Anda di halaman 1dari 53

KARAKTERISTIK BATUAN

DAN MASSA BATUAN

Prof. Dr. Ir. Irwandy Arif, M.Sc.

19-20 Maret 2016 Training Geoteknik PT Kideco Jaya Agung


Karakteristik Batuan dan Massa Batuan

@IA
PENGUMPULAN DATA GEOLOGI

Titik awal dari setiap analisis geoteknik praktis adalah data base
geologi yang paling tidak berisi:
Jenis batuan;
Bidang-bidang diskontinyu;
Sifat-sifat material.

Analisis yang paling canggih sekalipun dapat menjadi tidak berarti jika
dasar informasi geologi yang digunakan tidak cukup atau tidak akurat.
Metode-metode pengumpulan data geologi tidak berubah secara
signifikan dalam 30-an tahun terakhir ini dan belum ada pengganti
yang cocok untuk pemetaan lapangan dan pemerian inti (Hoek, 1998).

@IA
PENGUMPULAN DATA GEOLOGI

Parameter bidang diskontinyu yang harus dideskripsikan

@IA
PENGUMPULAN DATA GEOLOGI

Pengukuran Orientasi
Bidang Diskontinyu

pada inti bor


pada lereng
@IA
PENGUMPULAN DATA GEOLOGI

Peralatan geofisika untuk permukaan dan untuk di dalam lubang bor


seperti kamera lubang bor telah tersedia sejak beberapa tahun terakhir
ini.
Kehandalan dan kemampugunaannya telah disempurnakan secara
bertahap sejalan dengan penyempurnaan komponen elektronik dan
teknik pembuatannya.
Tetapi, biaya pembelian dan biaya operasinya tinggi. Hal ini, ditambah
dengan ketidakpastian pada interpretasi hasilnya, membuat
penggunaan peralatan ini pada pekerjaan geoteknik dibatasi.
Kemungkinan penggunaan peralatan ini semakin meningkat dalam
beberapa tahun ke depan sejalan dengan pengembangan teknologi yang
sedang berlangsung.

@IA
PENGUMPULAN DATA GEOLOGI

Kamera Lubang Bor

@IA
PENGUMPULAN DATA GEOLOGI

Pemboran Geoteknik di Tambang Terbuka

@IA
PENGUMPULAN DATA GEOLOGI

Pengeluaran dan Deskripsi Inti Bor

@IA
PENGUMPULAN DATA GEOLOGI

Inti Bor

@IA
PENGUMPULAN DATA GEOLOGI

Pemboran Geoteknik

di tambang bawah tanah

di laboratorium

@IA
UJI LABORATORIUM

Hoek (1998)

There has always been a tendency to equate rock mechanics with


laboratory testing of rock specimens and hence laboratory testing has
played a disproportionately large role in the subject.

This does not imply that laboratory testing is not important but I
would suggest that only about 10 to 20 percent of a well balanced
rock mechanics program should be allocated to laboratory testing.

@IA
Preparasi Contoh

@IA
Uji Sifat Fisik

@IA
Uji Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik

@IA
Uji Kuat Tekan Uniaksial

@IA
Uji Kuat Tekan Uniaksial

@IA
Uji Point Load

@IA
Uji Kuat Tarik Langsung

@IA
Uji Kuat Tarik Tak Langsung

@IA
Uji Triaksial

@IA
Uji Triaksial

@IA
Uji Geser Langsung

@IA
Uji Geser Langsung

@IA
Uji Geser Langsung

@IA
UJI LABORATORIUM

Kekurangan utama uji laboratorium adalah fakta bahwa contoh terbatas


dalam ukuran, sehingga hanya mewakili sebagian sangat kecil dari
massa batuan dan contoh tersebut telah dipilih dari massa batuan
tempatnya diambil.
Dalam proyek rekayasa tipikal, contoh-contoh yang diuji di
laboratorium mewakili fraksi yang sangat kecil (kurang dari 1%) dari
volume massa batuan.
Selain itu, karena hanya contoh-contoh yang diuji ini yang merupakan
contoh-contoh yang tidak dirusakkan oleh proses pengumpulan dan
preparasi, hasil uji akan menunjukkan bias yang dapat cukup besar.
Bagaimana hasil-hasil ini dapat digunakan untuk mengestimasi sifat-
sifat massa batuan in situ?

@IA
Dari Laboratorium ke In Situ

@IA
UJI IN SITU
Rock Loading Test/Jacking Test

10

11 8 9
1. Bearing Part
2. Bearing Plate
3 3. Spherical base
15 4
4. Dial gauge
5. Support column
14 6
6. Joint
16 5 7. Oil jack
14. Oil pressure hoses 8. Pressure plate
15. Pressure gauge 9. Facing
10. Extensometer
16. Oil pump
11. Rock surface
7 12
12. Basic beam
13
13. Basic beam
8 support
11 9

10

@IA
UJI IN SITU
Rock Loading Test/Jacking Test

1 - 2 F
Em
2r d/d

@IA
UJI IN SITU
Goodman Jack Test

Q
Em K,
ud /d

@IA
UJI IN SITU
In Situ Triaxial Test

In Situ Direct Shear Test

@IA
KEKUATAN MASSA BATUAN

Hoek & Brown (1980) mengusulkan sebuah metode untuk


mendapatkan estimasi kekuatan batuan terkekarkan, berdasarkan
penilaian atas ikatan antara blok batuan dan kondisi permukaan antara
blok-blok tersebut.
Metode ini sudah beberapa kali dimodifikasi untuk memenuhi
kebutuhan pengguna dalam penerapannya pada problem yang tidak
diperhitungkan ketika kriteria ini pertama kali dikembangkan (Hoek,
1983; Hoek & Brown, 1988).
Aplikasi metode ini pada batuan dengan kualitas sangat jelek
memerlukan beberapa perubahan (Hoek, Wood and Shah, 1992) dan
akhirnya menggunakan klasifikasi baru, Geological Strength Index
(Hoek, Kaiser and Bawden, 1995; Hoek 1995; Hoek & Brown 1997).

@IA
Bentuk Umum Kriteria Hoek-Brown

a
3 '
1 ' 3 ' ci mb s
ci
s1 and s3 : Tegangan efektif maksium dan minimum pada saat failure
mb : Konstanta Hoek-Brown untuk massa batuan
s and a : Konstanta
sci : Kuat tekan uniaksial batuan utuh

@IA
Bentuk Umum Kriteria Hoek-Brown

Untuk menggunakan kriteria Hoek-Brown dalam mengestimasi


kekuatan dan deformabilitas massa batuan terkekarkan, tiga sifat
massa batuan harus diestimasi:
ci batuan utuh
Konstanta Hoek-Brown mi batuan utuh
Geological Strength Index GSI massa batuan

@IA
Kriteria Hoek-Brown untuk Batuan Utuh

0.5
3 '
1 ' 3 ' ci mi 1
ci
Hubungan antara tegangan-tegangan utama pada saat failure untuk
batuan tertentu didefinisikan oleh dua konstanta, sci dan mi.
Sedapat mungkin nilai kedua konstanta ini ditentukan dengan analisis
statistik terhadap hasil uji triaksial dengan contoh yang dipreparasi
dengan baik.
Rentang nilai tegangan utama minor (s3) pada saat test dilakukan
adalah kritikal untuk penentuan nilai yang handal untuk kedua
konstanta.
Pada saat menurunkan nilai original sci dan mi, Hoek and Brown (1980)
menggunakan rentang 0 < s3 < 0.5sci.
@IA
Kriteria Hoek-Brown untuk Batuan Utuh

Agar konsisten, perlu diusahakan untuk menggunakan rentang yang


sama dalam setiap uji triaksial pada contoh batuan utuh.
Sedikitnya lima titik data harus digunakan dalam analisis.
Pada saat lima atau lebih data uji triaksial telah diperoleh, data tersebut
dapat dianalisis untuk menentukan sci dan mi seperti yang dijelaskan
oleh Hoek & Brown (1980).

@IA
Kriteria Hoek-Brown untuk Batuan Utuh

Teknik regresi untuk mendapatkan sci dan mi


dari hasil uji triaksial (s1 dan s3)

y xy x y/n x
3 '
0.5 2ci
1 ' 3 ' ci mi 1 n x 2 ( x)2 /n n
ci

1 xy x y/n
y m ci x s ci mi 2 2
ci x ( x) /n
x 3 '
y 1 ' 3 '2 xy x y/n
r2
( x 2 ( x)2 /n) ( y2 ( y)2 /n)

@IA
Kriteria Hoek-Brown untuk Batuan Utuh

Contoh hasil regresi untuk mendapatkan sci dan mi


dari hasil uji triaksial (s1 dan s3)

@IA
Kriteria Hoek-Brown untuk Batuan Utuh

Uji laboratorium jangka pendek pada batuan yang sangat keras


cenderung untuk overestimate kekuatan massa batuan in situ.
Uji laboratorium dan studi lapangan pada granit yang berkualitas
sangat baik yang dilaporkan oleh Martin & Chandler (1994)
menunjukkan bahwa kekuatan in situ batuan ini hanya sekitar 70% dari
kekuatan batuan yang diperoleh di laboratorium.

@IA
Perkiraan ci di Lapangan (Hoek & Brown, 1997)

UCS PLI Field estimate of


Grade Term Examples
(MPa) (MPa) strength
R6 Extremely > 250 >10 Specimen can only be Fresh basalt, chert,
strong chipped with a diabase, gneiss, granite,
geological hammer quartzite
R5 Very 100 - 250 4 - 10 Specimen requires Amphibolite, sandstone,
strong many blows of a basalt, gabbro, gneiss,
geological hammer to granodiorite, limestone,
fracture it marble, rhyolite, tuff
R4 Strong 50 - 100 2-4 Specimen requires Limestone, marble,
more than one blow of phyllite, sandstone,
a geological hammer schist, shale
to fracture it
R3 Medium 25 - 50 1-2 Cannot be scraped or Claystone, coal,
strong peeled with a pocket concrete, schist, shale,
knife, specimen can be siltstone
fractured with a single
blow from a
geological hammer

@IA
Perkiraan ci di Lapangan (Hoek & Brown, 1997)

UCS PLI Field estimate of


Grade Term Examples
(MPa) (MPa) strength
R2 Weak 5 - 25 Can be peeled with a Chalk, rocksalt, potash
pocket knife with
difficulty, shallow
indentation made by
firm blow with point
of a geological
hammer
R1 Very 1-5 Crumbles under firm Highly weathered or
weak blows with point of a altered rock
geological hammer,
can be peeled by a
pocket knife
R0 Extremely 0.25 - 1 Indented by thumbnail Stiff fault gouge
weak

@IA
Perkiraan ci di Lapangan (Hoek & Brown, 1997)

Texture
Rock type Class Group
Coarse Medium Fine Very fine
Conglomerate Sandstone Siltstone Claystone
(22) (19) (9) (4)
Clastic
Greywacke
(18)
Chalk
(7)
Organic
Sedimentary Coal
(8-21)
Non-
Clastic Sparitic Micritic
Breccia
Carbonate Limestone Limestone
(20)
(10) (8)
Gypstone Anhydrite
Chemical
(16) (13)

@IA
Perkiraan mi di Lapangan (Hoek & Brown, 1997)

Texture
Rock type Class Group
Coarse Medium Fine Very fine
Marble Hornfels Quartzite
Non foliated
(9) (19) (24)
Migmatite Amphibolite Mylonites
Metamorphic Slightly foliated
(30) (25-31) (6)
Gneiss Schists Phyllites Slate
Foliated
(33) (4-8) (10) (9)

@IA
Perkiraan mi di Lapangan (Hoek & Brown, 1997)

Texture
Rock type Class Group
Coarse Medium Fine Very fine
Granite Rhyolite Obsidian
(33) (16) (19)
Granodiorite Dacite
Light
(30) (17)
Diorite Andesite
(28) (19)
Igneous
Gabbro Dolerite Basalt
(27) (19) (17)
Dark
Norite
(22)
Extrusive Agglomerate Breccia Tuff
Pyroclactic type (2) (18) (15)

@IA
Geological Strength Index, GSI

Kekuatan massa batuan terkekarkan berhantung kepada sifat batuan


utuh dan kebebasan potongan-potongan batuan untuk menggelincir
atau berputar di bawah kondisi tegangan yang berbeda-beda.
Kebebasan ini dikontrol oleh bentuk geometrik dari potongan batuan
utuh dan kondisi permukaan yang memisahkannya.
Potongan batuan bersudut dengan permukaan yang bersih dan kasar
akan menghasilkan massa batuan yang jauh lebih kuat dibandingkan
dengan massa batuan yang mengandung partikel bundar yang
dikelilingi material lapuk dan teralterasi.
Geological Strength Index (GSI), yang diperkenalkan oleh Hoek (1995)
serta Hoek,Kaiser dan Bawden (1995) menyediakan sistem untuk
mengestimasi pengurangan dalam kekuatan massa batuan untuk
kondisi geologi yang berbeda.

@IA
Geological Strength Index, GSI

@IA
Perhitungan mb, s, a Menggunakan GSI

GSI 100
mb mi exp
28

GSI 100
s exp and a 0.5 untuk GSI > 25
9

GSI
s 0 and a 0.65 untuk GSI < 25
200

@IA
Perhitungan mb, s, a Menggunakan GSI

@IA
Perhitungan mb, s, a Menggunakan GSI

@IA
Hoek-Brown dan Mohr-Coulomb

@IA
Hoek-Brown dan Mohr-Coulomb

@IA
MODULUS DEFORMASI MASSA BATUAN

GSI10
ci
Em 10 40 GPa Hoek & Brown, 1997
100

GSI10
D ci
Em 1 10 40 GPa Hoek, et al., 2002
2 100

GSI10
D
Em 1 10 40 GPa Hoek, et al., 2002
2

D
1
Em 100 2 GPa Hoek & Diederichs, 2006
75 25D GSI

11
1 e
@IA
TERIMA KASIH

@IA

Anda mungkin juga menyukai