Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN GEOSAINS PRODI GEOLOGI

POTENSI GEOWISATA GUNUNG KABA, KABUPATEN REJANG LEBONG,


PROVINSI BENGKULU

Disusun oleh :

Fathur Rozik - 2106633134


Muhammad Rifan Fahad - 2106701381
Muhammad Rafli Hidayat - 2106651162
Titania Aulia Putri - 2106654151

DEPOK

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Alasan Memilih Lokasi


Geowisata adalah bentuk pariwisata yang menitikberatkan pada keindahan dan
keunikan geologi serta landscape alamiah suatu daerah. Pemilihan lokasi geowisata
harus didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu seperti keberagaman geologi,
keindahan alam, dan nilai-nilai ilmiah. Berikut adalah alasan-alasan untuk memilih
Gunung Kaba sebagai daerah yang berpotensi untuk geowisata:

a. Keindahan Lanskap dan Pemandangan Alam:


Gunung Kaba terletak di Provinsi Bengkulu, Indonesia, dan dikenal dengan
lanskap alam yang menakjubkan. Pemandangan dari puncak gunung menawarkan
panorama yang spektakuler, termasuk lembah-lembah hijau, danau-danau yang
indah, serta hutan tropis yang luas.

b. Keberagaman Geologi:
Daerah sekitar Gunung Kaba memiliki keberagaman geologi yang tinggi. Gunung
ini adalah stratovolcano yang terbentuk oleh aktivitas vulkanik. Studi geologi di
daerah ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang evolusi geologis
wilayah tersebut.

c. Potensi Aktivitas Vulkanik:


Aktivitas vulkanik yang masih berlangsung di sekitar Gunung Kaba menambah
daya tarik geowisata. Studi tentang aktivitas vulkanik ini bisa menjadi daya tarik
bagi pengunjung yang tertarik pada fenomena alam dan kehidupan geologi.

d. Keberagaman Hayati:
Daerah sekitar Gunung Kaba kaya akan keanekaragaman hayati. Dalam kajian
geowisata, dapat ditekankan betapa eratnya hubungan antara bentang alam,
geologi, dan keanekaragaman hayati.

e. Keunikan Budaya Lokal:


Pada beberapa lokasi geowisata, budaya lokal juga dapat menjadi bagian dari
daya tarik. Masyarakat sekitar Gunung Kaba dengan budaya dan tradisi khas
mereka dapat memberikan pengalaman yang berkesan bagi para pengunjung.
f. Potensi Edukasi dan Penelitian:
Gunung Kaba menawarkan potensi besar sebagai pusat edukasi dan penelitian
geologi. Para peneliti dan mahasiswa dapat melakukan studi tentang vulkanologi,
seismologi, dan geologi regional di daerah ini.

g. Dukungan Infrastruktur dan Aksesibilitas:


Keberhasilan destinasi geowisata juga tergantung pada dukungan infrastruktur
dan aksesibilitas. Gunung Kaba dapat dijangkau dengan baik, dan dengan
pembangunan infrastruktur yang tepat, pengunjung dapat dengan mudah
menikmati keindahan alam dan fenomena geologi yang ditawarkan.

2. Permasalahan yang Ditemukan


Gunung Kaba, yang terletak di Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi
Bengkulu, Indonesia, adalah gunung berapi aktif tipe A. Gunung ini pernah meletus
pada tahun 1600 dan masih aktif hingga saat ini. Terdapat delapan kawah di gunung
ini, di mana lima di antaranya tertutup oleh vegetasi. para wisatawan dari pulau
Sumatera dan luar pulau sering mendaki gunung ini, menikmati pemandangan indah
dari ketinggian 1.962 meter di atas permukaan laut. Dari puncak Gunung Kaba,
dapat terlihat pemandangan Kota Curup, gugusan pegunungan Bukit Barisan, Bukit
Bungkuk, sampai Bukit Telunjuk. Puncak gunung ini dihiasi dengan tiga buah
kawah yang cukup indah untuk dinikmati.

Namun dibalik keindahan itu semua masih ada beberapa permasalahan yang dapat
ditemukan seperti, belum adanya regulasi mengenai batas tarif yang pasti bagi
angkutan dari dan ke Gunung Kaba maupun tarif di sekitar daerah wisata tersebut.
Permasalahan berikutnya yang muncul adalah mengenai aktivitas Gunung Kaba
yang tergolong aktif hingga saat ini mengakibatkan perlu adanya langkah mitigasi
bencana serta studi kelayakan daerah rawan bencana baik pada radius 2 km dari
kawah hingga pada puncak gunung berapi tersebut bagi masyarakat sekitar dan
wisatawan. Kemudian permasalahan yang terakhir adalah kurangnya petunjuk arah
yang jelas serta papan informasi yang atraktif pada saat berada di kawasan wisata
Gunung Kaba.
3. Alasan Daerah Perlu Dikonservasi
TWA Bukit Kaba adalah wilayah yang unik dan seharusnya dilestarikan karena
keanekaragaman hayati yang kaya, termasuk berbagai spesies mamalia, burung, dan
reptil seperti harimau Sumatera, beruang matahari, dan kucing leopard, serta
berbagai macam flora seperti Rafflesia arnoldii dan Garcinia sp. Selain itu, geologi
daerah ini juga unik, dengan pembentukan gunung berapi Qv dan keberadaan kawah
Gunung Kaba, menjadikannya situs penting untuk penelitian geologi dan konservasi.

a. Keanekaragaman Hayati
TWA Bukit Kaba memiliki keanekaragaman fauna baik dari jenis mamalia,
burung, dan reptilia. Beberapa jenis mamalia diantaranya adalah harimau
sumatera (Panthera tigris sumatrae), beruang madu (Helarctos malayanus),
biawak (Varanus salvator), macan dahan (Neofelis nebulosa), babi hutan (Sus
scrofa), kucing hutan (Felis bengalensis), rusa (Cervus unicolor), kijang
(Muntiacus muntjac), tupai (Tupaia sp.), lutung (Presbytis cristata), beruk
(Macaca nemestrina), dan siamang (Hylobates syndactylus. Flora yang tumbuh di
TWA Bukit Kaba antara lain jenis pasang (Querqus sp.), pandan duri (Pandanus
sp.), beringinberinginan (Ficus sp.), bunga padma (Rafflesia arnoldii), bunga
bangkai (Amorphophallus titanum), kempas (Koompassia malaccensis), balam
(Palaquium gupta), manggis-manggisan (Garcinia sp.), laban (Vitex sp), pelawan
(Tristania sp.), bambu (Bamboosa sp.), pisang (Musa sp.), senduduk (Melastoma
sp.), bintangur (Calophyllum pulcherrimum), aren (Arenga pinnata), pinang
(Areca catechu), dan beraneka ragam jenis anggrek alam dan lumut (BKSDA
Bengkulu, 2018).

b. Keanekaragaman Geologi
Geologi dan Tanah Bentang alam perbukitan di TWA Bukit Kaba, terbentuk dari
proses geologi yang menghasilkan formasi geologi yaitu formasi gunung api
quarter (Qv). Formasi gunung api kuarter (simbol Qv) adalah litologi lava
bersusunan andesit sampai basal, tuff, dan breksi lahar dari Bt. Daun (Qvdn).
Gambar 1. Peta Formasi Bentang Alam di TWA Bukit Kaba

4. mengapa lokasi jadi tempat ideal untuk mengkomunikasikan ide geosains


tertentu
Gunung Kaba merupakan tempat yang ideal, dikarenakan memiliki keragaman
hayati dan juga geologi yang beragam. Dimana didapatkan dua big ideas in
geoscience yaitu, Big Idea 3 “Earth is a complex system of interactions between
rock, water, and life” dan Big Idea 5 “Earth is the water planet”.

Big Idea 3: Earth is a complex system of interactions between rock, water, and life

yang berisikan bahwa bumi terdapat 4 sistem major yaitu geosphere, hydrosphere,
atmosphere, dan biosphere yang saling berinteraksi satu dengan lainnya. Pada
Gunung Kaba, terdapat air terjun batu jelapang, kawah biru, dan lain-lain yang mana
menjelaskan bahwa kenampakan pada situs-situs tersebut diakibatkan karena adanya
pergerakan massa yang memicu pergerakan tektonik dan juga aktivitas gunung
berapi sehingga terbentuklah bentang alam tersebut.

Big Idea 5: Earth is the water planet


Big idea ini menjelaskan bahwa air terdapat dan dapat ditemukan di seluruh tubuh
bumi, dimana pada situs di gunung kaba yaitu kawah biru dan sumber air panas air
Sempiangi. Terdapat manifestasi panas bumi yang dapat dilihat dari mata air panas
yang terdapat pada Air Sempiangi dan kawah yang terdapat pada Kawah Biru.

B. Narasi

1. Fakta-fakta tentang lokasi


Secara geografis, Bengkulu terletak pada koordinat 30°45’ – 30°59’ Lintang Selatan
dan 102°14’ – 102°22’ Bujur Timur. Posisi geografis tersebut terletak di pantai
bagian Barat Pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Secara umum bagian tengah Peta Geologi Lembar Bengkulu dan sekitarnya (S.
Gafoer, T. C. Amin dan R. Pardede, 1992)skala 1: 250.000, ditempati oleh beberapa
gunungapi muda, antara lain Bukit Dingin dengan ketinggian mencapai 2.020 m di
atas permukaan laut (dpl), Bukit Balai (1.683 m dpl), Bukit Condong (2.079 m dpl),
Bukit Daun (2.467 m dpl), Gunung Hulupalik (2.493 m dpl), danBukit Gendahululai
(2.130 m dpl). Gunung-gunung tersebut membentuk jajaran gunung api strato
sebagai bagian dari rangkaian Pegunungan Bukit Barisan dengan arah yang umum
terbentang dari Barat Laut – Tenggara. Di bagian Barat dan Timur dibatasi oleh
perbukitanbergelombang, setempat dengan timbulan tajam terdapat di bagian Utara
dan Selatan. Daratan Sempit terdapat setempat-setempat di daerah pantai pada
bagian Barat Daya.

Provinsi Bengkulu memiliki berbagai potensi ekonomi yang dapat mengangkat


perekonomian daerah ini, antara lain :

a. Sektor Pertambangan Potensi tambang galian di Provinsi Bengkulu cukup


beragam dari batubara, emas, pasir besi, batu gamping, serta bahan galian C
seperti pasir dan batu. Selain tambang galian, Bengkulu juga memiliki berbagai
sumber energi yang dapat diberdayakan.
b. Panas bumi yang muncul pada jalur patahan (sesar) seperti di Kabupaten Rejang
Lebong Dan Kabupaten Bengkulu Selatan, mempunyai potensi cukup besar
untuk membangkittenaga listrik. Energi panas bumi dimaksud terdapat di Bukit
Daun sebanyak 250 MW,tambang Sawah 400 MW dan Gedang Hulu Lais 500
MW.
c. Energi air yang banyak di Provinsi Bengkulu, masih banyak yang belum
diberdayakan menjadi PLTA terdapat di: Kabupaten Rejang Lebong terdapat 15
lokasi sumber energi air dengan total kapasitas 20.772 KW. Kabupaten
Bengkulu Utara terdapat 25 lokasi sumber energi air dengan total kapasitas
3.031 KW. Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat 19 lokasi sumber energi air
dengan total kapasitas 11.603 KW.
d. Sektor Kelautan dan Perikanan Dengan letak strategis Provinsi Bengkulu di
pantai barat Sumatera dan menghadap ke Samudra Hindia maka daerah ini
memiliki potensi ekonomi yang cukup besar di sektor perikanan. Bengkulu
memiliki panjang pantai mencapai 500 km², luas laut teritorial 53.000 km² dan
luas zona ekonomi eksklusif (ZEE) 685.000 km². Adapun jenis-jenis ikan yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi.Daerah alam bengkulu mempunyai potensi
mineral dan batubara yang sangat berprospek secara ekonomi, keterdapatan
batubara banyak ditemukan di daerah Bengkulu Utara dan Selatan, sedangkan
potensi emas terdapat di kisaran pejajaran bukit barisan, kisaran kabupaten
rejang lebong dan daerah kecamatan puteri hijau yang mempunyai potensi emas
yang belum terlalu di eksplorasi lebih lanjut.

2. Tatanan Geologi

Peta Geologi daerah Penelitian, Bengkulu (Kusnadi dkk, 2011)


● Struktur Geologi: Gunung Kaba terdiri dari batuan produk gunung api, seperti
aliran lava dan piroklastik. Selain itu, terdapat identifikasi struktur geologi berupa
gawir sesar, kekar, kelurusan manifestasi, kelurusan pusat erupsi, dan pola kontur.

● Satuan Geomorfologi: Daerah penelitian di sekitar Gunung Kaba terdiri dari


beberapa satuan geomorfologi, seperti kaki Kaba, pedataran, dan khuluk Danau
Mas. Pola aliran sungai yang berkembang pada satuan morfologi ini
menunjukkan adanya erosi yang dominan ke arah vertikal dan lateral.

● Jenis Batuan: Berdasarkan analisis petrografi, batuan di daerah penelitian


termasuk basalt scoria, basalt, andesit, basanit/tefrit, dan dasit.

● Geokimia: Analisis geokimia menunjukkan bahwa batuan beku di daerah


penelitian terdiri dari andesit, basaltic andesite, trachyandesite, basanit/tefrit,
basalt, dan dasit.

3. Situs-situs Geologi Potensial yang mendukung narasi (minimal 5 situs)

Situs pertama adalah kawah biru, yang terletak di puncak gunung kaba. Terdapat
kawah yang berwarna biru cenderung hijau toska.
situs kedua bukit hitam, yang terletak di Desa Wisata Air Sempiangi. Bukit hitam di
kawasan itu terbentuk oleh unsur batu hitam galena yang merupakan jenis batuan
mineral. Bukit bebatuan ini terbentuk oleh alam dan tersusun oleh senyawa timbal,
sulfida atau dalam rumus kimia yaitu Pbs.

Situs ketiga Sumber air panas di Desa Air, yang terletak di areal perbukitan Kebun
Teh Kaba Wetan. Menuju ke lokasi pun tidak memerlukan energi ekstra karena TWA
Kaba Wetan berada di jalan poros penghubung antar desa yang kondisi jalannya
sudah diaspal.
Situs keempat, Gua Siyoa, yang terletak di Gua ini berada di perbatasan TWA Bukit
Kaba. Mulut gua ber diameter 1,5 meter. Kedalaman gua itu tidak kurang dari 10
meter.

Situs kelima, air terjun batu jelapang. Terlihat pepohonan asli tanaman hutan masih
dapat dijumpai di kawasan ini. Ditambah, air yang bersumber dari pegunungan TWA
Bukit Kaba.
4. Jelaskan bagaimana situs-situs geologi di atas mendukung konsep geosains
yang ingin kalian komunikasikan?

Situs-situs geologi seperti air terjun dan mata air panas memiliki peran penting
dalam mendukung konsep geosains, khususnya terkait interaksi antara batuan dan
air, serta konsep kehidupan air. Berikut adalah penjelasan mengenai bagaimana
situs-situs tersebut mendukung konsep geosains tersebut:

● Konsep 3 (Interaksi antara Batuan dan Air):


➢ Air Terjun:
■ Air terjun sering kali terbentuk oleh erosi air yang kuat yang mengalir
melalui batuan. Proses ini menciptakan saluran air yang dalam dan
menyajikan potret jelas tentang bagaimana air berinteraksi dengan lapisan
batuan.
■ Dalam air terjun, dapat terlihat pembentukan goresan dan pola aliran air
yang mencerminkan sifat batuan di sekitarnya. Bebatuan yang terpapar oleh
air terjun dapat menunjukkan dampak erosi dan abrasi.

➢ Mata Air Panas:


■ Mata air panas seringkali terkait dengan aktivitas geotermal di bawah
permukaan tanah. Air panas dapat meresap melalui rekahan-rekahan batuan
dan kemudian muncul ke permukaan melalui mata air panas.
■ Sifat air panas, seperti suhu dan kandungan mineral, mencerminkan
karakteristik batuan yang dilalui oleh air di bawah tanah. Contohnya, air
panas yang mengandung belerang dapat menunjukkan adanya batuan sulfur
di kedalaman.

● Konsep 5 (Kehidupan Bumi dan Air):


➢ Air Terjun:
■ Air terjun sering kali menjadi habitat bagi berbagai bentuk kehidupan air,
seperti lumut, ganggang, dan mikroorganisme. Kehidupan ini dapat
tergantung pada keberadaan air yang konstan dan kelembaban yang tinggi di
sekitar air terjun.
■ Selain itu, air terjun yang menyediakan air yang bersih dan oksigenasi dapat
mendukung keberlanjutan kehidupan bagi organisme akuatik seperti ikan
dan serangga air.
➢ Mata Air Panas:
■ Mata air panas dapat menjadi lingkungan yang unik untuk kehidupan
mikroba ekstrem yang dapat bertahan pada suhu tinggi dan kondisi kimia
yang khas dari mata air panas geotermal.
■ Kehidupan di sekitar mata air panas seringkali berkaitan erat dengan
karakteristik kimia air, termasuk keberadaan mineral yang mungkin
mendukung pertumbuhan mikroorganisme tertentu.

Dengan demikian, eksplorasi dan studi pada situs-situs geologi seperti air terjun dan
mata air panas dapat memberikan wawasan mendalam tentang kompleksitas
interaksi antara batuan dan air, serta mendukung pemahaman tentang kehidupan air
di lingkungan geologis tertentu. Hal ini konsisten dengan prinsip-prinsip geosains
yang menganalisis dan memahami hubungan dinamis antara geologi dan lingkungan
hidup.
REFERENSI

Anthony, J. W., et al., (1997). Handbook of Mineralogy. Chantilly, VA, US: Mineralogical
Society of America

Wohletz, K. and Heiken, G. (1992) Volcanology and geothermal energy, Berkeley, United
States: University of California Press.

Tim Asisten Praktikum. (2023). Modul Praktikum Geologi Panas Bumi. Depok:
Universitas Indonesia, FMIPA Geologi

Supriatna, J., & Manan, A. (2008). Geological Aspects of Kaba Volcano, Bengkulu, South
Sumatra, Indonesia. Jurnal Ilmu Dasar, 9(2), 119-125.

Setiawan, I., Suhardjono, S., & Risdianto, D. (2018). Assessment of Tourism Potential for
The Development of Tourism Objects of Kaba Mountain in Bengkulu. IOP Conference
Series: Earth and Environmental Science, 122(1), 012091.
doi:10.1088/1755-1315/122/1/012091.

Kusnadi, D., Nurhadi, M., dan Suparman. (2011). Penyelidikan Terpadu Geologi dan
Geofisika Daerah Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu" (kelompok
program penelitian panas bumi(ed);1st ed). Bidang Energi.

W, M. E. J., Dr. Eng. Ir. Lucas Donny Setijadji, S.T., M.Sc., I., & Dr. Haryo Edi Wibowo,
S.T., M. S. (2022). Geologi Bagian Timur Laut Kompleks Gunung Api Kaba, Provinsi
Bengkulu. Universitas Gadjah Mada.

David Hutahayan, Sp, M.Si. Pesona wisata Bukit Kaba. Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan.

Anda mungkin juga menyukai