Anda di halaman 1dari 82

BAB III

SOLUSI BISNIS

3.1 Alternatif Solusi Bisnis

Berdasarkan kajian value chain dan supply chain batubara pada bagian eksplorasi isu
bisnis terdapat beberapa alternatif solusi bisnis dalam berinvestasi pada industri
batubara.

Alternatif solusi bisnis yang dapat dilaksanakan yang terlibat langsung dengan supply
chain batubara adalah :

1. Pemilik KP dengan penambangan swakelola

2. Pemilik kuasa pertambangan (KP) dengan penambangan oleh kontraktor

3. Kontraktor penambangan batubara

4. Usaha transportasi darat (dari stockpile ke loading port)

5. Pemilik jalan tambang

6. Loading point / pelabuhan muat batubara termasuk proses blending

7. Usaha transportasi sungai (Tug & Barges)

8. Usaha Transportasi Laut (Transshipment)

Disamping itu terdapat beberapa supporting activity dalam industri batubara


diantaranya :

1. Asuransi

2. Konsultan (Tenaga Kerja, Pajak, Surveyor, dll)

3. Developer Jalan

4. Penyediaan bahan bakar, air, dan peralatan tambang.

57
3.2 Analisis Solusi Bisnis

Sifat dari tiap alternatif solusi bisnis pada bagian 3.1 adalah mutually
exclusive di mana bila perusahaan memilih untuk melaksanakan salah satu kegiatan
usaha maka kegiatan usaha lain tidak dapat dilaksanakan. Hal ini berhubungan
dengan peraturan tak tertulis yang berlaku di daerah Kalimantan Selatan dimana
seluruh kegiatan usaha yang terlibat dalam value chain batubara tidak boleh dikuasai
oleh satu pihak.

Agar diperoleh optimasi keuntungan dalam berinvestasi, maka pilihan


kegiatan usaha yang tersedia harus di analasis terlebih dahulu untuk menentukan
kegiatan usaha yang paling feasible. Aspek aspek yang dianalisis dalam penentuan
solusi bisnis ini didasarkan pada kriteria yang di bahas pada bagian 2.x dengan
penekanan pada aspek aspek dibawah ini :

1. Aspek legal (peraturan perundangan dan perizinan)

2. Aspek pemasaran

3. Aspek finansial (NPV, Payback period, IRR dan jumlah initial investment)

3. Aspek Teknis dan manajemen operasi

4. Resiko Bisnis (Kepastian & Keamanan Usaha)

58
3.3 Pemilik KP dengan Penambangan Swakelola

Salah satu stakeholder dalam industri batubara adalah pemilik KP. KP atau
PKP2B wajib dimiliki oleh perusahaan yang melakukan kegiatan penambangan
batubara. Tanpa dokumen KP maka kegiatan penambangan batubara tersebut adalah
illegal. Pemilik KP dapat berupa individu, koperasi maupun perusahaan berbadan
hukum.

Dalam UU.11 tahun 1967, konsesi atas wilayah penambangan tidak dibatasi namun
menurut RUU Minerba yang akan diberlakukan terdapat pembatasan wilayah
penambangan dengan ketentuan :

Tabel 3.1
Luas wilayah penambangan menurut jenis pemilik KP

Pemilik KP Eksplorasi Eksploitasi

Individu - 1 Ha

Koperasi - 10 Ha

Perusahaan (CV / PT) 50.000 Ha 15.000 Ha

Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa perusahaan adalah jenis pemilik KP yang
memiliki wilayah penambangan paling luas dengan perbedaan yang signifikan. Oleh
karena itu investor yang akan melakukan investasi penambangan batubara disarankan
untuk memakai nama perusahaan dalam permohonan izin PKP2B.

Untuk memperoleh PKP2B, suatu perusahaan dapat mengajukan permohonan


PKP2B pada Departemen ESDM dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan pada
bagian 2.2.3 dengan perkiraan biaya sebagai berikut :

59
Tabel 3.2
Deskripsi Biaya Permohonan PKP2B

Deskripsi Biaya

Permohonan alokasi wilayah Rp.10,000,000,-


penambangan

KP Eksplorasi 0.1 US$ per hektar 1 tahun pertama

Dead Rent Eksploitasi 0.1 US$ per hektar selama masa produksi

Dalam penghitungan financial feasibility study, asumsi yang digunakan pada jumlah
cadangan dan kapasitas produksi adalah :

• Luas Lahan = 500 Ha

• Harga Lahan = 100 juta / hektar

• Jumlah cadangan (mineable reserves) = 20 juta ton

• Parameter Cadangan : Batubara kalori 6000 (adb) dengan harga 52 US$ / ton
(fob)

• Sasaran Produksi = 2.4 juta ton per tahun.

• Biaya transportasi darat

• Biaya transportasi tongkang sungai

• Biaya survey = 0.23 US$ / ton

• Cost of debt = 11 %

• Cost of Equity = 15 %

• Debt to equity ratio = 5 : 1

60
Pemilik KP memiliki kewajiban community development pada masyarakat
sekitar tambang. Biaya yang dikeluarkan untuk community development ini (termasuk
pungli) adalah sebesar Rp.17,500,- / ton batubara yang diproduksi.

Dari asumsi – asumsi diatas penyusunan analisis kelayakan usaha berdasarkan


NPV adalah sebagai berikut.

3.3.1 Aspek Teknis Penambangan Batubara Sistem Terbuka

Dua aspek penting dalam pekerjaan perencanaan tambang adalah perancangan


penggalian atau penentuan batas akhir penambangan, serta pentahapan dan
penjadwalan produksi hingga ke perencanaan tahunan dan bulanan. Masukan yang
diperlukan dalam perancangan penambangan adalah aspek tekno-ekonomik seperti
kemiringan lereng tunggal dan lereng keseluruhan, biaya-biaya penambangan,
pengolahan, pemurnian, Overhead, faktor-faktor perolehan (recovery) serta harga
komoditas.

Keluaran yang dihasilkan adalah jumlah cadangan serta distribusi ton dan
kadarnya, yang harus direncanakan tingkat produksi serta tahap-tahap
penambangannya. Tingkat produksi batubara dan overburden yang direncanakan
akan menentukan jumlah peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Tingkat produksi, pentahapan penambangan dan penjadwalan produksi


menggunakan asumsi asumsi berikut :

1. Lokasi Proyek

Lokasi cadangan batubara di daerah kalimantan selatan rata-rata berjarak 5 – 20 km


dari insfrastruktur jalan daerah yang telah ada. Fasilitas jalan ini rata-rata memiliki
lebar 8 hingga 10 m, kemiringan tanjakan / turunan maksimum 8 derajat dan kondisi
jalan rata-rata beraspal dengan ketebalan ± 5 cm.

61
2. Kondisi Geologi

Lithologi proyek terdiri dari mudstone, sandstone, siltstone dengan nodule siderite.
Topografi terdiri dari 80% bukit bergelombang dan 20% dataran rawa (lahan
gambut). Cadangan batubara biasanya terdiri atas 4 lapisan dengan ketebalan 2 – 4
meter. Kemiringan antara 14o – 21o dan HGI 45. jumlah cadangan tertambang
(mineable reserves) berkisar antara 25 hingga 100 juta ton pada tingkat stripping
ratio 1 : 8 hingga 1 : 10.1

3. Persiapan Lahan

Sebelum kegiatan penambangan dilakukan, perusahaan terlebih dahulu


membangun infrastruktur jalan menuju lokasi proyek kemudian melakukan persiapan
lahan berupa land clearing dari tumbuhan yang terdapat diatas areal rencana
tambang.

Kondisi hutan di Kalimantan pada umumnya adalah hutan hujan tropis dengan
pohon berdiameter batang rata-rata 30 cm. Pepohonan ini akan dipotong
menggunakan chainsaw lalu ditarik dengan bulldozer CAT D7G atau yang sekelas ke
tempat penampungan kayu yang telah ditentukan. Akar pohon, rumput dan alang –
alang akan di dorong oleh bulldozer dan diangkut ke tempat pembuangan untuk di
timbun.

4. Pemindahan tanah penutup (over burden)

Permukaan areal tambang biasanya terdiri atas tanah pucuk (lapisan paling
atas) dan lapisan tanah penutup. Dua lapisan ini harus digali terlebih dahulu sebelum
sampai ke lapisan batubara.

Tanah pucuk memiliki ketebalan 0.5 hingga 1 meter akan di pindahkan


dengan di dorong oleh bulldozer atau digali menggunakan excavator yang kemudian

1
Coffey and Partners, “Geological and Hydrologi Feasibility Study”, 1987.

62
di muat ke dalam truck pengangkut lalu di angkut ke tempat penimbunan untuk
selanjutnya di reklamasi.

Jenis tanah penutup biasanya terbagi ke dalam dua jenis yaitu tanah penutup
yang dapat digali langsung dan tanah penutup yang harus dibor atau diledakkan
terlebih dahulu (drilling & blasting) sebelum digali.

Tanah penutup yang dapat digali langsung di asumsikan memiliki ketebalan 5


– 10 meter dari permukaan tanah asli dengan kuantitas 25% dari overburden. Jenis
tanah ini umumnya terdiri sub soil dan batuan lapuk yang diharapkan dapat digali
langsung dengan excavator dengan kapasitas bucket 6 m3 dan diangkut dengan dump
truk.

Tanah penutup yang harus di uraikan dengan pemboran dan peledakan


umumnya batuan yang masih segar dengan perkiraan volume sekitar 70% dari
overburden. Pada penambangan batubara dengan adb 5500 hingga 6000 pada
umumnya batubara terletak pada lapisan yang tidak terlalu dalam sehingga tidak
memerlukan pengeboran maupun peledakan terlebih dahulu untuk dapat
memindahkan material penutup.

Proses pemindahan ini mempertimbangkan litologi batuan, kondisi


lingkungan, target produksi dan produktivitas alat. Pada tahap awal penambangan,
tanah penutup dibuang pada tempat penimbunan diluar pit, setelah cukup ruang pada
areal pit maka pembuangan dilakukan di dalam areal pit dengan sistem backfilling.

3.3.2 Kriteria Teknis Rancangan Tambang

Penentuan rancangan / desain suatu tambang terbuka bergantung pada jumlah


dan kondisi cadangan batubara di lokasi tambang. Pengetahuan akan hal ini di dapat
dari kegiatan eksplorasi pendahuluan yang dilanjutkan oleh tahap eksplorasi detail.

63
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail.
Proses penentuan rancangan tambang diperlihatkan pada gambar 3.1 di bawah ini :

Site Deposit Mine


Characteristi Parameters

Type of Mining

Mining Equipme Unit


Syste nt Operation

Gambar 3.1
Kriteria Teknis Rancangan Tambang
Dimana parameter teknis rancangan bergantung pada :

Site Characteristic (determine operating environment and equipment)

• Altitude
• Temperature range
• Rainfall
• Type of terrain
• Power availability
• Site Accessibility
• Skilled labor availability

Deposit Characteristic (determine type of mining and production equipment)

• Overburden (depth, nature and degree of consolidation, spoil angle of repose)


• Coal / Ore (thickness, pitch, physical properties)
• Hydrology
• Material properties (abrasiveness, stickiness, unit weight, swell)

64
Mine Parameters (determine scheduling, production and investment decision)

• Property limits
• Production rates
• Product quality
• Mine life
• Reclamation requirement
• Return on investment target
• Cash flow availability

Kegiatan utama dalam eksplorasi detil adalah sampling dengan jarak yang
lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak test pit atau lubang bor untuk
mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan
(volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak.

Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan


klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (< 20%), sehingga dengan demikian
perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.

Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan,


kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta
data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur
(kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran
bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan
produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu
lainnya

Rancangan harus didasarkan pada kriteria teknis tambang yang akan di pakai sebagai
dasar pertimbangan untuk mencapai sasaran produksi dan efisiensi tanpa
mengabaikan, kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH).

65
Kriteria teknis tersebut terdiri dari :

1. Jalan areal pertambangan

• Jalan areal pertambangan

Jarak angkut tanah penutup dari tambang ke dumping area maksimum 1 km


yang di ukur dari titik tengah pit area menuju titik tengah dumping area. Lebar
jalan 20 meter dengan kemiringan maksimum 8o

• Jalan menuju stockpile

Jalan angkut batubara dari pit ke stockpile / crushing plant bervariasi antara
10 hingga 30 km dengan lebar 15 m, maksimum tanjakan 8o. kondisi jalan
beraspal dengan ketebalan ± 5 cm.

2. Pit

Pit penambangan dibentuk dengan sistem berundak-undak dengan jenjang 5


hingga 10 meter, kemiringan 45 – 60o, lebar working bench 40 meter dan
panjang working bench 100 m.

3.3.3. Metoda Penambangan

Sebelum kegiatan penambangan dilakukan, perusahaan terlebih dahulu


membangun infrastruktur jalan menuju lokasi proyek kemudian melakukan land
clearing (cut timber), lalu membuat pit penambangan cara memindahkan material
penutup (overburden) untuk mulai menambang batubara.

Penambangan batubara tambang terbuka dilakukan dengan sistem backfill


dimana pada tahap awal tanah penutup dibuang ke luar tambang hingga ketinggian
tertentu untuk kemudian di reklamasi. Jarak angkut tanah penutup maksimum 1 km,
kemiringan tanjakan / turunan maksimum 8o dan lebar jalan minimum 20 m. Selain
itu juga dibuat saluran air untuk mengalirkan air tanah keluar dari areal pit.

66
Setelah lapisan air tanah dilewati, penggalian dilanjutkan dengan terus
memindahkan material penutup hingga lapisan batubara dicapai. Secara umum
tahapan penambangan batubara adalah seperti diperlihatkan pada gambar 3.2 dibawah
ini.

Gambar 3.2
Metode penambangan
3.3.4. Pemilihan Armada Utama Tambang dan Peralatan Pendukung

Peralatan penambangan akan menggunakan truck-shovel system dengan


pertimbangan utama sebagai berikut :

a. secara teknologi mudah dimengerti dan diaplikasikan


b. fleksibel terhadap perubahan-perubahan kondisi tambang
c. suku cadang mudah didapat sehingga perawatan armada tambang dapat
dilakukan dengan baik
d. tidak memerlukan biaya insfrastruktur yang besar pada saat mulai operasi.
Armada tambang ditentukan berdasarkan pertimbangan efisiensi, produktifitas,
K3LH, biaya pengadaan dan dukungan purna jual.

67
Armada utama Tambang :

1. Bulldozer

Gambar 3.3
Bulldozer Komatsu D375-A5

2. Drilling Machine

Gambar 3.4
Drilling Machine 6.5”

68
3. Hydraulic Excavator

Gambar 3.5
Hydraulic Excavator Komatsu PC200-7

4. Hydraulic Shovel

Gambar 3.6
Komatsu PC4000-6
69
5. Wheel Loader

Gambar 3.7
Wheel Loader Komatsu WA 600-3

6. Motor Grader

Gambar 3.8
Motor Grader GD623A-1

70
7. Compactor

Gambar 3.9
Compactor Caterpillar CA-511DD

8. Dump Truck

Gambar 3.10
Dump Truck Hino FM 260 JD
Kapasitas = 15 bcm (4.5 m x 2.3 m x 1.4 m)

71
9. Truk air

Gambar 3.11
Truk Air Mitsubishi kapasitas 8000 lt

Keperluan armada berdasarkan aplikasinya dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3
Armada Utama Tambang

No. Armada Tipe Kapasitas Aplikasi

1 Bulldozer D375A-5 13.7 m3 Pembersihan lahan


pengupasan tanah pucuk,
perataan areal oit

2 Drilling 6.5 inchi Pengeboran dan peledakan


Machine

3 Hydraulic PC1800-6 12 m3 Pengupasan dan pemuatan


Excavator tanah penutup / batubara

PC750SE-7 4 m3 Pengupasan dan pemuatan


tanah penutup / batubara

4 Wheel WA 600-3 6 – 11 m3 Pemuatan batubara


Loader

5 Dump Truck Hino FM 260 20 bcm Pengangkutan tanah penutup


JD dan batubara

72
6 Motor GD511A-1 3.7 m3 Perawatan jalan
Grader

7 Kompaktor CA-511DD 15 ton Perawatan jalan

8 Hydraulic PC3000-1 15 m3 Pemuatan batubara


Shovel

9 Truk Air Mitsubishi 8000 liter Perawatan jalan dan


penyiraman batubara

Sarana pendukung dan Peralatan tambang

Sarana pendukung dan peralatan yang diperlukan untuk aktivitas pertambangan


batubara diperlihatkan pada tabel 3.4 berikut biaya investasi yang diperlukan :

Tabel 3.4
Sarana Pendukung dan Peralatan Tambang

Luas Cost
Mine Office (m2) (US$)
Superintendent, planning & production 20 80 1600
Pit and shift supervision 20 80 1600
Total 3200

Cost
Processing Office (US$)
Plant Super Intendent 20 80 1600
Production Shift Forement 45 80 3600
Control Room 25 80 2000
Computer Room 25 80 2000
Total 9200

Luas Cost
Construction Camp (m2) Unit Cost (US$)
Management Mess 45 80 3600
Guest House 25 80 2000
Staff Mess 60 80 4800
Operator & Mechanic Mess 270 80 21600
Laundry Unit 20 80 1600
Toilet Unit 20 80 1600

73
Kitchen & Dining Room 20 80 1600
Camp Office 30 80 2400
Total 39200

Luas Cost
Workshop (m2) Unit Cost (US$)
Garage 300 20 6000
Repair facility 90 100 9000
Washing Bay 50 50 2500
Warehouse 90 80 7200
Total 24700

Luas Cost
Fuel Storage (m2) Unit Cost (US$)
Fuel Storage Facility (10000 litre) 25 20000
Fuel Station 25
Total 20000
Peralatan Tambang

1. Crushing Plant

Gambar 3.12
Crushing Plant Kapasitas 460 ton / jam

74
2. Conveyor Belt

Gambar 3.13
Conveyor belt kapasitas 460 – 600 ton / jam

3. Generator Set

Gambar 3.14
Genset Komatsu EGS300-6 302 kVA

75
4. Pompa Air

Gambar 3.15
Pompa Air kapasitas 1.5 m3 / detik

5. Peralatan tambang, peralatan bengkel, suku cadang armada utama, bahan


peledak, dll.

Tabel 3.5
Peralatan Tambang

Cost
Office, Camp & Workshop Equipment Jumlah Unit Cost (US$)
VSAT 1 3000 3000
mobile communication 30 100 3000
Computer Desktop 3 500 1500
Furniture - Office 7500
Furniture - Camp 7500
Refrigerator 2 1000 2000
Genset 300 kVA (main electricity supply) 75000
Genset 50 kVA (workshop electricity) 10000
Tools 10000
Total 119500

76
3.3.5. Perhitungan Jumlah Hari Kerja dan Jadwal Kerja

Tambang beroperasi selama selama 24 jam terbagi dalam 3 shift masing


masing 8 jam dengan perhitungan jam kerja mempertimbangkan kehillangan jam
kerja akibat hujan, perawatan armada tambang dan dan hari libur.

Perkiraan Kehilangan Jam Kerja Akibat Hujan

Berdasarkan pengelompokan pola distribusi curah hujan rata-rata bulanan di


seluruh wilayah Indonesia, maka secara klimatologis wilayah Indonesia terdiri atas :
• Daerah - daerah yang mempunyai batas yang jelas antara periode musim
hujan dan periode musim kemarau, yang selanjutnya disebut daerah Zona
Musim (ZOM).
• Daerah – daerah yang tidak mempunyai batas yang jelas antara periode
musim hujan dan musim kemarau, yang selanjutnya disebut daerah Non
ZOM.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data periode 30 tahun (1971 – 2000)
wilayah Indonesia terdiri atas 220 Zona Musim (ZOM), yaitu Sumatera 26 ZOM,
Jawa 94 ZOM, Bali 13 ZOM, Nusa Tenggara Barat 14 ZOM, Nusa Tenggara Timur
20 ZOM, Kalimantan 16 ZOM, Sulawesi 22 ZOM, Kepulauan Maluku 8 ZOM dan
Papua 7 ZOM.
Untuk Kalimantan, karena lokasinya berdekatan dengan garis khatulistiwa,
maka perubahan iklim cukup teratur dimana musim kemarau dimulai antara bulan
mei / juni hingga bulan September / oktober. Data tahun 2007 menunjukkan musim
hujan mulai terjadi pada awal nopember 2007 hingga april 2008 yang mengakibatkan
penurunan produksi sebesar rata rata 28 % dari 15 juta ton / bulan menjadi 12 juta
ton.

77
Gambar 3.16
Pembagian wilayah Kalimantan menurut curah hujan

Data BMG tahun 2008 menunjukkan curah hujan untuk daerah sungai danau
termasuk golongan atas normal dengan Curah hujan 100 – 300 mm / bulan.

78
Tabel 3.6
Curah Hujan Bulanan Daerah Kalimantan Selatan

Bulan Frekuensi Curah Hujan Lama Hujan Lama Slip Total


(hari / bulan) (mm) (jam) (jam) (jam)

Januari 15 150 – 250 45 30 75

Februari 15 150 – 250 45 30 75

Maret 15 150 – 250 45 30 75

April 5 50 – 100 15 10 25

Mei 5 50 – 100 15 10 25

Juni 5 50 – 100 15 10 25

Juli 5 50 – 100 15 10 25

Agustus 5 50 – 100 15 10 25

September 10 100 – 200 30 20 50

Oktober 15 150 – 250 45 30 75

November 20 150 – 250 60 40 100

Desember 15 150 - 250 45 30 75

Total 390 260 650

Perhitungan Jam Kerja

Selain berkurang akibat hujan, ketersediaan hari kerja juga berkurang karena
adanya hari libur nasional. Hari libur nasional diasumsikan berjumlah 10 hari dengan
perincian :

1. libur hari raya idul fitri 2 hari, hari raya idul adha 1 hari, maulid nabi 1 hari

2. libur hari raya natal 1 hari, paskah 1 hari, kenaikan isa al-masih 1 hari.

3. libur tahun baru 1 hari

79
4. libur hari raya imlek 1 hari

5. libur peringatan kemerdekaan RI 1 hari

Ketersediaan Jam Kerja

Tabel 3.7
Ketersediaan Jam Kerja

Perincian Jumlah Satuan

Hari Kalender 365 Hari

Hari Libur 10 Hari

Kehilangan Jam Kerja 27 hari


Karena Hujan

Ketersediaan Hari Kerja 328 Hari

Kehilangan Waktu Makan, 0.75 Jam / shift


perawatan, isi solar, dan
penyiraman

Jumlah Shift per Hari 3 shift per hari @ 8 jam

Kehilangan waktu ganti 0.25 Jam


shift

Jam Kerja Tersedia 21 Jam / hari

Efisiensi dari Mechanical 85 %


availability dan etos kerja

Jam Kerja Efektif 21 x 328 x 0.85 = 5854.8 Jam / tahun

3.3.6. Penentuan Kapasitas Produksi

Jumlah cadangan batubara adalah sebesar 20.000.000 ton. Jumlah material


penutup (overburden) diperkirakan sebesar 200.000.000 bcm. Nisbah pengupasan
(stripping ratio) adalah 1 : 10.

80
Sasaran produksi bulanan untuk batubara adalah sebesar 200 ribu ton per
bulan. Dengan produksi bulanan yang konstan, tambang diharapkan mampu
menghasilkan batubara sebesar 2.4 juta ton per tahun. Jumlah ini setara dengan 2.4 /
1.3 = 1.8 juta bcm batubara. Dengan stripping ratio 1 : 10, jumlah material penutup
adalah sebesar 18.000.000 bcm/tahun, dengan jumlah hari kerja adalah 328 hari kerja
per tahun. Selanjutnya dari sasaran produksi tahunan, dapat diketahui pula sasaran
produksi harian dan sasaran produksi per jam, yaitu:

• Sasaran produksi batubara/hari adalah :


2.400.000 ton/tahun
Sc = = 7317 ton / hari
328 hari/tahun

= 7317 ton batubara = 7317/ 1.3 = 5625 bcm / hari

Ket : density batubara berkisar antara 1100 hingga 1500 kg / m3 bergantung


pada jenis batuan. Untuk jenis sub bitumen besarnya density batubara
adalah 1300 kg / m3

Sasaran produksi batubara/jam adalah :

7317 ton/tahun
Sc = = 410 ton / jam
21 jam/hari x 0.85

• Sasaran pengupasan material penutup/hari adalah :


18,000,000 bcm/tahun
Sob = = 54,878 bcm / hari
328 hari/tahun

• Sasaran pengupasan material penutup/jam adalah :

54,878 bcm/hari
Sob = = 3074.4 bcm/jam
21 jam/hari x 0.85

81
Laju Pemboran

Laju pemboran dapat dihitung dengan rumus :

H x 3600
P= xE
Ct

dimana :

P = laju pemboran, m/jam

H = kedalaman lubang bor, detik

Ct = waktu daur (cycle time) alat bor, detik

E = efisiensi kerja (lihat Tabel 3.4)

Dalam penambangan ini diasumsikan satu areal tambang membutuhkan 1 alat bor
(drilling machine). Biaya peledakan adalah US$ 0.17 / bcm.

3.3.7 Perhitungan Produktivitas Alat

Produksi Armada Utama

Alat gusur dorong (bulldozer)


Kapasitas produksi bulldozer dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

3600
Qb = A x B x xexE
Ct

dimana :

Qb = produksi bulldozer, m3/jam

A = kapasitas bilah (blade)

B = faktor bilah = 0,80 ( lihat tabel 3.2)

Ct = waktu daur (cycle time), detik


82
e = faktor kemiringan pendorong = 0,85

E = efiseiensi kerja = 0,83 (lihat Tabel 3.4)

Penggusuran dan penggaruan material penutup

• Bulldozer Komatsu D375-A5

Qb = 13.7 x 3600
x 0,85 x 0,83
0,9 x 32

= 978.6 m3/jam ≈ 979 m3/jam

979
= 700 bcm/jam
= 1,40 *2

Tabel 3.2
Faktor bilah (blade)

Kondisi pendorong (dozing) Faktor bilah

mudah (easy dozing) 1.1 ~ 0.9


0.9 ~ 0.7
rata-rata (avarage dozing)
0.7 ~ 0.6
agak sulit (rather difficult dozing)
0.6 ~ 0.4
sulit (difficult dozing)

Alat gali-muat (hydraulic excavator dan hydraulic loading shovel)


Untuk mengetahui produksi alat gali muat dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

*2 Faktor pengembangan material “shale”

83
3600
Qe = A x Bf x xE
Ct
Dimana :

Qe = produksi alat gali muat, bcm/jam


A = volume mangkuk (bucket), m3
Bf = faktor mangkuk = 0,90 (bucket factor; lihat tabel 3.8)
Ct = waktu daur (cycle time), detik
E = efisiensi kerja = 0,83 (lihat Tabel 3.9)

Alat gali-muat untuk material penutup dan batubara

• hydraulic excavator Komatsu PC1800-6


3600
Qe = 12 x 0,90 x x 0,83
30

= 1075 m3/jam

1075
= = 768 bcm/jam
1,40*

• hydraulic excavator Komatsu PC750SE-7


3600
Qe = 4 x 0,90 x x 0,83
30

= 358 m3/jam

699,00
= = 256 bcm/jam
1,40*

• hydraulicloading shovel Komatsu PC3000-1


84
3600
Qe = 15 x 0,90 x x 0.83
45

= 896.4 m3/jam

896.4
= = 640 bcm/jam
1,40*

Tabel 3.8

Faktor mangkuk (bucket)

Kondisi penggalian Faktor mangkuk

Mudah (easy digging) 1.1 ~ 1.2

Rata-rata (average digging) 1.0 ~ 1.1

Agak sulit (rather difficult digging) 0.8 ~ 0.9

Sulit (difficult digging) 0.7 ~ 0.8

Tabel 3.9

Efisiensi operasi dan faktor kerja

Penggolongan Efisiensi (menit/jam) Faktor kerja

Baik 55 0,92

Rata-rata 50 0,83

Sedang 45 0,75

Buruk 40 0,67

85
• Truk curah (dump truck)
Untuk mengetahui produkksi truk curah dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
5)
3600
Qt = A x xE
Ct
dimana :

Qt = produksi truk curah (dump truck), bcm/jam

A = volume bak (bucket), m3

Ct = waktu daur (cycle time), detik

E = efisiensi kerja = 0,83 (lihat Tabel 3.9)

Alat angkut material penutup ke waste dump dengan jarak angkut 1 km dan
batubara ke stock room dengan jarak angkut 1 km menggunakan truk curah
(dumptruck) Hino FM 260 JD

3600
Qt = 20 x x 0,92
720

= 92 m3/jam

Kapasitas Produksi Unit Penunjang

• wheel loader (pemuatan batubara)


produksi wheel loader sebagai unit penunjang di mine stockyard dapat
dihitung dengan rumus :

5)
3600
Qwl = A x Bf xE
Ct

86
dimana :

Qwl = produksi wheel loader, bcm/jam

A = volume mangkuk (bucket), m3

Bf = faktor mangkuk = 1,00 (bucket factor ; lihat Tabel 3.8)

Ct = waktu daur (cycle time), detik

E = efisiensi kerja = 0,83 (lihat Tabel 3.9)

Produksi wheel loader Komatsu WA600-3

3600
Qwl = 8 x 1,00 x x 0,92
45

= 589 m3/jam

• Kompaktor (pemadatan jalan)

Produksi unit gilas jalan (compactor) dihitung dengan rumus :


W x V x H x 1000
Qa = xE
n

dimana :

Qa = produksi compactor, m2/jam

W = lebar penggilasan efektif = 0,20 (lihat Tabel 3.10)

V = kecepatan, km/jam

H = tebal penggilasan tiap lapis (0,20 ~ 0,50 m)

n = jumlah trip penggilasan = 4,00 (lihat Tabel 3.11)

E = efisiensi kerja = 0.92 (lihat Tabel 3.9)

87
Produksi compactor Caterpillar CA-511DD adalah :

0,20 x 4,00 x 0,20 x 1.000


Qa = x 0,92
4,00

= 33,20 m2/jam

Tabel 3.10

Lebar penggilasan efektif 11)

Jenis alat Lebar penggilasan efektif

Macadam roller 0.2 m

Tandem roller 0.2 m

Soil compactor 0.2 m

Tire roller 0.3 m

Large vibratory roller 0.2 m

Small vibratory roller 0.1 m

buldozer 0.3 m

88
Tabel 3.11
Jumlah trip penggilasan

Jenis alat Jumlah trip

Tire roller 3–5

Raod roller 4–8

Vibration roller 4 – 12

Soil compactor 4 – 12

• Motor Grader (perataan jalan)

Produksi unit perata jalan (motor grader) dihitung dengan rumus :


5)
Qg = V x ( Le – Lo ) x 1000 x E

dimana :

Qg = produksi motor grader, m2/jam


V = kecepatan = 4,00 km/jam (lihat Tabel 3.12)
Le = panjang bilah efektif = 3,20 (lihat Tabel 3.13)
Lo = lebar overlap untuk perataan yang bersebelahan = 0,30 m
E = efisiensi kerja = 0,83 (lihat Tabel 3.4)
Produksi motor grader Komatsu GD511A-1 adalah :
Qg = 4,00 x (3,20 – 0,30) x 1000 x 0,83
= 9.628 m2/jam

89
Tabel 3.12
Kecepatan kerja motor grader

Jenis kegiatan Kecepatan

Perbaikan jalan 2 – 6 km/jam

Trenching 1,6 – 4 km/jam

Bank finishing 1,6 – 2,6 km/jam

Snow removal 7 – 25 km/jam

Field grading 1,6 – 4 km/jam

leveling 2 – 8 km/jam

Tabel 3.13
Panjang bilah (blade) efektif
Panjang bilah Panjang bilah efektif (m)
(m) Sudut bilah 60 Sudut bilah 45
2.2 1.9 1.6
2.5 2.2 1.8
2.8 2.4 2.0
3.05 2.6 2.2
3.1 2.7 2.2
3.4 2.9 2.4
3.7 3.2 2.6
4.0 3.5 2.8
4.3 3.7 3.0
4.9 4.2 3.5

90
• Water Sprayer Truck
Produksi unit penyiraman jalan dihitung dengan rumus :
5)
Qs = V x ( Li – Lx ) x 1000 x E
dimana :
Qs = produksi water sprayer truck, m2/jam
V = kecepatan water sprayer truck = 15,00 km/jam
Li = lebar penyiraman efektif = 3,20m
Lx = lebar overlap penyiraman = 0,30 m
E = efisiensi kerja = 0,83 (lihat Tabel 3.4)
Produksi truk penyiraman jalan (water sprayer) Mitsubishi adalah :
Qs = 15,00 x (3,20 – 0,30) x 1000 x 0,83
= 36.105 m2/jam
3.3.8 Perhitungan Jumlah Alat

Jumlah alat yang dibutuhkan agar dapat memenuhi sasaran produksi dapat
dihitung dengan rumus :

Sasaran produksi/hari
Jumlah alat = x % vol pekerjaan
Produksi alat/jam x 21 jam/hari x 0.85

Jumlah cadangan alat disesuaikan dengan jumlah kebutuhan alat, yaitu :

• kebutuhan alat ≤ 5 unit, maka tidak ada cadangan alat


• kebutuhan alat > 5 unit, maka cadangan alat adalah 1/5 jumlah kebutuhan alat
Pembersihan lahan

Jumlah kebutuhan chain saw

91
250,00 pohon/hari *3
Chain saw = x 100 %
7,00 pohon/jam x 21 jam/hari x 0.85

≈ 2,00 unit

Penggusuran dan penggaruan tanah pucuk

Jumlah kebutuhan bulldozer

Jumlah tanah pucuk adalah yang harus digusur dan digaru menurut kajian lithologi
adalah 54,878 bcm.

54,878 bcm/hari *)
Komatsu D375A-5 = x 100 %
700 bcm/jam x 21 jam/hari x 0.85

= 4.39 ≈ 5 unit

Jumlah kebutuhan hydroulic excavator

Pemuatan material penutup di areal pit

• Komatsu PC1800-6

54,878 bcm/hari
Komatsu PC1800-6 = x 70 %
768 bcm/jam x 21 jam/hari x 0.85

= 3 unit

• Komatsu PC750SE-7

54,878 bcm / hari


Komatsu PC750SE-7 = x 30 %
256 bcm/jam x 21 jam/hari 0.85

= 3.6 ≈ 4 unit

3
Asumsi penyusun

92
Cadangan excavator = 1 unit

Pemuatan material batubara di areal pit

Pemuatan batubara di areal pit dilakukan dengan hydroulic excavator Komatsu


PC750SE-7.

5,625 bcm / hari


Komatsu PC750SE-7 = x 100 %
256 bcm/jam x 21 jam / hari x 0.85

= 1.23 ≈ 2 unit

Pengangkutan material penutup dan batubara

Jumlah batubara : 5,625 bcm

Jumlah material penutup : 54,878 bcm

Total : 60,503 bcm

Jumlah kebutuhan truk curah pengangkut material penutup dan batubara

60,503 bcm/hari
Hino FM 260 JD = x 100 %
23.4 bcm/jam x 21 jam/hari x 0.85

≈ 115 unit

Maka jumlah cadangan truk curah Komatsu HD 785-3 adalah 1/5 x 115 unit ≈ 23 unit

Total kebutuhan truk = 138 unit.

Pemuatan batubara ke crushing plant di stockroom / stockpile

Jumlah kebutuhan loading shovel

5,625 ton / hari


Komatsu PC3000-1 = x 100 %
640 bcm / jam x 21 jam / hari x 0.85

93
= 0.56 ≈ 1 unit

Pemuatan batubara ke truk pengangkut

Pemuatan batubara yang telah diproses ke dalam truk pengangkut untuk di angkut ke
loading point dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Seperti ditunjukkan pada
gambar 3.17

Gambar 3.17
Proses pemuatan batubara menggunakan wheel loader
Jumlah kebutuhan wheel loader

5,625 bcm / hari


Komatsu WA 600-1 = x 100 %
589 bcm/jam x 21 jam/hari x 0.85

= 0,53 ≈ 1,00 unit

Konsumsi bahan bakar dan pelumas armada tambang

Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar jenis solar yang dipasok
dari pertamina. Perhitungan pelumas (oil & grease) dilakukan dengan menghitung
konsumsi rata-rata pelumas per satu jam. Termasuk dalam oil & grease adalah oli

94
mesin, oli transmisi, oli final drive, oli hidrolik dan grease. Kebutuhan bahan bakar
dan pelumas tiap unit armada dan peralatan tambang diperlihatkan pada table 3.14

Tabel 3.14

Kebutuhan bahan bakar dan pelumas armada dan peralatan tambang

Armada Type Jumlah Bahan Oil &


bakar (liter grease
/ jam) (liter /
jam)
Drilling Machine 1 15 0.08
Bulldozer D375A-5 5 18 0.08
Excavator PC1800-6 3 26 0.12
PC750SE-7 6 13.7 0.08
Wheel Loader WA600-3 1 25 0.07
Loading Shovel PC3000-1 1 33.5 0.09
Dump Truck Hino 260 115
JD 15 0.05
Motor Grader GD511A-1 1 10.5 0.07
Kompaktor CA-511DD 1 15 0.08
Truk Air Mitsubishi 1 7 0.04
Coal Processing -
Facility 1 44.5 0.1
Conveyor Belt Bando 1 38 0.04
Pompa Tambang - 1 5 0.01
Generator Set 30 kVA 1 52 0.01
5 kVA 1 8 0.005

3.3.9 Kebutuhan Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja perusahaan untuk operasional tambang diperlihatkan


pada table 3.15 dibawah ini berikut gaji. Total gaji sudah termasuk PPH 10%

95
Tabel 3.15
Kebutuhan Tenaga Kerja & Besaran Gaji
Head Office Jumlah Gaji Pengeluaran Gaji Total
General Manager 1 Rp20,000,000 Rp 20,000,000 Rp 22,000,000
Manajer Teknik & Operasi 1 Rp15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 16,500,000
Manajer Personalia 1 Rp15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 16,500,000
Manajer Pemasaran 1 Rp15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 16,500,000
Manajer Keuangan 1 Rp15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 16,500,000
Manager Akuntansi 1 Rp15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 16,500,000
Staff / Administrasi 10 Rp 3,000,000 Rp 30,000,000 Rp 33,000,000
Sekertaris 1 Rp 4,000,000 Rp 4,000,000 Rp 4,400,000

Mine Office Jumlah Gaji Pengeluaran Gaji Total


Site Manager 1 Rp10,000,000 Rp 10,000,000 Rp 11,000,000
Supervisor Perencanaan
Produksi 1 Rp 6,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Supervisor Produksi &
Kontrol 1 Rp 6,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Supervisor Drilling &
Blasting 1 Rp 6,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Supervisor Pit 1 Rp 6,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Supervisor Sarana
Tambang 1 Rp 6,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Office Staff 4 Rp 3,000,000 Rp 12,000,000 Rp 13,200,000
Sekertaris 1 Rp 3,500,000 Rp 3,500,000 Rp 3,850,000
Mekanik 2 Rp 3,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Operator Armada
Tambang 144 Rp 2,750,000 Rp 396,000,000 Rp435,600,000
Driller & Blaster 4 Rp 3,000,000 Rp 12,000,000 Rp 13,200,000
Welder 2 Rp 2,500,000 Rp 5,000,000 Rp 5,500,000

Total Tenaga Kerja 180 Rp663,850,000

3.3.10 Sumber tenaga kerja

Tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam proyek ini dapat dibagi dalam dua
kategori, yaitu tenaga kerja siap pakai untuk posisi-posisi kunci dan tenaga kerja
belum berpengalaman yang kemudian akan di training secara khusus sesuai dengan
jabatan / kegiatan yang akan dilakukan. Perekrutan tenaga kunci adalah berdasarkan
kualifikasi (pengalaman dan keahlian) dan kedekatan (rekomendasi). Untuk jenis

96
pekerjaan umum dapat merekrut tenaga kerja lokal sebagai bagian dari community
development.

3.3.11 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi di buat berdasarkan pertimbangan pertimbangan sebagai berikut :

a. Kegiatan tambang dan jadwal kerja di lapangan

b. Kemudahan dalam pengendalian aktivitas harian

c. Mempunyai kemampuan merespon kebutuhan saat ini dan kemungkinan


pengembangan perusahaan di masa yang akan dating

d. Efisiensi

e. Adanya alur wewenang dan batasan tanggung jawab yang jelas bagi setiap
karyawan dalam menjalankan tugasnya

3.3.12 Pengolahan dan Distribusi Batubara

Dari mulai ditambang hingga digunakan oleh pengguna akhir, batubara


mengalami proses pengolahan dan distribusi yang cukup panjang seperti
diperlihatkan pada gamabar 3.18 dibawah ini :

97
Gambar 3.18
Pengolahan dan Distribusi Batubara
Setelah ditambang, selanjutnya batubara ROM diangkut ke fasilitas
pengolahan batubara di stockpile untuk di proses (crushing & blending) agar
memenuhi kriteria yang diharapkan. Dari stockpile, batubara yang telah diolah ini
diangkut menggunakan truk ke pelabuhan sungai untuk dimuat ke tongkang sungai
yang selanjutnya akan membawa batubara ke laut. Setelah sampai di laut, batubara di
muat ke tongkang laut (vessel) menggunakan crane. Vessel kemudian akan membawa
batubara ke pelabuhan tujuan untuk selanjutnya di distribusikan ke konsumen.

Gambar 3.19
Pemuatan batubara ke dalam vessel menggunakan crane

3.3.13 Aspek Finansial Penambangan Batubara

3.3.13.1 Biaya Kapital Tambang

Biaya-biaya kapital tambang (mine capital costs) meliputi pembebasan lahan,


perizinan, pembangunan jalan menuju lokasi tambang, pembelian awal peralatan
pertambangan, dan peralatan pengganti yang harus dibeli selama jangka waktu
penambangan serta insfrastruktur pendukung seperti. Termasuk di dalamnya adalah
perkakas bengkel yang diperlukan dan persediaan suku cadang awal. Selain itu,

98
infrastruktur fisik seperti camp, mine office, workshop, warehouse dan fasilitas untuk
bahan bakar termasuk pula ke dalam mine capital costs.

1. Peralatan Utama Tambang

a. Peralatan utama tambang mencakup armada utama tambang yang terdiri dari
alat bor untuk lubang tembak (drilling machine), alat muat (excavator,
loading shovel dan wheel dozer), alat angkut (truk), alat pendorong
(bulldozer), motor grader, kompaktor, dan truk air.

b. Jumlah alat yang dibutuhkan per tahun tergantung pada kebutuhan jadwal
produksi serta beberapa asumsi dasar tentang produktivitas alat.

2. Peralatan Pembantu

a. Termasuk dalam peralatan pembantu adalah genset, crushing plant, peralatan


komunikasi, peralatan engineering, office equipment, safety equipment, dll.

3. Perkakas Bengkel

a. Dari yang kecil-kecil seperti perkakas tangan, alat las, dongkrak hingga
perkakas besar seperti crane.

b. Kebutuhan perkakas bengkel ini dapat ditaksir sebagai persentase dari biaya
kapital untuk peralatan utama tambang

c. Perlu diadakan pos tambahan untuk kehilangan / pencurian, keausan,


kerusakan, dll.

4. Suku Cadang

a. Meliputi persediaan suku cadang awal, biasanya dilakukan pada permulaan


proyek. Kebutuhan suku cadang berikutnya sering kali dimasukkan ke
dalam biaya operasi.

99
b. Juga umum menaksir kebutuhan suku cadang awal sebagai persentase dari
biaya kapital untuk peralatan utama tambang. Angka yang umum dipakai
adalah 3% untuk daerah di mana jaringan komunikasi dan pengirimannya
baik. Untuk daerah terpencil angka ini harus dinaikkan.

Untuk tujuan suatu studi kelayakan, isu utama adalah memastikan agar dana
yang dialokasikan cukup supaya armada peralatan beroperasi dengan efisien. Dalam
jangka panjang, mengganti atau memperbaiki biayanya kurang lebih sama. Jika tidak
ada dana yang dialokasikan untuk memperbaiki atau mengganti alat, mechanical
availability akan merosot secara drastis dan biaya-biaya pemeliharaan dan operasi
akan melonjak naik.

Beberapa negara mengenakan bea masuk yang tinggi untuk mengimpor


peralatan tambang. Biaya penambangan pra-produksi (pengupasan, pembuatan jalan,
dll.) sering dianggap sebagai biaya kapital untuk keperluan pelaporan dan pajak.
Untuk tujuan kita biaya penambangan pra-produksi termasuk ke dalam biaya operasi.

Biasanya kita tidak menambah biaya tak terduga pada biaya kapital tambang
berdasarkan budget quotes. Asumsinya adalah bahwa dengan fleet discount biaya
kapital masih di bawah budget quotes. Namun demikian hal ini mungkin tidak
berlaku untuk biaya pengangkutan ke lokasi terpencil, perlengkapan tambahan untuk
cuaca buruk, dll.

Perhitungan Biaya Kapital

1. Biaya pembebasan lahan

Kebutuhan lahan adalah 500 hektar dengan harga sekitar 100 juta rupiah per hektar.

Biaya pembebasan lahan = 500 Ha x Rp.200,000,000,- / Ha

= 100,000,000,- (seratus milyar rupiah)

≈ US$ 10,752,688,-
2. Biaya perizinan

100
Biaya resmi perizinan KP adalah

Pengajuan KP = Rp.10,000,000,-

Dead rent = US$ 0.1 / hektar x 500 hektar = US$ 50,-

= US$ 50 x Rp.9300,- = Rp.465,000,-

Total biaya perizinan = Rp,10,000,000,- + Rp.465,000,-

= Rp,10,465,000,- ≈ US$ 1,125,-

3. Pembebasan lahan jalan dan konstruksi jalan

Pembebasan lahan untuk jalan = Rp.20,000,000 / Ha (10 m x 1000 m)

Panjang jalan = 20 km

Biaya pembebasan lahan = 20 x Rp.20,000,000,-

= Rp.400,000,000,-

≈ US$ 43,000,-

Pembangunan jalan = US$ 80 / m2

Lebar jalan = 7 m

Panjang jalan = 20,000 m

Biaya konstruksi jalan = 7 m x 20,000 m x US$ 80,-

= US$ 11,200,000,-

4. Biaya pengadaan armada tambang


Perhitungan biaya pengadaan armada tambang berdasarkan kebutuhan tiap
tipe kendaraan dapat dilihat pada tabel 3.16 dibawah ini

101
Tabel 3.16
Biaya Pengadaan Armada Tambang
Armada & Peralatan Type Jumlah Harga Total

Drilling Machine 1 $ 485,000 $ 485,000

Bulldozer D375A-5 5 $ 181,500 $ 907,500

Excavator PC1800-6 3 $ 665,000 $ 1,995,000

PC750SE-7 7 $ 484,500 $ 3,391,500

Wheel Loader WA600-3 1 $ 180,500 $ 180,500

Loading Shovel PC3000-1 1 $ 965,000 $ 965,000

Dump Truck Hino 260 JD 138 $ 26,000 $ 3,588,000

Motor Grader GD511A-1 1 $ 234,000 $ 234,000

Kompaktor CA-511DD 1 $ 150,000 $ 150,000

Truk Air Mitsubishi Colt 1


Diesel $ 18,000 $ 18,000

Coal Processing Facility - 1 $2,259,000 $ 2,259,000

Conveyor Belt Bando 1 $ 900,000 $ 900,000

Pompa Tambang - 1 $ 3,000 $ 3,000

Total $15,076,500

5. Bangunan dan sarana tambang

jumlah investasi bangunan dan sarana tambang menurut tabel 3.xx adalah sebesar
US$ 108,300,-

6. Peralatan dan perlengkapan tambang

jumlah investasi peralatan dan perlengkapan tambang adalah sebesar US$ 70,000,-
dengan perincian :

102
Tabel 3.17

Kebutuhan Peralatan Tambang

Cost
Office, Camp & Workshop Equipment Jumlah Unit Cost (US$)
VSAT 1 3000 3000
mobile communication 30 100 3000
Computer Desktop 3 500 1500
Furniture - Office 7500
Furniture - Camp 7500
Refrigerator 2 1000 2000
Genset 30 kVA (main electricity supply) 30000
Genset 5 kVA (workshop electricity) 5000
Lampu + electricity equipment 500
Tools 10000
Total 70000

Perhitungan total biaya kapital dapat dilihat pada tabel 3.18 dibawah ini.

Tabel 3.18

Total Biaya Kapital Tambang

Initial Investment Jumlah (US$)


Pembebasan lahan tambang $ 10,752,688
Perizinan $ 1,125
Pembebasan lahan jalan $ 43,000
Konstruksi jalan tambang $ 11,200,000
Armada Utama Tambang $ 11,629,500
Bangunan dan sarana
tambang $ 108,300
Peralatan Tambang $ 70,000
Total $ 33,804,613

3.3.13.2 Biaya Operasi Tambang

Komponen-kompenen utama yang perlu diperhatikan dalam menganalisa


biaya operasi tambang adalah:

1. Tenaga Kerja

103
Diperlukan data tentang tingkat upah yang berlaku untuk keahlian ekivalen
yang diperlukan oleh operasi penambangan. Tambahan tunjangan-tunjangan lain di
luar gaji besarnya tergantung pada peraturan yang berlaku. Tingkat upah yang
ditetapkan dikalikan dengan jumlah personil yang dihitung sebelumnya

2. Suku Cadang dan Bahan Habis

a. Penggantian karena rusak atau aus

b. Bahan bakar

c. Bahan peledak dan aksesorinya

d. Oli, pelumas, filter

Biaya Operasi Untuk Setiap Unit Operasi yang Digunakan


1. Pemboran

a. Biaya suku cadang dan bahan habis yang terkait dengan operasi dan
perawatan alat bor lubang tembak. Meliputi biaya mata bor, batang bor dan
aksesori lainnya.

b. Biaya tenaga kerja (operator alat bor dan asistennya serta sebagian dari
personel perawatan alat).

2. Peledakan

a. Biaya suku suku cadang dan bahan habis yang terkait dengan operasi
peledakan.

b. Biaya tenaga kerja (juru ledak dan asistennya).

3. Pemuatan

a. Biaya suku cadang dan bahan habis yang terkait dengan operasi dan
perawatan alat muat (shovel, loader)

104
b. Biaya tenaga kerja (operator shovel, loader dan sebagian dari personel
perawatan alat)

4. Pengangkutan

a. Biaya suku cadang dan bahan habis yang terkait dengan operasi dan
perawatan alat angkut (truk)

b. Biaya tenaga kerja (operator truk dan sebagian dari personel perawatan alat)

5. Kegiatan Pendukung Utama

a. Biaya suku cadang dan bahan habis yang terkait dengan operasi dan
perawatan alat pendukung utama (bulldozer, grader, truk air)

b. Biaya tenaga kerja alat-alat tersebut (operator dan sebagian dari personel
perawatan alat)

6. Kegiatan Penunjang Tambang

a. Biaya suku cadang dan bahan habis yang terkait dengan operasi dan
perawatan alat penunjang kegiatan tambang (alat bor kecil, truk bahan
peledak, alat gali kecil, dll., juga suplai untuk bagian engineering dan
operasi).

b. Biaya tenaga kerja personel tambang yang terkait (juru pompa, kru servis
dan tenaga kerja umum)

7. Perawatan Umum

a. Biaya suku cadang dan bahan habis yang terkait dengan pemeliharaan alat
pendukung perawatan tambang (truk bahan bakar, truk pelumas, crane dll.,
juga suplai untuk bagian perawatan, bengkel dan gudang

b. Biaya tenaga kerja personel perawatan seperti teknisi ban, kru bahan bakar /
pelumas dan tenaga kerja umum.
105
c. Termasuk pula biaya servis oleh kontraktor atau agen.

Perhitungan Biaya Operasi

1. Selling, General & Admin

Tabel 3.19
Biaya SGA per Bulan
Biaya administrasi dan umum IDR USD
Pemeliharaan Infrastruktur
Tambang 8,000,000 860.22

Office stationary & equipment 1,000,000 107.53

Komunikasi (Telepon & Internet ) 3,000,000 322.58

Catering & akomodasi 28,000,000 3,010.75

Air Minum 500,000 53.76

Tak terduga 5,000,000 537.63

Total 45,500,000 4,892

Total SGA per tahun adalah US$ 4,892 x 12 = US$ 58,710,-

3. Biaya Sampling & Konsultan

Tabel 3.20
Biaya Sampling
Biaya Sampling
Konsultasi & Survey (US$ / ton)
Sampling di Truk 0.09
Sampling Loading 0.11
Sampling di Crane 0.15
Total biaya sampling 0.35
Total biaya sampling 2.4 juta ton 840000

Biaya sampling per tahun untuk batubara sebanyak 2.4 juta ton adalah US$ 840,000,-
106
4. Biaya Tenaga Kerja (Salary Expense)

Tabel 3.21
Biaya Gaji Tenaga Kerja
Head Office Jumlah Gaji Pengeluaran Gaji Total
General Manager 1 Rp20,000,000 Rp 20,000,000 Rp 22,000,000
Manajer Teknik & Operasi 1 Rp15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 16,500,000
Manajer Personalia 1 Rp15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 16,500,000
Manajer Pemasaran 1 Rp15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 16,500,000
Manajer Keuangan 1 Rp15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 16,500,000
Manager Akuntansi 1 Rp15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 16,500,000
Staff / Administrasi 10 Rp 3,000,000 Rp 30,000,000 Rp 33,000,000
Sekertaris 1 Rp 4,000,000 Rp 4,000,000 Rp 4,400,000

Mine Office Jumlah Gaji Pengeluaran Gaji Total


Site Manager 1 Rp10,000,000 Rp 10,000,000 Rp 11,000,000
Supervisor Perencanaan
Produksi 1 Rp 6,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Supervisor Produksi &
Kontrol 1 Rp 6,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Supervisor Drilling &
Blasting 1 Rp 6,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Supervisor Pit 1 Rp 6,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Supervisor Sarana
Tambang 1 Rp 6,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Office Staff 4 Rp 3,000,000 Rp 12,000,000 Rp 13,200,000
Sekertaris 1 Rp 3,500,000 Rp 3,500,000 Rp 3,850,000
Mekanik 2 Rp 3,000,000 Rp 6,000,000 Rp 6,600,000
Operator Armada
Tambang 144 Rp 2,750,000 Rp 396,000,000 Rp435,600,000
Driller & Blaster 4 Rp 3,000,000 Rp 12,000,000 Rp 13,200,000
Welder 2 Rp 2,500,000 Rp 5,000,000 Rp 5,500,000

Total Tenaga Kerja 180 Rp663,850,000

Total gaji adalah pengeluaran gaji ditambah PPH 10%

5. Operating Cost Armada Utama

Perhitungan operating cost armada tambang berdasarkan kebutuhan tiap tipe


kendaraan dapat dilihat pada lampiran A.1

107
Biaya operasional tersebut belum termasuk biaya repair dan maintenance alat
sebesar 2 % dari biaya pengadaan alat.

6. Biaya Transportasi

Biaya transportasi dihitung sebagai berikut

a. biaya transportasi dari tambang ke stockpile dengan jarak ± 10 km.

Biaya transportasi dari tambang ke stockpile adalah US$ 30 / 18 ton. (truck)

Total biaya = 2,400,000 ton / 18 ton x US$ 30,- = US$ 4,000,000,-

b. biaya transportasi dari stock pile ke loading point dengan jarak ± 30 km.

Biaya transportasi dari tambang ke stockpile adalah US$ 48 / 12 ton. (truck PS)

Total biaya = 2,400,000 ton / 12 ton x US$ 48,- = US$ 9,600,000,-

c. biaya loading point

Biaya pemuatan di loading point adalah US$ 6.5 per ton

Total biaya = 2,400,000 ton x US$ 6.5,- = US$ 15,600,000,-

c. biaya transportasi sungai (tug & barges)

Biaya transportasi sungai adalah US$ 13 / 12 ton. (barges 330 ft)

Total biaya = 2,400,000 ton x US$ 13,- = US$ 31,200,000,-

108
3.3.13.3 Analisis Finansial

1. Initial Investment

Biaya initial investment ditunjukkan pada tabel 3.22

Tabel 3.22
Initial Investment Pemilik KP Swakelola
Initial Investment Jumlah (US$)
Pembebasan lahan tambang $ 10,752,688
Perizinan $ 1,125
Pembebasan lahan jalan $ 43,000
Konstruksi jalan tambang $ 11,200,000
Armada Utama Tambang $ 15,076,500
Bangunan dan sarana
tambang $ 108,300
Peralatan Tambang $ 70,000
Total $ 37,251,613

Dengan komposisi modal :

Debt $ 31,663,871 85%


Equity $ 5,587,742 15%
Total $ 37,251,613 100%

2. Income Statement

Lihat Lampiran A.2

3. NPV, IRR dan Payback Period

Tabel perhitungan lihat Lampiran A.3

NPV 60,489,430.29
IRR 47%
PBP 2.18

109
3.3.14 Analisis Resiko

Kemungkinan Resiko Yang Terjadi :

1. Sengketa Lahan

Probabilitas : Likely

Dampak : Major Skor : 16

2. Regulasi & Kepastian Hukum

Probabilitas : Unlikely

Dampak : Catastrophic Skor : 10

3. Resiko Operasi (Kecelakaan kerja, kerusakan alat, ketiadaan supply)

Probabilitas : Moderate

Dampak : Minor Skor : 6

4. Resiko Keamanan (Pencurian, Penjarahan, Sabotase)

Probabilitas : Low

Dampak : Moderate Skor : 3

5. Ketiadaan infrastruktur pendukung (jalan, transportasi, kekurangan ‘slot’


pemuatan batubara di loading point)

Probabilitas : High

Dampak : Catastrophic Skor : 25

110
3.4 Pemilik KP dengan Pertambangan menggunakan jasa kontraktor

Pemilik KP sebagai pemegang konsesi suatu daerah pertambangan juga


memiliki opsi untuk menyerahkan pengelolaan tambang pada pihak kontraktor.
Pemilik KP yang menggunakan jasa kontraktor biasanya tidak memahami aspek
teknis penambangan batubara dan tidak memiliki kapabilitas untuk mengelola suatu
tambang batubara namun memiliki modal yang cukup untuk dapat memiliki KP.

Pemilik KP yang menggunakan jasa kontraktor terbebas dari segala resiko


operasional namun tetap mempunyai kewajiban membayar royalty dan melakukan
community development.

3.4.1 Analisis Finansial

Kontrak kerja antara pemilik KP dengan kontraktor biasanya berupa bagi hasil
dengan perincian 60 % hasil produksi untuk pemilik KP dan 40 % hasil produksi
untuk kontraktor. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi penambangan
batubara swakelola pada bagian 3.3.

1. Initial Investment

Tabel 3.23
Initial Investment Pemilik KP dengan Jasa Kontraktor
Initial Investment Jumlah (US$)
Pembebasan lahan tambang $ 10,752,688
Perizinan $ 1,125
Pembebasan lahan jalan $ 43,000
Konstruksi jalan tambang $ 11,200,000
Total $ 21,996,813

111
Dengan komposisi modal

NPV 28,539,825.75
IRR 38%
PBP 2.69

2. Income Statement

Perhitungan income statement pemilik KP lihat lampiran A.4

3. NPV, IRR dan Payback Period

Tabel perhitungan lihat lampiran A.5

NPV 28,539,825.75
IRR 38%
PBP 2.69

Analisis Resiko

Kemungkinan Resiko Yang Terjadi :

5. Sengketa Lahan

Probabilitas : Likely

Dampak : Major Skor : 16

6. Regulasi & Kepastian Hukum

Probabilitas : Unlikely

Dampak : Catastrophic Skor : 10

112
Kontraktor Pertambangan

3.5.1 Ruang Lingkup Kerja Kontraktor Pertambangan

Kontraktor penambangan adalah pihak -yang atas dasar perjanjian kerja sama
dengan pemilik KP- yang memiliki hak untuk melakukan penambangan batubara,
pengolahannya dan melakukan distribusi dengan bekerja sama dengan pihak ketiga
untuk mengangkut batubara hingga ke tempat konsumen.

Kontraktor pertambangan diasumsikan memperoleh jatah bagi hasil sebesar


40 % dari hasil produksi tambang per periode tertentu. Secara umum ruang lingkup
kerja dari kontraktor jasa pertambangan adalah :

1. Menyediakan peralatan tambang dan sarana pendukungnya


2. membangun fasilitas yang diperlukan untuk mendukung berjalannya proyek
antara lain : bangunan perkantoran, bengkel, gudang dan fasilitas pendukung
lainnya
3. mobilisasi dan demobilisasi peralatan serta tenaga kerja
4. pemasangan rambu – rambu survey dan control survey pada pelaksanaan
operasi sesuai dengan rencana dan rancangan tambang yang telah disepakati
kedua belah pihak
5. joint survey bulanan untuk perhitungan volume tanah penutup (overburden)
yang dipindahkan
6. persiapan areal kerja / pembersihan lahan (clearing dan grubbing)
7. pemisahan, penumpukan dan penyebaran tanah pucuk pada daerah yang
ditentukan
8. pemboran dan peledakan tanah penutup
9. pemuatan, pengangkutan, dan penumpukan tanah penutup pada daerah yang
telah ditentukan baik diluar maupn di dalam pit.
10. konstruksi jalan akses untuk angkutan tanah penutup
11. pemeliharaan jalan angkut tanah penutup

113
12. drainase meliputi pembuatan saluran air, pembuatan sump di pit, pembuatan
settling pond dan pemompaan air dari pit
13. rekonturing di daerah dumping area
14. persiapan penambangan batubara (coal cleaning)
15. penggalian, pemuatan dan pengangkutan batubara dari pit ke cruching plant
dengan jarak 22 km.
16. perawatan jalan angkut dari pit ke crushing plant meliputi perataan/grading,
compacting dan penyiraman
17. menyediakan peralatan K3LH yang sesuai standar perusahaan.

Tidak termasuk dalam ruang lingkup kerja adalah :

1. pembuatan model geologi dan rancangan tambang


2. perbaikan longsoran di pit, disposal dan jalan angkut batubara
3. penghijauan pada daerah yang sudah siap direklamasi
4. pemantauan dan netralisasi air buangan tambang
5. pembebasan lahan
6. community development
7. perbaikan jalan meliputi : pemotongan dan penimbunan (cut & fill ) badan
jalan atau pelebaran badan jalan
8. perbaikan jembatan / gorong gorong jika ada
9. pengadaan material pengeras jalan termasuk pengangkutannya
10. menerima keluhan dari penduduk lokal (sekitar tambang)
11. angkutan batubara dari crushing plant ke barge dan dari barge ke
transshipment point.

3.5.2 Analisis Finansial

Analisa finansial jasa kontraktor pertambangan meliputi :

1. Initial Investment
114
Tabel 3.24
Initial Investment Jasa Kontraktor Pertambangan
Initial Investment Jumlah (US$)
Armada Utama Tambang $ 15,076,500
Bangunan dan sarana
tambang $ 108,300
Peralatan Tambang $ 70,000
Total $ 15,254,800

Dengan komposisi modal :

Debt $ 12,966,580 85%


Equity $ 2,288,220 15%
Total Asset $ 15,254,800 100%

2. Income Statement

Lihat lampiran A.6

3. NPV, IRR dan Payback Period

Tabel perhitungan lihat lampiran A.7

NPV 27,048,095.17
IRR 50%
PBP 2.04

3.5.3 Analisis Resiko

1. Resiko Operasional

(kerusakan armada tambang, fasilitas, bangunan dan alat alat tambang)

Probabilitas : Moderate

Dampak : Minor Skor : 6

115
2. Keamanan (tindakan pencurian, penjarahan dan sabotase)

Probabilitas : Low

Dampak : Moderate Skor : 3

3. Ketiadaan infrastruktur pendukung (jalan, transportasi, kekurangan ‘slot’ pemuatan


batubara di loading point)

Probabilitas : High

Dampak : Catastrophic Skor : 25

3.6 Transportasi Darat

Kegiatan distribusi batubara dari stock pile ke pelabuhan muat sungai


memerlukan moda transportasi darat. Kebutuhan ini di akomodasi oleh perusahaan-
perusahaan jasa angkutan batubara. Pada umumnya, karena menggunakan jalan
umum, maka jenis kendaraan yang diperbolehkan adalah truk dengan kapasitas ± 12
ton.

Gambar 3.20
Truk Pengangkut Batubara

116
Selain melewati jalan umum, saat ini juga tengah dibangun jalan khusus untuk
jalur distribusi batubara. Jalan ini dibangun dan dioperasikan oleh pihak swasta.

3.6.1 Analisis Finansial

Analisa finansial jasa kontraktor pertambangan meliputi :

1. Initial Investment

Kapasitas transport batubara per bulan di rencanakan sebesar 180,000 ton.


dengan asumsi 1 bulan = 30 hari, maka kapasitas angkut harian adalah 6,000 ton.
Dengan truk berkapasitas 12 ton, maka diperlukan 500 truk pengangkut.

Biaya Kapital

Harga truk Mitsubishi col diesel adalah Rp.158,000,000,-

Biaya Capital 500 truk = 500 x Rp.158,000,000,-

= Rp.79,000,000,000,-

= Rp.79,000,000,000,- / 9350

= US$ 8,440,000,-

KIR & Perizinan Bongkar Muat = 10 % Biaya Capital Truk

Tabel 3.25
Initial Investment Jasa Transportasi Darat
Initial Investment Jumlah (US$)
Biaya Pengadaan Truk $ 8,440,000
KIR & Perizinan $ 844,000
Total $ 9,284,000

Dengan komposisi modal :

Debt $ 7,891,400 85%


Equity $ 1,392,600 15%

117
Total Asset $ 9,284,000 100%

Biaya Operasional
1. Gaji Sopir = Rp.120,000,- / hari
2. Biaya Bongkar Muat = Rp.25,000 / turn
3. Biaya Terpal = Rp.3000 / mobil
4. Biaya bahan bakar = 4 km / liter Æ 30 km x 2 = 60 km = 15 liter
= 15 liter x 8000 = 120,000
5. Biaya jalan = Rp.400,- / km x 60 km = 24000,-
6. Pungli = Rp.10,000 / pos x 3 pos = Rp.30,000,-
2. Income Statement

Lihat lampiran A.8

3. NPV, IRR dan Payback Period

Tabel perhitungan lihat lampiran A.9

NPV 3,584,879.93
IRR 20%
PBP 4.77

3.6.2 Analisis Resiko

1. Resiko Operasional

(kerusakan armada, ketiadaan bahan bakar, dll )

Probabilitas : Likely

Dampak : Major Skor : 16

118
2. Resiko Keamanan

(Tindakan pencurian, penjarahan dan premanisme)

Probabilitas : High

Dampak : Catastrophic Skor : 25

3. Resiko Pasar

Probabilitas : Likely

Dampak : Moderate Skor : 12

3.7 Pemilik Jalan Tambang

Salah satu alternatif investasi di industri batubara adalah jasa infrastruktur distribusi
berupa jalan tambang khusus untuk jalur pengangkutan batubara. Jalan tambang ini
menghubungkan tambang batubara dengan stock pile. Lebih jauh lagi jalan ini juga
menghubungkan stock pile dengan loading port yang merupakan jasa infrastruktur
yang terintegrasi sehingga memudahkan proses distribusi batubara.

Analisis Finansial

Biaya Kapital

1. Initial Investment

1. Pembebasan Lahan Jalan

Harga lahan = Rp.30,000,000,- /m2 / km

Kebutuhan lahan = 8 meter x 35 km

Biaya Pembebasan Lahan = Rp.30,000,000 x 8 m x 35 km

= Rp.8,400,000,000,-
119
= Rp.8,400,000,000,- / 9300

= US$ 903,225,-

2. Pembangunan Jalan

Biaya Pembangunan Jalan = US$ 80 / m2

Luas Jalan = 6 m x 35 km

Total Biaya = US$ 14,400,000,-

Tabel 3.26
Initial Investment Pemilik Jalan Tambang
Initial Investment Jumlah (US$)
Pembebasan Lahan $ 967,750
Pembangunan Jalan $ 14,400,000
Total $ 15,367,750

Komposisi biaya kapital

Debt $ 13,062,588 85%


Equity $ 2,305,163 15%
Total Asset $ 15,367,750 100%

Biaya Operasional

Biaya pemeliharaan jalan = 20 % revenue

Biaya pengelolaan jalan = 10 % revenue

2. Income Statement

Perhitungan income statement lihat lampiran A.10

3. NPV, IRR dan Payback Period

Tabel perhitungan lihat lampiran A.11


120
Analisis Resiko

4. Sengketa Lahan
Probabilitas : Likely
Dampak : Major Skor : 16
5. Resiko Kerusakan Jalan
Probabilitas : High
Dampak : Major Skor : 20
6. Resiko Penyerobotan
Probabilitas : Moderate
Dampak : Major Skor : 12

3.8 Integrated Loading Port ( Plus Blending dan Transport Sungai)

Setelah melakukan kajian terhadap analisis isu bisnis dan akar masalah maka
penulis berkesimpulan bahwa titik kritis dari rantai industri batubara dari hulu sampai
ke hilir terletak pada stock pile dan loading port.

Ketersediaan infrastruktur merupakan faktor paling penting dalam proses


distribusi batubara, tanpa adanya infrastruktur yang memadai maka batubara akan
tetap berada di tambang dan tidak memiliki nilai guna. Infrastruktur penting dalam
proses distribusi batubara ini adalah jalan tambang dan pelabuhan muat sungai yang
representatif.

Pilihan menggunakan moda transportasi sungai lebih diminati karena unit cost
yang lebih murah bila dibandingkan dengan moda transportasi darat. Infrastruktur
utama dalam proses distribusi melalui sungai adalah pelabuhan muat sungai (loading
point)

Pilihan investasi loading port didasari pertimbangan bahwa saat ini terjadi
kekurangan kapasitas pemuatan batubara untuk transportasi melalui sungai akibat
121
naiknya jumlah produksi batubara secara signifikan (lihat table 3.xx) tanpa diimbangi
penambahan kapasitas infrastruktur pendukung seperti jalan dan pelabuhan muat.

Selain loading port, value added service yang ditawarkan pada perusahaan
tambang batubara adalah layanan blending batubara bagi perusahaan tersebut agar
perusahaan tambang tidak perlu lagi melakukan proses blending sehingga dapat
menghemat biaya.

Dalam pelaksanaannya, agar memperoleh pasokan batubara untuk keperluan


blending maka perusahaan memiliki opsi untuk membeli 30 % batubara yang di
angkut melalui loading port ini.

3.8.1 Kajian aspek pemasaran

Potensi Industri Batubara di Indonesia

Saat ini Indonesia tercatat sebagai produsen batubara terbesar ke-8 di dunia
dengan kapasitas produksi tahun 2007 mencapai 174 juta ton dan dimana 80% nya di
ekspor keluar negeri.

Tabel 3.27
Produksi, Konsumsi, Ekspor Batubara per Tahun (Ton)

Tahun Produksi Konsumsi Ekspor


2008 (feb) 9,197,960.70 1,810,486.68 7,854,001.00
2007 174,832,672.57 45,217,244.40 140,598,606.05
2006 181,060,907.30 39,336,322.82 129,504,080.81
2005 152,707,607.31 42,519,036.99 106,298,552.26
2004 129,156,475.79 32,882,669.00 93,292,374.71
2003 112,995,892.43 29,065,109.07 84,017,493.63

122
Gambar 3.21
Produksi, Konsumsi, Ekspor Batubara per Tahun (Ton)
Sumber : Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2008.

123
Gambar 3.22

Sumber Daya Batubara Indonesia

Resources : 90,5
billion
1.58 %

28.37 %
7.58 %
4.07 %

17.7 %
40.13 %

Sumber : Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2007.

124
3.8.2 Value Added Service : Proses Blending Batubara

Blending batubara merupakan value added service yang ditawarkan oleh perusahaan
selain transportasi sungai. Blending merupakan proses mencampur batubara kalori
tertentu dengan batubara kalori tertentu untuk mendapatkan batubara dengan
spesifikasi kalori yang diinginkan.

Cara penentuan kalori adalah :

Kalori Hasil =
∑ Mi * Ci
∑ Mi
Dimana :

Mi = berat batubara

Ci = kalori batubara

Contoh :

Blending 100 ton batubara kalori 5000 dengan 100 ton batubara 6000 akan
menghasilkan 200 ton batubara dengan kalori 5500.

Kalori Hasil = [(100 x 5000) + (100 x 6000)] / 200

= 5500.

3.8.3 Penentuan Kapasitas Loading

Dari kajian terhadap aspek pemasaran diketahui bahwa produksi batubara di


daerah Kalimantan Selatan adalah sekitar 3 juta ton / bulan. Jumlah tersebut tersebar
merata di seluruh kabupaten di daerah Kalimantan Selatan. Kapasitas produksi di
daerah sungai danau sendiri berkisar antara 350,000 hingga 450,000 ton per bulan.

Namun kapasitas transportasi sungai menggunakan tongkang terbatas hanya


sebesar 100,000 hingga 150,000 ton per bulan. Dari kajian ini di ketahui terdapat
kekurangan kapasitas transportasi sebesar 250,000 hingga 400,000 ribu ton per bulan.

Kekurangan tersebut merupakan peluang untuk membangun pelabuhan muat


sehingga kekurangan kapasitas muat dapat di atasi. Dengan kekurangan sebesar

125
250,000 hingga 400,000 ton diharapkan loading port dengan kapasitas 200,000 ton
per bulan dapat beroperasi dengan utilitas 100%.

3.8.4 Kajian Aspek Teknis dan Manajemen Operasi

Lokasi Proyek (Aksesibilitas)

Di Kalimantan Selatan Loading Port , terdapat di daerah Banjarmasin,


Tabonio, Jorong, Asam-asam, Tanjung Samalantakan,Tanjung Pemancingan, Satui,
Batulicin, dan Tapin.

Lokasi loading port diasumsikan berada di daerah –daerah di atas dengan


jarak tempuh 4 jam, 8 jam dan 12 ke muara (laut) dengan ketentuan :

Waktu Kedalaman
Tempuh Harga Tanah Sungai Jarak Jalan Sumber Energi
4 Jam 50 Juta / Hektar Dalam (> 6 m) 1 km Listrik PLN
8 Jam 40 Juta / Hektar Sedang (3 – 6) 5 km Genset
12 Jam 25 Juta / Hektar Dangkal (< 3 m) 10 km Genset

Lokasi proyek optimum diasumsikan berada pada daerah dengan waktu tempuh
tongkang sungai selama 8 jam.

3.8.5 Kriteria Teknis Rancangan Loading Port

Rancangan lay out loading port dibuat dengan mempertimbangkan alur proses
batubara dari mulai truk masuk ke lokasi loading port, hingga batubara di muat ke
tongkang. Adapun alur batubara adalah :

Truk masuk areal loading point Æ Truk Ditimbang Æ Pengambilan sample batubara
di truk Æ truk menuju lokasi penyimpanan batubara Æ batubara diturunkan
(unloading) Æ truk di timbang lagi Æ Truk keluar disertai bukti unloading.

Dari stock pile flow batubara adalah :

Batubara diangkut ke blending plant Æ batubara diangkut ke loading conveyor belt


Æ batubara di muat ke tongkang.

Ket : batubara di input k conveyor belt menggunakan shovel / wheel loader.

126
Gambar 3.23

Loading Port Pelindo di Sungai Danau

3.8.6 Kebutuhan Infrastruktur Utama

1. Jalan utama menuju loading port

Jalan Menuju loading port merupakan jalan aspal dengan ketebalan sekitar 5
cm. Biaya konstruksi jalan sebesar US$ 80 m2. lebar jalan 6 meter dengan
bahu jalan masing masing 2 meter. Panjang jalan adalah 5 km.

2. Lahan

Kapasitas loading port direncanakan sebesar 200,000 MT batubara setiap


bulan. Luas lahan yang diperlukan kira kira sebesar 40 Ha.

3. Dermaga / Dock

Dermaga dapat terbuat dari beton, container ataupun hanya berupa tanah
keras (dipadatkan).

127
Tipe Dermaga Biaya Konstruksi Durabilitas Efektivitas
(US$ / m2) (Tahun) (%)
Beton 350 45 100%
Kontainer 30 3 90%
Tanah 5 1 80%

3.8.7 Kebutuhan Infrasturktur & Peralatan Pendukung

Kebutuhan infrastruktur pendukung adalah Kantor & Camp, Bengkel & Gudang,
Water Supply, dan Energi Supply dengan perincian diperlihatkan pada table 3.28

Tabel 3.28

Kebutuhan Infrastruktur & Peralatan Pendukung Loading Port

Cost
Processing Office (US$)
Office Room 20 80 1600
Operating Shift Forement 45 80 3600
Control Room 25 80 2000
Computer Room 25 80 2000
Total 9200

Luas Cost
Construction Camp (m2) Unit Cost (US$)
Management Mess 45 80 3600
Guest House 25 80 2000
Staff Mess 60 80 4800
Operator & Mechanic Mess 270 80 21600
Laundry Unit 20 80 1600
Toilet Unit 20 80 1600
Kitchen & Dining Room 20 80 1600
Camp Office 30 80 2400
Total 39200

Luas Cost
Workshop (m2) Unit Cost (US$)
Garage 300 20 6000
Repair facility 90 100 9000
Washing Bay 50 50 2500
Warehouse 90 80 7200
Total 24700

Luas Cost
Fuel Storage (m2) Unit Cost (US$)
Fuel Storage Facility (10000 litre) 25 20000

128
Fuel Station 25
Total 20000

Cost
Office, Camp & Workshop Equipment Jumlah Unit Cost (US$)
VSAT 1 3000 3000
mobile communication 30 100 3000
Computer Desktop 3 500 1500
Furniture - Office 7500
Furniture - Camp 7500
Refrigerator 2 1000 2000
Genset 30 kVA (main electricity supply) 30000
Genset 5 kVA (workshop electricity) 5000
Lampu + electricity equipment 500
Tools 10000
Total 70000

129
3.8.8 Kebutuhan Armada Utama

Dengan adanya penjadwalan operasi loading port, kita dapat menentukan berapa
jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk setiap jenis alat untuk mencapai sasaran
kapasitas. Dengan diketahuinya jumlah gilir kerja, kita dapat menentukan jumlah dan
jenis alat yang diperlukan. Berikut ini adalah tahapan umum dalam proses penentuan
alat yang diperlukan

1. Menentukan jadwal kerja loading port dan jumlah gilir kerja (shift) per bulan /
per tahun

2. Mnentukan jumlah waktu produktif untuk setiap jenis alat armada utama

3. Meentukan produktivitas alat per jam

4. Menentukan jumlah alat utama yang dibutuhkan.

Untuk memuat perhitungan produktivitas tergantung pada jumlah ton per satu
siklus shovel (kapasitas bucket), waktu per siklus untuk shovel (waktu edar), Ukuran
/ Kapasitas Truk, waktu spotting dan waktu dumping / unloading. Ukuran alat muat
dan alat angkut biasanya disesuaikan agar truk dapat terisi penuh dalam 4 – 8 kali
siklus pemuatan.

Waktu edar alat muat = waktu mengambil batubara + waktu berputar berisi
muatan

+ waktu menumpahkan material + waktu berputar


kosong

Waktu edar alat angkut = waktu tunggu / waktu spot di area pengalian + waktu

memuat.

Kebutuhan Armada dan Peralatan

1. Conveyor Belt

Conveyor belt merupakan alat utama untuk memuat batubara (loading) ke


tongkang. Conveyor belt yang digunakan diasumsikan buatan PT.Bando Indonesia
(no.5 dalam daftar) dengan panjang 100 meter dan memiliki kapasitas muat (loading
rate) batubara sebesar 500 MT / hour. Untuk loading port ini dibutuhkan 2 unit

130
conveyor belt dengan panjang antara 50 hingga 100 m. 1 unit digunakan untuk proses
loading dan unit yang lain untuk proses blending.

Daftar pilihan conveyor belt.

Harga :

1. USD 567.7400
2. USD 929.0000
3. USD 10880.3600
4. USD 2629.1000
5. USD 5154.1900
6. USD 2101.0500
7. USD 1887.9000
8. USD 2625.2300
9. USD 1908.9200
10. USD 13044.7600
11. USD 578.8150
12. USD 2000.0000
13. USD 1511.8700
14. USD 3694.9500
15. USD 0.0000
16. USD 0.0000
131
17. USD 0.0000
18. USD 6492.0000
19. USD 680.4450
20. USD 19.3600
21. USD 19.1506

Keterangan : Harga per unit sesuai urutan item.

2. Wheel Loader

Wheel loader digunakan untuk mengangkut batubara ke dalam truk. Jumlah


wheel loader yang dibutuhkan adalah 2. (di asumsikan terdapat dua “gunung”
batubara)

3. Truk

Truk digunakan untuk mengangkut batubara inventory ke blending plant atau


ke loading plant. Jumlah truk yang di butuhkan adalah 17 truk dengan cadangan 3
truk. Total kebutuhan truk adalah 20 unit. Truk yang digunakan adalah truk Hino FM
260 JD.

4. Loading Shovel

Loading shovel digunakan untuk memuat batubara ke dalam mangkuk


conveyor belt. Junlah loading shovel yang dibutuhkan untuk memproses ± 7000 MT
batubara adalah 1 unit.

5. Bulldozer

Bulldozer digunakan untuk merapikan gunungan batubara untuk memudahkan


wheel loader memuat batubara. Jumlah kebutuhan bulldozer adalah 2 unit.

6. Excavator

Digunakan untuk merapikan gunungan batubara di tongkang agar kapasitas


isian tongkang maksimum

132
7. Tug & Barges.

Tug (kapal penarik) dan Barges (tongkang) merupakan 1 set terdiri dari 2400 HP tug
boat dan 270 ft barges berkapasitas 7000 MT.

Loading time : 16 jam


Waktu Tempuh (loaded) : 8 jam
Waktu Unloading : 18 jam
Waktu kembali : 6 jam
Lama Siklus : Loading time + Waktu Tempuh (loaded) + Unloading + Waktu
Kembali
: 16 + 8 + 18 + 6
: 48 jam. Æ 1 bulan = 15 siklus.
Kapasitas 1 siklus = 7000 MT. (kapasitas barge)
Kebutuhan barge = 200.000 / 15 x 7000

= 1.9 ≈ 2 barge.

Gambar 3.24
Proses transportasi batubara melalui tongkang sungai

133
3.8.9 Kebutuhan Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja dan biaya gaji lihat lampiran A.12

Analisis Finansial

Biaya Modal

1. Lahan

Biaya Lahan = 30 Ha x Rp.40,000,000,- / Ha

= Rp.1,200,000,000,- / US$ 9300,- = US$ 129,000,-

2. Jalan

Biaya lahan jalan = 5 km x10 m = 50,000 m2 = 5 Ha

= 5 x Rp.40,000,000,-

= Rp.200,000,000,- x US$ 9300 = US$ 21,500,-

Biaya Konstruksi jalan = 5,000 m x 8 m x US$ 80 / m2

= US$ 3,200,000,-

Total biaya Jalan = US$ 3,200,000,- + US$ 21,500,-

= US$ 3,221,500,-

3. Dermaga

Biaya dermaga = 20 m x 4 m x US$ 350 / m

= US$ 28,000,-

4. Infrasturktur dan Peralatan Pendukung

134
Infrastruktur & Peralatan Biaya (US$)
Processing Office 9,200
Construction Camp 39,200
Workshop 24,700
Fuel storage facility 20,000
Office, Camp & Workshop Equipment 70,000
Total 143,100

Total Biaya Modal

Tabel 3.29
Total Biaya Modal Loading Port
Initial Investment Jumlah (US$)
Pembebasan lahan $ 129,000
Perizinan $ 10,000
Pembebasan lahan jalan $ 21,500
Konstruksi jalan $ 3,200,000
Konstruksi Dermaga $ 28,000
Armada Utama $ 7,790,000
Bangunan dan sarana Loading
Port $ 143,100
Infrastruktur & Peralatan $ 70,000
Total $ 11,391,600

Dengan perincian :

Debt $ 9,682,860 85%


Equity $ 1,708,740 15%
Total $ 11,391,600 100%

Biaya Operasional

Lihat lampiran A.13

135
Proyeksi Income Statement

Lihat lampiran A.14

NPV, IRR dan Payback Period

Perhitungan NPV, IRR dan payback period lihat lampiran A.15

Hasil perhitungan :

NPV 47,426,713.62
IRR 72%
PBP 1.29

Analisis Resiko

Kemungkinan Resiko Yang Terjadi :

1. Sengketa Lahan

Probabilitas : Likely

Dampak : Major Skor : 16

2. Regulasi & Kepastian Hukum

Probabilitas : Unlikely

Dampak : Catastrophic Skor : 10

3. Resiko Operasi (Kecelakaan kerja, kerusakan alat, ketiadaan supply)

Probabilitas : Moderate Skor : 6

Dampak : Minor

4. Resiko Keamanan (Pencurian, Penjarahan, Sabotase)

136
Probabilitas : Likely

Dampak : Moderate Skor : 12

Penentuan Solusi Bisnis

Penentuan solusi usaha dilakukan dengan menghitung skor dari kriteria – kriteria
dibawah ini yaitu :

1. Nilai Strategis (strategic value) 30 %

2. Financial Performance 40 %

3. Resiko Usaha 30 %

Adapun bobot dari kriteria – kriteria diatas adalah sebagai berikut :

Bobot
Penilaian Skor
Strategic Value 30%
Financial
Performance
Initial Investment 8%
NPV 8%
IRR 8%
PBP(tahun) 8%
ROI 8%
Total 40%
Resiko Usaha
Sengketa Lahan 6.00%
Regulasi 6.00%
Operasi 6.00%
Business Risk 6.00%
Keamanan 6.00%
Total 30.00%
Total 100.00%

Perhitungan penentuan solusi bisnis lihat lampiran B

137
Penentuan solusi bisnis menggunakan metode pembobotan dengan kriteria
strategis, keuangan dan resiko investasi menunjukkan bahwa alternatif investasi
dengan nilai tertinggi adalah pelabuhan muat batubara terpadu. Dengan demikian
maka alternatif investasi ini merupakan pilihan paling menguntungkan pada saat ini.

138

Anda mungkin juga menyukai