional needs of children can be met so as to reduce morbidity and risk of death due to
nutritional problems.

Keywords : Preschoolers, knowledge, attitudes, fruit and vegetable consumption

PENDAHULUAN keemasan (the golden period)


Undang-undang No. 23 tahun 2002 perkembangan anak, jendela kesempatan,
tentang Perlindungan Anak pasal 4 dan dan masa kritis.
pasal 8 menyatakan, setiap anak berhak Usia prasekolah (3-6 tahun)
untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, merupakan masa perkembangan sosial,
dan berpartisipasi secara wajar sesuai intelektual dan emosional yang pesat bagi
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, anak. Pertumbuhan yang cepat saat masa
serta mendapat perlindungan dari infant berangsur-angsur melambat saat
kekerasan dan diskriminasi, Setiap anak anak memasuki usia prasekolah. Seiring
berhak memperoleh pelayanan kesehatan dengan penurunan kecepatan pertumbuhan
dan jaminan sosial sesuai dengan ini, perilaku makan menjadi berubah. Hal
kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan ini membuat anak mengalami penurunan
sosial. Masa anak usia dini merupakan nafsu makan dan hanya mau makan
suatu periode yang sangat peka terhadap makanan yang disukai (Wardlaw & Smith,
lingkungan dan berlangsung sangat 2009). Makanan yang baik untuk anak
pendek. Periode ini disebut sebagai masa adalah yang cukup mengandung kalori dan
protein, vitamin, karbohidrat, dan mineral. sayur tidak sesuai kebutuhan, dan 1 siswa
Salah satu bahan makanan yang penting (12,5%) mengkonsumsi buah dan sayur
untuk memperoleh keseimbangan sesuai kebutuhan (1,5-2 porsi/hari).
konsumsi makanan adalah buah dan sayur Hasil penelitian Candrawati, dkk.,
(Susanto, 2014). (2014) tentang ketersediaan buah dan sayur
Anak cenderung tidak mau makan dalam keluarga sebagai strategi intervensi
buah dan sayur, padahal intake protein, peningkatan konsumsi buah dan sayur anak
kalsium, zat besi, vitamin A dan D yang usia prasekolah menunjukkan bahwa
adekuat merupakan hal penting selama usia hampir seluruh Sebagian besar (83,1%)
prasekolah (British Nutrition Foundation, anak usia prasekolah kurang
2009). Terdapat proporsi yang cukup besar mengkonsumsi buah dan sayur. Sedangkan
pada anak di dunia yang tidak memenuhi pada praktik pemberian makan
rekomendasi WHO dalam konsumsi sayur memperlihatkan bahwa mayoritas orang
dan buah, yakni setidaknya 400 gram/hari tua tidak menyediakan buah dan sayur
yang terdiri dari 250 gram sayur dan 150 dengan baik yaitu sebanyak (64,0%).
gram buah (Krolner et al., 2011). Kurang mengkonsumsi buah dan
Permasalahan utama yang dihadapi sayur dapat mengakibatkan kekurangan
penduduk Indonesia dalam konsumsi buah salah satu atau lebih vitamin dan mineral
dan sayur adalah bahwa secara nasional penting yang terkandung di dalamnya.
konsumsi buah dan sayur masih berada di Kekurangan buah dan sayur menyebabkan
bawah konsumsi yang dianjurkan. terganggunya kesehatan mata, munculnya
Kemenkes (2014) dalam Pedoman gejala anemia seperti rasa letih, lesu, malas
Gizi Seimbang (PGS), menganjurkan dan kurang konsentrasi akibat menurunnya
jumlah kebutuhan konsumsi buah harian kadar sel darah merah. Anak berpotensi
pada anak prasekolah (3–6 tahun) mengalami susah buang air besar, sembelit
sebanyak 3 porsi/ 3 buah pisang ambon dan daya tahan tubuhnya menurun
seberat 150 gram (150 Kkal) dan konsumsi (Yuliarti, 2008).
sayur harian sebanyak 1,5-2 porsi/gelas Anak perlu mendapat penanaman
seberat 150-200 gram (25-50 Kkal). Hasil sejak dini mengenai pentingnya makan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun sayur, karena masa prasekolah merupakan
2013 menyebutkan di Jawa Timur waktu yang terbaik untuk inisiasi eating
dikategorikan kurang konsumsi buah dan behaviors yang baik dan akan bertahan
sayur kurang dari 5 porsi perhari. Data hingga dewasa (Droog et al., 2013). Salah
tersebut menunjukkan masalah kurangnya satu penyebab rendahnya konsumsi buah
konsumsi buah dan ssayur di Jawa Timur dan sayur pada anak karena kurangnya
sebesar 70 %. pengetahuan dan sikap orang tua (ibu)
Studi pendahuluan yang dilakukan yang mengabaikan pentingnya makan
peneliti kepada 8 ibu siswa kelas B TK sayur. Pengetahuan ibu yang baik akan
TAT TWAM ASI diperoleh hasil bahwa sangat membantu dalam mengarahkan
konsumsi buah dan sayur harian siswa TK anak dalam mengkonsumsi sayur (Mak et
TAT TWAM ASI masih tergolong kurang al., 2013 dalam Putri, R.M., & Maemunah,
karena 5 siswa (62,5%) tidak N., 2017). Pengetahuan ibu tentang gizi
mengkonsumsi buah dan sayur (jarang), 2 juga akan berpengaruh terhadap hidangan
siswa (25,0%) mengkonsumsi buah dan dan mutu makanan yang disajikan untuk
anggota keluarga termasuk balita kebutuhan dan pemikiran ini merupakan
(Notoatmodjo, 2007). salah satu metode yang sedang tersebar
Pengaruh sikap ibu dalam luas dan memperoleh perhatian (Aunger,
memberikan buah dan sayur pada anak 2008).
juga memiliki peranan yang penting karena Petugas gizi harus memandang
ibu merupakan penentu ketersediaan pengetahuan dan sikap responden tentang
makan dalam keluarga. Rendahnya konsumsi makan buah dan sayur pada anak
ketersediaan sayur dirumah akan sebagai sesuatau yang harus dirubah dan
mempengaruhi rendahnya penerimaan dipertahankan pada tingkatan yang positif.
sayur bagi anak (Cullen, 2001). Penelitian Petugas gizi bersinergi dengan orang tua
yang dilakukan oleh Ghassani, L.N., dan pihak sekolah dalam memberikan
Aruben R., Rahfiludin, M.Z. (2016) konseling dan promosi kesehatan tentang
didapatkan bahwa mayoritas responden di konsumsi buah dan sayur pada anak agar
SDN Jabungan memiliki sikap negatif kebutuhan gizi seimbang anak dapat
dengan memberi pernyataan tidak setuju terpenuhi sehingga dapat menekan angka
dalam menyediakan konsumsi sayur. kesakitan dan resiko kematian akibat maal
Upaya untuk meningkatkan nutrisi.
pengetahuan dan sikap konsumsi buah dan
sayur pada ibu anak usia prasekolah dapat METODE PENELITIAN
dilakukan melalui promosi kesehatan Jenis penelitian yang digunakan
secara berkesinambungan. Salah satu dalam adalah experimental dengan jenis
media promosi kesehatan yang dapat quasi experimental. Desain penelitian
digunakan adalah Emo Demo. Emo Demo menggunakan one group pretest-posttest
atau Emotional Demonstration adalah (tes awal-tes akhir kelompok tunggal).
kegiatan aktif berbasis pada perubahan Lokasi Penelitian di TK TAT TWAM ASI
perilaku pada kelompok masyarakat target Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep
yang dikembangkan oleh Global Alliance mulai dari bulan Oktober 2018 sampai
for Improved Nutrition (GAIN). Emo dengan bulan Juni 2019. Populasi
Demo merupakan strategi komunikasi penelitian semua ibu siswa TK TAT
perubahan perilaku yang menggunakan TWAM ASI sebanyak 72 orang. Sampel
penggabungan Behaviour Communication penelitian sebagian ibu siswa TK TAT
Change (BCC) dan Behaviour TWAM ASI sebanyak 20 orang. Besar
Communication Definition (BCD) sampel (sample size) menggunakan rumus
(Laxminarayan, 2006). sampel Lemeshow. Teknik sampling
Behaviour Communication Change menggunakan simple random sampling.
(BCC) yaitu proses interaktif antara Variabel independen adalah media Emo
individu, kelompok atau masyarakat dalam Demo. Variabel dependen adalah
mengembangkan strategi komunikasi pengetahuan dan sikap konsumsi buah dan
untuk mencapai perubahan perilaku secara sayur. Teknik pengumpulan Data pada
positif. Sedangkan Behaviour variabel pengetahuan dan sikap
Communication Definition (BCD) yaitu menggunakan teknik wawancara dan
proses komunikasi yang memanfaatkan kuisioner. Pengujian statistik
secara langsung konstruksi psikologis menggunakan uji Wilcoxon secara
individu dengan melibatkan perasaan,
komputerisasi (SPSS) dengan tingkat Data Khusus
kemaknaan 5% 𝑎 ∶ 0,05. 1. Pengetahuan Responden
Pre test Post test
Pengetahuan
HASIL PENELITIAN f % f %
Baik 4 20,0 7 35,0
Data Umum Cukup 7 35,0 9 45,0
1. Umur Responden Kurang 9 45,0 4 20,0
Umur f % Total 20 100,0 20 100,0
20-35 16 80,0 p value = 0,046 < 0,05
> 35 4 20,0 Sumber: Data Primer, 2019
Total 20 100,0
Sumber : Data Primer, 2019 Hampir setengah pengetahuan
responden (pre test) sebelum diberikan
Hampir seluruh responden berumur perlakuan Emo Demo adalah kurang,
20-35 tahun, yaitu sebanyak 16 yaitu sebanyak 9 responden (45,0%)
responden (80,0%). dan hampir setengah pengetahuan
responden (post test) setelah diberikan
2. Pendidikan Responden perlakuan Emo Demo adalah cukup,
Pendidikan f % yaitu sebanyak 9 responden (45,0%).
Pendidikan Dasar Hasil analisa data menggunkan
1 5,0
(SD dan SMP)
uji Non Parametric Wilcoxon diperoleh
Pendidikan Lanjutan
10 50,0 hasil p value = 0,046 < 0,05 yang
(SMA)
Pendidikan Tinggi bermakna H0 ditolak, Ada pengaruh
9 45,0
(Diploma dst) Emo Demo terhadap pengetahuan
Jumlah 100 100,0 konsumsi buah dan sayur pada anak
Sumber : Data Primer, 2019 usia prasekolah di TK TAT TWAM
ASI.
Setengah pendidikan responden
adalah pendidikan lanjutan (SMA),
2. Sikap Responden
yaitu sebanyak 10 responden (50,0%).
Pre test Post test
Sikap
f % f %
3. Pekerjaan Responden Positif 7 35,0 11 55,0
Pekerjaan f % Negatif 13 65,0 9 45,0
Wiraswasta (pedagang) 3 15,0 Total 20 100,0 20 100,0
PNS dan pegawai p value = 0,005 < 0,05
3 15,0
swasta Sumber: Data Primer, 2019
Tidak bekerja
14 70,0
(pensiunan, IRT, dll) Sebagian besar sikap responden
Jumlah 100 100,0
(pre test) sebelum diberikan perlakuan
Sumber : Data Primer, 2019
Emo Demo adalah negatif, yaitu
sebanyak 13 responden (65,0%) dan
Sebagian besar pekerjaan
sebagian besar sikap responden (post
responden adalah tidak bekerja (IRT),
test) setelah diberikan perlakuan Emo
yaitu sebanyak 14 responden (70,0%).
Demo adalah positif, yaitu sebanyak 11
responden (55,0%).
Hasil analisa data menggunkan domain pengetahuan adalah umur dan
uji Non Parametric Wilcoxon diperoleh pendidikan.
hasil p value = 0,005 < 0,05 yang Hasil penelitian menunjukkan
bermakna H0 ditolak, Ada pengaruh bahwa hampir seluruh responden
Emo Demo terhadap sikap konsumsi berumur 20-35 tahun, yaitu sebanyak 16
buah dan sayur pada anak usia responden (80,0%). Menurut penelitian
prasekolah di TK TAT TWAM ASI. Ismael (2009), umur berkaitan erat
dengan tingkat kedewasaan atau
PEMBAHASAN maturitas. Kedewasaan adalah tingkat
1. Pre test dan Pos test Pengetahuan kemampuan teknis dalam melakukan
Responden di TK TAT TWAM ASI tugas maupun kedewasaan psikologis,
Hasil penelitian menunjukkan semakin bertambah lanjut umur
bahwa hampir setengah pengetahuan seseorang semakin meningkat pula
responden (pre test) sebelum diberikan kedewasaan seseorang, demikian juga
perlakuan Emo Demo adalah kurang, psikologisnya akan menunjukkan
yaitu sebanyak 9 responden (45,0%) kematangan jiwa. Kemampuan
dan hampir setengah pengetahuan pemecahan masalah dan pemikiran
responden (post test) setelah diberikan integratif juga cenderung meningkat
perlakuan Emo Demo adalah cukup, seiring dengan peningkatan umur
yaitu sebanyak 9 responden (45,0%). karena semakin bertambah umur
Pengetahuan adalah berbagai gejala semakin terjadi peningkatan cristalized
yang ditemui dan diperoleh manusia intelligence. Cristalized intelligence
melalui pengamatan inderawi. diperoleh dari pengalaman masa lalu.
Pengetahuan muncul ketika seseorang Cristalized intelligence akan selalu
menggunakan indera atau akal budinya berubah karena setiap informasi baru
untuk mengenali benda atau kejadian yang diperoleh akan meningkatkan
tertentu yang belum pernah dilihat atau pengetahuan (Roach, 2011).
dirasakan sebelumnya (Kartiko Widi, Umur akan mempengaruhi
2010). pengetahuan responden. Semakin
Pengetahuan responden tentang meningkat umur responden maka akan
gizi khususnya konsumsi buah dan terjadi peningkatan kualitas penerimaan
sayur untuk anak bagian dari rangkaian diri dalam bentuk kemauan dan
proses menerima dan mencerna kemampuan belajar responden. Hal ini
informasi. Kemampuan responden disebabkan karena dengan peningkatan
menerima dan mencerna informasi umur maka tingkat kedewasaan atau
tentang konsumsi buah dan sayur akan kematangan juga akan meningkat.
mempengaruhi konsistensi pengetahuan Kedewasaan responden yang
responden. Pengetahuan responden meningkat, membuat responden berpikir
secara relatif dipengaruhi oleh faktor secara rasional tentang bagaiamana
yang melekat pada responden sebagai mempertahankan dan meningkatkan
karakteristik yang membedakan dengan kesehatan anggota keluarga. Umur yang
orang lain. Pada penelitian ini lebih tua juga memberikan pemahaman
karakteristik responden yang menjadi yang cukup memadai tentang konsumsi
buah dan sayur dan manfaat untuk menyokong hidupnya atau keluarganya
kesehatan anak dan keuarga. secara finansial (Notoatmodjo, 2010).
Hasil penelitian menunjukkan Pekerjaan responden akan menentukan
bahwa setengah pendidikan responden besarnya jumlah penghasilan yang
adalah pendidikan lanjutan (SMA), didapatkan. Pendapatan yang rendah
yaitu sebanyak 10 responden (50,0%). akan mempengaruhi jangkauan atau
Nuris Zuraida (2013) mengatakan daya beli responden dalam memenuhi
bahwa tingkat pendidikan ibu dapat kebutuhan hidup. Konsumsi sayur pada
mempengaruhi proses belajar seseorang, anak merupakan salah satu kebutuhan
semakin tinggi pendidikan seseorang hidup dalam bentuk kebutuhan pangan.
akan mudah dalam menerima informasi Pekerjaan responden juga menjamin
yang ada. Semakin banyak informasi kemampuan belajar karena status
yang masuk maka semakin banyak pergaulan dalam lingkungan sosial
pengetahuan yang didapat termasuk pekerjaan.
informasi mengenai makanan yang tepat Pengukuran pengetahuan
untuk anak. responden tentang konsumsi buah dan
Pendidikan responden dalam sayur pada anak dilakukan dengan
penelitian ini adalah pendidikan formal melakukan observasi kandungan gizi,
yang bersifat tatap dan telah lewat masa jenis, pengolahan, aturan, dan manfaat
waktunya. Pendidikan responden dibagi buah dan sayur untuk anak. Observasi
atas pendidikan dasar yang terdiri dari dilakukan dua tahap sebelum (pre test)
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah dan setelah (post test) perlakuan atau
Menengah Pertama (SMP), pendidikan dua minggu setelah observasi pertama.
lanjutan Sekolah Menengah Atas Secara deskriptif terdapat perbedaan
(SMA), dan pendidikan tinggi terdiri antara pengetahuan sebelum (pre test)
dari Diploma dan Sarjana. Latar dan setelah (post test) perlakuan
belakang pendidikan pada responden (intervensi Emo Demo). Perbedaan
sebagai potensi fundamental dapat terjadi karena sebelum (pre test)
pengetahuan responden tentang perlakuan (intervensi Emo Demo)
konsumsi makan buah dan sayur pada kemampuan responden masih belum
anak. Pendidikan memberikan mengalami perubahan. Pada penilain
pengalaman responden dalam pertama (pre test), mayoritas responden
memperoleh dan mengasah informasi mengetahui tentang kandungan buah
kekinian tentang konsumsi makan buah dan sayur secara benar, namun masih
dan sayur pada anak yang bersifat banyak responden yang menganggap
dinamis. bahwa kentang sebagai buah dan sayur.
Hasil penelitian menunjukkan Jika dikaji dari kandungan gizinya,
bahwa sebagian besar pekerjaan kentang lebih dekat sebagai sumber
responden adalah tidak bekerja (IRT), karbohidrat.
yaitu sebanyak 14 responden (70,0%). Pada saat memberikan
Pekerjaan terlihat dari produktivitas konsumsi sayur pada anak masih kurang
seseorang (dewasa) dalam arti dari 1,5-2 porsi (1 porsi = 1 mangkok
mempunyai kegiatan yang sayur segar atau ½ mangkok sayur
menghasilkan sesuatu untuk masak). Responden memberikan sayur
pada anak hanya sekedarnya atau tidak angka kesakitan dan resiko kematian
tepat ukuran dan waktu. Responden akibat maal nutrisi.
juga masih ada yang menganggap
bahwa anak hanya cukup diberikan nasi 2. Pre test dan Post test Sikap
dan lauk untuk makan sehari-hari agar Responden di TK TAT TWAM ASI
anak tidak sakit. Ada anggapan bahwa Hasil penelitian menunjukkan
konsumsi nasi dan lauk harus lebih bahwa sebagian besar sikap responden
banyak daripada konsumsi buah dan (pre test) sebelum diberikan perlakuan
sayur. Fakta tersebut mempengaruhi Emo Demo adalah negatif, yaitu
proporsi pengetahuan responden tentang sebanyak 13 responden (65,0%) dan
konsumsi buah dan sayur yang sebagian sebagian besar sikap responden (post
besar berpengetahuan cukup dan masih test) setelah diberikan perlakuan Emo
ada yang berpengetahuan buruk Demo adalah positif, yaitu sebanyak 11
sebelum (pre test) perlakuan (intervensi responden (55,0%).
Emo Demo). Khomsan (2000) menjelaskan
Pengetahuan responden setelah bahwa sikap terhadap gizi merupakan
(post test) perlakuan (intervensi Emo tahapan lebih lanjut dari pengetahuan
Demo) terjadi perubahan positif gizi. Seseorang yang berpengetahuan
proporsi pengetahuan baik, cukup, dan gizi baik akan mengembangkan sikap
kurang. Responden telah mengetahui gizi yang baik. Menurut Ramadhani
dan memberikan konsumsi buah dan (2017) sikap juga sebagai ekspresi dari
sayur pada anak sesuai porsinya. nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang.
Responden juga memberikan buah dan Sikap bisa dibentuk sehingga terjadi
sayur pada anak setiap hari tiga kali perilaku yang diinginkan. Sikap tidak
sehari. Konsumsi buah dan sayur telah dapat langsung dilihat, tetapi hanya
sesuai atau seimbang dengan konsumsi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
nasi dan lauk. Berdasarkan fakta perilaku yang tertutup bukan merupakan
tersebut dapat diketahui bahwa reaksi terbuka atau tingkah laku yang
pengetahuan setelah (post test) terbuka. Sikap merupakan kesiapan atau
perlakuan lebih baik daripada sebelum kesediaan untuk bertindak, bukan
(pre test) perlakuan. merupakan pelaksanaan atau tindakan.
Petugas gizi harus memandang Sikap mempengaruhi pengalaman
pengetahuan responden tentang seorang individu yang bersumber dari
konsumsi makan buah dan sayur pada desakan didalam hati, kebiasaan-
anak sebagai peluang untuk merubah kebiasaan serta pengaruh dari
dan membentuk perilaku. Pengetahuan lingkungan sekitar individu tersebut.
juga sebagai potensi yang dapat Sikap responden merupakan
mempertahankan dan meningkatkan kemauan dan kesediaan responden
kualitas perilaku responden. Petugas memberikan konsumsi buah dan sayur
gizi harus memberikan konseling dan sesuai dengan yang benar menurut
promosi kesehatan tentang konsumsi referensi kesehatan. Pengukuran sikap
buah dan sayur pada anak agar responden tentang konsumsi buah dan
kebutuhan gizi seimbang anak dapat sayur pada anak dilakukan dengan
terpenuhi sehingga dapat menekan melakukan observasi pada spesifikasi
perilaku tertutup responden. Observasi sayur yang sudah layu tapi tidak busuk.
dilakukan dengan memberikan Buah dan sayur yang layu masih
penilaian pada tata cara yang bersifat dianggap layak untuk dikonsumsi dan
aplikatif berupa kemauan menyediakan, diasumsikan memiliki kandungan gizi
menyajikan, menakar jumlah konsumsi, yang sama dengan buah dan sayur
dan mencontohkan konsumsi buah dan segar. Responden memberikan
sayur. Menurut Kristina (2007) faktor konsumsi buah dan sayur pada anak
yang mempengaruhi pembentukan sikap hanya sebatas menyajikan tanpa
yaitu : (1) Pengalaman pribadi, 2) memperhatikan tampilan yang dapat
Orang lain, (3) Kebudayaan, (4) Media menarik perhatian anak agar mau
massa, (5) Lembaga pendidikan dan mengkonsumsi buah dan sayur. Selain
lembaga agama, dan (6) Faktor itu belum ada budaya piring khusus
Emosional. anak yang mengajarkan tentang
Hasil penelitian menunjukkan konsumsi makan seimbang bergizi yang
bahwa setengah pendidikan responden mengaplikasikan komposisi buah dan
adalah pendidikan lanjutan (SMA), sayur sebagai pelengkap makanan anak.
yaitu sebanyak 10 responden (50,0%). Responden juga terkesan enggan
Pendidikan merupakan bagian yang mengenalkan dan mencontohkan
tidak terpisahkan dalam menentukan kepada anak tentang buah dan sayur
cara terbaik untuk memulai proses serta manfaatnya. Minimnya pendidikan
perubahan perilaku (Green et al dalam responden terhadap anak
Luthfiana, 2012). Pendidikan berarti mendeskripsikan sikap ibu tentang
bimbingan yang diberikan seseorang konsumsi buah dan sayur tergolong
pada orang lain terhadap sesuatu hal negatif. Respnden yang menyajikan
agar mereka dapat memahami. Tidak sayur pada anak terkadang sulit
dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi memasak dan memberikan buah dan
tingkat pendidikan responden semakin sayur berganti-ganti setiap hari untuk
mudah pula mereka menerima mencukupi kebutuhan gizi anak. Hal
informasi, dan pada akhirnya semakin tersebut terjadi karena opini keliru
banyak pula pengetahuan yang dimiliki tentang variasi dan jumlah konsumsi
sehingga juga berpangaruh pada sikap buah dan sayur yang hanya sekali dalam
responden. Sikap responden karena satu hari.
pendidikan akan menentukan sudut Petugas gizi harus memandang
pandang responden dalam memenuhi sikap responden tentang konsumsi
kebutuhan gizi responden dan keluarga. makan buah dan sayur pada anak
Konsumsi buah dan sayur salah satu sebagai sesuatau yang harus dirubah
kebutuhan gizi yang sangat dibutuhkan dan dipertahankan pada tingkatan yang
anak sejak usia dini. positif. Petugas gizi bersinergi dengan
Sikap responden tentang orang tua dan pihak sekolah dalam
konsumsi sayur (pre test) sebelum memberikan konseling dan promosi
diberikan perlakuan Emo Demo kesehatan tentang konsumsi buah dan
mengarah pada sikap yang cenderung sayur pada anak agar kebutuhan gizi
negatif. Sebagian responden masih mau seimbang anak dapat terpenuhi sehingga
memanfaatkan konsumsi buah dan
dapat menekan angka kesakitan dan berprinsip bahwa perilaku hanya dapat
resiko kematian akibat maal nutrisi. berubah sebagai respon atas sesuatu
yang baru, menantang, mengejutkan
3. Pengaruh Media Emo Demo atau menarik (Laxminarayan, 2006).
terhadap Pengetahuan Konsumsi Notoatmodjo (2004) menyatakan bahwa
Buah dan Sayur pada Ibu Anak Usia kurangnya pengetahuan tentang suatu
Prasekolah di TK TAT TWAM ASI bahan makanan akan menyebabkan
Hasil penelitian menunjukkan seseorang salah memilih makanan
bahwa hampir setengah pengetahuan sehingga akan menurunkan konsumsi
responden (pre test) sebelum diberikan makanan sehat dan akan berdampak
perlakuan Emo Demo adalah kurang, pada masalah gizi lainnya.
yaitu sebanyak 9 responden (45,0%) Perubahan hanya dapat terjadi
dan hampir setengah pengetahuan sebagai respons terhadap hal yang baru,
responden (post test) setelah diberikan menggugah dan menyenangkan. Metode
perlakuan Emo Demo adalah cukup, pendidikan kesehatan yang biasa
yaitu sebanyak 9 responden (45,0%). dilakukan cenderung menanamkan
Hasil analisa data menggunkan uji Non pengetahuan dahulu sebelum
Parametric Wilcoxon diperoleh hasil p terbentuknya perilaku baru. Metode
value = 0,046 < 0,05 yang bermakna H0 emo demo yang dilakukan sebagai
ditolak, Ada pengaruh Emo Demo intervensi menggunakan pendekatan
terhadap pengetahuan konsumsi buah Behavioral Centered Design (BCD).
dan sayur pada anak usia prasekolah di Pendekatan ini berusaha memasukkan
TK TAT TWAM ASI. unsur psikologis sebagai inovasi untuk
Penelitian sebelumnya yang meningkatakn pengetahuan dan
dilakukan Liando, dkk., (2017) tentang merubah perilaku responden.
penggunaan metode emo demo terhadap Penggabungan ilmu pengetahuan dan
pengetahuan kurang energi kronis kreativitas dalam penyusunan pesan,
(KEK) ibu hamil di Puskesmas Godean menjadikan metode ini dapat
1 menunjukkan hasil bahwa ada mentransfer pesan peningkatan
perbedaan pengetahuan ibu hamil pengetahuan dan perubahan perilaku
sebelum dan sesudah diberikan yang lebih mudah diterima responden.
penyuluhan tentang KEK dengan
metode emo demo. Berdasarkan hasil 4. Pengaruh Media Emo Demo
uji statistik dengan menggunakan Uji terhadap Pengetahuan Konsumsi
Chi-Square diketahui bahwa terdapat Buah dan Sayur pada Ibu Anak Usia
peningkatan pengetahuan sebesar Prasekolah di TK TAT TWAM ASI
42,9%. Dengan demikian intervensi Hasil penelitia menunjukkan
metode emo demo efektif meningkatkan bahwa sebagian besar sikap responden
pengetahuan ibu hamil tentang KEK. (pre test) sebelum diberikan perlakuan
Emotional Demonstration (Emo Emo Demo adalah negatif, yaitu
Demo) adalah salah satu metode sebanyak 13 responden (65,0%) dan
edukasi masyarakat melalui pendekatan sebagian besar sikap responden (post
baru yang mengacu pada teori Behavior test) setelah diberikan perlakuan Emo
Centered Design (BCD). Teori BCD Demo adalah positif, yaitu sebanyak 11
responden (55,0%). Hasil analisa data menggunggah emosi yang dimiliki
menggunkan uji Non Parametric subjek sehingga subjek tersebut akan
Wilcoxon diperoleh hasil p value = terdorong untuk melakukan perubahan
0,005 < 0,05 yang bermakna H0 ditolak, sikap dan perilaku. Kebutuhan buah dan
Ada pengaruh Emo Demo terhadap sayur merupakan persolan yang dapat
sikap konsumsi buah dan sayur pada mempertahankan dan meningkatkan
anak usia prasekolah di TK TAT kesehatan responden dan keluarga.
TWAM ASI. Responden secara alamiah pasti akan
Penelitian sebelumnya yang menghindari ancaman yang bersifat
dilakukan oelh Amareta dan Ardianto menyakitkan terutama yang
(2017) tentang penyuluhan kesehatan menyangkut kesehatan anaknya.
dengan metode emo demo efektif Responden yang memperoleh
meningkatkan praktik CTPS di MI Al- pendidikan melelui metode emo demo
Badri Kalisat Kabupaten Jember, akan meningkatakn kemauan atau sikap
diperoleh hasil pada praktik responden ibu memberikan konsumsi buah dan
menunjukkan adanya perbedaan setelah sayur pada anak.
diberikan intervensi (p value =
0,000).Hasil penelitian ini membuktikan PENUTUP
bahwa penyuluhan CTPS dengan 1. Kesimpulan
metode Emo Demo berhasil a. Hampir seluruh responden di TK
meningkatkan praktik CTPS pada TAT TWAM ASI Kabupaten
siswa-siswi MI Al-Badri. Sumenep berumur 20-35 tahun.
Emotional Demonstration (Emo Setengah pendidikan responden di
Demo) adalah salah satu metode TK TAT TWAM ASI Kabupaten
edukasi masyarakat yang dikembangkan Sumenep adalah pendidikan lanjutan
oleh Global Alliance for Improved (SMA). Sebagian besar pekerjaan
Nutrition (GAIN). Emo Demo responden di TK TAT TWAM ASI
dikembangkan berdasarkan teori Kabupaten Sumenep adalah tidak
Behaviour-CenteredDesign (BCD). bekerja (IRT).
BCD adalah sebuah pendekatan baru b. Hampir setengah pengetahuan
untuk mencapai perubahan perilaku responden tentang konsumsi buah
dalam bidang kesehatan masyarakat. dan sayur (pre test) sebelum
BCD dicetuskan oleh Environmental diberikan perlakuan Emo Demo
HealthGroup dari London School of adalah kurang dan hampir setengah
Hygiene and Tropical Medicine pengetahuan responden (post test)
(LSHTM). BCD dikembangkan setelah diberikan perlakuan Emo
berdasarkan prinsip evolusioner dan Demo di TK TAT TWAM ASI
psikologi lingkungan sekaligus juga Kabupaten Sumenep adalah cukup.
sebagai cara untuk merencanakan dan c. Sebagian besar sikap responden
menguji intervensi perubahan perilaku tentang konsumsi buah dan sayur
yang bersifat imajinatif dan provokatif (pre test) sebelum diberikan
(Aunger, 2008). perlakuan Emo Demo adalah
Metode Emo Demo selain negative dan sebagian besar sikap
memberikan informasi kesehatan juga responden (post test) setelah
diberikan perlakuan Emo Demo di untuk meningkatkan pengetahuan
TK TAT TWAM ASI Kabupaten dan sikap sehingga dapat menjadi
Sumenep adalah positif. pelaku kesehatan yang mandiri
d. Ada pengaruh Emo Demo terhadap dalam mencegah kesakitan.
pengetahuan konsumsi buah dan
sayur pada anak usia prasekolah di
TK TAT TWAM ASI. Ada pengaruh DAFTAR PUSTAKA
Emo Demo terhadap sikap konsumsi
Almatsier, Sunita.(2004). Prinsip Dasar
buah dan sayur pada anak usia Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia
prasekolah di TK TAT TWAM ASI. Pustaka.
2. Saran
a. Bagi TK TAT TWAM ASI Armareta D.I., Ardianto, E.T. (2017).
TK TAT TWAM ASI Penyuluhan Kesehatan dengan
bersinergi dan berkolaborasi Metode Emo Demo Efektif
Meningkatkan Praktik CTPS di MI
dengan lintas sector terkait untuk
Al-Badri Kalisat Kabupaten
meningkatakn kesehatan anak didik Jember. Seminar Nasional Hasil
melalui kerjasama pendidikan Penelitian 2017, ISBN : 978-602-
kesehatan tentang pemenuhan gizi 14917-5-1
seimbang khusunya konsumsi buah
dan sayur. Astawan, Made. (2004). Kandungan Gizi
b. Bagi Petugas Gizi Aneka Bahan Makanan. Jakarta: PT
Gramedia
Petugas gizi bersinergi
dengan orang tua dan pihak sekolah Asy’ariyah, Nor Za’idah, dkk. (2015).
dalam memberikan konseling dan Storytelling sebagai Upaya
promosi kesehatan tentang Meningkatkan Konsumsi Sayur.
konsumsi buah dan sayur pada anak Jurnal Pediomaternal Vol. 3 No. 1
agar kebutuhan gizi seimbang anak
Aunger, Robert and Valerie Curtis. (2008).
dapat terpenuhi sehingga dapat
A Guide to Behavior Centre
menekan angka kesakitan dan Design. London School of Hygiene
resiko kematian akibat maal nutrisi. and Tropical Medicine
c. Bagi Orang Tua dan Masyarakat
Orang tua dan masyarakat Bahria. (2009). Hubungan antara
secara kooperatif mengikuti setiap Pengetahuan Gizi, Kesukaan dan
konseling dan promosi kesehatan Faktor Lain dengan Konsumsi
Buah dan Sayur pada Remaja di 4
tentang konsumsi buah dan sayur
SMA di Jakarta tahun 2009.
untuk meningkatkan pengetahuan Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan
dan sikap sehingga dapat menjadi Masyarakat Universitas Indonesia.
pelaku kesehatan yang mandiri
dalam mencegah kesakitan. Cullen KW, Buranoweksi T, Rittenberry L,
d. Bagi Orang Tua dan Masyarakat et al. (2001). Child-reported Family
Orang tua dan masyarakat and Peer Infucer On Fruit and
Vegetable Consumption Reability
secara kooperatif mengikuti setiap and Validity of Measunes Health
konseling dan promosi kesehatan Education Researc. Oxford
tentang konsumsi buah dan sayur
University Press Vol. 16. 2 (187- Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi IV.
200). (2008). Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Dejesetya, Marlinda P. (2016). Pola
Konsumsi Sayur dan Buah Anak Kartiko, Widi. 2010. Asas Metodologi
Usia 4-6 Tahun pada Masyarakat Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu
Pesisir Desa Randusanga Kulon
Brebes. Pendidikan Guru Kemenkes. (2014). PGS (Pedoman Gizi
Pendidikan Anak Usia Dini Seimbang). Jakarta: Kementerian
Fakultas Ilmu Pendidikan Keseahatan Republik Indonesia.
Universitas Negeri Semarang.
(skripsi) Khomsan A. (2010). Pangan dan Gizi
untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja
Departemen Kesehatan RI. (2008). Grafindo Persada.
Laporan Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun Kristina. (2007). Perilaku Pengobatan
2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Sendiri yang Rasional pada
Pengembangan Kesehatan Depkes Masyarakat Kecamatan Depok dan
RI. Cangkringan Kabupaten sleman.
Majalah Farmasi Indonesia 2008,
Droog, Simone M. et al. (2013). XIX(1)
Enhancing Children’s Vegetable
Consumption Using Vegetable- Krolner, et al. (2011). Determinants of
Promoting Picture books, The fruit and vegetable consumption
Impact of Interactive Shared among children and adolescents: a
Reading and Character–Product review of the literature. Part II:
Congruence. Journal Appetite 73 qualitative studies. International
(2014) 73–80. Elsevier. Journal of Behavioral Nutrition
and Physical Activity 2011, 8:112.
Farida, Ida. (2010). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Ismael, Andang. (2009). Education Games.
Konsumsi Sayur dan Buah pada Yogyakarta: Pro U Media.
Remaja Indonesia Tahun 2007.
Program Studi Kesehatan Laxminarayan, R, Jeffrey Chow, and
Masyarakat UIN Syarif Sonbol A. Shahid-Salles. (2006).
Hidayatullah Jakarta. (skripsi) Intervention Cost-Effectiveness:
Overview of Main Messages.
Ghassani, L.N., Aruben R., Rahfiludin, Disease Control Priorities in
M.Z. (2016). Gambaran Developing Countries. 2nd
Pengetahuan, Sikap dan Praktik edition.Oxford University Press and
Ibu dalam Menyediakan Konsumsi The World Bank, New York
Sayur Pada Anak Usia Sekolah (2006), pp. 35-58
Dasar di Semarang Tahun 2016.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e- Liando, dkk. (2017). Penggunaan Metode
Journal) Volume 4, Nomor 3, April Emo Demo Terhadap Pengetahuan
2016 (ISSN: 2356-3346). Kurang Energi Kronis (Kek) Ibu
http://ejournal- Hamil Di Puskesmas Godean 1.
s1.undip.ac.id/index.php/jkm Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.
Luthfiana, Yuli. (2012). Hubungan
Pengetahuan dan Sikap terhadap Rahmadanih, Melati. (2002).
Perilaku Beresiko HIV/AIDS pada Pemberdayaan Perempuan Dalam
Pekerja Bangunan di Proyek World Rangka Memperbaiki Konsumsi
Class University. Fakultas Pangan Keluarga Nelayan Tahap I.
Kesehatan Masyarakat Universitas Intervensi Pendidikan Gizi pada
Indonesia. Ibu Rumah Tangga. In: Pangan
dan Gizi Masalah, Program
Maryam, Aziemah. (2012). Tingkat Intervensi dan Teknologi Tepat
Pengetahuan Anak-Anak Sekolah Guna. Makasar: DPP Pergizi
Dasar tentang Manfaat Konsumsi Pangan Indonesia
Sayur-Mayur di Sekolah Dasar
Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Rakhmawati, Nuris Z. (2013). Hubungan
Fakultas Kedokteran Universitas Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan
Sumatera Utara Medan (Skripsi). Perilaku Ibu Dalam Pemberian
Makanan Anak Usia 12-24 Bulan.
Nuris Zuraida. (2013). Hubungan Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kedokteran Universitas
Perilaku Pemberian Makanan Anak Diponegoro (skripsi)
Usia 12-24 Bulan. Journal of
Nutrition College, Volume 3, Ramadhani, Stevia Tafdhila. (2017).
Nomor 1, Tahun 2014 Hubungan Perilaku Konsumsi
Makanan Sehat dengan Status Gizi
Oktaningrum, Iska. (2018). Hubungan Mahasiswa Pondok Pesantren
Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Wahid Hasyim Yogyakarta. Jurnal
Pemberian Makanan Sehat dengan Pendidikan Teknik Boga UNY.
Status Gizi Anak di SD Negeri 1
Beteng Kabupaten Magelang Jawa Roach, A. J., Frazier, L. P., dan Bowden,
Tengah. Program Studi Pendidikan S. R. (2011). The Marital
Teknik Boga Fakultas Teknik Satisfaction Scale: Development of
Universitas Negeri Yogyakarta Measure for Intervention Research.
(skripsi) Journal of Marriage and The
Family, 43:3, 537-546.
Priyoto. (2014). Teori Sikap dan Perilaku
dalam Kesehatan. Yogyakarta: Sandjaja, Basuki,dkk. (2009). Kamus Gizi
Nuha Medika. Pelengkap Kesehatan Keluarga.
Jakarta: PT. Kompas Media
Putriana. (2010). Konsumsi Sayur dan Nusantara
Buah pada Anak Prasekolah
Terkait dengan Pengetahuan Gizi Santoso dkk. (2004). Kesehatan dan Gizi.
dan Sikap Ibu. Progarm Studi Ilmu Jakarta: Rineka Cipta
Gizi (Tesis).
Sediaoetama, Achmad D. (2008). Ilmu Gizi
Putri, R.M., & Maemunah, N. (2017). untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid
Peran Pendidikan Kesehatan 1. Jakarta: Dian Rakyat
dalam Meningkatkan Pengetahuan
Anak tentang Pentingnya Sayur. P- Suhardjo, dkk. (2006). Pangan, Gizi dan
ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443- Pertanian. Jakarta: UI Press.
0900Volume 8, Nomor 1, Januari
2017
Susanto, Budhi. (2014). Fakta Buah Dan
Sayur Beracun. Yogyakarta:
Cemerlang Publishing.

Trisnawati, Eka. (2013). Hubungan


Pemenuhan Gizi Seimbang dengan
Perkembangan Personal Sosial
Anak Usia Prasekolah di Taman
Kanak-Kanak Dharma Wanita
Kecamatan Arjasa Kabupaten
Jember. Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember
(skripsi)

Wardlaw Gordon M. & Anne M. Smith.


(2009). Contemporary Nutrition 7th
edition. New York: McGraw-Hil
Publishing Company.

Wicaksono, E. (2012). Perbedaan Tingkat


Perkembangan Personal Sosial
Pada Anak Usia Prasekolah Yang
Menjalani PAUD Dan Tidak PAUD
Didusun Krajan II Grenden Puger
Kabupaten Jember. Universitas
Negeri Jember (skripsi).

Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar


Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
EGC.

Yuliarti, N. 2008. Hidup Sehat dengan


Sayuran. Yogyakarta : Cakrawala.

Zulaeha, Ratna. (2006). Faktor-Faktor


yang Berhubungan dengan
Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah
pada Siswa SMA Negeri 103
Jakarta tahun 2006. Politeknik
Kesehatan Jakarta II Departemen
Kesehatan RI (karya tulis ilmiah)

Anda mungkin juga menyukai