TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perencanaan
mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang sangat penting serta urutan teknis
pelaksanaannya. Oleh sebab itu perencanaan merupakan gagasan pada saat awal
kegiatan untuk menetapkan apa dan mengapa harus dikerjakan, oleh siapa, kapan,
perencanaan yang digunakan dan sasaran yang dituju, tetapi secara umum fungsi
pencapaian tujuan
7. Cara penggunaan dan penempatan sumber daya secara berdaya guna dan
berhasil guna
3
B. Pasca Tambang
tempat yang sifatnya sementara atau dilakukan selama adanya bahan galian yang
Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara maka setiap
lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah
reklamasi.
tambang :
Batubara.
3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008
dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Dalam upaya
4
dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, prinsip keselamatan dan
kesehatan kerja serta prinsip konservasi mineral dan batubara. Hal ini mengingat
C. Tambang Terbuka
penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan
(surface mining) merupakan satu dari dua sistem penambangan yang dikenal,
dilakukan di atas atau relatif dekat permukaan bumi dan tempat kerja
diantaranya yaitu:
1. Produksi tinggi
5
6. Recovery tinggi
Open pit adalah salah satu jenis tambang permukaan yang digunakan untuk
menambang bijih. Open pit umumnya dipergunakan pada bijih yang letaknya
tidak terlalu dalam dari permukaan bumi. Metode ini cocok dipakai untuk ore
pit mining, namun strip mining biasanya dipakai untuk penambangan batubara
6
2. Open Cast mining
Open cast mining yang hampir sama metodenya dengan open pit mining,
tetapi berbeda pada satu hal dimana tanah penutup tidak dibuang ke daerah
D. Pit Limit
limit juga harus memperhatikan nilai nisbah pengupasan yang ditetapkan. Batas
akhir penambangan (Pit Limit) merupakan batas wilayah layak tambang dari
cadangan.
7
Pit limit penambangan menentukan berapa besar cadangan yang akan di
tambang yang memaksimalkan nilai bersih total dari bijih tersebut. Nilai waktu
dari cost belum di perhitungkan dalam penentuan batas akhir pit. Batas akhir atau
paling luar dari suatu tambang terbuka yang masih diperbolehkan dengan
Metode untuk merancang sebuah batas tambang terbuka (ultimate open pit)
dibedakan oleh ukuran deposit, kuantitas dan kualitas data, kemampuan analisis,
dan asumsi dari seorang engineer tersebut. Langkah pertama untuk perencanaan
jangka panjang atau pendek adalah menentukan batas dari tambang (baik terbuka
maupun bawah tanah). Batas ini menunjukkan jumlah batubara yang dapat
penutup (overburden), jalan masuk, stockpile, dan semua fasilitas lain pada
E. Metode Backfilling
Backfill adalah istilah pada material yang digunakan untuk mengisi lubang
bukaan (bahan tambang telah selesai diambil) yang dihasilkan oleh aktivitas
penambangan. Backfilling pada tambang terbuka ini sangat berkaitan erat dengan
reklamasi dan pasca tambang dan ini diatur dalam peraturan perundangan-
8
Ditinjau dari sisi teknis backfilling dapat dilakukan dengan syarat :
1. Adanya lubang bukaan bekas tambang yang telah selesai diambil bahan
tambangnya.
2. Antara front penimbunan inpit dump dengan front penggalian lapisan tanah
penutup atau batubara terdapat jarak yang aman sehingga tidak mengganggu
kegiatan produksi.
Pada cara ini tanah penutup di buang ke tempat yang bahan galiannya sudah
digali. Peralatan yang banyak digunakan adalah Excavator, Power Shovel atau
Dragline. Metode backfilling cocok untuk tanah penutup yang bersifat: Tidak
diselangi oleh berlapis-lapis endapan bijih ( hanya ada satu lapis), Material atau
yang diambil dari lubang pit selanjutnya. Backfilling sangat dianjurkan pada
dekat dengan pemukiman, jika bekas tambang termasuk dalam lokasi penggalian
9
Hal-hal yang berhubungan dengan backfill meliputi :
1. Adanya kontaminasi material seperti bekas bahan bakar, aspal, dan limbah
overburden didalam lubang bukaan bekas tambang dimana bahan galian tambang
backfilling digging dapat berjalan dengan lancar, maka hal yang perlu
antara lain:
Elevasi puncak (dump crest) ditetapkan pada awal pembuatan dump. Truck
10
Dump dibangun dengan besarnya sudut kemiringan lereng sama dengan
membutuhkan biaya yang mahal. Dumping akan mulai pada kaki (toe) dari dump
final, yang berarti pengangkutan truck yang panjang pada awal proyek serta
diperlukan usaha yang cukup besar untuk pemadatan yang memenuhi persyaratan
reklamasi.
2. Terraced dump
Dapat diterapkan jika topografi tidak begitu curam pada lokasi timbunan.
Timbunan dibangun dari bawah ke atas dan tiap lift biasanya 20–40 meter
tingginya. Ada untung ruginya dari segi ekonomi antara jarak horisontal untuk
perluasan lift terhadap kapan memulai suatu lift baru. Lift-lift berikutnya terletak
Tempat penimbunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu waste dump dan
stockpile :
1. Waste dump adalah suatu daerah dimana suatu operasi tambang terbuka dapat
membuang material kadar rendah atau material bukan bijih yang harus digali
2. Stockpile digunakan untuk menyimpan material yang akan digunakan pada saat
yang akan datang, material yang akan disimpan dibagi menjadi bijih kadar
11
Tanah penutup atau tanah pucuk yang dapat digunakan untuk reklamasi.
melakukan pemilihan lokasi. Pemilihan lokasi waste dump yang akan digunakan
2. Topografi
4. Batas KP
6. Persyaratan reklamasi
7. Kondisi pondasi
pembuatan geometri jenjang tanah timbunan agar tidak terjadi longsor dan
bentuk timbunan memiliki bentuk umum yang sama dengan volume piramida
12
perhitungan volume piramida terpancung yaitu:
1
Volume= h( A 1+ A 2+√ A 1. A 2)..........................................................1
2
Dimana:
H = tinggi (m)
sebesar 450.
13
Penentuan lokasi penimbunan material penutup direncanakan sebagai
berikut dimana jarak dari permukan kerja (front penambangan) masih ekonomis,
tidak ada lapisan batubara di bawah lokasi yang dipilih atau cadangan batubara di
daerah tersebut tidak ekonomis, tidak mengganggu daerah yang akan ditambang,
sungai atau jalan, dan topografi permukaan diupayakan berupa lembah, material
pucuk dan material penutup yang telah dibongkar akan ditimbun kembali di area
tertutup oleh lapisan tanah penutup, maka untuk mencapai lapisan endapan
tersebut, biasanya dibuat jenjang/bench. Suatu jenjang yang dibuat harus mampu
pengupasan tanah penutup dan pengambilan bijih. Dimensi suatu jenjang dapat di
yang digunakan, material yang digali, jenis pembongkarang dan penggalian yang
digunakan dan batas kedalaman penggalian atau tebalnya lapisan endapan, serta
data sifat mekanik dan sifat fisik batuan untuk kestabilan lereng.
memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Penggalian oleh alat gali mekanis
menghasilkan sudut lereng antara 60-65 derajat. Sudut lereng yang lebih curam
14
Dalam pelaksanaan penambangan, pengontrolan sudut lereng jenjang
biasanya dilakukan dengan menandai lokasi pucuk jenjang (crest) sesuai dengan
desain yang telah dibuat menggunakan bendera kecil. Operator alat mekanis
diharapkan dapat menggali sampai batas lokasi bendera tersebut. Lokasi lobang
bagian atas material, agar berada pada posisi kerja yang aman.
2. Lebar Jenjang
lokasi penambangan. Lebar jenjang adalah jarak horisontal yang diukur dari ujung
lantai jenjang sampai batas belakang lantai jenjang. Lebar minimum yang akan
yang digunakan.
Tujuannya adalah menangkap batu-batuan yang jatuh, perlu bulldozer kecil atau
grader untuk membersihkan catch bench ini secara berkala. Di beberapa tambang
umumnya untuk jenjang yang tingginya 5-8 meter. Dalam hal ini jenjang dibuat
setiap dua atau tiga jenjang dengan tujuan untuk menerjalkan sudut lereng
15
3. Tinggi Jenjang
diterapkan dan jangkauan alat muatnya. Tinggi jenjang adalah jarak yang diukur
tegak lurus dari lantai jenjang (toe) hingga ujung jenjang bagian atas (crest).
Tinggi jenjang yang dibuat sangat dipengaruhi oleh sifat fisik, dan mekanik
Tinggi jenjang biasanya alat muat yang digunakan harus mampu pula
mencapai pucuk atau bagian atas jenjang. Jika tingkat produksi atau faktor lain
mengharuskan ketingggian jenjang tertentu, maka alat muat yang digunakan harus
16
H. Pertimbangan Desain Timbunan
panjang, dan dampak sosial. Faktor- faktor tersebut saling berkaitan dan terkadang
terjadi konflik atau tidak keselarasan faktor-faktor tersebut. Yang harus dicapai
1. Faktor Penambangan
Faktor-faktor yang termasuk di dalam bagian ini adalah aspek yang
Tarnsportasi merupakan salah satu bagian aktivitas yang memakan banyak biaya
peralatan juga sangat penting yang bergantung pada tipe dan lokasi timbunan
2. Kendala Fisik
kapasitas dump site merupakan kendala fisik yang penting dalam merencanakan
desain timbunan. Akses menuju dump site mungkin dibatasi oleh topografi yang
masalah ini.
17
3. Dampak Lingkungan
harus diperhatikan untuk meminimalisir dampak lingkungan ini adalah desain dari
dump site tersebut. Rancangan drainase untuk mengontrol air asam tambang yang
bahaya yang akan ditimbulkan dan periode paparan dari timbunan. Karena itu,
Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena alat mekanis
pemilihan alat untuk kegiatan pengupasan tepat dan cepat. Pemilihan alat mekanis
18
a. Waktu Edar Alat Gali Muat
Dimana:
q = q1 x K............................................................................3
Dimana:
q x 3600 x E
Q= ....................................................................4
CT
Dimana:
19
2. Bulldozer
(Resky, 2018):
Dimana:
q = q1 x K.............................................................................6
Dimana:
60
Q=q x x e x E x p ....................................................................7
Cm
20
Dimana:
E = Effisiensi kerja
e = Grade factor
p = Density (ton/m3)
3. Kebutuhan Alat
Berdasarkan hasil penelitian Diyah Kesuma Alam, dkk pada tahun 2015
dengan judul kajian perencanaan backfilling kolam bekas tambang pit 1 pada PT.
Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menyatakan bahwa kebutuhan alat gali dan
21