Anda di halaman 1dari 3

Nama Anggota Kelompok

1. Leon Agusto Mora 03111402037


2. Fika Rezki Kaban 03111402039
3. Anita Harumsari 03111402047

OPTIMALISASI KONFIGURASI FLEET DALAM PEKERJAAN OB REMOVAL DAN
COAL GETTING
Potensi batubara di Indonesia yang besar sangat menjanjikan untuk terus
dikembangkan. Berdasarkan data dari Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral
(KESDM), cadangan batubara di Indonesia yang dapat ditambang mencapai 9 Miliar ton
batubara atau 1,2 % dari keseluruhan total cadangan batubara dunia. Potensi batubara yanng
ada di Indonesia yang sangat besar namun belum banyak digarap investor. Kendala ini
disebabkan adanya ketidakpastian perundang-undangan seperti Izin Usaha Pertambangan
(IUP) yang seharusnya sudah dimiliki perusahaan secara menyeluruh namun pada saat ini
masih ada beberapa perusahaan yang menggunakan Perjanjian Kontrak Pengusaha
Pertambangan Batubara (PKP2B), ketidaksepahaman antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, tumpang tindih pemenfaatan lahan dengan kehutanan dan pertentangan
antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.
Pertambangan yang dilakukan seharusnya menguntungkan perusahaan dan
masyarakat. Salah satu perusahaan pertambangan batubara yang beroperasi di Tanjung Enim
adalah PT. Manambang Muara Enim (PT MME). PT MME bekerja sama dengan masyarakat
dalam mengembangkan wilayah di luar daerah penambangan dengan melakukan program
Coorporate Social Responsibility (CSR) dan Community Development (Comdev).
Untuk mencapai target produksi penambangan diperlukan eksplorasi batubara. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui cadangan batubara yang terdapat di wilayah izin usaha
pertambangan (WIUP). Eksplorasi dibagi menjadi 2 tahap, yaitu eksplorasi awal dan
eksplorasi rinci. Eksplorasi awal berupa pengetahuan gambaran awal bentuk tiga dimensi
endapan meliputi ketebalan, bentuk, korelasi, sebaran, struktur geologi, kualitas dan
kuantitas. Kegiatan yang dilakukan adalah pemetaan geologi skala 1 : 10.000 pemetaan
topografi, pemboran dengan jarak sesuai kondisi geologinya, logging geofisika, test pit,
trenching, pemercontoan, pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi.
Kategori termasuk Sumberdaya Tertunjuk. Eksplorasi rinci bertujuan untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas serta model tiga dimensi secara lebih rinci. Kegiatan yang
dilakukan pemetaan geologi skala 1 : 2.000, pemetaan topografi, pemboran dengan jarak
sesuai kondisi geologinya, logging geofisika, pengkajian geoteknik dan geohidrologi. Pada
tahap ini dilakukan penyelidikan pendahuluan keasaman batuan, air dan lingkungan. Kategori
termasuk Sumberdaya Terukur.
Ekplorasi umumnya dilakukan dengan pengeboran (drilling), menggunakan peta
geologi dan sumber dari KESDM. Pengeboran yang dilakukan bertujuan untuk menentukan
arah dan ketebalan dari persebaran batubara. Pengeboran yang dilakukan berfungsi juga
untuk menentukan besarnya cadangan di daerah WIUP. Melalui peta geologi dapat diketahui
lapisan-lapisan yang berada relatif di atas maupun di bawah pada lapisan batubara. Hal ini
bertujuan untuk menentukan metode stripping of overburden yang digunakan. Pengambilan
sampel bertujuan untuk menentukan kualitas batubara yang terdapat di wilayah daerah
WIUP. Kualitas Batubara dapat berupa analisis proximate dan analisis ultimate.
Banyaknya batubara yang dapat diambil dibandingkan dengan jumlah overburden
yang dikupas disebut dengan Stripping Ratio (SR). SR menentukan kebutuhan alat gali muat
dan alat angkut. Alat gali muat dapat berupa Excavator PC 750 yang memiliki kapasitas
bucket 3,66 4,45 m
3
,

sedangkan alat angkut dapat berupa HD 465 yang memiliki kapasitas
bucket 22,5 bcm.
Produktivitas alat gali muat berupa excavator PC 750 jika diketahui nilai fill factor
bucket (Ff) yaitu 0,695 ; swell factor (SF) yaitu 0,85 ; effisiensi yaitu 0,75 ; dan cycle time
(CT) yaitu 16,9 detik. Dari data yang diketahui dapat dihitung produktivitas alat dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut.
Ct
Eff Kb
Q
3600

Kb = Kb spek alat x Ff x SF
= 4,45 m
3
x 0,695 x 0,85
= 2,628 m
3

59 , 16
3600 75 , 0 628 , 2
Q
Q = 427,70 bcm/jam
Sementara itu produktivitas alat angkut berupa HD 465 jika diketahui nilai kapasitas
bucket (Kb) 22.5 bcm ; effisiensi (eff) 0,80 ; swell factor (SF) 0,85 ; cycle time (CT) 12,81
menit. Dari data yang diketahui dapat dihitung produktivitas alat dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
Ct
SF Ef f Kb
Q
60

81 , 12
60 85 , 0 80 , 0 5 , 22
Q
Q = 71,66 bcm/jam
Dari perhitungan produktivitas antara excavator PC 750 dan HD 465 dapat diketahui
nilai produktivitas sebesar 427,70 bcm/jam dan 71,66 bcm/jam. Sehingga faktor korelasi
antara excavator PC 750 dan HD 465 adalah 1 : 7. Perbandingan ini disebut dengan satu fleet.
Umumnya kombinasi alat gali muat dan alat angkut berguna untuk optimalisasi produksi
overburden dan coal getting. Pengupasan overburden diusahakan tidak lebih lama dari pada
penambangan batubara (coal getting). Hal ini disebabkan karena volume overburden lebih
banyak dari pada batubara.
Pada saat produksi batubara berlangsung, pengupasan overburden juga dilakukan. Hal
ini bertujuan untuk menjaga luas batubara yang terekspose jangan sampai berkurang karena
lapisan batubara masih ditutupi lapisan overburden. Tujuan menjaga luas batubara yang
terekspose yaitu untuk menjamin batubara yang siap ditambang agar proses penambangan
tidak terhenti.

Anda mungkin juga menyukai