Oleh :
1. Identitas Peneliti
Nama : Trisna Perdana
NPM : 1804071
Program Studi : Teknik Pertambangan Batubara
Jurusan : Teknik Pertambangan
Perguruan Tinggi : Politeknik Akamigas Palembang
2. Tempat Penelitian : PT Benal Aiti Bara Perkasa
3. Waktu Penelitian : 12 April s.d. 12 Juni 2021
Mengetahui,
Palembang, 26 Maret 2021
Pembimbing Tugas Akhir Hormat saya,
Menyetujui,
Wakil Direktur Ketua Program Studi
Bidang Akademik Teknik Pertambangan Batubata
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu
dengan bidang horisontal. Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses
geologi atau karena dibuat oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara alamiah
misalnya lereng bukit dan tebing sungai, sedangkan lereng buatan manusia antara
lain yaitu galian dan timbunan untuk membuat jalan raya dan jalan kereta api,
bendungan, tanggul sungai dan kanal serta tambang terbuka. Suatu longsoran
adalah keruntuhan dari massa tanah yang terletak pada sebuah lereng sehingga
terjadi pergerakan massa tanah ke bawah dan ke luar. Longsoran dapat terjadi
dengan berbagai cara, secara perlahan-lahan atau mendadak serta dengan ataupun
tanpa tanda-tanda yang terlihat.
Kemantapan lereng merupakan salah satu faktor penting dalam industri
pertambangan, baik lereng tanah atau asli maupun lereng timbunan.
Ketidakmantapan lereng mengakibatkan kelongsoran yang dapat berakibat
kerugian harta benda maupun korban jiwa. Selain itu terjadinya kelongsoran akan
mengakibatkan dampak lingkungan yang signifikan terhadap aliran air permukaan
di sekitar lokasi lereng tersebut.
Analisis kestabilan lereng merupakan salah satu hal yang harus dilakukan
dan mendapat perhatian lebih dalam proses penambangan batubara dengan
metode tambang terbuka. Karena hal ini berkaitan langsung dengan faktor
keselamatan kerja dan faktor ekonomi. Seiring dengan sering terjadinya
kelongsoran pada lereng tambang batubara baik akibat pergeseran tanah, gempa
bumi maupun karena gaya penggerak yang melebihi beban gaya penahan yang
dimiliki oleh suatu material yang kemudian berimbas pada faktor keamanan dan
keekonomian pertambangan juga menyebabkan rencana kerja yang tidak berjalan
dengan baik akibat kejadian kelongsoran tersebut. Maka dari itu, sangat penting
dilakukan analisis maupun evaluasi mengenai faktor kemantapan lereng tambang.
1
2
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Melakukan analisa dan perhitungan kemantapan lereng menggunakan software
geostudio Slope/w 2012.
2. Membuat Geometri lereng timbunan single slope dan overall slope yang
aman dan mantap.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan nilai faktor keamanan dari lereng yang telah dihitung
menggunakan software geostudio Slope/w 2012.
2. Mendapatkan desain bench yang aman sesuai dengan keadaan geologi yang
terdapat pada lapangan.
BAB II
TINJAUAN UMUM
3
4
3. Penyebaran batuan
Jenis batuan atau tanah, penyebaran dan hubungan antar batuan yang
terdapat didaerah penyelidikan harus diketahui. Ini perlu dilakukan karena sifat-
sifat fisis dan mekanis suatu batuan akan berbeda dengan batuan lainnya, sehingga
kekuatan menahan bebannya juga akan berbeda. Karakteristik fisik dan mekanik
batuan dalam hubungannya dengan kelongsoran adalah mempengaruhi daya tahan
terhadap longsoran. Karakteristik fisik berupa bobot isi, porositas maupun
kandungan air, sedangakan karakteristik mekanik berupa sudut geser dalam,
kohesi dan kekuatan material lereng.
4. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap kemantapan lereng karena iklim
mempengaruhi perubahan temperatur. Temperatur yang cepat sekali berubah
dalam waktu yang singkat akan mampercepat proses pelapukan batuan. Untuk
daerah tropis pelapukan lebih cepat dibandingkan dengan daerah dingin, oleh
karena itu singkapan batuan pada lereng di daerah tropis pelapukan lebih cepat
lapuk dan ini akan mengakibatkan lereng mudah longsor. Air hujan akan
menyebabkan terjadinya erosi dan penambahan beban lereng. Erosi menyebabkan
perubahan geometri lereng dan pendangkalan pada saluran-saluran air yang
menyebabkan terganggunya sistem penirisan, sehingga dengan adanya faktor
hidrogeologi dan cuaca juga dapat menyebabkan tingkat pelapukan yang tinggi.
Faktor hidrogeologi mempunyai dampak negative terhadap kemantapan lereng
yaitu dapat mempengaruhi nilai kekuatan material dan penurunan tekanan normal
efektif dan daya tahan terhadap kuat geser.
5. Sifat fisik dan mekanik batuan
Sifat fisik batuan yang mempengaruhi kemantapan lereng adalah : bobot
isi (density), porositas dan kandungan air. Kuat tekan, kuat tarik, kuat geser,
kohesi dan sudut geser dalam merupakan sifat mekanik batuan yang juga
mempengaruhi kemantapan lereng.
5
a. Porositas
Batuan yang mempunyai porositas besar akan banyak menyerap air.
Dengan demikian bobot isinya menjadi lebih besar, sehingga akan memperkecil
kemantapan lereng.
b. Kandungan air
Semakin besar kandungan air dalam batuan, maka tekanan air pori menjadi
besar pula. Dengan demikian kuat geser batuannya akan menjadi semakin kecil,
sehingga kemantapannyapun berkurang.
c. Kuat tekan, kuat tarik dan kuat geser
Kekuatan batuan biasanya dinyatakan dengan kuat tekan (confined &
unfined compressive strength), kuat tarik (tensile strength) dan kuat geser (shear
strength). Batuan yang mempunyai kekuatan besar, akan semakin mantap.
d. Kohesi dan sudut geser dalam
Semakin besar kohesi dan sudut geser dalam, maka kekuatan geser batuan
akan semakin besar juga. Dengan demikian akan lebih mantap
e. Pengaruh gaya
Biasanya gaya-gaya dari luar yang dapat mempengaruhi kemantapan
lereng antara lain : getaran alat-alat yang bekerja pada setiap lereng, peledakan,
gempa bumi dll. Semua gaya-gaya tersebut akan memperbesar tegangan geser
sehingga dapat mengakibatkan kelongsoran pada lereng.
f. Bobot isi
Bobot isi batuan akan mempengaruhi besarnya beban pada permukaan
bidang longsor. Sehingga semakin besar bobot isi batuan, maka gaya penggerak
yang menyebabkan lereng longsor akan semakin besar. Dengan demikian,
kemantapan lereng tersebut semakin berkurang.
6. Relief permukaan bumi
Relief permukaan bumi akan berpengaruh terhadap laju erosi dan
pengendapan, dan juga akan menentukan arah aliran air permukaan dan air tanah,
hal ini disebabkan pada daerah curam, kecepatan aliran air permukaan tinggi dan
menyebabkan pengikisan lebih intensif.
6
2. Metode Bishop
Metode ini pada dasarnya sama dengan metode swedia, tetapi dengan
memperhitungakan gaya-gaya antar irisan yang ada. Metode bishop
mengasumsikan bidang longsor berbentuk busur lingkaran. Pertama yang harus
diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik pusat busur lingkaran bidang
luncur, serta letak rekahan. Faktor keamanan untuk metode bishop dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1 sec θ
f=
∑ W . sinθ [
∑ c ' b+w ( 1−B ) tanθ '
1+ ]
tanθ . tan ϕ
F
… … .(2.4)
Dimana :
W = berat beban total irisan (N)
b = lebar irisan (m)
c’ = kohesi efektif (N/m²)
ɸ’ = sudut geser dalam efektif (°)
8
kelebihan tekanan air pori di bawah tanggul. Dapat juga menganani masalah
pengakomodasian interaksi struktur tanah.
4. QUAKE/W, sangat cocok sekali untuk menganalisis perilaku dinamis dari
bendungan timbunan tanah, tanah dan kemiringan batuan, daerah di sekitar
tanah horizontal dengan potensi tekanan pori-air yang berlebih akibat gempa
bumi.
5. TEMP/W, adalah suatu software yang digunakan untuk menganalisis suatu
panas bumi. Software ini dapat menganalisis masalah kondisi tingkat panas
yang tetap. Kita dapat mengontrol tingkat dimana panas diserap atau
dibebaskan selama fase perubahan.
6. CTRAN/W, adalah salah satu software yang mana dalam penggunaanya
berhubungan dengan SEEP/W, untuk pemodelan transportasi kontaminasi.
CTRAN/W dapat menganalisa masalah yang sederhana seperti pergerakan
partikel dalam gerakan air.
7. VADOSE/W, adalah salah satu software yang berhubungan dengan lingkungan,
permukaan tanah, zona vadose dan daerah air tanah local. Software ini dapat
menganalisa masalah batas fluks.
2.5. Mencari Faktor Keamanan Menggunakan Metode Bishop Pada
Software Geostudio Slope/w
Dalam membuat desain bench dan mencari faktor keamanan suatu lereng
di software Geostudio Slope/w baik untuk galian ataupun timbunan biasanya
menggunakan metode bishop. Metode bishop banyak digunakan karena hasil
faktor keamanan yang didapatkan dalam perhitungan manual yang paling
menunjukan hasil cukup akurat, hal ini dibuktikan jarang terjadinya longsor
apabila menggunakan metode ini apabila nilai faktor keamanannya di atas > 1,5.
Metode Bishop ini mengasumsikan bidang longsor berbentuk busur
lingkaran. Dalam proses analisis adalah membagi massa material dalam proses
analisis adalah membagi massa material diatas bidang longsor. Untuk profil
lereng yang kompleks atau yang terdiri dari banyak material yang berbeda, jumlah
elemen harus lebih besar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan berbagai tahap kegiatan.
Pertama yang dilakukan adalah studi pustaka, studi pustaka dilakukan dengan
membaca buku atau laporan yang mempunyai kaitan dengan kesetabilan lereng.
Selain itu, dilakukan juga pengamatan terhadap kondisi lapangan. Setelah
menemukan permasalahan kemudian selanjutnya mencari data yang mendukung
permasalahan yang diambil dalam tugas akhir.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Tempat yang akan dijadikan lokasi dalam kegiatan tugas akhir ini di PT
Benal Aiti Bara Perkasa di Desa Rangkiling, Kec. Mandiangin, Kab. Sarolangun,
Provinsi Jambi, Indonesia.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu dilakukannya kegiatan tugas akhir ini dilaksanakan pada tanggal 12
April s.d. 12 Juni 2021. Dengan deskripsi kegiatan terdiri dari orientasi lapangan,
pengambilan data, pengolahan data, dan pembuatan laporan.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam menganalisa kemantapan lereng
menggunakan software Geostudio slope/w 2012 disini menggunakan metode
bishop yaitu dengan membagi massa material dalam proses analisis adalah
membagi massa material di atas bidang longsor.
3.3.1 Cara Pengambilan Data
Metode pengambilan data penelitian yang digunakan dalam penyusunan
tugas akhir ini adalah:
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari studi pustaka yang menunjang
dalam pembuatan laporan yang diperoleh dari perpustakaan, jurnal, handbook dan
informasi lain yang berkaitan.
11
12
2. Observasi lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati langsung aktivitas
penambangan dan informasi pendukung yang terkait dengan permasalahan
kestabilan lereng pada PT Benal Aiti Bara Perkasa.
3.3.2 Pengambilan Data Lapangan
Pengambilan data di lapangan terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari melakukan pengamatan
langsung ke lapangan dan melakukan wawancara terhadap pegawai setempat.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung, bisa
menyalin ataupun mengutip dari data yang sudah ada bisa juga data-data yang
berasal dari literatur yang berhubungan dengan pengamatan hasil observasi orang
lain, laporan-laporan teknis, maupun hasil dari laporan publikasi tedahulu.
3.3.3 Pengolahan Data
Data-data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan berdasarkan
jenis data kemudian dilakukan analisis serta perhitungan sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan dari penelitian tugas akhir ini.
3.3.4 Analisis Hasil Pengolahan Data
Hasil dari data yang diperoleh di lapangan kemudian dilakukan
perhitungan dengan menggunakan rumus yang diperoleh dari buku-buku literatur.
3.3.5 Pembahasan
Melakukan pengkajian tentang apa yang telah dianalisis dari data yang
sudah didapatkan melalui data primer dan data sekunder untuk dapat
menyimpulkan dari apa yang telah dilaksanakan.
3.3.6 Penarikan Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan adalah hasil dari pembahasan dari kegiatan yang
telah dilakukan analisis sebelumnya. Kesimpulan menjadi point penting yang
akan menjadi akhir penyelesaian dari penelitian yang dilakukan.
13
Mulai
Masalah
1. Bagaimana cara mendapatkan faktor keamanan dalam analisis kemantapan lereng menggunakan
software geostudio Slope/w 2012
2. Mengetahui desain bench yang aman pada PT Benal Aiti Bara Perkasa
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
1. Mencari nilai faktor keamanan
2. Desain single slope dan overall slope
Analisa Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Waktu Pelaksanaan
No. Kegiatan Minggu Ke -
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Orientasi Lapangan √
4. Pengolahan Data √ √ √ √ √
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Penutup
Demikianlah proposal ini saya sampaikan agar pada proses selanjutnya
dapat berguna sebagai kerangka acuan penelitian Tugas Akhir yang dilakukan
oleh Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan Batubara Jurusan Teknik
Pertambangan Politeknik Akamigas Palembang. Besar harapan saya untuk bisa
melaksanakan penelitian Tugas Akhir di PT Benal Aiti Bara Perkasa. Kesempatan
yang diberikan kepada saya untuk melaksanakan penelitian tugas akhir di PT
Benal Aiti Bara Perkasa, akan saya laksanakan dengan maksimal dan penuh
tanggungjawab. Besar harapan saya kepada PT Benal Aiti Bara Perkasa dapat
menyetujui dan menerima proposal tugas akhir ini. Saya siap dan bersedia datang
ke PT Benal Aiti Bara Perkasa guna memantapkan rencana Penelitian Tugas
Akhir setelah adanya persetujuan proposal ini.
Atas perhatian dan kesediaan dari pihak PT Benal Aiti Bara Perkasa untuk
menerima pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir mahasiswa Program Studi Teknik
Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang, saya ucapkan terima
kasih.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama : Trisna Perdana
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Muara Batun, 03 Mei 2000
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Sipil : Belum Menikah
Status : Mahasiswa Aktif
Agama : Islam
Alamat : Jl. Naga Swidak No.83 RT.20 RW.05 Kel. 14 Ulu
Kec. Seberang Ulu II, Kota Palembang.
Telepon/HP : 0821-7942-2633
Indeks Prestasi Komulatif : 3.71
Email : trisna.perdana03@gmail.com
Pendidikan
Nama Institusi dan tahun :
No Tingkat Pendidikan Nama Institusi Tahun
1 SD SD NEGERI 1 MUARA 2006 s.d 2012
BATUN
2 SMP SMP NEGERI 1 JEJAWI 2012 s.d 2015
3 SMA SMA NEGERI 1 JEJAWI 2015 s.d 2018
4 Perguruan Tinggi Politeknik Akamigas Palembang 2018 s.d sekarang
Riwayat Organisasi
Anggota HMP MATARATU Divisi Kewirausahaan Tahun 2019/2020 dan
2020/2021.
Trisna Perdana
NPM : 1804071