Anda di halaman 1dari 14

Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885

ISSN O : 2503-4960

EVALUASI TINGKAT KEBERHASILAN REVEGETASI LAHAN BEKAS


TAMBANG BATUBARA DI PT KITADIN SITE EMBALUT KABUPATEN
KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

I Gede Eka Budiana1, Jumani2, dan Maya Preva Biantary3


1
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.
2
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75124, Indonesia.
E-Mail: eka@untag-smd.ac.id

ABSTRAK

Evaluasi Tingkat Keberhasilan Revegetasi Lahan Bekas Tambang Batu Bara di PT Kitadin site
Embalut Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. PT Kitadin site Embalut adalah salah satu dari sekian
banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara di wilayah konsesi di Kutai
Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur dengan luas usaha penambangan 2.973 ha. Kegiatan pertambangan
batubara baik secara langsung dan tidak langsung memberikan dampak terhadap menurunnya kualitas
lingkungan hidup antara lain terjadinya pencemaran air, udara, kebisingan, kerusakan tanah, kerusakan
vegetasi, dan terganggunya satwa serta kegiatan reklamasi yang tidak maksimal. Tujuan penelitian ini untuk
mengevaluasi tingkat keberhasilan reklamasi dan revegetasi yang dilaksanakan PT Kitadin site Embalut. Tipe
penelitian ini adalah deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi (Pengamatan) dan dari
dokumen-dokumen.
Peralatan yang dibutuhkan untuk penelitian antara lain : kompas brunton, pita ukur, Suunto clinometer,
Meteran, tali tambang plastik. Analisis vegetasi dilakukan dengan menggunakan petak berbentuk lingkaran
berdiameter 17,8 m. Jumlah plot yang dibuat untuk tiap tahun tanam adalah 1(satu) buah dengan jarak antar
plot 50-100 meter, pada plot itu akan dilakukan pengamatan pertumbuhan tanaman terhadap seluruh tanaman
yang berada pada plot contoh, meliputi tinggi tanaman, diameter tanaman, dan penutupan tajuk. Untuk
parameter keberadaan jenis-jenis lokal serta keberadaan satwa liar juga dilakukan pada plot ini.
Hasil penelitian ini menggambarkan tingkat keberhasilan dari revegetasi di PT Kitadin site Embalut pada
tahun 2010, 2011, dan 2012 dimana tingkat pertumbuhan dengan diameter rata-rata adalah 22,3 cm, 18 cm,
dan 10 cm. Tinggi rata-rata pada tahun 2010, 2011, dan 2012 adalah 12,8 meter, 8,3 meter, dan 6,5 meter.
Tingkat penutupan tajuk yaitu pada tanaman tahun 2010,2011 dan 2012 adalah 71.2 %, 60.6 %, 53.4 %,
Persentase untuk pertumbuhan tahun 2010,2011 dan 2012 yaitu 88 %, 77.7 %, 83.6 %.
Berdasarkan indikator tingkat keberhasilan pertumbuhan baik diameter maupun tinggi maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan reklamasi dan revegetasi di PT Kitadin site Embalut dikategorikan baik. Selain
itu perlu juga di tingkatkan pemantauan dari pertumbuhan tanaman secara menyeluruh sehingga perusahaan
memiliki data base semua tingkat petumbuhan tanaman yang ada di areal PT Kitadin site Embalut.
Kata kunci : Lahan bekas tambang, evaluasi, kriteria dan indikator.

ABSTRACT

Evaluation of Soil Revegetation Success Rate Ex-Pit Coal Mine in Kitadin site Embalut Kutai in East
Kalimantan. PT. Kitradin Embalut Site is one of mining companies in Kutai Kartanegara Regency of East
Kalimantan Province with total concession area 2,973 ha. Coal mining activities, both directly and indirectly
impact on decreasing the environmental quality include pollution of water, air, noise, soil damage, damage to
vegetation and wildlife disturbance and optimize reclamation activities. The objective of this study to
evaluate the implementation of the success rate of reclamation and revegetation implemented Kitadin
Embalut site. The type of research is descriptive, observation data collection and primer documents.
Tool of research including: brunton compass, measuring tape, Suunto clinometer, Gauges, plastic rope.
Vegetation analysis performed using a circular swath diameter of 17.8 m. The number of plots generated for
each year of planting is 1 (one) with a distance of between 50-100 meters plot, the plot would be carried out
observations of plant growth on the whole plant is located on the plot example, height, diameter, and canopy
closure , For parameters where local species and wildlife presence also performed on this plot.

195
Evaluasi Tingkat Keberhasilan Revegetasi … I Gede EB et al.

The results of this study illustrate the level of success of revegetation in PT. Kitadin Embalut site in 2010,
2011, and 2012 with growth rates with an average diameter is 22.3 cm, 18 cm and 10 cm. High average in
2010, 2011, and 2012 is 12.8 meters, 8.3 meters and 6.5 meters. Canopy closure rates are in 2010.2011 and
2012 crop year was 71.2%, 60.6%, 53.4%, percentage of growth in 2010.2011 and 2012 at 88%, 77.7%,
83.6%.
Based on the indicators of the success rate of growth in both diameter and height it can be concluded that the
reclamation and revegetation in PT. Kitadin Embalut site considered good. In addition it should also be
increased monitoring of overall plant growth so the company has a data base of all levels petumbuhan
existing plants in the area PT. Kitadin Embalut site.
Key words : Land former mine, evaluation criteria and indicators.

1. PENDAHULUAN batubara di dalam bumi. Tambang dalam


Pertambangan merupakan salah juga menggunakan bahan peledak untuk
satu sektor yang dapat menghasilkan kegiatan blasting jika terdapat lapisan
devisa besar bagi negara. Tercatat bahwa dalam tanah yang sulit untuk di bor. PT
pada tahun 2007, penerimaan Negara Kitadin Site Embalut menerapkan sistem
perpajakan umum dari sektor tambang dalam dari periode 1983 hingga
pertambangan mencapai Rp 24.000 2006 untuk Tambang dalam I dan II, serta
miliar. Tetapi selain devisa, industri pada periode 1985 hingga 1995 untuk
pertambangan (terutama dengan metode Tambang dalam III. Kelebihan dari
pertambangan terbuka) telah tambang dalam adalah tidak mengubah
menghasilkan dampak ikutan berupa bentang alam dan tidak berdampak besar
kerusakan lingkungan yang sangat parah terhadap lingkungan jika dibandingkan
terutama pada hutan hujan tropika yang dengan tambang terbuka. Tambang dalam
merupakan dominasi lapisan penutup dari memiliki kekurangan yaitu membutuhkan
permukaan bentang lahan yang biaya produksi yang besar dan sering
ditambang. terjadinya kecelakaan yang berakibat
Peraturan Menteri Kehutanan fatal terhadap pekerja tambang sehingga
Nomor : 146/Kpts-II/1999 mengenai sistem pertambangan terbuka lebih
Pedoman Reklamasi Bekas Tambang banyak diterapkan saat ini.
Dalam Kawasan Hutan menyebutkan Dampak negatif dari tambang
bahwa setiap perusahaan pertambangan terbuka antara lain berdampak terhadap
dan energi memiliki kewajiban untuk lingkungan salah satu dampak adalah
melaksanakan reklamasi lahan bekas rusaknya ekosistem hutan
tambang atas kawasan hutan yang mengakibatkan kualitas lingkungan
dipinjam-pakai. Hal itu bertujuan untuk menurun. Solusi dari dampak yang
memulihkan kondisi kawasan hutan yang diakibatkan oleh tambang terbuka adalah
rusak sebagai akibat kegiatan usaha harus diadakan perencanaan dari tahap
pertambangan dan energi sehingga awal hingga pasca tambang sebelum
kawasan hutan yang dimaksud dapat dilakukan pertambangan sebagai upaya
berfungsi kembali sesuai dengan menjaga kelestarian lingkungan.
peruntukannya. Perencanaan pasca tambang yang tepat
Pertambangan batubara terdapat untuk diterapkan adalah kegiatan
dua sistem yaitu tambang dalam dan reklamasi lahan tambang. Reklamasi
tambang terbuka. Tambang dalam adalah kegiatan yang dilakukan
(Underground mining) merupakan sepanjang tahapan usaha pertambangan
kegiatan tambang batubara yang untuk menata, memulihkan, dan
dilakukan dengan pengeboran dan memperbaiki kualitas lingkungan dan
pembuatan trowongan untuk memperoleh ekosistem agar dapat berfungsi kembali

196
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

sesuai peruntukannya (Peraturan Menteri mengetahui arah angin; Tali tambang


ESDM Nomor 7 Tahun 2014). plastik, alat yang digunakan untuk
Berdasarkan Peraturan Menteri pembatas plot pengambilan
ESDM Nomor 7 Tahun 2014 dan sample; Cangkul, alat yang digunakan
Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun untuk pengalian lobang untuk
2010, areal bekas pertambangan mengambil sample tanah; Kertas
diharuskan untuk dilakukan kegiatan alumunium, di gunakan untuk tempat
reklamasi yang bertujuan untuk sample; Bor tanah, di gunakan untuk
mengembalikan keadaan lahan seperti pengambilan sample tanah; Lebel, di
sesuai peruntukannya. Pentingnya gunakan untuk penandaan sample
kegiatan reklamasi dalam usaha tanah dan tanaman; Parang, di
pertambangan menjadikan teknik dalam gunakan untuk menebas dan
kegiatan reklamasi harus direncanakan mebersikan rumput; Peta Skala 1:
secara kompleks dan konsisten agar 14,000; Kamera, di gunakan untuk
kegiatan reklamasi dapat mencapai target mengambil dokumantasi gambar.
yang dinginkan. Tujuan penelitian untuk
mengetahui kegiatan pemantauan 2.3. Metode Penelitian
lingkungan yang telah dilaksanakan di Setelah ditentukan lokasi objek
PT. Kitadin Site Embalut. Mempelajari penelitian, maka dipersiapkan plot
proses revegetasi yang tengah untuk melakukan analisis vegetasi.
berlangsung di areal bekas tambang PT Analisis vegetasi dilakukan dengan
Kitadin Site Embalut. Menilai tingkat menggunakan petak berbentuk
lingkaran seluas 0,5 Ha dengan
keberhasilan dari revegetasi yang
jumlah pohon 12 x 25 pohon. Penentuan
dilakukan oleh PT Kitadin Site Embalut plot dilakukan secara acak, tetapi dengan
di lahan-lahan bekas pertambangan mempertimbangkan faktor-faktor seperti
batubara. aksesibilitas terhadap lokasi plot
contoh, penyebaran plot contoh,
2. METODA PENELITIAN ketersediaan dengan umur tanam
tertentu yang semuanya dapat terlihat
2.1. Tempat dan Waktu pada peta revegetasi. Sebelumnya
Penelitian ini dilakukan pada lokasi dilakukan pengecekan kondisi plot
lahan-lahan bekas pertambangan contoh, karena sering terjadi
batubara yang telah direvegetasi PT perbedaan antara kondisi aktual
Kitadin-Site Embalut di Kabupaten dengan kondisi yang tertera pada peta
Kutai Karta Negara. Pada bulan revegetasi. plot per tahun tanam dengan
Januari-Pebruari 2016. jarak antar plot 50-100 meter, tetapi
terdapat juga yang hanya satu plot contoh
2.2. Bahan dan Alat yang diambil karena keterbatasan lahan.
Objek penelitian ini adalah tegakan Pada plot itu dilakukan pengamatan
hutan hasil revegetasi tahun tanam pertumbuhan tanaman terhadap
2010-2015. Sedangkan peralatan yang seluruh tanaman yang berada pada plot
dibutuhkan antara lain : contoh, meliputi tinggi tanaman,
GPS, di gunakan untuk mengetahui diameter tanaman, perkembangan
titik Koordinat; Kompas, digunakan akar dan penutupan tajuk. Untuk
untuk penunjuk arah yg bekerja parameter keberadaan jenis-jenis lokal
berdasarkan gaya medan magnet;Pita serta keberadaan satwaliar juga dilakukan
ukur diameter, digunakan untuk pada plot ini.
mengukur diameter; Sunto
clinometer, digunakan untuk 2.4. Pengumpulan Data

197
Evaluasi Tingkat Keberhasilan Revegetasi … I Gede EB et al.

Pengumpulan data-data untuk menyusun menuju lokasi dapat ditempuh melalui jalan
laporan penelitian ini ditempuh melalui darat dari Balikpapan --> Samarinda --
dua cara, yaitu pengumpulan data >Embalut, atau Balikpapan -->Tenggarong --
sekunder dan data primer. > Embalut dengan jarak tempuh kurang lebih
a. Pengumpulan Data Sekunder 4 jam.
Data-data sekunder diperoleh Berdasarkan Rencana Tata Ruang
melalui data-data sebagai berikut: Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai
 Data literatur, jurnal, makalah, Kartanegara (Bapeda Kabupaten Kutai
laporan penelitian sebelumnya Kartanegara, 1997) areal penambangan
 Data keterangan berupa bagan batubara PT Kitadin Embalut termasuk dalam
alir proses produksi dan kawasan Budidaya Non Kehutanan (BNK).
dampak yang mungkin timbul. Kegiatan eksplorasi dimulai sejak tahun 1979
 Data mengenai presentase dengan sistem tambang dalam (Tamda) dan
pertumbuhan tanaman tambang terbuka (Tamka) berproduksi sejak
 Data-data lain yang relevan tahun 2009, berdasarkan surat keputusan
sebagai data pendukung Bupati No.540/008/KP-Ep./DPE-IV/II/2009
b. Pengumpulan Data Primer yang berlaku mulai tanggal 25 Februari 2009
Data primer yang diambil sampai dengan 25 Februari 2019, sehingga
adalah data mengenai kondisi luas menjadi 2.974 Ha. Lokasi PKP2B
tegakan terkini yaitu komposisi dan Eksploitasi PT Kitadin Embalut Berada pada
struktur tegakan (jenis, jumlah jenis, kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK).
jumlah individu, tinggi dan diameter),
sample tanah masing–masing plot, 3.2. Kondisi Iklim
kondisi tempat tumbuh (serasah dan Berdasarkan meteorologi Note No. 9
jenis erosi yang terjadi) serta dan Rainfall Atlas of Indonesia Vol. II, serta
keberadaan satwa liar. curah hujan dari kantor BMKG Samarinda
dan Dinas Pertanian Kutai Kartanegara
daerah penelitian ini termasuk kedalam
daerah dengan curah hujan terendah di
3. HASIL PENELITIAN DAN Kalimantan Timur. Menurut Schmidt dan
Ferguson, wilayah penelitian PT Kitadin
PEMBAHASAN
Embalut yang letaknya masuk kedalam
kabupaten Kutai Kartanegara merupakan
3.1. Gambaran Umum PT Kitadin daerah dengan tipe iklim A (Sangat Basah)
Embalut deangan nilai Q berkisar atara 0 – 14,3%.
Wilayah Izin Usaha Pertambangan Nilai Q ini di peroleh dari perbandingan
(IUP) Eksploitasi PT Kitadin Site Embalut bulan kering dan bulan basah kali 100%.
seluas ± 2.973,6 Ha. Secara Administratif Suhu berkisar 27˚ - 35˚C dengan kecepatan
lokasi kuasa pertambangan PT Kitadin Site angin antara 7 – 8 km/jam, kelembaban udara
Embalut terletak dalam wilayah Desa berkisar antara 70 – 100%, jumlah curah
Embalut, kecamatan Tenggarong Sebrang, hujan wilayah ini sekitar 2000 mm/tahun,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provensi dengan jumlah hari hujan rata – rata tahunan
Kalimantan Timur. Secara geografis lokasi 130 – 150 hari, dan curah hujan rata- rata
penelitian terletak diantara 0˚18’00.0” bulanan 176,2 mm.
Lintang Selatan - 0˚22’30.0” Lintang Selatan
dan 117˚5’00.0” Bujur Timur - 117˚7’49,9” 3.3. Kondisi Tanah
Bujur Timur dengan topografi datar dan Jenis tanah yang terdapat di
berbukit-bukit. Kabupaten Kutai Kartanegara sesuai dengan
Lokasi kegiatan berjarak sekitar 30 kondisi Iklimnya yang tergolong dalam tipe
Km dari kota Samarinda sebagai ibu kota iklim tropika humida dan pada umumnya
Provensi Kalimantan Timur dan sekitar 30 tergolong tanah yang bereaksi asam dengan
Km pula dari Kota Tenggarong sebagai Ibu jenis tanah yang meliputi Potsolik (ultisol),
kota Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk Alluvial (entisol), Gleisol (gleisol), Latosol

198
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

(ultisol), Andosol (incepsol), Regosol jumpai mempunyai penyebaran yang cukup


(entisol), Renjina (mollisol), dan Mediteran baik dengan panjang penyebaran sejauh 500
(inceptisol). – 1500 m deangan kedalaman hinga 500
meter dan ketebalan yang tidak tetap
3.4. Geologi Umum (Laporan Triulan PT Kitadin Site Embalut
Area PT Kitadin Site Embalut 2003).
merupakan daerah dengan ketinggian antara
50 – 100 m di atas permukaan laut dan
sebagian kecil merupakan dataran rendah 3.5. Tehnik dan Metode Reklamasi PT
atau rawa – rawa. Topo grapi secara umum Kitadin Site Embalut
di PT Kitadin Site Embalut memiliki kontur a. Pembentukan disposal dan
permukaan tanah yang relatip datar. Lokasi pengaturan lahan bekas tambang
revegetasi merupakan hasil penutupan b. Penataan lahan ( penghamparan
kembali lubang bakas tambang. Sehingga top soil )
kondisi permukaan tanah dibuat landai c. Pengaturan drainase
dengan kemiringan rata - rata 15% batuanya
d. Penanaman cover crop dan
merupakan batuan sedimen yang terdiri atas
persilangan antara batuan pasir, lanau, tanaman pioneer
lumpur, serpih, batu bara dan di beberapa e. Penyisipan tanaman local
tempat di temukan silicified wood. Vegetasi f. Pemeliharaan dan pemantauan
yang tumbuh berupa pepohonan keras dan
semak belukar area hutan Hujan tropis Sesuai dengan peraturan Menteri
sekunder. Energi dan Sumberdaya Mineral RI
Strukutur batuan di daerah ini terletak di Nomor 18 Tahun 2008, tentang reklamasi
antara sisi timur Antiklin Embalut. Sinklin dan penutupan tambang sebagai upaya
Embalut terletak di antara dua lipatan untuk menjamin pemamfaatan lahan di
Antiklin dan merupakan struktur yang utama,
wilayah bekas kegiatan pertambangan
di mana sumbu Antiklin terletak pada bagian
agar berfungsi sesuai peruntukannya
barat dari kawasan pertambangan. Lapisan
batu bara pada lapisan barat Sinklin Embalut dengan prinsip-prinsip lingkungan hidup,
mempunyai (strike) N200˚E dengan keselamatan dan kesehatan kerja, serta
kemiringan (dip) sebesar 16˚ - 33˚ kearah konservasi bahan galian dapat dilihat
barat. Beberapa lapisan batu bara yang di seperti pada Tabel 1. seperti berikut :

Tabel 1. Reklamasi, Penutupan Tambang, dan Pemupukan


Pelaksanaan Jarak Luas Frekuensi
Jenis
No Blok Penambangan Reklamasi Tanaman Lahan Pemupukan Jenis Pupuk
Tanaman
Mulai Tahun (m) (Ha) tiap tahun
1 Seam 5,22,6 2009 Legume Ditaburkan 6,25 2 × dalam Kandang,
Caver merata ( setahun Kimia,
Crops, 37 kg ) kompos
Trambesi,
Sengon, 4×4m
Johar
2 Seam 19, 2010 Legume Ditaburkan 15 2 × dalam Kandang,
disposal 7 Seam Caver merata ( setahun Kimia,
17,disposal Arka Crops, 37 kg ) kompos
selatan Trambesi,
Sengon, 4×4m
Johar
3 Seam 17 Selatan 2011 Legume Ditaburkan 9,5 2 × dalam Kandang,
Seam 18 Selatan Caver merata ( setahun Kimia,
Seam 22 Tahun Crops, 37 kg ) kompos
Houling Trambesi,
Sengon, 4×4m
Johar

199
Evaluasi Tingkat Keberhasilan Revegetasi … I Gede EB et al.

4 Seam 17 Selatan, 2012 Legume Ditaburkan 32,60 2 × dalam Kandang,


Seam 22 grup Caver merata ( setahun Kimia,
pelabuhan, Seam Crops, 37 kg ) kompos
15 Selatan KA 04, Trambesi,
Seam 22 grup Sengon, 4×4m
workshop priuk Johar
5 Seam 17 Selatan, 2013 Legume Ditaburkan 21,50 2 × dalam Kandang,
Seam 22 grup Caver merata ( setahun Kimia,
pelabuhan, Seam Crops, 37 kg ) kompos
22 grup 03, Seam Trambesi,
15 Selata K 04, Sengon, 4×4m
Seam 22 grup Johar
worskhop priuk
Sumber : PT Kitadin Site Embalut, 2009 – 2013

Kegiatan reklamasi dan revegetasi tertutupnya lubang pada seam terakhir PT


pada lokasi pertambangan PT Kitadin Kitadi Site Embalut akan melakukan
Site Embalut yang berada pada kawasan reklamasi hingga lubang tersebut
Budidaya Non Kehutanan (KBNK) Tertutup.
dengan mengacu pada keputusan Setelah penimbunan lapisan
Menteri, Tentang pedoman pengolahan penutup mencapai evaluasi tertentu,
bekas Tambang Dalam kawasan dilakukan recontouring dengan cara
pemukiman/Areal penggunaan lain penataan permukaan tanah timbunan
dimana kegiatan reklamasi di lakukan yang kemudian dihamparkan top soil
untuk memulihkan kondisi kawasan yang dengan ketebalan ± 50 cm yang
rusak sebagai akibat kegiatan usaha sebelumnya telah diberi perlakuan
pertambangan sehingga kawasan tersebut dengan cara pengapuran dan pemupukan
dapat berfungsi kembali sesuai dengan sehingga kesuburan tanah menjadi lebih
peruntukannya.Reklamasi lahan bekas baik.
tambang dan revegestasi dilakukan untuk Selanjutnya revegetasi dapat
mengembalikan fungsi lahan dan tingkat dimulai, demikian seterusnya kegiatan ini
kesuburan tanah. Setelah penimbunan dilakukan pada operasi penambangan
lapisan penutup mencapai evaluasi berjalan. Disamping itu untuk menjamin
tertentu, kemudian dilakukan terlaksannya kegiatan reklamasi
recontouring dengan cara penataan berdasarkan keputusan Direktur Jendral
permukaan tanah timbunan yang di Pertambangan Umum Nomor 336.k
sesuaikan dengan kondisi topografi lahan Tahun 1996 tentang jaminan reklamasi,
di sekitarnya. maka PT Kitadin Site Embalut akan
Kemudian tahap selanjutnya perlu melakukan pembayaran jaminan
dilakukan analisis kesuburan tanah reklamasi kepada dinas pertambangan
seperti pH, unsur haran N, P. dan K atau dan energi Kabupaten Kutai Kartanegara
melakukan evaluasi kesesuaian lahan dalam bentuk deposito berjangka 5 tahun.
sehingga dapat diketahui jenis tanaman Kawasan Budidaya Non
yang sesuai dan dapat dikembangkan Kehutanan (KBNK) kegiatan revegetasi
serta bermamfaat bagi masyarakat pada tahap awal dilakukan revegetasi
sekitar. tanaman tahunan dengan mengunakan
Pada akhir tambang terjadi tanaman penutup tanaman jenis kacang-
perubahan bentang alam dan apabila kacangan yang dimaksudkan untuk
terdapat lubang akan diusahakan agar mempercepat mengembalikan bahan
dapat tertutup kembali dengan cara organik yang telah hilang, kemudian
recontouring. Untuk mengantisipasi tidak dengan jenis tanaman tersebut mampu

200
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

tumbuh pada lahan kritis dengan tingkat Progeram pemerintah dengan


kesuburan tanah yang rendah. menyesuaikan rencana tata ruang daerah
Jenis tanaman yang digunakan (Kabupaten Kutai Kartanegara).
adalah jenis tanaman yang dapat Kegiatan revegetasi meliputi
berkembangan dengan cepat, sedangan lokasi timbunan batuan penutup diluar
jarak tanam yang di gunakan revegetasi tambangan (Out Pit dump) dan lokasi
adalah 4 × 4 m. Pemilihan dan perawatan bekas tambang terakhir. Dengan adanya
tanaman dilakukan hingga tahun ketiga. kegiatan revegetasi akan berpengaruh
Pemeliharaan dan perawatan tanaman pada perbaikan tingkat kesuburan tanah
pada tahun pertama dilakukan setiap 4 akibat adanya kegiatan pengelolaan lahan
bulan sekali,pada tahun kedua dan ketiga, reklamasi baik berupa pembelian kapur
dilakukan setiap 6 bulan sekali. maupun pemupukan. Bagi masyarakat
Pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan ini akan menciptakan lapangan
pengendalian gulma, pemupukan dan pekerjaan dalam bidang penanaman dan
penyulaman. pemeliharaan tanaman.
Pelaksanaan revegetasi atau
rehabilitasi lahan meliputi pengayaan 3.6. Gambaran Vegetasi di sekitar PT Kitadin
jenis-jenis vegetasi dari areal yang telah Site Embalut
direklamasi sebelumnya, sedangkan Pengamatan terhadap vegetasi darat
di lakukan terhadap hutan alam skunder,
Kehutanan dan Perkebunan, SK Nomor
belukar, hutan muda, dan kebun seperti
146/kpts-II/1999 untuk areal KBK dan terlihat pada Tabel 2. Sebagai berikut:
areal KBNK berkoordinasi dengan

Tabel 2. Jenis Vegetasi Hutan Skunder Sekitar Areal Pertambangan Batubara PT Kitadin Site Embalut
No Nama Lokal Nama Latin
1 Alau Dacrydium beccarii Part
2 Anggrung Trema orientalis Linn
3 Ao Ficus uninata ( King ) Becc
4 Aya Lea indica
5 Ban Hitam Litsea amara Bl
6 Bayur Pterospermum diversifolium Blume
7 Bengkirai Shorea laevis Rild
8 Jabon Artocephalus cadamba Miq
9 Jambu Hutan Eugenia Sp
10 Bolok Ficus lepicarpa Blume F
11 Jomok Artocarpus elasticus Bl. Payena lucida ( Don.) DC

12 Kapur Dryobalanops aromatica Gaertn. F.


13 Kayu Hutan Diospyros kaki Thunb
14 Kayu Lempang Shorea Sp.
15 Keledang Artocarpus lanceifolius Roxb
16 Keruing Dipterocarpus retusus Bl.syn.D
17 Laban Vitex pubescens Vahl
18 Mahang Macaranga tanarius ( L ) M.A

201
Evaluasi Tingkat Keberhasilan Revegetasi … I Gede EB et al.

19 Mbalut Macaranga recurvata Gage


20 Mbalut Besar Macaranga gigantea ( Reichb.f. and Zoll. ) Muell
21 Nyatoh Palaquium Blanco
22 Pelawan Tristania conferta R.BR
23 Pulai Alstonia scholaris ( L ) R.Br
24 Rambutan Hutan Nephelium lapaceum L
25 Simpur Dilenia indica Linn
26 Ulin Eusideroxylon zwageri T.et

Pada Tabel 2. dapat dijelaskan tinggi dan diameter tanaman, penutupan


bahwa terhadap 26 jenis vegetasi hutan tajuk, komposisi tegakan. Tanaman yang
alam sekunder yang terdapat di area diukur parameter pertumbuhannya adalah
pertambangan PT Kitadin Embalut. tanaman dengan tahun tanam 2010, tahun
Hutan alam sekunder adalah merupakan tanam 2011, dan tahun tanam 2012.
bekas areal kawasan hak pengusahaan
hutan yang sudah tidak aktif. Menurut 3.7.1. Tinggi dan Diameter Tanaman
rencana tata ruang daerah, seluruh Pengukuran tinggi dan diameter
wilayah areal PT Kitadin Site Embalut tanaman dilakukan di dalam plot tanaman
menurut areal bekas hutan yang yang telah ditentukan dengan jumlah
peruntukannya adalah untuk sampel 300 pohon per tahun tanam.
pengembangan pertanian lahan kering. Sampel yang diambil yaitu tanaman
Kondisi hutan saat ini dapat digolongkan dengan tahun tanam 2010, 2011, dan
sebagai hutan rawan yang tidak 2012.
berpotensi.
Hasil yang didapat dari pengukuran
3.7. Parameter Pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman di lapangan
Parameter pertumbuhan yang dapat dilihat pada Tabel 3. Berikut :
diukur pada analisa penelitian ini adalah

Tabel 3. Data Pengukuran Tinggi dan Diameter Tanaman

Keliling Rata- Diameter Rata- Tinggi Rata-


No Tahun Tanam Jenis Tanaman
rata (cm) rata (cm) rata (m)
1. 2010 Sengon Buto 72.6 23.6 13.8
Trembesi 68.8 22.9 11.7
Rata-rata 70.7 23.3 12.8
2. 2011 Sengon Buto 57.6 18.8 9.9
Trembesi 56.9 18.2 7.8
Johar 54.8 17.1 7.1
Rata-rata 56.4 18.0 8.3
3. 2012 Trembesi 32.1 11.2 6.7
Johar 30.7 8.8 6.2
Rata-rata 31.4 10.0 6.5

Pengukuran parameter tinggi dan diameter dengan diameter rata-rata 22,3 cm. Tanaman
tanaman menunjukkan untuk tanaman tahun dengan tahun tanam 2011 memiliki tinggi
tanam 2010 memiliki tinggi rata-rata 12,8 m rata-rata 8,3 m dengan diameter tanaman

202
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

rata-rata 18 cm. Tanaman dengan tahun dan tanaman 2012 sebesar 53.4 %. Hal ini
tanam 2012 memiliki tinggi rata-rata 6,5 m menunjukkan ketika lokasi dengan tahun
dengan diameter 10 cm. Data diatas tanam berbeda ini masih dapat ditanami
menunjukkan bahwa untuk parameter tinggi dengan tanaman sisipan karena tutupan tajuk
dan diameter tanaman pada area revegetasi masih dibawah 80% serta memiliki tutupan
PT. Kitadin Site Embalut dengan jenis tajuk yang baik sesuai lamanya tanaman
tanaman sengon buto, trembesi, dan johar ditanam.
menunjukkan perkembangan yang baik Persentase untuk pertumbuhan pada
terbukti dengan meningkatnya tinggi dan tanaman tahun 2010 yaitu rata-rata 88 %,
diameter tanaman seiring meningkatnya usia pada tanaman tahun 2011 sebesar 77.7 %,
tanam tanaman tersebut. dan tanaman 2012 sebesar 83.6 %. Hal ini
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang baik
3.7.2. Penutupan Tajuk karena rata-rata tingkat pertumbuhan diatas
Hasil yang didapat pada pengukuran 80%
tajuk yaitu pada tanaman tahun 2010 Hasil pengukuran lengkap dapat dilihat
persentase penutupan tajuk yaitu 71.2 %, pada table 4.
pada tanaman tahun 2011 sebesar 60.6 %,

Tabel 4. Data Pengukuran Pentupan Tajuk Tanaman


Tajuk Persen Tumbuh
No Tahun Tanam Jenis Tanaman
rata-rata (%) (%)

Sengon Buto 71.6 89


1 2010
Trembesi 70.8 87
Rata rata 71.2 88
Sengon Buto 62.4 78.6
2 2011 Trembesi 60.1 77.6
Johar 59.3 76.9
Rata rata 60.6 77.7
Trembesi 54.7 84.3
3 2012
Johar 52.1 82.9
Rata rata 53.4 83.6

3.8. Kondisi Tempat Tumbuh Pada tiap areal pengamatan sudah


terdapat akumulasi serasah walaupun dalam
3.8.1. Kondisi Serasah jumlah dan kondisi yang beragam. Areal
Pengamatan serasah dilakukan dengan yang memiliki akumulasi seresah paling
cara mengamati kondisi serasah yang ada minim yaitu pada areal tanaman tahun 2012.
pada lokasi pengamatan. Parameter dari Pada areal tersebut ketebalan serasah masih
kondisi serasah yang diamati adalah kurang dari 5 cm dengan jumlah yang sedikit
keberadaan serasah serta keadaan serasah dan hanya terdiri dari dedaunan saja dengan
seperti pada gambar berikut. kondisi belum terdapat dekomposisi.

203
Evaluasi Tingkat Keberhasilan Revegetasi … I Gede EB et al.

Gambar 1. Akumulasi serasah Gambar 2. Akumulasi serasah Gambar 3. Akumulasi serasah


tanaman tahun 2010 tanaman tahun 2011 tanaman tahun 2012

3.8.2. Tanah pertumbuhan dan pembusukan akar


Tekstur tanah merupakan tanaman, pembekuan tanah, kebasahan
perbandingan relatif antara fraksi pasir, dan kekeringan tanah serta aktivitas
debu dan liat, yang dinyatakan dalam mikro-organisme tanah. Sementara itu,
persen. Fraksi liat merupakan butiran struktur tanah memberikan pengaruh
tanah yang paling halus dan menentukan yang besar terhadap gerakan air, lalu
sifat tanah bagi kemampuannya dalam lintas panas, aerasi, kerapatan lindak
menahan air (water holding capacity), (bulk density) dan porositas tanah.
sirkulasi atau pergerakan udara dalam Struktur tanah bersama dengan tekstur
tanah, dan sifat kemudahan (berat tanah menentukan drainase tanah, sebagai
ringannya) dalam pengolahan tanah. contoh horison tanah yang mempunyai
Semakin halus tekstur tanah, maka struktur pejal (massive) dengan tekstur
semakin tinggi kemampuan tanah dalam liat akan menyebabkan drainase yang
menahan air yang dapat tersedia bagi sangat buruk. Umumnya struktur tanah
tanaman. Akan tetapi, keadaan aerasi yang dikehendaki oleh tanaman
semakin berkurang dan sifat penghijauan atau reboisasi adalah struktur
pengolahannya semakin berat. Secara tanah remah, dimana perbandingan antara
umum tesktur tanah yang baik bagi bahan padat dan ruang pori adalah relatif
budidaya tanaman penghijauan adalah seimbang. Struktur tanah bagian atas (0 –
tekstur agak halus hingga halus. 30 cm) umumnya menunjukkan tipe
Data analisis tanah, menunjukkan bahwa gumpal bersudut (angular blocky)
dari 3 titik, tekstur tanah bervariasi dari dengan kelas halus sampai besar, gumpal
lempung liat berpasir (SCL), lempung liat membulat dengan kelas sedang hingga
(CL), dan lempung (L) dengan besar, khususnya terdapat pada lokasi top
kandungan liat bervariasi dari 12.1 – 66.8 soil.
%. Reaksi tanah (pH) dapat
Struktur tanah merupakan digunakan untuk menaksir lanjut
parameter fisik tanah yang menunjukkan tidaknya per-kembangan tanah dan
susunan butir-butir tanah dengan ruang kepentingannya bagi tanah pertanian.
di antaranya. Butir-butir tanah tersebut Pada umumnya tanah yang berkembang
membentuk butir sekunder atau agregat lanjut pada daerah iklim basah
(ped). Perkembangan agregat tanah mempunyai pH tanah yang masam.
sangat ditentukan oleh kelas tekstur Makin lanjut umurnya makin asam tanah
tanah, kandungan garam-garam, tersebut. Tanah yang asam banyak

204
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

mengandung ion H dan Al yang dapat menunjukkan hasil yang bervariasi


tukar. sebesar 0,10 % (sangat rendah) dan 1.73
Reaksi tanah berpengaruh cukup % (sedang ) dengan C/N Ratio bervariasi
besar terhadap perilaku kimia tanah, dari 9.5 sampai 17.66.
unsur hara dan aktivitas mikrobiologi Ketersediaan P tanah selain
tanah. Pada kondisi pH tanah masam, ditentukan oleh sumber batuan fosfat
kation-kation asam terutama besi, tanah (apatite), juga ditentukan oleh
mangan dan aluminium dapat bersifat adanya bahan organik dan kation asam
meracuni tanaman. Dalam keadaan aluminium sebagai unsur pemfiksasi P.
masam, unsur hara makro menjadi kurang Rata-rata kandungan P tersedia (Bray I)
tersedia bagi tanaman atau berada dalam tanah hasil pemantauan 0.28-2.43 ppm
keadaan terfiksasi. P2O5 . Kandungan K tersedia (Bray I)
Tanah-tanah pada lokasi studi tanah hasil pemantauan berkisar 28.13-
menunjukkan reaksi tanah agak masam 82.35 ppm K2O.
sampai agak alkalis, dengan nilai pH H2O KTK tanah sangat menentukan
tanah berkisar 5.52 – 7,93 dengan rata- tingkat kesuburan tanah dan tingkat
rata 5,52 (agak masam) dapat dilihat pada respon tanah terhadap pemberian pupuk.
grafik Semakin tinggi KTK tanah, semakin
Rata-rata kejenuhan aluminium tinggi pula respon tanah terhadap
hasil pemantauan, tanaman usia 2010, pemupukan. Untuk meningkatkan nilai
2011 dan 2012 dengan jumlah 0 (tidak KTK tanah dapat dilakukan dengan
ada) sampai 1.33 meq/100gr (rendah). pemberian pupuk organik ke dalam tanah.
Tingginya aluminium dapat larut akan Nilai KTK NH4OAc tanah pada lokasi
menyebabkan penurunan pH tanah dan pemantauan lapisan atas (0-30cm) ini
dapat bersifat racun (toxic) bagi tanaman. berkisar (10.29-52.59 meq/100gr).
Oleh karenanya diperlukan perlakuan Kandungan KTK yang rendah
tanah khusus di area yang toxic dengan hingga sedang mempunyai keterkaitan
pemilihan tanaman yang sesuai dan dengan kandungan bahan organik tanah
perlakuan tanah untuk mengurangi nilai dan kandungan liat tanah. KTK tanah
aluminium dengan cara menaikkan pH yang rendah atau sedang tersebut
dengan pemberian kapur. menunjukkan bahwa kemampuan tanah
Nilai Kejenuhan Basa (KB) tanah mengadsorpsi kation adalah juga rendah
dihitung dari total kandungan hara dapat dan sedang.
tukar (TKB) terhadap Kapasitas Tukar Selanjutnya tingkat kesuburan
Kation (KTK) tanah, dinyatakan dalam tanah untuk setiap site pengamatan
persen. Nilai KB menunjukkan tingkat ditetapkan berdasarkan rating Kapasitas
laju pencucian suatu tanah. Semakin Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa
rendah KB tanah semakin lanjut tingkat (KB), P tersedia, K tersedia dan karbon
pencucian. KB tanah sangat ditentukan organik.
oleh jumlah kation basa dan pH tanah. Hasil Penelitian analisa tanah di
Semakin tinggi pH tanah maka semakin Desa Giri Agung KTK kebanyakan
tinggi pula KB tanah, begitu pula rendah, adapun KTK yang rendah dapat
sebaliknya. KB tanah di lokasi ditingkat dengan penggunaan pupuk
pemantauan berkisar rendah sampai organik yang berguna untuk
sangat tinggi (26.18 – 96,03 meq/100gr). meningkatkan tanah menjadi gembur dan
Rata-rata kandungan karbon daya jerap tanah dan untuk meningkatkan
organik dan nitrogen tanah lapisan atas kapasitas tukar kation sehingga dapat
(0-30 cm) di lokasi pemantauan menampung apabila dilakukan

205
Evaluasi Tingkat Keberhasilan Revegetasi … I Gede EB et al.

penambahan unsur hara baik secara alami dengan rumput-rumputan (misalnya


maupun dengan penambahan pupuk rumput gajah, manila, dan lainnya)
(Datu BP, dkk). sebagai tanaman penguat teras, dan di
Secara umum tanah-tanah di sampingnya ditanami dengan tanaman
lokasi pemantauan mempunyai status LCC (Centrocema sp dan Colopogonium
kesuburan tanah yang rendah sampai sp). Memperbaiki sifat tanah dengan
sedang. Adapun rendahnya status penambahan tanah pucuk terutama pada
kesuburan tanah pada lokasi pemantauan tempat-tempat yang akan ditanami.
diantaranya disebabkan oleh faktor Untuk meningkatkan pH tanah diberikan
pembatas kesuburan tanah, yaitu: (1) kapur sebanyak 1 ton/ha, serta diberikan
KTK dan kandungan P tanah yang sangat pupuk NPK sebanyak 0,1 ton/ha. Erosi
rendah sampai rendah, (2) kandungan pada dan pengaman dikendalikan dengan
karbon organik sangat rendah sampai menanam tanaman akasia yang
sedang serta (3) kandungan K2O yang dilengkapi dengan tanaman penutup
tinggi sampai sangat tinggi, Berdasarkan tanah dari jenis LCC di atas.
hasil analisa (4) Kejenuhan basa memiliki
nilai yang tinggi – sangat tinggi dengan 3.9. Keanekaragaman Hayati.
rata-rata pada semua lokasi sangat tinggi. 3.9.1. Vegetasi
Kandungan hara yang relatif Pengukuran untuk keanekaragaman
rendah dan kemungkinan adanya unsur hayati dilakukan dengan analisis vegetasi
kimia yang merupakan racun bagi menggunakan petak lingkaran seluas 0,5
tanaman (seperti besi dan belerang) juga Ha dengan diameter 17,8 m. Pengukuran
dilakukan pada setiap tanaman yang ada,
termasuk faktor penghambat keberhasilan
baik yang merupakan hasil penanaman
revegetasi. Kegagalan revegetasi akan ataupun hasil rekolonisasi. Untuk
menyebabkan terjadinya erosi pada pengenalan jenis, dilakukan dengan
selang waktu yang lebih panjang dan melibatkan pengenal jenis. Parameter yang
dibarengi dengan kerusakan tanah yang diukur untuk vegetasi adalah tinggi dan
lebih parah. Tingkat bahaya erosi diameter. Untuk jenis-jenis rekolonisasi
(dihitung menurut Metode USLE), hanya dicatat keberadaannya saja dan
kondisi pertumbuhan tanaman, dilakukan pengenalan jenis secara
terbentuknya alur-alur yang termasuk langsung oleh pengenal jenis maupun
ciri-ciri dari erosi, kandungan bahan dengan bantuan dokumentasi. Hasil yang
organik tanah. Tujuan pemantauan didapat terdapat jenis-jenis lumut yang
merupakan keadaan yang baik karena
tingkat erosi adalah untuk mengendalikan
karakteristik lumut yang dapat mengeluarkan
atau menekan sekecil mungkin terjadinya ekskudat berupa organic acid yang dapat
kerusakan tanah dan lahan. Selama membantu terjadinya pelapukan pada bagian-
semester ini telah dilakukan upaya-upaya bagian tanah yang keras.
untuk menekan laju erosi antara lain: Setiadi (2006) menyatakan bahwa
Merevegetasi waste dump area, bukaan model revegetasi dalam rehabilitasi lahan
tambang yang sudah diisi dan dam yang terdegradasi terdiri dari beberapa model
pengaman dengan jenis tanaman antara lain restorasi (memiliki aksentuasi
trembesi, sengon, waru, akasia. pada fungsi proteksi dan konservasi
Melakukan penataan lereng menurut serta bertujuan untuk kembali ke kondisi
pola teras-teras dengan lebar olah sekitar awal), reforestasi dan agroforestri. Lebih
lanjut lagi dinyatakan bahwa aktivitas
4 m dan tinggi 6 m. Bidang olah dari
dalam kegiatan revegetasi meliputi
teras ditanami dengan tanaman kayu- beberapa hal yaitu (i) seleksi dari tanaman
kayuan seperti akasia, mahoni, sungkai, lokal yang potensial, (ii) produksi bibit, (iii)
gemelina. Pada bibir teras ditanami penyiapan lahan, (iv) amandemen tanah,

206
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

(v) teknik penanaman, (vi) pemeliharaan, 4. KESIMPULAN


dan (vii) program monitoring.
Revegetasi yang sukses tergantung Berdasarkan hasil penelitian dan
pada pemilihan vegetasi yang adaptif, pembahasan yang dilakukan, maka dapat
tumbuh sesuai dengan karakteristik tanah, ditarik kesimpulan adalah sebagai
iklim dan kegiatan pasca penambangan.
berikut:
Vegetasi yang cocok untuk tanah berbatu
termasuk klasifikasi Hasil analisis revegetasi di PT Kitadin
herba, pohon dan rumput yang cepat Site Embalut untuk diameter rata-rata
tumbuh, sehingga dapat mengendalikan pada Tahun 2010 adalah 22,3 cm dan
erosi tanah. Tumbuhan yang bersimbiosis Tahun 2011 adalah 18 cm serta tahun
dengan mikroorganisme tanah yang mampu 2012 adalah 10 cm; Hasil analisis
memfiksasi nitrogen adalah salah satu revegetasi di PT Kitadin Site Embalut
vegetasi revegetasi lahan pasca tambang, untuk tinggi rata-rata pada Tahun 2010
seperti tanaman yang termasuk dalam adalah 12,8 meter dan Tahun 2011 adalah
famili Leguminoceaea (Vogel, 1987 dalam 8,3 meter serta Tahun 2012 adalah 6,5
Setiawan, 2003). meter; Hasil yang didapat pada
Daniel, Helms dan Baker (1987) pengukuran tajuk yaitu pada tanaman
menyatakan bahwa perhatian pertama tahun 2010 persentase penutupan tajuk
dari keberhasilan penghutanan kembali yaitu 71.2 %, pada tanaman tahun 2011
adalah kondisi dari tanaman itu yang sebesar 60.6 %, dan tanaman 2012
harus sehat, berbentuk baik, dan bebas sebesar 53.4 %, hal ini menunjukkan
dari persaingan hama dan gulma. tutupan tajuk masih dibawah 80% dan
Tanaman itu hendaknya mempunyai masuk dalam kategori sedang; Persentase
potensi dominasi tinggi dan untuk pertumbuhan pada tanaman tahun
karakteristik vigor yang diinginkan. 2010 yaitu 88 %, pada tanaman tahun
2011 sebesar 77.7 %, dan tanaman 2012
3.9.2. Fauna
Pengamatan keberadaan satwa liar sebesar 83.6 %, hal ini menunjukkan rata-
dilakukan pada setiap plot contoh, dengan rata tingkat pertumbuhan diatas 80% dan
metode audio dan visual, selain itu dikategorikan baik.
dilakukan juga wawancara pada pihak
pekerja yang pernah mendatangi tempat
itu. Pencatatan dilakukan berdasarkan DAFTAR PUSTAKA
parameter keberadaannya, dan hanya
diidentifikasi sampai tingkatan takson kelas. [1] Daniel TW, JA Helms dan FS Baker.
Jika dimungkinkan tertangkap jelas oleh 1987. Prinsip-Prinsip Silvikultur.
kamera, maka dapat dilakukan identifikasi Gadjah Mada University
sampai tingkat jenis. Hasil pengamatan Press.Yogyakarta.
terdapat beberapa jenis fauna namun tidak
dapat tertangkap oleh kamera seperti
planduk, burung-burungan, serta serangga.

207
Evaluasi Tingkat Keberhasilan Revegetasi … I Gede EB et al.

[2] Pramana, Datu Bandar. [4] Setiawan IE. 2003. Evaluasi Tingkat
"PERTUMBUHAN TANAMAN Keberhasilan Revegetasi Pada
GAHARU (Aquilaria sp.) DI Lahan Bekas Tambang Timah PT.
DESA GIRI AGUNG KOBA TIN, Koba, Bangka-
KECAMATAN SEBULU Belitung. Skripsi. Jurusan
KABUPATEN KUTAI Konservasi Sumberdaya Hutan.
KARTANEGARA PROVINSI Fakultas Kehutanan IPB. Tidak
KALIMANTAN TIMUR." Diterbitkan.
AGRIFOR 11.2 (2013): 110-114.

[3] Setiadi Y. 2006. Bahan Kuliah


Ekologi Restorasi. Program
Studi Ilmu Pengetahuan
Kehutanan, Sekolah Pasca
Sarjana, IPB. Tidak
Diterbitkan.

208

Anda mungkin juga menyukai