BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Geologi merupakan suatu bidang Ilmu pengetahuan kebumian yang
mempelajari segala sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah
ada.Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek,
mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan
suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Seorang ahli
geologi mempunyai tugas disamping melakukan penelitian-penelitian untuk
mengungkapkan misteri yang masih menyelimuti proses-proses yang
berhubungan dengan bahan-bahan yang membentuk bumi, gerak-gerak dan
perubahan yang terjadi seperti gempa-bumi dan meletusnya gunung api, juga
mencari dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita butuhkan yang diambil
dari dalam bumiseperti bahan tambang, minyak dan gas bumi. Dengan demikian,
maka dilakukan ekskusri untuk menambah pengetahuan di Geopark Merangin,
Jambi.
Geopark Merangin merupakan situs geologi yang ada di kabupaten
Merangin, Provinsi Jambi.Geopark Merangin merupakan salah satu dari 5 situs
geopark nasional yang ada di Indonesia.Kawasan geopark ini, termasuk Geopark
Merangin, memiliki tiga unsur penting dan saling terkait yaitu keragaman geologi
(geodiversity), keragaman biologi (biodiversity) dan keragaman budaya (cultural
diversity).Kawasan ini memiliki kemanfaatan sebagai sumber informasi geologi
bagi perkembangan ilmu geologi.
Dikarenakan fakta bahwa kawasan Geopark Merangin Jambi merupakan
situs geologi dengan kekayaan geologi yang tinggi, maka kawasan ini perlu untuk
dieksplorasi lebih lanjut.Hal ini karena hasil yang didapatkan dapat dimanfaatkan
untuk perkembangan ilmu geologi, khususnya untu mengembangkan provinsi
Jambi. Selain itu, eksplorasi kawasan ini juga dapat bertujuan untuk
pengembangan kawasan ini dalam rangka menjadikan Geopark Merangin Jambi
menjadi salah satu situs geologi dunia yang diakui oleh UNESCO.Oleh karena itu,
kegiatan ekskursi ini perlu dilakukan dalam rangka mengetahui lebih lanjut
1
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
tentang situs geologi yang dimiliki oleh Provinsi Jambi ini serta dapat apa saja
yang terdapat dalam Geopark Merangin Jambi.
I.2 Maksud dan Tujuan
Laporan ini di buat untuk memenuhi syarat kegiatan ekskursi pada mata
kuliah Pengantar Geologi pada program studi Teknik Geofisika Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Jambi.
Tujuan dari ekskursi Pengantar Geologi ini antara lain :
1. Mahasiswa mampu menentukan titik koordinat lokasi penelitian di
Geopark Merangin.
2. Mahasiswa mampu menggunakan peralatan GPS dan Kompas Geologi
3. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan jenis batuan yang ada di
Geopark Merangin.
4. Mahasiswa mampu memahami litologi di stop site pada ekskursi
Pengantar Geologi
2
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
II.1 Morfologi
Wilayah kajian, secara fisiografi termasuk ke dalam kawasan peralihan
antara mandala pegunungan Barisan dan Daerah Rendah Sumtra Bagian Timur
(Versteppen, 1973).Morfologi kawasan ini didominasi oleh dataran
menggelombang, dengan undulasi yang tidak begitu kasar.Rangkaian punggungan
topografi yang menempati wilayah ini umumnya searah dengan sumbu pulau
Sumtra, yaitu Baratlaut-Tenggara, namun sebagian ada juga yang memotong arah
jurus perlapisan batuan sedimen. Ketinggian wilayah yang dimulai dari kawasan
Taman Nasional Kerinci-Seblat di wilayah Kerinci, batuan sedimen terlipat kuat,
kawasan intrusi, dan kawasan batuan sedimen terlipat lemah adalah dari 2800 m
sampai 400 m dpl. Vegetasi bervariasi dari mulai hutan hujan – hutan produksi
yang cukup rimbun, kawasan-kawasan budidaya yang umumnya tidal lebat, serta
setempat berupa ladang dan semak belukar karet, kebun kopi, serta kelapa sawit.
II.2 Stratigrafi
Hasil penelitian paleomagnet menunjukkan Pulau Sumatera pada zaman
Parem Atas-Jura Awal (250-290 juta tahun lalu) berada pada 40o di sebelah Utara
yang kemudian dari rekontruksi tektonik lempeng Sumatera pecah akibat benturan
Benua Indian dan Eurasia sehingga terseret dan berpindah dari Cathaysia melalui
sistem patahan-patahan besar di Asia Timur dan Asia Tenggara. Lempengan
inilah yang saling mengunci pulau Sumatera dan menghasilkan keragaman
Geologi yang bernilai warisan Geologi.
Paleopora Cathaysian dan Euramerican yang ditunjukkan oleh elemen
paleoflora yang dikandungnya menurut ke ’Flora Jambi’ merupakan salah inti
penyebaran migrasi paleoflora ke seluruh dunia (paleoflora Cina Utara lebih
muda). Mintakat Sumatera bagian Barat dihuni oleh fauna air hangat dan ‘flora
jambi’ berhubungan dengan paleoflora Cathaysian, sedangkan mintakat Sumatera
Bagian Timur dihuni fauna air dingin dengan batuannya sama dengan Australia
Barat Laut.
Menurut Suwarna 1998 daerah Geopark Merangin tersusun oleh beberapa
formasi tua yang berumur dari Permian sampai Holosen.Hal ini menandakan
3
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
a. Formasi Mengkarang
Satuan batuan ini berupa perselingan batu pasir, batulanau, batu lempung,
serpih, tuf, dan konglomerat. Umumnya tekersikan serta sisipan batu bara.
4
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
Batu pasir, kelabu terang gelap, berbutir halus kasar, membundar tanggung dan
terpilah buruk, tebal setiap lapisan antara 0,5 – 2,5 m. Kuarsa, felspar,
lempung, kalsit, dan klorit merupakan komponen utama batu pasir, dengan
massa dasar lempung, felspar dan kalsit.
Batu lanau, kelabu gelap, tufan,agak pasiran, mengandung fosil tumbuhan,
tebal lapisan antara 0,2 -3,0 m, berlapis kurang baik. Batu lempung, kelabu
kecoklatan-kehijauan. Serpih, kelabu gelap kehitaman, berlapis baik,
mengandung fosil brakhoipoda dan tumbuhan, tebal setiap lapisan 1-1,5 m,
setempat mengandung lapisan batu bara tipis-tipis. Tuf, kelabu gelap,
bersusunan basa-asam,klastika,setempat berselingan dengan batu gamping dan
sisipan batu bara setebal 15 cm; berlapis baik, terdapat juga kepingan kayu
tekersikkan dan stigmaria, tebal lapisan tuf ini berkisar dari 0,5 – 1,5 m.
Konglomerat aneka bahan kelabu kehijauan dan kecoklatan, komponen yang
berukuran 0,5-20 cm dominan terdiri atas batuan gunung api (basal dan
trakhit), serpih, batu pasir halus, dan granit; setempat berselingan dengan tuf
bersusun dasit; tebal runtuhan 0,15 -10 m.
Batu gamping jenis wackestone, kelabu gelap kehitaman, sebagai sisipan
dalam serpih, setempat dolomitan, termalihkan lemah, terlipat kuat,
berselingan dengan tuf basa. Fosil yang terkandung adalah fusulina,
fusulinella, Bellerophon, Pseudoschwagerina meraginensis Thompson,
Schwagerina rutischi Thompson, dan Bivalvia. Selain itu juga ditemukan pula
fosil ganggang, ganggang-pseudo,foraminifera kecil, fusulionid, dan koral
yang menunjukkan umur Asselian (Perem awal) (Beauvais drr.,1984). Dapat
disimpulkanbahwa umur kumpulan fosil tersebut berkisar dari Sakmarin –
Artinskian ( awal Perem – akhir Perem Awal).
Formasi Mengkarang ini secara keseluruhan diduga terendapkan di
lingkungan darat – laut dangkal, berlumpur, dalam kondisi rezim energi
rendah, berdekatan dengan suatu busur kepulauan gunung api. Sebarannya
terletak di Sungai Mengkarang, Karing, Merangin, Ketiduran, dan Titi
Meranti.
5
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
6
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
b. Granit Tantan
Batuan ini terdiri atas granit, granodiorit, dan aplit. Granit biotit-
horenblenda, terubah; secara plagioklas terubah menjadi klorit dan epidot;
hipidiomorfis – subporfiritik; fenokris K-Na felsper sebagian terkloritkan dan
terkaolinkan; sebagai plagioklas, ortoklas, dan kuarsa membentuk tekstur
granofir.Granodiorit biotit-horenblenda, terubah sebagian horenblenda terubah
menjadi biotit, dan klorit; serisit berupa ubahan dari plagioklas dan ortoklas,
sedangkan kaolin berasal dari ortoklas; mengadung senolit diorit-kuarsa.
Aplit, aplogranit, terubah,epidot ubahan dari mineral mafik.Tonalit (diorit
kuarsa), terubah, piroksen, dan horenblenda sebagian terubah menjadi epidot,
klorit, dan serisit.Satuan batuan umumnya tergerus dan tersesarkan, serta
terlapuk kuat; menerobos Formasi Mengkarang dan Telukwang dan
bersentuhan tektonik dengan formasi peneta. Umur mutlak satuan batuan
adalah 171,50± 1.30 juta tahun yang lalu dan 200 ± 10,0 juta tahun yang lalu
atau Trias Akhir – Jura Awal. Singkapannya terdapat di kiri dan kanan sungai
Merangin sekitar Dusun Airbatu.
c. Formasi Peneta
Bagian bawah formasi ini tersusun onlehbatulanau, serpih dan batu pasir
berbutir halus – menengah yang termalihkan dengan sisipan batugamping yang
terubah dan sebaran batu sabak yang setempat-setempat.Ke arah atas satuan
lebih dominan batu pasir kasar dan konglomerat.
Batu lanau secara setempat terdapat lensa—lensa batu pasir
yangmengandung mineral pirit. Bagian bawah formasi ini tersusun oleh
batulanau, serpih, dan batupasir berbutir halus – menengah yang termalihkan
lemah; sisipan batugamping malih, dan setempat batusabak.iorite atas, satuan
berangsur menjadi batupasir kasar dan konglomerat, mengandung sisipan
batupasir kuarsa.Batulanau, secara setempat, mengandung lensa - lensa
batupasir yang bertenaga kuat dan kaya akan pirit. Seringkali ditemukan
batuan yang tergerus dan tekersikkan. Pirit juga tersebar di dalam batusabak,
batupasir - meta, dan serpih.
Struktur perlapisan sejajar dan bersusun, slumping, serta perdaunan umum
ditemukan.Kumpulan fosil moluska dalam satuan batuan menunjukkan umur
7
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
8
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
andesit – basalt formasi palepat, yang selain menghasilkan lava juga batuan
klastika gunung api. Kegiatan ini ditafsirkan terjadi di busur kepulauan bergunung
api dengan rangkaian terumbu, yang erat kaitannya dengan lajur penujaman.
Berdasarkan analisis kemagnetan purba, formasi mengkarang terendapkan pada
posisi 300 LU (Wahyono drr, 1996),dan telah mengalami rotasi searah jarum jam
sejak perm.Pada akhir Trias – awal jura,terjadi penerobosan granit tantan terhadap
terhadap batuan berumur perm, yang disertai dengan pencenanggan pemalihan
regional berderajat rendah. Kegiatan penurunan yang berlangsung dari jura tengah
sampai kapur awal, pada kala jura akhir – awal kapur ditandai dengan terendapkan
batuan sedimen klastika halus formasi paneta.
Penerobosan oleh granit aria, pada kapur tengah, terhadap formasi paneta,
diikuti oleh oleh pencanangan, pengangkatan, dan pemalihan berderajat rendah
pada batuan formasi tersebut. Kegiatan tektonika ini, diikuti oleh penggabungan
antara blok mengkarang – palepat dan blok paneta dalam bentuk kontak tektonik
atau sesar naik,yang diduga berlangsung pada kapur akhir.Tektonika miosen
tengah – awal pilosen ditandai oleh pengangkatan jalur barisan. di kawasan busur
– belakang terendapkan batuan sedimen klastika formasi muaraenim dalam
kondisi susutlaut, lingkungan peralihan. Pada kegiatan tektonika selanjutnya,
yakni pilo plistosenn, seluruh daerah terangkat,diikuti oleh pengerosian,dan
terbentuknya sesar mendatar menganan berarah barat laut-tenggara,dan perlipatan.
Pada saat kegiatan tektonika ini,pengendapan batuan sedimen klastika gunung api
formasi kasai berlangsung.
9
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
BAB III
HASIL LAPANGAN
10
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
struktur batuan massif. Derajat granularitasnya yaitu fanerik, serta pada tekstur
batuan derajat kristalisasinya Holokristalin, dengan relasi equigranular.Komposisi
mineral pada batuan ini adalah muskofit, kafelspar, dan kuarsa.Ganesa pada
batuan ini yaitu terjadi secara pembentukan dalam atau intrusi dalam.
11
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
12
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
13
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
= 0183373dan Y=9761827. Pada lokasi yang terakhir pada desa air batu ini
ditemui air terjun yang disebabkan oleh sesar turun atau zona lemah. Dimana
daerah lain turun sedangkan daerah lainnya tetap.
14
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
merupakan salah satu lokasi yang memiliki formasi Mengkarang. Lokasi dapat di
akses menggunakan kendaraan atau berjalan kaki.
15
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
BAB IV
KESIMPULAN
1. Mahasiswa mampu menentukan koordinat pada peta
2. Dengan menggunakan alat (GPS) dan peta topografi kita dapat
menentukan titik koordinat suatu lokasi.
3. Ada 3 sampel batuan yang terdapat di jeram ladeh yaitu granit, syenit,
andesit.
4. Mahasiswa mengetahui litolgi di kawasan Geopark Merangin khususnya
di setiap stop site yang dilewati saat ekskursi Pengantar Geologi.
16
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
BAB V
KESAN DAN PESAN
V.1 Kesan : Baru pertama ini saya melakukan kuliah lapangan. Banyak
pengalaman, cerita yang sangat bermakna disini.Selain itu, ekskursi ini sangat
banyak berguna bagi kita menambah wawasan.Selain ilmu alam kita juga
mendapat latihan fisik, rasa kekeluargaan.Tapi pada ekskursi ini kita tidak bisa ke
sungai mengkarang dikarenakan air sungai naik.
V.2 Pesan : Semoga ekskursi pengantar geologi untuk selanjutnya lebih baik lagi
dan semoga bisa berkunjung ke sungai mengkarang.
17
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
BAB VI
DOKUMENTASI
18
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
19
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
20
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
DAFTAR PUSTAKA
Barber A.J, Crow M. J, 2000, A critical evaluation of tectonic models for the
development of Sumatra,5 – 8.
Barber A.J, Crow M.J, 2008, Thematic Article Structure of Sumatra and its
implications for the tectonic assembly of Southeast Asia and destruction of
Paleotethys, Journal corrpilation Blackwell Publishing Asia Pty Ltd, 3 – 20.
Dozier Geopark Merangin, Provinsi Jambi, 2011.
Suwarna, 1998, Lembar Peta Geologi Geopark Merangin Site Paleobotani Park,
Badan geologi.
Tim Pengabdian Prodi Teknik Geologi, Universitas Jambi, 2016.
Oki Oktriadi, 2011, Menuju Geopark Merangin Provinsi Jambi, Badan Geologi, 28 –
37.
21
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
Lampiran
22