TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
oleh :
YOGYAKARTA
2009
PENENTUAN KONDISI STABILITAS LERENG BERDASARKAN KECEPATAN
PERGERAKAN MASSA BATUAN DENGAN INCLINOMETER PADA LOWWALL DI
PT.ADARO INDONESIA , DAHAI, TANJUNG,
KALIMANTAN SELATAN
Diajukan ke
PT. ADARO INDONESIA
Dasar pemilihan judul ini adalah untuk melakukan pemantauan (monitoring) terhadap
adanya perpindahan massa batuan dimana data yang diperoleh dari pemantauan ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengetahui kondisi lereng lowwall dengan mendeteksi segala
gejala pergerakan sehingga dapat mengetahui kondisi kestabilan lereng untuk mengambil
tindakan yang diperlukan termasuk perancangan ulang lereng penggalian.
C. TUJUAN PENELITIAN
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan tindakan perancangan lereng yang stabil.
D. RUMUSAN PERMASALAHAN
Adanya suatu kondisi lereng yang tidak aman disebabkan karena tidak adanya
ketidakstabilan karena adanya pergerakan masa batuan penyusunnya, dimana pergerakan itu
dipicu oleh banyak faktor, diantaranya aktivitas penambangan yang ada diatasnya maupun faktor
alam yaitu intensitas hujan yang membuat menjadi bidang berlumpur-pasiran. Untuk mengetahui
kecepatan pergerakan itu maka dilakukannya sebuah monitoring ( pemantauan ), sehingga akan
didapat data-data untuk menyimpulkan kondisi suatu kestabilan. Yang selanjutnya dapat
digunakan untuk acuan perancangan lereng.
E. PENYELESAIAN MASALAH
1. Dasar Teori
Dengan adanya pembuatan jenjang akan mempengaruhi kemantapan lereng dan
tegangan dipermukaan. Pada batuan yang tidak kompak dengan adanya perubahan
tegangan kesetimbangannya akan terganggu dan akan mencari kesetimbangan yang baru dengan
cara melepaskan beban dalam bentuk longsoran
Jenjang yang dibuat dalam rancangannya agar stabil yang bertujuan supaya
rancangan geometri lereng dapat direalisasikan dan dapat bertahan dalam waktu yang
lama.
a. Geometri Lereng
Geometri lereng yang perlu diketahui adalah :
b. Penyebaran Batuan
Macam penyebaran dan hubungan antar batuan yang terdapat didaerah
penyelidikan harus diketahui. Hal ini perlu dilakukan karena sifat fisis dan mekanis
batuan berbeda sehingga kekuatan batuan dalam menahan bebannya sendiri juga
berbeda.
d. Struktur Geologi,
Struktur geologi yang perlu diketahui adalah bidang diskontinuitas atau
bidang lemah seperti sesar, kekar, perlapisan, bidang ketidakselarasan dan
sebagainya. Struktur geologi ini merupakan bidang lemah dalam massa batuan dan
dapat menurunkan kemantapan lereng.
e. Iklim dan curah hujan
Iklim berpengaruh terhadap kemantapan lereng karena iklim mempengaruhi
perubahan temperatur. Sedangkan curah hujan berpengaruh pada kepadatan material
penyusunnya, makin tinggi curah hujan maka pergerakan massa batuan akan semakin
cepat.
Bobot isi
Porositas
Kandungan air
Kuat geser batuan dan bidang lemah
Kuat tekan uniaksial, kuat tarik, modulus deformasi, poison’ ratio
Analisis kemantapan lereng untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik biasanya menggunakan metode numerik.
Secara matematis rumus faktor keamanan lereng dapat dinyatakan sebagai berikut
R
F= F
p
1. Terdapatnya bidang luncur bebas, berarti kemiringan bidang luncur harus lebih kecil
dari kemiringan lereng.
2. Arah bidang luncur searah atau mendekati sejajar dengan arah lereng.
3. Kemiringan bidang luncur lebih besar dari pada sudut geser dalam batuan.
4. Terdapatnya bidang bebas (tidak terdapat gaya penahan) pada kedua sisi longsoran.
Longsoran Baji (Wedge Failure)
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika terdapat lebih dari satu bidang
lemah yang bebas saling berpotongan. Sudut perpotongan antara bidang lemah tersebut
harus lebih besar dari sudut geser dalam batuan. Bidang lemah ini dapat berupa bidang
sesar, rekahan maupun bidang perlapisan. Cara longsoran baji dapat melalui salah satu
beberapa bidang lemahnya, atau melalui garis perpotongan kedua bidang lemahnya.
Longsoran Busur (Circulair Failure)
Longsoran batuan yang terjadi sepanjang bidang luncur disebut dengan busur.
Longsoran busur akan terjadi pada tanah atau material yang bersifat seperti tanah, yang
diantara partikel tanah tidak saling terikat satu sama lain. Dengan demikian longsoran
busur juga dapat terjadi pada batuan yang sudah lapuk dan banyak terdapat bidang-
bidang lemah maupun tumpukan batuan hancur.
Longsoran guling akan terjadi pada suatu lereng batuan yang arah kemiringannya
berlawanan dengan kemiringan bidang-bidang lemahnya. Keadaan tersebut dapat
digambarkan dengan balok-balok yang diletakkan diatas sebuah bidang miring sebagai
berikut :
Jika > dan X/Yn < tan, maka balok akan meluncur kemudian mengguling.
Jika < dan X/Yn < tan, maka balok akan langsung mengguling.
Berdasarkan bentuk dan poros menggulingnya, maka longsoran guling dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
Longsoran guling setelah mengalami lenturan (Flexural Toppling)
Longsoran guling yang beruupa balok (Block Toppling)
Longsoran gabungan dari kedua longsoran diatas (Block Flexural Toppling)
2. Pengamatan Lapangan
Sebelum melakukan pengamamatan dan pengukuran tentang analisis kemantapan,
maka perlu diketahui beberapa hal terlebih dahulu, yaitu :
2. Pemboran
Pemboran dilakukan untuk memenuhi muka air tanah dan data litologi batuan serta contoh
batuan.
a. Data utama yaitu data penting yang digunakan untuk membahas masalah-masalah
yang dihadapi. Data utama yang perlu diambil adalah data yang mempengaruhi
kelongsoran, diantaanya adalah kecepatan pergerakan masa batuan.
b. Data pendukung yaitu data yang dapat mendukung data-data dari lapangan guna
menganalisis permasalahan yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil dari laporan penelitian terdahulu dari perusahaan,
brosur perusahaan, dari data instansi yang terkait dan juga dari literatur-literatur.
Alat yang dipakai adalah Inclinometer, dimana alat ini untuk mengetahui kecepatan
pergerakan horizontal dari masa batuan per satuan millimeter.
F. METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang akan dilakukan oleh penul;is yaitu penggabungan antara
data primer dan data sekunder yang dapat digunakan untuk menyimpulkan kondisi suatu lereng,
adalah sebagai berikut :
a. Studi Litelatur
Studi ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder antara lain : data base dari
monitoring Robotic Theodolite seperti posisi Robotic Theodolite, posisi prisma survey,
jarak pengukuran, dll
b. Metode Penyelidikan Awal
Pengamatan dan pengukuran di lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer antara lain
: mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetabilan lereng, seperti curah hujan, tinggi
muka air tanah, dan getaran dari peledakan.
c. Metode pengolahan
Data sekunder dan data primer tersebut dapat diolah untuk mendapatkan tingkat kondisi
stabilitas lereng yang diteliti dengan menggunakan progam Excel.
Data sekunder dan data primer tersebut dapat diolah untuk mendapatkan tingkat kondisi stabilitas
lereng yang diteliti dengan menggunakan progam Excel.
F. JADWAL KEGIATAN
Ket. : Wk = Week
RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Bowless, “Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1989.
3. Hok, Ever and Bray, J.W, “Rock Slope Engineering”, Revised Third Edition,
5. Made Astawa Rai, Dr. Ir, “Mekanika Batuan”, Laboratorium Geoteknik, Pusat
Antar Universitas Ilmu Rekayasa ITB Bandung, 1988.
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kondisi Lapangan
B. Analisis Kemantapan Lereng
1. Metode Bishop
2. Metode Hoek dan Bray
C. Langkah Untuk Pencegahan Kelongsoran
VI. PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN