Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke


masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan
perubahan sosial (Sofia & Adiyanti, 2013). Kelompok ini berada disekolah
menengah pertama dan sekolah menengah atas. Periode remaja ini merupakan
periode kritis dalam pertumbuhan fisik, psikis dan perilakunya. Banyak kondisi
fisik yang mengalami perubahan dalam menuju kematangannya. Mereka telah
survive dari penyakit dimasa anak-anak dan masalah kesehatan yang alami saat ini
lebih berkaitan dengan proses menua jauh di masa depan. Memasuki kelompok
remaja umumnya gaya hidup (lifestyle) dan kebiasaan makan mulai berubah
sesuai perubahan kebutuhan karena perubahan fisiknya. Zat gizi khusus akan
diperlukan berkaitan dengan kegiatannya yang dilakukan saat ini seperti
olahraga, merokok, alkohol, persiapan kehamilan, dll. Zat gizi khusus ini mampu
menangkal radikal bebas dan segala sumber penyakit akibat kegemukan,
kolesterol darah, gangguan penglihatan mata, imunitas tubuh menurun dan
konstipasi yaitu vitamin dan mineral yang bisa diperoleh dari sayur dan buah.
Secara umum sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai
vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung
dalam sayuran dan buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal
senyawa jahat dalam tubuh. Berbeda dengan sayuran, buah-buahan juga
menyediakan karbohidrat terutama berupa fruktosa dan glukosa. Sayur tertentu
juga menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan kentang sayur. Sementara buah
tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh seperti buah alpukat dan buah
merah. Oleh karena itu konsumsi sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu
bagian penting dalam mewujudkan Gizi Seimbang.

1 Poltekkes Tanjungkarang
2

Dalam budaya makan masyarakat perkotaaan Indonesia saat ini, semakin


dikenal minuman jus bergula. Dalam segelas jus buah bergula mengandung 150-
300 Kalori yang sekitar separohnya dari gula yang ditambahkan. Selain itu
beberapa jenis buah juga meningkatkan risiko kembung dan asam urat. Oleh karena
itu konsumsi buah yang terlalu matang dan minuman jus bergula perlu dibatasi agar
turut mengendalikan kadar gula darah. (PGS, 2014).
Menurut data Riskesdas tahun 2018, sebanyak 95,5% anak usia >5 tahun
di Indonesia mengonsumsi buah dan sayur < 5 porsi. Sedangkan proporsi
konsumsi sayur dan buah di Provinsi Lampung yaitu sebesar 87,7%. Menurut
data Badan Pusat Statistik 2020 (BPS, 2020) secara nasional konsumsi gabungan
buah dan sayur sebesar 209,89 gram per kapita sehari. Jumlah ini masih jauh dari
ambang batas yang ditetapkan WHO dan Kemenkes. WHO secara umum
menganjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah
400 gram per orang per hari, yang terdiri dari 250 gram sayur (setara dengan 2
porsi atau 2 gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 gram buah
(setara dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang) (PGS, 2014).
Pola konsumsi sayur dan buah yang rendah ini juga didukung oleh hasil
penelitian dari Dwi Okta Pangestika pada tahun 2019 di Kabupaten Jember yang
menunjukkan bahwa beberapa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya pola
konsumsi sayur dan buah ini adalah sikap (L=36,0%, P=10,0%), Pengetahuan
Gizi (L=28,0, P= 8,3%), Preferensi Makanan (L= 4,0, P=1,7%), Ketersediaan
makanan (L= 32,0%, P= 16,7%), Keterpaparan Media (L= 32,0%, P= 11,7), dan
Pendapatan orang tua (L= 32,0%, P= 16,7%).
Di Indonesia, sayur dan buah merupakan bahan pangan yang sangat
mudah didapatkan, bahkan setiap daerah memiliki sayur dan buah sebagai ciri
khas untuk daerah tersebut. Kondisi ini berbanding terbalik dengan pola
konsumsi sayur dan buah penduduk Indonesia yang tegolong sangat rendah.
Padahal, konsumsi sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu bagian
penting dalam mewujudkan Gizi Seimbang. Konsumsi sayur dan buah yang
kurang serta meningkatkan konsumsi fast food maka kan berdampak status gizi
berlebih dan bahkan dapat menyebabkan datangnya penyakit diabetes (Nugroho
et al., 2020) dan apabila kurang dalam mengkonsumsi buah dan sayur, pasti akan

Poltekkes Tanjungkarang
3

mendatangnya berbagai penyakit yang berkaitan dengan kekurangan gizi


seperti anemia gizi, kekurangan vitamin kekurangan energi protein, dan
kekurangan iodium (Wibowo, Notoatmodjo, & Rohmani, 2013). WHO
menunjukan bahwa sebanyak 31% penyakit jantung dan 11% penyakit stroke
diseluruh dunia disebabkan oleh kurangnya asupan sayur dan buah didalam tubuh
(WHO, 2016). Salah satu dampak yang mulai mengalami peningkatan yaitu
obesitas. Kematian dini dan kehidupan produktif yang hilang karena cacat, 28%
dari kematian di seluruh dunia disebabkan karena rendahnya konsumsi buah dan
sayur. Selain itu, tidak cukupnya buah dan sayur diperkirakan dapat
menyebabkan sekitar 14% dari kematian akibat kanker pencernaan, sekitar 11%
dari jantung dan sekitar 9% kematian stroke. Kurangnya konsumsi sayur dan
buah ini, didukung oleh hasil penelitian Fitriani Umar di kota Pare-pare pada
tahun 2018 yang menyatakan bahwa berdasarkan frekuensi sayur dan buah 82%
anak sering mengkonsumsi sayur dan buah namun berdasarkan jumlah asupan,
100% anak memiliki jumlah asupan yang kurang.
Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu penghasil sayuran terbesar
di Provinsi Lampung setelah Kabupaten Lampung Barat, Lampung Tengah dan
Lampung Timur dengan jumlah produksi sayuran sebesar 213.360 kuintal
dengan luas panen sebesar 3.786 hektar (BPS Provinsi lampung 2014).
Kecamatan Kota Agung memiliki luas tanam sayuran sebesar 68 ha dengan
produksi tanaman sebanyak 979 kuintal/hektar dan produktivitas 143,97 ton. Hal
ini menunjukkan bahwa Kota Agung merupakan salah satu sentra produksi
sayuran terbesar di Kabupaten Tanggamus. Dilihat dari jumlah produksi yang
tinggi maka seharusnya diimbangi dengan pola konsumsi sayuran yang cukup.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, terdapat 14 dari 20
orang siswa jarang mengkonsumsi sayur dan buah. Hal ini membuat peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian terkait gambaran pola konsumsi sayur dan
buah pada siswa kelas 9 di SMPN 1 Kota Agung tahun 2023.

Poltekkes Tanjungkarang
4

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran
pola konsumsi sayur dan buah pada siswa kelas 9 di SMPN 1 Kota Agung Tahun
2023?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pola konsumsi sayur dan buah pada siswa kelas 9 di SMPN 1 Kota Agung
tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui proporsi konsumsi sayur dan buah pada siswa kelas 9 di
SMPN 1 Kota Agung Tahun 2023.
b. Diketahui ketersediaan dalam rumah tangga terhadap sayur dan buah
pada siswa kelas 9 di SMPN 1 Kota Agung Tahun 2023.
c. Diketahui pendapatan keluarga pada siswa kelas 9 di SMPN 1 Kota
Agung Tahun 2023.
d. Diketahui tentang pengetahuan ibu terkait pentingnya sayur dan buah
pada siswa kelas 9 di SMPN 1 Kota Agung Tahun 2023.
e. Diketahui sumber informasi ibu tentang sayur dan buah pada siswa
kelas 9 di SMPN 1 Kota Agung Tahun 2023.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
bagi pembaca khususnya orangtua siswa/I sebagai bahan bacaan dampak
dan penyebab kurangnya mengkonsumsi sayur dan buah pada siswa kelas 9
di SMPN 1 Kota Agung.
2. Manfaat Aplikatif
Dapat dijadikan bahan masukan untuk sekolah agar mempromosikan
pentingnya konsumsi sayur dan buah pada siswa/I di SMPN 1 Kota Agung.

Poltekkes Tanjungkarang
5

E. Ruang Lingkup
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif yang berjudul “Gambaran pola konsumsi sayur dan buah pada siswa
kelas 9 di SMPN 1 Kota Agung tahun 2023” penelitian ini memiliki lima variabel
yang terdiri dari proporsi konsumsi sayur dan buah, ketersediaan dalam rumah
tangga, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu, dan sumber informasi ibu.
Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Kota Agung sejak 8-18 April 2023.

Poltekkes Tanjungkarang

Anda mungkin juga menyukai