Anda di halaman 1dari 132

Penyakit Gelap di Italia

majalah.tempo.co
3 mins read

P
enyakit pernapasan yang disebabkan oleh serangan virus
pernah mewabah di Italia.

• Seperti virus corona di Wuhan, virus misterius pernah melanda Italia.

• Belum ada obat yang bisa menyembuhkannya.

• Hanya dikenal sebagai

KOTA Wuhan di Provinsi Hubei, Cina, tiba-tiba menjadi perhatian 
seluruh dunia dalam beberapa pekan terakhir. Penyebabnya adalah 
wabah penyakit gangguan pernapasan yang disebabkan oleh 
coronavirus. Virus yang menginfeksi hidung, sinus, dan tenggorokan 
bagian atas ini menyebabkan setidaknya 6.000 orang terinfeksi, 132 
di antaranya meninggal.  
Virus corona memiliki pola penyebaran yang mirip dengan virus 
influenza, yaitu melalui batuk dan bersin penderita yang terinfeksi. 
Virus menyebar di udara sehingga orang yang berada di sekitarnya 
akan mudah tertular. Hingga Januari 2020, sejumlah negara telah 
mengevakuasi warga mereka yang berada di Cina serta mengambil 
sejumlah langkah pencegahan penyebaran virus tersebut.

Kepanikan akibat munculnya wabah penyakit pernapasan yang 
disebabkan oleh virus juga pernah mencuat pada 1979. Majalah 
Tempo edisi 24 Februari 1979 menurunkan artikel berjudul “Virus 
dalam Gaya Italia” yang mengulas munculnya wabah penyakit 
pernapasan akibat serangan virus di Italia yang menyebabkan negara-
negara lain panik.

Saat itu, Kota Napoli sedang diserang wabah penyakit yang belum 
diketahui bagaimana cara menyembuhkannya. Masyarakat di sana 
hanya mengenalnya sebagai “Penyakit Gelap” yang sangat menular. 
Sebagian besar penderita adalah bayi dan anak-anak. Sebanyak 66 
orang meninggal akibat penyakit tersebut. Bila terkena wabah itu, 
orang akan mengalami demam, napas tersengal, dan kejang.

Pada akhir Januari 1979, para dokter di Napoli mengira penyakit itu 
disebabkan oleh vaksinasi tetanus yang kurang baik, suatu bakteri 
aneh, atau sekadar virus flu biasa. Mereka tadinya mencoba 
menangani sendiri. Tapi jumlah penderita meningkat terus.

Dokter Giulio Tarro, yang mengepalai bagian virologi di Rumah Sakit 
Cotugno di Napoli, menyalahkan cara koleganya memberikan 
diagnosis selama ini. Ia juga mengecam sikap pemerintah Italia yang 
enggan meminta bantuan negara lain dalam mengatasi wabah 
penyakit tersebut.

Tarro, salah seorang ahli virus di Italia, mengatakan dia baru 
belakangan diminta meneliti penyakit tersebut. Dia berpendapat 
bahwa apa yang membunuh bayi-bayi itu semacam syncytial virus. 
Walaupun yakin akan diagnosisnya, Tarro masih belum menemukan 
apa yang bisa menyembuhkan infeksi virus itu, yang biasanya 
menyerang pada musim dingin. “Bayi di bawah usia setahun gampang 
sekali terkena penyakit tersebut,” katanya.

Setelah wabah penyakit terus meluas dan adanya tekanan dari Badan 
Kesehatan Sedunia (WHO), pemerintah Italia akhirnya memutuskan 
meminta bantuan para ahli dari negara lain. Para ahli virus dan 
epidemi pun didatangkan dari berbagai negara, antara lain ahli dari 
Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Yugoslavia. Di Amerika saat itu 
memang sudah mulai dikembangkan suatu vaksin untuk melawan 
syncytial virus—virus yang menyerang saluran pernapasan—tapi 
masih dalam tahap percobaan pada binatang.
Dokter Adolfo Ruggiero, kepala unit perawatan intensif di Rumah 
Sakit Santobono, Italia, mengatakan untuk sementara pihaknya hanya 
bisa berharap musim dingin segera berlalu sehingga “Penyakit Gelap” 
itu bisa berkurang akibat cuaca hangat. “Penyakit ini tak akan segera 
lenyap. Mungkin ia berkurang setapak demi setapak bulan depan, dan 
kita tak akan terlepas dari gangguannya sampai cuaca hangat 
kembali,” ujarnya.

Pernyataan Ruggiero mengacu pada analisis sementara bahwa 
penyakit tersebut muncul dan mewabah saat musim dingin tiba. Ia 
juga berpatokan pada pengalaman di Inggris, yang pernah mengalami 
wabah penyakit serupa pada musim dingin 1971 yang berangsur 
hilang ketika memasuki musim semi.

Namun tampaknya wabah “"Penyakit Gelap” di Napoli itu bukan 
hanya dipicu cuaca dingin. Hasil riset tim WHO pada pertengahan 
Februari 1979 menyatakan penyakit itu juga disebabkan oleh 
kemiskinan, kekurangan gizi, dan permukiman yang padat di Napoli. 
Tingkat kematian bayi di Napoli memang terbilang yang tertinggi di 
seluruh Eropa Barat.

Para orang tua setempat, yang tidak berpendidikan, sering terlalu 
lambat membawa anak-anak mereka ke rumah sakit. “Sekali jatuh 
pingsan, sedikit sekali kesempatan menyelamatkan anak-anak itu,” 
ucap dokter Marguerita Pereira dari London, anggota tim WHO.

Penanganan wabah penyakit itu pun makin sulit karena buruknya 
sistem kesehatan di Napoli. Para dokter di sana segan bila dipanggil 
ke rumah pasien biasa. Rumah sakit juga memiliki ambulans terbatas 
sehingga banyak pasien tidak bisa dibawa ke rumah sakit.

Pernyataan Pereira itu tampaknya didengarkan pemerintah Italia. 
Departemen Kesehatan di Roma berjanji mengerahkan sejumlah 
ambulans tentara untuk membawa para pasien ke rumah sakit. “Jika 
perlu, pemerintah akan memakai dokter-dokter tentara dalam 
melawan penyakit ini,” kata Menteri Kesehatan Italia Tina Anselmi.
Artikel lengkap terdapat dalam Tempo edisi 24 Februari
1979. Dapatkan arsip digitalnya di:

https://majalah.tempo.co/edisi/1882/1979-02-24


Talak Tiga Menteri Siti
majalah.tempo.co
2 mins read

K
ementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memutus kerja
sama dengan Yayasan WWF Indonesia. Indikasi sikap
antikritik dan nasionalisme yang kebablasan.

Talak Tiga Menteri Siti

LANGKAH Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memutus


kerja sama dengan Yayasan WWF Indonesia lebih banyak membawa
mudarat ketimbang manfaat. Selain tidak didasari komunikasi yang
transparan, keputusan penghentian kerja sama ini tampaknya tak
dipertimbangkan matang.

Pemutusan hubungan kerja pemerintah dengan WWF yang


dituangkan dalam Keputusan Menteri Nomor
SK.32/Menlhk/Setjen/KUM.1/1/2020 tertanggal 10 Januari 2020 jelas
melanggar prosedur yang disepakati kedua pihak. Perjanjian kerja
sama mensyaratkan rencana penghentian hubungan harus
disampaikan minimal enam bulan sebelum keputusan diambil.
Nyatanya, surat evaluasi perjanjian dan keputusan penghentian kerja
sama dikirim Kementerian secara bersamaan pada Oktober 2019.
Pelanggaran prosedur semacam ini dapat diartikan sebagai cacat
hukum yang bisa menganulir keputusan itu.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya


Bakar secara efektif membatalkan sekitar 30 proyek WWF di berbagai
taman nasional yang semula dikelola bersama dengan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Padahal kerja sama konservasi
satwa, seperti badak, gajah, dan harimau, serta berbagai program
pelestarian alam ini dirintis sejak 1962 dan seharusnya baru
kedaluwarsa tiga tahun lagi. Tanpa sokongan dana WWF, yang
jumlahnya sekitar Rp 350 miliar setiap tahun, beberapa petugas
lapangan Kementerian Lingkungan Hidup mengaku tak tahu
bagaimana harus membiayai kegiatannya.

Dalam suratnya, Kementerian Lingkungan Hidup memang


menyebutkan beberapa alasan yang mendasari keputusan mereka.
Pertama, ruang lingkup kerja WWF kini dinilai sudah lebih luas dari
ruang lingkup perjanjian. Karena itu, kegiatan WWF di luar
konservasi satwa dinilai tidak memiliki dasar hukum kerja sama yang
sah. WWF Indonesia juga disebut telah melanggar prinsip kerja sama
dengan mempublikasikan klaim sepihak mengenai keberhasilan kerja-
kerja mereka. Ada juga soal kampanye media sosial WWF yang
disebut tak sesuai dengan fakta.

Tentu hak pemerintah mengevaluasi lembaga swadaya masyarakat


yang bekerja sama dengan mereka. Namun, yang janggal, Menteri Siti
Nurbaya sama sekali menolak segala bentuk komunikasi soal
keputusannya. Lazimnya, jika ada evaluasi atas sebuah kerja sama,
pihak yang diperiksa akan diundang dan diminta menjelaskan duduk
perkaranya. Dalam kasus ini, Siti tidak memberikan kesempatan
kepada pengurus WWF Indonesia menjelaskan latar belakang
berbagai tindakan WWF yang dikeluhkan pemerintah, apalagi
mengoreksi kesalahan mereka.

Ketika ancaman krisis iklim begitu nyata dan lingkungan kita tak
terlindungi dengan optimal, tindakan sepihak Menteri Siti ini
mengundang tanda tanya besar. Ada kesan pemerintah terlampau
membesar-besarkan hal remeh-temeh, seperti status Facebook
seorang selebritas yang mengkritik kebakaran hutan, ketimbang
membangun sinergi menyelamatkan ekosistem. Apalagi jika benar
keluhan beberapa organisasi non-pemerintah yang menyebutkan
Kementerian Lingkungan Hidup kini makin sensitif terhadap kritik
soal performa pemerintah melindungi alam.

Kerusakan hutan di Indonesia jelas perlu perhatian serius kita semua.


Forest Watch Indonesia merilis angka laju deforestasi atau
penebangan hutan selama 2013-2017 sudah mencapai 1,47 juta
hektare per tahun. Angka ini meningkat drastis jika dibandingkan
dengan periode lima tahun sebelumnya. Dengan laju kerusakan
semasif itu, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat tak punya
pilihan selain bergandengan tangan.

Kontribusi WWF untuk konservasi alam Indonesia selama ini juga tak
bisa diabaikan. Pada 2018, WWF menemukan keberadaan seekor
badak Sumatera di Kalimantan Timur--yang sebelumnya dianggap
tidak ada. Mereka juga yang berperan dalam proyek pengelolaan dan
perawatan Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah, yang
menjadi habitat bagi 600 orang utan Kalimantan. Belum lagi peran
WWF di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, sejak 1960-an.
Menghentikan kerja sama akan merugikan upaya konservasi yang
sudah berjalan.

Ke depan, Menteri Siti Nurbaya sebaiknya mengubah cara


pandangnya mengenai peran organisasi non-pemerintah dalam kerja-
kerja perlindungan lingkungan. Kritik dari mereka adalah obat pahit
yang harus ditelan pemerintah untuk kebaikan publik. Reaktif dan
terlampau sensitif menghadapi kritik, apalagi dengan mengobarkan
semangat nasionalisme yang salah tempat, ibarat menepuk air di
dulang: bakal tepercik ke muka sendiri.


Pansus hak angket Jiwasraya
hanya akan menutupi
masalah hukumnya.
majalah.tempo.co
1 min read

• Kejaksaan Agung harus mengusut kasus ini secara transparan.

• Hak pemegang polis harus dibayarkan.

I
KHTIAR membentuk panitia angket untuk skandal PT Asuransi
Jiwasraya sepintas terlihat elok. Dewan Perwakilan Rakyat yang
selama ini melempem bisa menjalankan fungsi kontrol terhadap
pemerintah. Hanya, bila dipikirkan lebih cermat, proses politik di
DPR justru akan menimbulkan mudarat.

Manuver politik itu berpotensi merecoki proses hukum dan upaya


mengatasi krisis keuangan Jiwasraya. Penyelesaian urusan ini tidak
boleh dianggap sepele lantaran menyangkut kepercayaan investor
terhadap sektor finansial. Problem Jiwasraya sungguh gawat karena
gagal membayar kewajiban polis senilai Rp 12,4 triliun sejak
Desember 2019. Gonjang-ganjing perusahaan pelat merah ini akan
berdampak pada 17 ribu investor dan 7,7 juta nasabah.

Kisruh Jiwasraya disebabkan oleh praktik lancung dalam pengelolaan


investasi. Hasil penjualan produk asuransi, terutama JS Saving Plan
yang menjanjikan benefit selangit, rupanya diinvestasikan secara
serampangan. Badan Pemeriksa Keuangan mencatat pola investasi tak
wajar Jiwasraya pada 2017 yang terdiri atas reksa dana Rp 19,17
triliun, saham Rp 6,63 triliun, dan properti Rp 6,55 triliun. Masalah
muncul karena investasi pada reksa dana dan saham jeblok.

BPK pun sudah mengingatkan bahwa pola investasi Jiwasraya amat


berisiko. Aset perusahaan ini tampak meningkat karena nilai saham-
saham yang dibeli melambung tinggi dalam sekejap. Begitu nilai
saham anjlok, kerugian perusahaan asuransi itu menganga. Praktik
ini bahkan dilakukan Jiwasraya sejak 2014 dengan berinvestasi pada
saham-saham murahan.

Tanpa harus membikin panitia angket pun DPR bisa ikut mengawasi
proses hukum skandal tersebut. Kejaksaan Agung sudah menjerat
mantan petinggi Jiwasraya, yakni Hendrisman Rahim, Hary Prasetyo,
dan Syahmirwan. Kejaksaan juga telah menahan Direktur Utama PT
Hanson International Benny Tjokrosaputro dan Presiden Komisaris PT
Trada Alam Mineral Heru Hidayat yang diduga terlibat dalam
permainan investasi perusahaan asuransi tersebut.

Penyidik perlu membongkar dalang skandal ini dengan menelusuri


aliran dana hasil main goreng saham. Kejaksaan juga harus menjerat
mereka dengan Undang-Undang Pencucian Uang demi
menyelamatkan duit nasabah. Skandal ini telah mencoreng bisnis
asuransi Indonesia. Bila pengusutan tidak dilakukan secara
transparan, kepercayaan masyarakat terhadap bisnis asuransi bakal
tergerus.

Kasus Jiwasraya juga memperlihatkan buruknya pengawasan Otoritas


Jasa Keuangan. Lembaga inilah yang paling bertanggung jawab atas
permainan investasi yang telah menggerus keuangan Jiwasraya.
Pemerintah pun lalai dalam memantau praktik mencurigakan di
Jiwasraya yang sudah lama terdeteksi dalam laporan BPK.

Kini Kementerian Badan Usaha Milik Negara tak boleh asal-asalan


menyiapkan skema penyelamatan Jiwasraya. Tuntutan sejumlah pihak
agar negara menalangi (bail out) kerugian perseroan sepantasnya
ditolak. Pemegang polis harus mengerti bahwa jaminan pengembalian
investasi mereka di JS Saving Plan merupakan tanggung jawab
perseroan.

DPR masih bisa menggunakan hak angket jika ternyata penyelesaian


bisnis dan proses hukum kasus Jiwasraya tidak tuntas dan kurang
transparan. Tapi, untuk saat ini, sikap yang lebih tepat adalah
memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk mengatasi krisis
keuangan Jiwasraya. Kegaduhan politik justru bisa menghambat
upaya memulihkan kepercayaan investor di sektor finansial.


Solusi Utang Krakatau Steel
majalah.tempo.co
2 mins read

• Dibelit utang, Krakatau Steel melakukan restrukturisasi besar-besaran.

• Langkah Krakatau Steel layak dipuji dan dicontoh BUMN lain.

• Pemerintah tak boleh mengulangi cara-cara lama dalam mengelola BUMN.

P
EMERINTAH sepatutnya menarik pelajaran dari
restrukturisasi utang jumbo PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Perusahaan penghasil baja itu kini bisa bernapas lega--
setidaknya untuk sementara. Pinjaman US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp
27 triliun dari sepuluh bank negara, swasta, dan asing kini dapat
ditunda pembayarannya hingga 2027. Total beban bunga berkurang
dari US$ 847 juta menjadi US$ 466 juta. Efeknya, untuk pertama kali
dalam delapan tahun, neraca keuangan perusahaan negara itu
tercatat positif.
Pemerintah tak boleh lagi memaksakan perusahaan pelat merah
menggenjot bisnis tanpa kelayakan komersial dan finansial. Sebagai
pemegang saham, pemerintah perlu jeli mengawasi setiap rencana
bisnis perseroan.

Laporan Badan Pemeriksa Keuangan 2015 dan 2016 secara jelas


menyatakan porsi besar utang Krakatau Steel berasal dari pabrik
peleburan tanur tiup. Pengolahan bijih besi yang lebih dikenal dengan
blast furnace itu digadang-gadang mampu menghasilkan 1,2 juta ton
metal panas per tahun. Namun semua hitungan di atas buku meleset.
Nilai investasi awal sebesar US$ 674 juta membengkak menjadi US$
682 juta. Pembangunan pabrik molor sebelas bulan sehingga
Krakatau kehilangan potensi penghematan biaya produksi sebesar
US$ 96,7 juta. Perusahaan juga terbebani pinjaman Rp 683 miliar.

Hasil produksinya pun bikin buntung. Akibat estimasi bahan bakar


gas yang meleset, harga pokok produksi peleburan tanur tiup
Krakatau lebih mahal US$ 82 per ton dibanding harga pasar. Maka
keputusan perusahaan menghentikan operasi pabrik tersebut pada
awal Desember 2019 merupakan langkah tepat.

Efisiensi yang Krakatau lakukan dengan menekan hingga hampir


separuh biaya operasi, dari US$ 33 juta menjadi US$ 19 juta, perlu
diapresiasi. Hanya, itu belum cukup. Masih ada sejumlah alternatif
untuk keluar dari jerat kerugian mereka. Misalnya menjual aset yang
tidak sejalan dengan bisnis utama. Itu pun harus dilakukan dengan
ekstrahati-hati karena bisa makin menggerus sumber pendapatan
yang sudah makin sempit. Pilihan lain adalah memperluas lini bisnis
ke sektor hilir, mengingat persaingan di hulu sangat keras karena
dibanjiri baja impor.

Pemerintah perlu menyoroti jeritan produsen terkait dengan


masifnya impor baja. Arus masuk baja murah dari Cina, Jepang,
Korea, Vietnam, dan Taiwan yang meningkat sejak 2014 itu mencapai
puncaknya pada tahun lalu. Banjir baja impor murah itu
menghilangkan 25 persen pangsa pasar baja dalam negeri serta
membuat pemanfaatan pabrik baja nasional cuma 43 persen dari
kapasitas total 24,6 juta ton. Akibatnya, bukan hanya Krakatau, enam
perusahaan baja nasional lain terpaksa mengurangi lini produksi. Ada
dugaan negara-negara asal memberikan subsidi ekspor--praktik yang
dilarang oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Hal ini harus
ditindaklanjuti oleh Komite Anti-Dumping dan Komite Pengamanan
Perdagangan Indonesia.

Restrukturisasi utang masif yang dilakukan Krakatau Steel ini


hendaknya bisa diduplikasi pada perusahaan negara dengan problem
sejenis. Dengan total utang Rp 35 triliun, Krakatau Steel bukan
peminjam duit terbesar di jajaran perusahaan negara. Ada PT Bank
Tabungan Negara yang berutang Rp 249 triliun, PT Taspen Rp 222
triliun, PT Waskita Karya Rp 102 triliun, PT Pupuk Indonesia Rp 76
triliun, dan PT Perusahaan Gas Negara Rp 59,6 triliun. Di antara
pengutang kakap itu, Waskita Karya paling mengkhawatirkan karena
utangnya naik 970 persen dari Rp 9,7 triliun pada 2014. Jika tak
segera ditangani, gunungan tagihan tersebut bakal menjadi bom
waktu.

Utang | Piutang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)



Jejak Ekspor yang
Mencurigakan
majalah.tempo.co
2 mins read

P
T Toba Pulp Lestari diduga merekayasa dokumen ekspor.
Modus untuk mengurangi pajak.

Jejak Ekspor yang Mencurigakan

EKSPOR bubur kayu oleh PT Toba Pulp Lestari selama ini amat
mencurigakan. Jenis produk pulp yang dikirim ke luar negeri diduga
tidak sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen. Pemerintah
perlu mengusut kemungkinan adanya kecurangan yang dilakukan
perusahaan ini demi mengurangi pajak.

Penegakan hukum itu penting demi memberikan efek jera bagi


pengusaha nakal sekaligus menggenjot penerimaan negara. Apalagi
penerimaan pajak tahun lalu merupakan yang terburuk sepanjang
lima tahun terakhir. Kekurangan pajak atau shortfall mencapai Rp
245,5 triliun, jauh lebih tinggi dari proyeksi pemerintah sebesar Rp
140 triliun. Sanksi yang tegas terhadap mereka yang mengakali pajak
bakal mendorong perusahaan-perusahaan lain membayar pajaknya
dengan benar.

Sepanjang 2007-2016, PT Toba Pulp Lestari diduga mengklaim


mengekspor bubur kayu jenis bleached hardwood kraft pulp (BHKP),
yang umumnya digunakan sebagai bahan baku kertas. Tapi
pembelinya di luar negeri menyatakan bubur kayu itu berjenis
dissolving wood (DW) ketika menjualnya lagi ke pasar dunia. Bubur
kayu jenis ini jamak digunakan sebagai bahan baku tekstil dan
harganya lebih mahal. Sebagai perbandingan, jika harga bubur kayu
jenis BHKP US$ 1 per kilogram, harga bubur kayu DW mencapai US$
1,5 per kilogram.

Dari perbedaan harga itu muncul dugaan PT Toba Pulp Lestari


memanipulasi dokumen demi menurunkan nilai ekspor. Jika hal ini
benar terjadi, perbuatan tersebut jelas melanggar Undang-Undang
Kepabeanan. Motifnya apalagi kalau bukan untuk mengurangi pajak
di dalam negeri. Dugaan ini dikuatkan fakta bahwa DP Macao,
pembeli produk PT Toba Pulp Lestari, yang kemudian menjualnya lagi
ke pasar global, ditengarai memiliki hubungan dengan PT Toba Pulp
Lestari. Kedua perusahaan itu diduga terafiliasi dengan taipan
Sukanto Tanoto, yang juga pemilik Asian Agri--perusahaan yang
pernah dihukum membayar denda Rp 2,5 triliun karena mengemplang
pajak.

Sepintas praktik tersebut seperti transfer pricing atau pengalihan


keuntungan. Perusahaan menjual produknya dengan harga rendah ke
perusahaan lain yang terafiliasi di luar negeri untuk menghindari
pembayaran pajak di dalam negeri. Tapi dalam transfer pricing yang
ditransaksikan adalah produk yang sama. Dalam kasus PT Toba Pulp
Lestari, produknya jelas berbeda. Perusahaan diduga sengaja menulis
kode HS--standar internasional untuk mengklasifikasi produk
perdagangan--BHKP untuk produk DW. Dengan kata lain, PT Toba
Pulp mencantumkan produk yang keliru.

Pemerintah mesti membuka kembali data pengampunan pajak untuk


memeriksa apakah PT Toba Pulp Lestari pernah mendeklarasikan
adanya praktik tersebut. Undang-Undang Pengampunan Pajak
memang mengampuni perbuatan pidana yang terjadi sebelum 2016
asalkan orang atau perusahaan mengakui perbuatannya dan
membayar uang tebusan. Bila ternyata tak pernah menyampaikannya,
PT Toba Pulp bisa dikenai sanksi membayar kekurangan pajak plus
sanksi administrasi sebesar 200 persen dari pajak yang tidak
dibayarkan karena menyampaikan informasi yang sesat.

Kementerian Keuangan harus berani membongkar dugaan


pelanggaran tersebut. Sikap tegas terhadap pengusaha yang mencoba
menghindari pajak diperlukan demi menyelamatkan penerimaan
negara. Pemerintah juga perlu memperketat pengawasan terhadap
semua jenis barang ekspor. Bukan tak mungkin praktik serupa terjadi
di perusahaan berbeda di sektor lain yang menjual produknya ke luar
negeri.


Pemutusan kerja sama
konservasi WWF Indonesia
oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
majalah.tempo.co
8 mins read

• Tak ada alasan definitif yang jelas.

• Mengancam konservasi di 30 wilayah.

M
EMAKAI kaus hitam bergambar panda di dada kanan dan
teks “Planet Needs You” di dada kiri, Kuntoro
Mangkusubroto melangkah lamban tapi pasti memasuki
ruang Emerald 3 Hotel Fairmont Jakarta pada Selasa, 28 Januari lalu.
Panda adalah hewan endemis Cina yang menjadi logo World Wide
Fund for Nature (WWF)--organisasi konservasi terbesar di dunia yang
berdiri pada 1961.

Di belakang Ketua Badan Pembina Yayasan WWF Indonesia itu,


beriringan Ketua Badan Pengurus Alexander Rusli dan Direktur
Konservasi Lukas Laksono Adhyakso. Keduanya memakai kaus yang
sama dengan Kuntoro. “Ini cara kami menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari para donor dan duta-duta besar negara sahabat,”
kata Kuntoro, 72 tahun.
Pertanyaan itu seputar pemutusan kerja sama mengelola area
konservasi antara WWF Indonesia dan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 10 Januari 2020. Di depan belasan
wartawan, Kuntoro menerangkan sikap lembaganya atas terbitnya
surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang
menamatkan perjanjian kerja sama konservasi sejak 1998 itu. “Kami
menghormati tapi banyak pertanyaan, kami bertanya tapi tak ada
jawaban,” ujar Kuntoro.

Salah satu pertanyaan yang tak terjawab, kata Kuntoro, adalah soal
kerja sama yang dalam dokumen perjanjian tertulis berlaku selama
25 tahun mendadak diputus per 5 Oktober 2019. “Sampai detik ini,
kami belum tahu apa kesalahan kami karena sejak tahun lalu kami
minta bertemu dengan Menteri tapi tidak pernah diberi kesempatan,”
ucap Kuntoro, yang pernah menjabat Menteri Pertambangan dan
Energi pada 1998-1999. “Kami menyesalkan mengapa (diputuskan)
sepihak. Apa tidak bisa dirembuk dulu agar kami dapat memperbaiki
diri?”

Pernyataan Kuntoro merujuk pada dua surat Kementerian Lingkungan


Hidup dan Kehutanan yang datang dalam satu amplop pada 7 Oktober
2019. Surat bertanggal 4 Oktober 2019 itu memutuskan kerja sama
konservasi karena WWF tidak menanggapi surat bertanggal 28 Maret
2019 yang berisi pemberitahuan evaluasi kerja sama sejak 1998
tersebut. “Sudah kami cek data masuk pada Maret, tak ada surat
bertanggal 28 itu,” kata Direktur Komunikasi WWF Indonesia Elis
Nurhayati.

Konfrensi pers pimpinan Yayasan WWF Indonesia di Fairmont Hotel, Jakarta Pusat,
Selasa, 28 Januari 2020./ TEMPO/Khory

Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono, yang


menandatangani surat itu, tak membalas pertanyaan Tempo. Seorang
anggota staf Tata Usaha Sekretariat Jenderal yang disodori surat 28
Maret itu mengidentifikasi nomor S.29/MENLHK-
SETJEN/ROKLN/KLN.0/3/2019 berasal dari Biro Luar Negeri. Ia
hanya mengakui mengeluarkan surat tanggal 4 Oktober. “Mohon
berkomunikasi dengan Biro Humas,” ujar seorang anggota staf Biro
Luar Negeri.

Faktanya, menurut Lukas Laksono Adhyakso, WWF Indonesia tidak


dilibatkan dalam evaluasi seperti bunyi surat 28 Maret 2019. Selain
itu, kata dia, laporan hasil evaluasi tidak pernah ia terima. “Kami
sulit mengetahui di mana salahnya meskipun dalam surat-surat
berikutnya disebutkan hal-hal yang sifatnya subyektif, seperti
overclaim kami terhadap pekerjaan dan disrespectful,” ujar Lukas,
yang sejak 17 Desember 2019 menjabat pelaksana tugas
chief executive officer (CEO) WWF Indonesia, menggantikan
Rizal Malik. Rizal kini ditunjuk WWF Internasional untuk memimpin
sebuah inisiatif baru di Asia-Pasifik.

Dalam Keputusan Menteri Nomor


SK.32/Menlhk/Setjen/KUM.1/1/2020 itu disebutkan empat poin hasil
evaluasi terhadap kerja WWF Indonesia yang menjadi dasar
pemutusan kerja sama. Pertama, WWF Indonesia memperluas ruang
lingkup perjanjian 1998. Kedua, WWF Indonesia melakukan kegiatan
di bidang perubahan iklim, penegakan lingkungan hidup dan
kehutanan, serta pengelolaan sampah yang tak memiliki dasar hukum
yang sah. Ketiga, melanggar prinsip kerja sama dan kerja lapangan
serta melakukan klaim sepihak tak sesuai dengan fakta. Keempat,
melanggar substansi kerja sama melalui kampanye media sosial dan
publikasi laporan yang tidak sesuai dengan fakta.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem


(KSDAE) Wiratno mengkonfirmasi empat hal itu. Menurut dia,
pekerjaan WWF sudah melampaui pekerjaan yang tertuang dalam
perjanjian 13 Maret 1998. “Dulu hanya dengan KSDAE, sekarang kerja
sama juga dengan PHPL (Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari) dan lain-lain,” kata Wiratno pada 10 Januari lalu.
“Komunikasi mereka juga harus ditingkatkan dan hasil-hasil kerja
perlu disinkronisasi.”

Lukas mengakui komunikasi WWF tidak lancar dengan Menteri


Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya serta para pejabat di
bawahnya, terutama dalam satu setengah tahun terakhir.
Pemicunya adalah surat Wiratno kepada Rizal Malik pada 16 Oktober
2018 yang membatalkan perjanjian kerja sama antara Balai Besar
Konservasi Sumber Daya Alam Papua dan WWF Indonesia Program
Papua yang ditandatangani sehari sebelumnya.

Lukas menduga KLHK menilai WWF terlalu berlebihan mengklaim


pekerjaan karena dalam perjanjian itu disebut luas kawasan
konservasi 7,67 juta hektare. “Itu luas total, bukan kami mengklaim
memilikinya,” ucapnya.
Elis Nurhayati menambahkan, dalam surat Wiratno ini disebutkan
bahwa kerja sama Papua cacat prosedur dan tidak memenuhi
mekanisme kerja sama di Kementerian. KLHK menegaskan bahwa
urusan konservasi tidak bisa didelegasikan kepada daerah sehingga
apa yang dilakukan WWF dianggap melampaui kewenangan.
Alexander Rusli menyangkalnya. “Mana berani WWF Indonesia tanda
tangan sesuatu kalau tidak sesuai dengan prosedur,” ujarnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di Subang, Jawa Barat,
Maret 2016./ Dok. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Menteri Siti Nurbaya menolak menjawab alasan pasti pemutusan


kerja sama dengan WWF itu, terutama benarkah pemicunya soal kerja
sama Papua. Sewaktu ditemui Tempo di Stasiun Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, sepulang mendampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin
mengunjungi korban banjir bandang di Lebak, Banten, pada 30
Januari lalu, ia mengatakan hanya akan menjawab soal tambang ilegal
di Lebak. “Saya tidak mau komentar soal lain,” ucapnya.

Ketika Ahmad Faiz Ibnu Sani dari Tempo menanyakan polemik


kementeriannya dengan WWF Indonesia, Menteri Siti hanya
tersenyum, melambaikan tangan, lalu masuk ke mobil dinasnya. Siti
memang tak mau meladeni wawancara soal ini. Panggilan telepon
serta surat dan pesan pendek yang berisi daftar pertanyaan soal
alasan utama di balik pemutusan kerja sama dengan WWF selama dua
pekan yang dikirim Tempo ke kantornya di Gedung Manggala
Wanabakti, Jakarta, tak ia balas.

Secara samar-samar, Emmy Hafild--kolega Siti di Partai NasDem--


mengkonfirmasi dugaan kerja sama Papua yang membuat Menteri Siti
memutuskan kerja sama dengan WWF. “Ini cerita lama, LSM
Indonesia yang merupakan cabang LSM internasional tanda-tangan
MOU dengan pemerintah terus cari duit di luar dengan mengklaim
‘mempunyai’ wilayah pengelolaan. Apalagi Papua provinsi yang
sensitif, perjanjian itu dibatalkan dan Kepala BKSDA diganti,” tulis
Emmy di akun Facebook miliknya.
Tempo menemui Emmy--mantan Direktur Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia (Walhi)--untuk memperjelas informasi itu. Emmy
menerangkan panjang-lebar soal alasan di balik pemutusan hubungan
tersebut. Namun dia meminta seluruh pernyataannya tak dikutip
setelah ia menerima terusan daftar pertanyaan Tempo untuk Menteri
Siti, satu jam setelah wawancara. “Ambil saja dari Facebook saya,”
katanya.

Ada juga isu kebakaran di wilayah konsesi restorasi ekosistem PT


Alam Bukit Tigapuluh di Kabupaten Tebo, Jambi, yang jadi pemicu
Menteri Siti menerbitkan keputusan itu. Menurut Elis Nurhayati, dari
35 ribu hektare konsesi PT Alam Bukit Tigapuluh, area yang terbakar
seluas 100 hektare, yang merupakan kawasan yang dirambah dan
dibalak secara masif untuk ditanami kelapa sawit dan karet secara
tidak sah oleh pihak lain. Pemegang saham mayoritas PT Alam Bukit
Tigapuluh adalah PT Panda Lestari, yang merupakan anak usaha
Yayasan WWF Indonesia.

Dalam artikel “WWF reacts after agreement ended, ministry counters”


di situs Foresthints.news, 30 Januari 2020, Wiratno mengingatkan
WWF berfokus memperbaiki reputasinya dengan melengkapi sarana
dan prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan di
konsesinya. “Perusahaan WWF juga diwajibkan memulihkan area
bekas terbakar mengingat saat ini konsesi WWF tersebut dalam
status dikenakan sanksi oleh Kementerian,” ujar Wiratno. Pernyataan
Wiratno merujuk pada area PT Alam Bukit Tigapuluh.

Wiratno tidak merespons pesan Tempo yang mengkonfirmasi


pernyataannya di Foresthints. Tapi Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Djati Witjaksono Hadi
mengatakan bahwa pernyataan Wiratno, “Disiapkan oleh tenaga ahli
komunikasi Ibu Menteri.”

Pemimpin redaksi web yang berisi kegiatan dan pernyataan-


pernyataan pejabat KLHK ini adalah Elfian Effendi. Ia mantan
Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia. Namanya mencuat di
kalangan aktivis lingkungan setelah sebuah pesan WhatsApp di grup
“Darurat WWF” tersebar luas. Menurut mereka yang tahu, penulis
pesan untuk Alexander Rusli dan Nazir Foead itu adalah Elfian. Isinya
soal penempatan calon pelaksana tugas chief executive officer (CEO)
atau penasihat WWF yang disetujui Menteri Siti.
Badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten./ Stephen Belcher/wwf.id

Elfian menjawab pertanyaan Tempo seputar pesan itu, tapi menolak


dikutip. Adapun Alexander membenarkan jika Elfian dan beberapa
orang lain disebut mencoba menjadi jembatan antara WWF dan KLHK
karena mereka bergerak di banyak lembaga swadaya masyarakat,
selain dulu pernah di WWF. Apakah Elfian disebut-sebut menjadi
calon CEO WWF? “Bukan dia, tapi kombinasi orang-orang tidak jelas,”
kata Alex. “Saya lebih suka yang jelas, hitam-putih, supaya tahu cara
bernegosiasi.”

Nazir Foead, Kepala Badan Restorasi Gambut yang pernah menjabat


Direktur Konservasi WWF Indonesia, hanya mau menanggapi
pertanyaan Tempo mengenai dampak pemutusan kerja sama
konservasi antara KLHK dan WWF Indonesia. Nazir menyayangkan
kejadian tersebut. “Padahal tantangan keberlanjutan lingkungan
hidup makin kompleks. Idealnya semua pihak bersinergi, bekerja
sama,” ujarnya.

Dampak pemutusan kerja sama ini memang sudah terasa di lapangan.


Menurut Kuntoro Mangkusubroto, dari total 130 proyek WWF
Indonesia, ada 30 proyek yang terkena dampak langsung pemutusan
itu. Proyek-proyek yang kandas itu berada di 19 kawasan konservasi
seperti Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan di Lampung, dan Suaka Kelian di Kalimantan Timur,
yang menjadi tempat perawatan satu-satunya badak Sumatera yang
ditemukan di Kalimantan. “Biaya perawatan satu badak setahun itu
Rp 10 miliar,” kata Kuntoro.

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Anggodo mengatakan,


untuk 2020, anggaran balai berkisar Rp 19 miliar, 70 persennya habis
untuk gaji pegawai. “Ada kemungkinan anggaran operasional hanya
cukup untuk dua bulan lagi. Sisanya kami penuhi lewat kerja sama
dengan mitra lain karena WWF sudah tidak ada lagi,” ujar Anggodo,
yang ditemui di kantornya pada 21 Januari lalu. Taman Nasional
Ujung Kulon adalah proyek konservasi pertama WWF Internasional
dalam identifikasi dan perlindungan badak yang dimulai pada 1962.

Di Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, semua kegiatan WWF


Indonesia dengan balai terhenti sejak 5 Oktober 2019, termasuk tim
patroli gajah. Menurut Job Charles, Manajer Lanskap Sumatera
Selatan WWF Indonesia, sejak Desember 2019, mereka merumahkan
20 pawang gajah atau mahout, asisten, dan tenaga lain. “Kami pun
terpaksa menghentikan pemberian income bagi puluhan orang yang
membantu kami di taman nasional,” kata Charles.

Menurut Lukas Laksono Adhyakso, jumlah anggota staf WWF yang


berkaitan dengan satwa liar sekitar 170 orang. Ia sedang berupaya
agar dampak pemutusan hubungan kerja seminimal mungkin,
terutama yang menyangkut personel dan kerja konservasi. “Ada
beberapa strategi yang kami lakukan: menawarkan ke KLHK untuk
mengambil staf tersebut karena konservasi membutuhkan keahlian
khusus, kami juga tawarkan ke organisasi yang serupa dengan kami,”
ucap Lukas.

Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia adalah lembaga


konservasi satwa liar dan habitatnya seperti WWF Indonesia.
Menurut Country Director Indonesia Program Noviar Andayani, WCS
Indonesia juga memiliki program di Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan karena ada gajah yang menjadi salah satu spesies prioritas
mereka. “Kami kehilangan salah satu kawan lama yang terkuat. WWF
itu teman berantem yang enak di lapangan,” ujar Noviar.

WCS, yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat, juga


dikabarkan tengah dievaluasi KLHK atas kerja-kerja konservasi
mereka, terutama kerja sama yang melibatkan lembaga lain, seperti
polisi dan Kejaksaan Agung, dalam mitigasi satwa liar. Tapi Noviar
menyangkalnya. “Tidak ada surat teguran, tapi ada yang
mengingatkan. Kami aktif berkomunikasi dengan KSDAE, meminta
maaf dan segera memperbaikinya,” katanya.

Menurut Wiratno, selain LSM yang berbentuk yayasan Indonesia, ada


sebagian yang masih menginduk ke lembaga pusat mereka di luar
negeri. “Mereka ini bisa mengakses dana-dana dari Amerika Serikat
untuk Indonesia, di luar dana yang dijanjikan bagi pemerintah,” ujar
Wiratno. Terhadap lembaga yang masih menginduk ke organisasi
asing, kata Wiratno, ada sebuah tim lintas kementerian yang sedang
mengevaluasinya.

Center for International Forestry Research (CIFOR) yang berkantor di


Bogor, Jawa Barat, juga pernah mendapat teguran Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menurut artikel web jurnal Nature
edisi 10 Desember 2019, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan
KLHK Raffles Panjaitan memanggil peneliti CIFOR, David Gaveau, ke
kantornya pada 4 Desember setelah peneliti ini mempublikasikan
risetnya soal kebakaran hutan dan lahan di tujuh provinsi pada 1
Januari-31 Oktober 2019 seluas 1,64 juta hektare.

Angka itu 40 persen lebih tinggi ketimbang hasil penghitungan KLHK.


“Angka itu tidak masuk akal,” ucap Raffles seperti dikutip Nature.com.
Setelah pemanggilan itu, analisis Gaveau dicabut dari situs CIFOR
pada 6 Desember 2019. “Kebiasaan CIFOR menyerahkan penelitian ke
pengawasan proses peer-review, tapi praktik itu tidak sepenuhnya
ditaati. Kami menyesali kekeliruan ini dan meminta maaf kepada
pembaca,” kata Robert Nasi, Direktur Jenderal CIFOR.

Soal tuduhan WWF menjadi cabang WWF Internasional, Kuntoro


Mangkusubroto menjelaskan bahwa lembaga ini menjadi entitas
mandiri dalam bentuk yayasan pada 1996. Dalam setahun, kerja-kerja
konservasi WWF Indonesia menghabiskan Rp 350 miliar. Semua dana
tersebut dari para donatur yang berasal dari perusahaan, lembaga
donor, dan perorangan. “Mereka semua bertanya soal kejadian ini,”
ujarnya. “Kami jelaskan, kami minta maaf dan akan melaksanakan
putusan itu sebab dalam bahasa Indonesia agak sombong, we are
reputable institution.”

Sebetulnya, kata Teguh Surya, Direktur Eksekutif Madani


Berkelanjutan, kerja sama antara pemerintah dan organisasi
kemasyarakatan sipil, khususnya pegiat lingkungan hidup, sangat
penting. “Ada hal-hal yang tidak bisa dijangkau atau dikerjakan
pemerintah. Selain itu, ada proses checks and balances karena
birokrasi kita terbukti masih sangat kompleks dan buruk,” ucapnya.
“Masyarakat sipil bisa membantu dalam proses-proses itu.”

DODY HIDAYAT, GABRIEL WAHYU TITYOGA, ERWAN


HERMAWAN, NUR ALFIYAH, AISHA SHAIDRA

Kepala Balai Taman Nasional
Ujung Kulon Anggodo
mengatakan hengkangnya
WWF Indonesia dari Ujung
Kulon bisa membuat
pengelolaan taman nasional
pincang.
majalah.tempo.co
4 mins read

• Semua aktivitas WWF Indonesia di Taman Nasional Ujung Kulon harus

dihentikan setelah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memutus

perjanjian kerja sama.

• Program WWF Indonesia merawat Pahu, badak Sumatera betina yang ditemukan

di lubang jebak di dekat Sungai Tunuq, Kalimantan Timur, juga terancam.

P
AGAR kabel logam terentang panjang membelah hutan
belantara di bagian tengah Taman Nasional Ujung Kulon,
Banten. Pada kawat teratas pembatas setinggi 1,7 meter,
tergantung papan kuning berisi peringatan adanya aliran arus listrik.
Pembatas itu memisahkan hutan Ujung Kulon dengan wilayah Desa
Ujungjaya, permukiman paling barat di tanah Jawa. “Panjangnya
sekitar 8 kilometer, dari utara ke selatan,” kata Rifki Saefudin,
anggota tim patroli Javan Rhino Study and Conservation Area-Yayasan
Badak Indonesia.

Pagar itu menjadi bagian dari program konservasi badak Jawa


(Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon. Hewan bercula satu itu satu
dari lima spesies badak yang tersisa di dunia. Ujung Kulon pun
menjadi rumah bagi banteng Jawa (Bos javanicus), yang statusnya
juga dilindungi. Selain Rifki dan timnya, patroli gabungan dari Balai
Taman Nasional Ujung Kulon rutin mengawasi habitat badak di
wilayah itu. “Gantian berjaga setiap 15 hari,” ucap Rifki pada Rabu,
22 Januari lalu.

Sering menjelajah hutan hingga berkilo-kilometer, tim patroli jarang


sekali berjumpa dengan badak. Mamalia itu memiliki indra
penciuman dan pendengaran tajam. Mereka selalu kabur jika
mendeteksi kehadiran manusia. Akibatnya, tim patroli biasanya cuma
mendapati jejak kaki, bekas garukan cula, dan kolam lumpur tempat
hewan itu berkubang. “Aktivitas badak lebih banyak terekam camera
trap yang dipasang di hutan,” ujar anggota patroli dari Balai Taman
Nasional Ujung Kulon, Muhammad Ganda Saputra.

Rekaman camera trap alias kamera yang diaktifkan dengan sensor


gerak itulah yang membantu tim peneliti mengenali empat anak
badak Jawa baru pada 2018. Pada September tahun lalu, melalui citra
kamera, ada lagi empat anak badak Jawa yang teridentifikasi. Kini
populasi badak di wilayah seluas 105 ribu hektare itu mencapai 72
ekor. Jumlah ini adalah yang tertinggi sejak pendataan pada 1967,
1980, 1983, dan 2007, yang mencatat 64 badak.

Balai Taman Nasional Ujung Kulon bekerja sama dengan sejumlah


lembaga konservasi, seperti Yayasan Badak Indonesia dan World
Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, untuk memantau badak.
Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Anggodo mengatakan data
camera trap membantu akurasi penghitungan populasi badak Jawa.
Peluang melihat satwa yang aktivitasnya lebih banyak pada pagi dan
malam hari menjadi lebih tinggi. “Kami ada 120 camera trap, bantuan
dari WWF Indonesia,” tutur Anggodo kepada Tempo, Selasa, 21
Januari lalu.

Ujung Kulon menjadi tonggak awal program konservasi WWF di


Indonesia. Tim peneliti WWF mulai meneliti badak Jawa pada 1962.
Saat itu, badak Jawa nyaris punah dengan populasi diperkirakan
hanya 20 ekor. Pada 1996, lembaga itu resmi menyandang status
sebagai yayasan Indonesia. Dua tahun kemudian, mereka meneken
perjanjian kerja sama dengan Kementerian Kehutanan untuk program
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya hingga 2023.
Pagar yang dibangun di area yang dijaga tim Java Rhino Study and Conservation
Yayasan Badak Indonesia, di Taman Nasional Ujung Kulon./ Tempo/Gabriel Wahyu
Titiyoga

Kolaborasi itu bubar pada Oktober tahun lalu, setelah Kementerian


Lingkungan Hidup dan Kehutanan memutus kerja sama. Semua
aktivitas WWF Indonesia di lahan kementerian, termasuk di Taman
Nasional Ujung Kulon, harus dihentikan. “Hubungan kami sangat
baik, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa karena ini keputusan
pusat,” ujar Anggodo.

Hengkangnya WWF Indonesia dari Ujung Kulon, menurut Anggodo,


bisa membuat pengelolaan taman nasional pincang. Selain melakukan
penelitian dan pemantauan habitat badak, selama ini WWF Indonesia
ikut membantu biaya operasional tim patroli. Tahun lalu, anggaran
operasional patroli hanya untuk dua bulan. Namun Balai mendapat
bantuan dana untuk sepuluh bulan sisanya dari mitra kerja, terutama
WWF Indonesia.

Saat ini, Balai memiliki anggaran Rp 19 miliar. Sebanyak 70 persen di


antaranya untuk membayar gaji pegawai. Dana yang dialokasikan
untuk kegiatan pengawasan badak cuma cukup buat dua bulan.
Anggodo akan terus mencari solusi, termasuk mengintensifkan kerja
sama dengan Yayasan Badak Indonesia. “Sayang juga kemitraan
berkurang sementara anggaran terbatas,” ujarnya.

Program WWF Indonesia merawat Pahu, badak Sumatera betina yang


ditemukan di lubang jebak di dekat Sungai Tunuq, Kalimantan Timur,
pada November 2018, juga terancam. Pahu bisa ditangkap setelah
pelacakan selama enam bulan. Sebelumnya, keberadaan badak
bercula dua itu cuma terpantau lewat kamera. Kesuksesan
mendapatkan Pahu membuka peluang penelitian dan konservasi
badak Sumatera di Kalimantan, yang populasinya sangat kritis dan
diperkirakan tersisa 15 ekor. Pahu kini dirawat di Suaka Badak Kelian,
Kalimantan Timur, di bawah pengawasan tim gabungan yang
disokong WWF Indonesia.

Ketua Badan Pembina Yayasan WWF Indonesia Kuntoro


Mangkusubroto mengatakan penghentian kerja sama dapat membawa
dampak serius pada upaya konservasi satwa langka seperti Pahu.
Selama ini, tim ahli badak, perawat, dan dokter hewan WWF
Indonesia selalu memonitor kondisi Pahu sejak ia tertangkap hingga
direlokasi sejauh 150 kilometer ke Suaka Badak Kelian. WWF
Indonesia pun menanggung biaya perawatan Pahu, yang mencapai Rp
10 miliar setahun. “Mendapatkan satu saja sulit sekali, sekarang kami
terpaksa meninggalkannya,” kata Kuntoro, Selasa, 28 Januari lalu.

Pemutusan kerja sama dengan Kementerian Kehutanan juga membuat


Rusmani, anggota tim mitigasi konflik satwa WWF Indonesia di
Lampung, gundah. Kementerian sudah melarang seluruh kegiatan
WWF Indonesia di dalam Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Dia
tak bisa lagi membantu penanggulangan konflik antara kawanan
gajah liar dan masyarakat di sekitar kawasan seluas lebih dari 355
ribu hektare itu. WWF Indonesia memiliki tim untuk menggiring
gajah kembali ke taman nasional. Rusmani puluhan kali
melakukannya sejak 2011. WWF Indonesia terpaksa merumahkan
sekitar 20 pekerja, antara lain pawang gajah dan asistennya.

Rusmani tak bisa berbuat banyak untuk membantu evakuasi dan


mitigasi konflik ketika 12 gajah merangsek ke perkampungan di
sekitar jalan lintas Sanggi-Bengkunat, Lampung, Ahad, 12 Januari
lalu. Kawanan gajah liar itu menghancurkan tanaman produksi
masyarakat di sekitar taman nasional. Rusmani hanya bisa
memberikan saran kepada teman-temannya agar kawanan gajah itu
bisa diarahkan masuk ke habitat mereka di taman nasional dengan
kerugian sekecil mungkin. Gajah itu akhirnya dihalau menggunakan
petasan. “Saya sedih tidak bisa lagi masuk ke taman nasional karena
adanya pelarangan,” tuturnya, Selasa, 14 Januari lalu.

Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar Taman Nasional Bukit


Barisan Selatan Ismanto mengatakan dasar kerja sama dengan WWF
Indonesia adalah adanya ancaman perburuan, perambahan, dan
konversi lahan ilegal di kawasan itu. Menurut dia, penghentian kerja
sama dengan WWF Indonesia tak berpengaruh pada target konservasi
di taman nasional. “Ada dan tidak ada mitra, kami tetap dapat
merealisasi tugas pokok dan fungsi kami,” ucapnya.

Dengan pemutusan kerja sama, Ismanto menambahkan, aset WWF


Indonesia menjadi barang milik negara, antara lain 110 kamera dan
dua rumah pohon. Tim WWF Indonesia juga tidak diizinkan bekerja di
dalam taman nasional. Namun dia tak dapat memastikan siapa yang
akan melanjutkan tugas WWF Indonesia. “Dimungkinkan kerja sama
dengan pihak lain untuk konservasi. Kami akan lebih selektif.”

Menurut Anggodo, WWF Indonesia bisa saja melakukan kegiatan di


taman nasional, tapi mitra mereka yang harus mengajukan
permohonan izin ke pengelola taman nasional. Logo WWF Indonesia
juga tak boleh dipampang lagi. Meski kerja sama resmi disetop, tim
Balai Taman Nasional Ujung Kulon masih berkonsultasi secara
informal dengan WWF Indonesia mengenai penelitian badak. “Kami
masih berteman. Masak, mau diputus juga,” tuturnya.

DODY HIDAYAT, GABRIEL WAHYU TITIYOGA (UJUNG


KULON), PARLIZA HENDRAWAN (LAMPUNG)
SETELAH SI TAHUN
PENELITIAN badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang kritis di Ujung Kulon, Banten,
pada 1962 menjadi program pertama World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia.
Mereka bekerja sama dengan Departemen Kehutanan menyelamatkan populasi
mamalia bercula satu tersebut yang kala itu diperkirakan tinggal dua lusin. Bertahun
kemudian, program WWF Indonesia, yang menyandang status yayasan sejak
1996, pun bertambah di berbagai daerah. WWF Indonesia ambil bagian dalam
konservasi satwa liar dilindungi, restorasi hutan, dan sektor kelautan. Lembaga
itujuga melakukan edukasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Program
konservasi terguncang ketika Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merilis

-
surat keputusan tertanggal 10 Januari 2020 yang menghentikan seluruh kerja sama
dengan WWF pada pekan lalu.
Kawasan
Ekosistem Taman
Esensial Nasional
Luas daratan:
Taman Nasional Labian Kayan
Program konservasi Danau Sentarum, Leboyan, Mentarang,
190,46 juta hektare WWF Indonesia di lahan Kalimantan Barat Kalimantan Kalimantan
Kementerian Lingkungan Barat Timur
Luas kawasan Hidup dan Kehutanan

Lanskap Arut
konservasi: Taman Nasional
27,13juta hektare Bukit Barisan
Selatan, Lampung Belantikan,
212GagarAlam
Ba
Kalimantan
1U Taman WisataAlam

: ?���� �:�ro:iwa '' .,


JI, Taman Hutan Rakyat
r

J1 Kawasan SuakaAlam/ '\


Kawasan PelestarianAlam


11 Taman Buru


WWF
.. kantor daerah
NO anggota staf
•100 ribu suporter

111 proyek 30 di antaranya terkena

...........
dampak pemutusan kerja sama

2017: Rp 338 mlliar


2018: Rp 349,47 mlliar

........__.
p •• -
2017: Rp 327,5 mDlar
2018: Rp 330,7 mlllar CagarAlam Mutis-Tlmau,
Nusa T�ra Baral*
Donasiffl
Laln-lalnl!o

Taman Nasional Teluk


Cenderawasih, Papua

INF0GRAFIS:
GABRIEL
WAHYU
TITIY0GA,
Taman Nasional KEMENTERIAN
� Wakatobi, Sulawesi LINGKUNGAN
Tenggara HIDUPDAN

·-
KEHUTANAN,
LAP0RAN

�: __ - �: ��
TAHUNANWWF

,.,.�;;
2017-2018,
WAWANCARA
*di bawah kewenangan

7' _...
pemerintah daerah
J
Tallal Nasional
#
_

l<omodo, Nusa
Tel'Gll'a Timur
Seperti Halilintar di Siang
Bolong
majalah.tempo.co
3 mins read

K
etua Badan Pembina Yayasan WWF Indonesia Kuntoro
Mangkusubroto.

Ketua Badan Pembina Yayasan wwf indonesia Kuntoro


Mangkusubroto/ Tempo/Khory

• WWF Indonesia meminta maaf kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

• Sekitar 170 orang terancam menganggur akibat pemutusan kerja sama dengan

WWF Indonesia.

• Sebanyak 30 proyek konservasi telantar.


TENANG dan terukur. Kuntoro Mangkusubroto menjelaskan sikap
World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia setelah Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan secara final memutus kerja sama
konservasi pada 10 Januari lalu. “Kami minta maaf jika banyak
kesalahan dan terima kasih atas kerja sama sejak 1998,” kata Ketua
Badan Pembina Yayasan WWF Indonesia itu di hadapan sejumlah
wartawan di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa, 28 Januari lalu.

Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian


Pembangunan 2009-2014 itu juga menjelaskan sikap WWF yang akan
segera membereskan semua hal yang diminta Kementerian
Kehutanan, termasuk aset yang timbul dari kerja sama penjagaan
flora dan fauna di seluruh Indonesia tersebut. “Setahun kami
menghabiskan Rp 350 miliar untuk semua kegiatan,” tuturnya.

Ada 30 proyek konservasi yang terhenti akibat pemutusan itu. WWF


akan berfokus menggarap seratus proyek konservasi lain di luar
Kementerian Kehutanan. Setelah jumpa wartawan itu, Kuntoro, 72
tahun, memberikan wawancara khusus kepada Tempo untuk
menjelaskan lebih detail alasan di balik pemutusan tersebut.
Pelaksana tugas CEO WWF Indonesia Lukas Adhyakso
mendampinginya

Apa tepatnya reaksi Anda ketika Kementerian Lingkungan


Hidup dan Kehutanan (KLHK) memutus perjanjian kerja
sama dengan WWF Indonesia?
Ini seperti halilintar di siang bolong. Jegler! Mematikan. Saya
langsung tanya ke internal, apakah ada kesalahan yang kita lakukan?
Tapi teman-teman bilang enggak ada. Kalau ada kesalahan, saya
minta maaf. Dalam surat untuk menanggapi pemutusan itu juga kami
sampaikan kami minta maaf.

Lukas: Dalam surat disebutkan tentang evaluasi. Tapi kami sebagai


pihak yang seharusnya memberi klarifikasi tidak dilibatkan dalam
evaluasi tersebut. Laporan evaluasi pun tak pernah dibagikan kepada
kami sehingga kami kesulitan mengetahui di mana salahnya.
Meskipun dalam surat-surat selanjutnya ada hal yang sama diulang-
ulang: overclaim.

Apa yang dimaksud dengan overclaim tersebut?


Berkali-kali saya tanya, apa persisnya yang dimaksud overclaim itu.
Bahwa gue lebih berjasa dari elu atau apa, enggak jelas.

Lukas: Tidak dijelaskan lebih detail. Tapi, ketika MOU (nota


kesepahaman) di Papua diputus, kami menindaklanjutinya dengan
memberikan laporan pada awal 2018. Kami memberitahukan bahwa
kami melakukan banyak hal dengan memakai indikator outcome.
Asumsinya bahwa outcome itu capaian banyak orang, kami ikut
berkontribusi. Laporan itu disebut overclaim. Karena komentar itu,
kami perbaiki laporan terakhir pada akhir 2018 dengan hanya
melaporkan output kegiatan kami. Yang diterjemahkan sebagai salah
satu overclaim adalah isi MOU di Papua yang menyebutkan kawasan
konservasi kalau ditotal sekitar 7 juta hektare. Tentu bukan maksud
kami mau menguasai 7 juta hektare tersebut. Maksudnya, kami
bekerja di situ.

MOU tersebut membuat kepala balai di Papua


dipindahkan....
Lukas: Ya, kami juga dengar itu. MOU itu juga dibatalkan KLHK
sehari setelah ditandatangani. Kami tergopoh-gopoh mendatangi Pak
Wiratno (Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem) untuk meminta penjelasan. Beliau hanya menjelaskan
bahwa MOU ini sebenarnya ranah pusat. Padahal sebelum-
sebelumnya cukup di balai setempat dengan direktur regional kami.
Sebelum MOU di Papua itu dilaksanakan pun balai juga berkonsultasi
dulu dengan Pak Wiratno.

Artinya, sebelum pembatalan MOU tersebut, prosedur


yang berlangsung tak dimasalahkan?
Lukas: Biasanya seperti itu. Jadi kami kaget.

Setelah pemutusan perjanjian kerja ini, apakah WWF


Indonesia berusaha meminta audiensi dengan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan?
Kami berusaha. Tapi sampai sekarang belum bisa.

Ada pendekatan selain lewat surat ke Menteri?


Banyak, ke lingkungan beliaulah.

Lewat apa?
Lukas: Kami mencoba semuanya. Yang kami harapkan ada audiensi
dengan Bu Menteri, entah beliau memberikan teguran, koreksi, atau
apa. Tapi tidak bisa.

Pak Kuntoro sudah kenal lama dengan Menteri?


Sejak beliau jadi menteri.

Selama ini komunikasi personal antara Anda dan Menteri


bagaimana?
Seingat saya, ketemu beliau ini cuma tiga-empat kali dalam lima
tahun terakhir. Itu pun dalam rapat atau acara.

Sejauh mana kesiapan WWF Indonesia setelah menarik


diri dari semua program konservasi Kementerian
Kehutanan?
Bukan kesiapan. Itu keharusan karena suratnya bilang begitu.
Keputusan Menteri itu bilang segera lakukan inventarisasi. Kami akan
lakukan segera.

Berapa orang yang kehilangan pekerjaan karena


pemutusan perjanjian ini?
Lukas: Jumlah anggota staf yang berkaitan dengan wildlife sekitar
170. Kami sedang berupaya agar yang terkena dampak seminimal
mungkin. Ada beberapa strategi yang kami lakukan. Pertama, kami
tawarkan ke KLHK apakah mereka akan mengambil staf dari kami
karena konservasi membutuhkan keahlian khusus. Kedua, kami
tawarkan mereka ke organisasi yang serupa dengan kami.

Direktur Jenderal Balai Konservasi Sumber Daya Alam


mengatakan WWF bisa mengajukan perjanjian baru….
Eh, saya enggak tahu. Mereka bilang begitu?

Mereka bilang begitu kepada kami.


Kalau dipersilakan mengajukan perjanjian baru, kami siapkan malam
ini.

Lukas: Kami sudah sampaikan melalui surat bahwa kami ingin


memperbarui itu. Tapi tak direspons.


Pekerjaan WWF Indonesia
Terlalu Besar
majalah.tempo.co
2 mins read

D
irektur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Wiratno

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan


Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Wiratno/ gunungleuser.or.id

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan memutus kerja


sama dengan WWF Indonesia, salah satu organisasi konservasi
terbesar yang sudah berkecimpung di dunia konservasi di Tanah Air
selama 58 tahun. Wiratno mengatakan perjanjian yang dibuat pada
1998 itu harus diakhiri karena ruang lingkup yang disepakati sudah
jauh berbeda dengan yang ditangani WWF saat ini. “Ibu Menteri
(Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar)
melihat MOU 1998 sudah terlalu sempit, sementara pekerjaan WWF
sangat banyak,” kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam
dan Ekosistem (KSDAE) itu kepada Tempo, Jumat malam, 10 Januari
lalu.

Wiratno menuturkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


harus berkolaborasi dengan organisasi sipil dan masyarakat untuk
mengelola kawasan konservasi di Indonesia, yang luasnya mencapai
27,14 juta hektare. Kolaborasi, dia menambahkan, membawa
keuntungan bagi konservasi alam, satwa liar, dan kehidupan
masyarakat. Tempo berupaya meminta penjelasan Menteri Siti
Nurbaya Bakar tentang alasan penghentian kerja sama dengan WWF
Indonesia. Siti tidak menjawab permohonan wawancara yang dikirim
melalui surat, pesan WhatsApp, dan orang-orang dekatnya sejak
Senin, 20 Januari lalu. Saat ditemui setelah mendampingi Wakil
Presiden Ma’ruf Amin mengunjungi Lebak, Banten, Kamis, 30 Januari
lalu, Siti langsung pergi sambil melambaikan tangan ketika Tempo
bertanya tentang WWF Indonesia.

Apa alasan Kementerian Lingkungan Hidup dan


Kehutanan (KLHK) memutus perjanjian kerja sama
dengan WWF Indonesia?

Ibu Menteri melihat MOU 1998 sudah terlalu sempit, sementara


pekerjaan WWF sangat banyak. Ruang lingkupnya sudah berbeda.
Dulu hanya dengan KSDAE, sekarang mereka juga bekerja sama
dengan PHPL (Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari) dan lain-lain. Jadi ke mana-mana. Makanya harus ada payung
hukum yang lebih besar lagi. Perlu di-refresh lagi. Tapi itu pun
tergantung WWF untuk mengajukan kerja sama baru.

Apa kekurangan WWF Indonesia?

Kekurangannya, ya, di MOU itu. Pekerjaan WWF sudah terlalu besar.


Komunikasi mereka juga harus ditingkatkan, tentang hasil-hasil kerja
perlu disinkronisasi lagi. Mungkin juga karena terlalu lama tidak ada
komunikasi, orang bisa salah paham. Pemerintah sedang membenahi
banyak persoalan lingkungan. Staf saya yang 6.000 orang itu juga
bekerja. Kami mengerjakan tugas-tugas negara, dan itu yang harus
dibantu. Tentu saja juga harus ada mutual respect.

Apakah Kementerian memberi tahu WWF Indonesia


sebelum memutus kerja sama?

Sudah. Surat-suratnya dari Ibu Menteri. Sebelum kerja sama berakhir,


enam bulan sebelumnya sudah diberitahukan, ada evaluasi total apa
saja yang kurang.
WWF Indonesia pernah dipanggil ke Kementerian?

Belum. Saya sibuk sekali. Saya akan mengusulkan mereka dipanggil


nanti.

Setelah perjanjian kerja sama dengan WWF Indonesia


berakhir, siapa yang akan menangani program
konservasinya?

Kami bekerja sendiri di situ. Kami bisa. Kalau WWF mau lagi, ya,
segera ajukan usul kerja sama kalau menganggap bekerja sama
dengan KLHK masih meaningful.

Bagaimana pendanaannya?

Ya adalah. Duitnya mau ditambahin, banyak. Masalahnya bukan uang,


tapi membangun kesadaran bersama. Semua itu harus akuntabel.
Kami dengan dukungan mitra yang lain pun harus tertulis dalam
perencanaan lima tahun dan tahunan. Basis kerjanya itu, dan
disepakati bersama. Jika pemerintah mempertimbangkan biodiversity,
pelestarian hutan dan lingkungan itu penting, harus ada dananya.

Berapa anggaran Kementerian untuk mengelola semua


taman nasional dan konservasi?

Kami sekarang punya dana Rp 2,2 triliun. Kira-kira Rp 800 miliar


untuk operasional gaji pegawai, dukungan kantor, beli bensin, patroli.
Untuk program Rp 400-500 miliar. Makanya program harus terfokus,
juga harus ada dukungan masyarakat.

Apakah ada peluang Kementerian bekerja sama lagi


dengan WWF Indonesia?

Kalau WWF tertarik bekerja sama. Kalau tidak mau kerja sama
dengan kami, ya, tidak apa-apa juga. Mereka juga bisa bekerja sama
dengan siapa pun. Tapi, kalau dengan kami, jelas perlu payung hukum
yang lebih besar. Soal konservasi, hutan produksi, perubahan iklim,
urusan karbon, itu direktorat jenderalnya beda-beda. Kerja sama itu
kan bisa diperbarui lagi. Silakan mengajukan. Tidak berarti berakhir
selamanya.


Istana melobi partai koalisi
untuk mencegah
penggunaan hak angket
kasus Jiwasraya.
majalah.tempo.co
5 mins read

• Di hadapan partai koalisi, Menteri BUMN Erick Thohir memaparkan skema

penyelamatan Jiwasraya.

• PDIP pun gencar melobi partai koalisi di DPR.

M
EMBUKA pertemuan dengan koalisi partai pendukung
pemerintah di Istana pada Selasa, 14 Januari lalu,
Presiden Joko Widodo menyampaikan keinginannya
menuntaskan perkara dugaan korupsi yang terjadi di PT Asuransi
Jiwasraya Persero. Ia memastikan pengusutan perkara yang menurut
Kejaksaan Agung mencapai Rp 13,7 triliun tersebut bakal terus
berjalan. Presiden Jokowi juga berpesan agar duit nasabah Jiwasraya
dikembalikan secara bertahap.

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus,


yang hadir dalam pertemuan itu, Presiden kemudian mempersilakan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memaparkan skema
penyelamatan Jiwasraya. “Erick menyampaikan konsep penyelesaian
Jiwasraya,” ujar Lodewijk kepada Tempo, Kamis, 30 Januari lalu.

Lodewijk hadir mendampingi Ketua Umum Golkar yang juga Menteri


Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Wakil Ketua
Umum Golkar Azis Syamsuddin. Petinggi partai lain yang hadir di
antaranya Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Megawati Soekarnoputri; Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa
Muhaimin Iskandar; pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan
Pembangunan, Suharso Monoarfa, beserta Sekretaris Jenderal Arsul
Sani; Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto; dan Ketua
Umum Partai NasDem Surya Paloh.

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi didampingi sejumlah anak


buahnya, seperti Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, serta Menteri Keuangan Sri
Mulyani. Kepala Kepolisian RI Jenderal Idham Azis serta Jaksa Agung
Sanitiar Burhanuddin juga terlihat dalam persamuhan yang dimulai
pada pukul tiga siang itu. Tak hanya membahas Jiwasraya, pertemuan
selama dua jam tersebut juga membahas persoalan lain, seperti
omnibus law dan rencana pemindahan ibu kota.

Dua peserta pertemuan mengatakan Erick menyampaikan rencana


pembentukan holding asuransi Jiwasraya. Dengan strategi tersebut,
diharapkan bisa terkumpul dana awal dari sejumlah investor Rp 2-3
triliun. Dana itu akan digunakan untuk mengembalikan duit nasabah.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo secara terpisah
menuturkan ada tiga calon investor dari luar Indonesia dan satu calon
dari dalam negeri yang berminat menyehatkan Jiwasraya. Namun
Kartika masih menyimpan rapat nama investor tersebut. “Jangan
sebut nama, nanti mereka takut,” ujarnya, Kamis, 16 Januari lalu.

Kebutuhan dana untuk menyehatkan kembali Jiwasraya


mencapai Rp 32,89 triliun. Setidaknya butuh delapan
tahun untuk mewujudkan rencana tersebut.

Erick, kata dua sumber yang sama, juga mengutarakan bahwa


kebutuhan dana untuk menyehatkan kembali Jiwasraya mencapai Rp
32,89 triliun. Setidaknya butuh delapan tahun untuk mewujudkan
rencana tersebut. Menurut keduanya, target itu bisa dicapai dengan
catatan kondisi politik di dalam negeri tidak gaduh sehingga investor
merasa nyaman menanamkan fulusnya. Permintaan serupa
disampaikan Presiden Jokowi.

Paparan Erick itu memantik diskusi di antara para petinggi partai.


Mereka menilai kegaduhan akan terjadi jika panitia khusus hak
angket Jiwasraya di Dewan Perwakilan Rakyat terbentuk. Tiga dari
enam partai pendukung pemerintah, yakni Partai NasDem, Partai
Persatuan Pembangunan, dan Partai Gerindra, awalnya getol
menyuarakan pembentukan panitia khusus Jiwasraya.

Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan semua partai


pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin sepakat mendukung rencana
pemerintah mengurai benang merah perkara asuransi Jiwasraya.
“Kami sepakat pengawasan masalah Jiwasraya tidak melalui hak
angket karena akan memunculkan kegaduhan politik,” ujar Wakil
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini. Sekretaris Jenderal
Golkar Lodewijk Freidrich Paulus dan Wakil Ketua Umum Gerindra
Sufmi Dasco Ahmad juga membenarkan adanya kesepakatan tersebut.

Keyakinan para petinggi partai untuk membatalkan rencana


pengajuan hak angket bertambah setelah Jaksa Agung Sanitiar
Burhanuddin mengutarakan kepada peserta rapat bahwa lembaganya
akan menetapkan lima tersangka dalam kasus Jiwasraya.
Burhanuddin, kata Arsul, tidak menyebutkan nama para tersangka.

Tak lama setelah pertemuan itu, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Khusus Adi Toegarisman mengumumkan nama-nama tersangka
dugaan korupsi Jiwasraya. Di antaranya Komisaris PT Hanson
International Tbk Benny Tjokrosaputro dan Presiden Komisaris PT
Trada Alam Minera Tbk Heru Hidayat. Tiga lainnya berasal dari
lingkungan internal Jiwasraya, yaitu bekas direktur keuangan, Hary
Prasetyo; bekas kepala divisi investasi dan keuangan, Syahmirwan;
serta bekas direktur utama, Hendrisman Rahim.

Dimintai tanggapan soal pertemuan di Istana itu, Erick irit bicara.


“Saya enggak bisa komen sesuatu yang enggak saya tahu,” tuturnya
diiringi tawa. Adapun Presiden Jokowi sebelumnya mengatakan
penanganan Jiwasraya ini tidak bisa dilakukan secara cepat. “Ini
perlu proses, tidak sehari dua hari,” ujarnya pada Kamis, 2 Januari
lalu.

•••

KEGADUHAN persoalan Jiwasraya mencuat setelah Dewan Perwakilan


Rakyat memulai pengawasan terhadap perusahaan asuransi tertua di
Indonesia itu pada 4 Desember 2019. Ketika itu, Komisi Badan Usaha
Milik Negara DPR memanggil para nasabah yang tak mendapat hasil
investasi yang dijanjikan Jiwasraya. Investor dan nasabah pun ada
yang berasal dari luar negeri, seperti Korea Selatan dan Suriname.
DPR memanggil direksi Jiwasraya pada 16 Desember 2019. Diduga
investasi tersebut melibatkan 17 ribu investor dan 7,7 juta nasabah.

Sejak itu, muncul wacana pembentukan hak angket—hak DPR untuk


menyelidiki dugaan penyimpangan kebijakan pemerintah—Jiwasraya.
Anggota Komisi BUMN dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade,
mengatakan sudah membuat kajian untuk membentuk hak angket,
yang diserahkan ke pemimpin partainya. Andre menyoroti sejumlah
hal, seperti nasabah asing dan kegagalan pengembalian duit. Ia juga
mempersoalkan kondisi keuangan Jiwasraya yang merah dan pernah
mengajukan permohonan dana talangan kepada pemerintah. “Dalam
rapat paripurna, saya sampaikan juga keinginan pembentukan hak
angket,” ujar Andre pada Senin, 27 Januari lalu.

Dalam rapat paripurna yang digelar pada 13 Januari lalu itu,


Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan,
NasDem, dan Partai Demokrat mendorong pembentukan panitia
khusus melalui hak angket. Jika ditotal, lima partai tersebut memiliki
260 kursi DPR. Angka itu melebihi syarat pengajuan hak angket,
yakni minimal 25 kursi DPR yang berasal minimal dari dua fraksi.
Hak angket bisa terwujud jika disetujui lebih dari separuh anggota
DPR yang menghadiri rapat paripurna. Rapat itu harus dihadiri lebih
dari separuh anggota DPR, yang berjumlah 575 orang.

Presiden Joko Widod bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Sekretaris
Negara Pratikno di Kantor Presiden, Jakarta, Desember 2019. Setkab

Menguatnya wacana pengajuan hak angket membuat Partai


Demokrasi Indonesia Perjuangan waswas. Dua politikus PDI
Perjuangan mengatakan pimpinan fraksinya gencar melobi pimpinan
fraksi lain sebelum pertemuan di Istana. Mereka melobi agar DPR
cukup membentuk panitia kerja yang kekuatannya di bawah panitia
khusus—berwenang memanggil paksa semua orang yang terkait
dengan persoalan Jiwasraya, termasuk mereka yang ditahan
Kejaksaan Agung. “Kami saling meyakinkan dan duduk kompromi
pada ujungnya,” ujar Ketua Komisi Hukum dari Fraksi PDIP, Herman
Hery, Kamis, 30 Januari lalu.

Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Freidrich Paulus membenarkan


adanya lobi dari petinggi Fraksi PDIP. “Saya tidak bisa menyebutkan
namanya, tapi Golkar tidak mendukung panitia khusus,” ujarnya.
Lodewijk menilai penggunaan hak angket cenderung politis dan
rekomendasi panitia khusus tak pernah dijalankan pemerintah.
Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini
mencontohkan, rekomendasi hak angket Pelindo II pada 2015, yang
salah satunya pemberhentian Menteri BUMN Rini Soemarno, tidak
dijalankan pemerintah.

PDIP juga mengeluarkan instruksi untuk legislatornya agar bertarung


pendapat di hadapan publik. Menurut anggota Fraksi PDIP,
Hendrawan Supratikno, ada sejumlah argumentasi yang digaungkan
untuk bertarung di komisi DPR. Pertama, perkara Jiwasraya berbeda
dengan dana talangan Bank Century—yang juga dipersoalkan DPR
pada 2009 melalui hak angket. Argumentasi lain, pemerintah sudah
membuat parameter penyelesaian Jiwasraya, dari mengembalikan
uang nasabah, membuat stabil industri asuransi, dan menjaga
kepercayaan di sektor keuangan.

Hingga pekan lalu, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera


masih berupaya mendorong pengajuan hak angket. Ketua Umum
Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono melalui tulisan di akun
Facebooknya menilai pemerintah tak perlu khawatir terhadap
pembentukan panitia khusus. Dalam tulisan berjudul “Penyelesaian
Kasus Jiwasraya Akan Selamatkan Negara dari Krisis yang Lebih
Besar” itu, Yudhoyono juga menilai pembentukan panitia khusus
bakal membuka kasus Jiwasraya dengan terang-benderang.

Ketua Panitia Kerja Jiwasraya di Komisi BUMN, Aria Bima, tak


mempedulikan pernyataan Yudhoyono. Apalagi, selain panitia kerja di
Komisi BUMN, sudah berjalan panitia kerja di Komisi Hukum dan
Keuangan. Pada Rabu, 29 Januari lalu, panitia kerja BUMN menggelar
rapat tertutup dengan Menteri BUMN Erick Thohir. “Dibutuhkan
keseriusan dan ketenangan untuk menuntaskan persoalan Jiwasraya,”
kata politikus PDIP itu.
Ketua Umum Partai
Demokrat Susilo Bambang
Yudhoyono
menginstruksikan
penggunaan hak angket.
majalah.tempo.co
3 mins read

• Partai Keadilan Sejahtera pun berupaya mengegolkan hak untuk menyelidiki

kebijakan pemerintah itu.


• Kedua partai melobi partai lain, termasuk pendukung pemerintah.

S
EGEPOK dokumen bertumpuk di meja kerja anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Benny K. Harman, pada Selasa, 28 Januari
lalu. Tiap dokumen terdiri atas sebelas lembar kertas,
sepuluh di antaranya berisi kronologi kasus dugaan korupsi di PT
Asuransi Jiwasraya beserta alasan perlunya hak angket untuk
menyelidiki kasus tersebut. Di halaman terakhir, tercantum tabel
untuk tanda tangan anggota Dewan yang mendukung pembentukan
panitia khusus kasus Jiwasraya.

Politikus Partai Demokrat itu mengatakan dokumen tersebut akan


disebarkan ke berbagai fraksi. “Kami ajukan ke Partai Keadilan
Sejahtera, Partai NasDem, dan Partai Amanat Nasional,” kata anggota
Komisi Hukum DPR itu. Benny salah satu politikus Demokrat yang
menggalang dukungan pengajuan hak angket—hak anggota DPR untuk
menyelidiki dugaan penyimpangan oleh pemerintah. Menurut dia, 54
anggota Demokrat dipastikan menandatangani pengajuan hak angket.

Sikap legislator Demokrat mengusung hak angket bulat lantaran ada


instruksi dari Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono. Wakil
Sekretaris Jenderal Demokrat Renanda Bachtar bercerita, Yudhoyono
terkejut atas pernyataan Presiden Joko Widodo pada pertengahan
Desember 2019 bahwa persoalan Jiwasraya terjadi sejak sepuluh
tahun lalu. Yudhoyono merasa pernyataan itu terkait dengan dua
periode kepemimpinannya selama 2004-2014. “Setelah itu, Bapak
lebih concern lagi dengan kasus Jiwasraya,” katanya.

Menurut Renanda, bosnya kian geregetan setelah DPR memilih


membentuk panitia kerja alih-alih menggulirkan hak angket. Ada tiga
panitia kerja di Senayan, yaitu di Komisi Hukum, Komisi Badan Usaha
Milik Negara, dan Komisi Keuangan. Komisi Hukum mengawal
persoalan pidana kasus Jiwasraya yang ditangani Kejaksaan Agung,
sementara Komisi BUMN berfokus pada penyehatan perusahaan
tersebut. Adapun Komisi Keuangan menitikberatkan pembenahan
industri keuangan.

Yudhoyono, ujar Renanda, menghubungi sejumlah mantan menteri


bidang ekonomi pada masa pemerintahannya untuk mendapat
informasi tentang prahara di Jiwasraya. Di antaranya Sri Mulyani
Indrawati dan Muhammad Chatib Basri. Keduanya menjabat Menteri
Keuangan saat Yudhoyono menjadi presiden. Sri Mulyani tak
menjawab pertanyaan dari Tempo saat ditemui di Ritz-Carlton
Jakarta, Pacific Place, pada Rabu, 29 Januari lalu. Adapun
Chatib mengatakan bahwa ia bertemu dengan Yudhoyono hanya
untuk bersilaturahmi dan tidak pernah membicarakan soal Jiwasraya.

Pada Ahad, 19 Januari lalu, Yudhoyono juga mengundang kader


Demokrat di Komisi BUMN dan Komisi Keuangan ke rumahnya di Puri
Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Sehari kemudian, giliran kader yang
bertugas di Komisi Hukum DPR yang dipanggil. Kepada tetamunya
itu, Yudhoyono mempertanyakan pembentukan panitia kerja, yang ia
nilai tak efektif.

Benny Harman, yang hadir dalam pertemuan itu, membenarkan cerita


tersebut. “Saya juga menyampaikan bahwa panitia kerja tidak akan
mampu membongkar persoalan Jiwasraya secara menyeluruh,”
ujarnya. Sebab, panitia kerja tidak punya kekuatan penuh untuk
memanggil mereka yang terlibat dalam skandal Jiwasraya. Sedangkan
dengan hak angket, DPR bisa memanggil paksa siapa pun, termasuk
mereka yang menjadi tersangka dan sudah ditahan Kejaksaan Agung.

Yudhoyono kemudian memutuskan Demokrat mengajukan hak


angket, juga tetap bergabung dalam panitia kerja di tiga komisi yang
sudah mulai menggelar rapat. Keputusan tersebut disampaikan Ketua
Fraksi Demokrat yang juga putra Yudhoyono, Edhi Baskoro, pada
Rabu, 28 Januari lalu. Renanda dan Benny menyebutkan rentetan
pertemuan itu pun mendorong Yudhoyono mengeluarkan pernyataan
di akun Facebook-nya yang berjudul “Penyelesaian Kasus Jiwasraya
Akan Selamatkan Negara dari Krisis yang Lebih Besar”.

Wakil Ketua Umum Demokrat Sjarifuddin Hasan mengatakan


Yudhoyono juga memerintahkan sejumlah kadernya menyusun
konsep hak angket dan menggencarkan lobi terhadap fraksi lain di
DPR. “Ada pertemuan antara pimpinan fraksi,” tutur mantan Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini. Ketua Fraksi PKS Jazuli
Juwaini membenarkan kabar bahwa ia telah bertemu dengan
pimpinan Demokrat. “Semua anggota DPR dari PKS, 50 orang, sudah
meneken pengajuan hak angket,” ucapnya. Jazuli yakin penggunaan
hak angket bakal membuka semua informasi tentang kasus Jiwasraya.
Benny K. Harman. ANTARA/Galih Pradipta

Meski jumlah kursi Demokrat dan PKS mencapai 104, atau melebih
syarat pengajuan hak angket, mereka masih membutuhkan dukungan
partai lain agar panitia khusus bisa terbentuk. Berdasarkan aturan,
hak angket bisa diajukan oleh minimal 25 anggota dari sedikitnya dua
fraksi. Tapi hak itu baru bisa digunakan jika separuh dari anggota
yang hadir dalam rapat paripurna setuju. Rapat itu pun harus dihadiri
oleh minimal separuh dari total 575 anggota DPR. Andaikan semua
anggota DPR hadir, hak angket harus disetujui oleh minimal 288
anggota. Masalahnya, DPR didominasi partai pendukung pemerintah,
yang memiliki 427 kursi.

Pada Kamis, 30 Januari lalu, Jazuli menemui sejumlah politikus Partai


NasDem, yang merupakan pendukung pemerintah. Pertemuan yang
diselenggarakan di ruang Fraksi NasDem itu merupakan lanjutan
persamuhan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dengan Presiden PKS
Sohibul Iman sehari sebelumnya. Dalam persamuhan di kantor
NasDem di Cikini, Jakarta Pusat, Surya Paloh menyatakan partainya
masih membuka opsi mengajukan hak angket. Dia mewanti-wanti
pemerintah supaya bisa menuntaskan perkara Jiwasraya. “Kalau
enggak, enggak ada salahnya kami balik lagi mengusulkan pansus,”
ujarnya.

Wakil Sekretaris Fraksi NasDem Charles Melkiansyah menuturkan,


dalam pertemuan di ruang fraksinya itu, Jazuli dua kali mengajak
partainya mendukung hak angket. Tapi Charles menegaskan bahwa
NasDem belum mengambil keputusan. “Panitia kerja sudah berjalan
dan sejauh ini masih efektif,” katanya. Jika panitia kerja tak efektif,
Charles menambahkan, “Kami akan banting setir.” Dalam pertemuan
itu, ucap Charles, ada pula kesepakatan kerja sama dengan PKS jika
NasDem mendukung hak angket. Dia mencontohkan, PKS bakal
menyokong rancangan undang-undang yang digagas NasDem.

Baik Demokrat maupun PKS tak mempersoalkan bakal kandasnya hak


angket jika tak mendapat sokongan partai lain. Menurut Benny
Harman, Yudhoyono sudah mengetahui kemungkinan tersebut dan
tetap menginstruksikan para legislator partainya memperjuangkan
hak angket. “Yang penting kami sudah berikhtiar,” tutur politikus
PKS, Ledia Hanifa Amaliah.

HUSSEIN ABRI DONGORAN, DEVY ERNIS, BUDIARTI


UTAMI PUTRI


Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan Agung Firman
Sampurna: Jiwasraya
Menjadi Prioritas Kami
majalah.tempo.co
8 mins read

D
engan tenggat selama satu tahun, Badan Pemeriksa
Keuangan menargetkan penyelesaian 29 kasus. Skandal
asuransi Jiwasraya menjadi kasus prioritas lembaga auditor
negara yang dipimpin Agung Firman Sampurna tersebut.

Agung Firman Sampurna. TEMPO/Muhammad Hidayat

• Badan Pemeriksa Keuangan memilih 29 dari ratusan kasus untuk diselesaikan

sepanjang tahun ini.

• Skandal asuransi Jiwasraya menjadi kasus prioritas yang ditangani lembaga

auditor negara tersebut.


• BPK menjaga integritas pegawainya melalui whistleblowing system dan Majelis

Kehormatan dan Kode Etik.

BADAN Pemeriksa Keuangan memiliki seabrek pekerjaan rumah.


Tahun ini saja lembaga auditor negara tersebut mematok target
menyelesaikan 29 kasus, meliputi perkara di pemerintah pusat,
pemerintah daerah, badan usaha milik negara, hingga badan usaha
milik daerah. “Kami pilih kasus-kasus yang kalau dihitung kerugian
negaranya besar,” kata Ketua BPK Agung Firman Sampurna dalam
wawancara khusus dengan Tempo di kantornya, Kamis, 23 Januari
lalu.

Salah satu kasus yang paling menyita perhatian BPK adalah skandal
PT Asuransi Jiwasraya (Persero), yang diperkirakan menderita
kerugian Rp 13,7 triliun akibat kegagalan investasi saham. BPK
mengendus adanya ketidakberesan sejak memeriksa keuangan
perusahaan asuransi pelat merah itu pada 2006. Kini BPK bekerja
sama dengan Kejaksaan Agung yang sedang mengusut dugaan korupsi
dalam perkara ini dan telah menetapkan lima tersangka.

Agung mengatakan penuntasan skandal Jiwasraya menjadi perhatian


khusus karena skala kasusnya masif. Pemulihan kredibilitas industri
asuransi, pengembalian uang nasabah, dan soal menjaga kepercayaan
investor menjadi pertimbangan utama BPK dalam menangani perkara
ini. “Untuk JS Saving Plan, ada 7,7 juta nasabah dan 17 ribu investor,
termasuk dari luar negeri,” ujar Agung, 48 tahun, merujuk pada
produk investasi yang menjadi pangkal kemelut di Jiwasraya tersebut.

Kepada wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi dan Aisha Shaidra,


Agung menceritakan seputar tantangan BPK dalam penanganan
berbagai kasus, pembenahan lingkup internal, soal masih adanya
praktik jual-beli opini dalam audit keuangan, serta upayanya menjaga
independensi BPK. Agung juga menjelaskan tentang beberapa kasus,
tapi menolak dikutip.

Bagaimana BPK menentukan 29 kasus untuk ditangani?

Pemeriksaan investigatif itu mahal. Jadi kami memilih kasus-kasus


yang kalau dihitung kerugian negaranya besar. Jangan sampai biaya
pemeriksaannya, misalnya, Rp 750 juta, tapi uang yang kembali Rp
200 juta. Itu namanya pemborosan.

Pemilihannya seperti apa?

Kami pilih dari 200-300 kasus yang dinyatakan layak masuk ke tahap
lebih lanjut, baik pemeriksaan investigatif, penghitungan kerugian
negara, maupun pemberian keterangan ahli. Tapi utamanya di
pemeriksaan investigatif dan penghitungan kerugian negara.
Prosesnya ada beberapa tingkatan, dari pengaduan masyarakat,
permintaan pemeriksaan, penelaahan informasi awal. Lalu
ditentukan mana yang bisa diaudit.

Kasus apa saja yang menjadi prioritas BPK?

Kami tangani semuanya tahun ini. Tapi kami memang


memprioritaskan Jiwasraya.

(Selain Jiwasraya dan kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Sosial


Angkatan Bersenjata Republik Indonesia [Persero] atau Asabri, Agung
enggan memerinci perkara lain yang sedang ditangani BPK.)

Bagaimana kerja sama BPK dan Kejaksaan Agung dalam


mengusut kasus Jiwasraya?

Kejaksaan Agung yang menggeledah (harta dan aset para tersangka),


barangnya diberikan ke kami, lalu kami periksa. Tapi, pada saat yang
sama, kami juga melakukan pemeriksaan investigatif. Jadi bersinergi.

Duduk persoalan kasus ini bagaimana?

Masalah Jiwasraya bukan sesuatu yang baru. Kami sudah lama


memantau dan melakukan pemeriksaan pada 2006. Bahkan kami
melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu khusus SPI (Sistem
Pengendalian Internal) tahun 2011. Dari situ, kami lihat dari awal
entitas ini ada masalah. Kemudian eskalasinya jauh lebih tinggi. Kami
memutuskan melakukan pemeriksaan investigatif pada 2018. Tahun
lalu, saat intensitas kegiatan politik sangat tinggi, kami sempat
menghentikan sejumlah pemeriksaan agar tidak menimbulkan
kegaduhan. Tapi setelah itu kami lanjutkan untuk mendukung proses
penegakan hukum.

Jiwasraya beberapa kali mengalami gagal bayar. Apakah


BPK sudah mendeteksi hal ini sejak awal?

Kami melihat sudah ada masalah pada 2007. Sebelumnya mereka


melakukan window dressing (aksi mempercantik laporan keuangan
atau portofolio bisnis untuk menarik minat investor). Dari hasil
pemeriksaan sistem pengendalian internalnya, kami melihat
Jiwasraya tidak melakukan penilaian risiko korporasi pada saat itu.

Pelanggaran apa saja yang ditemui?

Terkait dengan kebijakan investasi. Saat itu kami belum melihat


kasusnya sekompleks sekarang karena memeriksanya hanya ke
Jiwasraya, tidak terkait yang lain. Kami berterima kasih kepada
aparat penegak hukum yang mengusut kasus ini. Dengan demikian
kami mempunyai titik masuk dan bisa mengidentifikasi potensi
kerugian negara. Dengan adanya kerugian negara, kasus ini bisa
masuk tindak pidana korupsi. Jika tidak begitu, skandal Jiwasraya
hanya kejahatan pasar modal.

Jaksa Agung menyatakan potensi kerugian negara dalam


kasus ini mencapai Rp 13 triliun. Apakah ada
kemungkinan bertambah?

Ya sekitar itulah. Tapi sedang diidentifikasi lagi, dihitung lagi.


Kejaksaan Agung dan BPK terlibat dalam penuntasan kasus Jiwasraya
sebagai bagian dari upaya memastikan siapa pun yang berinvestasi
dilindungi secara hukum. Sebab, ada 7,7 juta nasabah dan 17 ribu
investor, termasuk dari luar negeri, untuk produk JS Saving Plan.

Investor sebanyak itu dari mana saja?

Saya enggak bisa menyebutkannya. Kami berharap ini tidak gaduh.


Penanganan kasus ini terpaksa dengan penegakan hukum karena
nyatanya tanpa itu enggak selesai.

Kapan tenggat penyelesaiannya?

Untuk Jiwasraya, kami menggunakan dua skema. Pertama,


penghitungan kerugian negara enggak akan lebih dari dua bulan. Ini
terkait dengan lima orang yang sekarang sudah jadi tersangka. Insya
Allah bisa naik ke tingkat penuntutan. Proses hukum harus kita
selesaikan. Tapi yang terlibat kan banyak. Nanti akan ada
lanjutannya, seri-serinya. Kami juga ingin ada perbaikan sistem yang
meluas, bukan hanya di Jiwasraya, tapi juga pasar modal dan lainnya.

Apa saja tantangan dalam menangani kasus ini?

Kami membutuhkan waktu untuk menganalisis 55 ribu transaksi.


Kami enggak bisa sendirian. Kami berharap Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan dan Bank Indonesia bisa membantu.

Otoritas Jasa Keuangan sempat menuai sorotan karena


dianggap tidak optimal dalam mengawasi persoalan
keuangan Jiwasraya. Tanggapan Anda?

Subject to be audited. Sedang dalam proses pemeriksaan. Karena itu,


tidak dapat dijawab sekarang. Ada dua pengawas di OJK. Ada yang
khusus mengenai asuransi dan pasar modalnya. Di bawah pasar
modal sebetulnya ada penyidik.

Seharusnya pengawasan oleh OJK bisa masuk dari situ?

Ini you yang ngomong, ya. You yang menyimpulkan. Kalian bisa lihat
salah satu tersangka punya 635 perusahaan di bursa. Bayangkan
seperti apa bentuknya itu.
Apakah ada kemungkinan pemberian dana talangan
(bailout) untuk mengembalikan dana nasabah dan
investor?

Saya punya keyakinan pemerintah berkomitmen kuat untuk masalah


ini. Salah satunya menjaga reputasi agar Indonesia tetap menjadi
negara yang nyaman dan menarik bagi investor untuk berinvestasi.
Ini terkait dengan pasar uang kita. Saya menyarankan agar semua
skema penyelamatan yang sekarang sedang didesain jangan sampai
mengecilkan proses hukumnya.

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Agung Firman Sampurna (kiri) bersama
Jaksa Agung Republik Indonesia, Burhanuddin memberikan keterangan pers terkait
pemeriksaan Asuransi Jiwasraya di Kantor Pusat BPK RI, Jakarta, Rabu, 8 Januari
2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Ada berapa skema penyelamatan selain pemberian dana


talangan?

Saya kira (bailout) itu belum termasuk, ya. Bukan berarti nasabah
dan investor tidak dilindungi. Kami sendiri sedang membikin kira-
kira (skemanya) seperti apa. BPK tak hanya berwenang melakukan
pemeriksaan yang di dalamnya ada temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi. Kami juga berwenang membuat bahan pendapat.

Apa pertimbangan BPK tidak memasukkan bailout ke


skema penyelamatan Jiwasraya?

Kami belum bisa menjelaskan apa-apa. Yang jelas fokus kami


sekarang membantu penegakan hukum agar kerugian negara bisa
dihitung. Baru kita lihat nanti sisanya pilihannya seperti apa yang
tidak memberatkan anggaran negara. Pemerintah kan tidak harus
keluar cash out dan tidak membuat BUMN lain yang tidak sakit jadi
ikut sakit. Jangan diholdingisasi. Nanti ada satu tahap di mana kami
menawarkan beberapa hal kepada pemerintah.
Anda akan menyampaikan langsung kepada Presiden Joko
Widodo?

Kami menyampaikan pemeriksaan investigatif kepada aparat penegak


hukum. Nanti Kejaksaan Agung menyampaikannya langsung ke
Presiden. Kami menyiapkan skema dalam bentuk bahan pendapat
terkait dengan kebijakan yang bisa dipilih oleh Presiden.

Sekarang mencuat wacana pembentukan panitia khusus di


Dewan Perwakilan Rakyat untuk membongkar skandal
Jiwasraya.

Kalau itu, jangan elu tanya apakah bagusnya pansus atau panja
(panitia kerja).

Selain Jiwasraya, ada kasus Asabri yang menyedot


perhatian publik.

Kami sudah melakukan investigasinya. Harus dipahami, walaupun


kasusnya juga tidak kecil, ada perbedaan perlakuan. Di Asabri tidak
terjadi gagal bayar. Tapi bukan berarti tidak ada masalah. Kami lihat
bagaimana penipuannya, siapa yang bertanggung jawab, dan berapa
kira-kira indikasi kerugian negaranya.

Benarkah kasus Asabri mirip dengan Jiwasraya?

Modusnya sama.

Bagaimana dengan orang-orang yang terlibat?

Kami tidak bisa menyampaikannya karena itu bagian dari proses


pemeriksaan.

Jaksa Agung menyebutkan penanganan kasus Asabri akan


berbeda karena sebagian anggota direksinya tentara aktif.
Menurut Anda bagaimana?

Sebenarnya enggak berpengaruh. Kami juga memeriksa Badan


Intelijen Negara, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian.
Persoalannya bukan itu. Di Asabri enggak ada kasus gagal bayar. Di
Asabri berbeda posisinya karena ada angsuran iuran pensiun yang
dipotong langsung dari yang bekerja di TNI, Polri, dan Kementerian
Pertahanan.

Kapan pemeriksaan kasus Asabri dirampungkan?

Tidak bisa kami batasi. Tapi tentu tidak sampai setahun. Yang jelas
kami akan mencoba segera masuk (melakukan pemeriksaan). Paling
tidak akan memperlambat (penipuan) kalau masih terjadi atau
berhenti sama sekali. Kebetulan dari aparat penegak hukum, salah
satunya Komisi Pemberantasan Korupsi, sudah meminta kami
melakukannya.

Apa saja kasus lain yang sedang disorot BPK?

Sekarang kami menangani 29 kasus. Sebanyak 11 kasus di pemerintah


pusat, 3 kasus di pemerintah daerah, 14 kasus di badan usaha milik
negara, dan 1 kasus di badan usaha milik daerah.

•••

Bagaimana Anda menjaga integritas pegawai BPK?

Kami memiliki whistleblowing system dan Majelis Kehormatan dan


Kode Etik (MKKE) yang paniteranya Inspektorat. MKKE itu khusus
untuk pemeriksa. Mereka bisa dilaporkan kalau ada upaya untuk
pemerasan, masalah gratifikasi, atau pelanggaran kode etik lain yang
mempengaruhi independensi BPK, baik yang dilakukan pemeriksa,
pejabat pemeriksa, maupun pimpinan BPK.

Bagaimana bentuk pengaduan via whistleblowing system?

Ada aparatnya untuk memverifikasi laporan. Nanti pelapornya


dipanggil. Kecuali dia anonim, harus menyodorkan bukti.

Publik selama ini mempercayai hasil audit BPK. Tapi


mengapa masih ada kasus penyuapan yang melibatkan
pegawai dan pemeriksa BPK?

Makanya sistemnya harus dibangun. Manusia itu kan ada free will-
nya, tapi ada rasionalnya. Kalau hanya ada rasional, itu namanya
malaikat. Kalau free will doang, ya itu binatang. Tinggal sekarang
sistemnya didesain agar aspek rasionalnya, hal-hal yang baik, itu
muncul. Sebaliknya, risiko terjadinya hal buruk bisa dipetakan
sehingga dapat dikurangi. Kami sekarang mempunyai profil risiko.
Kegiatan kami banyak dan kami mencatat dan memetakan risiko.

Di beberapa daerah, opini hasil audit BPK masih kerap


diperjualbelikan.

Karena itu, kami buat MKKE dan whistleblowing system. Jadi, kalau
masyarakat mendapat informasi, bisa disampaikan kepada kami.
Dengan begitu, Inspektorat bisa melakukan upaya penegakan hukum.
Mereka (pegawai nakal) bisa dipanggil dan diperiksa. Kami beberapa
kali bisa menjerat mereka dengan cara ini.

Apakah opini hasil audit bisa diganti?

Enggak. Opini itu terakhir. Proses (jual-beli) itu terjadi biasanya


sebelum opini keluar. Mereka meminta sesuatu kalau opininya belum
keluar. Sebenarnya klien enggak usah diapa-apain sudah tidak jadi
masalah, tapi kemudian disampaikan macam-macam. Mereka
memanfaatkan ketar-ketirnya itu, lho. Polanya begitu. Sejauh ini kami
bisa mengatasinya, walaupun tentu kami perlu terus
menyempurnakan sistemnya.

Seberapa besar ruang untuk mengotak-atik opini hasil


audit?

Sulit, sulit. Kami sudah mencoba sedemikian rupa sehingga hal-hal


yang ada di BPK itu minim penilaian subyektif. Kalau pakai penilaian
saja kan susah, ruang untuk (dipermainkan) itu terbuka luas. Dengan
penilaian minimal, kriterianya sudah kami tentukan.

Dalam beberapa kasus, apakah penilaian disclaimer bisa


didongkrak menjadi wajar tanpa pengecualian?

Disclaimer sulit diubah menjadi tidak disclaimer. Dulu di Pemerintah


Provinsi DKI Jakarta sempat ribut mengenai opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) menjadi wajar dengan pengecualian (WDP) pada
2014. Pemeriksa di perwakilan DKI waktu itu curiga terhadap saya,
“Ini kan temuan banyak, Pak, masak tidak bisa disclaimer?”
Disclaimer itu kan apabila terjadi pembatasan lingkup pemeriksaan
sehingga pemeriksa tidak dapat melakukan prosedur pengujian.
Pembatasan lingkup termasuk soal tidak ada yang bisa diuji.
Misalnya, berkas pertanggungjawaban ditaruh di dalam gedung, lalu
gedungnya kebanjiran dan dokumennya hilang. Akhirnya tak bisa
kami uji dan menjadi disclaimer.

Bagaimana dengan perubahan dari WDP ke WTP atau


sebaliknya?

Nah, ruang (permainan) yang mungkin terjadi kalau pemeriksa


membalikkan di antara dua hal itu. Ini memang konyol. Berarti
penyajiannya tidak sesuai dengan standar. Itu bisa terjadi karena
masalah kompetensi, banyak tindakan penyimpangan, dan macam-
macam di situ.

Jadi ada celah untuk mempermainkan hasil audit?

Secara sistem itu sulit. Tapi kalau orang mau bikin masalah, ya bikin
saja. Ada saja jalannya orang bisa berbuat macam-macam.

Dengan sistem yang begitu ketat, mengapa masih dijumpai


kasus pemeriksa BPK yang terlibat penyuapan?

Sama seperti obat. Antibiotik itu makin lama makin keras. Tapi itu
tidak menjamin orang kemudian tidak sakit. Virusnya juga makin
kuat. Karena itu, sistem harus diperbarui setiap waktu.
Anda berlatar profesional, sedangkan pimpinan lain dari
dunia politik. Bagaimana Anda menjaga independensi
BPK?

Teman-teman dari partai politik, khususnya mantan anggota DPR,


sebenarnya mewakili kepentingan yang besar, yaitu rakyat. Jadi
kebijakan yang dibawa ke sini awareness-nya macam-macam.
Kemudian kami yang dari profesional akan memberikan kriteria, dari
sekian banyak masalah, bagaimana cara kami memilih kebijakan
tertentu. Saya ini bicara hal-hal dari konteks yang ideal. Sudah
barang tentu yang ideal ini tidak bisa berjalan begitu saja, harus ada
sistem di dalamnya.

AGUNG FIRMAN SAMPURNA | Tempat dan tanggal lahir:


Palembang, 19 November 1971 | Pendidikan: Fakultas Ekonomi
Universitas Sriwijaya (1996); Pascasarjana Program Studi
Administrasi dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia (1998);
Doktor Program Studi Administrasi dan Kebijakan Publik Universitas
Indonesia (2011) | Karier: Fungsional Umum pada Pusat Kajian
Manajemen Kebijakan Lembaga Administrasi Negara (2011-sekarang),
Anggota III BPK (2012-2013), Anggota V BPK (2013-2014), Anggota I
BPK (2014-2017), Anggota I BPK (2017-Oktober 2019), Ketua BPK
(Oktober 2019-sekarang) | Penghargaan: Bintang Mahaputera
Nararya (2014), Piagam Tanda Kehormatan Bintang Kartika Eka Paksi
(2019)


Drama Kawan Lama di
Jakarta
majalah.tempo.co
4 mins read

P
artai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera berebut kursi
Wakil Gubernur DKI. PKS menuding Gerindra ingkar janji.

Ahmad Riza Patria bersama Gubernur DKI Jakarta Anies


Baswedan di Balai Kota, Jakarta, Oktober 2019. Facebook
Ahmad Riza Patria

• Berjanji memberikan posisi Wakil Gubernur DKI kepada PKS, Gerindra malah

mengusung Riza Patria.

• Berkali-kali Gerindra menolak calon yang diajukan PKS.

• Riza diperkirakan mulus mengisi posisi yang ditinggalkan Sandiaga Uno itu.
MENGUMPULKAN lebih dari 30 wartawan di restoran Penang Bistro,
Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat sore, 31 Januari lalu, Ahmad Riza
Patria memuji-muji pesaingnya dalam perebutan kursi Wakil
Gubernur DKI Jakarta, Nurmansjah Lubis. Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dari Partai Gerakan Indonesia Raya itu menilai Nurmansjah
cocok mendampingi Anies Baswedan memimpin Ibu Kota. “Kalau
wakil gubernur ada dua, dua-duanya, deh, yang jadi,” ujar Riza.

Kepada Tempo pada hari yang sama, Nurmansjah menyebut Riza


sebagai sohib yang dikenalnya belasan tahun lalu. Berbeda dengan
Riza, Nurmansjah justru menilai dirinya lebih layak menjadi wakil
gubernur. “Dia bisa duduk di DPR lima tahun. Kalau di DKI kan cuma
dua setengah tahun,” kata mantan Ketua Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta itu, diikuti
tawa.

Bersama Nurmansjah, Riza diajukan Gerindra dan PKS untuk mengisi


kursi Wakil Gubernur DKI yang ditinggalkan Sandiaga Salahuddin
Uno pada 27 Agustus 2018. Sandiaga mundur karena menjadi calon
wakil presiden mendampingi Ketua Umum Gerindra Prabowo
Subianto. Gerindra dan PKS merupakan partai pengusung Anies-
Sandiaga dalam Pemilihan Gubernur DKI 2017. Ketua DPRD DKI
Prasetio Edi Marsudi memastikan pemilihan wakil gubernur digelar
sebelum Februari berakhir.

Riza dan Nurmansjah menggantikan dua calon yang sebelumnya


diajukan PKS pada Februari tahun lalu, yaitu Ahmad Syaikhu—kini
anggota DPR—dan Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah PKS DKI
Agung Yulianto. Prasetio mengatakan pencalonan Syaikhu dan Agung
tidak kunjung diproses karena masih ada perbedaan pendapat di dua
partai pengusung. “Gerindra dan PKS malah ribut sendiri,” ucap
politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik (tengah) bersama Waketum DPP
Gerindra Sufmi Dasco Ahmad (kanan) memberikan keterangan pers tentang nama
calon Wakil Gubernur DKI Jakarta ,di Jakarta, 20 Januari 2020. TEMPO/Hilman
Fathurrahman W

Perselisihan antara Gerindra dan PKS tentang calon Wakil Gubernur


DKI terjadi sejak dua partai itu mengantar Prabowo dan Sandiaga
mendaftar sebagai kandidat presiden-wakil presiden ke Komisi
Pemilihan Umum pada 10 Agustus 2018. Saat itu, PKS menolak
menandatangani surat dukungan untuk Prabowo-Sandiaga sebelum
ada kepastian kursi wakil gubernur menjadi milik partai tersebut.
Ketua Gerindra DKI Mohamad Taufik membenarkan adanya
ketegangan yang terjadi di ruang tunggu KPU tersebut.
Taufik akhirnya menandatangani surat pernyataan bahwa posisi
wakil gubernur jatah PKS.

Meski demikian, Gerindra tak mengikhlaskannya begitu saja.


Sejumlah anggota DPRD periode lalu dari berbagai fraksi yang
ditemui Tempo mengungkapkan, Taufik melancarkan lobi supaya
mereka tak buru-buru memilih pengganti Sandiaga. Mereka pun
menilai dua calon tersebut mendapat penolakan luas dari semua
fraksi, kecuali PKS. Taufik tak membantah kabar bahwa ia melobi
koleganya di DPRD. “Mereka semua teman saya,” katanya pada
Agustus 2018.

Lantaran kesepakatan tak tercapai, PKS mengajukan dua nama baru


untuk menggantikan Syaikhu dan Agung, yaitu mantan Menteri
Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault; serta Nurmansjah Lubis. Tapi
pengusulan dua nama ini hanya disampaikan kepada pengurus
Gerindra DKI, tak pernah sampai ke DPRD. Kepada Tempo, Taufik
membenarkan masuknya dua nama tersebut. Ia bahkan mengaku
pernah dikunjungi Adhyaksa di rumahnya tak lama setelah pelantikan
anggota DPRD periode 2019-2014 pada akhir Agustus tahun lalu.
Dihubungi pada Jumat, 31 Januari lalu, Adhyaksa enggan
berkomentar.

Menurut Taufik, PKS mengajukan dua nama tersebut tanpa berdiskusi


dengan partainya. Belakangan, PKS membatalkan keduanya. Adapun
Gerindra bermanuver dengan mengajukan empat nama lain sebagai
calon wakil gubernur. Tiga di antaranya kader Gerindra, yaitu Ahmad
Riza Patria; anggota Dewan Penasihat, Arnes Lukman; dan Wakil
Ketua Umum Ferry Juliantono. Gerindra juga mengajukan Sekretaris
Daerah DKI Saefullah. Keempat nama tersebut tercantum dalam surat
yang ditandatangani Prabowo Subianto pada 17 Oktober 2019.
Di lingkup internal Gerindra, menurut dua politikus partai tersebut,
nama Riza Patria diajukan Wakil Ketua Umum Sufmi Dasco Ahmad
dan Mohamad Taufik. Dalam acara catatan akhir tahun Gerindra DKI
yang digelar di Wisma Garuda, Pondok Rangon, Jakarta Timur, 28
Desember 2019, Taufik pun menghadirkan Riza. Dia optimistis PKS
bakal mendukung Riza. Sikap itu membuat Presiden PKS Sohibul Iman
meradang. “Kami tidak bisa didikte,” ujarnya.

Akhirnya, PKS pun menyetujui nama Riza Patria dan Nurmansjah


Lubis sebagai calon wakil gubernur. Wakil Ketua DPRD DKI dari PKS,
Abdurrahman Suhaimi, mengatakan Riza disetujui karena latar
belakang ayahnya, Amidhan Shaberah, yang menjadi Ketua Majelis
Ulama pada 1995-2015. Sejumlah politikus Gerindra bercerita, Riza
diterima PKS karena rajin mengikuti pengajian liqo yang
diselenggarakan PKS. Riza pun mengaku beberapa kali menghadiri
pengajian tersebut. “Mungkin ini yang mendorong PKS memilih nama
saya,” ucapnya.

Namun beberapa politikus di DPRD dan pengurus partai di


tingkat pusat yang ditemui Tempo meyakini perebutan
kursi wakil gubernur sesungguhnya sudah berakhir.
“Kami pasti akan pilih Riza,”

— Arsul Sani

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan

Nama Riza dan Nurmansjah diumumkan Sufmi Dasco Ahmad,


Mohamad Taufik, serta Wakil Ketua Gerindra DKI Syarif di ruang
Fraksi Gerindra pada Senin, 20 Januari lalu. Pengumuman ini kembali
membuat politikus PKS memberongsang. Anggota DPRD DKI asal PKS,
Dani Anwar, ragu terhadap etika politik Gerindra, yang tiba-tiba
mengumumkan dua nama tersebut.

Lepas dari persoalan dua partai tersebut, Riza dan Nurmansjah kini
gencar melobi partai-partai di DPRD. Riza mengaku mengandalkan
Taufik sebagai pelobi. “Urusan sama Bang Taufik pokoknya jadi
pasti,” kata Riza. Sedangkan Nurmansjah menemui sejumlah politikus
di Kebon Sirih yang dikenalnya saat menjadi anggota DPRD.

Namun beberapa politikus di DPRD dan pengurus partai di tingkat


pusat yang ditemui Tempo meyakini perebutan kursi wakil gubernur
sesungguhnya sudah berakhir. “Kami pasti akan pilih Riza,” tutur
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani, yang
mengaku sudah bertemu dengan Riza.

Nurmansjah tak gentar. Ia optimistis bisa mendampingi Anies


Baswedan. “Kita tidak tahu takdir Allah,” ucapnya. Adapun Wakil
Ketua DPRD DKI dari PKS, Abdurrahman Suhaimi, menilai Gerindra
sejak awal tak menepati janji dan ogah melepas kursi wakil gubernur.
“Gerindra memang tidak ikhlas,” katanya.

IMAM HAMDI, BUDIARTI UTAMI PUTRI, DEVY ERNIS,


HUSSEIN ABRI DONGORAN, LANI DIANA

Tim Pencari Fakta Harun
Masiku Sepi Peminat
majalah.tempo.co
3 mins read

R
ingkasan berita sepekan.

Pegiat antikorupsi menggelar aksi menuntut penuntasan


kasus dugaan suap terkait pergantian antarwaktu anggota
DPR di gedung KPK, Jakarta, 15 Januari 2020.
ANTARA/Hafidz Mubarak A.

• Tim pencari fakta Harun Masiku tak diminati lembaga lain.

• Kepolisian menangkap sejumlah petinggi kerajaan abal-abal, Sunda Empire dan

King of The King.

• Sebuah musala di Minahasa Utara dirusak.


OMBUDSMAN Republik Indonesia menolak bergabung dengan tim
pencari fakta kepulangan Harun Masiku, tersangka penyuap anggota
Komisi Pemilihan Umum, Wahyu Setiawan. Komisioner Ombudsman,
Ninik Rahayu, mengatakan lembaganya berfungsi sebagai pengawas
pemerintah yang bekerja secara mandiri. “Sebagai pengawas, kami
tak boleh masuk ke tim pemerintah,” kata Ninik pada Rabu, 29
Januari lalu.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengumumkan rencana


pembentukan tim gabungan pada Jumat, 24 Januari lalu. Menteri
Hukum Yasonna Hamonangan Laoly menyebutkan tim akan terdiri
atas perwakilan Ombudsman, Kementerian Komunikasi dan
Informatika, Divisi Cyber Crime Markas Besar Kepolisian RI, serta
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Tim ini akan mengungkap
fakta di balik kesalahan data keimigrasian soal Harun yang berstatus
buron.

Kepala BSSN Hinsa Siburian belum menyambut ajakan Yasonna. Ia


mengaku BSSN masih mempelajari permintaan itu. “Sedang dipelajari
suratnya,” ujar Hinsa. Mabes Polri juga belum memastikan bergabung
dengan tim pencari fakta. “Kami sedang mengkoordinasi semua
komponen terkait dengan informasi yang bersangkutan,” kata Kepala
Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Raden Prabowo
Argo Yuwono.

Sebelumnya, Yasonna ngotot menyatakan bahwa Harun Masiku


berada di luar negeri saat Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap
Wahyu Setiawan pada 8 Januari lalu. Penelusuran Tempo
menunjukkan Harun kembali dari Singapura sehari sebelum operasi
tangkap tangan. Direktur Jenderal Imigrasi Ronny F. Sompie akhirnya
mengakui Harun sudah di Indonesia pada 7 Januari 2020. Ia
beralasan ada keterlambatan sistem informasi keimigrasian di bandar
udara. Sedangkan Yasonna menyatakan kesalahan itu bukan
kesengajaan. “Swear to God, itu error.”

Pada Selasa, 28 Januari lalu, Yasonna mencopot Ronny sebagai Dirjen


Imigrasi. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini
beralasan pencopotan Ronny demi menjaga independensi
penyelidikan dan menghindari konflik kepentingan. Yasonna juga
mencopot Direktur Sistem dan Teknologi Informasi Keimigrasian Alif
Suadi.
Musala di Minahasa Utara Dirusak

SEKELOMPOK orang merusak Musala Al-Hidayah di Perumahan Griya


Agape, Desa Tumaluntung, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Rabu, 29
Januari lalu, sekitar pukul 18.20 waktu setempat. Video perusakan
musala tersebut beredar di media sosial sehari setelah perusakan.

Kepolisian Daerah Sulawesi Utara menangkap enam orang dalam


peristiwa tersebut. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda
Sulawesi Utara Komisaris Besar Jules Abraham Abast mengatakan
keenam tersangka adalah warga Desa Tumaluntung. “Salah satunya
provokator,” kata Jules, Jumat, 31 Januari lalu.

Perusakan berawal dari perdebatan antara masyarakat sekitar dan


penduduk yang berada di dalam musala. Mereka menolak bangunan
itu digunakan sebagai tempat ibadah. Setelah perusakan itu,
pemerintah Minahasa Utara bersama Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, dan para tokoh
agama bersepakat memperbaiki kerusakan dan mengurus izin
pembangunan musala.

Bupati Kabupaten Solok Selatan, Muzni Zakaria, resmi memakai rompi tahanan, di
gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, 30 Januari 2020. TEMPO/Imam
Sukamto
KPK Tahan Bupati Solok Selatan

KOMISI Pemberantasan Korupsi menahan Bupati Solok Selatan Muzni


Zakaria, Kamis, 30 Januari lalu. Ia ditahan di rumah tahanan KPK,
Kuningan, Jakarta Selatan. “Penahanan dilakukan untuk 20 hari ke
depan,” kata pelaksana tugas juru bicara KPK, Ali Fikri.

Muzni ditetapkan sebagai tersangka kasus suap pada 5 Mei 2019. Ia


diduga menerima suap Rp 775 juta dari proyek jembatan Ambayan
dan Masjid Agung di Solok Selatan, Sumatera Barat. Muzni diduga
memerintahkan anak buahnya memenangkan perusahaan milik
Muhammad Yamin Kahar dalam proyek jembatan dan masjid itu. KPK
menahan Yamin Kahar pada Rabu, 22 Januari lalu.

Muzni tak banyak berkomentar soal penahanan ini. “Terima kasih,”


kata Muzni kepada wartawan setelah menjalani pemeriksaan dan
dibawa ke ruang tahanan.

Petinggi Sunda Empire Ditangkap

KEPOLISIAN Daerah Jawa Barat menangkap tiga petinggi Sunda


Empire, Selasa, 28 Januari lalu. Ketiganya disangka melanggar Pasal
14 dan 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan
Hukum Pidana. “Mereka menyebarkan berita yang tak jelas
kebenarannya,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa
Barat Komisaris Besar Saptono Erlangga.

Ketiga petinggi Sunda Empire itu adalah Nasri Banks, yang menjabat
perdana menteri; Ratna Ningrum, yang mengaku sebagai kaisar; dan
Rangga Sasana, yang menjadi sekretaris jenderal. Perkumpulan ini
mengklaim sebagai kerajaan yang bisa mengendalikan perang nuklir
dan Amerika Serikat.

Polisi juga menangkap lima anggota komunitas King of The King alias
Indonesia Mercu Suar Dunia. Mereka adalah SMN alias N serta dua
bawahannya berinisial F dan P. Polisi masih memburu sang presiden,
Dony Pedro. Mengklaim memiliki harta kerajaan yang mampu
melunasi utang Indonesia, kelompok ini mengutip Rp 1,5 juta kepada
tiap anggotanya.
Dede Lutfi Alfiandi. TEMPO/Imam Sukamto

Divonis Empat Bulan, Lutfi Bebas

PENGADILAN Negeri Jakarta Pusat memvonis Dede Lutfi Alfiandi


hukuman 4 bulan penjara. Pemuda 20 tahun itu terbukti melawan
polisi saat unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang Komisi
Pemberantasan Korupsi pada 30 September 2019. “Tidak segera pergi
dari kerumunan setelah diperingatkan sebanyak tiga kali,” kata hakim
ketua Bintang A.L. saat membacakan putusan, Kamis, 30 Januari lalu.

Seusai pembacaan vonis, Lutfi bebas dari Rumah Tahanan Salemba,


Jakarta Pusat. Lutfi bergabung dengan pengunjuk rasa dari kelompok
pelajar saat berdemonstrasi. Foto dia membawa bendera Merah Putih
saat berdemonstrasi viral di media sosial.

Lutfi mengaku dianiaya dan disetrum saat menjalani pemeriksaan di


Kepolisian Resor Jakarta Barat. Ia juga menyatakan dipaksa mengakui
melempar batu ke arah polisi. Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta
Raya akhirnya memeriksa lima penyidik Polres Jakarta Barat.


Kisruh Seleksi Dewan Energi
majalah.tempo.co
5 mins read

D
ua tahun digelar, seleksi anggota Dewan Energi Nasional tak
kunjung berujung. Seleksi ulang diduga bertujuan
menampung politikus yang gagal ke Senayan.

Uji kelayakan Calon Anggota Dewan Energi Nasional atas


nama Irnanda Laksanawan oleh Komisi 7 DPR RI, 2 Juli
2019./ https://chirpstory.com/id/WikiDPR

• Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional menyiapkan seleksi ulang calon

anggota dari unsur pemangku kepentingan.

• Diawali permintaan DPR menangguhkan pemilihan awal sejak 2018.

• Sejumlah politikus yang gagal ke Senayan bersiap mencalonkan diri dalam

seleksi ulang.
PERTEMUAN selepas magrib yang digelar Sekretariat Jenderal Dewan
Energi Nasional (DEN), Senin, 13 Januari lalu, nyaris tanpa jejak.
Malam itu, di sebuah hotel di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, satu
agenda penting dibahas tertutup hingga pukul 22.00 bersama para
tamu dari Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat: rencana seleksi
ulang anggota DEN dari unsur pemangku kepentingan. “Tidak semua
hadir. Yang bisa saja,” kata anggota Komisi Energi dari Fraksi Partai
Golkar, Ridwan Hisjam, Kamis, 16 Januari lalu.

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto menjelaskan, diskusi digelar


lantaran lembaganya memerlukan saran DPR mengenai ada-tidaknya
regulasi yang perlu diubah. “Kalau ada, kami siapkan. Selanjutnya
akan diumumkan seleksi ulang,” ujar mantan Direktur Jenderal
Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
itu.

Kabar rencana seleksi ulang anggota DEN dari unsur pemangku


kepentingan meresahkan para kandidat awal yang telah
merampungkan proses pemilihan sepanjang dua tahun terakhir. Pada
Selasa, 28 Januari lalu, mereka melayangkan surat kepada Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif. “Kami minta waktu
untuk membahas kasus ini,” ucap Arnold Soetrisnanto, mantan Ketua
Komisi Teknis Energi Dewan Riset Nasional, Rabu, 29 Januari lalu.

Arnold satu dari 16 calon akhir dalam seleksi anggota DEN periode
2019-2024 dari unsur pemangku kepentingan. Kontestan lain di
antaranya mantan Deputi Kementerian Badan Usaha Milik Negara,
Irnanda Laksanawan; mantan direktur PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero), Nasri Sebayang; dan guru besar manajemen lingkungan
yang juga bekas Rektor Universitas Diponegoro, Sudharto Prawata
Hadi.

Mereka lolos dalam proses rekrutmen yang berlangsung sejak Mei


2018 hingga kemudian diusulkan Presiden Joko Widodo lewat surat
kepada DPR empat bulan kemudian. Berbekal Surat Presiden Nomor
R-24/Pres/08/2018 tertanggal 28 Agustus 2018 itu, Komisi Energi
DPR menggelar uji kelayakan dan kepatutan, yang rampung pada Juli
2019 setelah dua kali tertunda. Dari fit and proper test tersebut, DPR
semestinya memilih delapan nama kandidat untuk diangkat oleh
presiden. Anggota dari unsur pemangku kepentingan, yakni
perwakilan dari kalangan akademikus, pakar teknologi, pelaku
industri, pegiat lingkungan hidup, dan konsumen, bakal melengkapi
anggota DEN lain dari unsur pemerintah.

Seleksi rupanya tak kunjung berujung. Dalam rapat pengambilan


keputusan yang digelar pada 2 Juli 2019, Komisi Energi menyatakan
mengembalikan para calon anggota DEN tersebut kepada pemerintah
untuk disesuaikan dengan revisi peraturan perundang-undangan
terkait.

DPR beralasan, sebagian kandidat menilai peraturan perundang-


undangan membuat DEN tidak efektif menjalankan tugasnya dalam
merumuskan dan merencanakan kebijakan energi nasional. Komisi
Energi berpandangan serupa sehingga menghendaki peraturan
direvisi sebelum memilih anggota DEN periode selanjutnya.

Namun belum juga jelas nasib revisi yang dimaksud, rencana


pemilihan ulang justru kini mencuat.

•••

LAMA tak mendapat kepastian, para kandidat anggota Dewan Energi


Nasional dari unsur pemangku kepentingan yang telah menjalani uji
kelayakan dan kepatutan di Dewan Perwakilan Rakyat justru beroleh
kejutan bertubi-tubi. Rapat kerja perdana Komisi Energi DPR periode
2019-2024 bersama Menteri Energi Arifin Tasrif pada 27 November
2019 menjadi pembukanya. Komisi Energi, dalam kesimpulan
pertemuan, mendesak Menteri Energi mengulang seleksi calon
anggota DEN dari unsur pemangku kepentingan plus mengubah
regulasi.

Kurang dari sebulan kemudian, kejutan selanjutnya muncul dari surat


berkop Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional. Bersifat sangat
segera, warkat tertanggal 23 Desember 2019 itu berisi permintaan
nama kandidat anggota DEN dari unsur pemangku kepentingan untuk
periode 2020-2025. Dalam berkas itu, Sekretaris Jenderal DEN Djoko
Siswanto menyatakan perlunya segera melaksanakan penyaringan
calon. Sebab, pejabat periode sebelumnya telah berhenti bertugas
sejak 14 Juli 2019.

Permintaan nama calon yang diusulkan itu disebar ke sejumlah


pemangku kepentingan, seperti asosiasi profesi. Mereka diminta
mengusulkan satu nama yang dinilai kompeten dan memenuhi
kualifikasi sebagai anggota DEN. Usul ditunggu paling lambat 30
Desember 2019. Salah satu yang diminta mengusung kandidat adalah
Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI).

Mantan Wakil Ketua MKI, Andri Doni, membenarkan adanya


permintaan itu. Lembaga ini akhirnya menyetorkan nama baru, yakni
Bambang Praptono, mantan Direktur Perencanaan PT PLN.

Ke-16 kandidat yang telah menjalani uji kelayakan dan kepatutan


mempertanyakan penjaringan nama baru tersebut. Sebab, belum ada
keputusan terhadap mereka. “Tidak ada pernyataan bahwa kami
gagal, ditolak, atau tidak memenuhi syarat,” kata Dicky Edwin
Hindarto, anggota Dewan Pakar Masyarakat Energi Terbarukan
Indonesia yang juga calon anggota DEN dalam fit and proper test di
DPR pada 2019.

Pada saat yang sama, beredar sejumlah nama politikus yang tak
terpilih pada pemilihan legislatif 2019 dalam rencana seleksi baru
yang disiapkan Sekretariat Jenderal DEN. Beberapa di antaranya
bekas anggota Komisi Energi DPR, seperti Kurtubi dari Partai
NasDem, Satya Widya Yudha dari Partai Golkar, dan Daryatmo
Mardiyanto dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Kurtubi/ANTARA/Hafidz Mubarak A.

Kurtubi membenarkan kabar tentang niatnya mendaftarkan diri


dalam seleksi calon anggota DEN. Rencananya, ia maju untuk
mewakili unsur akademikus. Kurtubi mengaku aktif mengajar di
beberapa perguruan tinggi, seperti Universitas Pertamina di Jakarta
dan Universitas Tadulako di Palu, Sulawesi Tengah. “Saya ingin
memperbaiki DEN,” ujarnya ketika dihubungi, Jumat, 17 Januari lalu.

Menurut Kurtubi, DEN selama ini membuat konsep kebijakan energi


nasional secara tidak tepat. Dia mencontohkan ditempatkannya
energi nuklir sebagai opsi terakhir. Sebaliknya, batu bara masih
mendapat porsi yang berlebihan dalam bauran energi nasional.
“Kenapa tidak dibuka semua opsi energi bersih? Mereka tidak paham
teori,” ucapnya.

Adapun Satya tak menjawab permintaan konfirmasi Tempo. Namun,


menurut Ridwan Hisjam, koleganya di Partai Golkar, nama Satya
masuk daftar untuk aktif di DEN. “Satya sendiri sudah bicara sama
saya bahwa dia menyatakan ingin aktif di DEN. Saya bilang, ya
monggo saja, wong terbuka,” tutur Ridwan. Dia mengapresiasi niat
beberapa politikus yang akan mencalonkan diri. “Mereka orang-orang
yang mengerti tentang energi. Sudah cukup senior. Pak Kurtubi latar
belakangnya akademikus. Kalau Satya dulu di sektor migas.”

Ridwan tak risau terhadap pendapat miring mengenai seleksi awal


yang menggantung dan kini diduga mengakomodasi politikus yang
gagal ke Senayan. Dia menegaskan, alasan penolakan DPR terhadap
proses yang sebelumnya berjalan telah dijelaskan dalam surat kepada
Presiden Jokowi, yakni untuk revitalisasi. “Itu bukan dibuat-buat.”

Kardaya Warnika, anggota Komisi Energi dari Fraksi Gerindra,


mengatakan beberapa hal dibahas dalam diskusi pada Senin, 13
Januari lalu. Dalam hal persyaratan calon anggota DEN, misalnya,
batas usia 45-65 tahun diusulkan dihapus. Ada pula masukan seleksi
dilakukan pemerintah dengan mempertimbangkan rekam jejak calon,
tanpa perlu melibatkan lembaga rekrutmen swasta, untuk
menghemat anggaran.

Ketentuan mengenai kandidat ini akan ditata ulang sebelum


Sekretariat Jenderal DEN membentuk panitia seleksi untuk
pendaftaran calon anggota baru. “Kira-kira akhir Februari sudah ada
nama-nama (kandidat),” ucap Kardaya.

Di tengah kisruh seleksi ini, Sekretariat Jenderal DEN tetap akan


mengumumkan seleksi terbuka kembali. Calon yang telah menjalani
uji kelayakan dan kepatutan dibolehkan mendaftar lagi. “Targetnya
segera, triwulan I ini (sudah terkumpul nama calon),” tutur Djoko
Siswanto.

Bagi Arnold Soetrisnanto, serangkaian kabar baru ini makin


menguatkan dugaan adanya politisasi di sektor energi. Dia khawatir
penguasaan oleh politikus di DEN bakal memperparah kondisi
kebijakan energi nasional yang selama ini tak berjalan baik.
Ujungnya, kata dia, kebijakan energi bisa membebani negara dan
merugikan masyarakat. “Seharusnya ada kerja sama yang baik antara
profesional di Dewan Energi dan politikus di Senayan,” ujarnya.

RETNO SULISTYOWATI
Politikus | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat | DPR Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral | ESDM

Lobi Krakatau Seusai
Restrukturisasi
majalah.tempo.co
6 mins read

S
etelah merampungkan pelonggaran pembayaran utang,
Krakatau Steel menyiapkan kerja sama strategis untuk
meningkatkan produksi. Krakatau Posco disiapkan menjadi
mesin utama penggerak perseroan.

Pekerja memotong lempengan baja panas di pabrik


pembuatan hot rolled coil PT Krakatau Steel di Cilegon,
Banten, 7 Februari 2019./Asep Fathulrahman /Antara Foto

• Krakatau Steel merampungkan perjanjian restrukturisasi utang senilai Rp 31

triliun.

• Rencana baru disiapkan untuk mengambil alih saham mayoritas Krakatau Posco.

• Banjir baja impor menghantui upaya mendongkrak kapasitas produksi

Krakatau.
DUA setengah jam setelah mendarat di Bandar Udara Internasional
Incheon, Seoul, Korea Selatan, Rabu, 29 Januari lalu, Direktur Utama
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim bergegas menuju kantor
Bank Ekspor-Impor (Eximbank) Korea. Pagi itu, bersama Wakil
Menteri Badan Usaha Milik Negara Budi Gunadi Sadikin, rombongan
dari Jakarta itu telah ditunggu manajemen bank untuk membicarakan
rencana lanjutan kerja sama strategis Krakatau Steel dan Pohang Iron
Steel Company (Posco).

Agenda serupa digelar sore harinya bersama Chief Executive Officer


Posco Choi Jeong-woo di tempat terpisah. “Kami perlu lapor bahwa
restrukturisasi kami sudah selesai, dan Eximbank perlu terus men-
support Krakatau Posco,” kata Silmy kepada Tempo, Kamis, 30 Januari
lalu.

Restrukturisasi yang dimaksud Silmy berkaitan dengan utang


perseroan. Sehari sebelum melawat ke Korea Selatan, Silmy dan Budi
Gunadi duduk berderet dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Erick Thohir untuk mengumumkan kepada khalayak bahwa Krakatau
Steel telah merampungkan perjanjian restrukturisasi utang senilai
US$ 2,2 miliar—sekitar Rp 31 triliun—yang mengendap di neraca
perseroan sejak 2012.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir (kanan) bersama Direktur Utama
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) dalam paparan Public Expose
Krakatau Steel 2020 di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, 28 Januari 2020.
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.

Sebenarnya, proses restrukturisasi utang dengan sepuluh kreditor ini


berlangsung sejak Desember 2018. Enam kreditor terbesar—termasuk
tiga bank milik negara—mengawali persetujuan restrukturisasi pada
September 2019. Empat lainnya menyusul belakangan. Hingga 12
Januari lalu, Standard Chartered Bank Indonesia menjadi kreditor
terakhir yang menyetujui perjanjian induk untuk pelunasan utang
hingga 2027.

Tak hanya mengendurkan jadwal pembayaran pokok pinjaman,


restrukturisasi utang dengan semua kreditor ini juga memuat
pengurangan bunga. Dari sini, beban bunga pinjaman turun
signifikan dari US$ 847 juta menjadi US$ 466 juta. Meski utang masih
ada, restrukturisasi setidaknya bisa membuat perseroan bernapas.
Sewindu terakhir, laporan keuangan Krakatau Steel terus merah
dengan kas yang menipis.

CEO Standard Chartered Bank Indonesia Andrew Chia berharap


relaksasi ini tak hanya mendukung transformasi bisnis dan keuangan
Krakatau. “Tapi juga untuk memperkuat perekonomian nasional,”
tuturnya, Kamis, 30 Januari lalu.

•••

LAWATAN ke Korea Selatan menjadi agenda penting bagi KRAS—kode


Krakatau Steel di lantai bursa. Utang hanya satu bagian dalam
program besar menyelamatkan perusahaan baja terbesar dalam
negeri itu. Perseroan juga harus membenahi sisi operasi lewat
efisiensi dan penguatan kerja sama strategis dengan perusahaan baja
global.

Empat tahun lalu, Krakatau Steel dan Posco bermimpi menciptakan


kluster produksi baja berkapasitas 10 juta ton melalui PT Krakatau
Posco, perusahaan patungan yang dibentuk sejak 2010. Dengan angka
ini, produksi perusahaan diimpikan mampu memasok seluruh
kebutuhan dalam negeri. Kala itu, pada Mei 2016, Posco menambah
investasi senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 42 triliun. Namun,
sampai sekarang, proyek yang diteken dalam perjanjian bilateral oleh
Presiden Joko Widodo itu belum sampai setengah jalan.

Bertemu dengan bos Posco di kantor pusatnya di Kota Gwangyang,


sekitar satu jam penerbangan helikopter ke arah selatan Seoul, Silmy
Karim meminta kerja sama kedua perusahaan yang terjalin satu
dekade terakhir bisa berlanjut untuk menggenjot kapasitas produksi.
Namun Krakatau Steel ingin menambah porsi sahamnya di Krakatau
Posco, yang saat ini hanya 30 persen.

Seorang pejabat yang mengetahui pembahasan rencana ini


mengatakan pemerintah menginginkan Krakatau Steel mengendalikan
setidaknya 60 persen saham Krakatau Posco. Pemerintah
menghendaki pendanaan proyek nantinya bisa dikonversi sebagai
penyertaan modal untuk menjadikan Krakatau Steel pemegang saham
mayoritas di Krakatau Posco.

Silmy tak menampik adanya rencana perubahan kerja sama ini.


Mantan Direktur Utama PT Pindad itu menilai Krakatau Steel tak bisa
terus-menerus mengandalkan utang dan investasi dari bank-bank
nasional untuk mengembangkan bisnisnya. Krakatau sedang
mengembangkan proyek Hot Strip Mill 2 (HSM #2), yang
pembangunannya mencapai 96 persen per Desember 2019. Proyek itu
memakan biaya hingga US$ 515,6 juta untuk menghasilkan baja
lembaran panas hingga 1,5 juta ton per tahun. Fasilitas hilir baja ini
diharapkan menambah margin perseroan.

Rencananya, HSM #2 inilah yang akan ditransfer ke Krakatau Posco


sehingga Krakatau Steel bisa menjadi pemegang saham mayoritas di
perusahaan tersebut (in-kind transfer). Silmy belum memastikan
jumlah saham akhir yang akan dikempit Krakatau Steel. “Yang jelas,
setorannya dengan memasukkan fasilitas HSM #2 ke Krakatau Posco.
Jadi tidak ada duit sama sekali,” kata Silmy.

Rencana ini sejalan dengan keinginan Kementerian BUMN, yang


mewacanakan bisnis Krakatau Steel bertahan dalam jangka panjang
tanpa mengandalkan restrukturisasi semata. “Intinya, mesti ada
kontinuitas. Apakah Krakatau Steel mau jadi investment company
yang fokus ke baja saja?” ucap Menteri Erick Thohir dalam paparan
publik Krakatau, Selasa, 28 Januari lalu.

Kelak, setelah menjadi pemegang saham pengendali, perseroan


membangun kapasitas baru untuk menggenjot target kluster baja 10
juta ton di Cilegon. Saat ini, kapasitas produksi Krakatau Steel baru
sekitar 3 juta ton. Krakatau Posco berkapasitas sama, di luar proyek
baja tanur tiup tinggi. “Jadi perlu nambah sekitar 5 juta ton,” tutur
Silmy.

Persoalannya, menurut sumber Tempo di Kementerian BUMN,


Krakatau Steel tak bisa serta-merta mengubah kerja sama bisnis
patungan ini dengan memasukkan proyek HSM #2. Bank Ekspor-
Impor Korea sebagai kreditor terbesar Krakatau Posco sejak awal
mensyaratkan Posco menjadi pengendali di perusahaan tersebut.

Sementara itu, Krakatau memastikan akan memenuhi prosedur untuk


mendapatkan izin dari para kreditor. Setelah kesepakatan final,
Krakatau akan mengajukan permintaan pertimbangan hukum dari
Kejaksaan Agung serta meminta verifikasi Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan. Menurut Silmy, kluster 10 juta ton
menjadi penting bagi Krakatau, apalagi setelah pabrik Hyundai
berinvestasi di Indonesia. “Dia akan menjadi pelanggan Krakatau
Posco.”
Selain mengembangkan Krakatau Posco, Krakatau Steel mulai
menginventarisasi anak usaha yang selama ini tak relevan dengan
bisnis baja dan dinilai tak menguntungkan. Dari sekian banyak anak
usaha yang dikendalikan KRAS, hanya segelintir yang memasok cuan
bagi Krakatau Steel, seperti PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, PT
Krakatau Bandar Samudera, PT Krakatau Tirta Industri, dan PT
Krakatau Daya Listrik.

Tahun lalu, perseroan sempat berencana mendivestasi saham PT


Krakatau Daya Listrik kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
dan Krakatau Bandar Samudera kepada Pelindo II (Persero). Namun
rencana ini belum final lantaran nilai akhir dan valuasinya hingga
kini belum ditetapkan. Direktur Keuangan Krakatau Steel Tardi
mengatakan penjajakan dilakukan dengan sejumlah investor untuk
melihat harga penawaran terbaik. “Jadi akan me-leverage dengan
menjual saham lama, tapi juga sekaligus jual saham baru,” ujarnya.

Perseroan pun terus mengevaluasi proyek-proyek yang hanya


membuat kantong perusahaan boncos. Proyek tanur tiup tinggi (blast
furnace) hasil kerja sama PT Krakatau Engineering dengan
konsorsium asal Cina, Capital Engineering & Research Incorporation
Limited (MCC-CERI), misalnya. Mulai dibangun pada 2012, proyek ini
terkatung-katung dan nyaris terbengkalai.

Tungku proyek itu baru beroperasi pada Desember 2018 dan


belakangan dinyatakan tak efisien lantaran harga gas dalam studi
kelayakannya tak lagi sepadan dengan harga saat ini. Ketika proyek
itu dicanangkan, manajemen lama menghitung harga gas di level US$
4,5 per MMBTU. Sedangkan saat ini gas industri dihargai US$ 6 per
MMBTU. “Saya stop per 5 Desember (2019),” kata Silmy.

•••
Bongkar-muat besi baja di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

TERBEBAS dari ketatnya pembayaran beban utang tak lantas


membuat Krakatau bisa hidup panjang. Masalahnya, rencana
perusahaan meningkatkan produksi punya musuh lama: baja impor.
Hingga akhir 2019, diperkirakan terdapat 6,7 juta ton baja impor
yang masuk ke pasar lokal, menjadikan komoditas ini masuk tiga
besar pemicu defisit neraca perdagangan. Itu sebabnya perbaikan
regulasi impor menjadi satu agenda terakhir yang disiapkan
Kementerian BUMN untuk transformasi KRAS.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia Ismail
Mandry mengatakan rendahnya perlindungan regulasi membuat
pabrik baja dalam negeri berguguran. Tahun lalu, Asosiasi sempat
meminta Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan
mengeluarkan peraturan mengenai bea masuk antidumping dan
safeguard dalam impor baja lembaran panas (HRC) dan lembaran
dingin (CRC) asal Cina, Jepang, Korea, Taiwan, serta Vietnam.

Asosiasi juga meminta Kementerian Perindustrian membuat sistem


pangkalan data penilaian dan rekomendasi impor baja sesuai dengan
kebutuhan nasional. “Kalau selama ini belum ada, artinya
rekomendasi impor itu dasarnya apa?” ucap Ismail.

Baru-baru ini Kementerian Perindustrian memang gencar


mensosialisasi Sistem Baja Nasional, yang memuat data 45 ribu jenis
baja dalam 180 pos tarif. Proses penawaran dan permintaan impor
baja akan melalui pangkalan data tersebut. “Ini untuk meningkatkan
utilitas industri baja,” ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi, dan Elektronika Harjanto, awal Januari lalu.

Kepada Tempo, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri


Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu mengatakan timnya akan
menyiapkan revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 110 Tahun
2018 tentang Ketentuan Impor Besi Baja apabila ada permintaan dari
Asosiasi mengenai pengawasan impor baja yang kembali dari post-
border ke proses kepabeanan. “Kami lihat dulu implementasinya, baru
direvisi,” katanya.

Silmy Karim, yang juga Ketua Umum Asosiasi Industri Besi dan Baja
Indonesia, mengatakan implementasi peraturan itu masih
membutuhkan peraturan Menteri Keuangan. Kementerian
Perdagangan, dia menambahkan, juga perlu lebih ketat mengawasi
impor baja paduan melalui pengalihan kode pos tarif. “Kita sebaiknya
juga punya pelabuhan khusus dan harga minimum impor,” tuturnya.
PUTRI ADITYOWATI
Tua-tua Merugi


Virus Skandal Tak Kalah
Jahat
majalah.tempo.co
2 mins read

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JANUARI 2020

D
AMPAK wabah virus corona kian mencekam pasar finansial
global. Masalah terbesar bagi investor adalah
ketidakpastian. Tak kunjung jelas bagaimana wabah ini
bakal berakhir.

Alih-alih mereda, pada akhir Januari 2020, serangan virus justru


melonjak pesat, sepuluh kali lipat dalam sepekan, menjadi hampir 10
ribu pasien di seluruh dunia. Di Cina saja masih ada 15 ribu lebih
kasus suspect, yang bisa saja nanti benar-benar menjadi serangan
virus corona. Jumlah korban jiwa sudah mencapai 213 orang. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menyatakan kondisi darurat
internasional.
Pasar finansial sebetulnya sudah berpengalaman menghadapi
meledaknya wabah virus mematikan yang bermula dari Cina. Wabah
virus SARS, 17 tahun lalu, menunjukkan banyak kemiripan. Namun
tampaknya bencana pagebluk kali ini bakal lebih dahsyat. Hanya
dalam tempo dua pekan, jumlah pengidap virus corona sudah lebih
besar daripada semua pasien serangan virus SARS pada 2003, yang di
seluruh dunia tercatat 8.100 orang.

Kala itu, SARS memangkas pertumbuhan ekonomi Cina sebesar 2


persen, dari 11,1 persen pada kuartal pertama 2003 menjadi 9,1
persen pada kuartal kedua. Tentu saat itu ekonomi Cina belum
sebesar sekarang. Nilai produk domestik Cina masih US$ 1,66 triliun.
Kini perekonomiannya jauh lebih besar—tahun lalu mencapai US$
14,3 triliun, hampir sepuluh kali lipat ukuran 2003.

Cina kini salah satu lokomotif yang menggelindingkan ekonomi dunia.


Harga-harga komoditas utama, dari minyak bumi, mineral hasil
tambang, sampai produk pertanian, sangat bergantung pada sehat
atau tidaknya ekonomi Cina. Maka pukulan wabah yang lebih dahsyat
daripada pagebluk SARS sudah pasti akan berdampak jauh lebih besar
pada ekonomi Cina dan dunia. Bakal seberapa parah, itu yang tak bisa
dipastikan.

Pemerintah Cina kini harus mengisolasi total Kota Wuhan dan


sekitarnya, titik awal penyebaran virus corona. Isolasi praktis
menghentikan seluruh kegiatan ekonomi di sana. Dan Wuhan
merupakan salah satu pusat industri otomotif di Cina. Selain pabrik
besar, jaringan rantai produksi berupa ribuan industri komponen
berskala kecil sampai besar turut menghentikan produksi lantaran
terkucil.

Hari-hari ini, berhentinya roda ekonomi pasti akan lebih terasa di


seluruh dunia. Sejak pekan lalu, banyak negara sudah menolak
menerima warga Cina datang berkunjung. Negara maju, seperti
Amerika Serikat, juga sudah memberikan peringatan kepada
warganya agar tak berkunjung ke Tiongkok daratan. Segala urusan
bisnis dengan Cina agaknya bakal macet atau setidaknya tertunda.

Langkah drastis itu pun belum dapat memberikan kepastian. Apakah


penyebaran virus bisa dibendung? Atau sebaliknya, apakah
penyebarannya malah akan berlipat secara eksponensial?

Pasar pun mulai panik karena ketiadaan jawaban atas pertanyaan-


pertanyaan itu. Harga aset-aset yang lebih aman, seperti obligasi
pemerintah dan emas, langsung naik. Sebaliknya, harga saham
bertumbangan. Harga saham di Amerika Serikat tahun lalu secara
rata-rata naik 29 persen, dan pada awal 2020 pun sempat tetap
menanjak kencang. Tapi, sejak pertengahan Januari lalu, harganya
justru berbalik meluncur turun. Indeks S&P 500—salah satu indeks
saham utama di Amerika—anjlok 2,5 persen hanya dalam dua pekan.

Di Indonesia, sejauh ini memang belum ada kasus positif virus


corona. Tapi indeks harga saham gabungan sudah rontok 5,71 persen
hanya dalam sebulan. Sepertinya ada virus lain yang tengah
menghajar pasar modal Indonesia. Bukan virus corona asal Wuhan,
melainkan virus skandal Jiwasraya.

Virus skandal memang tidak membuat orang jatuh sakit, tidak juga
bakal mematikan. Namun, bagi pasar, ancaman virus skandal sungguh
tidak kalah berbahaya. Sekali ia merontokkan kepercayaan investor
pada pasar, sungguh susah menyembuhkan luka hati itu.


Direktur Utama PT Krakatau
Steel (Persero) Tbk Silmy
Karim: Paling Tidak Sekarang
Bisa Napas
majalah.tempo.co
2 mins read

D
alam kurun satu tahun empat bulan, Krakatau Steel
menggeber restrukturisasi utang yang membelit neraca
perseroan. Aksi korporasi lanjutan kini disiapkan.

Silmy Karim, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero)


Tbk/Antara/Asep Fathulrahman

RAUT wajah Silmy Karim kini lebih sumringah. Gunungan utang


senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun yang mengendap di
neraca PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, perusahaan yang
dipimpinnya sejak September 2018, dipastikan bisa dilunasi perlahan
dan berbunga rendah lewat restrukturisasi dengan sejumlah bank.
“Paling enggak sekarang sudah bisa napas. Dulu airnya segini, kaki
saya begini,” kata Silmy dengan tangan di depan hidung sembari
bergerak bak akan tenggelam.

Namun pekerjaan Silmy belum rampung. Kepada Putri Adityowati dan


Vindry Florentin dari Tempo, Selasa, 28 Januari lalu, pria 46 tahun ini
menceritakan sejumlah langkah strategis Krakatau selanjutnya.

Perjanjian restrukturisasi dengan empat bank kreditor


yang tersisa tuntas dalam waktu dua bulan. Sengaja
dikebut?
Jadi percepatan itu karena setiap Wakil Menteri Badan Usaha Milik
Negara sekarang memiliki portofolio. Kami punya rapat koordinasi
setiap pekan sehingga banyak persoalan bisa selesai dalam waktu
seratus hari. Tiga bulan itu sudah harus selesai karena masuk key
performance index. Urusan utang kan sulit karena jumlahnya besar.
Kalau salah treatment, artinya mengganggu penagihannya, dia ada
impairment (penurunan nilai aset). Di sini harus didiskusikan yang
baik supaya win-win.

Kalau digabungkan, restrukturisasi dengan total sepuluh


bank ini memakan waktu lebih setahun. Bagaimana bisa
akhirnya rampung?
Ini semua hasil negosiasi dan didukung Otoritas Jasa Keuangan.
Sebetulnya tidak ada isu. Tolonglah, bantu kami bereskan Krakatau
Steel, itu saja. Kalau kami bagus kan bisa cepat bayar. Toh, kami juga
akan jual aset nih. Jual aset yang kira-kira tidak produktif dulu, lalu
aset yang menguntungkan dan tidak related, dan yang tidak
menguntungkan tapi berhubungan. Kalau yang untung dan
berhubungan dengan bisnis kami, ya, ngapain dijual, bisa buat nyicil.

Apa saja skema penjualan anak perusahaan yang


disiapkan?
Banyak yang sedang dikaji agar mendapat nilai maksimum. Kita lihat
saja nanti apa yang terbaik. Nanti kami cari, bisa partner strategis,
bisa dengan penawaran umum saham perdana (IPO), bisa sinergi
antar-BUMN. Mungkin bank juga ingin mengambil. Kenapa enggak
kalau dia berani bayar mahal.

Bagaimana kelanjutan pengembangan kluster 10 juta ton


Krakatau Posco?
Kalau mau jujur, investasi terbesar di Indonesia itu kan dari Posco,
sekitar US$ 3,5 miliar. Kami berkepentingan menjaga supaya investasi
Posco bisa kembali. Jangan sampai kemudian citra di luar investasi di
Indonesia tidak menguntungkan, padahal dari sisi demand naik setiap
tahun, meski impor naiknya luar biasa. Posco merencanakan
peningkatan produksi sampai 10 juta, sekarang posisinya 3 juta ton.
Artinya kan perlu tambah lagi. Sedangkan proyek blast furnace tidak
(berproduksi), ditambah jadi 5 juta.

Itu sebabnya pergi ke Korea untuk lobi?


Kami ke Korea untuk bicara dengan Korea Eximbank agar terus men-
support pinjaman Krakatau Posco. Dan kami sampaikan sekarang
sudah selesai restrukturisasi utang.

Kalau beres, rencana lama memasukkan Krakatau ke


holding pertambangan akan direalisasi?
Masuk holding itu syaratnya untung. Menurut saya, okay kalau sudah
positif 2020. Januari ini positif, tapi soal holding nanti dulu. Positif
itu kan harus dikasih satu semester atau satu tahun sehingga nanti
tidak mengganggu yang lain. Jadi mending kami selesaikan dulu.

Masalah proyek tanur tiup tinggi (blast furnace) yang


investasinya membengkak sudah dibereskan?
Saya stop per 5 Desember. Audit Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, serta KPMG Global, sudah keluar dan memang harus
ditutup. Harus diganti ujungnya, jadi tidak lagi melewati fasilitas
yang lama. Pakai fasilitas baru. Jadi nanti 100 persen tidak memakai
gas.

Apa saja temuan audit itu?


Pertama, ini kan proyek mangkrak yang harus diselesaikan.
Manajemen sudah melakukan upaya untuk menyelesaikan. Kemudian
dijalankan untuk membuktikan uji kelayakannya, sesuai atau tidak.
Pas lagi dijalankan, ternyata kemudian biaya operasinya tinggi. Kami
mengukur, berapa, sih, baja yang dihasilkan. Nah, kalau harga per
tonnya lebih mahal US$ 100-120, tidak bisa berkompetisi. Makanya
kemudian saya stop.


Pabrik Toba Pulp Lestari di
Porsea, Sumatera Utara, Juli
2018./Indonesialeaks
majalah.tempo.co
8 mins read

• PT Toba Pulp Lestari diduga memanipulasi dokumen ekspor untuk menghindari

beban pajak.

• Kode barang yang dilaporkan Toba Pulp berbeda dengan kode barang yang

diterima konsumen akhir di Cina.

• Nilai keuntungan yang disembunyikan akibat perbedaan nilai transaksi produk

Toba Pulp Lestari mencapai ratusan miliar rupiah.

S
EBUAH truk tronton terhuyung-huyung, melaju lambat, di
jalan Siborong-borong-Parapat, Sumatera Utara, akhir
November 2019. Menelusuri jalan lintas Sumatera di pinggir
Danau Toba, muatan truk itu setinggi hampir dua meter, tertutup kain
terpal berwarna oranye. Sopir truk harus menempuh jarak 230
kilometer dari pabrik PT Toba Pulp Lestari Tbk di Porsea untuk
sampai di Pelabuhan Belawan, Medan. Biasanya butuh waktu tempuh
hingga 10 jam sebelum truk tiba di pelabuhan.

Setiap hari truk-truk sarat muatan itu adalah mata rantai utama
penghubung produk bubur kayu PT Toba Pulp sebelum diekspor ke
luar negeri. Di Belawan, truk-truk itu biasanya diparkir di dermaga
konvensional, tak jauh dari tempat bersandar berbagai kapal jenis
curah tanpa kontainer. “Tujuan ekspor produk kami ke Cina, India,
Bangladesh, dan Thailand,” ujar Kepala Hubungan Masyarakat PT
Toba Pulp Lestari Tbk Norma Patty Handini Hutajulu.

Yang tak banyak diketahui publik, rantai perjalanan produk Toba Pulp
terhubung dengan dua perusahaan asing: DP Macao dan Sateri
Holdings Limited di daratan Tiongkok. Setiap tahun, ratusan ribu ton
produk bubur kayu Toba Pulp dijual kepada DP Macao, yang kemudian
meneruskannya kepada Sateri. Perusahaan yang disebut terakhir ini
kemudian mengolahnya menjadi bahan tekstil yang dibeli banyak toko
pakaian populer, seperti Zara dan H&M.

Pada akhir 2018, tim IndonesiaLeaks menemukan sejumlah dokumen


yang memperlihatkan adanya transaksi mencurigakan antara Toba
Pulp dan dua perusahaan terafiliasinya itu. Transaksi itu ditengarai
dibuat untuk menyembunyikan keuntungan perusahaan hingga
ratusan miliar rupiah pada 2007-2016. Praktik lancung tersebut
diduga dilakukan Toba Pulp dengan memanipulasi dokumen
pencatatan ekspor di bea-cukai yang ada di pelabuhan Indonesia.

Indonesialeaks.id sendiri merupakan ikhtiar bersama sejumlah media


di Indonesia untuk merespons temuan dan informasi yang berasal
dari informan publik. Program yang dirilis dua tahun lalu ini
menyediakan ruang kepada siapa pun untuk berbagi informasi yang
layak ditelusuri melalui kerja-kerja jurnalisme investigasi. Informan
boleh merahasiakan identitas dirinya demi alasan keselamatan.

•••

LAPORAN Sateri Holdings Limited pada 2010 yang dirilis di Hong


Kong, Cina, adalah informasi awal yang memantik dugaan manipulasi
ini. Laporan keterbukaan publik itu mereka buat saat akan melantai
(initial public offering) di bursa efek Hong Kong, sepuluh tahun lalu.

Dokumen yang salinannya diperoleh IndonesiaLeaks itu mengungkap


adanya kontrak pemasaran antara PT Toba Pulp Lestari dan DP
Macao, perusahaan pemasaran yang berbasis di daerah administratif
khusus di Cina. Dalam laporannya kepada bursa Hong Kong, Sateri
menulis bahwa DP Macao adalah pemasok bubur kertas jenis
dissolving wood (DW) untuk pabrik mereka di Cina. Sateri sendiri
adalah perusahaan produsen viscose staple fiber (serat tekstil).

Dalam dokumen yang sama, Sateri menjelaskan bahwa pemasok


utama bahan baku bubur kertas jenis dissolving mereka adalah PT
Toba Pulp Lestari. DP Macao disebut dalam laporan itu sebagai agen
perantara pembelian produk Toba Pulp. Perusahaan inilah yang
kemudian menjual bubur kertas Toba Pulp kepada dua pabrik milik
Sateri, yakni Sateri Jiangxi dan Sateri Fujian. Nilai agregat transaksi
mereka sejak Desember 2007 hingga pertengahan 2010 mencapai US$
11,1 juta atau Rp 1,5 triliun jika dihitung dengan kurs saat ini.

Sejumlah dokumen lain menunjukkan bahwa Sateri dan PT Toba Pulp


Lestari menginduk pada perusahaan yang sama. Prospektus Sateri,
misalnya, menjelaskan bahwa pemegang saham mereka sama dengan
Toba Pulp. Penjelasan ini tampaknya disampaikan untuk memberikan
jaminan kepada investor soal kelancaran pasokan bahan baku Sateri.

Dalam rentang waktu 2007-2009, Sateri juga menyatakan bahan baku


yang mereka beli dari DP Macao sebagian besar berasal dari PT Toba
Pulp Lestari. Selain itu, Sateri menjamin ketersediaan suplai bahan
bakunya dengan menggandeng pabrik serat selulosa terbesar di
Brasil, Bahia Specialty Cellulose. Semua perusahaan itu berada di
bawah perusahaan induk milik konglomerat Sukanto Tanoto: Golden
Silk.

Produk andalan Sateri adalah bahan rayon kelas khusus. Selain


tekstil, bahan baku yang mereka olah bisa diaplikasikan untuk banyak
produk turunan, seperti serat ban, pernis, kosmetik, dan farmasi.
Varian produk itu bisa mereka hasilkan tergantung proses pemurnian.
Untuk bisa menghasilkan produk serat fiber bernilai tinggi seperti
itu, Sateri mengandalkan bubur kertas jenis dissolving wood.

•••

YANG menjadi masalah, dokumen-dokumen ekspor bubur kayu di


Indonesia pada periode tersebut menunjukkan bahwa jenis bahan
baku yang dikirim dari Pelabuhan Belawan ke Cina bukanlah
dissolving wood. Produk yang dilaporkan kepada pemerintah adalah
bubur kertas jenis bleached hardwood kraft pulp (BHKP).

Tim IndonesiaLeaks memeriksa laporan bulanan Perkembangan Data


Ekspor Hasil Hutan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
serta laporan ekspor Indonesia di Badan Pusat Statistik. Semua
menunjukkan bahwa ekspor bubur kayu Indonesia ke Cina pada
periode itu didominasi jenis BHKP, bukan dissolving wood.

Kejanggalan ini dengan mudah terdeteksi dari penggunaan kode


klasifikasi barang alias HS Code. Dalam perdagangan internasional,
HS Code untuk produk BHKP berbeda dengan dissolving wood. Produk
BHKP diklasifikasikan dengan nomor 4703.29.00.00, sementara
bubur kertas dissolving memiliki HS Code 4702.00.00.00. Data
IndonesiaLeaks menemukan bahwa pelaporan data ekspor PT Toba
Pulp Lestari hingga 2016 mencantumkan HS Code 4703.29.00.00
alias BHKP.

Identifikasi HS Code menjadi penting karena kedua jenis bubur kertas


itu memiliki perbedaan harga di pasar internasional. Perbedaan itu
bisa dilihat dengan membandingkan volume dan nilai transaksi
keduanya dalam situs data perdagangan yang dikelola Perserikatan
Bangsa-Bangsa atau United Nations Commodity Trade Statistics
Database (UN Comtrade). Harga bubur kertas jenis DW sekitar US$ 1
per kilogram atau lebih mahal 30-40 persen dibanding BHKP.

Kayu yang baru dicacah untuk dijadikan Dissolving Wood di dalam Kompleks PT
Toba Pulp Lestari, 28 November 2019./Indonesialeaks

Ketika dimintai konfirmasi, Kepala Balai Besar Pulp dan Kertas


Kementerian Perindustrian Saiful Bahri membenarkan bahwa harga
dissolving wood lebih mahal ketimbang BHKP. Perbedaan itu terjadi
lantaran penggunaan produk DW untuk bahan baku rayon.

Di Indonesia, hanya ada dua perusahaan yang bisa membuat


dissolving wood, yakni PT Toba Pulp Lestari dan Asia Pacific Rayon.
Hanya, kata dia, Asia Pacific Rayon baru memproduksi bubur kayu
jenis dissolving sejak 2017. “Yang paling lama bikin dissolving itu TPL
(PT Toba Pulp Lestari), dan produk mereka diekspor ke Sateri,” kata
Saiful.

Nah, dalam laporan keuangan Sateri, perusahaan itu mengaku


membeli bahan baku dari DP Macao dengan harga dissolving wood.
Padahal PT Toba Pulp menjual produk mereka kepada DP Macao
dengan harga BHKP. Perbedaan ini membuat PT Toba Pulp terus-
menerus membukukan keuntungan yang tak optimal selama periode
waktu itu di Indonesia.

•••

SELAMA 2008-2012, dokumen laporan tahunan Sateri menunjukkan


bahwa PT Toba Pulp Lestari menjual hampir seluruh bubur kertasnya
kepada DP Macao. Untuk jasa itu, DP Macao mendapat upah
komitmen dari Sateri sekitar 2 persen dari total penjualan. Dari sana
bisa dihitung nilai keuntungan DP Macao sendiri.

Pada rentang waktu yang sama, margin keuntungan DP Macao sempat


mencapai 71 persen. Profit empuk itu diperoleh karena mereka
membeli bahan baku dengan harga BHKP tapi menjualnya dengan
harga dissolving wood.

Akibat praktik lancung ini, sampai 2016 saja total keuntungan yang
diduga disembunyikan PT Toba Pulp Lestari ditaksir mencapai
ratusan miliar rupiah. Pada 2008, misalnya, Toba Pulp menjual bubur
kertas sebanyak 197.100 ton dengan nilai US$ 115,5 juta. Sebanyak
98,2 persen dari total ekspor Toba itu dijual kepada DP Macao. Tapi
DP Macao menjual barang yang sama dengan nilai US$ 139,4 juta.
Walhasil, Toba Pulp hanya mencatatkan keuntungan sebesar US$ 3,8
juta, sementara keuntungan DP Macao mencapai US$ 22,9 juta.

Pada 2015, PT Toba Pulp mengaku rugi sebesar US$ 2,75 juta dan
tidak mampu membayar pajak badan secara maksimal di Indonesia.
Kepala Hubungan Masyarakat PT Toba Pulp Lestari Tbk Norma Patty
Handini Hutajulu menjelaskan bahwa kerugian itu disebabkan oleh
penurunan pendapatan operasional bersih sebesar US$ 96,4 juta atau
turun 11,7 persen dibanding pada 2014.

Menurut Norma, penurunan ini merupakan dampak dari penyusutan


volume penjualan sebesar 165.057 ton atau turun 16,1 persen.
Sementara itu, biaya produksi hanya turun sebesar 7 persen pada
2015 menjadi US$ 85,6 juta. “Tahun itu juga ada penghapusan
tanaman sebesar US$ 2,6 juta akibat serangan hama. Akibatnya,
tanaman harus ditanam ulang,” ujarnya. Norma juga membantah
tudingan bahwa perusahaannya mengekspor bubur kayu jenis
dissolving wood pada 2015-2016. “Produk yang kami ekspor tahun itu
seluruhnya adalah kraft,” ucapnya.

Norma membantah jika produk DW disebut jauh lebih


menguntungkan secara bisnis ketimbang BHKP. Opsi membuat
dissolving ataupun BHKP, menurut dia, tergantung kondisi dan
kebutuhan pasar. Keuntungan yang diperoleh dari transaksi kedua
produk itu, kata dia, sangat fleksibel, tergantung kondisi pasar dan
permintaan pelanggan. “Selisih marginnya juga hampir sama,” ujar
Norma.

Karena itulah, menurut Norma, PT Toba Pulp Lestari sengaja menjalin


kerja sama kontrak penjualan dengan DP Macao agar bisnisnya
terfokus sebagai produsen pulp semata. Namun dia mengaku tak tahu
berapa profit yang diperoleh DP Macao dari kerja sama itu. “TPL
menjual ke DP Marketing International Limited sesuai dengan
kesepakatan harga kedua belah pihak. TPL tidak mengetahui harga
yang dijual kepada konsumen akhir,” katanya.

Dihubungi terpisah, mantan Quality Control Manager PT Toba Pulp


Lestari, Arlodis Nainggolan, memberikan keterangan berbeda.
Menurut dia, produk utama Toba Pulp adalah bubur kertas jenis DW.
Perusahaan itu, menurut dia, hanya sesekali memproduksi BHKP,
yakni ketika petani di India tengah panen raya kapuk. Bahan baku ini
merupakan produk substitusi DW yang harga jualnya jauh lebih
murah. “Produksi BHKP hanya satu-dua bulan (dalam setahun),” ujar
pegawai yang bekerja di pabrik tersebut sejak masih bernama PT Inti
Indorayon Utama. Dia berhenti bekerja di sana pada awal 2019.

Laporan tahunan Sateri Holdings Limited tahun 2011./Indonesialeaks

Norma sendiri belum bersedia menanggapi dugaan manipulasi


pencatatan ekspor PT Toba Pulp Lestari. Sementara itu, pihak Sateri
Holdings Limited tidak membalas pertanyaan yang disampaikan via
surat elektronik. Ketika kantor perwakilan mereka di Jakarta
didatangi, Kamis pekan lalu, anggota staf di sana menolak
memberikan waktu untuk konfirmasi.

Program pengampunan pajak (tax amnesty) yang diluncurkan


pemerintah tiga tahun lalu sebenarnya bisa mengubur dugaan
kesalahan PT Toba Pulp ini. Namun nilai harta yang dideklarasikan
Toba Pulp dalam laporannya pada 2017 terbilang kecil jika
dibandingkan dengan nilai profit yang diduga ditransfer ke DP Macao.
Surat keterangan pengampunan pajak untuk Toba Pulp dikirim
pemerintah pada 27 Maret 2017.

Di sana disebutkan bahwa PT Toba Pulp menarik dana dari luar


negeri senilai Rp 5 miliar atau sekitar US$ 367 ribu. Uang tebusan
yang mereka bayar sebesar Rp 250 juta atau 5 persen dari nilai
deklarasi harta. Pada periode itu, Toba Pulp juga mendapatkan
restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar US$ 3,8 juta.
Penghapusan PPN ini kemudian dicatat sebagai bagian dari beban
pada laporan rugi laba mereka. Artinya, jumlah laba bersih yang
dibukukan korporasi tersebut pada 2017 makin kecil.

Selama 2016-2017, PT Toba Pulp juga melaporkan rugi fiskal hingga


US$ 32,02 juta sehingga praktis selama rentang waktu itu perusahaan
tersebut tak membayar kewajiban pajak penghasilan (PPh) 25/29.
Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo enggan mengomentari temuan
tersebut. “Kami terikat oleh aturan yang melarang mengomentari
atau menyampaikan data wajib pajak secara spesifik,” tuturnya.

Pengamat pajak Yustinus Prastowo menilai Direktorat Jenderal Pajak


sebenarnya bisa menagih sisa kurang bayar jika wajib pajak tidak
membuat deklarasi harta sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Hal ini
diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Tax Amnesty. Semestinya, kata
dia, Ditjen Pajak menelusuri setiap laporan untuk menguji benar-
tidaknya profil keuangan setiap wajib pajak. “Aturan tersebut
mengikat seumur hidup dan tidak mengenal istilah kedaluwarsa,”
ujarnya.

Direktur Teknis Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan, Fadjar Doni Tjahjadi, mengatakan bakal
mempelajari dugaan manipulasi ekspor berupa pelanggaran aspek
kepabeanan yang diduga dilakukan PT Toba Pulp Lestari. Menurut
dia, perlu ditelisik apakah kasus ini murni terjadi karena perbedaan
klasifikasi HS Code antara Indonesia dan Cina atau ada kesengajaan
untuk menghindari kewajiban. “Kalau terjadi sengketa penerapan HS
Code, instrumen penyelesaiannya akan dibawa ke World Customs
Organization,” ucapnya.

Kepala Sub-Direktorat Komunikasi dan Publikasi pada Direktorat


Jenderal Bea dan Cukai, Deni Surjantoro, menilai ekspor produk
bubur kertas wajib dilengkapi dokumen V-Legal sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2017.
Dokumen tersebut memuat sejumlah data tentang produk yang akan
diekspor, seperti harga, uraian barang, dan HS Code. “Pelanggaran
atas aturan itu bisa berdampak sanksi administratif atau pidana,”
katanya.
Namun, menurut Deni, bubur kertas jenis DW dan BHKP bukanlah
jenis komoditas yang dikenai bea keluar sesuai dengan ketentuan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13 Tahun 2017. Kebijakan serupa
diterapkan pemerintah Cina, yang menghilangkan tarif impor atas
kedua produk itu. “Dari sisi aturan bea, tidak ada potensi
penghindaran kewajiban. Tapi pelaporan yang tidak benar akan
berdampak pada penurunan omzet dan perhitungan pajak badan,”
ujarnya.

INDONESIALEAKS

PT Toba Pulp Lestari
majalah.tempo.co
2 mins read

• Dissolving wood pulp (DWP) digunakan untuk bahan baku tekstil jenis viscose

rayon.

• Bleached hardwood kraft pulp (BHKP) adalah bahan baku pembuatan berbagai

varian kertas.

• DWP hanya dibuat dari kayu eukaliptus.

L
ONJORAN kayu eukaliptus bertumpuk hingga setinggi tiga
meter di area pabrik PT Toba Pulp Lestari Tbk di Porsea,
Sumatera Utara. Tak jauh dari situ, terpancang sejumlah
mesin pembawa material alias mesin conveyor yang jangkung. Di
bawahnya menggunduk kayu eukaliptus cacahan. “Ini bahan baku
yang kami gunakan untuk membuat pulp,” ujar Robi, anggota staf
produksi PT Toba Pulp Lestari, pada akhir November 2019.

Di pabrik seluas 52 hektare itu, PT Toba Pulp menggunakan kayu


eukaliptus untuk memproduksi bleached hardwood kraft pulp (BHKP)
dan dissolving wood pulp (DWP). Industri tekstil menggunakan DWP
sebagai bahan viscose rayon atau rayon viskosa. Dunia fashion
memanfaatkan sutra buatan itu dengan mengusung semangat
“keberlanjutan lingkungan” karena materialnya dapat terurai secara
alami. Adapun BHKP digunakan untuk memproduksi kertas. Biasanya
kertas 400 gram berukuran 60 x 80 sentimeter per lembarnya.

Bekas Quality Control Manager PT Toba Pulp Lestari, Arlodis


Nainggolan, mengatakan perusahaan bisa memproduksi kedua jenis
bubur kayu tersebut dengan mesin yang sama. “Biasanya gantian.
Tapi, sejak saya bekerja, umumnya memproduksi dissolving wood,”
kata Arlodis.

Menurut dia, produk utama PT Toba Pulp sejak awal adalah DWP.
Perusahaan hanya memproduksi kraft ketika petani di India sedang
panen raya kapuk pada pertengahan tahun. Komoditas ini merupakan
produk substitusi DWP yang harganya lebih murah. “Produksi kraft
hanya satu-dua bulan dalam setahun,” ujar pegawai yang bekerja di
pabrik tersebut sejak masih bernama PT Inti Indorayon Utama.

Orang awam akan kesulitan membedakan antara BHKP dan DWP.


Salah satu cara mengenali kedua produk tersebut adalah lewat warna
pembungkusnya. DWP biasanya terbungkus kertas berkelir cokelat.
Sedangkan kemasan BHKP biasanya berwarna putih. “Harga DWP
cenderung lebih tinggi,” ucap Direktur Asosiasi Pulp dan Kertas
Indonesia Liana Bratasida.

Harga DWP lebih mahal karena produksinya lebih rumit. Pembuatan


DWP menghabiskan enam jam untuk memasak pulp, ditambah dua
jam untuk pemutihan dan pengeringan. Sedangkan produksi BHKP
menyita waktu sekitar tiga jam.

Pembuatan DWP juga membutuhkan lebih banyak bahan baku


ketimbang BHKP. Butuh 4 ton kayu untuk menghasilkan 1 ton DWP.
Bahan bakunya hanya kayu eukaliptus karena karakter seratnya yang
lebih panjang. Sementara itu, untuk memproduksi 1 ton BHKP
dibutuhkan 2,5 ton kayu. Selain kayu eukaliptus, bahan bakunya bisa
berasal dari kayu jenis lain karena panjang serat tak jadi masalah.

Kedua produk diekspor ke tujuan berbeda. Arlodis Nainggolan


mengatakan BHKP biasanya dikirim ke India. Adapun DWP untuk
memasok pasar Cina.

Kepala Hubungan Masyarakat PT Toba Pulp Lestari Tbk Norma Patty


Handini Hutajulu mengatakan perusahaannya memproduksi DWP
sejak 2005. Namun pada 2015-2016, kata dia, Toba Pulp hanya
mengekspor kraft. “Pada 2017, pulp kertas 33 persen, pulp dissolving
grade 67 persen,” ujar Norma.

Norma mengatakan pangsa ekspor perusahaannya meliputi Cina,


India, Bangladesh, dan Thailand. “Ini tergantung kondisi pasar dan
permintaan pelanggan. Selisih margin keuntungannya juga hampir
sama,” kata Norma.

TIM INDONESIALEAKS

Kode Palsu Bubur Kayu
majalah.tempo.co
5 mins read

S
epanjang 2007-2016, PT Toba Pulp Lestari diduga tidak
melaporkan dengan benar produk bubur kayu yang dikirim
dari Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara ke Cina.

i

Kepala Hubungan
Masyarakat PT Toba Pulp
Lestari Norma Patty Handini
Hutajulu: Selisih Keuntungan
Hampir Sama
majalah.tempo.co
2 mins read

D
okumen yang diperoleh Tim IndonesiaLeaks menyebutkan PT
Toba Pulp Lestari Tbk mengekspor dissolving wood pulp
(DWP) ke Cina sepanjang 2010-2016.

Kepala Hubungan Masyarakat PT Toba Pulp Lestari Norma


Patty Handini Hutajulu/profile picture
Whatsapp.com/Norma Patty Handini Hutajulu

• PT Toba Pulp Lestari membantah mengekspor dissolving wood pulp (DWP)

selama 2010-2016.
• PT Toba Pulp Lestari menggandeng DP Marketing International Limited untuk

mengekspor pulp ke Cina.

• PT Toba Pulp Lestari memproduksi DWP pertama kali pada 2005.

PT TOBA PULP menjual produknya ke DP Marketing International


Limited, yang lalu dijual lagi oleh perusahaan perantara ini ke pabrik
penghasil rayon di Cina, Sateri. PT Toba Pulp melaporkan barang
tersebut sebagai bleached hardwood kraft pulp (BHKP), yang harganya
lebih murah ketimbang DWP.

Kepala Hubungan Masyarakat PT Toba Pulp Lestari Norma Patty


Handini Hutajulu menjawab tuduhan soal dugaan manipulasi
pencatatan ekspor itu dalam dua kali kesempatan. Pertama, dalam
wawancara saat Tim IndonesiaLeaks mendatangi pabrik PT Toba Pulp
di Porsea, Sumatera Utara, pada akhir November 2019 dan terakhir
lewat jawaban tertulis pada Jumat, 31 Januari 2020.

Mengapa PT Toba Pulp mengekspor DWP menggunakan


kode BHKP?
Tidak benar. Harmonized System Code dissolving (DWP) adalah
4702.00.00.00, sementara kraft (BHKP) adalah 4703.29.00.00.
Keterangan itu kami sampaikan dalam dokumen sertifikat verifikasi
dan legalitas kayu serta pemberitahuan ekspor barang kepada
lembaga seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Tapi PT Toba Pulp memproduksi dua jenis bubur kertas?


Betul. Mesin kami bisa memproduksi dissolving grade dan pulp
kertas. Kami memproduksi dissolving pulp pertama kali pada 2005
untuk tujuan ekspor ke Cina, India, Bangladesh, dan Thailand.
Produksi kedua jenis pulp tersebut tergantung kondisi pasar dan
permintaan pelanggan.

Berapa produksinya?
Pada 2015-2016, kami memproduksi 165 ribu dan 161 ribu ton.
Seluruhnya adalah pulp kertas. Tahun 2017 produksi mencapai 203
ribu ton, sebanyak 67 persen di antaranya merupakan dissolving. Di
antara periode 2008-2014, kami memproduksi dissolving dan pulp
kertas.

Benarkah DWP lebih menguntungkan ketimbang BHKP?


Tidak benar. Selisih keuntungan kedua jenis produk tersebut hampir
sama bagi kami. Penentuan harga tergantung kondisi pasar. Untuk
penjualan produk di pasar global, kami menggandeng perusahaan DP
Marketing International Limited.
Benarkah DP Marketing mendapat komisi 2 persen dari
setiap transaksi?
Tidak ada kesepakatan mengenai hal tersebut. Setiap transaksi
dengan pihak berelasi kami lakukan dengan persyaratan dan kondisi
yang sama dengan transaksi yang dilakukan dengan pihak ketiga.
Hubungan bisnis TPL (PT Toba Pulp Lestari) dan DP adalah hubungan
antara penjual dan pembeli.

Mengapa PT Toba Pulp tak menjualnya langsung ke Cina?


TPL hanyalah produsen skala kecil dibanding produsen lain di pasar
nasional ataupun internasional. Kontrak dengan DP Marketing kami
buat agar kami bisa berfokus sebagai produsen penghasil pulp
berkualitas internasional sesuai dengan permintaan pasar.

Benarkah Sateri pembeli utama produk PT Toba Pulp?


TPL tidak berhubungan dengan Sateri, maka TPL tidak mengetahui
jenis produk yang dibeli Sateri. TPL hanya menjual produk kepada DP
Marketing International Limited.

Sateri dan DP disebut perusahaan yang kepemilikannya


terhubung dengan pengusaha Sukanto Tanoto. Bagaimana
kepemilikan Sukanto di PT Toba Pulp saat ini?
Saat ini di TPL tidak ada pemegang saham yang dimaksud tersebut.
Mengenai pemegang saham di perusahaan lain, kami tidak
mengetahui.

Apa penyebab PT Toba Pulp merugi US$ 2,75 juta pada


2015?
Ada penurunan volume penjualan dan beban biaya produksi yang
berdampak pada penurunan pendapatan operasional bersih sebesar
11,7 persen menjadi US$ 96,4 juta dibanding tahun sebelumnya.
Tahun itu juga ada penghapusan tanaman sebesar US$ 2,6 juta akibat
serangan hama.

Laporan tahunan PT Toba Pulp 2017 menyebutkan


perusahaan membayar uang tebusan pengampunan pajak
sebesar Rp 250 juta. Bagaimana dasar perhitungannya?
Tidak bisa kami jelaskan. Sesuai dengan amanah peraturan tentang
pengampunan pajak, ada larangan bagi kami menyebarluaskan atau
memberitahukan data dan informasi terkait dengan pengampunan
pajak.


PT Toba Pulp Lestari diduga
menjual bubur kertas ke
perusahaan
majalah.tempo.co
4 mins read

• Sukanto Tanoto menjual saham PT Toba Pulp Lestari ke perusahaan miliknya

sendiri.

• Saat pertama berdiri, PT Toba Pulp Lestari bernama PT Inti Indorayon Utama.

G
EDUNG lima lantai itu berdiri di tengah area pabrik PT Toba
Pulp Lestari Tbk di Porsea, Toba Samosir, Sumatera Utara.
Jebol sebagian dindingnya, PT Toba Pulp hanya
memfungsikan lantai satu gedung sebagai area gudang dan untuk
menaruh mesin genset. “Gedung itu kantor perusahaan saat masih
bernama PT Inti Indorayon Utama,” ujar Kepala Hubungan
Masyarakat PT Toba Pulp Lestari Norma Patty Andini Hutajulu saat
tim IndonesiaLeaks mengunjungi pabrik itu pada akhir November
2019.

Bangunan tersebut boyak saat warga Porsea berunjuk rasa pada 1993.
Demonstrasi dipicu ledakan tabung mesin boiler dan kebocoran gas
klorin PT Inti Indorayon pada tahun itu. Ledakan juga meruncingkan
konflik masyarakat dan perusahaan. Sejumlah warga Porsea dan
pegawai dilaporkan tewas selama konflik. Tak sedikit juga yang
berurusan dengan polisi. Pada 1999, Presiden Abdurrahman Wahid
kemudian menutup perusahaan yang didirikan taipan Sukanto Tanoto
tersebut.

Lima tahun kemudian, perusahaan bubur kayu ini beroperasi kembali


dengan bersalin nama menjadi PT Toba Pulp Lestari Tbk, yang terus
dipakai hingga saat ini. Pada awal pengoperasian, perusahaan
mengalami periode yang berat. PT Toba Pulp sempat limbung karena
minimnya jumlah produksi pulp.

Pada 2005, Toba Pulp membukukan pendapatan bersih US$ 89,9 juta.
Namun keuntungan itu belum cukup untuk menutup utang pada
tahun sebelumnya. Setelah dikurangi berbagai beban bunga dan
pajak, pembukuan perusahaan tetap mencatat kerugian US$ 24,8 juta.

Sukanto Tanoto kemudian menjual seluruh sahamnya di PT Toba Pulp


Lestari kepada Pinnacle Company Limited pada 17 Desember 2007.
Perusahaan yang berbasis di Seychelles, surga pajak di tengah
Samudra Hindia, ini membeli saham PT Toba Pulp seharga Rp 870 per
lembar atau total senilai Rp 1,1 triliun.

Pada 30 April 2018, Pinnacle Company Limited berubah menjadi


Pinnacle Company Pte Ltd, lalu pindah ke Singapura. Pinnacle
berkantor di UOB Plaza Building. Informasi kepindahan ini tertulis
dalam sertifikat konfirmasi pendaftaran transfer perusahaan yang
dikeluarkan oleh Otoritas Regulator Akuntansi dan Korporasi (ACRA)
Singapura.

Ternyata Pinnacle juga ditengarai berafiliasi dengan Sukanto Tanoto.


Lembaga pegiat lingkungan, Transformasi untuk Keadilan (TuK)
Indonesia, dalam penelitian yang dirilis pada 2018 menyebutkan
saham Pinnacle dikuasai Blu Diamond Inc. Perusahaan ini terdaftar di
Kepulauan Cayman di Laut Karibia. TuK menyebutkan Pinnacle
menguasai 97,4 persen saham PT Toba Pulp Lestari.

Sukanto Tanoto dan keluarganya disebut menguasai saham Blu


Diamond. Bersama Royal Golden Eagle, Blu Diamond adalah
pemegang saham APRIL, perkebunan sawit yang juga milik Sukanto
Tanoto.

Setelah menguasai PT Toba Pulp Lestari, Pinnacle tak mengubah


bisnis perusahaan. Sejak awal, PT Toba Pulp memproduksi dissolving
wood pulp (DWP) dan bleached hardwood kraft pulp (BHKP). DWP
umumnya dijadikan bahan baku tekstil, sedangkan BHKP merupakan
bahan baku tisu dan kertas.

PT Toba Pulp mengekspor kedua produk tersebut melalui DP


Marketing International Limited, yang berkedudukan di Makao.
Perusahaan yang biasa disebut DP Macao ini kemudian menjual
seluruh bubur kayu PT Toba Pulp kepada Sateri, pemilik sejumlah
pabrik rayon di Cina.
Sukanto Tanoto/sukantotanoto.com.sg

Dokumen yang diperoleh IndonesiaLeaks menyebutkan DP Macao dan


Sateri adalah saudara tiri. Sukanto Tanoto memiliki banyak anak
perusahaan yang menggunakan nama “Sateri” lewat Gold Silk
Holdings Limited. Perusahaan ini juga berbasis di Kepulauan Cayman.

Namun Gold Silk juga memiliki kantor di 21/F, Aon China Building, 29
Queen’s Road Central, Central, Hong Kong. Ketika mengumumkan
penawaran penjualan saham perdana di bursa efek Hong Kong pada
2010, Gold Silk menyebut Sukanto Tanoto sebagai pengendali utama
perusahaan.

Lewat Gold Silk, Sukanto menguasai 85 persen saham Sateri Holding


Limited. Ini perusahaan induk Sateri, pabrik rayon di Cina yang
membeli bubur kayu dari PT Toba Pulp Lestari. Prospektus
perusahaan menyebutkan Sateri Holdings Limited berdiri pada 8 Juni
2010. Sateri Holdings Limited membawahkan belasan perusahaan
lain yang juga menggunakan nama “Sateri”.

Lewat Sateri pula keluarga Sukanto Tanoto menguasai saham DP


Macao. DP Macao tercatat sebagai salah satu anak perusahaan Sateri
Holdings, yaitu Sateri Specialty Cellulose Limited. Perusahaan
investasi ini juga terdaftar di Kepulauan Cayman.

Dokumen yang diperoleh IndonesiaLeaks menyebutkan DP

Macao dan Sateri adalah saudara tiri. Sukanto Tanoto

memiliki banyak anak perusahaan yang menggunakan


nama “Sateri” lewat Gold Silk Holdings Limited.

Perusahaan ini juga berbasis di Kepulauan Cayman.

Melalui anak perusahaannya, Sateri memiliki pabrik di Xingjian, Cina.


Mereka juga membangun pabrik di Fujian, pesisir selatan Cina. Selain
memperoleh bahan baku dari PT Toba Pulp Lestari, Sateri
mendapatkan bahan baku dari Bahia Specialty Cellulose. Perusahaan
ini berkedudukan di Brasil. Bahia juga di bawah naungan perusahaan
Royal Golden Eagle, milik Sukanto.

Meski berhulu di Sukanto Tanoto, semua perusahaan itu menjalankan


bisnisnya dengan mengikat perjanjian. Sateri meneken akta non-
persaingan dengan Pinnacle pada 19 November 2010. Lewat
perjanjian itu, Pinnacle berkomitmen menjual sebagian produk bubur
kayunya hanya kepada DP Macao.

Setiap bertransaksi, DP Macao menerima komisi dari Sateri dan PT


Toba Pulp Lestari. Pada 2014, misalnya, Sateri membeli DWP senilai
US$ 2,5 juta dari DP Macao. DP Macao menerima komisi US$ 141 ribu
dari transaksi itu. Sementara itu, PT Toba Pulp memberikan komisi
sebesar 2 persen kepada DP Macao untuk setiap transaksi.

Tim IndonesiaLeaks mendatangi kantor perwakilan Sateri Indonesia


di kantor RGE Holdings, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 30
Januari lalu. Tim bertemu dengan Media Relations PT April
Management Indonesia, Irene Agustin, yang juga berkantor di gedung
yang sama. Ia meminta IndonesiaLeaks mengirimkan pertanyaan
secara tertulis. IndonesiaLeaks tak kunjung menerima jawaban
tersebut hingga Sabtu, 1 Februari lalu.

IndonesiaLeaks juga mencoba menghubungi nomor telepon yang


disebut milik Sukanto Tanoto dan mengirimkan sejumlah pertanyaan.
Tak ada respons dari nomor telepon luar negeri tersebut. Tim juga
sudah menghubungi seorang konsultan yang berafiliasi dengan anak
perusahaan milik Sukanto, tapi ia menolak memberi jawaban.

Kepala Hubungan Masyarakat PT Toba Pulp Lestari Norma Patty


Handini Hutajulu membantah adanya kepemilikan Sukanto Tanoto di
perusahaannya. Norma juga mengatakan hubungan bisnis antara PT
Toba Pulp dan DP Macao sebatas penjual dan pembeli. Ia menyangkal
ada kontrak pemasaran di antara kedua perusahaan ini. “Tidak ada.
Yang ada hanya kontrak penjualan,” ujarnya.
Norma mengatakan Toba Pulp Lestari menjual produknya kepada DP
Macao sesuai dengan kesepakatan harga kedua belah pihak. Mereka
menyatakan tak mengetahui ke mana DP Macao menjual bubur-bubur
kertas itu. “Kami juga tidak mengetahui berapa keuntungan yang
diperoleh DP Macao,” kata Norma.

INDONESIALEAKS

Terkurung di Kota Wuhan
majalah.tempo.co
6 mins read

V
irus corona, yang diduga bermula dari Kota Wuhan, Cina,
menyebar ke lebih dari 16 negara. Sebanyak 244 warga
Indonesia menunggu dievakuasi.

Suasana pusat belanja di Kota Wuhan yang sepi


pengunjung akibat penyebaran virus corona, 25 Januari
2020. Jovis and Marissa/via REUTERS

• Virus corona diduga bermula dari sebuah pasar basah di Huanan, Wuhan.

• Penutupan kota membuat jalanan sepi dan stok makanan tidak menentu.

• Indonesia menunggu lampu hijau dari pemerintah Cina untuk mengevakuasi

WNI.

KHOIRUL Umam mengagumi kecanggihan lampu merah Cina yang


tegak di depan kampusnya, Huazhong University of Science and
Technology, di Luoyou Road, Distrik Hongshan, Kota Wuhan, Provinsi
Hubei. Ia merekam lampu merah itu dan suasana di sekitarnya pada
10 Desember 2019.

Berbeda dengan di Indonesia, lampu lalu lintas tersebut tak hanya


berwarna merah, hijau, dan kuning, tapi juga menampilkan video
wajah orang yang melintas serta sejumlah sudut penyeberangan
jalan. Zebra cross ditandai dengan kelap-kelip lampu, tak semata
garis-garis putih atau kuning. Suasana di sekitarnya ramai oleh lalu-
lalang mobil dan pengendara sepeda.

Umam kini tak lagi bisa menikmati lampu merah itu. Ia hanya bisa
membayangkan keadaan tak lagi ramai setelah Pemerintah Provinsi
Hubei menutup kota (lock down) dan membatasi kegiatan masyarakat
sejak 23 Januari lalu. “Sejak lock down, kami menghindari pusat
keramaian,” kata Umam kepada Tempo, Kamis, 30 Januari lalu.

Pemerintah menutup akses masuk ke 14 kota di provinsi itu untuk


mencegah meluasnya penyebaran coronavirus. Pengetatan terutama
dilakukan di Kota Wuhan, ibu kota Hubei, yang diduga menjadi
pemicu awal merebaknya virus. Sampai 31 Januari lalu, jumlah
korban yang terinfeksi virus ini di Cina sebanyak 9.692 orang, 213 di
antaranya meninggal.

Di luar Cina, orang yang diduga terkena virus ini juga ditemukan
antara lain di 16 negara, yaitu Hong Kong, Thailand, Amerika Serikat,
Taiwan, Australia, Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Jepang,
Prancis, Kanada, Vietnam, Nepal, Kamboja, Jerman, dan Uni Emirat
Arab. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam konferensi pers pada
Kamis, 30 Januari lalu, menyatakan darurat global akibat virus
corona. Jumlah orang yang terkonfirmasi terkena virus corona lebih
dari 10 ribu, sebagian besar di Cina. Belum ada laporan korban
meninggal di luar Negeri Tirai Bambu itu.

Cepatnya penyebaran virus ini mendorong pengetatan pemindaian


penumpang di sejumlah bandar udara internasional dunia dan
pembatalan atau pemangkasan jadwal penerbangan. Menurut New
York Times, British Airways membatalkan semua penerbangan ke dan
dari Cina sejak Rabu, 29 Januari lalu. Langkah sama ditempuh
maskapai Seoul Air.

Pada Selasa, 28 Januari lalu, United Airlines dan Air Canada


mengurangi penerbangan ke Cina dan membatalkan lusinan
perjalanan karena penurunan permintaan yang tiba-tiba. Di Hong
Kong, pihak berwenang telah mengurangi setengah dari total
penerbangannya ke Cina daratan. Layanan kereta api dari Hong Kong
ke Cina daratan juga ditutup. Maskapai Hong Kong, Cathay Pacific,
pun menangguhkan semua penerbangan ke dan dari Wuhan hingga
Maret mendatang.
Sejumlah negara juga berupaya mengevakuasi warga masing-masing
dari Wuhan. Menurut New York Times, beberapa negara sudah
meminta izin atau mulai mengevakuasi warganya, antara lain Prancis,
Korea Selatan, Jepang, Maroko, Jerman, Kazakstan, Inggris, Kanada,
Rusia, Belanda, Myanmar, Australia, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Amerika dilaporkan sudah mengevakuasi 201 warganya dari Wuhan.


Mereka tiba di California Selatan, Rabu, 29 Januari lalu. Kesehatan
mereka, di antaranya diplomat dan pengusaha, diperiksa secara ketat.
Semuanya diperkirakan tetap berada di Pangkalan Udara March
sampai diperiksa otoritas kesehatan.

•••

KEHEBOHAN ini bermula dari sebuah peristiwa pada 12 Desember


2019. Petugas kesehatan Cina saat itu menyatakan mengidentifikasi
kasus pertama virus misterius di Wuhan. Ibu kota dengan populasi 11
juta jiwa ini merupakan pusat transportasi utama Hubei. Jenis baru
virus pneumonia itu terlihat dari gejala seperti demam tinggi, batuk,
dan kesulitan bernapas.

Pada akhir Desember, otoritas kesehatan Cina mengkonfirmasi bahwa


mereka sedang menyelidiki 27 kasus serupa. Sejumlah penderita
diketahui pernah datang ke sebuah pasar grosir makanan laut di
Wuhan yang juga menjual daging dan satwa liar, seperti anak
serigala, landak, musang, buaya, salamander raksasa, serta kelelawar.
Untuk mencegah penyebaran virus yang saat itu belum diketahui
namanya tersebut, pemerintah menutup Pasar Grosir Makanan Laut
Huanan.

Baru pada 7 Januari lalu Cina mengkonfirmasi bahwa virus itu


bernama 2019-nCoV, yang jamak dikenal sebagai virus corona.
Menurut WHO, virus ini varian baru coronavirus. Sumbernya masih
belum diketahui, tapi kemungkinan besar berasal dari hewan.
Coronavirus, yang biasanya menyebabkan penyakit pernapasan,
merujuk pada keluarga virus yang mencakup penyebab infeksi flu
sebelumnya, seperti sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) dan
sindrom pernapasan akut parah (SARS). Antara November 2002 dan
Juli 2003, virus SARS telah menginfeksi 8.096 orang dan
menewaskan 774 di antaranya.

Kematian pertama karena virus corona terjadi pada 9 Januari lalu.


Korbannya pria 61 tahun dari Wuhan. Setelah itu, penyebarannya
meluas dan melampaui perbatasan Cina. Pada 13 Januari, ditemukan
pasien yang terkonfirmasi terjangkit virus itu di Thailand. Menurut
WHO, seperti dilansir ABC, pasien diketahui pernah mengunjungi
pasar segar lokal di Wuhan secara teratur sebelum mengalami gejala
infeksi pernapasan pada 5 Januari lalu.

Pada 22 Januari, jumlah korban tewas melonjak menjadi 17 orang,


hampir dua kali lipat laporan sembilan kematian sebelumnya. Jumlah
kasus yang dikonfirmasi positif corona saat itu sudah mencapai 440.
Lonjakan mendadak ini membuat rumah sakit di Wuhan berjuang
menangani kekurangan pasokan obat dan pasien yang terus datang.

Pemerintah Hubei sudah memperingatkan masyarakat agar tidak


melakukan perjalanan keluar atau masuk Wuhan dan menyebutnya
sebagai “tahap paling kritis” untuk mengendalikan wabah itu.
Pemerintah Hubei juga mulai menyampaikan informasi rencana
penutupan kota dan pembatasan beraktivitas di luar kepada publik.

“Pengumumannya masif di WeChat dan penyedia jasa telekomunikasi


China Telecom,” ucap Aditya Fahmi Nurwahid, mahasiswa asal
Indonesia di Wuhan University, kepada Tempo, Rabu, 29 Januari lalu.
Marina Febriana Chariah, mahasiswa asal Indonesia di Hubei Minzu
University, mengatakan, “Selain dari media, saya mendapat informasi
resmi dari manajemen kampus.”

Kebijakan menutup kota itu mulai diterapkan keesokan harinya.


Menurut China Daily, sejak Kamis, 23 Januari, pukul 10.00, semua
jadwal transportasi umum, termasuk bus kota, kereta bawah tanah,
dan feri, ditangguhkan. Akses keluar di bandara dan stasiun kereta
api juga ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Semua
penerbangan dan perjalanan kereta api yang dijadwalkan berangkat
dari Wuhan pun dibatalkan untuk mengurangi risiko penyebaran
virus.

Jalan yang sepi di Kota Wuhan, 29 Januari 2020. Instagram/Emilia via REUTERS
Pemerintah provinsi menaikkan level tanggap darurat dari tingkat
kedua ke tingkat tertinggi, yaitu pertama. Artinya, kantor pusat
pengendalian penyakit provinsi, jika terjadi keadaan darurat
kesehatan yang sangat serius, akan melaksanakan tugas tanggap
darurat berdasarkan keputusan dan perintah Dewan Negara.

Menurut China Daily, Pemerintah Kota Wuhan juga merekrut 6.000


taksi untuk membantu warga bepergian setelah operasi semua sarana
transportasi umum dihentikan. Taksi itu dibagi menjadi kelompok-
kelompok yang terdiri atas tiga-lima kendaraan dan didistribusikan
ke masyarakat di bawah pengelolaan komite penduduk lokal. Komite-
komite lokal juga yang akan menyediakan layanan seperti
pengantaran makanan, sayuran, dan obat-obatan.

Kebijakan penutupan kota ini berdampak pada 11 juta penduduk


Wuhan, termasuk warga Indonesia. Menurut data Perhimpunan
Pelajar Indonesia Tiongkok, jumlah warga Indonesia berdasarkan
pendataan per 30 Januari 2020 sebanyak 245 orang dan 102 di
antaranya berstatus mahasiswa. Jalan-jalan di Kota Wuhan menjadi
lebih sepi karena warga diimbau menghindari aktivitas di luar
ruangan. Kalaupun ke luar rumah, mereka wajib mengenakan masker.

Menurut Fahmi, faktor lain yang juga berkontribusi terhadap sepinya


kota ini adalah perayaan tahun baru Cina, Imlek. Mahasiswa di Cina
kini masih libur musim dingin sampai Februari. Sebagian penduduk
pun pulang kampung untuk merayakan Imlek. “Situasinya seperti
Jakarta saat libur Lebaran,” tutur mahasiswa jurusan jurnalisme dan
komunikasi itu.

Selain menghentikan operasi angkutan publik, kata Fahmi, sejak 26


Januari lalu, pemerintah membatasi penggunaan alat transportasi
pribadi di pusat kota, termasuk sepeda. Yang tak masuk pembatasan
ini adalah mobil polisi dan pengangkut logistik. “Truk logistik sayur
dan makanan masih setiap hari lalu-lalang untuk memasok kebutuhan
masyarakat," ujarnya.

Menurut Marina, yang tinggal di asrama kampus di Kota Enshi,


jalanan di luar kampus sangat sepi. Hanya satu atau dua orang yang
tampak di jalan. Toko-toko juga banyak yang tutup, kecuali
minimarket dekat kampusnya. “Sejak lock down, situasi di dalam kota
sepi karena bus, taksi, dan kendaraan umum lain sudah berhenti
beroperasi," ucap Marina, yang asramanya berjarak sekitar 400
kilometer dari pusat penyebaran virus, Kota Wuhan.

Pengumuman penutupan di kota-kota di Provinsi Hubei sempat


membuat warga menyerbu supermarket karena khawatir pasokan
makanan habis. “Yang paling dikhawatirkan saat ini kehabisan stok
makanan,” kata Marina. “Persediaan makanan di sini tak menentu
setelah lock down.”
Marina membeli kebutuhan sehari-hari di minimarket di luar
kampus, sekitar 70 meter dari gerbang. Ia terakhir kali berbelanja
pada 25 Januari lalu, membeli sayur dan bahan masakan lain. Sejak
lock down, ada kenaikan harga tapi tidak signifikan. “Naiknya sekitar
Rp 4.000,” tuturnya. Sebelumnya, harga minyak goreng 1 liter Rp 40
ribu dan cabai Rp 60 ribu per kilogram.

Fahmi terakhir kali berbelanja pada 28 Januari lalu di supermarket


langganannya di dalam kampus. Ia naik sepeda listrik menuju
supermarket itu. Kampus yang berdiri pada 1893 itu memiliki sekitar
58 ribu mahasiswa. Ia membeli beras, mi instan, dan makanan dingin.
Harganya tidak berubah, kecuali masker. Harga masker naik dari
semula 23 yuan atau sekitar Rp 45 ribu menjadi 50 yuan atau Rp 100
ribu per pak. Itu pun stoknya habis.

Fahmi menerangkan, ia dan banyak mahasiswa Indonesia lain belum


pernah ke pasar basah Huanan. Kampusnya berada di Distrik
Wuchang, 22 kilometer dari pasar Huanan di Distrik Jianghan. “Kalau
belanja banyak, biasanya pergi ke pasar besar Wuchang,” ujarnya. “Di
sana juga ada masjid. Habis salat Jumat, kami bareng-bareng cari
daging halal.”

Warga Indonesia di Wuhan punya kekhawatiran beragam mengenai


virus corona. Marina menilai kondisinya bersama sembilan
mahasiswa lain baik-baik saja, meski ia khawatir akan pasokan
makanan yang tidak menentu. Adapun Khoirul Umam risau akan
kemungkinan tertular. Satu mahasiswa asal Pakistan di apartemennya
sudah diduga terinfeksi. “Mungkin karena kontak dengan orang
lokal,” kata Umam.

Marina menyebutkan ancaman dari stok makanan yang tidak


menentu sama berbahayanya dengan kemungkinan tertular virus.
“Soal kabar evakuasi, kami pun hanya bisa menunggu dan berharap
dapat terwujud.”

Fahmi mengatakan Kedutaan Besar RI di Beijing selalu mengontak


dan mengecek keberadaan warga Indonesia di Wuhan. “Saat KBRI
mengontak pada 23 Januari lalu, sudah ada opsi evakuasi,” ucap
Fahmi. Pelaksana tugas juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku
Faizasyah, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 27 Januari lalu,
menyatakan pemerintah sudah siap melakukan evakuasi, tapi masih
menunggu "lampu hijau" dari pemerintah Cina.

ABDUL MANAN, AHMAD FAIZ (JAKARTA)


Cina | Pemerintah Cina

Babak Baru Virus Corona
majalah.tempo.co
3 mins read

S
truktur virus corona yang mewabah di Wuhan hampir sama
dengan virus penyebab SARS dan MERS. Dapat dilawan
dengan daya tubuh yang baik.

Perawatan terduga pasien virus corona di Rumah Sakit


Pusat Wuhan, Cina, 25 Januari 2020. The Central Hospital
of Wuhan via Weibo/via REUTERS

• Virus corona menumpang di badan manusia untuk berkembang biak.

• Obat HIV digunakan untuk mencegah sesak napas akibat corona.

• Kurkumin bisa menghalangi rusaknya sel paru karena corona.

PARA dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin


(RSHS), Bandung, kaget saat kedatangan seorang warga negara Cina
pada Ahad, 26 Januari lalu. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, pria 35
tahun itu datang membawa surat rujukan dari sebuah rumah sakit
di Kabupaten Bandung Barat. Isinya antara lain menyebutkan ia
menderita infeksi saluran pernapasan atas akut. Si pasien baru
kembali dari Cina dua pekan sebelumnya.

Tim dokter sepakat memasukkan pasien itu ke ruang isolasi karena


khawatir ia terjangkit novel coronavirus (2019-nCoV). Dari ruang
instalasi gawat darurat, yang sebenarnya satu kompleks dengan
ruang isolasi, ia diangkut dengan ambulans. Mobil ambulans
berputar melewati jalan raya di belakang rumah sakit, lalu masuk ke
pintu samping. “Kami khawatir kalau lewat jalur dalam pasien yang
lain akan tertular,” kata Ketua Tim Infeksi Khusus RSHS
Bandung, Yovita Hartantri, Kamis, 30 Januari lalu.

Beruntung, kondisi pasien itu segera membaik setelah diberi infus


dan obat penurun panas. Hasil pemeriksaan sampel lendir yang
dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan pun menyatakan dia tidak terjangkit virus
corona. Ia diperbolehkan keluar dari ruang isolasi pada Rabu, 29
Januari lalu. Seorang pasien lain yang diduga terserang
virus corona Wuhan karena baru pulang dari Singapura juga
dinyatakan negatif.

Hingga Jumat, 31 Januari lalu, belum ada pasien yang terkonfirmasi


menderita penyakit akibat virus corona jenis baru itu di Indonesia.
Virus itu sudah menyerang 13 orang di Singapura. Semuanya warga
negara Cina yang baru datang dari Wuhan. Di Malaysia, delapan
warga Cina yang baru tiba dinyatakan terjangkit virus tersebut.

Sebelum virus itu mewabah di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, sejak


akhir Desember 2019, para peneliti
mengidentifikasi coronavirus hampir enam dekade
lalu. Coronavirus mulai menjadi pusat perhatian setelah muncul
wabah sindrom pernapasan akut berat (SARS) pada 2002 di Cina yang
disebabkan oleh SARS-CoV dan penyakit sindrom pernapasan
TimurTengah (MERS) yang pertama kali teridentifikasi di Arab Saudi
yang dipicu MERS-CoV pada 2012. Kedua virus tersebut berasal dari
kelelawar. “Struktur virus corona yang baru pun hampir sama dengan
SARS dan virus yang berasal dari kelelawar,” ucap guru besar biologi
molekular Universitas Airlangga, Surabaya, C.A. Nidom.

Menurut Nidom, virus harus menumpang pada makhluk hidup lain


yang disebut inang, termasuk manusia, untuk dapat berkembang biak.
Ia menggunakan sel dalam tubuh inang untuk mereplikasi diri. Tubuh
manusia berusaha melawan invasi ini dengan mengerahkan pasukan
imun, di antaranya sitokin.
Masalahnya, kadang tubuh terlalu banyak memproduksi sitokin untuk
melawan virus yang masuk tersebut, yang dikenal dengan sebutan
badai sitokin. Akibatnya, sitokin tak hanya menghancurkan virus, tapi
juga merusak sel-sel tubuh. Badai sitokin ini bisa menyebabkan
pneumonia. Kondisi ini bisa dicegah dengan obat antiretroviral yang
biasa digunakan untuk pasien virus imunodefisiensi manusia (HIV).
“Sehingga kerusakan paru-parunya tak fatal,” ujar Nidom.
Pemerintah Cina meminta pasokan antiretroviral untuk mengatasi
krisis di negaranya.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropis dan


infeksi, Erni Juwita Nelwan, mengatakan berat-ringan penyakit yang
disebabkan oleh virus tersebut bergantung pada kondisi pasien.
Kebanyakan dari mereka yang terjangkit hingga meninggal berusia di
atas 60 tahun dan memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes
melitus, stroke, dan gagal ginjal.

Kalaupun mereka tak memiliki penyakit penyerta, usia yang sudah


menua pun secara alami menurunkan ketahanan tubuh. “Pasien 36
tahun yang meninggal tanpa penyakit penyerta pun mungkin daya
tahan tubuhnya sedang rendah,” kata dokter spesialis
paru, Erlina Burhan. Pada Jumat, 24 Januari lalu, otoritas Wuhan
menyebutkan seorang pria 36 tahun meninggal akibat virus tersebut.
Ia menjadi korban termuda.

Kalau daya tahan baik, Erni melanjutkan, meski terinfeksi, tubuh


akan melawan virus tersebut. Virus bersifat self-
limiting disease alias bisa mati sendiri. Obat diberikan hanya untuk
mengatasi gejala yang timbul. Obat penurun panas, misalnya, untuk
mengatasi demam dan obat antinyeri guna meredakan sakit kepala.
Jika terjadi sesak napas berat, pasien diberi ventilator.

Selain pemberian obat HIV, menurut Nidom, ada cara yang sudah
terbukti dapat mencegah rusaknya sel paru-paru akibat virus, yakni
menggunakan kurkumin. Nidom dan sejawatnya
meneliti keampuhan kurkumin untuk mengendalikan badai sitokin
dan menguatkan daya tahan tubuh. “Kurkumin antara lain dikandung
dalam kunyit, temulawak, dan jahe,” tuturnya.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung


Sugihantono mengatakan pemerintah mengupayakan pencegahan
penyebaran virus corona Wuhan dengan memeriksa suhu tubuh orang
yang datang dengan pesawat dan kapal, terutama yang berasal dari
Cina. Pemeriksaan dilakukan langsung di atas pesawat atau kapal
setelah mendarat. PT Angkasa Pura II, Anung menjelaskan, juga
menyediakan tempat parkir khusus bagi pesawat yang penumpangnya
menunjukkan gejala terserang virus tersebut. Tersedia 21 kapsul
evakuasi berupa tandu tertutup yang tersebar di beberapa bandar
udara untuk mengangkut orang yang diduga terserang virus tersebut.

NUR ALFIYAH, ANWAR SISWADI (BANDUNG)



Wabah
majalah.tempo.co
5 mins read

Pesan Mata-mata Pembawa
Petaka
majalah.tempo.co
4 mins read

K
ematian Jamal Khashoggi didahului peretasan telepon seluler
jutawan Jeff Bezos oleh spyware Pegasus buatan Israel. Orang
dekat Pangeran Muhammad bin Salman disorot.

Jeff Bezos dalam sebuah acara diskusi di Washington, DC,


September 2018. REUTERS/Joshua Roberts/File Photo

• Telepon seluler jutawan Jeff Bezos terbukti diretas setelah menerima pesan

aneh dari Pangeran Salman.

• Spyware itu mungkin disusupkan oleh Saud al-Qahtani, orang dekat Pangeran

Salman.

• Peretasan oleh spyware buatan Israel itu juga diduga berkaitan dengan

pembunuhan kolumnis Jamal Khashoggi.


SETELAH tiga pekan berkeliling Amerika Serikat, Pangeran
Muhammad bin Salman menyempatkan diri menghadiri perjamuan
makan malam yang digelar Brian Grazer, produser film A Beautiful
Mind, di Hollywood, Los Angeles. Di sanalah pada Rabu malam, 4
April 2018, itu, Putra Mahkota Arab Saudi tersebut bertemu dengan
para jutawan Amerika, seperti Robert Allen Iger, CEO The Walt Disney
Company; Evan Thomas Spiegel, pendiri perusahaan media sosial
Snapchat; Kobe Bryant, pengusaha dan legenda bola basket; serta
Jeffrey Preston Bezos, pendiri Amazon dan pemilik surat kabar
Washington Post.

Dengan nama terakhir itu, Pangeran Salman bertukar nomor telepon


seluler. Saat itu, Bezos mengirim pesan “Halo MBS” melalui
WhatsApp, yang esoknya dibalas “Halo, saya simpan nomor ini” oleh
Salman.

Kurang dari sebulan kemudian, pada 1 Mei 2018, Bezos menerima


sebuah pesan WhatsApp berisi file video sebesar 4,22 megabita.
Menurut laporan rahasia FTI Consulting—firma yang disewa Bezos
untuk menyelidiki dugaan peretasan telepon selulernya—sejak
menerima pesan itu, ponsel Bezos mulai mengirim data secara masif
dan tanpa izin. Ini terus terjadi dan meningkat selama berbulan-
bulan. Data yang keluar melonjak 29 ribu kali lipat dari rata-rata
sebelumnya.

Dari hasil uji forensik digital terhadap gawai itu, FTI menduga ponsel
Bezos telah diretas dengan spyware Pegasus bikinan NSO Group—
perusahaan jasa keamanan siber Israel—atau oleh program Galileo
buatan Hacking Team. Spyware adalah program komputer jahat yang
dirancang untuk memata-matai orang dengan meretas ponsel
sasaran. Spyware tersebut mungkin disusupkan oleh Saud al-Qahtani,
Presiden Federasi Keamanan Siber, Pemrograman, dan Pesawat
Nirawak Saudi.

Al-Qahtani lama bekerja sama dengan Hacking Team, pengembang


program yang digunakan banyak negara untuk memata-matai
pembangkang dan kepentingan lain. Jutawan Saudi itu bahkan
membeli 20 persen saham Hacking Team, yang diduga atas nama
pemerintah Saudi. Menurut FTI, pada Mei 2015, dua klien Hacking
Team meminta perusahaan itu membuat program yang bisa
menginfeksi ponsel melalui pesan WhatsApp.

Dua Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pembunuhan


di Luar Hukum, Agnès Callamard dan David Kaye, merilis laporan
serupa. Mereka yakin ponsel Bezos diretas dengan Pegasus-3 dari
NSO Group yang diserahkan kepada rezim Saudi, khususnya Pengawal
Kerajaan Saudi, pada November 2017. “Dugaan peretasan telepon
Bezos dan yang lain menuntut penyelidikan segera oleh Amerika dan
otoritas terkait lain,” kata Callamard dan Kaye di Jenewa, Swiss, pada
Sabtu, 25 Januari lalu.

Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman dalam acara kenegaraan di Riyadh, 12
Januari 2020. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via
REUTERS

Peretasan tersebut ditengarai memungkinkan orang-orang dekat


Pangeran Salman memperoleh data pribadi dan rahasia tentang
kehidupan pribadi Bezos. Informasi itu kemudian dibocorkan ke
tabloid Amerika, National Enquirer. Pada Februari 2019, Bezos
menuduh media itu telah “memeras” dirinya setelah
mempublikasikan pesan-pesan teks antara dia dan selingkuhannya,
mantan presenter televisi, Lauren Sánchez. Sebulan sebelumnya, dia
dan istrinya, MacKenzie Bezos, mengumumkan rencana bercerai.

Penyelidikan dua Pelapor Khusus PBB tadi juga mengungkap kronik


sebelum pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis Saudi dan kolumnis
surat kabar Washington Post. Ponsel Yahya Assiri, aktivis hak asasi
manusia Saudi; dan Omar Abdulaziz, aktivis politik Saudi, ternyata
juga diretas. Keduanya sering berkomunikasi dengan Khashoggi. Dua
ponsel pembangkang Saudi, Ghanem al-Dosari, pun diserang dengan
pesan teks yang terindikasi menggunakan infrastruktur NSO Group.
Ponsel pejabat Amnesty International di Saudi juga menjadi sasaran
infeksi melalui tautan WhatsApp yang mengarah ke situs yang
dikendalikan NSO Group.

Khashoggi, pengkritik keras Kerajaan Saudi, disiksa dan dibunuh di


konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Badan
Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) menyatakan Pangeran Salman
terlibat dalam pembunuhan itu, tapi dibantah pemerintah Saudi.

Pemerintah Saudi membenarkan informasi kematian Khashoggi di


dalam konsulatnya, tapi mereka berdalih bahwa dia tewas karena
interogasi yang berakhir buruk. Pada 24 Desember 2019, pengadilan
pidana Riyadh mengadili sebelas terdakwa kasus pembunuhan itu.
Tanpa menyebut nama-nama terdakwa, pengadilan menjatuhkan
vonis mati kepada lima orang dan tiga lainnya dihukum penjara
dengan masa hukuman bervariasi karena “perannya dalam menutup-
nutupi kejahatan dan melanggar hukum”. Tiga orang dibebaskan.

Jaksa menyatakan wakil kepala badan intelijen, Ahmad al-Asiri,


mengawasi interogasi terhadap Khashoggi atas nasihat Saud al-
Qahtani. Keduanya orang dekat Pangeran Salman. Al-Qahtani
diselidiki, tapi tidak didakwa karena kurang bukti. Al-Asiri diadili,
tapi kemudian dibebaskan karena alasan yang sama. Keduanya
dipecat dari jabatan masing-masing.

Pengadilan juga menyatakan Mohammad al-Otaibi, Konsul Jenderal


Saudi di Istanbul saat itu, tidak bersalah dan dibebaskan dari tahanan
karena alibi yang diperkuat sejumlah saksi di Turki. Pelapor PBB
menilai pengadilan Riyadh yang tertutup itu tak memenuhi standar
internasional peradilan dan belum mengungkap otak di belakang
pembunuhan.

Di Amerika Serikat, terbongkarnya peretasan ponsel Jeff Bezos


mendorong pembukaan kembali kasus pembunuhan Khashoggi yang
masih gelap dan ancaman Pegasus. Chris Murphy, senator Partai
Demokrat dari Connecticut, Amerika Serikat, memulainya dengan
mengirim surat tentang perlunya penyelidikan dugaan peretasan
ponsel Bezos. Surat itu ditujukan kepada Direktur Intelijen Nasional
(DNI) Joseph Maguire dan Direktur Biro Penyelidik Federal (FBI)
Christopher Wray pada Rabu, 29 Januari lalu. “Operasi terhadap
Bezos menimbulkan kekhawatiran serius bahwa warga negara
Amerika lain mungkin secara sengaja menjadi sasaran Kerajaan Arab
Saudi,” tulis Murphy.

Ron Wyden, senator Partai Demokrat dari Oregon, meminta Presiden


Donald Trump merilis laporan mengenai kematian Khashoggi.
Tujuannya, kata anggota Komisi Intelijen Senat itu, “Menyebut nama-
nama orang yang memerintahkan (pembunuhan), yang terlibat, dan
apa yang mungkin dilakukan untuk mencegahnya.”

Nama Saud al-Qahtani mencuat sebagai orang di balik peretasan oleh


Pegasus. Namun, sejak dipecat dari jabatan di pemerintahan setelah
kasus Khashoggi mencuat, Al-Qahtani seakan-akan lenyap ditelan
bumi. Menurut Middle East Eye, dia tak lagi tampak di muka umum
atau menulis di media sosial seperti yang rutin dilakukannya.
Pada 28 Agustus 2019, Iyad al-Baghdadi, aktivis Palestina dan
pengkritik rezim Saudi yang eksil ke Oslo, Norwegia, sempat mencuit
bahwa dia menerima kabar Al-Qahtani telah dibunuh dengan racun
oleh Pangeran Salman. “Sumber ini berkedudukan baik dan
informasinya layak dipercaya selama hampir setahun. Saya tak bisa
mengungkap apa pun tentang sumber ini,” tulisnya di Twitter.

Badan intelijen Norwegia kemudian menempatkan Al-Baghdadi di


bawah perlindungan khusus setelah CIA memperingatkan bahwa
nyawa aktivis itu dalam bahaya dan mungkin menjadi sasaran agen
intelijen Saudi. Hingga kini, baik Al-Qahtani maupun pemerintah
Saudi belum mengeluarkan pernyataan apa pun atas isu yang
dilontarkan Al-Baghdadi.

IWAN KURNIAWAN (AL JAZEERA, VANITY FAIR, BBC, THE


GUARDIAN, THE TIMES OF ISRAEL )

Pengukur Hemoglobin tanpa
Tusukan/Tempo
majalah.tempo.co
2 mins read

• Kadar hemoglobin bisa diukur dengan mudah tanpa perlu mengambil sampel

darah lewat tusukan jarum di jari.

• Kekurangan hemoglobin bisa memicu tubuh pucat dan cepat lelah.

• Pengukuran hemoglobin sejak dini membantu mengetahui kondisi kesehatan ibu

hamil.

D
OSEN Institut Teknologi Bandung, Hasballah Zakaria,
bersama tim mahasiswanya membuat purwarupa Hemocare
untuk mengukur kadar hemoglobin dalam darah yang
praktis dan noninvasif. Dengan perangkat ini, pemeriksaan
hemoglobin bisa dilakukan tanpa perlu mengambil sampel darah
lewat tusukan jarum di ujung jari.
Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang juga berisi
zat besi. Komponen utama sel darah merah ini sangat penting untuk
mengikat oksigen. Orang yang kekurangan sel darah merah dan
hemoglobin bisa mengalami anemia sehingga tubuhnya pucat dan
mudah lelah.

Hemocare berbentuk kotak kecil yang memiliki slot atau lubang kecil
untuk menjepit jari, tapi tak sampai menyakitkan. Selain mengukur
kadar hemoglobin, Hemocare bisa menghitung detak jantung. “Hanya
30 detik untuk pengambilan data. Setelah itu, hasilnya keluar,” ucap
Hasballah saat ditemui Tempo di ruang kerja laboratorium Sekolah
Teknik Elektro dan Informatika ITB pada Selasa, 14 Januari lalu.

Menurut Hasballah, jari tangan mana pun bisa digunakan dalam


pemeriksaan Hemocare. Dia mendemonstrasikan pemeriksaan dengan
jari telunjuk kiri. Hasilnya langsung terpampang di layar monitor
alat. Layar menunjukkan angka 16,3 untuk hemoglobin dan 84 untuk
detak jantung atau heart rate. “Sesuai dengan kategori dokter,
hemoglobin saya normal,” kata pengajar di Kelompok Keahlian Teknik
Biomedika tersebut.

Hasballah mengatakan Hemocare awalnya dibuat untuk membantu


para ibu hamil. Belum ada alat khusus yang bisa memeriksa kadar
hemoglobin dengan mudah dan murah. Pengukurannya masih
disatukan dengan fungsi pemeriksaan lain dan ujung jari harus
ditusuk jarum. Hasil pemeriksaan pun tak secepat Hemocare.
Menurut Hasballah, risiko kematian ibu hamil karena perdarahan bisa
mencapai 60 persen. Kadar hemoglobin rendah pada ibu hamil bisa
berdampak anak yang dilahirkan sakit dan mengalami stunting.
Risiko kondisi tersebut bisa diminimalkan melalui pemeriksaan
hemoglobin sejak awal masa kehamilan. “Mereka sangat rentan
kurang darah karena malas makan akibat suka muntah-muntah.
Untuk ibu hamil, yang kritis itu hemoglobin,” ucap Hasballah.

Hemocare bekerja dengan mengidentifikasi profil warna darah.


Ketika disorot cahaya, menurut Hasballah, warna darah seperti
transparan. Namun sebenarnya darah memiliki warna merah yang
berbeda-beda. Mata manusia sulit mengenalinya. “Sensor cahaya bisa
membedakan perubahan warna darah itu,” katanya.

Perangkat itu dilengkapi lampu light-emitting diode (LED) untuk


menyorot ujung jari saat dimasukkan ke slot penjepit. Lampu ini lebih
murah ketimbang laser, tapi memiliki fungsi sama. Sensor pada alat
mampu menangkap perubahan warna darah di ujung jari pengguna
sekaligus menghitung denyut jantung. Hasil pembacaan sensor
ditampilkan dengan angka yang menggambarkan kondisi hemoglobin
pengguna.

Hemocare sudah dikalibrasi dengan hasil pemeriksaan kadar


hemoglobin yang dilakukan secara konvensional. Meski demikian,
penggunaan Hemocare untuk uji coba masih terbatas di lingkungan
kampus dan belum dites di rumah sakit. Menurut Hasballah, konsep
dan mekanisme kerja Hemocare sudah berhasil dan bentuknya tinggal
disesuaikan dengan rancangan produsen yang berminat
memproduksinya secara massal. Hasballah dan timnya tengah
mengurus paten alat dan berencana meneruskan riset pada 2021.


Teknologi Peduli Kanker
majalah.tempo.co
1 min read

H
ARI Kanker Sedunia diperingati setiap 4 Februari. Tahun
ini adalah titik pertengahan kampanye tiga tahunan “I Am
and I Will” (2019-2021). Kampanye tersebut berupa seruan
untuk mendorong komitmen pribadi dan menciptakan kekuatan aksi
individu saat ini guna mempengaruhi masa depan. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), kanker adalah penyebab kematian tertinggi
kedua di dunia. Pada 2018 saja, ada 9,6 juta kematian yang
disebabkan oleh kanker dan 70 persen di antaranya terjadi di negara
miskin dan menengah. Deteksi dini dapat mengurangi kematian
karena kanker. Selain melalui pengobatan, penanganan kanker bisa
dilakukan dengan perawatan paliatif.

Realitas Virtual Pereda Sakit


Teknologi Peduli Kanker/Tempo

Perangkat realitas virtual buatan AppliedVR Inc ini merupakan VRx


alias untuk tujuan perawatan paliatif. AppliedVR akan melatih otak
mengelola rasa sakit. Terdapat berbagai modul realitas virtual dengan
tujuan tertentu, misalnya melatih pernapasan, memandu relaksasi,
permainan interaktif, pendidikan mengenai rasa sakit, dan
mindfulness. Alat ini bisa diperoleh hanya melalui pemesanan.

Laboratorium Mulut

Teknologi Peduli Kanker/Tempo

Peralatan bernama MouthLab buatan Aidar Health ini dapat


mendeteksi dini gejala kanker mulut dan payudara. Dengan
meletakkan bagian ujung alat ini di antara bibir dan gigi selama 30
detik, sensor-sensor akan mengumpulkan data parameter kesehatan
yang berbeda dari napas, air ludah, serta selaput mukosa. Data
tersebut lalu dikirim ke telepon seluler atau komputer pengguna.
Namun alat ini baru tersedia untuk keperluan penelitian karena
belum mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Amerika Serikat (FDA).
Topeng Penghilang Nyeri

Teknologi Peduli Kanker/Tempo

Berbentuk seperti perangkat realitas virtual, alat bernama Sana ini


menggunakan kejutan gelombang cahaya dan suara untuk
menghilangkan rasa nyeri kronis dan parah tanpa menggunakan obat-
obatan. Penggunaan Sana selama 16 menit dapat menimbulkan
relaksasi mendalam dan menyeimbangkan belahan otak sehingga
akan meringankan rasa sakit.

Mikroskop Kanker Serviks

Teknologi Peduli Kanker/Tempo


Profesor dari Duke University di Durham, North Carolina, Amerika
Serikat, Nimmi Ramanujam, dan timnya merancang Pocket
Colposcope yang mudah dibawa ke mana-mana. Colposcope—
mikroskop khusus untuk memeriksa ketidaknormalan di leher rahim
—berukuran saku ini memungkinkan deteksi gejala kanker serviks di
mana saja. Harganya hanya seperempat colposcope yang biasa
digunakan dokter spesialis kandungan, yang mencapai Rp 200 juta.


Menguntit Dua Kopral ke
Medan Perang
majalah.tempo.co
3 mins read

F
ilm 1917 menyuguhkan sisi lain kecamuk perang. Digarap
dengan konsep kamera sekali rekam. Memenangi dua piala
Golden Globe 2020.

George McKay dalam 1917./imdb

MENGEMAS film tentang Perang Dunia I dengan teknik one shot. Ide
gila setengah mustahil itu muncul dari Sam Mendes, sutradara asal
Inggris. Tak pelak, saat menyodorkan konsep itu ke tim sinematografi
yang diketuai Roger Deakins, Mendes sempat dikira bercanda. Mereka
berpikir, mana mungkin film epik berlatar medan laga bisa digarap
dengan sudut pandang satu kamera saja.

Teknik one shot seluruh pengambilan gambar yang (seperti) diambil


sekali saja pernah dicoba sutradara lain. Birdman (2014), film terbaik
Oscar 2015, misalnya, dikemas sutradara Alejandro González Iñárritu
dengan cara tersebut. Betapapun demikian, teknik itu tidak betulan ia
terapkan. Adegan Birdman tetap diambil berkali-kali, tapi potongan-
potongan itu lalu disatukan sehingga tampak seperti memakai teknik
sekali rekam. Salah satu kuncinya ada pada pencahayaan, yakni
bagaimana menjaga perubahan tingkat keterangan antaradegan tetap
alami.

Konsep demikianlah yang juga diterapkan Mendes dan Deakins dalam


1917. Ini menjadi pekerjaan mahasulit, mengingat film perang identik
dengan tembakan, aksi gelut fisik, bom di sana-sini, juga kerusakan
yang meranggas. Namun segala keribetan itu berbuah dua piala
Golden Globe: satu untuk Mendes sebagai sutradara terbaik dan satu
lagi buat 1917 sebagai film terapik. Visual 1917 memang ciamik.
Tempo gerakan kamera yang kadang cepat kadang amat lambat
berhasil membangun emosi dan keterikatan penonton dengan dua
tokoh utama, William Schofield dan Tom Blake. Bahkan kadang
penonton seperti dibuat menahan napas pada detik-detik genting
antara hidup dan mati.

(dari kiri) Dean-Charles Chapman dan George McKay dalam 1917./1917.movie

Schofield (diperankan George MacKay) dan Blake (Dean-Charles


Chapman) adalah dua kopral Inggris yang terlibat kecamuk Perang
Dunia I. Mereka diutus Jenderal Erinmore (Colin Firth) untuk
mencegah pasukan Inggris pimpinan Kolonel MacKenzie (Benedict
Cumberbatch) menyerang Jerman. Masalahnya, pasukan MacKenzie
sudah berada di garda depan. Mereka yakin bisa berjaya karena
mengira pasukan Jerman sudah sekarat. Padahal itu sebenarnya
hanya jebakan Jerman untuk mengelabui pasukan Inggris yang
kelewat percaya diri.

Mau tak mau, Blake dan Scho—panggilan Schofield—mesti nekat


menerobos wilayah Jerman demi mencegah 1.600 prajurit Inggris
tewas sia-sia. Bagi Blake, misi ini sentimental lantaran kakaknya
tergabung dalam pasukan MacKenzie, yang bermarkas di 2nd Devons.
Tapi tidak bagi Scho. Ia kesal dilibatkan Blake dalam perjalanan
penuh marabahaya tersebut. Terlebih Scho bukan tipe prajurit yang
peduli terhadap medali dan penghargaan.

Kamera menguntit ke mana pun dua tokoh utama ini pergi, membuat
kita merasakan sensasi perjalanan mereka sesuai dengan pergerakan
kamera. Kadang kamera merekam dari belakang Blake dan Scho,
seperti saat keduanya menyusuri parit sempit di markas Inggris. Dari
sudut pandang ini, kita akan ikut kepayahan saat berdesakan dengan
para serdadu berwajah kuyu, juga dengan korban perang yang
terserak. Namun, pada detik berikutnya, kamera menyelinap ke depan
sehingga kita melihat mayat-mayat yang penampakannya membuat
bergidik. Kita pun akan berserobok dengan wajah jeri Scho dan
menelan kengeriannya saat terperosok ke satu kubangan di kawasan
lawan, juga ketika ledakan pesawat menyongsong tiba-tiba.

Dalam adegan lain, kamera menangkap dari jarak agak jauh.


Terpampanglah lanskap wilayah musuh di sebelah utara Prancis yang
masih harus dilalui Blake dan Scho. Sudut pandang kamera ini
menyampaikan tipisnya peluang dua prajurit itu, dan kerdilnya
mereka di kandang lawan. Itu sekaligus menjadi salah satu momen
yang membuat kita menyadari betapa jenius Mendes dan Deakins
dalam membuat semua adegan terhubung. Seolah-olah tak pernah ada
cut sama sekali, pengambilan gambar 1917 kenyataannya berlangsung
65 hari. Kepada media Sky News, Mendes bahkan berseloroh sempat
kesal terhadap diri sendiri karena membikin film serumit ini. “Entah
apa yang sudah saya perbuat pada diri ini,” ujarnya.

1917

Bagaimana kamera tampak terus bergerak tapi tetap stabil dan


pengaturan tempo yang pas membuat kengerian perang tersampaikan
dengan intens. Teknik one shot ini sekaligus memberikan pengalaman
sinematik baru untuk sebuah film perang karena mata—juga tubuh—
kita terasa ikut letih. Persis seperti peperangan yang tak mengizinkan
prajurit-prajurit yang terlibat mengambil jeda dan hilang waspada.
Juga seperti kondisi Scho dan Blake yang empot-empotan dikejar
waktu karena nasib ribuan prajurit Inggris berada di tangan mereka.

Medan yang dilewati Scho dan Blake menyuguhkan kesan betapa


durjananya perang. Ladang yang subur dan indah diporak-
porandakan tentara Jerman menjadi parit dan bunker persembunyian.
Pohon-pohon ditebang, kuda ditembaki, untuk memperdaya lawan.
Padang hijau dan langit biru jernih berpilin dengan kubangan lumpur,
mayat, dan bau kematian yang menguar di depan hidung Scho dan
Blake. Arena pertempuran itu kebanyakan dibangun sungguhan oleh
Mendes, mengingat untuk 1917 dia mengklaim tak banyak
mengandalkan teknologi computer-generated imagery.

Mendes menyebutkan cerita film ini terilhami oleh kisah kakeknya,


Alfred H. Mendes, yang dalam Perang Dunia I juga menjadi pembawa
pesan seperti Blake dan Scho. Peristiwa itu adalah bagian dari
Operasi Alberich, yang berlangsung pada April 1917. Walau kisahnya
sederhana, dramatisasi oleh Mendes, sinematografi Deakins (Blade
Runner 2049), dan musik yang impresif dari Thomas Newman,
membuat 1917 melambung sebagai salah satu film perang legendaris.
Film ini dianggap menandingi Saving Private Ryan (1998), juga
Dunkirk (2017), yang sama-sama menjahit ketegangan dengan rapi.

Film 1917 tak hanya bermuatan kisah heroik, tapi juga, seperti film
lain Mendes, menggugah imaji kita akan sebuah rumah. Bagi Blake,
peperangan hanyalah jalan terakhirnya untuk kembali ke keluarga,
dan karena itu ia menjalankan misinya dengan sepenuh hati. Adapun
Scho melihat perang sebagai kematian. Ia tak peduli sampai
kemudian perjalanan singkatnya dengan Blake mengubah sudut
pandangnya.

ISMA SAVITRI

Anda mungkin juga menyukai