2
MF 1 (saat alat angkut bekerja secara penuh, 3. Arcgis 10.3
dan alat muat mempunyai waktu untuk
2) Prosedur Penelitian
menunggu)
1. Studi Pustaka
MF 1 (alat muat bekerja secara penuh, dan alat
Studi pustaka adalah kegiatan pengumpulan
angkut mempunyai waktu untuk menunggu)
informasi yang relevan dengan topik serta
6) Biaya Reklamasi masalah yang menjadi obyek penelitian.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-
Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang buku, jurnal, internet, dan sumber-sumber
dan Peraturan Menteri Energi Sumber Daya lain.
Mineral Nomor 7 Tahun 2014 tentang 2. Survey Awal
Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang Pada Survey awal bertujuan untuk mengamati
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan secara langsung kondisi quarry, mengamati
Batubara bahwa biaya reklamasi terdiri dari: jenis tanaman asal dan mengamati lahan bekas
1. Biaya langsung tambang PT. Gilgal Batu Alam Lestari.
1) Biaya pembongkaran fasilitas tambang
3) Pengumpulan Data
(bangunan,jalan, kantor, dll).
Pengumpulan data terdiri dari pengumpulan
2) Biaya penataan lahan terdiri dari:
data primer serta data sekunder.
- Sewa alat-alat berat
1. Data Primer
- Pengaturan pada permukaan lahan
1) Luas area reklamasi
- Pengisian kembali pada area lahan
2) Dimensi timbunan top soil dan
bekas tambang
overburden
3) Biaya reklamasi meliputi:
2. Data Sekunder
- Analisis kualitas tanah
1) Peta topografi
- Pemupukan
2) Spesifikasi alat mekanis
- Pengadaan bibit
4) Pengolahan Data
- Penanaman, dll
1. Perencanaa penataan lahan
4) Biaya untuk pekerjaan sipil sesuai pada
Penataan lahan berpengaruh terhadap
peruntukan area lahan pasca tambang.
volume tanah yang akan dipindahkan dan
Σ biaya penataan lahan + Σ biaya penebaran top produktivitas kerja alat muat mekanis yang
soil + Σ biaya pembuatan lubang tanam dihitung berdasarkan spesifikasi alat dan
(2) untuk mengetahui waktu kerja untuk
2. Biaya Tidak Langsung kegiatan reklamasi.
1) Biaya mobilisasi serta demobilisasi alat 1) Volume timbunan top soil dan
2) Biaya perencanaan reklamasi overburden
3) Biaya administrasi serta keuntungan
V = ⁄ x (L1 + L2) x t (5)
kontraktor
4) Biaya Supervisi Keterangan:
Biaya mobilisasi serta demobilisasi alat + Biaya V : Volume timbunan (m³)
perencanaan reklamasi + Biaya administrasi L1 : Luas penampang atas(m²)
serta keuntungan bagi pihak ketiga sebagai L2 : Luas penampang bawah (m²)
pelaksana reklamasi tahap operasi produksi +
t : Tinggi (m)
Biaya supervisi (3)
2) Produktivitas alat muat mekanis
Biaya total :
a. Produksi alat gali muat
Σ biaya langsung + Σ biaya tidak langsung
(4) Produksi per siklus
1) Alat Penelitian q= xK (6)
Alat penelitian yang digunakan adalah sebagai
berikut: Keterangan:
1. GPS q : Produksi per siklus (m³)
2. Meteran q1 : Kapasitas munjung (m³)
3
K : Faktor pengisian bucket q : Produksi per siklus (m3)
CT : Waktu Edar ( menit)
Produksi per jam
60 : Konversi jam ke menit
q E : Efisiensi kerja
Q= (7)
C 3) Faktor pemadatan tanah
F=VxK (12)
Keterangan:
Keterangan :
Q : Produksi per jam (m³/jam)
F : Faktor pemadatan
q : Produksi per sisklus
V : Volume tanah
CT : Waktu edar (detik)
K : Faktor konversi volume tanah
3600 : Konversi jam ke detik
E : Efisiensi Kerja 4) Match Factor (MF)
b. Produksi alat angkut n n c
MF =
Produksi per siklus n c
(13)
q=nx xK (8)
Keterangan :
Keterangan: n : Banyak bucket alat muat
Q : Produksi per jam (m³/jam) nH : Jumlah alat angkut
n : Jumlah pengisian bucket cH : Waktu edar alat angkut
q1 : Kapasitas munjung (m³) nL : Jumlah alat muat
K : Faktor pengisian bucket cL : Waktu edar alat muat
Produksi per jam 2. Sistem penataan lahan berdasarkan
q kebutuhan top soil.
Q= (9) Untuk mengetahui kebutuhan top soil yang
C
diperlukan untuk penataan lahan maka
Keterangan: yang harus dilakukan yaitu menentukan
Q : Produksi per jam (m³/jam) sistem penataan lahan.
q : Produksi per sikls (m³) 1) Sistem perataan tanah
CT : Waktu edar (detik)
3600 : Konversi jam ke detik V=Axt (14)
E : Efisiensi kerja
Keterangan:
c. Produksi alat gusur V : Volume tanah (m³)
A : Luas area (m²)
Produksi per siklus
t : Ketebalan tanah (m)
q = L x H² x a
2) Sistem guludan
(10)
Keterangan: uas area per a
n= (15)
q : Produksi Per siklus (m³) s l p
L : Lebar blade (m³)
H : Tinggi Blade (m) Keterangan:
a : Faktor blade n : Jumlah guludan per Ha
l2 : Lebar bawah guludan (m)
produksi per jam p : Panjang guludan (m)
q s : Spasi antar guludan (m)
Q =
C
Vg = (p x l x t) + 2 ( x a x p x t) (16)
(11)
Keterangan: Keterangan:
Q : Produksi per jam (m3/jam) Vg : Volume guludan
p : Panjang (m)
4
a : Alas (m) Keterangan :
l : Lebar (m)
T : Waktu kerja
t : Tinggi (m)
Ttotal : Waktu total pembuatan
Vt = A x n x Vg (17) lubang tanam
Tlubang tanam : Waktu membuat 1 lubang
tanam
Keterangan:
n : Jumlah lubang tanam
Vt : Volume tanah (m³)
Vg : Volume guludan (m³) 2) Biaya reklamasi
n : Jumlah guludan
1. Biaya langsung
A : Luas area (Ha)
Σ biaya penataan lahan Σ biaya
3) Sistem pot/lubang tanam penebaran top soil Σ biaya
pembuatan lubang tanam (22)
n= (18)
2. Biaya tidak langsung
Keterangan: Biaya mobilisasi serta demobilisasi
n : Jumlah pot per Ha alat + Biaya perencanaan reklamasi
St : Jarak tanam (m) + Biaya administrasi serta
keuntungan bagi pihak ketiga
Sb : Jarak antar baris (m)
sebagai pelaksana reklamasi tahap
operasi produksi + Biaya supervisi
Vp = ( )xhxt (19)
(23)
Keterangan: Keterangan:
Vt : Volume tanah (m³) B : Biaya investasi alat
A : Luas area (Ha) N : Total biaya sewa alat per jam
n : Jumlah pot per Ha W’ : Jam kerja dalam 1 tahun
Vp : Volume pot (m³) A : Umur ekonomis alat
5
tanah dari gembur ke padat maka didapatkan 2) Sistem Penataan Lahan Berdasarkan
volume tanah yang akan ditata yaitu 60.642,31 Kebutuhan Top Soil
LCM. Kegiatan pembongkaran dan pengangkutan Pada sistem penataan lahan dilakukan
dilakukan dengan menggunakan alat Excavator perhitungan kebutuhan tanah pucuk yaang
Komatsu PC 200-8 dan Dumptruck Mitsubishi diperlukan untuk penataan areal reklamasi.
colt diesel 120 PS. Berdasarkan faktor keserasian
Tabel 4. Sistem Penataan Lahan
(match factor) dengan nilai 1 maka kebutuhan
alat 1 unit excavator mampu melayani 3 unit Volume top
Sistem penataan Kebutuhan top
No soil yang
lahan soil
dumptruck. tersedia
1 Sistem perataan tanah 15.300 BCM
Tabel 1. Penampang cross section 2 Sistem guludan 5.163,75 BCM 38.250 LCM
3 Sistem pot 1.950,75 BCM
Melihat penggunaan tanah pucuk dari
Luas Jarak antar
Volume ketiga sistem penataan lahan diatas, maka sistem
No penampang penampang penampang
(m3)
(m2) (m) perataan tanah dipilih karena ketersedian top soil
1
A-A’ 68,64
40 3.242
dan overburden yang mencukupi. Pemilihan
B-B’ 93,46
B-B’ 93,46
sistem perataan tanah diasumsikan dengan hasil
2 40 5.422
C-C’ 177,67 akhir lahan bekas tambang akan membentuk
C-C’ 177,67 elevasi yang sama. Berdasarkan beberapa
3 40 7.888
D-D’ 216,73
D-D’ 216,73 pertimbangan bahwa sistem perataan tanah lebih
4 40 7.341,60
E-E’ 150,35 ekonomis dikarenakan top soil yang tersisa tidak
E-E’ 150,35
5
F-F’ 141,88
40 5.844,60 terlalu banyak dan penataan lahannya lebih
6
F-F’ 141,88
40 6.493,80
maksimal karena semua lahan nya tertutup oleh
G-G’ 182,81
G-G’ 182,81
top soil dan mendukung peruntukan reklamasi
7 40 6.379
H-H’ 136,14 yang dilaksanakan dalam bentuk revegetasi.
H-H’ 136,14
8 40 4.765,20
I-I’ 102,12 3) Perencanaan Penebaran Tanah Pucuk
Jumlah 47.376,80
Volume tanah pucuk yang tersedia dilapangan
adalah 38.250 LCM. Berdasarkan sistem penataan
Material tanah penutup diambil dari quarry. lahan menggunakan metode perataan tanah maka
pengambilan tanah penutup memiliki jarak 403 m volume tanah pucuk yang akan ditata yaitu 15.300
dari areal reklamasi. Pada kegiatan penataan LCM. Pada perhitungan faktor pemadatan atau
tanah penutup menggunakan bantuan alat konversi volume tanah dari gembur ke padat
mekanis yaitu Bulldozer Komatsu D85E-SS-2A. maka didapatkan volume yang akan ditata yaitu
Bulldozer berperan untuk menebar dengan cara 19.584 LCM. Kegiatan pembongkaran serta
meratakan timbunan hasil dumping dari tanah pengangkutan tanah pucuk dilakukan
loose yang diangkut oleh dumptruck yang berasal menggunakan alat Excavator Komatsu PC 200-8
dari tempat penimbunan (Bank soil). dan Dumptruck Mitsubishi colt diesel 120 PS
Tabel 2. Hasil Perhitungan Waktu Pengangkutan sedangkan untuk kegiataan penataan tanah pucuk
dan Pembongkaran Tanah Penutup menggunakan bantuan alat mekanis yaitu
Bulldozer Komatsu D85E-SS-2A. Material tanah
Cycle Volume
Alat Kapasitas Produksi Waktu
berat (m3)
time
(LCM/jam)
tanah
(hari)
penutup diambil dari quarry. Tempat
(detik) (LCM)
excavator 1 16 179,28
pengambilan tanah pucuk memiliki jarak 187 m
60.642,31 43
dumptruck 5 339,6 59,13 dari areal reklamasi.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Waktu Pengangkutan
Tabel 3. Hasil Perhitungan Waktu Penataan dan Pembongkaran Tanah Penutup
Tanah Penutup
Cycle Volume
Alat Kapasitas Produksi Waktu
Cycle Volume time tanah
Alat Kapasitas Produksi Waktu berat (m3) (LCM/jam) (hari)
time tanah (detik) (LCM)
berat (m3) (LCM/jam) (hari)
(detik) (LCM) excavator 1 16 179,28
19.584 12
dumptruck 5 282,6 71,05
Bulldozer 4,4 0,9 264,07 60.642,31 30
6
Tabel 6. Hasil Perhitungan Waktu Penataan IV. PENUTUP
Tanah Penutup
Kesimpulan
Cycle Volume 1) Perencanaan penataan lahan:
Alat Kapasitas Produksi Waktu
time tanah
berat (m3) (LCM/jam) (hari) a. Volume tanah penutup (overburden) yang
(detik) (LCM)
7
Hilmansyah, D., L. Pulungan, dan D.N. Usman.
2016. Rencana Teknis Reklamasi
Tambang Pasir Area Blok 4 Seluas 3 Ha di
PT Bunkasarana Pratama Desa Cibinong
Hilir, Kecamatan Cilaku, Kabupaten
Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Prosiding
Teknik Pertambangan Gelombang 1 Tahun
Akademik 2015-2016 di Jawa Barat, 199-
200.
Iskandar, 2008. Keberhasilan Reklamasi Lahan
Bekas Tambang untuk Tujuan Revegetasi,
Pertemuan Teknis Lingkungan dan
Penyerahan Penghargaan Lingkungan
Pertambangan, 10 Desember 2008 di
Kompleks Bidakara, Jakarta, 2-6.
Iskandar, 2012. Reklamasi dan Pengelolaan
Lahan Bekas Tambang, Seminar
Reklamasi dan Pengelolaan Lahan Bekas
Tambang serta Kewajiban Iuran
Pertambangan, 10-11 April 2012 di
Mutiara Teweh, 1-6.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
2014. Permen ESDM No. 7 Tahun 2014
tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pasca
Tambang pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Jakarta.
Romadhon, TT. 2013. Rencana Teknis Penataan
Lahan untuk Revegetasi di Lahan Bekas
Penambangan Batu Gamping dan Tanah
Liat PT Sahabat Mulia Sakti, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah, Skripsi Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Teknologo
Mineral UPN. September 2013.
8
Lampiran 1.