Anda di halaman 1dari 8

BAB II

DAERAH UMUM EKSPLORASI

II.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


Secara geografis kecamatan Sumbermanjing wetan terletak di sisi paling selatan
Kabupaten Malang.Tepatnya sebelah tenggara kabupaten Malang.Sebelah utara
berbatasan dengan kecamatan Gedangan dan turen,sebelah selatan berbatasan
dengan samudera Hindia,sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Dampit
dan Tirtoyudo,bagian barat sumbermanjing berbatasan dengan kecamatan
Gedangan dan kecamatan pagelaran.Luas wilayah kecamatan Sumbermanjing
sekitar 23.950 Ha ,terbentang pada posisi koordinat antara 112o39’07” BT –
112o46’68” BT dan antara 8o 13’68” – 8o28’02” LS.

Untuk mencapai lokasi penelitian jika perjalanan di mulai dari kota Malang
menggunakan roda empat dapat di tempuh ± 2 jam perjalanan untuk sampai
dilikasi penelitian.

gambar II.1
Peta lokasi penelitian

7
8

II.2 Kondisi Sosial Ekonomi


Kecamatan Sumbermanjing Wetan secara administratif terdiri dari 15 desa. Pusat
pemerintahan berlokasi di desa Argotirto tepatnya. Dengan kondisi alam dan
topografi wilayah yang beragam, kombinasi gunung dan laut, kecamatan
Sumbermanjing Wetan memiliki potensi yang sangat melimpah dalam hal SDA
(sumber daya alam) komoditas pertanian dan kelautan. Komoditas pertanian
antara lain padi sebanyak 15.700 ton dengan kapasitas produksi  56,03 per-
hektar, jagung 2.702 ton, ubi kayu 38.878 ton, dan minyak asiri dilem/nilam
35.900 ton, kopi  robusta 650 ton, tebu 1.673,500 ton, kelapa 8260 ton, kapuk
randu 380 ton, kakao rakyat 1.990 ton, tanaman obat 31.375 ton, kayu jati
1.195,67 m3, mahoni 1.815,08 m3, sengon 42.95 ton. Komoditas peternakan
antara lain sapi potong 851 ekor, kuda 14 ekor, kerbau 10 ekor, kambing 1.366
ekor, domba 160 ekor, babi 157 ekor, ayam buras 42.385 ekor dan entok 430
ekor. Sementara komoditas kelautan dan perikanan antara lain ikan darat 689,10
ton dan perikanan laut 70.964 ton yang merupakan produksi ikan dan perikanan
terbesar se-Kabupaten Malang. Sumberdaya alam mineral dan logam meliputi
phospat, batu, batu kapur, feldspar, tanah liat, bentonit, trass, phyrolit, mangan,
toski, dan emas.

Berdasarkan kepada data yang diperoleh dari kantor kecamatan Sumbermanjing


Wetan kabupaten Malang, pemanfaatan lahan di masing-masing desa pada
kecamatan tersebut dapat dilihat pada table
9

Tabel II.1 Pemanfaatan lahan daerah di Kab sumbermanjing

No Pemanfaatan Nama Desa


1 Industri Desa Klepu,Desa Tegal Rejo,Tambak Rejo
2 Pertanian Semua Desa (Tebu,pisang,kopi,cengekeh)
3 Perikanan Desa Tambak Rejo,Desa Sidoasri
4 Pertambangan Desa Argotirto (Batu)
5 Pelabuhan Perikanan Desa Tambak Rejo
6 Konservasi Mangrove Desa Tambak Rejo

Sumber : Data Kecamatan Sumbermanjing Wetan

II.3 Iklim Dan Curah Hujan


Sumbermanjing Wetan adalah kota dengan curah hujan yang signifikan. Bahkan
dibulan terkering terdapat banyak hujan. Klasifikasi iklim Köppen-Geiger adalah
Af. Suhu rata-rata di Sumbermanjing Wetan adalah 22.8 °C. Tentang 2652 mm
presipitasi yang jatuh setiap tahunnya.

Grafik II. 1
Grafik iklim Sumbermanjing Wetan

Sumber: Openstreetmap
10

II.4 Geomorfologi Daerah Penelitian


Daerah penelitian secara umum, sebagian besar terdiri dari pegunungan dan
bukit-bukit landai yang berkelompok dengan bentuk memanjang atau hampir
membulat dan mempunyai arah penyebaran relatif utara selatan. Ketinggian
daerah penelitian antara 12,5 meter hingga 550 meter diatas permukaan laut.
Pembagian daerah penelitian menjadi beberapa satuan geomorfologi pada
dasarnya adalah untuk memisahkan dan mengelompokkan kesamaan aspek pada
suatu lahan yang memiliki karakteristik fisik tertentu. Dasar pemisahan dan
penamaan.Satuan geomorfologi pada daerah pemetaan mengacu pada konsep dan
klasifikasi berdasarkan sistem pemetaan geomorfologi ITC (Internasional
Institute Aerospace and Earth Science) dalam Van Zuidam (1983). Aspek relief
(morfologi) menunjukkan gambaran umum relief daerah yang terdiri dari aspek
deskriptif seperti dataran dan perbukitan serta aspek morfometri yaitu berupa
besar sudut lereng, ketinggian maupun kekasaran permukaan lahan serta bentuk
asal yang menggambarkan asal-usul pembentukan dan perkembangan morfologi
serta proses-proses yang bekerja.

II.5 Geologi Daerah Penelitian


Van Bemmelen (1949) mengatakan bahwa zona pegunungan selatan merupakan
lajur gunung api Tersier yang telah mengalami fase tektogenesis setelah Pliosen,
akibatnya terjadipenerobosan magma dan penyesaran secara bersama – sama
maka bersamaan itupula terjadi proses pengisian magma yang memasuki
rekahan–rekahan yang menghasilkan aktifitas hydrothermal terhadap batuan
yang dilewatinya seperti membentuk urat–urat kuarsa. Nahrowi (1978),
menyebutkan bahwa pola sesar dipegunungan selatan Jawa Timur membentuk
pola seperti huruf V, yang membatasi dari daerah tinggi (high) dan daerah
rendah (low), daerah tinggi didominasi oleh andesit tua sedangkan daerah rendah
adalah daerah yang relatif turun dan disusun oleh endapan yang diendapkan
diatas Formasi Andesit Tua.
11

II.5.1 Stratigrafi Daerah Penelitian.


Klasifikasi satuan stratigrafi daerah pemetaan berdasarkan atas kenampakan
megaskopis, mikroskopis ciri-ciri litologi di lapangan dan penamaannya
merupakan satuan litostratigrafi tidak resmi, bukan formasi, dimana pembagian
satuan itu sendiri dengan dasar pemberian deskriptif ciri–ciri fisik dan dominasi
batuan yang ada dan memiliki penyebaran dominan di permukaan. Stratigrafi
daerah penelitian dapat dikelompokan menjadi lima satuan litostratigrafi tidak
resmi dari satuan tertua hingga satuan termuda, sebagai berikut.
1. Satuan Breksi Vulkanik
2. Satuan Tuf
3. Satuan Breksi
4. Satuan Batu Gamping
5. Endapan Aluvial

Gambar II.2
Statigrafi Regional
12

Secara geologi pegunungan Malang Selatan tersusun atas endapan gunung api,
batuan terobosan dan batuan sedimen. Dari tua ke muda batuan penyusunnya
antara lain:
1. Formasi Mandalika 
Formasi Mandalika ini terdiri dari endapan lava andesit, basal, trakit, dasit,
dan breksi andesit
2. Formasi Wuni 
Formasi Wuni ini terdiri dari breksi dan  lava berkomposisi andesit dan basal,
breksi tuf, lahar, dan tuf pasiran.Formasi ini menindih tak selaras dengan
formasi mandalika. 
3. Formasi Nampol 
Formasi Nampol ini terdiri dari endapan sedimen dan tak selaras dengan
Formasi Mandalika Formasi ini terdiri dari endapan batupasir tufaan,
batulempung, napal pasiran, batupasir gampingan, dan batulempung
hitam.Formasi ini menjemari dengan Formasi Wonosari
4. Formasi Wonosari
Formasi Wonosari ini terdiri dari terumbu gamping, gamping kristalin, napal
pasiran,batu lempung kebiruan, dan batu gamping pasiran.
5. Batuan Terobosan (Intrusi)
Batuan terobosan yang ditemui di Malang Selatan antara lain :
1) Diorit Kuarsa, Batuan ini menerobos Formasi
Mandalika dan ditemukan dalam keadaan terekahkan atau terdapat kekar
yang tak teratur di kampung Wediawu dan kampung Purwodadi.
2) Granodiorit , Batuan ini menerobos Formasi Mandalika sehingga
terkersikan dan terpropilitkan dan terdapat di kali Sat, kali Tundo, anak
kali Purwo dan tebing-tebing bagian selatan kampung Pujiharjo, dan
kampung Purwodadi. Batuan Granodiorit ini dijumpai mineral pirit dan
mineral bijih.
13

3) Dasit , Batuan ini diperkirakan menerobos Formasi Mandalika. Terdapat


disebelah utara kampung Purwodadi dan umumnya telah lapuk.

Gambar II.3
Statigrafi Malang Selatan (Argotirto)

Gambar II.4
Peta Geologi (Lembar Turen)
14

Anda mungkin juga menyukai