Anda di halaman 1dari 8

ANGGOTA KELOMPOK

1. AISHA SEPTIA
2. ANISA PUTRIANA DEWI
3. CHING JIU
4. KESYA CANTIKA
5. NAYLA SYAKIRA
6. SU LIE

KELAS : XI DKV 1

TRADISI, KULINER, DAN BUSANA SUKU MELAYU

⚫ TRADISI

1. tradisi tepung tawar

Tepung tawar satu di antara tradisi masyarakat Melayu yang masih lestari
hingga kini. Tujuan tradisi tersebut memberikan doa selamat.
menempati
Tepung tawar dilaksanakan pada berbagai acara seperti pernikahan, khitanan,
aqiqah, pengukuhan adat, dan naik haji. Kemudian tepung tawar juga
dilakukan untuk penyambutan tamu kehormatan dan rumah baru.

Tepung tawar dilakukan dengan cara menepuk-nepuk bedak pada punggung


telapak tangan dan memercikkan air mawar pada orang yang akan ditepuk
tepung tawar.
2. Saprahan

Saprahan dalam adat istiadat Melayu berasal dari kata “saprah” yang secara
harfiah bearti berhampar yaitu makan bersama dengan duduk lesehan
dilantai secara berkelompok yang mana satu kelompok terdapat 6
orang.Dalam makan saprahan, semua hidangan makanan disusun secara
teratur di atas kain saprah.

3. Betangas

Betangas merupakan tradisi mandi uap dengan menggunakan rempah-rempah


di kalangan masyarakat Melayu.

Betangas merupakan bagian dari proses tradisi pernikahan yang dilalui oleh
calon mempelai, baik itu calon mempelai perempuan maupun calon mempelai
lelaki. Tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi ada manfaat yang bisa digali dari
penerapannya, yakni mengurangi bau badan.

makna dari betangas yaitu membuang bau badan dan membersihkan pori-pori,
sehingga pada waktu bersanding bau badan terasa segar karena pada hari
pesta pernikahan.
4. Arak-arakan

Dalam tradisi Melayu, arak-arakan pengantin merupakan rangkaian prosesi


mengantar mempelai lelaki ke rumah pengantin perempuan. Orang tua ikut
mengantar, mengapit mereka dalam barisan. Seorang kerabat keluarga
memayungi pasangan di belakangnya.

⚫ KULINER
1. Bubur Paddas (Bubur Pedas)

Makanan tradisional yang satu ini sudah tidak asing lagi bagi lidah penikmat
kuliner di Kalimantan Barat. Pasalnya makanan khas masyarakat Kabupaten
Sambas ini tidak hanya bisa ditemukan di Sambas melainkan juga di
Singkawang dan Pontianak.
Bubur paddas atau bubur pedas adalah makanan khas masyarakat Sambas
yang terbuat dari banyak bahan campuran dengan bahan utamanya pakis
lemidi (midding), daun kesum, daun kunyit, daun cekur, parutan kelapa yang
disangrai serta santan.
Bubur paddas ini adalah nama makanan yang bermakna memiliki banyak
bahan campuran di dalamnya. Konon yang benar-benar bisa disebut bubur
paddas apabila terbuat dari 70 bahan dengan bahan utamanya yang telah
disebutkan di atas. Bubur paddas tidak memiliki rasa pedas dan bisa dinikmati
oleh siapa saja.
Konon makanan ini berasal dari ketidaksengajaan Bujang Nadi dan Dare
Nandung yang saat itu bermain masak-masakan. Bubur paddas yang telah
dimasak tersebut kemudian dihidangkan kepada Raja Tan Unggal yaitu raja
yang berkuasa jauh sebelum kekuasaan Ratu Sepudak dan Kesultanan Sambas
(abad ke-16). Setelah mencobanya, bubur paddas menjadi kesukaan Raja Tan
Unggal pada masa itu.

Bagi masyarakat Melayu Kabupaten Sambas, bubur paddas sering dihidangkan


pada saat berbuka puasa di bulan Ramadhan. Selain itu, makanan ini juga
disediakan untuk acara tertentu seperti berkumpulnya sanak saudara dari
jauh. Saat ini bubur paddas bisa dinikmati kapan saja. Bahkan sudah banyak
warung atau tempat makan yang menyediakan menu bubur paddas.

2. Cucur

Makanan yang satu ini mungkin namanya tidak begitu dikenal. Namun kalau
soal rasa, akan sulit untuk dilupakan. Dikenal dengan nama cucur, keduanya
merupakan makanan tradisional masyarakat Sambas terutama suku Melayu.
Makanan tradisional ini terbuat dari tepung beras dengan gula merah yang
dicampur sedikit kapur sirih dan digoreng.

Makanan ini disajikan secara bersamaan bukan tanpa alasan. Kedua makanan
ini merupakan sajian utama untuk ritual tertentu yang berkaitan dengan
pertanian tradisional, nyanggar (pemberian sesajen), pendirian tiang rumah
baru, beinnang (ritual mengusir roh jahat yang mengganggu anak), dan
betambe (proses pengobatan menggunakan dukun).
3. Ukal Inti

Makanan yang satu ini juga masih menggunakan tepung beras dan gula merah.
Bedanya kalau ukal inti pengolahannya dengan cara dikukus. Ukal inti adalah
makanan tradisional masyarakat Sambas yang terbuat dari tepung beras ketan
yang di dalamnya diisi dengan parutan kelapa yang disangrai dan dicampur
dengan gula merah. Kemudian dibungkus menggunakan daun pisang dan
dikukus.

Ukal inti harus menggunakan beras ketan. Jika menggunakan beras jenis lain
maka bentuknya akan keras dan tidak enak untuk dimakan. Untuk penyajian,
makanan ini biasanya juga diperuntukan pada ritual tertentu seperti bepapas
yaitu ritual menolak bala, pendirian tiang rumah baru atau ritual yang
berkaitan dengan pertanian. Meskipun demikian, saat ini ukal inti bisa
dinikmati kapan saja.

4. Pasung

Makanan tradisional yang satu ini hanya bisa ditemukan saat bulan puasa saja
dan hanya disajikan pada 3 hari sebelum Syawal. Pasung ini terbuat dari
tepung beras yang diadon dengan gula merah dan santan. Lalu dikukus dengan
panci yang di dalamnya disediakan batang pisang.
Keunikan dari pasung ini adalah bungkusnya terbuat dari daun pisang dengan
bentuk kerucut.

Pasung ini tidak dinikmati sendiri, tetapi juga dibagikan kepada tetangga. Nah
tetangga juga begitu. Jadi istilahnya pada 3 hari sebelum Idul Fitri diadakan
tradisi bertukar pasung.

5. Amping

Amping padi atau biasa dikenal emping padi merupakan penganan kearifan
lokal yang terbuat dari padi mengkal pilihan.

Produk amping padi memiliki nilai sejarah dan budaya pada masyarakat petani
ladang atau huma, termasuk di Kabupaten Sambas.

Amping padi termasuk produk yang susah untuk didapatkan. Biasanya amping
padi hanya bisa didapati secara terbatas sekali setahun pada saat acara
“mungas taon” atau syukuran panen.
⚫ TARIAN
1. Tari Zapin

Tari Zapin juga merupakan bagian dari ragam tari tradisional khas Kalimantan
Barat, akan tetapi tarian ini cenderung lebih dekat dengan rumpun Melayu
karena kental dengan ajaran nilai-nilai agama Islam.

Tampilan dari Tari Zapin ini mirip dengan Tari Ratoh Jaroeh dari Aceh, yaitu
para penari mengenakan baju adat khas Melayu dan diiringi oleh alunan alat
musik rebana.

Itulah beberapa tarian khas kota Pontianak atau Kalimantan Barat yang kaya
akan budaya dan nilai-nilai luhur, kini tarian tradisional lebih banyak
digunakan untuk kepentingan hiburan saja daripada untuk tujuan asli tarian
tersebut. Mari kita melestarikan ragam tari tradisional Indonesia agar tidak
tergerus oleh zaman.

2. Tari Tandak Sambas

Tari Tandak Sambas berasal dari permainan rakyat, pada zaman dahulu
dilakukan oleh laki-laki. Namun, seiring dengan perkembangan zaman
perempuan juga ikut menarikan Tarian Tandak Sambas dan menimbulkan
kolaborasi tari berpasangan. Meskipun asal-usul pastinya sulit untuk ditelusuri,
tarian ini diyakini telah ada sejak zaman dahulu kala dan diwariskan dari
generasi ke generasi.

Gerakan tarian dilakukan dengan penuh semangat diiringi oleh alat musik
tradisional seperti gong, gendang, dan suling. Salah satu aspek menarik dari
Tarian Tandak Sambas adalah penggunaan kain tenun songket dalam
penampilan para penari. Kain songket adalah kain tradisional Indonesia yang di
tenun dengan benang emas atau perak, dan penggunaannya dalam tarian ini
menambah kesan kemewahan dan keindahan.

Tarian Tandak Sambas memiliki beragam makna yang terkait dengan kehidupan
dan budaya masyarakat Sambas. Salah satunya adalah ekspresi rasa syukur
terhadap alam dan hasil panen. Gerakan tarian ini juga menggambarkan
aktivitas pertanian seperti menanam padi dan memanen hasilnya yang
mencerminkan pentingnya pertanian. Selain itu, tarian ini juga
menggambarkan kisah legendaris dan mitos lokal.
⚫ BUSANA
1. baju teluk belanga

Baju ini Cuma digunakan oleh pria saja.ciri khas baju teluk belanga adalah
busana adat yang memiliki warna polos yang di padukan bersama celana
panjang yang berwarna senada,juga dilengkapi dengan sarung yang di
gunakan sebagai selendang dan dipakai hingga sebatas lutut,dan songket
yang dijadikan sebagai tanjak

2. baju kurung

Baju kurung sering diasosiasi dengan kaum perempuan. Ciri khas baju kurung
adalah rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan dada. Pada
saat dikenakan, bagian paling bawah baju kurung sejajar dengan pangkal paha,
tetapi untuk kasus yang jarang ada pula yang memanjang hingga sejajar
dengan lutut. Baju kurung tidak dipasangi kancing, melainkan hampir serupa
dengan t-shirt, meski begitu tetapi baju kurung ada juga yang memiliki
kancing yang jumlahnya sekitar 3 baris.

Anda mungkin juga menyukai