PROGRAM REKLAMASI
Berdasarkan hasil survey lapangan dan Peta RTRW lokasi IUP PT. Manoor Bulatn
Lestari berada di kawasan budidaya Kehutanan (KBK), di hutan alam kerapatan
tegakannya masih rapat dengan kombinasi pohon, semak belukar dan tiang.
Timbunan material penutup di luar tambang dapat dilihat pada tabel 3.2
Tahapan/tahun kegiatan
No. Rencana Kegiatan Satuan
I/2021 II/2022 III/2023 IV/2024 V/2025
1 Rencana Penumpukan OB di luar pit Ha 4 4 3 0 5
2 Rencana Penataan Kegunaan Lahan Ha - 8 3 5
3 Rencana Revegetasi Ha - 8 3 5
4 Kegiatan Pemeliharaan Revegetasi
a) Pemeliharaan Berjalan Ha - - - 8 8
b) Pemeliharaan Tahun I Ha - - -
c) Pemeliharaan Tahun II Ha - - -
III-2
c. Jalan tambang
d. Kolam pengendap
Fasilitas penunjang yang digunakan di areal IUP PT MBL antara lain kantor,
mess karyawan, penyimpanan BBM, masjid, bengkel dan gudang, termasuk
ROM stock. Fasilitas-fasilitas penunjang ini akan digunakan hingga kegiatan
tambang berakhir, dan akan direklamasi di periode pasca tambang.
a. Teknik Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam
kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar
dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya. Rehabilitasi lahan
adalah usaha memperbaiki, memulihkan kembali dan meningkatkan kondisi
lahan kritis agar dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai unsur produksi,
media pengatur tata air maupun sebagai unsur perlindungan alam lingkungan.
Untuk mendapatkan hasil yang memadahi dan memenuhi kaidah ilmiah
dan perundangan yang berlaku, lingkup kegiatan reklamasi meliputi sejumlah
tahapan. Adapun tahapan kegiatan reklamasi adalah sebagai berikut :
1) Inventarisasi lokasi reklamasi;
2) Penetapan lokasi reklamasi;
3) Perencanaan reklamasi yang meliputi penyusunan reklamasi dan
penyusunan rancangan reklamasi; serta
III-3
4) Pelaksanaan Reklamasi, meliputi :
a) Penyiapan lahan
b) Pengaturan bentuk lahan (landscaping)
c) Pengendalian erosi dan sedimentasi
d) Pengelolaan lapisan olah (top soil)
e) Revegetasi (usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas
tambang); serta
f) Pemeliharaan.
Lebih lanjut, dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan reklamasi
sejumlah kegiatan antara lain : pengaturan bentuk lahan, perataan tanah,
pembersihan lahan, pengendalian erosi dan sedimentasi, pembuatan bangunan
teras dan bangunan penyadap air, aplikasi pemupukan anorganik dan organik,
revegetasi bekas tambang; serta pengadaan sarana produksi dan melakukan
pemilihan jenis tanaman.
Sementara untuk kegiatan revegetasi sejumlah sarana yang perlu
dipersiapkan adalah :
1) Benih/bibit tanaman;
2) Pupuk Organik;
3) Pupuk Anorganik, serta
4) Pestisida/Insektisida.
Berdasarkan kondisi lahan dan biofisik yang ada di lokasi penambangan
PT.MBL, teknik reklamasi yang diusulkan adalah dengan menggunakan teras
gulud dan teras bangku, pemulsaan dan dam parit. Masing-masing dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Teras Gulud
a) Merupakan sistem pengendalian erosi secara mekanis yang berupa
barisan gulud yang dilengkapi rumput penguat gulud dan saluran air di
bagian lereng atas;
b) Bermanfaat untuk mengurangi laju limpasan permukaan dan
meningkatkan resapan air ke dalam tanah; serta
c) Dapat diterapkan pada tanah dengan infiltrasi/permeabilitas tinggi dan
tanah-tanah agak dangkal dengan lereng (slope) 10 sampai 30% seperti
yang banyak terjadi pada lahan bekas tambang.
III-4
2) Teras Bangku
Teras bangku (bench terrace), yaitu teras yang dibuat dengan cara
memotong lereng dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terbentuk
deretan menyerupai tangga. Hal ini bermanfaat untuk pengendali aliran
permukaan dan erosi. Teras bangku diterapkan pada lahan berlereng 10
sampai 40%, tanah bersolum dalam (> 60 cm), tanah yang relatif tidak mudah
longsor, dan tanah yang tidak mengandung unsur beracun bagi tanaman seperti
aluminium dan besi.
Dalam Gambar 3.1. menunjukkan rancangan konservasi tanah pada lahan
miring. Rancangan ini merupakan perpaduan antara bangunan konservasi
dengan teknik penanaman tumbuhan revegetasi. .
6m 4m
30o 30 m
Inset Revegetasi
Model Pot
3) Pemulsaan
Teknik ini adalah penyebaran bahan-bahan (sisa-sisa panen, plastik, dan lain-
lain) yang digunakan untuk menutup permukaan tanah. Tujuannya adalah untuk
mengurangi penguapan (evaporasi) serta melindungi tanah dari pukulan
langsung butir-butir hujan yang akan mengurangi kepadatan tanah
b. Peralatan
Beberapa jenis peralatan yang minimal perlu disediakan untuk
pelaksanaan reklamasi dalam pengelolaan lahan bekas penambangan batubara
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
III-5
Tabel 3.3. Peralatan Yang Diperlukan Untuk Pelaksanaan Kegiatan PT.MBL
III-6
dengan kebutuhan, dimana untuk jenis tumbuhan revegetasi (LCC, tanaman sela
dan tanaman pokok/pohon).
III-7
3.4 Revegetasi
Jenis vegetasi pada hutan alam terdiri dari : Bengkirai, jelutung, marsawa,
meranti, nyatoh, pulai, dll. Selain vegetasi hasil survey berdasarkan dokumen AMDAL
PT. Manoor Bulatn Lestari
III-8
Pengadaan bibit untuk kegiatan revegetasi PT. Manoor Bulatn Lestari di
lakukan di nursery PT. MBL. Pada nursery PT. Manoor Bulatn Lestari
dikembangkan bibit pioneer maupun lokal dari cabutan bibit tanaman lokal di
sekitar tambang PT. MBL. PT. MBL nantinya juga bekerjasama dengan
dengan pihak masyarakyat melalui program CSR untuk pengadaan bibit lokal
maupun pioneer.
c. Pelaksanaan penanaman
Berikut urutan pelaksanaan penanaman yang dilakukan di PT. MBL :
1. Distribusi tanaman ke lubang tanaman yang telah diberi pupuk dan telah
ditutup.
2. Melakukan penanaman dengan membuka kembali lubang tanaman sesuai
dengan ukuran polibag bisa menambahkan alcosorb apabila musim
kemarau.
3. Setelah melakukan penaman tanah disekitar bibit yang ditanama
dipadatkan supaya bibit tidak rebah.
4. Jarak penanaman untuk jenis pohon adalah 2 m x 2 m. Lubang
tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm. Teknik penanamannya
adalah dengan sistem cemplongan/piringan dengan jalur tanam yang
disesuaikan atau mengikuti garis kontur.
5. Apabila bibit yang ditanam terlalu tinggi diikat pada ajir tanaman dan
polibagnya di bersihkan
d. Lokasi dan luas lahan yang akan direvegetasi
Lokasi revegetasi adalah daerah yang telah disiapkan yaitu lokasi yang
telah melalui proses reklamasi - penataan lahan. Luas lahan yang akan
direvegetasi selama masa operasi penambangan dapat dilihat pada tabel 3.1.
3.7. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Penyulaman tanaman adalah kegiatan penanaman kembali pada bekas
tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak yang dilakukan secara terus-
menerus sehingga terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu kesatuan luas
tertentu.
b. Pengendalian gulma
bertujuan untuk mengurangi/memperkecil persaingan akar antara tanaman
pokok dengan tanaman pengganggu. Pengendalian gulma dapat dilakukan
secara manual berupa penyiangan atau pendangiran atau kimiawi berupa
penyemprotan bahan kimia/herbisida, tergantung pada kondisi lapangan,
keadaan tanah, jenis gulma dan jenis tanaman.
c. Penyiangan
Tanaman muda (dibawah satu tahun) sangat peka terhadap persaingan
dengan tanaman lain, terutama gulma. Untuk itu maka penyiangan di sekitar
tanaman perlu dilakukan. Penyiangan adalah kegiatan pengendalian gulma
yang dapat dilakukan secara manual, mekanik dan kimiawi, sehingga adanya
persaingan gulma dengan tanaman pokok dapat diperkecil. Dengan demikian
ruang tumbuh tanaman pokok dapat lebih baik, yang berdampak langsung pada
pertumbuhan dan peningkatan prosen jadi tanaman di lapangan.
III-10
d. Pendangiran
Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah di sekitar tanaman
pokok dalam upaya memperbaiki sifat fisik tanah (aerasi tanah), dan
merangsang pertumbuhan akar, sehingga pertumbuhannya dapat terpacu.
Kegiatan pendangiran dilakukan bila terjadi pemadatan tanah di sekitar akar dan
terjadinya penurunan pertumbuhan. Kegiatan pendangiran dan penambahan
topsoil di permukaan akar sangat membantu.
e. Pemupukan
Pemupukan adalah pemberian tambahan unsur-unsur hara pada komplek
tanah, yang bertujuan untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah agar
tanaman pokok mendapatkan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan
pertumbuhannya. Jika tanaman pokok telah menunjukkan gejala kekurangan
unsur hara (chlorosis, kekuningan, mati pucuk, dan pertumbuhan lambat), maka
pemupukan harus segera dilaksanakan, jika terlambat maka growth recovery
akan menjadi lambat dan kemungkinan menjadi tidak efektif lagi.
III-11