1.1. Pendahuluan
Geomagnet adalah salah satu metode Geofisika, metode ini bersifat
spontan karena dapat mendeteksi benda-benda magnetik di bawah tanah.
Pengukuran tidak langsung di dalam tanah melainkan hanya melakukan
pengukuran di atas permukaan. Untuk melakukan penyelidikan atau eksplorasi
diharapkan dapat :
a. Memahami prinsip kerja alat ukur magnetic ( yaitu G – 816 dan G-856 )
b. Mengerti cara pengambilan data geomagnetik dan pengolahannya
c. Memperkirakan secara kualitatif dari benda-benda penyebab anomali.
Agar hasil pengolahan data tampil lebih baik maka pengolahan data
dibantu dengan program Surfer, sedangkan cara untuk interpretasi biasanya
hanya kualitatif, dimana harus memahami terlebih dahulu tentang peta IGRF
(International Geomagnetic Reference Field). Dalam IGRF ini disajikan 3 peta
kontur yang berlaku secara International dan khusus Indonesia dibuat oleh
PUSLITBANG Geologi Bandung.
Peta-peta tersebut adalah :
1. Peta kontur Intensitas magnetic total ( Yogyakarta+ 45.600 )
2. Peta Kontur Inklinasi ( Indonesia – 40 s/d – 350)
3. Peta kontur Deklinasi ( Indonesia hampir 00 )
Berdasarkan peta (Intensitas magnetik total), jika hasil pengukuran
geomagnet menunjukkan penyimpangan terhadap harga intensitas magnetic
total berarti ada anomali, dan harga anomali berdasarkan peta inklinasi dan
deklinasi adalah positif di Utara dan negatif di Selatan
Z
Gambar 1.1
Elemen Magnet
1
GeoMetrics
2 3 4
1 1.2
Gambar
Magnetometer
Keterangan :
1. Layar Monitor : untuk melihat nilai anomali yang muncul pada pengukuran
2. Sensor : tombol untuk menancapkan kabel sensor
3. Tombol pencet : untuk memunculkan nilai anomali setelah dipencet
4. Tombol pengatur intensitas magnetic
Gambar 1.4
Gambar Alat Geomagnet
Gambar 2.1
Grafik Koreksi Variasi Harian
3) Setelah dikoreksi dengan koreksi variasi harian dan drift maka diperoleh
harga Tobservasi disetiap titik grid, harga Tobservasi tersebut kemudian
dikurangi dengan harga T IGRF sehingga diperoleh harga anomali
Geomagnet (T) :
Rumus untuk menghitung Anomali geomagnet (T) adalah sbb:
T = T Obs T vh – TIGRF
dimana :
TObs = Data Pengamatan (Observasi) Intensitas Magnetik total (T)
pada titik pengukuran yang biasanya dalam bentuk grid.
Tvh = Koreksi Variasi harian dari harga pengamatan T tersebut
yang dilakukan di BS. ( Base Station ) (Tob – BS rata –rata)
TIGRF = Intensitas Magnetik total dari IGRF yang diperkirakan dari
peta kontur Intensitas magnetik total untuk Indonesia dan
harganya ditentukan di lapangan sebagai BS.
TIGRF untuk kota Yogayakarta = 45.600
FLIGHT LINE
GROUND SURFACE
MAGNETIC
BODY
Gambar 2.2
Medan Geomagnet
F
Figure 35. Half width Rules - Vertical Field
MIN
Z
MIN
SPHERE Z = 2.5X1/2
(DIPOLE)
Z
Z F
F
N-S CYLINDER Z = 1.3X1/2
(MONOPOLE)
E-W CYLINDER Z = 2X1/2
(LINE OF DIPOLES) EDGE OF SHEET Z = X1/2
(LINE OF MONOPOLES)
Figure 36. Half width Rules - Horizontal Field (Equatorial)
Gambar 2.3
Penentuan kedalaman dan bentuk anomali
3.1. Pendahuluan
Metode seismik refraksi merupakan suatu metode dalam geofisika
untuk mendeteksi struktur bawah permukaan. Metode ini termasuk dalam
metode geofisika aktif. Metode seismik refraksi ini digunakan untuk mendeteksi
lapisan bumi yang dekat permukaan.
Prinsip dari metode seismik di permukaan adalah ditimbulkannya
sumber yang menghasilkan gelombang mekanis. Sumber ini dapat berupa
ledakan/eksplosion, vibroseis, airgun, watergun, hammer, weight drop,
tergantung jenis metode seismik yang dipergunakan. Gelombang dari sumber
akan menjalar ke segala arah secara radial. Oleh karena adanya sifat elastis
batuan dibawah permukaan yang berbeda satu dengan yang lainnya atau
gelombang tersebut melewati batas dua medium yang berbeda, maka gelombang
yang datang akan mengalami pemantulan dan pembiasan sesuai dengan hukum
Snellius. Karena pada gelombang juga berlaku prinsip Huygen, maka
gelombang yang lewat bidang batas akan terpantul atau terbias kembali ke atas
gelombang pantul dan bias inilah yang ditangkap oleh geophone yang
diletakkan atau disebar di permukaan.
Dengan mencatat waktu perjalanan gelombang dari sumber menuju
penerima, maka diperoleh keterangan mengenai kedalaman dan kecepatan
masing-masing formasi. Metode seismik dibedakan menjadi dua yaitu seismik
pantul (refleksi) dan seismik bias (refraksi).
Seismik pantul digunakan untuk prospeksi hidrokarbon. Seismik bias
digunakan untuk pekerjaan geoteknik, untuk mendeteksi struktur batuan yang
letaknya cukup dangkal dan untuk mengetahui ketebalan lapisan tanah penutup
(overburden).
Petunjuk Praktikum Geofisika Tambang 13 UPN “Veteran” Yogyakarta 2020
3.2. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami dasar teori seismik bias.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan seismik refraksi yang meliputi
pengambilan data, pengolahan data dan interpretasi.
3. Mahasiswa dapat menerapkan metode seismik refraksi untuk
memprediksi ketebalan lapisan (overburden).
1
v1
2v2
Gambar 3.1
Gelombang Kecepatan Lapisan
sin 1 v1 v1
= dan sin c = ……………………. (1)
sin 2 v 2 v2
c cc
hA hP hB
v1
A’ A” P” P’ P’’ B” B’
v2
Gambar 3.2.
Lintasan Gelombang Bias Untuk Struktur Dua Lapis
Pada gambar 3.2, A dan B adalah titik tembak dan P adalah penerima
(geophone). Lintasan gelombang bias dari A keP adalah A → A” → P” →
P dan lintasan B ke P adalah B → B” → P” → P, diperoleh hubungan
AA" A' ' P' ' P" P 2hp A' P' − 2hp tan c
+ + = +
v1 v2 v1 v1 cos c v2
2hp v A' P'
TAP = (1 − 1 sin c ) +
v1 cos c v2 v2
2hp cos c A' P'
TAP = + ……………...……. (3)
v1 v2
TAB
Gambar 3.3.
Kurva Waktu Rambat Dan Kurva Waktu Lambat-Kecepatan
Dimisalkan besar T’AP ditunjukkan oleh persamaan :
TAP yang diperoleh dari persamaan (9) merupakan suatu besaran yang
menunjukkan kecepatan pada lapisan bawah, yang disebut velocity-traveltime.
Dengan cara yang sama dapat diperoleh :
(TAP + TBP − TAB)
T’BP = TBP − ......……..… (13)
2
Petunjuk Praktikum Geofisika Tambang 17 UPN “Veteran” Yogyakarta 2020
Kemudian diukur jarak x ke arah titik pernerima, dengan mengambil
titik B sebagai titik asal (referensi), maka diperoleh :
hB cos c x
T’BP = + ……………………………… (14)
v 1
v 2
Dengan sumbernya
d 1
TBP = ……………………………..... (15)
dx v2
Dengan menggunakan nilai V2 dari slope persamaan (11) atau
persamaan (14), maka nilai cos c dapat dihitung dari persamaan (1)
Untuk x = 0 pada persamaan (11) dan (14), dinotasikan harga dari T’ AP
dan T’BT dengan ’A dan ’B maka di dapat :
hA cos c
’A = ……………………………… (16)
v 1
hB cos c
’B = …………………………….. (17)
v1
Dengan hA dan hB adalah kedalaman pada titik A dan titik B. Dengan
kata lain, seperti pada gambar 3.3, dimana perpotongan kurva T’AP dengan
ordinat pada titik A mengindikasikan ’A dan perpotongan kurva T’BP dengan
ordinat pada titik B mengindikasikan ’B. Dengan demikian didapat :
v τ' A
……………………………….. (18)
1
hA =
cos c
v1 τ' B
hB = ………………………………… (19)
cos c
Dengan prosedur tersebut di atas, kedalaman setiap titik penembakan
dan titik penerimaan dihitung. Yang perlu dicatat bahwa T AP, TBP, TAB pada
Pada kasus ini, dengan menuliskan kembali persamaan (8) dan (13),
TAP + TBP − TAB
= TAP − T ' AP = TBP − T ' BP ………… (20)
2
sehingga dari persamaan (8) dan (20) diperoleh,
v
hP =
1
(TAP − T ' AP) …………………. (21)
cos c
v
hP =
1
(TBP − T ' BP) ……………………….(22)
cos c
Akhirnya pada gambar 3.3, harga dari TAP dan T’BP yang berhubungan
dengan TAP dan TBP dapat dibaca dari ekstensi (memperpanjang) kurva T AP dan
T’BP. Jadi harga kedalaman hP dapat dihitung dari persamaan (21) dan (22).
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Geophones
Hammer
Keterangan :
• Laptop : untuk melihat nilai grafik yang muncul setelah dilakukan getaran
• Geophone : untuk menerima sinyal dari getaran yang diterima sensor geophone
• Hammer : untuk menancapkan kabel yang terhubung dengan alat pemukul yang
dilengkapi dengan sensor
• Plate : untuk landasan ketika memukul
• Seismograf : untuk membaca getaran yang ditangkap oleh geophones menampilkannya
dalam bentuk grafik melalui laptop.
Gambar 3.7
Tampilan Pada Saat Proses Pembacaan Data
7. Untuk zoom grafik, klick mouse di bagian pojok kotak, tahan drag dan
lepaskan mouse, atau dengan klick kanan mouse pada kotak grafik
untuk menampilkan menu yang lain.
8. Pindahkan geophone pada titik sesuai dengan yang telah direncanakan.
9. Lakukan langkah (6) sampai (9) sampai titik terakhir pada lintasan
tersebut.
10. Lakukan pengukuran balik, artinya pada titik terakhir di lintasan
tersebut diletakkan piringan (Lihat Gambar 1.8)
11. Lakukan seperti langkah (2) sampai dengan (10).
Kemudian datanya ditulis dalam lembar data.
S adalah sumber gelombang (plate baja yang dipukul dengan palu) dan G1, G2,
… Gn adalah geophone yang dihubungkan dgn kabel ke PASI-GEA 3
Gambar 3.10
Kegiatan Pengukuran Seismik
Gambar 3.11
Urutan Pengukuran Seismik
Contoh pengolahan data & interpretasi dengan Ms.Exel dapat dilihat pada
Lampiran
(a) Tap -2 3.3 4.5 4.8 6.1 7.1 8.1 8.8 9.6 10.2 11.1 11.1
(b) Tbp 12.2 11.8 11.4 10.3 10.2 9.5 8.8 8 7 5.8 (4.8) (2.8)
(c) (a) + (b) 15.1 15.9 15.1 16.3 17 16.9 16.8 16.6 16
(d) ( c ) - Tab 2.9 3.7 2.9 4.1 4.4 4.7 4.6 4.4 3.8
(e) (d)/2 0.3 1 1.45 1.85 1.45 2.05 2.2 2.35 2.3 2.2 1.9 2.1 1.3 1.3
(f) T'ap=(a) - (e) 1.85 2.65 3.35 4.05 4.9 5.75 6.5 7.4 8.3
(g) T'bp= (b) - (e) 10.4 9.55 8.85 8.15 7.3 6.45 5.7 4.8 3.9
(h) hp=(e)x V1/cos i 1.64 5.45 7.91 10.1 7.91 11.2 12 12.8 12.5 12 10.4 11.5 7.09 7.09
Gambar 4.1
Grafik Hubungan T vs X Pada Lintasan I
1
Kedalaman
10
100
Gambar 4.2
Penampang Bawah Tanah Pada Lintasan I
1 = 1 m/s
= m/s 0.000791
0.002
= 500 m/s = 1264 m/s
Titik Jarak dari A data Tap data Tbp (a)+(b) (C)-Tab (Tap+Tbp-Tab)/2 (ms) T'ap(ms) T'bp(ms) Hp (m)
P (meter) (ms) (ms) (ms) (ms) gel.Lgsg. (d)/2 gel.Lgsg. (a)-(e) gel.Lgsg. (b)-(e) (v1/cos ic)*(e)
27
P10 20 22 28,3 26,1 54,4 12,4 6,2 22,1 19,9 1,86497
P11 22 20 30,5 25,6 56,1 14,1 7,05 23,45 18,55 2,12065
P12 24 18 33,6 24,7 58,3 16,3 8,15 25,45 16,55 2,45154
P13 26 16 32,8 22,5 55,3 13,3 6,65 26,15 15,85 2,00033
P14 28 14 34,7 20,2 54,9 12,9 6,45 28,25 13,75 1,94017
P15 30 12 35 18,6 6,5918 28,4082 11,392 1,98283
P16 32 10 36,5 15,8 6,6518 29,8482 9,952 2,00087
P17 34 8 36,8 12,8 5,5118 31,2882 8,512 1,65796
P18 36 6 36,5 10 3,7718 32,7282 7,072 1,13457
P19 38 4 38,4 8,3 4,2318 34,1682 5,632 1,27293
P20 40 2 40 2,6 4,3918 35,6082 4,192 1,32106
B 42 0 42 0 4,9518 37,0482 2,752 1,48951
Gambar 4.4
Penampang bawah tanah Pada lintasan IV (0-42)
Sumber :
Sharma Prem V (1997),Environmental AndEngineering Geophysics
2. Kemudian lanjutkan dengan click next dan click add untuk mambuat series
1, lalu memasukkan nilai sumbu X dengan memblok jarak Up pada
lapisan pertama VS Y dengan memblok TAP pada lapisan pertama, dan
selanjutnya membuat grafik pada lapisan kedua dengan mengklik tombol
add untuk series 2 dan memasukan nilai sumbu X dan Y dengan cara
yang sama namun dengan memblok nilai Up dan TAP pada lapisan kedua.
Untuk membuat grafik TBP dilakukan dengan cara yang sama dengan
memblok nilai X yaitu Up VS Y yaitu nilai TBP pada masing-masing
lapisan. Dan klik Ok.
4. Masih pada chart yang sama lalu klik option dan beri centang pada item
display equation on chart dan display R-square value on chart untuk
memunculkan persamaannya. Hal ini dilkakukan pada tiap lapisan baik
pada TAP maupun TBP.
10. Setelah semua tahap dilakukan maka grafik kedalaman siap seperti
tergambar pada gambar dibawah
5.1 Pendahuluan
Geolistrik adalah metode geofisika yang mempelajari sifat aliran
listrik dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam
hal ini meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang
terjadi, baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Oleh
karena itu metode geolistrik mempunyai banyak macam, termasuk
didalamnya metode potensial diri, induksi polarisasi dan resistivity (tahanan
jenis).
Pada metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik dialirkan ke dalam
bumi melalui elektroda arus, kemudian beda potensial yang timbul diukur
melalui dua buah elektroda potensial. Dari pengukuran tersebut untuk jarak
elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variansi harga hambatan
jenis masing-masing lapisan dibawah titik ukur. Asumsi yang digunakan
untuk menurunkan persamaan matematis untuk resistivitas (tahanan jenis)
adalah sebagai berikut :
•Bumi berlapis secara horizontal.
•Tiap lapisan bersifat homogen isotropis.
•Tiap lapisan bias dibedakan berdasarkan nilai tahanan jenis.
Metode geolistrik tahanan jenis dipakai untuk mencari formasi yang
mengandung air, korelasi stratigrafi dalam lapangan minyak dan pencarian
bijih yang kondusif. Dalam praktikum ini, praktikan akan diperkenalkan
dengan peralatan yang digunakan untuk geolistrik dan prinsip kerjanya,
kemudian cara pengolahan data, interpretasi dengan curve matching dan
program IPI2-WIN.
1 2 V 1
2V= r +
r 2 r r r sin
2
V 1 2V = 0 ….……………….(1)
sin +
r sin 2
2 2
1 2 V
2V = r = 0 …………………….(2)
r r r
2 V
2V = r = 0 ………………….……(3)
r 2 r
Petunjuk Praktikum Geofisika Tambang 38 UPN “Veteran” Yogyakarta 2020
misalkan :
V V C1 C1
r2 = C1 , = 2 ,dan V = 2 r …………….(4)
r r r r
1 C1
V = C r
1 2
r V = −
r
+ C2 .…………………(5)
I 1
Vr = …….…………………………...(11)
2 r
dimana adalah tahanan jenis medium.
I 1 1
VM = − ………………………….(12)
2 r1 r2
dimana : r1 = jarak titik M ke sumber arus positif A
r2 = jarak titik M ke sumber arus negatif B
Jika dua buah titik yaitu M dan N yag teletak di dalam bumi, maka
besarnya beda potensial antara dua titik M dan N adalah :
MN = VM-VN
I 1 1 I 1 1
= − − −
2 r1 r2 2 r3 r4
I 1 1 1 1
= − − + .…………….(13)
2 r1 r2 r3 r4
dimana : r3 = jarak titik N ke sumber arus positif A
r4 = jarak titik N ke sumber arus negatif B
ΔV
V
V
V
A M O N B
V
Gambar 5.2
Susunan Elektroda Schlumberger
I 1 1 1 1
V = VM − VN = AM − BM − AN − BN
2
I 8MN
= 2
…… (14)
2 ( AB ) − (MN )
2
( AB )2 − (MN )2 V
a = ……(15)
4MN I
Gambar 5.3
Pengukuran Geolistrik
Gambar 5.4.
Naniura NRD 22 Resistivity-meter Tampak Atas
5.5.2. Pengukuran
1. Arus dimulai dari yang kecil di posisi 1. Tekan tombol start. Besarnya
arus akan muncul di display (usahakan besar arus lebih besar dari 10
mA agar pembacaan arus dapat stabil) . Pada saat membaca nilai arus
ini, tombol hold ditekan, lalu arus dimatikan. Jadi pada saat pengiriman
arus, cukup membaca besarnya arus sedangkan besarnya nilai potensial
dapat dibaca setelah arus dimatikan. Biasanya pada posisi AB/2 masih
kecil misalkan 1,5 meter atau 2 meter, pembacaan potensial dalam skala
V, sehingga arus dikalikan 1000 untuk besaran milivolt.
2. Setelah nilai potensial dibaca, tombol hold ditekan, nilai potensial akan
hilang.
3. Nilai tegangan dan arus ditulis dalam table yang sudah disediakan
kemudian dihitung besarnya tahanan jenis semu () dengan
menggunakan rumus persamaan (15). Untuk memudahkan perhitungan,
besarnya tegangan dibuat dalam satuan mV dan arus dalam mA.
4. Setiap pengukuran harus langsung diplotkan dalam kertas bilogaritma.
5. Untuk pembacaan berikutnya sama dengan point 1 s.d. 4. sebelum
pengiriman arus, angka di bagian penerima harus selalu nol. Besarnya
arus dapat diperbesar dengan menaikkan tegangan ke posisi yang lebih
tinggi, tapi selama pembacaan potensial masih cukup baik, tidak perlu
menaikkan arus, hal ini bertujuan untuk menghemat aki.
6. Setelah pengukuran dilakukan beberapa kali dengan posisi elektroda
potensial MN/2 = 0,5 meter sesuai dengan table yang tersedia atau nilai
potensial sudah sangat kecil, posisi elektroda potensial dapat
dipindahkan ke MN/2 = 1 meter dan dalam hal ini harus dilakukan
• Klik OK.
Gambar 6.1
Peralatan Geolistrik
7.1 Pendahuluan
Oleh karena itu, bila pada suatu titik di permukaan bumi diberi
arus listrik (I), maka pada titik-titik lain di permukaan bumi terdapat suatu
potensial listrik (V) yang memenuhi persamaan Laplace :
2V=0 .....................................................……..(1)
Petunjuk Praktikum Geofisika Tambang 56 UPN “Veteran” Yogyakarta 2020
Dengan memakai logika bahwa bumi homogen isotropis, dan
koordinat yang digunakan adalah koordinat bola, maka potensial pada suatu
titik berjarak-r dari sumber arus yang membentuk setengah bola dapat
dinyatakan sebagai berikut :
. I
V (r ) = ..............………………………...(2)
2. . r
dimana : adalah resistivitas (tahanan jenis) medium.
7.3.2 KonfigurasiElektrodaWenner-Sclumberger
Karena di bumi tidak ada tanah yang homogen isotropis, maka
tahanan jenis yang diperoleh dari pengukuran bukan merupakan tahanan
jenis sebenarnya, melainkan tahanan jenis semu (a) maka persamaan (2)
menjadi :
V
=K ...........…………………………...............(3)
I
dimana K = .n.(n+1).a adalah faktor geometri dari susunan elektroda
Wenner-Schlumberger.
Di lapangan, harga spasi (r ) diganti (a) seperti Gambar 3.2, sudah
ditentukan sesuai target, dalam hal ini 10 – 20 m dengan n tidak lebih dari 8,
sudah cukup mewakili sehingga harga K dihitung, dari; berapa arus (I) yang
dikirimkan dalam satuan mili-Ampere (mA) ? berapa beda potensial V
yang diterima dalam satuan mili-Volt (mV) ? Kemudian dihitung harga
Tahanan jenis semu () dari persamaan (3) .
n=1 a a a n=1 a a a
C1 P1 P2 C2 C1 P1 P2 C2
n=2 2a 2a 2a n=2 2a a 2a
C1 P1 P2 C2 C1 P1 P2 C2
n=3 3a 3a 3a n=3 3a a 3a
a) Wenner
n=1
n=2
n=3
n=4
n=5
n=6
n=7
n=8
b) Schlumberger
n=1
n=2
n=3
n=4
n=5
n=6 Keterangan :
n=7 Posisi Elektroda
n=8
n=9
Datum Point in Pseudosection
n=10
n=11
Gambar 7-1
Pengukuran Resistivity dengan konfigurasi elektroda Wenner-
Schlumberger
Peralatan
Peralatan yang dipakai adalah :
1. Satu set resistivitymeter merek Naniura model NRD-22 S yang terdiridari
a. 1 unit resistivitymeter merek Naniura model NRD-22 S sebagai
sumber arus.
b. Gulungan kabel
Gambar 7.3
Gulungan kabel
c. Multi channel
Gambar 7.4
Multi channel
Petunjuk Praktikum Geofisika Tambang 59 UPN “Veteran” Yogyakarta 2020
d. Baterai kering 12 V (1buah).
e. Elektroda arus sebanyak 16 buah yang terbuat dari stainless steel.
f. Elektroda potensial sebanyak 2 buah yang terbuat dari tembaga.
g. Palu sebanyak 1 buah.
Dari pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap spasi atau
jarak elektroda yang sama dapat dihitung variasi tahanan jenis di bawah
titik pengukuran (0), dengan rumus (3) tersebut. Untuk ketelitian pengukuran
harga I dan V diukur sampai dua kali dimana sekali adalah V (+) dan
sekali lagi V (-). Kemudian antara V(+) dan V(-) dirata-ratakan, Harga rata-
rata antara V(+) dan V(-) akan sama atau hampir sama, bilamana berbeda
maka perlu dicurigai kontak elektroda kurang optimal.
Hasil akhir pengukuran dengan menghitung resistivitas semu a)
dari data I, V dan Kw (dihitung) sehingga diperoleh harga a dalam Ohm-
m.
8.1 . PENDAHULUAN
Geolistrik adalah suatu metoda geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik didalam bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan
bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus listrik, SP, dan
elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus
ke dalam bumi.
Polarisasi terimbas merupakan salah satu metoda geofisika yang
mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada permukaan mineral-mineral
logam di bawah permukaan bumi.
Pada metoda geolistrik polarisasi terimbas arus listrik diinjeksikan
ke dalam bumi
melalui dua elektroda arus, kemudian beda potensial yang terjadi diukur
melalui dua elektroda potensial. Dalam metoda polarisasi terimbas ada 4
macam metoda pengukuran yaitu pengukuran dalam domain waktu, domain
frekuensi,pengukuran sudut fasa dan Magnetic Induced Polarization (MIP).
Metoda polarisasi terimbas ini terutama dipahami dalam eksplorasi
logam dasar (Base Metal) dan penyelidikan air tanah (Ground Water).
Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda potensial dan arus, dikenal
beberapa jenis metoda polarisasi terimbas antara lain :
1. Metoda Schlumberger
2. Metoda Wenner
3. Metoda Double Dipole
4. Metoda Pole Dipole
dimana FE 1
Gambar 8.4.
4d
=
D
dimana ξ adalah potensial zeta, d jarak kedua lapisan, σ rapat muat bidang
dan D tetapan dielektrikum medium.
Oleh karena itu yang berwarna merah (m > 193 msec) diduga sebagai
mineral sulfida.
Dalam pengukuran IP frekuensi domain, contoh file datanya
IPMAGUSI.dat yang merupakan data survey di atas sungai Magusi
dimana tersingkap ”ore body” dengan spasi elektroda 100 feet (30.5 m).
Dari penampang resistivity menunjukkan resistivity rendah (ρ < 30 Ωm)
sebagai ore body terdapat di tengah-tengah pengukuran.Sedangkan metal
factor digambarkan dengan warna merah (MF >200 ms/ Ωm).
9.1 Pendahuluan
Untuk melakukan permodelan tubuh bahan galian dari data resistivity dan
chargeability akan lebih menarik apabila kita melakukan permodelan
berdasarkan distribusi nilai resistivity ataupun chargeability tersebut didalam
batuan. Dengan demikian kita dapat memperkirakan posisi zona
mineralisasinya. Untuk kasus ini software yang kita gunakan ialah geosoft.
3. Langkah selanjutnya yaitu membuat database dalam project tsb Data >
New Database. Isikan nama pada database tsb sesuai keinginan anda.