Anda di halaman 1dari 22

Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Geologi merupakan suatu bidang Ilmu pengetahuan kebumian yang
mempelajari segala sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah
ada.Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek,
mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan
suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Seorang ahli
geologi mempunyai tugas disamping melakukan penelitian-penelitian untuk
mengungkapkan misteri yang masih menyelimuti proses-proses yang
berhubungan dengan bahan-bahan yang membentuk bumi, gerak-gerak dan
perubahan yang terjadi seperti gempa-bumi dan meletusnya gunung api, juga
mencari dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita butuhkan yang diambil
dari dalam bumiseperti bahan tambang, minyak dan gas bumi. Dengan demikian,
maka dilakukan ekskusri untuk menambah pengetahuan di Geopark Merangin,
Jambi.
Geopark Merangin merupakan situs geologi yang ada di kabupaten
Merangin, Provinsi Jambi.Geopark Merangin merupakan salah satu dari 5 situs
geopark nasional yang ada di Indonesia.Kawasan geopark ini, termasuk Geopark
Merangin, memiliki tiga unsur penting dan saling terkait yaitu keragaman geologi
(geodiversity), keragaman biologi (biodiversity) dan keragaman budaya (cultural
diversity).Kawasan ini memiliki kemanfaatan sebagai sumber informasi geologi
bagi perkembangan ilmu geologi.
Dikarenakan fakta bahwa kawasan Geopark Merangin Jambi merupakan
situs geologi dengan kekayaan geologi yang tinggi, maka kawasan ini perlu untuk
dieksplorasi lebih lanjut.Hal ini karena hasil yang didapatkan dapat dimanfaatkan
untuk perkembangan ilmu geologi, khususnya untu mengembangkan provinsi
Jambi. Selain itu, eksplorasi kawasan ini juga dapat bertujuan untuk
pengembangan kawasan ini dalam rangka menjadikan Geopark Merangin Jambi
menjadi salah satu situs geologi dunia yang diakui oleh UNESCO.Oleh karena itu,
kegiatan ekskursi ini perlu dilakukan dalam rangka mengetahui lebih lanjut

1
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

tentang situs geologi yang dimiliki oleh Provinsi Jambi ini serta dapat apa saja
yang terdapat dalam Geopark Merangin Jambi.
I.2 Maksud dan Tujuan
Laporan ini di buat untuk memenuhi syarat kegiatan ekskursi pada mata
kuliah Pengantar Geologi pada program studi Teknik Geofisika Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Jambi.
Tujuan dari ekskursi Pengantar Geologi ini antara lain :
1. Mahasiswa mampu menentukan titik koordinat lokasi penelitian di
Geopark Merangin.
2. Mahasiswa mampu menggunakan peralatan GPS dan Kompas Geologi
3. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan jenis batuan yang ada di
Geopark Merangin.
4. Mahasiswa mampu memahami litologi di stop site pada ekskursi
Pengantar Geologi

l.3 Waktu dan Tempat


Ekskursi Pengantar Geologi Geopark – Merangin dilaksanakan pada tanggal
6-8 Desember 2019.
NO Hari,Tanggal Tempat Koordinat
1. 7 Desember 2019 Desa Air Batu X : 0181237
Y : 975943
Jeram Ladeh X : 0182030
Y : 9759630
Teluk Gedang X : 0182820
Y : 976072
Muara Karing X : 0183373
Y : 9761827
2. 8 Desember 2019 Sungai mengkarang X : 018599
Y : 9758771

2
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB II
GEOLOGI REGIONAL
II.1 Morfologi
Wilayah kajian, secara fisiografi termasuk ke dalam kawasan peralihan
antara mandala pegunungan Barisan dan Daerah Rendah Sumtra Bagian Timur
(Versteppen, 1973).Morfologi kawasan ini didominasi oleh dataran
menggelombang, dengan undulasi yang tidak begitu kasar.Rangkaian punggungan
topografi yang menempati wilayah ini umumnya searah dengan sumbu pulau
Sumtra, yaitu Baratlaut-Tenggara, namun sebagian ada juga yang memotong arah
jurus perlapisan batuan sedimen. Ketinggian wilayah yang dimulai dari kawasan
Taman Nasional Kerinci-Seblat di wilayah Kerinci, batuan sedimen terlipat kuat,
kawasan intrusi, dan kawasan batuan sedimen terlipat lemah adalah dari 2800 m
sampai 400 m dpl. Vegetasi bervariasi dari mulai hutan hujan – hutan produksi
yang cukup rimbun, kawasan-kawasan budidaya yang umumnya tidal lebat, serta
setempat berupa ladang dan semak belukar karet, kebun kopi, serta kelapa sawit.
II.2 Stratigrafi
Hasil penelitian paleomagnet menunjukkan Pulau Sumatera pada zaman
Parem Atas-Jura Awal (250-290 juta tahun lalu) berada pada 40o di sebelah Utara
yang kemudian dari rekontruksi tektonik lempeng Sumatera pecah akibat benturan
Benua Indian dan Eurasia sehingga terseret dan berpindah dari Cathaysia melalui
sistem patahan-patahan besar di Asia Timur dan Asia Tenggara. Lempengan
inilah yang saling mengunci pulau Sumatera dan menghasilkan keragaman
Geologi yang bernilai warisan Geologi.
Paleopora Cathaysian dan Euramerican yang ditunjukkan oleh elemen
paleoflora yang dikandungnya menurut ke ’Flora Jambi’ merupakan salah inti
penyebaran migrasi paleoflora ke seluruh dunia (paleoflora Cina Utara lebih
muda). Mintakat Sumatera bagian Barat dihuni oleh fauna air hangat dan ‘flora
jambi’ berhubungan dengan paleoflora Cathaysian, sedangkan mintakat Sumatera
Bagian Timur dihuni fauna air dingin dengan batuannya sama dengan Australia
Barat Laut.
Menurut Suwarna 1998 daerah Geopark Merangin tersusun oleh beberapa
formasi tua yang berumur dari Permian sampai Holosen.Hal ini menandakan

3
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

adanya ketidkselarasan secara Statigrafi pada satuan batuan di daerah Geopark.


Secara umum sataun Formasi dibagi dalam skala umur ada 3, yaitu : Pra-Tersier,
Tersier dan Kuarter.

Gambar 2.1 Peta Geologi Regional Lembar Sarolangun

Gambar 2.2 Peta Regional Indonesia

a. Formasi Mengkarang

Satuan batuan ini berupa perselingan batu pasir, batulanau, batu lempung,
serpih, tuf, dan konglomerat. Umumnya tekersikan serta sisipan batu bara.

4
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Batu pasir, kelabu terang gelap, berbutir halus kasar, membundar tanggung dan
terpilah buruk, tebal setiap lapisan antara 0,5 – 2,5 m. Kuarsa, felspar,
lempung, kalsit, dan klorit merupakan komponen utama batu pasir, dengan
massa dasar lempung, felspar dan kalsit.
Batu lanau, kelabu gelap, tufan,agak pasiran, mengandung fosil tumbuhan,
tebal lapisan antara 0,2 -3,0 m, berlapis kurang baik. Batu lempung, kelabu
kecoklatan-kehijauan. Serpih, kelabu gelap kehitaman, berlapis baik,
mengandung fosil brakhoipoda dan tumbuhan, tebal setiap lapisan 1-1,5 m,
setempat mengandung lapisan batu bara tipis-tipis. Tuf, kelabu gelap,
bersusunan basa-asam,klastika,setempat berselingan dengan batu gamping dan
sisipan batu bara setebal 15 cm; berlapis baik, terdapat juga kepingan kayu
tekersikkan dan stigmaria, tebal lapisan tuf ini berkisar dari 0,5 – 1,5 m.
Konglomerat aneka bahan kelabu kehijauan dan kecoklatan, komponen yang
berukuran 0,5-20 cm dominan terdiri atas batuan gunung api (basal dan
trakhit), serpih, batu pasir halus, dan granit; setempat berselingan dengan tuf
bersusun dasit; tebal runtuhan 0,15 -10 m.
Batu gamping jenis wackestone, kelabu gelap kehitaman, sebagai sisipan
dalam serpih, setempat dolomitan, termalihkan lemah, terlipat kuat,
berselingan dengan tuf basa. Fosil yang terkandung adalah fusulina,
fusulinella, Bellerophon, Pseudoschwagerina meraginensis Thompson,
Schwagerina rutischi Thompson, dan Bivalvia. Selain itu juga ditemukan pula
fosil ganggang, ganggang-pseudo,foraminifera kecil, fusulionid, dan koral
yang menunjukkan umur Asselian (Perem awal) (Beauvais drr.,1984). Dapat
disimpulkanbahwa umur kumpulan fosil tersebut berkisar dari Sakmarin –
Artinskian ( awal Perem – akhir Perem Awal).
Formasi Mengkarang ini secara keseluruhan diduga terendapkan di
lingkungan darat – laut dangkal, berlumpur, dalam kondisi rezim energi
rendah, berdekatan dengan suatu busur kepulauan gunung api. Sebarannya
terletak di Sungai Mengkarang, Karing, Merangin, Ketiduran, dan Titi
Meranti.

5
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Gambar 2.2 Peta Stratigrafi Merangin


a. Formasi Kasai
Formasi Kasai tersusun oleh tuf dan tuf berbatu apung (pumis); dengan
sisipan batu pasir, batu lempung, dan batu lanau yang umumnya tufan;
setempat ditemukan konglomerat sangat umum dan oksida besi bagian bawah
formasi. Tuf umumnya bersusun asam (riolitan) dan seringkali terkaolinkan
serta mengandung pumis berukuran 0,5-5 cm; umumnya berasosiasi dengan
fosil kayu terkersikkan berdiameter sampai 1 meteran.
Batu pasir, tufan, mengadung lensa-lensa konglomerat, setempat struktur
selang-siur mangkok.Batu lempung dan batu lanau, tufan, tebal sekitar 3 meter,
struktur perairan sejajar.Konglomerat aneka bahan, komponennya dikuasai
olehpumis, sedikit obsidian, andesit, basal, kuarsa, dan batuan
terkersikkan.Lignit dan gambut, tersisip diantara batu lempung dan batu pasir.
Satuan berlapis baik – pejal, struktur silang – siur pada batuan berbutir kasar
sangan umum.Lingkaran pengendapan darat, bahan yang terendapkan adalah
hasil kikisandan erosi dari Geantiklin Barisan.Formasi ini dapat mencapai
ketebalam 450 meter, dan umurnyaadalah plio-plistosen.singkapannya cukup
luas di kawasan sebelah barat dan utara Sungai Merangin, sebelah timur
Sungai Mengkarang, serta wilayah antara Sungai Mengkaring dan
Mengkarang.

6
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

b. Granit Tantan
Batuan ini terdiri atas granit, granodiorit, dan aplit. Granit biotit-
horenblenda, terubah; secara plagioklas terubah menjadi klorit dan epidot;
hipidiomorfis – subporfiritik; fenokris K-Na felsper sebagian terkloritkan dan
terkaolinkan; sebagai plagioklas, ortoklas, dan kuarsa membentuk tekstur
granofir.Granodiorit biotit-horenblenda, terubah sebagian horenblenda terubah
menjadi biotit, dan klorit; serisit berupa ubahan dari plagioklas dan ortoklas,
sedangkan kaolin berasal dari ortoklas; mengadung senolit diorit-kuarsa.
Aplit, aplogranit, terubah,epidot ubahan dari mineral mafik.Tonalit (diorit
kuarsa), terubah, piroksen, dan horenblenda sebagian terubah menjadi epidot,
klorit, dan serisit.Satuan batuan umumnya tergerus dan tersesarkan, serta
terlapuk kuat; menerobos Formasi Mengkarang dan Telukwang dan
bersentuhan tektonik dengan formasi peneta. Umur mutlak satuan batuan
adalah 171,50± 1.30 juta tahun yang lalu dan 200 ± 10,0 juta tahun yang lalu
atau Trias Akhir – Jura Awal. Singkapannya terdapat di kiri dan kanan sungai
Merangin sekitar Dusun Airbatu.

c. Formasi Peneta
Bagian bawah formasi ini tersusun onlehbatulanau, serpih dan batu pasir
berbutir halus – menengah yang termalihkan dengan sisipan batugamping yang
terubah dan sebaran batu sabak yang setempat-setempat.Ke arah atas satuan
lebih dominan batu pasir kasar dan konglomerat.
Batu lanau secara setempat terdapat lensa—lensa batu pasir
yangmengandung mineral pirit. Bagian bawah formasi ini tersusun oleh
batulanau, serpih, dan batupasir berbutir halus – menengah yang termalihkan
lemah; sisipan batugamping malih, dan setempat batusabak.iorite atas, satuan
berangsur menjadi batupasir kasar dan konglomerat, mengandung sisipan
batupasir kuarsa.Batulanau, secara setempat, mengandung lensa - lensa
batupasir yang bertenaga kuat dan kaya akan pirit. Seringkali ditemukan
batuan yang tergerus dan tekersikkan. Pirit juga tersebar di dalam batusabak,
batupasir - meta, dan serpih.
Struktur perlapisan sejajar dan bersusun, slumping, serta perdaunan umum
ditemukan.Kumpulan fosil moluska dalam satuan batuan menunjukkan umur

7
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Kapur Awal (Tobler, 1919).Sementara itu, Beauvais drr. (1984), berdasarkan


kandungan fosil calcarae, ganggang, di dalam sisipan batugamping meta,
berpendapat bahwa umur batuan adalah Jura Akhir. Fosil amonit yang
ditemukan oleh Baumberger (1925) menunjukkan umur Kapur Awal,
sedangkan kepingan amonit yang ditemukan oleh Tobler (1919) menurut
Geyssant (dalam Beauvais drr., 1984) berumur Jura Akhir. Beberapa spesies
fosil nanno menunjukkan umur Aptian – Santonian (Kapur Awal; Puslitbang
Geologi, 1995).Berdasarkan temuan fosil-fosil tersebut, disimpulkan umur
formasi berkisar dari Jura Akhir – Kapur Awal.
Lingkungan pengendapannya ditafsirkan sebagai laut dangkal yang
terletak di busur belakang, sedangkan secara tektonik termasuk ke dalamproses
Orogen.Tebal satuan sekitar 400 m. Formasi ini tersebar di wilayah hulu aliran
Sungai Mengkarang.Komplek batuan ini terdiri dari breksi gunung api,, lava
dan tuff. Umur satuan batuan ini diperkirakan Plistosen Akhir-
Holosen.Komplek batuan ini terbentuk dilingkungan darat dengan ketebalan
mencapai 100 m.

II.3 Struktur Geologi


Struktur yang hadir berupa sesar, perlipatan, kelurusan,perdaunan, dan
kekar, yang secara regional berarah barat laut–tenggara dan barat laut–timur
tenggara, jenis sesar berupa sesar mendatar menganan dan sesar naik, yang
menempati batuan sedimen malihan formasi mengkarangdan paneta, serta
terobosan berumur berumur pratersier. Perlipatan setempat terdeteksi di dalam
formasi Telukuwang dengan arah kemiringan yang rendah.Kelurusan hanya
terdeteksi pada batuan sedimen formasi kasi yang berumur pilo –
plistosen.Sementara malih formasi mengkarang dan peneta,sedangkan kekar
terdapat baik pada batuan sedimen malih maupun terobosan yang semunya
berumur pratersier.
Perem awal ditandai oleh pengendapan sedimen klastika dan batu gamping
terumbu formasi mengkarang dengan sisipan batuan klastika gunung api,
kemudian batuan sedimen klastika formasi Telukwang dan anggota batuimpi
formasi telukuwang. Lingkungan pengendapan satuan – satuan batuan tersebut
berada di tepi benua sampai laut dangkal bersamaan dengan kegiatan gunung api

8
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

andesit – basalt formasi palepat, yang selain menghasilkan lava juga batuan
klastika gunung api. Kegiatan ini ditafsirkan terjadi di busur kepulauan bergunung
api dengan rangkaian terumbu, yang erat kaitannya dengan lajur penujaman.
Berdasarkan analisis kemagnetan purba, formasi mengkarang terendapkan pada
posisi 300 LU (Wahyono drr, 1996),dan telah mengalami rotasi searah jarum jam
sejak perm.Pada akhir Trias – awal jura,terjadi penerobosan granit tantan terhadap
terhadap batuan berumur perm, yang disertai dengan pencenanggan pemalihan
regional berderajat rendah. Kegiatan penurunan yang berlangsung dari jura tengah
sampai kapur awal, pada kala jura akhir – awal kapur ditandai dengan terendapkan
batuan sedimen klastika halus formasi paneta.
Penerobosan oleh granit aria, pada kapur tengah, terhadap formasi paneta,
diikuti oleh oleh pencanangan, pengangkatan, dan pemalihan berderajat rendah
pada batuan formasi tersebut. Kegiatan tektonika ini, diikuti oleh penggabungan
antara blok mengkarang – palepat dan blok paneta dalam bentuk kontak tektonik
atau sesar naik,yang diduga berlangsung pada kapur akhir.Tektonika miosen
tengah – awal pilosen ditandai oleh pengangkatan jalur barisan. di kawasan busur
– belakang terendapkan batuan sedimen klastika formasi muaraenim dalam
kondisi susutlaut, lingkungan peralihan. Pada kegiatan tektonika selanjutnya,
yakni pilo plistosenn, seluruh daerah terangkat,diikuti oleh pengerosian,dan
terbentuknya sesar mendatar menganan berarah barat laut-tenggara,dan perlipatan.
Pada saat kegiatan tektonika ini,pengendapan batuan sedimen klastika gunung api
formasi kasai berlangsung.

9
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB III
HASIL LAPANGAN

Berdasarkan ekskursi Pengantar Geologi di Geopark Merangin serta


kunjungan di Museum Geopark Merangin yang dilaksanakan pada tanggal 6-8
Desember 2019.Maka hasil lapangan dapat dipaparkan sebagai berikut.

III.1 Jeram Ladeh

Gambar 3.1 Bentang AlamJeram ladeh (N 34° E/86)


Pada lokasi pengamatan pertama yaitu Jeram Ladeh dengan titik koordinat
X= 0182030 dan Y = 9759603. Pengamatan bertepatan di sungai
Merangin.Pengamatan ini dilakukan pada Hari sabtu 7 Desember 2019.Pada saat
sampai dilokasi pengamatan, hal yang pertama kali dilakukan adalah memploting
lokasi menggunakan peta topografi dan GPS.Pada saat dilokasi pengamatan,
keadaan air sedang naik yang menyebabkan sesar tidak dapat terlihat.
Pada perjalanan menuju stopsite ini jalannya tidak terlalu rusak dan masih
bisa dilalui dengan kendaraan.Perjalanan hanya menghabiskan waktu sekitar 15
menit.Pada kawasan ini terdapat Formasi Granit Tantan. Formasi ini terdiri atas
beberapa liologi yaitu; granit, asenit, dan andesit. Pada sampel 1, yaitu batu granit
yang berwarna hitam keabuan, yang merupakan jenis batuan beku asam dengan

10
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

struktur batuan massif. Derajat granularitasnya yaitu fanerik, serta pada tekstur
batuan derajat kristalisasinya Holokristalin, dengan relasi equigranular.Komposisi
mineral pada batuan ini adalah muskofit, kafelspar, dan kuarsa.Ganesa pada
batuan ini yaitu terjadi secara pembentukan dalam atau intrusi dalam.

Gambar 3.2Batu Granit


Pada sampel batuan 2, yaitu batu Syenit yang berwarna hitam keabuan,
yang merupakan batuan beku intermediet. Struktur batuan massif dengan derajat
granularitas fanerik dan teksturnya agak kasar.Pada tekstur dengan derajat
kristalisasi Holokristalin dengan relasi batuan equigranular.Komposisi mineral
yang terkandung didalamnya yaitu kafelspar, homblenda, dan kuarsa.Ganesa yng
terjadi pada batu ini yaitu pembentukan dalam atau intrusi dalam.
Pada sampel batuan 3, yaitu batu Andesit yaitu berwarna abu
kehijauan.Batuan ini termasuk kedalam jenis batuan beku asam dengan struktur
batuan massif.Derajat granularitas batuan yaitu fanerik dengan tekstur kasar, serta
derajat kristalisasinya hipokristalin karena mengandung gelas.Relasi yang terjadi
adalah inequigranular, serta ganesa batuan intrusi dangkal.Komposisi mineral
yang terdapat pada baatuan ini yaitu homblend, kuarsa, kolorit, gelas. Pada
stopsite ini , hanya meneliti 3 batuan yang sudah dijelaskan diatas.

11
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

III.2 Teluk Gedang

Gambar 3.3 Teluk Gedang


Pada lokasi kedua ini yaitu Teluk Gedang yang berada pada titik koordinat
X=0182820 dan Y=9760720. Lokasi pengamatan kedua berada di sungai
Mengkarang.Perjalanan dari jeram ladeh menuju teluk gedang cukup memakan
waktu lama, karena keadaan jalan yang seperti bukit.Kegiatan dilakukan pada
sabtu, 7 Desember 2019.
Di kawasan Teluk Gedang terdapat batuan sedimen dan fosil
Araucarioxylon. Dilokasi pengamatan kali ini terdapat formasi kasai dan
Mengkarang. Disini terdapat kontak formasi dimana yang telah diketahui bahwa
formasi kasai lebih muda dibandingkan dengan formasi Mengkarang, formasi
Mengkarang berumur perminan sedangkan formasi kasai berumur quarter tersier.
Pada stopsite ini dijelaskan adanya hukum crosscating yaitu lapisan muda
memotong atau melewati lapisan yang lebih tua. Adanya 4 istilah yaitu
nonkomformiti (ketidakselarasan), diskomformiti (antara batuan sedimen-
sedimen), angularankomformiti (batuan sedimen membentuk sudut), dan para
komformiti (tidak menunjukkan apapun).

12
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Pada stopsite kedua ini ditemukan adanya batuan sedimen yang


berstruktur perlapisan, dengan warna orange dan hitam.Derajat pembundaran
batuan ini agak membundar, dan derajat pemilahan batuan ini terpilak baik.
Kemas batuan ini tertutup , ukuran butir batuan 1/4 sampai 1/2 mm, batuan ini
berupa batu pasir dan sangat halus hingga lempung. Komposisi mineral didalam
batuan ini yaitu rock fragmen , karbon (berwarna hitam ) dan silika (berwarna
putih, abu-abu).

Gambar 3.4Fosil Kayu Araucarioxylon


Dan pada lokasi kedua ini juga ditemukan fosil kayu ( Araucarioxylon)
atau biasa disebut pohon arau oleh warga sekitar dan fosil daun pandan yang
terfosilkan secara mendadak tanpa pembusukan dengan cara paleogeokimia sama
halnya dengan gunung venusius yang dapat memumikan satu kota. Sesuatu tidak
harus berada dekat pada gunung vulkanik untuk bisa menjadi fosil, bisa juga tidak
asalkan memenuhi kriteria untuk menjadi fosil salah satunya telah berumur
10.000 tahun yang lalu.

III.3 Muara Karing


Pada lokasi ketiga ini adalah sekaligus stop site terakhir pada pengamatan
hari ini di desa Air Batu yaitu Air Terjun Muara Karing dengan titik koordinat X

13
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

= 0183373dan Y=9761827. Pada lokasi yang terakhir pada desa air batu ini
ditemui air terjun yang disebabkan oleh sesar turun atau zona lemah. Dimana
daerah lain turun sedangkan daerah lainnya tetap.

Gambar 3.5Air Terjun Muara Karing


Disebelah atau dibawah dekat aliran sungai Merangin terdapat fosil unggul kayu
araucatioxylon yang terbentuk secar insitu, terdapat pula fosil cordaites yang
mirip dengan daun pandan, dancalamintes seperti daun pakis.Dilokasi pengamatan
terakhir ini adalah tempat dimana beristirahat karena sudah menempuh perjalanan
selama 2 jam. Ditempat ini dijadikan objek wisata yang sangat menarik.Selain
dapat melihat kekayaan alam, juga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.Dilokasi ini terdapat beberapaa fosil seperti fosil kayu, fosil pakis
yang tersebar sepanjang sungai Merangin.Pada lokasi ini terdapat batuan sedimen
yaitu lantai dari Air Terjun Muara Karing itu sendiri.Formasi yang ada di Air
Terjun Muara Karing adalah formasi mengkarang.Batuan sedimen yang berada
dilokasi ini memiliki ukuran butirnya berupa lempung.Umur dari batuan sedimen
adalah Permian (250-299 juta tahun).
III.4 Sungai Mengkarang
Setelah hari pertama dan kedua di desa air batu kemudian harri ketiga
praktikkan berpindah ke desa Bedeng Rejo yang di tempuh kurang lebih 45 menit
menggunakan monil. Pada lokasi ini adalah hanya satu stop site praktikkan
mendapat koordinasi X : 0185999 dan Y : 9758771. Sungai Mengkarang

14
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

merupakan salah satu lokasi yang memiliki formasi Mengkarang. Lokasi dapat di
akses menggunakan kendaraan atau berjalan kaki.

Gamar 3.6 Sungai Mekarang


Namun , dari lokasi pemberhentian menuju sungai praktikkan akan
melewati kebun karet milik warga dan juga hutan yang masih asri keadaannya. Di
sungai Mengkarang akan di temukan batuserpih, dengan warna kelabu gelap
kehitaman, berlapis baik, mengandung fosil brakhiopoda, krinoid, dan kepingan
fosil-fosil daun. Fosil yang melimpah keberadaanya pada batuan yang berasal dari
kurun paleozoikum dan merupakan hewan bercangkang yang hidup di perairan
laut dangkal. Fosl –fosil di Mengkarang rata-rata berumur 290-300 juta tahun.

15
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB IV
KESIMPULAN
1. Mahasiswa mampu menentukan koordinat pada peta
2. Dengan menggunakan alat (GPS) dan peta topografi kita dapat
menentukan titik koordinat suatu lokasi.
3. Ada 3 sampel batuan yang terdapat di jeram ladeh yaitu granit, syenit,
andesit.
4. Mahasiswa mengetahui litolgi di kawasan Geopark Merangin khususnya
di setiap stop site yang dilewati saat ekskursi Pengantar Geologi.

16
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB V
KESAN DAN PESAN
V.1 Kesan : Baru pertama ini saya melakukan kuliah lapangan. Banyak
pengalaman, cerita yang sangat bermakna disini.Selain itu, ekskursi ini sangat
banyak berguna bagi kita menambah wawasan.Selain ilmu alam kita juga
mendapat latihan fisik, rasa kekeluargaan.Tapi pada ekskursi ini kita tidak bisa ke
sungai mengkarang dikarenakan air sungai naik.
V.2 Pesan : Semoga ekskursi pengantar geologi untuk selanjutnya lebih baik lagi
dan semoga bisa berkunjung ke sungai mengkarang.

17
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB VI
DOKUMENTASI

Gambar 6.1 Air Terjun Muara Karing

18
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Gambar 6.2 Fosil Tunggul Pohon Calamates

Gambar 6.3 Stop site 1 Jeram Ladeh

Gambar 6.4 Fosil Cordaites sp

19
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Gambar 6.5 Fosil Brachyopoda sp yang berjenis Bivalvia

Gambar 6.6 Stop site 2 Teluk Gedang

20
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

DAFTAR PUSTAKA

Barber A.J, Crow M. J, 2000, A critical evaluation of tectonic models for the
development of Sumatra,5 – 8.
Barber A.J, Crow M.J, 2008, Thematic Article Structure of Sumatra and its
implications for the tectonic assembly of Southeast Asia and destruction of
Paleotethys, Journal corrpilation Blackwell Publishing Asia Pty Ltd, 3 – 20.
Dozier Geopark Merangin, Provinsi Jambi, 2011.
Suwarna, 1998, Lembar Peta Geologi Geopark Merangin Site Paleobotani Park,
Badan geologi.
Tim Pengabdian Prodi Teknik Geologi, Universitas Jambi, 2016.
Oki Oktriadi, 2011, Menuju Geopark Merangin Provinsi Jambi, Badan Geologi, 28 –
37.

21
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Lampiran

22

Anda mungkin juga menyukai