Anda di halaman 1dari 53

MATERI OLIMPIADE KEBUMIAN

GEOLOGI

2015
WWW.HUJUNGDESTINASI.WORDPRESS.COM
Misbahudin/meljameel@gmail.com
MATERI: MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI

SISTEM KRISTAL

Cubic
- Ada 3 sumbu
- Ketiga sumbu saling tegak lurus
- Ketiga sumbu panjangnya sama
Contoh: Pirit (Pyrite) FeS
2

Tetragonal
- Ada 3 sumbu
- Ketiga sumbu saling tegak lurus
- Ada 2 sumbu yang panjangnya sama
Contoh: Kasiterit (Cassiterite) SnO
2

Hexagonal
- Memiliki 4 sumbu
- Ada 3 sumbu yang panjangnya sama
dengan sudut 120 satu sama lain dan
tegak lurus pada sumbu ke-4
Contoh: Beril (Beryl) Be3Al2Si6O18

Orthorombic
- Ada 3 sumbu
- Ketiga sumbu saling tegak lurus
- Ketiga sumbu panjangnya tidak sama
Contoh: Topas (Topaz) Al2F2SiO4

Monoclinic
- Ada 3 sumbu
- Salah satu sumbu tidak tegak lurus,
sumbu lain saling tegak lurus
- Ketiga sumbu panjangnya tidak sama
Contoh: Augit (Augite) Ca,Mg,Fe,Al)(SiAl)2O6

Triclinic
- Ada 3 sumbu
- Semua sumbu tidak tegak lurus
- Ketiga sumbu panjangnya tidak
sama
Contoh: Mikroklin (Microcline) KAlSi3O8

1
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
KLASIFIKASI (GRUP) MINERAL

Oksida Elemen/Unsur Murni (Native)


Hematite (Fe O ) Gold (Au)
2 3
Copper (Cu)
Magnetite (Fe O )
3 4 Diamond (C), dll
Corundum (Al O ), dll Halida
2 3
Sulfida Halite (NaCl)
Galena (PbS) Fluorite (CaF )
2
Sphalerite (ZnS) Sylvite (KCl), dll
Pyrite (FeS ), dll Karbonat
2
Sulfat Calcite (CaCO )
3
Gypsum (CaSO .2H O) Dolomite (CaMg(CO ) )
4 2 3 2
Anhydrite (CaSO ) Aragonite (CaCO ), dll
4 3
Barite (BaSO ), dll Silikat
4
Olivine ((Mg,Fe) SiO )
Hidroksida 2 4

Limonite (FeO(OH).nH O) Diopside((CaMg,Si O )


2 2 4

Bauxite (Al(OH) .nH O) dll


2 2
dll
Fosfat
Apatite (Ca (F,Cl,OH)(PO ) )
5 4 3
Turquoise (CuAl (PO ) (OH) .4H O)
6 4 4 8 2
dll

PEMBENTUKAN MINERAL
1. Primer
a. Magmatisme

2
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
b. Sedimentasi

Dapat dihasilkan dari:


- Proses diagenesa perubahan dari sedimen menjadi batuan sedimen dapat
muncul mineral-mineral baru (selain mineral lain yang sudah ada).
- Kristalisasi larutan presipitasi larutan pada lingkungan tertentu, misalnya
pada padang garam (mineral: halit).

c. Metamorfisme
Perubahan terjadi dalam bentuk padatan

3
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Contoh lain:
CaCO3 + SiO2 Ca SiO3 + CO2
Kalsit Kuarsa Wollastonit
(mineral metamorf)

d. Hidrotermal

Terutama dari kristalisasi larutan


hidrothermal/reaksi larutan
hidrothermal dengan batuan di
sekitarnya.
Contoh: urat kuarsa yang
mengandung emas, tembaga

2. Sekunder
a. Oksidasi
Contoh:
Ortoklas (Potassium Feldspar) KAlSi O
3 8
teroksidasi menjadi mineral lempung

teroksidasi pada kondisi kering Smektit


(0.5Ca,Na)0.7Mg0.7Al3.3Si8O20(OH)4

teroksidasi pada kondisi basah Kaolinit -


Al4Si4O10(OH)8

4
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
b. Sementasi

Contoh:
- Kalsit (Calcite)
- Kuarsa (Quartz)
- Oksida Besi

SIFAT FISIK MINERAL


1. Bentuk (habits)

2. Belahan (cleavage)

1 arah 2 arah 3 arah 4 arah


contoh: muskovit contoh: feldspar contoh: kalsit contoh: fluorit

5
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
3. Pecahan (fracture)
Conchoidal pola konsentrik
Hackly pola bergerigi
Earthy pola seperti berpasir
dll
Contoh: pecahan concoidal pada obsidian.
4. Kekerasan (hardness)
Kekerasan (Hardness)
Skala Mohs:
1 Talk Cara pengukuran sederhana:
2 Gipsum
3 Kalsit 2 Kuku jari
4 Fluorit
3-4 Koin logam tembaga
5 Apatit
6 Ortoklas 5 Gelas
7 Kuarsa
8 Topas 6 Lempeng besi
9 Korundum
10 Intan (Diamond)
5. Kilap

Kilap: logam/metalik
Contoh: Pirit

Kilap: Resin
Contoh: Feldspar

Kilap: sutera
Contoh: Gipsum

Kilap lainnya: gelas, mutiara (pearly), tanah (earthy), dan lain-lain.

6. Warna, Cerat, dan lain-lain


Warna (Color) mineral yang sama bisa memiliki warna yang berbeda.
Cerat (Streak) warna mineral dalam bentuk bubuk halus.
Sifat lainnya: densitas, magnetik, elektrik, radioaktivitas, dan lain-lain.

6
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
MATERI: STRUKTUR DALAM BUMI

Permulaan terjadinya bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari,
Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu hal,
terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh tetapi
gumpalan itu masih tetap berputar terus-menerus mengelilingi gumpalan besar (matahari)
tersebut. Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah
mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Padatan itulah kemudian yang menjadi
planet-planet di tata surya kita. Dari gumpalan yang terlepas tersebut (planet), terlepas pula
sebagian dari planet tetapi juga tetap berputar dan mengelilingi gumpalan yang
ditinggalkan, itulah yang disebut bulan atau satelit.
Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat sifat fisika bumi (geofisika).
Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti misalnya gaya
tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang (seismik), dan sifat
fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para ahli geofisika mempelajari susunan
bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat
kemagnetan bumi, sifat penghantaran arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang
seismik. Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur
sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada dasarnya gelombang
seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau gelombang Longitudinal dan
gelombang Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang
ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar
pada material berfasa padat maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar
pada materi yang berfasa cair. Perbedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang
dipakai untuk mengetahui jenis material dari interior bumi.

Sifat rambat gelombang P dan S pada


interior bumi. Terlihat gelombang P dapat
Rambatan gelombang Primer (P) dan merambat pada interior bumi baik yang
Sekunder (S) pada interior bumi. Gelompang berfasa padat maupun berfasa cair,
P (garis hijau) merambat pada semua bagian sedangkan gelombang S tidak merambat
dari lapisan material bumi sedangkan pada Inti Bumi bagian luar yang berfasa cair.
gelombang S (garis merah) hanya merambat
pada bagian mantel dari interior bumi.

7
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Berdasarkan gelombang seismic, struktur internal bumi dapat dibedakan menjadi tiga
komponen utama, yaitu:
- Inti (core)
- Mantel (mantle)
- Kerak (crust)
Inti bumi (core)

Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km.


Terbagi menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam.

Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2900-5100 km


Inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5100-6371 km.

Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity.


Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis
meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel.
Mantel bumi (mantle)

Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium.


Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity.

Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semi-
plastis memiliki kedalaman sampai 400 km.

Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak
membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer.
Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi
astenosfer.
Kerak bumi (crust)

Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km.
Kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity.
Kerak bumi dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya.

8
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg, disingkat sima.
Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15/ (rata-rata 7 km) dengan berat jenis rata-
rata 3 gm/cc.
Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama
berkomposisi basal.

Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, disingkat sial.
Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-
rata sekitar 2,85 gm/cc.
Kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya
terutama terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.

9
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
MATERI: TEKTONIK LEMPENG

Lempeng-lempeng tektonik di bumi barulah dipetakan pada paruh kedua abad ke-20. Teori
Tektonik Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi
yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan
skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga
menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama
abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.

Pada saat ini dipermukaan bumi terdapat enam lempeng utama, yaitu :
1. Lempeng Eurasia, wilayahnya meliputi Eropa, Asia, dan daerah pinggirannya
termasuk Indonesia.
2. Lempeng Indo-Australia, wilayahnya meliputi Lautan Hindia serta subkontinen
India dan Australia bagian barat.
3. Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh Lautan Pasifik.
4. Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan, dan
setengah bagian barat Lautan Atlantik.
5. Lempeng Afrika, wilayahnya meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan
Atlantik, dan bagian barat Lautan Hindia.
6. Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi Kontinen Antartika dan lautan
Antartika.

10
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Ada tiga kemungkinan bentuk interaksi antarlempeng, yaitu :
Lempeng saling tabrakan (zona konvergen)
Lempeng saling menjauh (zona divergen)
Lempeng saling bergesekan (zona transform fault)

1. Konvergen
Terdapat aktivitas vulkanisme (intrusi dan ekstrusi).
Merupakan daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam.
Lempeng dasar samudera menunjam ke bawah lempeng benua (zona subduksi).
Terbentuk palung laut di tempat tumbukan.
Pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan.
Penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng.
Timbunan sedimen campuran.
Contoh bentukan yang diakibatkan oleh interaksi lempeng ini adalah
Pegunungan Himalaya, Palung Mindanao, jalur pegunungan di Indonesia
(sirkum mediterania dan sirkum pasifik), dan Kepulauan Jepang.

2. Divergen
Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepi lempeng tersebut.
Pembentukan tanggul dasar samudera (mid oceanic ridge) di sepanjang tempat
perenggangan lempeng.
Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur
bantal dan hamparan leleran lava yang encer.
Aktivitas gempa di dasar laut dan sekitarnya.
Contoh : di tengah Samudera Atlantik yang memanjang di dekat kutub utara
sampai mendekati kutub selatan, celahnya menyebabkan Benua Amerika
bergerak menjauh dengan Benua Eropa dan Afrika.

11
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Gerakan saling menjauh antara lempeng
Afrika dan Amerika bagian selatan juga
merupakan Mid Oceanic Ridge di tengah
Negara Islandia.

Sesar San Andreas yang


membentang sepanjang kurang
lebih 1.200 km dari San Francisco
di utara sampai Los Angeles di
selatan Amerika Serikat.

3. Transform
Terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah disertai gempa yang tidak kuat.
Menimbulkan bentukan lipatan dan patahan, seperti patahan San Andreas di AS.
Terdapat pegunungan dan lembah.

12
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
MATERI: STRUKTUR GEOLOGI

Struktur primer adalah struktur geologi yang terbentuk pada saat pembentukan batuan.
Misalnya, struktur sedimen (silang siur, flute cast, dan lain-lain), struktur kekar akibat
pendinginan magma (columnar joint dan sheeting joint) dan struktur perlapisan.

Struktur sekunder adalah struktur geologi yang mempelajari dan membahas bentuk-
bentuk deformasi kerak bumi dan gejala-gejala penyebab pembentukannya. Dibedakan
dengan geotektonik atau tektonik, geologi struktur mempunyai ruang lingkup yang lebih
sempit, yang meliputi deformasi - deformasi pada isi cekungan, sedangkan tektonik
menyangkut skala yang lebih luas dari ini, misalnya proses pembentukan pegunungan
(orgenesa) dan sebagainya.

Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar


(joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).

KEKAR (JOINT)

Kekar adalah struktur rekahan pada batuan yang tidak memperlihatkan pergeseran. Hampir
tidak ada suatu singkapan di muka bumi ini yang tidak memperlihatkan gejala rekahan.
Kekar bukan merupakan gejala yang kebetulan, tetapi merupakan hasil
kekandasan/kegagalan batuan akibat tegasan (stress). Karena itu kekar akan mempunyai
sifat-sifat yang menuruti hukum-hukum fisika.

Struktur kekar merupakan gejala yang paling umum dijumpai dan banyak dipelajari secara
luas tetapi merupakan struktur yang paling sukar untuk dianalisa.

Berdasarkan cara terbentuknya kekar dapat diklasifikasikan menjadi :


- Kekar tektonik, misalnya kekar gerus (shear joint) dan kekar tarik (tension joint).
- Kekar non tektonik, misalnya mudcrack, columnar joint dan sheeting joint.

Struktur ini banyak dipelajari karena sangat berhubungan erat dengan masalah masalah:
a. Geologi teknik
b. Geologi minyak bumi, terutama masalah cadangan dan produksi.
c. Geologi untuk pertambangan, baik dalam hal sistim penambangannya maupun
pengerahan terhadap bentuk-bentuk mineralisasi dan lain-lain.

Di dalam teknik sipil dan pertambangan, masalah kekar merupakan hal yang sangat
penting, karena meraka merupakan jalur-jalur lemah dalam batuan. Kesukaran yang
dihadapi dalam membuat analisa struktur ini terletak pada banyaknya sifat-sifat dasar yang
dimilikinya, artinya terdapat bukti-bukti bahwa rekahan-rekahan ini dapat terbentuk pada
setiap waktu kejadian.

Umumnya, dalam batuan sedimen, kekar dapat terbentuk mulai dari saat pengendapan, atau
segera terbentuk setelah pengendapannya, dimana sedimen tersebut masih dalam proses
kompaksi.

13
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Kekar non-tektonik, yaitu kekar, yang terbentuk bukan karena gaya tektonik, misalnya
kekar akibat pendinginan (cooling joint) pada batuan beku, misalnya kekar kolom
(columnar joints) atau dapat juga terbentuk akibat pembebanan, misalnya sheeting joints.

Struktur kekar dipelajari dengan cara statistik, mengukur dan mengelompokkan nya dalam
bentuk diagram roset (diagram bunga) atau diagram kontur.

SESAR (FAULT)

Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran
sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan, dengan arah yang
sejajar dengan bidang patahan. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus
yang disebut sesar translasi atau terputar yang dinamakan sesar rotasi. Pergeseran-
pergeseran ini mempunyai dimensi berkisar antara beberapa cm sampai mencapai ratusan
km.

Bahan yang hancur akibat pergeseran yang terdapat pada jalur sesar, dapat berupa gouge
yaitu suatu bahan yang halus karena lumat akibat gerusan dan breksi sesar yaitu zona
hancuran yang memperlihatkan orientasi fragmen akibat gerusan.

a. Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan sesar

- Bidang sesar adalah bidang rekahan dimana terjadi pergeseran antara blok - blok yang
saling berhadapan. Seringkali bidang sesar tercerminkan secara morfologis sebagai gawir
sesar.
- Hanging wall adalah blok patahan yang berada dibagian atas bidang sesar.
- Foot wall adalah blok yang ada dibagian bawah bidang sesar.
- Throw (loncatan vertikal) adalah jarak slip/separation yang diukur pada bidang vertikal.
- Heave (loncatan horizontal) adalah jarak slip/separation yang diukur pada bidang
horizontal.

b. Klasifikasi Sesar

Berdasarkan pada sifat gerak, sesar dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

14
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
a. Sesar normal yaitu gerak hanging wall relatif turun terhadap foot wall.
b. Sesar mendatar yaitu gerak relatif hanging wall relatif naik terhadap foot wall.
c. Sesar mendatar yaitu gerak relatif mendatar pada bagian-bagian yang tersesarkan.

Gerak-gerak ini sangat berhubungan dengan sifat atau posisi tegasan utama yang bekerja
pada daerah atau tubuh batuan yang mengalami deformasi.

LIPATAN

Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan
sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan akibat pengaruh suatu tegasan (stress).
Pada umumnya refleksi pelengkungan ditunjukkan pada perlapisan batuan sedimen atau
foliasi batuan metamorf.

a. Beberapa definisi pada struktur lipatan

- Hinge point adalah titik maksimum


pelengkungan pada lapisan yang terlipat (b).
Garis yang menghubungkan titik-titik
tersebut, disebut juga hinge-line atau axis
line (sumbu perlipatan) (d).
- Crest point adalah titik tertingi pada lipatan
(a). Garis yang melalui titik-titik tersebut
crestal-line (c).
- Trough point dan Trough line adalah titik
dan garis terendah pada lipatan (g).
- Garis sumbu lipatan (Axial line) adalah
perpotongan antara bidang sumbu dengan

15
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
bidang horizontal. (Garis ini lazim dicantumkan pada peta geologi).
- Axial plane (bidang sumbu) adalah bidang yang melalui garis sumbu dan garis pusat
perlipatan dan membagi sama besar sudut yang dibentuk sayap-sayapnya (f).
- Crestal plane adalah bidang yang melalui crestal-line dan pusat perlipatan (e).
- Sayap lipatan (Limb) adalah bagian sebelah-menyebelah dari sisi lipatan (i).
- Core adalah pusat lipatan (h).

16
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
MATERI: PETROLOGI

Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan
metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan
mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih
kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau
meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini
disebut siklus batuan atau ROCK CYCLE.

BATUAN BEKU
Batuan beku terbentuk karena proses pendinginan magma yang dapat terdiri atas berbagai
jenis batuan tergantung pada komposisi mineralnya. Magma merupakan cairan silikat pijar
yang terbentuk secara alamiah, mempunyai temperatur yang tinggi (900o - 1600oC) dan
berasal dari bagian dalam bumi yang disebut selubung bumi (mantel) bagian atas.
Bentuk dan Keberadaan Batuan
Batuan beku berdasarkan genesa atau tempat terbentuknya dapat dibedakan menjadi 2
kelompok yaitu :
Batuan beku intrusi : batuan beku yang membeku di dalam bumi, yang menghasilkan
2 jenis batuan beku yaitu :
o Batuan hipabisal: batuan beku yang membeku di dalam bumi pada kedalaman
menengah - dangkal sehingga menghasilkan batuan beku bertekstur sedang atau
percampuran antara kasar - halus.
o Batuan plutonik: batuan beku yang membeku jauh di dalam bumi sehingga
menghasilkan batuan beku bertekstur kasar - sangat kasar.

17
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Batuan beku ekstrusi: batuan beku yang membeku di permukaan/di dekat permukaan
bumi, yang menghasilkan batuan beku volkanik yang bertekstur sangat halus - halus.

Warna Batuan

Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya. Mineral
penyusun batuan dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warna dapat
diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang bertekstur gelasan.
Batuan beku yang berwarna cerah, umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun
oleh mineral-mineral felsik.
Batuan beku yang berwarna gelap - hitam, umumnya adalah batuan beku intermedier
yang tersusun oleh mineral-mineral felsik dan mineral mafik hampir sama banyak.
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan, umumnya adalah batuan beku basa yang
tersusun oleh mineral-mineral mafik.
Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monomineralik, umumnya
adalah batuan beku ultrabasa yang tersusun oleh hampir seluruhnya mineral-mineral
mafik.

Komposisi Mineral

Komposisi mineral mencerminkan informasi tentang magma asal batuan tersebut dan posisi
tektonik (berhubungan struktur kerak bumi dan mantel) tempat kejadian magma tersebut.
Mineral pembentuk batuan dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :
Mineral utama (essential minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma,
yang biasanya hadir dalam jumlah yang cukup banyak dan menentukan nama/sifat
batuan. Contoh : mineral-mineral Seri Bowen (olivin, piroksen, hornblenda, biotit,
plagioklas, k-felspar, muskovit, kuarsa) dan felspathoid.
Mineral tambahan (accessory minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi
magma, tetapi kehadirannya relatif sedikit (< 5%), dan tidak menentukan nama/sifat
batuan. Contoh : apatit, zirkon, magnetit, hematit, rutil, dan lain - lain.
Mineral sekunder (secondary minerals) : mineral hasil ubahan dari mineral -mineral
primer karena pelapukan, alterasi hidrotermal, atau metamorfosa. Contoh : klorit,
epidot, serisit, kaolin, aktinolit, garnet, dan lain - lain.

Tekstur

Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk, dan hubungan keteraturan mineral
dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan dan keterdapatannya.
Pengamatan tekstur batuan beku meliputi :
- Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi batuan beku tergantung dari proses pembekuan magma. Pada
pembekuan magma yang berlangsung lambat maka akan terbentuk kristal-kristal yang
berukuran kasar-sedang, bila berlangsung cepat akan terbentuk kristal-kristal yang
berukuran halus, dan bila berlangsung sangat cepat akan terbentuk gelas. Derajat
kristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

18
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Holokristalin : batuan beku terdiri dari kristal seluruhnya.
Hipokristalin : batuan beku terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas.
Holohialin : batuan beku terdiri dari gelas seluruhnya.

- Granulitas/Besar butir
Granulitas/besar butir batuan beku dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
Fanerik : kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa.
Ukuran butir/kristal untuk batuan bertekstur fanerik dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
o Halus : besar butir < 1 mm
o Sedang : besar butir 1 mm - 5 mm
o Kasar : besar butir 5 mm - 30 mm
o Sangat kasar : besar butir > 30 mm
Afanitik : kristal-kristalnya sangat halus, tidak dapat dilihat dengan mata biasa, hanya
dapat dilihat dengan mikroskop. Jika batuan bertekstur porfiritik maka ukuran fenokris
dan masa dasar dipisahkan.
Gelasan (glassy) : batuan beku semuanya tersusun oleh gelas.

- Kemas/fabric
Kemas/fabric batuan beku dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Equigranular : ukuran besar butir/kristal relatif sama.
Inequigranular : ukuran besar butir/kristal tidak sama.
Khusus untuk inequigranular dapat dibedakan menjadi 2 tekstur yaitu :
o Porfiritik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar
(matriks) kristal yang lebih halus.
o Vitrofirik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar
(matriks) gelas/amorf.

Bentuk-bentuk kristal/mineral : (a) euhedral, (b) subhedral, (c) anhedral.

Beberapa contoh tekstur pada batuan fanerik :


a. hipidiomorfik granular, b. alotriomorfik granular, c. porfiritik.

19
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Beberapa tekstur khusus batuan beku.

- Bentuk Kristal
Bentuk kristal memberikan gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral
pembentuk batuan beku.
Bentuk Kristal Tekstur Keterangan

Euhedral Panidiomorfik Sebagian kristal mempunyai batas sempurna (euhedral) dan


granular berukuran butir sama

Subhedral Hypidiomorfik Batas kristal peralihan antara sempurna dan tidak beraturan
(subhedral) dan berukuran butir sama
Granular

Anhedral Allotrimorfik Batas kristal tak beraturan (anhedral) dan berukuran butir
sama
Granular

Struktur

Struktur yang dimaksud adalah struktur primer, yang terjadi saat terbentuknya batuan beku
tersebut. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan (dimensinya
sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat dilihat juga dalam hand specimen.
Struktur batuan beku yang berhubungan dengan aliran magma :
Schlieren : struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau memanjang
atau oleh xenolith akibat pergerakan magma.
Segregasi : struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yang
mengakibatkan perbedaan komposisi mineral dengan batuan induknya.
Lava Bantal (pillow lava) : struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat
interaksi dengan lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana bagian atas
cembung dan bagian bawah cekung.
Blok Lava (Lava aa) : aliran lava yang permukaannya sangat kasar, merupakan
bongkah-bongkah.
Lava Ropy (Lava Pahoehoe) : aliran lava yang permukaannya halus dan berbentuk
seperti pilinan tali, bagian depannya membulat, bergaris tengah sampai beberapa meter.

20
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Struktur batuan beku yang berhubungan dengan pendinginan magma :
Masif : bila batuan secara keseluruhan terlihat pejal, monoton, seragam, tanpa retakan
atau lubang-lubang bekas gas.
Vesikuler : lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava).
Scoriaceous: bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan, ummnya
dijumpai pada batuan beku basa.
Pumiceous: bila lubang lubang gas saling berhubungan, umumnya di jumpai
pada batuan beku asam.
Flow structure: bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristalnya maupun
lubang-lubang gas.
Amigdaloidal : lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava), yang telah diisi oleh
mineral sekunder, seperti zeolit, kalsit, kuarsa.
Kekar kolom (columnar joint) : kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak lurus
arah aliran.
Kekar berlembar (sheeting joint) : kekar berbentuk lembaran, biasanya pada tepi/atap
intrusi besar akibat hilangnya beban.

BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil rombakan
batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang
diendapkan pada cekungan sedimentasi yang kemudian mengalami pembatuan.
Warna

Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi oleh beberapa faktor:

- Warna mineral pembentuk batuan sedimen.


- Warna massa dasar/matriks atau warna semen.
- Warna material yang menyelubungi (coating material).

Struktur

Pada batuan sedimen dikenal 2 macam struktur:


- Struktur singenetik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen,
disebut juga sebagai struktur primer batuan.
- Struktur epigenetik: ada setelah batuan tersebut terbentuk. Struktur ini seperti
kekar, sesar, dan lipatan.

Macam-macam struktur primer batuan sedimen :


1. Karena proses fisik
a. Struktur eksternal
Terlihat pada morfologi dan bentuk batuan sedimen secara keseluruhan di
lapangan. Contoh: lembaran (sheet), lensa, membaji (wedge), dan prisma tabular.
b. Struktur internal
Struktur ini terlihat pada bagian dalam batuan sedimen, seperti:
- Perlapisan
Struktur ini terlihat berlapis-lapis seperti kue lapis dan > 1 cm.

21
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
- Laminasi
Hampir sama dengan perlapisan tetapi tebalnya < 1 cm.

Perlapisan Laminasi silang siur Laminasi (sejajar)

- Perlapisan/laminsi sejajar
Struktur ini tersusun secara horizontal dan saling sejajar satu dengan yang lain.
- Pelapisan/laminasi silang siur
Perlapisan/laminasi batuan saling potong memotong.
- Graded bedding
Terjadi perubahan ukuran butir secara bergradasi baik secara normal gradasi
(gradasi butirnya makin halus ke atas) atau gradasi terbalik (makin kasar ke atas)

c. Kenampakan pada permukaan lapisan


- Ripple mark
Bentuk permukaan yang bergelombang karena adanya arus.
- Flute cast (struktur erosional)
Bentuk gerusan pada permukaan akibat aktivitas arus. Bisa menjadi penciri adanya
arus purba.

Groove Cast
Ripple mark Flute cast

- Groove Cast
Isian dari hasil goresan oleh material keras yang terbawa oleh arus, menunjukkan
orientasi arus purba.
- Mud crack
Bentukan retakan lapisan lumpur (mud), biasanya berbentuk poligonal.
- Rain mark
Kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan.

22
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Mud crack

Rain Mark
d. Struktur erosional
- Load cast
Lekukan pada permukaan lapisan akibat adanya gaya tekan.
- Konvolut
Liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.

Scour

Load Cast

Slump Structure Konvolut

- Scour / Channel
Kontak dua litologi yang berupa gerusan pada lapisan bawah selebar beberapa dm
(scour) atau beberapa belas puluh m (channel).
- Sandstone dike and sill
Karena deformasi pasir dapat terinjeksi pada lapisan sedimen diatasnya.
- Dewatering
Terjadi karena adanya gaya tekan pada saat pembentukan batuan sedimen,
mengakibatkan adanya air yang berusaha keluar dari batuan sedimen yang akan
terbentuk.
- Slump structure
Struktur sedimen yang berbentuk seperti liukan-liukan.
- Flame Structure
Struktur sedimen yang terbentuk saat suatu lapisan mudstone yang masih lembek
berada di bawah lapisan batupasir.

2. Karena proses biologi


a. Jejak (track and trail)

23
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Track: Jejak berupa tapak organisme.
Trail: Jejak seretan bagian tubuh organisme.
b. Galian (burrow)
Adalah lubang atau bahan hasil aktivitas organisme.
c. Cetakan (cast and mold)
Mold : Cetakan bagian tubuh organisme.
Cast : Cetakan dari mold.

Tekstur

Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen seperti
ukuran butir, bentuk butir, dan orientasi. Secara umum tekstur batuan sedimen dibedakan
menjadi 2 yaitu klastik dan nonklastik.
- Tekstur nonkalstik
a. Amorf : berukuran lempung koloid, non kristalin.
b. Oolitik : Kristal berbentuk bulat/ellipsoid yang berkumpul ukurannya
0,25 - 2 mm.
c. Pisolitik : sama seperti oolitik, ukurannya > 2 mm.
d. Sakaroidal : butir kristalnya berukuran sangat halus, seperti gula.
e. Kristalin : tersusun oleh Kristal - kristal.
- Tekstur klastik
Unsur dari tekstur adalah fragmen, masa dasar (matriks), dan semen.
Fragmen : butiran berukuran lebih besar daripada pasir.
Matriks : butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan
diendapkan bersama-sam fragmen.
Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan
setalah fragmen dam matrik. Semen umumnya berupa silika, kalsit
sulfat atau oksida besi.

Dalam tekstur batuan sedimen klastik, hal - hal yang perlu diperhatikan meliputi : ukuran
butir, bentuk butir, sortasi, dan kemas.
a. Ukuran butir
Ukuran butir yang digunakan adlah skala Wenworth (1992) :
Ukuran
Nama Butir Nama Batuan
Butir(Mm)
>256 Bongkah
64-256 Berangkal Breksi : jika fragmennya runcing
4 s.d 64 Kerakal Konglomerat : jika fragmennya membulat
2 s.d 4 Kerikil
Pasir Sangat
1 s.d 2 Kasar
1/2 s.d 1 Pasir Kasar
1/4 s.d. 1/2 Pasir Sedang Batu pasir
1/8 s.d. 1/4 Pasir Halus
Pasir Sangat
1/16 s.d 1/8 Halus

24
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
1/16 s.d.
1/256 Lanau Batu lanau
< 1/256 Lempung Batu Lempung

Besar butir dipengaruhi ;jenis pelapukan, jenis transportasi, waktu/ jarak


transportasi, dan resistensi.

b. Bentuk butir
Bentuk butir sangat dipengaruhi komposisi butir, ukuran butir, jenis transportasi,
dan jarak transportasi.
c. Sortasi
- Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar.
- Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen.
d. Kemas
a. Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam
matrik).
b. Kemas tertutup; Butiran saling bersentuhan satu sama lain.

Komposisi

Batuan sedimen berdasarkan komposisinya dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok :


a. Batuan sedimen detritus/ klastik
Dapat dibedakan menjadi :
- Detritus halus : batulempung, batulanau
- Detritus sedang : batu pasir
- Detritus kasar : breksi dan konglomerat
b. Batuan sedimen evaporit
Batuan sedimen ini terbentuk dari proses evaporasi . contohnya: gips, anhidrit, batu
garam.
c. Batuan sedimen batubara
Berasal dari material organik. Contoh batunya seperti lignit, bituminous,
subituminus, antarsit, dan lain-lain.
d. Batuan sedimen silika
Terbentuk dari proses organik dan kimiawi. Contohnya: batu rijang (chert),
radiolaria, dan tanah diatomae.
e. Batuan sedimen karbonat
Terbentuk baik oleh proses mekanis, kimiawi, maupun organik. Contoh:
boundstone, packstone, wackstone, dan sebagainya.

BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan tekanan (P),
temperatur (T) atau keduanya di mana batuan memasuki kesetimbangan baru tanpa adanya
perubahan komposisi kimia (isokimia) dan tanpa melalui fasa cair (dalam keadaan padat),
dengan temperatur berkisar antara 200 - 8000C.

25
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Proses metamorfosa membentuk batuan yang sama sekali berbeda dengan batuan asalnya,
baik tekstur dan struktur maupun asosiasi mineral. Perubahan tekanan (P), temperatur (T)
atau keduanya akan mengubah mineral dan hubungan antar butiran/kristalnya bila batas
kestabilannya terlampaui. Selain faktor tekanan dan temperatur, pembentukan batuan
metamorf juga tergantung pada jenis batuan asalnya.
Tipe-tipe metamorfosa
Metamorfosa termal/kontak : terjadi akibat perubahan (kenaikan) temperatur (T),
biasanya dijumpai di sekitar intrusi/batuan plutonik, luas daerah kontak bisa beberapa
meter sampai beberapa kilometer, tergantung dari komposisi batuan intrusi dan batuan
yang diintrusi, dimensi dan kedalaman intrusi.
Metamorfosa regional/dinamo termal : terjadi akibat perubahan (kenaikan) tekanan
(P) dan temperatur (T) secara bersama-sama, biasanya terjadi di jalur orogen (jalur
pembentukan pegunungan atau zona subduksi) yang meliputi daerah yang luas,
perubahan secara progresif dari P dan T rendah ke P dan T tinggi..
Metamorfosa kataklastik/kinematik/dislokasi : terjadi di daerah pergeseran yang
dangkal (misal zona sesar) dimana tekanan lebih berperan daripada temperatur, yang
menyebabkan terbentuknya zona hancuran, granulasi, breksi sesar (dangkal), milonit,
filonit (lebih dalam) kemudian diikuti oleh rekristalisasi.
Metamorfosa burial : terjadi akibat pembebanan, biasanya terjadi di cekungan
sedimentasi, perubahan mineralogi ditandai munculnya zeolit.
Metamorfosa lantai samudera : terjadi akibat pembukaan lantai samudera (ocean
floor spreading) di punggungan tengah samudera, tempat dimana lempeng (litosfer)
terbentuk, batuan metamorf yang dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultra
basa.

Mineralogi Batuan
Beberapa bentuk dan sifat fisik mineral karakteristik batuan metamorf.

Beberapa bentuk mineral karakteristik batuan metamorf


Bentuk Kristal Mineral
Euhedral Staurolit, silimanit, kianit, rutil, klorit, ilmenit, turmalin, pirit, lawsonit,
andalusit, garnet, sfen, epidot, zoisit, magnetit, spinel, ankerit, idokras
Subhedral Mika & klorit, amfibol & piroksen, wolastonit, dolomit & apatit

26
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Anhedral Kuarsa, felspar, kalsit, aragonit, olivin, kordierit, scapolit, humites

Proses pertumbuhan mineral saat terjadinya metamorfosa pada fase padat dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu (Jackson, 1970) :
Secretionary growth : pertumbuhan kristal hasil reaksi kimia fluida yang terdapat pada
batuan yang terbentuk akibat adanya tekanan pada batuan tersebut.
Concentionary growth : proses pendesakan kristal oleh kristal lainnya untuk membuat
ruang pertumbuhan.
Replacement : proses penggantian mineral lama oleh mineral baru.

Kemampuan mineral untuk membuat ruang bagi pertumbuhannya tidak sama satu dengan
yang lainnya. Percobaan Becke (1904) menghasilkan seri kristaloblastik yang menunjukan
bahwa mineral pada seri yang tinggi akan lebih mudah membuat ruang pertumbuhan
dengan mendesak mineral pada seri yang lebih rendah. Mineral dengan kekuatan
kristaloblastik tinggi umumnya besar dan euhedral.

Seri Kristaloblastik
Most Euhedral
Sphene, rutile, pyrite
Garnet, silimanite, staurolite, tourmaline
Epidote, magnetite, ilmenite
Andalusite, pyroxene, amphibole
Micas, chlorite, dolomite, kyanite
Calcite, idocrase, scapolite
Plagioclase, quartz, cordierite
Least Euhedral

Struktur Batuan
Struktur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk
atau orientasi unit poligranular batuan tersebut (Jackson, 1970). Pembahasan mengenai
struktur juga meliputi susunan bagian masa batuan termasuk hubungan geometrik antar
bagian serta bentuk dan kenampakan internal bagian-bagian tersebut (Bucher & Frey,
1994). Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : struktur
foliasi dan struktur non foliasi.
- Struktur Foliasi
Struktur foliasi adalah struktur paralel yang dibentuk oleh mineral pipih/ mineral prismatik,
seringkali terjadi pada metamorfosa regional dan metamorfosa kataklastik.
Beberapa struktur foliasi yang umum ditemukan:

27
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Slaty cleavage : struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah batu
sabak/slate, mineral mika mulai hadir, batuannya disebut slate (batusabak).
Phylitic : rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage, batuan lebih mengkilap
daripada batusabak (mulai banyak mineral mika), mulai terjadi pemisahan mineral
pipih dan mineral granular meskipun belum begitu jelas/belum sempurna, batuannya
disebut phyllite (filit).
Schistose : struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral pipih
orientasinya menerus/tidak terputus, sering disebut dengan close schistosity, batuannya
disebut schist (sekis).
Gneisose : struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral pipih
orientasinya tidak menerus/terputus, sering disebut dengan open schistosity, batuannya
disebut gneiss.

- Struktur Non Foliasi


Struktur non foliasi adalah struktur yang dibentuk oleh mineral-mineral yang
equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran granular, seringkali terjadi pada
metamorfosa termal.
Beberapa struktur non foliasi yang umum ditemukan :
Granulose : struktur non foliasi yang terdiri dari mineral-mineral granular.
Hornfelsik : struktur non foliasi yang dibentuk oleh mineral-mineral equidimensional
dan equigranular, tidak terorientasi, khusus akibat metamorfosa termal, batuannya
disebut hornfels.
Cataclastic : struktur non foliasi yang dibentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau
mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi, terjadi
akibat metamorfosa kataklastik, batuannya disebut cataclasite (kataklasit).
Mylonitic : struktur non foliasi yang dibentuk oleh adanya penggerusan mekanik pada
metamorfosa kataklastik, menunjukan goresan-goresan akibat penggerusan yang kuat
dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer, batuannya disebut mylonite
(milonit).
Phyllonitic : gejala dan kenampakan sama dengan milonitik tetapi butirannya halus,
sudah terjadi rekristalisasi, menunjukan kilap silky, batuannya disebut phyllonite
(filonit).

Tekstur Batuan
Tekstur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau
orientasi butir mineral individual penyusun batuan metamorf (Jackson, 1970).
Tekstur batuan metamorf berdasarkan ketahanan terhadap proses:
Tekstur relic (sisa) : tekstur batuan metamorf yang masih menunjukan sisa tekstur
batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya masih tampak pada batuan metamorf
tersebut. Penamaannya dengan memberi awalan blasto (kemudian disambung dengan
nama tekstur sisa), misalnya : tekstur blastoporfiritik (batuan metamorf yang tekstur
porfiritik batuan beku asal nya masih bisa dikenali) atau dengan memberi awalan
meta untuk memberikan nama batuan metamorf bila masih dikenali sifat dari batuan
asalnya, misalnya metasedimen, metagraywacke, metavolkanik, dan sebagainya.
Tekstur kristaloblastik : setiap tekstur yang terbentuk pada saat metamorfosa.
Penamaannya dengan memberi akhiran blastik, dipakai untuk memberikan nama

28
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
tekstur yang terbentuk oleh rekristalisasi proses metamorfosis, misal tekstur
porfiroblastik yaitu batuan metamorf yang memperlihatkan tekstur mirip porfiritik
pada batuan beku, tapi tekstur ini betul-betul akibat rekristalisasi metamorfosis.

Tekstur batuan metamorf berdasarkan bentuk individu kristal :


Idioblastik : mineralnya berbentuk euhedral
Hypidioblastik : mineralnya berbentuk subhedral
Xenoblastik/alotrioblastik : mineralnya berbentuk anhedral

Tekstur batuan metamorf berdasarkan bentuk mineral:


Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja yaitu :
o Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika
(muskovit, biotit).
o Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral
plagioklas, k-felspar, piroksen.
o Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan
batas mineralnya sutured (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya
kuarsa.
o Granuloblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan
batas mineralnya unsutured (lebih teratur), dengan bentuk mineral anhedral,
misalnya kuarsa.
Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur homeoblastik, misalnya
lepidoblastik dan granoblastik, atau lepidoblastik, nematobalstik, dan granoblastik.

Beberapa tekstur khusus lainnya yang umumnya tampak pada pengamatan petrogarafi
(pengamatan batuan/mineral dengan menggunakan mikroskop polarisasi) yaitu:
Porfiroblastik : kristal yang lebih besar (porphyroblast) dikelilingi oleh mineral-
mineral yang berukuran lebih kecil.
Poikiloblastik (Sieve Texture) : tekstur porfiroblastik dengan porphyroblast tampak
melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.
Mortar Texture : fragmen mineral yang besar terdapat pada masa dasar material yang
berasal dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crushing).
Decussate Texture : tekstur kristaloblastik batuan polimineralik yang tidak
menunjukan keteraturan orientasi.
Sacaroidal Texture : tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.

29
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Beberapa tekstur batuan metamorfik.
Beberapa batuan metamorf yang penting

a. Berfoliasi

Batu sabak (Slate)


Berbutir halus, bidang foliasi tidak memperlihatkan pengelompokan mineral. Jenis mineral
seringkali tidak dapat dikenal secara megakopis, terdiri dari mineral lempung, serisit,
kompak dan keras.

Sekis (Schist)
Batuan paling umum yang dihasilkan oleh metamorfosa regional. Menunjukkan tekstur
yang sangat khas yaitu kepingan-kepingan dari mineral-mineral yang menyeret, dan
mengandung mineral feldspar, augit, hornblende, garnet, epidot. Sekis menunjukkan
derajat metamorfosa yang lebih tinggi dari filit, dicirikan adanya mineral-mineral lain
disamping mika.

Filit (Phyllite)
Derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate, dimana lembar mika sudah cukup besar untuk
dapat dilihat secara megaskopis, memberikan belahan phyllitic, berkilap sutera pecahan-
pecahannya. Juga mulai didapati mineral-mineral lain, seperti turmalin dan garnet.

Genes (Gneiss)
Merupakan hasil metamorfosa regional derajat tinggi, berbutir kasar, mempunyai sifat
bended (gneissic). Terdiri dari mineral-mineral yang mengingatkan kepada batuan
beku seperti kwarsa, feldspar dan mineral-mineral mafic, dengan jalur-jalur yang tersendiri
dari mineral-mineral yang pipih atau merabut (menyerat) seperti chlorit, mika, granit,
hornblende, kyanit, staurolit, sillimanit.

Amfibolit
Sama dengan sekis, tetapi foliasi tidak berkembang baik, merupakan hasil metamorfisme
regional batuan basalt atau gabro, berwarna kelabu, hijau atau hitam dan mengandung
mineral epidot, (piroksen), biotit dan garnet.

b. Tak berfoliasi

Kwarsit
Batuan ini terdiri dari kwarsa yang terbentuk dari batuan asal batupasir kwarsa, umumnya
terjadi pada metamorfisme regional.

Marmer/pualam (Marble)
Terdiri dari kristal-kristal kalsit yang merupakan proses metamorfisme pada batugamping.
Batuan ini padat, kompak dan masif dapat terjadi karena metamorfosa kontak atau regional.

Grafit

30
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Batuan yang terkena proses metamorfosa (regional/thermal), berasal dari batuan sedimen
yang kaya akan mineral-mineral organik. Batuan ini biasanya lebih dikenal dengan nama
batu bara.

Serpentinit
Batuan metamorf yang terbentuk akibat larutan aktif (dalam tahap akhir proses
hidrotermal) dengan batuan beku ultrabasa.

BATUAN PIROKLASTIK
Batuan piroklastik adalah batuan yang disusun oleh material-material yang dihasilkan oleh
letusan gunung api. Batuan ini dicirikan oleh kehadiran material piroklas yang dominan
(gelas, kristal, batuan vulkanik), butiran yang menyudut, dan porositas yang relatif tinggi.
Secara genetik, batuan piroklastik dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Endapan jatuhan piroklastik (pyroclastic fall deposits), dihasilkan dari letusan
eksplosif yang melemparkan material-material vulkanik dari lubang vulkanik ke
atmosfer dan jatuh ke bawah dan terkumpul di sekitar gunung api.
Endapan ini umumnya menipis dan ukuran butir menghalus secara sistematis menjauhi
pusat erupsi, sebaran mengikuti topografi, pemilahannya baik, struktur gradded
bedding normal & reverse, komposisi pumis, scoria, abu, sedikit lapili dan fragmen
litik, komposisi pumis lebih besar daripada litik.
Endapan aliran piroklastik (pyroclastic flow deposits), dihasilkan dari pergerakan
lateral di permukaan tanah dari fragmen-fragmen piroklastik yang tertransport dalam
matrik fluida (gas atau cairan yang panas) yang dihasilkan oleh erupsi volkanik,
material vulkanik ini tertransportasi jauh dari gunung api.
Endapan ini umumnya pemilahannya buruk, mungkin menunjukan grading normal
fragmen litik dan butiran litik yang padat, yang semakin berkurang menjauhi pusat
erupsi, sortasi buruk dan butiran menyudut, sebaran tidak merata dan menebal di
bagian lembah.
Contoh : lahar yaitu masa piroklastik yang mengalir menerus antara aliran temperatur
tinggi (> 1000C) di mana material piroklastik ditransportasikan oleh fase gas dan aliran
temperatur rendah yang biasanya bercampur dengan air.
Endapan surge piroklastik (pyroclastic surge deposits), pergerakan lateral material-
material piroklastik (low concentration volcanic particles, gases, and water; rasio
partikel : gas rendah; konsentrasi partikel relatif rendah) yang mengalir dalam turbulent
gas yang panas.
Pyroclastic surge dibentuk langsung dari erupsi explosif phreatomagmatic dan
phreatic (base surge) dan dalam asosiasi dengan erupsi dan emplacement pyroclastic
flow (ash cloud surge & ground surge).
Karekteristiknya, endapan ini menunjukan stratifikasi bersilang, struktur dunes,
laminasi planar, struktur anti dunes dan pind and swell, endapan sedikit menebal di
bagian topografi rendah dan menipis pada topografi tinggi, terakumulasi dekat vent.
Tipe-tipe pyroclastic surge deposits :
- Base surge : berasosiasi dengan pyroclastic fall deposits.

31
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
- Ground surge : berasosiasi dengan pyroclastic flow deposits.
- Ash cloud surge : biasanya di bagian atas pyroclastic flow deposits
Tiga jenis fagmen yang ditemukan dalam endapan piroklastik yaitu :
Fragmen dari lava baru atau disebut fragmen juvenil, berupa material padat tidak
mempunyai vesikuler sampai fragmen lava yang banyak vesikulernya.
Kristal individu, yang dihasilkan dari fenokris yang lepas dalam lava juvenil sebagai
hasil fragmentasi.
Fragmen litik, termasuk batuan yang lebih tua dalam endapan piroklastik, tetapi sering
terdiri dari lava yang lebih tua.

MATERI: GEOMORFOLOGI

Proses geomorfologi adalah semua peristiwa baik secara alami maupun non alami yang
berperanan dalam merubah bentang-alam yang sudah lebih dahulu terbentuk atau
menghasilkan bentang-alam baru. Terkandung dalam pengertian di atas, tidak ada
ketentuan mengenai waktu, baik kapan saat dan rentang waktu berlangsungnya peristiwa
tersebut. Apabila mengacu kepada konsep dasar keseragaman (uniformitarianism
concept) proses, maka proses geomorfologi dimulai sejak bumi ini padat (waktu geologi),
sampai dengan sekarang, yang berbeda adalah kekuatan (intensitas) nya.

(Thornbury, 1969, dengan modifikasi)


PROSES ENDOGENIK (endogenic process)
Inti dalam bumi yang mempunyai temperatur tidak kurang dari 8.000C secara hipotetik
diyakini sebagai sumber dari proses asal dalam bumi ini. Bloom (1978) menyebutkan
proses ini sebagai proses membangun (constructional process). Disebutkan seperti itu,

32
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
dikarenakan hasil dari proses tersebut adalah bentang-alam baru yang sebelumnya tidak
ada.

PROSES EKSOGENIK (exogenic process)


Sumber utama proses asal luar bumi berasal dari radiasi matahari (solar radiation). Radiasi
matahari dipantulkan kembali oleh atmosfer ke ruang angkasa sebanyak 31 %, diserap oleh
atmosfer 20 %, dan diserap oleh permukaan bumi 49 % (Slaymaker, and Spencer, 1998).
Pancaran radiasi matahari pada permukaan bumi menghasilkan enerji yang berputar dan
atraksi vertikal. Dari kedua-duanya berkembang berbagai proses eksogenik. Proses ini
tidak akan pernah membentuk bentangalam baru tanpa merusak yang sudah ada
sebelumnya, dengan alasan itu Bloom (1978) menamakannya sebagai proses yang merusak
(destructional process)

KELAS BENTANG-ALAM
a. Bentang-alam struktural
Bentang-alam struktural disebut pula sebagai geomorfologi struktur, atau morfotektonik.
Prinsip pengertiannya adalah studi struktur geologi atau tektonik berdasarkan
kenampakan bentangalam.

Contoh bentang alam struktural berupa perlipatan

b. Bentang-alam volkanik
MacDonald (1972), berpendapat bahwa gunungapi adalah lubang tempat keluarnya
material volkanik yang terakumulasi di sekitarnya membentuk gunung atau bukit. Rittmann
(1961), menyatakan gunungapi adalah celah tempat keluarnya magma. Berdasarkan
batasan tersebut, gunungapi merupakan bentang-alam, sebagai manifestasi gejala
volkanisme.

33
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
c. Bentang-alam fluvial
Bentang-alam fluvial dihasilkan oleh proses aktifitas air mengalir. Proses ini mengambil
porsi minimal 70% dari proses eksogenik di permukaan bumi. Air sebagai agen proses
berlangsung di mana-mana, mulai dari sedikit di atas permukaan laut sampai dengan di
puncak pegunungan tinggi sebelum terbentuk salju abadi.
Berikut contoh bentang alam sungai.

A. Bentuk Lembah akibat erosi dan B. bentuk-bentuk karakteristik dari sistem aliran
sungai.

Beberapa istilah dari bentuk-bentuk bentang alam pada aliran sungai:


a. Floodplain (dataran limpah banjir), merupakan wilayah yang ditempati air pada
saat sungai melimpah.
b. Natural levee, pematang yang ditempati oleh endapan pada saat banjir.
c. Meander, bentuk lengkungan dari paritan.
d. Cutbank, hasil erosi diluar meander.
e. Point bar, bentuk hasil pengendapan didalam meander.
f. Meander belt, jalur didalam limpahan sungai yang terdiri dari beberapa meander.

34
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
g. Cutoff, pemotongan dari meander akibat perubahan aliran.
h. Oxbow lake, bentuk genangan dari meander yang sebelumnya pernah ada.
i. Yazoo stream, bentuk atau jejak dari aliran dari cabang sungai akibat levee yang
sudah terlalu tinggi dari limpahan yang lebar.
j. Stream terrace, bentuk tangga di atas tingkat dataran limpah banjir yang terbentuk
terakhir.

d. Bentang-alam Karst
Menurut Jenning (1971, dikutip Bloom 1978), bentang-alam karst adalah lahan dengan
relief dan penyaluran yang aneh, berkembang pada batuan mudah larut oleh perilaku air
alam. Flint, and Skinner (1972), mendefinisikan bentang-alam karst terbentuk pada daerah
berbatuan mudah larut, dicirikan surupan (sink, ponor) berasosiasi dengan gua, membentuk
topografi yang aneh (peculiar topography), penyaluran tidak teratur dan menjadi masuk ke
dalam tanah (sub-drainage), dan lembah kering (dryvalley).

Pola aliran permukaan dari daerah karstt terdiri dari beberapa amblesan (sinking creeks)
yang muncul dan mengalir ke arah lembah dan berakhir kedalam. Aliran sungai berlanjut
mengalir ke bawah permukaan melalui terowongan dan rongga hingga mencapai aliran
utama.
Sinks (atau sinkholes) merupakan depresi berbentuk sirkuler atau lonjong di permukaan
karstt. Bentuk ini dapat terbentuk dengan dua cara; runtuhnya atap dari rongga (collaps
sinkholes) dan pelarutan melalui rekahan dan bidang perlapisan oleh air tanah kearah
bawah (dolines) Bila muka air tanah tinggi, aliran akan mengisi dalam bentuk sinkhole
ponds. Haystack hills, disebut juga pepinos adalah bentuk membulat hasil sisa erosi
pada permukaan karstt. Umumnya terdiri dari batuan yang tidak mudah larut dibandingkan
batuan sekitarnya, sehingga lebih lambat untuk dilarutkan.

Bentuk bentang alam Karst.

e. Bentang-alam Glasial
Bentang-alam glasial terbentuk pada lokasi sangat terbatas. Penyebabnya karena agen
penyebabnya adalah gletser (salju/es yang bergerak). Gletser dijumpai di daerah kutub,
lintang tinggi pada musim dingin, dan daerah berelevasi minimal 4.000 m dpl. Gletser

35
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
sebagai media erosi, sedimentasi, atau pembentuk bentang-alam, mempunyai densitas
(kerapatan massa) tinggi. Hal itu mengindikasikan gletser akan merasuk ke dalam celah
batuan, sambil menggerus permukaan batuan lembah yang teralirinya. Jejak yang
ditinggalkan berupa bentangalam minor: lekukan, tonjolan, goresan, dan penyemiran.
Tebing-tebing pada bentang-alam glasiasi nyaris tegak, bahkan tebing menggantung
(hanging valley). Kenampakan tebing, dan lembah mirip gambaran huruf "U" dan dalam.
Kenampakan lembah yang dalam dengan tebing tegak masih teramati sampai di pantai, dan
dikenal sebagai pantai fyord.

f. Bentang-alam Eolian
Bentang-alam Eolian terbentuk oleh angin, terbentuk pada bagian permukaan bumi yang
terbatas, yaitu koordinat lintang menengah (300-500LS/LU). Sedangkan tinjauan secara
geografis peluang pembentukannya di daerah aliran sungai besar, bekas salju/gletser
mencair, atau zona pesisir dari samudra lepas.
Tiga faktor penyebab pembentukan bentang-alam eolian, yaitu angin berhembus kuat
sepanjang tahun, kontinuitas pasokan pasir (sand supply), dan vegetasi jarang. Wilayah
kepulauan Indonesia berpeluang terbentuk bentang-alam eolian, yaitu di pantai-pantai dari
pulau yang berhadapan dengan samudra lepas. Pantai yang dimaksud adalah pantai: barat
Pulau Sumatra, selatan Pulau Jawa, selatan Kepulauan Nusa Tenggara (Bali - NTT), utara
Pulau Sulawesi, dan selatan & utara Pulau Papua. Salah satu pantai yang intens terbentuk
bentang-alam ini adalah Pantai Parangtritis di Kabupaten Bantul DIY.
Bentang-alam eolian di Parangtritis merupakan suatu kompleks yang sekuensial. Sebagai
embrio dari bentang-alam tersebut adalah pembentukan pematang gisik (beach ridge) di
bagian paling selatan, berada di zona garis pantai. Selanjutnya ketika pengaruh air-laut
secara langsung sudah kurang dominan, di sebelah utaranya berurutan terbentuk gumuk-
pasir (sand-dune) jenis longitudinal (memanjang), barchan (bulan sabit), dan transversal
(melintang). Sekuen gumuk-pasir seperti itu akan berakhir di muara Sungai
Opak, empat kilometer di sebelah barat Pantai Parangtritis.
Erosi oleh angin secara abrasi dan ablasi. Abrasi berlangsung apabila kerja angin tanpa
ada butir pasir, sedangkan ablasi terjadi apabila di dalam angin terkandung butir pasir.
Sedimen hasil pengendapan oleh angin mempunyai kesamaan dengan sedimen oleh proses
fluvial, yaitu struktur sedimen laminasi, silang siur, dengan sortasi butir baik.

g. Bentang-alam Pantai dan Pesisir


Pantai merupakan bentang-alam yang penting selain laut di sebelahnya. Pantai merupakan
merupakan pembatas antara daratan, dan laut. Secara sederhana didasarkan pada
kenampakan garis pantai, bentang-alam ini dibagi menjadi pantai lurus dan pantai
berliku.
- Erosi
Semua tempat di pantai terpengaruh proses erosi, akan tetapi intensitasnya berbeda
sepanjang pantai. Bukti erosi terlihat di daerah dengan bentuk pantai yang terdiri dari
batuan. Pembiasan gelombang terjadi terutama pada headland, tonjolan yang berupa
batuan diantara teluk (lekuk) pantai. Tempat ini secara aktif tererosi membentuk gawir
yang disebut wave-cut cliffs.
Erosi aktif terkonsentrasi disekitar bawah dan atas dari level air laut. Pengikisan di bawah
gawir apabila erosi terlalu kuat akan mengakibatkan ada bagian yang jatuh meninggalkan
bentuk hasil erosi yang landai yang disebut sebagai wave-cut platform. Bagian batuan
cukup resistan terhadap erosi meninggalkan bentuk yang berada di wave-cut platform
membentuk sea stacks.

36
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
- Pengendapan
Pada saat energi gelombang mengikis daerah headland, pengendapan terjadi di daerah teluk
kaera energi gelombang melemah di bagian ini. Pengendapan menghasilkan bentuk beach,
umumnya terdiri dari endapan pasir, kerikil dan kerakal yang dierosi dari headland, dan
material yang terbawa kelaut dari sungai. Perubahan ini makin lama akan mengurangi
ketidakteraturan bentuk pantai.
Longshore drift membantu berperan merubah atau membuat keteraturan bentuk lurus
pantai, bila longshore current memasuki bagian dalam dan kecepatan berubah, sehingga
terjadi pengendapan. Bentuk ini dikenal sebagai spit, punggungan pasir yang muncul
searah dengan longshore current. Spit yang berkembang penuh melalui mulut teluk disebut
sebagai baymouth bar. Sedangkan punggungan pasir yang menghubungkan pulau ke
pantai disebut tombolo. Ini berkembang karena adanya pulau dan membiaskan gelombang
dan secara setempat membelokkan arah longshore current, atau mengurangi energi untuk
membawa material.

h. Bentang-alam Bawah Laut


Sejak paruh ke dua abad 20 orang memperhatikan laut dengan keadaan yang ada di
dalamnya. Pada awalnya pemahaman terhadap laut hanya sebatas sampai kedalaman

37
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
sekitar 100 meter saja. Padahal luasan tubuh air tersebut lebih dari dua kali luas permukaan
daratan. Dunia kita ini terdiri dari dua permukaan, yaitu daratan seluas 29%, dan 71%
merupakan permukaan laut.

Bentang alam bawah laut

38
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
MATERI: PALEONTOLOGI DAN GEOLOGI SEJARAH

Fosil adalah sisa kehidupan purba yang telah terawetkan dan terawetkan pada lapisan-
lapisan batuan pembentuk kerak bumi. Sisa-sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang
binatang, jejak atau cetakan yang telah terisi oleh mineral lain. Fosil merupakan
pencerminan dari sifat binatang atau tumbuhan, lingkungan kehidupan serta evolusi dari
kehidupan purba.

Syarat-sayarat organisme yang mati menjadi fosil:


- Mempunyai cangkang yang keras.
- Berjumlah banyak dan berukuran kecil.
- Cepat terkubur oleh sedimen yang relatif impermeabel.
- Setelah terkubur tidak terserang air tanah yang bersifat korosif.
- Lapisan pengandungnya tidak rusak karena proses pelapukan, tektonik, magmatik
atau metamorfisme.

Fosil dapat dibagi menjadi:


a. Body fossil
Tubuh / Cangkang asli : Awetan cangkang asli.
b. Trace fossil
Track : Awetan jejak berupa tapak organisme.
Trail : Awetan jejak berupa alur/seretan tubuh organisme.
Burrow : Awetan berupa lubang sedimen semasih lunak hasil aktivitas
organisme.
Boring : Awetan berupa lubang pada sedimen yang sudah mengeras.
c. Cetakan
Mold : Awetan berupa cetakan bagian tubuh.
Cast : Awetan berupa cetakan dari mold.
d. Chemical fossil
Senyawa organik yang terdapat dalam batuan, contoh : Batubara (C), Serpih
bitumen (CH).

Track

Chemical fossil

Burrow

Trail

39
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Proses pembentukan cast dan mold.
Umur geologi pada umumnya dikaitkan dengan sejarah kehidupan terdahulu (purba), urut-
urutan satuan batuan dan peristiwa geologi yang menyangkut skala yang besar, misalnya :
pengangkatan, pembentukan pegunungan, pembentukan cekungan dan sebagainya.

Penentuan umur geologi didasarkan pada fosil penunjuk yang biasa disebut sebagai umur
relatif, sedangkan penentuan umur geologi dengan mempergunakan metoda radioaktif dari
unsur-unsur yang terkandung dalam batuan sebagai umur absolut.

Perkembangan organisme sepanjang sejarah geologi.

40
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Perkembangan fosil yang memerlihatkan hubungan fosil asal dengan fosil turunannya
(ancestor-descendant) pada tingkat spesies. Fosil-fosil tersebut diambil dari laut Atlantik
yang memperlihatkan bagaimana cara satu spesies berubah sepanjang waktu yang
dilaluinya.

Korelasi batuan berdasarkan kandungan fosil yang sama yang terdapat pada batuan yang
letaknya saling berjauhan.

41
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
MATERI: STRATIGRAFI

Dalam membahas urut-urutan satuan batuan, dikenal beberapa prinsip dasar


tentang letak (posisi) lapisan batuan dengan lapisan yang lain.

HUKUM INITIAL HORIZONTALITY

Pada waktu baru terjadi, endapan akan terbentuk oleh pengaruh gravitasi, mengikuti
permukaan alas pengendapan dan mempunyai permukaan endapan yang horisontal,
menerus dan membaji di tepian cekungan.

Perlapisan tebal horisontal berarti masih sesuai aslinya, belum terangkat/terlipat. Perlapisan
miring, berarti telah mengalami pengangkatan / perlipatan.

HUKUM SUPERPOSISI
Dalam keadaan tidak terganggu, dalam suatu urutan perlapisan batuan, lapisan yang
terbentuk terdahulu (yang tua) akan terletak di bawah lapisan yang terbentuk kemudian
(yang muda) Lapisan muda di atas lapisan tua.
HUKUM LATERAL ACCRETION
Dalam keadaan normal, dalam suatu urutan proses pengendapan, perlapisan akan tumbuh
(mengalami akresi) ke arah lateral. Pembajian terjadi pada tepian maupun pada dasar
cekungan Lapisan muda bisa terdapat di atas maupun disamping lapisan tua.
HUKUM UNIFORMITARIANISM
Peristiwa geologi yang terjadi di masa lalu dikontrol oleh hukum alam yang sama dengan
proses geologi yang terjadi masa kini, walau tidak selalu dalam intensitas yang sama.
HUKUM CROSS-CUTTING RELATIONSHIP
Apabila suatu tumpukan perlapisan batuan diterobos oleh batuan beku, maka batuan yang
menerobos tadi berumur lebih muda dari lapisan batuan yang paling muda yang diterobos.

42
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Intrusi
Batuan
yang
diterobos

Batuan
yang
diterobos

Sesar yang memotong sejumlah lapisan batuan terjadi lebih muda dari lapisan batuan
termuda yang terkena sesar.
Lipatan yang melipat sejumlah lapisan batuan terjadi lebih muda dari lapisan batuan
termuda yang terlipat.

HUKUM INKLUSI
Batuan yang menginklusi selalu lebih tua dari batuan yang diinklusinya.
HUKUM BIOTIC SUCCESION
Dalam suatu urutan batuan secara vertikal, kandungan fosilnya mengalami pergantian
secara sistematis.

43
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Inklusi

Inklusi Granit pada Batupasir Inklusi Batupasir dalam Granit


Granit lebih tua dari Batupasir Batupasir lebih tua dari Granit

HUKUM STRATA IDENTIFIED BY FOSSIL


Fosil penciri : Fosil Index, penciri lapisan tertentu.
Setiap perlapisan dicirikan oleh kandungan fosilnya yang khas.
Suatu perlapisan batuan tertentu dapat dibedakan dari perlapisan yang lain atas
dasar ciri tertentu dari kandungan fosilnya.

KESELARASAN DAN KETIDAKSELARASAN


Suatu urutan beberapa satuan batuan sedimen dikatakan mempunyai hubungan yang selaras
(conformity), apabila pada pembentukannya, urutan satuan-satuan tersebut secara vertikal
merupakan hasil pengendapan yang menerus tanpa adanya selang waktu dalam
pengendapan. Adanya selang waktu yang hilang (time gap), dan berhentinya pengendapan
menyangkut kejadian pengangkatan, perlipatan dan pensesaran isi cekungan, pengikisan
(erosi), penurunan dan pengendapan kembali diatas batuan tersebut. Umumnya bidang
ketidakselarasan dicirikan oleh suatu batas hasil erosi, dengan endapan lingkungan darat
(misal konglomerat dasar).
Ketidakselarasan bersudut (angular unconformity) adalah bentuk ketidakselarasan, dimana
urutan batuan di bawah bidang ketidakselarasan membentuk sudut dengan satuan batuan
di atasnya. Dalam hal ini pengangkatan sudah disertai dengan pemiringan lapisan (tilting)
atau perlipatan (folding).
Hubungan bukan keselarasan (nonconformity), merupakan hubungan antara batuan beku
ataupun metamorf dengan batuan sedimen yang diendapkan diatasnya. Pada dasarnya
hubungan ini juga merupakan ketidakselarasan, mengingat proses pengendapan diatas
batuan jenis lain akan menyangkut proses pengangkatan, pengikisan dan penurunan
kembali sehingga merupakan alas bagi batuan sedimen di atasnya.

44
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
45
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
MATERI: PETA GEOLOGI

Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah, yang meliputi
susunan batuan yang ada dan bentuk bentuk struktur dari masing - masing satuan batuan
tersebut.
Peta geologi merupakan sumber informasi dasar dari jenisjenis batuan, ketebalan,
kedudukan satuan batuan (jurus dan kemiringan), susunan (urutan) satuan batuan, struktur
sesar, perlipatan dan kekar serta prosesproses yang pernah terjadi di daerah ini.

JURUS DAN KEMIRINGAN LAPISAN BATUAN

Jurus dan kemiringan adalah besaran untuk menerangkan kedudukan perlapisan suatu
batuan sedimen. Pada suatu singkapan batuan berlapis, jurus dinyatakan sebagai garis arah
dan kemiringan dinyatakan sebagai besaran sudut.

Secara geometris jurus dapat dinyatakan sebagai perpotongan antara bidang miring
(perlapisan batuan, bidang sesar) dengan bidang horizontal yang dinyatakan sebagai
besaran sudut, diukur dari Utara atau Selatan. Kemiringan adalah besaran sudut vertikal
yang dibentuk oleh bidang miring tersebut dengan bidang horizontal. Dalam hal ini diambil
yang maksimum, yaitu pada arah yang tegak lurus jurus lapisan batuan.

Jurus dan kemiringan


HUBUNGAN KEDUDUKAN LAPISAN DAN TOPOGRAFI

Penyebaran singkapan batuan akan tergantung bentuk permukaan bumi. Suatu urutan
perlapisan batuan yang miring, pada permukaan yang datar akan terlihat sebagai lapisan
lapisan yang sejajar. Akan tetapi pada permukaan bergelombang, batasbatas lapisan akan
mengikuti aturan sesuai dengan kedudukan lapisan terhadap peta topografi. Aturan yang
dipakai adalah, bahwa suatu batuan akan tersingkap sebagai titik, dimana titik tersebut
merupakan perpotongan antara ketinggian (dalam hal ini dapat dipakai kerangka garis
kontur) dengan lapisan batuan (dalam hal ini dipakai kerangka garis jurus) pada ketinggian
yang sama. Sehubungan dengan ini terdapat suatu keteraturan antara bentuk topografi,
penyebaran singkapan dan kedudukan lapisan. Pada suatu bentuk torehan lembah,
keteraturan ini mengikuti Hukum V.

SIMBOL PADA PETA DAN TANDA LITOLOGI


Peta geologi menggunakan tandatanda yang menunjukkan jenis batuan, kedudukan, serta
struktur geologi yang ada pada daerah tersebut. Disamping tanda (simbol) litologi, juga
sering dipakai warna, untuk membedakan jenis satuan.

46
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Tanda-tanda pada peta geologi

47
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
PETA GEOLOGI DAN PENAMPANG GEOLOGI

Peta geologi selalu dilengkapi dengan penampang geologi, yang merupakan gambaran
bawah permukaan dari keadaan yang tertera pada peta geologi. Keadaan bawah permukaan
harus dapat ditafsirkan dari data geologi permukaan dengan menggunakan prinsip dan
pengertian geologi yang telah dibahas sebelumnya.

Simbol dan warna batuan


Untuk dapat lebih jelas menunjukkan gambaran bahwa permukaan penampang dibuat
sedemikian rupa sehingga akan mencakup halhal yang penting, misalnya: memotong
seluruh satuan yang ada struktur geologi dan sebagainya. Untuk menggambarkan
kedudukan lapisan pada penampang, dapat dilakukan penggambaran dengan bantuan garis
jurus, yaitu dengan memproyeksikan titik perpotongan antara garis penampang dengan
jurus lapisan pada ketinggian sebenarnya.

Cara membuat penampang dengan batuan garis jurus

48
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
MATERI: GEOFISIKA

Geofisika merupakan aplikasi ilmu fisika terhadap studi bumi, bulan, dan planet lainnya.
Berperan untuk mengidentifikasi permasalahan geologi, survei desain, mengumpulkan data
lapangan, mereduksi, memodelkan, dan menginterpretasikan data.
Geofisika menggunakan metode fisika secara kuantitatif. Biasanya geofisika bermanfaat
untuk pekerjaan ekplorasi yang menggunakan seismik, gravity, magnetic, electric,
elektromagnetik, metode-metode yang digunakan untuk mencari minyak, air, dan sumber
daya lainnya. Selain itu, geofisika juga dapat berperan dalam tugas-tugas kebencanaan dan
lingkungan.
Untuk mengidentifikasi sifat fisik dari media bawah permukaan digunakan metode
geofisika. Beberapa metode geofisika yang sering digunakan adalah gravity, magnetics,
seismics, Ground Penetrating Radar (GPR), dan resistivity. Metode geofisika ini
diperlukan untuk permasalahan geologi yang memerlukan pengukuran sifat fisik dari suatu
objek. Jika sifat fisik yang diidentifikasi mengalami kesalahan, maka hasilnya juga akan
berupa salah interpretasi. Geologi menempatkan batasan di atas model geofisika,
sebaliknya geofisika menempatkan batasan di atas interpretasi geologi.

GRAVITY
Di dalam metode gravity, kita mengukur variasi (sangat kecil) dari gaya gravitasi yang
dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Jenis batuan yang berbeda memiliki densitas yang
berbeda dan batuan yang padat (dense) memiliki gaya gravitasi yang lebih besar.

Gravity

Geomagnet

GEOMAGNET
Di dalam metode geomagnet, sifat fisik yang diukur adalah variasi dari medan magnet
bumi. Medan magnet bumi dalam batuan sedimen biasanya jauh lebih kecil dibandingkan
batuan beku dan metamorf. Metode ini membantu dalam hal mengukur ketebalan lapisan
sedimen di dalam kerak bumi.

GEOLISTRIK
Semua batuan mengkonduksikan listrik dalam tingkatan yang berbeda-beda. Tahanan
terhadap arus listrik disebut resistivity. Survey geolistrik dilakukan dengan menginjeksikan

49
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
arus listrik searah (DC) ke dalam tanah melalui dua elektroda dan mengukur responsnya
berupa beda potensial (V) pada dua elektroda yang lain. Dengan susunan elektroda
tertentu diperoleh parameter fisis tahanan - jenis semu (apparent resistivity). Metode
geolistrik biasanya digunakan untuk eksplorasi airtanah.

Fresh water bersifat resistif.


Brackish water bersifat konduktif.

GEOSOUND
Geosound dapat digunakan untuk menemukan minyak. Gelombang suara membantu kita
untuk mengetahui bagian dalam dari bumi.

SEISMIK
Metode seismik ini terlihat seperti gambaran x-ray dari lapisan di dalam bumi.

Data seismik 2D Data seismik 3D

50
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
Empat tipe gelombang seismik:
a. Body Waves
- Gelombang P (primer)
- Gelombang S (secondary)
b. Surface Waves
- Gelombang Love
- Gelombang Rayleigh

Gelombang P (body wave) Gelombang S (body wave)

Body Waves Surface Waves

Gelombang Love (surface wave)

Gelombang Rayleigh (surface wave)


Kecepatan gelombang seismik (P wave) pada masing-masng jenis batuan akan
memperlihatkan nilai yang berbeda. Berikut nilai kecepatan masing-masing jenis batuan
(dalam m/s).

51
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015
SUMBER:
Diktat Praktikum Petrologi, Teknik Geologi, ITB, 2008 oleh Arif Susanto.
Pedoman Praktikum Geologi Dasar, Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung; Diktat
Praktikum Geomorfologi dan Penginderaan Jauh, Teknik Geologi, Institut Teknologi
Bandung.

52
www.hujungdestinasi.wordpress.com 2015

Anda mungkin juga menyukai