Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi Kerja Praktek


PT. Total Prima Indonesia terletak di desa Tangofa Kecamatan Bungku pesisir
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Wilayah Kecamatan
Bungku pesisir secara administrasi merupakan pemekaran dari Bungku Selatan
berbatasan dengan:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Bungku Tengah
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
 Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bungku Selatan
 Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara dan
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Geografis Kecamatan Bungku pesisir bersentuhan langsung dengan 2 wilayah
Propinsi di Sulawesi. Luas wilayahnya sekitar 1.080,98 Km² yang mana dibagi
menjadi 10 kelurahan/desa yang semuanya ditempuh dengan jalur darat, Ibukota
Kecamatan terletak di Desa Lafeu, jarak antara kabupaten Kolaka dengan kabupaten
Morowali ±400 Km ditempuh dengan waktu 8 jam menggunakan sepeda motor

Gambar 2.1 Peta letak lokasi IUP PT. Total Prima Indonesia

5
Ruang lingkup kegiatan eksplorasi ini dilihat dari sudut administrasi terletak
diwilayah desa tangofa dan sekitarnya, kecamatan Bungku Pesisir, kabupaten
Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan luas wilayah mencangkup seluruh
kawasan yang disesuaikan berdasarkan surat keputusan Bupati Morowali tertanggal
23 Mei 2011 seluas 1142 Ha. Dalam peta batas hutan lokasi IUP PT.TPI 100%
termasuk dalam lokasi APL, dan dalam peta tata guna lahan lokasi IUP PT. TPI
termasuk dalam area hutan 992 Ha, kebun/perkebunan 97 Ha, dan Pemukiman 7 Ha.

2.2 Geologi Daerah Penelitian


Lokasi observasi merupakan lokasi dengan keadaan geologi yang sangat
kompleks baik litologi, stratigrafi maupun struktur geologinya, mengacu pada
penelitian Simanjuntak T.O Rusmana E, Supanjano dan Koswara (1993) yang telah
melakukan pemetaan geologi reginional lembar Bungku dan penulis melihat adanya
indikasi penyebaran batuan ultrabasa yang ada di lokasi observasi maka penulis
merasa perlu dilakukan observasi detail berupa pemetaan permukaan untuk melihat
sebaran batuan ultrabasa yang ada di Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) PT. Total
Prima Indonesia (TPI).

Gambar 2.2 Peta Geologi Daerah Penelitian

6
Kondisi geologi daerah penelitian secara genesa tentunya tidak lepas dari pola
tektonik pulau Sulawesi dan beberapa pulau sebelah menyeblahnya terutama deretan
pulau yang terletak disebelah timurnya, masuk dalam deretan busur banda luar tak
bergunung api. Geologi dan struktur geologinya sangat rentang menjadikan pulau
Sulawesi ini menjadi objek penelitian para ilmuan. Menurut Hartono HMS 1975,
Widayat HR dan Hadiana D 1989, mengatakan bahwa pulau Sulawesi paling tidak
terjadi dua kali proses geologi besar yang menyebabkan terjadinyya sesar pulau
(overthrust), pertama pada kala Oligosen dan kedua pada kala miosen tengah.
Tektonik ini mengakibatkan adanya beraneka macan batuan sedimen, beku,
metamorfik dan batuan kegiatan magma yang berumur dari Kapur-Quarter.
Demikian juga dengan dijumpainya batuan campur aduk (mélange) terdapat di
beberapa tempat yang dalamnya bongkah-bongkah batuan asing berbagai ukuran
yang berasal dari batuan yang lebih tua. Kompleks ultra basa (ultra mafic complex)
seperti serpentin, dunit, dan kadang peridotit yang merupakan batuan Pra-Tersier
ukuran kasar yang kaya akan mineral olivin membentang dari arah utara daerah
Luwuk sampai daerah selatan. Kompleks basal (basalt complex) juga berumur Pra-
Tersier (Kapur) seperti basalt gabro dan diorit merupakan batuan intrusive yang
menerobos batuan yang lebih tua dan membentuk beberapa gunung api purba.

2.3 Morfologi Daerah Penelitian


Morfologi adalah bentuk dan tinggi rendahnya suatu daerah (relief). Morfologi
suatu daerah, tentunya di pengaruhhi oleh litologi, umur batuan, tektonik, struktur
geologi serta lajunya kecapatan erosi dan penghijauan.
Morfologi daerah penelitian secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok satuan morfologi yaitu :
a. Satuan geomorfologi Perbukitan
Satuan geomorfologi Perbukitan ini mencangkup luas (609 ha) dari total luasan
daaerah wilayah usaha pertambangan (WUP). Terletak pada bagian utara sampai kea
rah selatan dengan kemiringan (20°-45°) dominan tersusun oleh batu gamping

7
dengan pelemparan mengikuti kawasan perbukitan di utara desa Tangofa hingga
perbukitan bagian Tengah dan Barat.
b. Satuan geomorfologi bergelombang Denudasional
Satuan ini memiliki kemiringan lereng antara (5°-20°) terletak menyebar pada
bagian Selatan dan Barat dan sedikit pada bagian Tengah mencangkup luas (248 ha)
tersusun oleh batuan ultrabasa berupa peridotit,serpentinit, dan dunit. Satuan
geomorfologi ini banyak dimanfaatkan sebagai perkebunan oleh penduduk setempat.
c. Satuan Geomorfologi Endapan Aluvial
Satuan ini terdapat pada bagian Timur dan Barat daerah penelitian memanjang
sungai dan tepi pantai, banyak dimanfaatkan area pertanian rakyat dan juga area
pemukiman yang padat penduduk, mencangkup luas ± 278 Ha dari total Wilayah
Usaha Pertambangan. Dengan kemiringan lereng 0° sampai 10° . tersusun dari
material lepas berukuran kerakal, pasir dan lempung yang merupakan endapan dari
hasil erosi.

Gambar 2.3 Peta Geomorfolgi

8
2.4 Topografi Daerah Penelitian
Topografi mulai dari datar sampai bergunung-gunung. lklim dikawasan ini
merupakan lklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 3.500 – 4.500 mm / tahun.

Gambar 2.4 Peta Topografi

Anda mungkin juga menyukai