Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME

REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG

OLEH :

NAMA : MUHAMAD REZA


NIM : 180920578
KELAS : TAMBANG C

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

DESEMBER
2021
A. Reklamasi Lahan Bekas Tambang Bentuk Lain Untuk Ekonomi yang
Berkelanjutan

Dalam tahapan usaha atau kegiatan penambangan, tentunya terdapat


kegiatan reklamasi. Tentunya sesuai dengan prosedur tahapan tahapan
kegiatan penambangan, dari penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, harus berdasarkan AMDAL, dengan proses reklamasi, rehabilitasi,
penataan kawasan dan monitoring dalam rangka meningkatkan nilai tambah
kawasan pertambangan berdasarkan peraturan perundang undangan yang ada.

Ahli pertambangan harus mengerti dan mematuhi hokum hokum yang


berlaku. Peraturan ini salah satunya adalah dalam konstitusi republic
Indonesia UUD tahun 1945 pasal 33 ayat 1-3. Untuk regulasi yang berkaitan
dengan pemanfaatan lahan bekas tambang yaitu sebagai berikut.

1. UU No. 3 / 2020
a. Keberhasilan Reklamasi dan Pasca Tambang 100%
b. Pengendalian Pembukaan Lahan
c. Pengelolaan Lubang Bekas Tambang
d. Rencana dan Dana Jaminan (Jamrek & JPT)
2. PP 78 / 2010
a. Rencana Reklamasi dan Pasca Tambang
b. Jaminan Reklamasi dan Jaminan Pasca Tambang
3. Kepmen ESDM 1827/2018 (Lampiran IV)
a. Reklamasi bentuk Revegetasi
b. Revegetasi Bentuk Lain

Adapun tujuan dari kegiatan reklamasi dan pascatambang ini yaitu


terbangunnya ekosistem di daerah yang kondusif dan menjadi alternatif bagi
Perusahaan dalam mengelola kegiatan reklamasi, paska tambang,
implementasi program PPM/CSR dan dukungan untuk program SDG’s dalam
mendukung pembangunan yang berkelanjutan; Menjadikan pemanfaatan
lahan bekas tambang terintegrasi sebagai penggerak ekonomi berkelanjutan
baik pada masa operasi maupun pasca tambang.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghasilkan konsep pemanfaatan


lahan bekas tambang secara terpadu sebagai penggerak ekonomi pasca
tambang; Pemanfaatan lahan bekas tambang untuk energy, pariwisata,
museum tambang, pertanian, perkebunan, kehutanan, embung pencegah banjir
dan kebakaran hutan; Terciptanya kolaborasi dari berbagai pihak, perusahaan
tambang, kementerian (ESDM, PUPR, KLHK, Kemendagri, Kementerian
Desa, dll), Institusi pendidikan serta pemerintah daerah untuk pengembangan
proyek tersebut.

Lahan bekas tambang dapat dimanfaatkan untuk pengembalian fungsi


kehutanan dan sosial; energi baru terbarukan (solarcell, Mini hydro, bio fuel);
pertanian dan perkebunan; peternakan & perikanan; wisata dan edukasi
tambang; sumber air baku (pertanian dan minum); pencegah banjir serta
sumber air.

Jadiahan bekas tambang masih dapat difungsikan sebagai reklamasi


bentuk lain untuk keberlangsungan ekonomi bagi masyarakat sekitar; bentuk-
bentuk reklamasi lain yang dapat dilakukan beragam seperti EBT, pertanian
(darat & air), perkebunan, peternakan, wisata, air baku (minum & pertanian),
pencegah banjir, perusahaan dapat merencanakan bentuk reklamasi dan
rencana pasca tambang sesuai dengan kearifan lokal dan nilai ekonomi yang
akan datang.

B. Implementasi Pertambangan Berkelanjutan di Indonesia

Suyartono, 2003 menyebutkan praktik tambang yang baik sebagai suatu


kegiatan usaha pertambangan yang memenuhi ketentuan ketentuan, kriteria,
kaidah dan norma norma yang tepat sehingga sunberdaya mineral dan
batubara memberikan hasil yang optimal dan dampak negative yang minimal.
Arief, 2021 menyebutkan praktik tambang yang baik sebagai kegiata
pertambangan yang memenuhi kriteria, standar, dan norma pertambangan
yang baik serta menaati peraturan yang berlaku sehingga mencaapi tujuan
pembangunan berkelanjutan.

Konsep konsep dari tambang hijau dalam praktik tambang yang baik yaitu
sebagai berikut.

1. Memberikan pedoman bagi sektor pertambangan bahwa pembangunan


berkelanjutan masa depan harus tercapai
2. Bertujuan meminimalkan dampak lingkungan dan sosial yang
merugikan di semua tahapan operasional, dan tentunya untuk
memaksimalkan manfaat lokal.
3. Membantu mengatur operasional secara sedemikian rupa sehingga
aman, tidak menimbulkan bahaya bagi penduduk lokal dan
lingkungan.
4. Membantu memulihkan area penambangan agar memberikan manfaat
berkelanjutan, khususnya untuk pemanfaatan penggunaan lahan
lainnya.

Perlindungan terhadap kualitas lingkungan hidup sangat diperlukan dalam


kegiatan pertambangan berkelanjutan, mulai dari perlindungan kualitas air
(air tanah, air laut, air permukaan dan udara); perlindungan
keanekaragaman hayati; penjminan stabilitas dan keamanan timbunan
batuan penutup, kolam tailing, bekas tambang dan struktur lainnya;
pemanfaatan lahan bekas tambang; memperhatikan nilai nilai sosial dan
budaya setempat, serta perlindungan terhadap kuantitas air tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Kasli, Rizal, 2021. Reklamasi Lahan Bekas Tambang Bentuk Lain Untuk
Ekonomi Yang Berkelanjutan. Webinar HMTP Trisakti.
Jakarta

Kusuma, Ginting Jalu, 2021. Pertambangan Berkelanjutan Di Indonesi.


Webinar HMTP Trisakti. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai