Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
A. GAMBARAN UMUM 1
B. KERUSAKAN AKIBAT BENCANA 7
C. PENILAIAN AKIBAT BENCANA 10
D. PERKIRAAN KEBUTUHAN 11
E. KESIMPULAN 12
LAMPIRAN

Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai i


A. GAMBARAN UMUM

Gambaran umum wilayah Kabupaten Pulau Morotai berkaitan dengan kondisi


wilayah. dari kondisi wilayah, diperoleh potensi luas daerah dan jumlah penduduk
terdampak bencana serta potensi bencana yang mengancam di Kabupaten Pulau
Morotai.
1. Kondisi Geografis dan Administrasi

Luas wilayah Kabupaten Pulau Morotai sekitar 4.301,53 Km2, dengan


komposisi luas daratan seluas 2.314.90 Km2 dan luas wilayah laut sejauh 4 mil
seluas 1.970,93 Km2. Panjang garis pantai 311.217 Km. Jumlah pulau - pulau
kecil yang terdapat di Kabupaten Pulau Morotai berjumlah 33 pulau dengan
rincian pulau yang berpenghuni berjumlah 7 pulau dan yang tidak berpenghuni
berjumlah 26 pulau. Kabupaten Pulau Morotai terletak antara 20.001 LU - 20.401
LU dan 128.0151BT -1.290.081 BT dengan batas-batas sebagai berikut:
 Utara berbatasan dengan Samudra Pasifik dan Laut Halmahera;
 Timur berbatasan dengan Laut Halmahera;
 Selatan berbatasan dengan Selat Morotai; dan
 Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Laut Halmahera.
Kabupaten Pulau Morotai terletak pada pertemuan tiga lempengan besar,
yaitu: Lempeng Eurasia; Lempeng Pasifik; dan Lempeng Filipina. Pada tatanan
regional Kabupaten Pulau Morotai terletak pada Lempeng Halmahera (Jalur
Magmatik) yang berbatasan dengan lempeng Laut Maluku dan Sangihe di
bagian Barat dan Lempeng Laut Filipina di bagian Timur dan Utara. Posisi
Kabupaten Pulau Morotai yang terletak pada jalur lempeng-lempeng aktif
tersebut maka daerah ini sangat rawan terhadap bencana alam geologis yang
meliputi gempa bumi maupun tsunami.
Kabupaten Pulau Morotai merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Halmahera Utara 2008 yang saat ini terbagi menjadi 6 (enam) Kecamatan dan
88 (delapan puluh delapan) desa. Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah
satu wilayah terluar di Provinsi Maluku Utara yang terbentuk pada tahun 2008
dari pemekaran Kabupaten Halmahera Utara.

Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai 2


Gambar 1. Peta Administratif Kabupaten Pulau Morotai

2. Iklim

Kabupaten Pulau Morotai dipengaruhi oleh iklim laut tropis yang terdiri atas
tiga musim, yaitu:
 Musim hujan pada bulan November sampai dengan Februari;
 Musim kemarau pada bulan April sampai dengan bulan Oktober;
 Musim pancaroba pada bulan Maret dan Oktober; serta
 Adapun curah hujan di wilayah Kabupaten Pulau Morotai berkisar antara
1.500-2.000 mm per tahun. Curah hujan terendah dapat dijumpai di
sebagian besar kecamatan. Menurut klasifikasi Oldeman termasuk tipe DI
(4 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering).
3. Demografi

Jumlah penduduk suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor kelahiran,


kematian, dan migrasi/perpindahan penduduk. Perkembangan jumlah
penduduk Kabupaten Pulau Morotai mengalami perubahan setiap tahunnya.
Tercatat sebanyak 74,005 jiwa yang terdiri dari 38,236 jiwa laki-laki dan 35,769
jiwa perempuan. Konsentrasi penduduk tertinggi pada Kecamatan Morotai
Selatan sebanyak 28,348 jiwa dan terendah pada Kecamatan Morotai Jaya
sebanyak 9,761 jiwa. Data komposisi penduduk di Kabupaten Pulau Morotai
pada tabel berikut ini.

Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai 3


Tabel 1. Komposisi Penduduk di Kabupaten Pulau Morotai
Komposisi Penduduk Jumlah
No. Kecamatan Ket.
Laki-laki Perempuan Penduduk
1. Morotai Selatan 14.497 s13.851 28.348
Morotai Selatan
2. Barat & Pulau 7.119 6.578 13.697
Rao
3. Morotai Utara 5.944 4.637 11.450
4. Morotai Timur 5.552 5.197 10.749
5. Morotai Jaya 5.124 4.637 9.761
Jumlah 38.236 35.769 74.005
Sumber : Dinas Dukcapil Tahun 2022

4. Kondisi Hidrologi

Kondisi hidrologi dan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan komponen


fisik yang berkaitan dengan siklus air yang berpengaruh terhadap bencana alam
kekeringan dan banjir. Bencana alam kekeringan terutama kekeringan hidrologi
ditentukan oleh faktor geohidrologi yaitu akuifer air tanah. Akuifer merupakan
kantong air tanah yang terdapat pada lapisan batuan melalui proses
penyimpanan air tanah. Proses penyimpanan air tanah di Kabupaten Pulau
Morotai terjadi dalam empat pola yaitu :
a. Pola penyimpanan air tanah melalui ruang antara butiran terjadi pada
geologi batuan aluvium. Pola Penyimpanan air tanah bentuk ini memiliki
produktivitasakuifer tinggi dengan permukaan air tanah dangkal < 5 meter;
b. Pola penyimpanan air tanah melalui lubang atau saluran pelarutan terjadi
pada geologi batukapur. Pola penyimpanan air tanah melalui saluran
pelarutan ini pada daerah dataran mempunyai mempunyai produktivitas
sedang sampai tinggi, sementara pada daerah perbukitan mempunyai
produktivitas akuifer rendah sampai sangat rendah atau merupakan air
tanah langka;
c. Pola penyimpanan air tanah melalui ruang butiran dan rekahan batuan
terjadi pada batuan sedimen batupasir. Pada wilayah dataran mempunyai
produktivitas akuifer sedang sampai tinggi dan pada daerah perbukitan
mempunyai produktivitas akuifer rendah dan merupakan air tanah langka;
d. Pola penyimpanan air tanah melalui rekahan atau celah batuan terjadi pada
batuan volkan andesit basalt. Pada wilayah dataran mempunyai
produktivitas akuifer sedang dan daerah perbukitan mempunyai
produktivitas akuifer rendah dan merupakan air tanah langka.

Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai 4


Daerah Alisan Sungai (DAS) adalah suatu daerah tangkapan air yang
dibatasi oleh punggung-punggung perbukitan atau pegunungan yang
menangkap, menampung/menyimpan dan mengalirkan air ke suatu outlet
(sungai utama, saluran, danau, laut). Daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten
Pulau Morotai berdasarkan Peta BPDAS Akemalamo skala 1:250.000 tahun
2009 terdapat 33 DAS, dimana 6 diantaranya merupakan DAS besar yaitu DAS
Cao, DAS Pangeo, DAS Bere-bere, DAS Morotai, DAS Yao dan DAS Sabatai.
Tabel 2. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Pulau Morotai
No. Nama DAS Luas (Ha)

1. DAS Cao 36.712,9

2. DAS Pangeo 25.991,7

3. DAS Bere-bere 17.466,3

4. DAS Morotai 12.079,2

5. DAS Yao 11.538,4

6. DAS Sabatai 11.502,1

Jumlah 115.290,60
Sumber: BAPEDAS Maluku Utara

5. Geologi

Geologi regional Kabupaten Pulau Morotai diperoleh berdasarkan Peta


Geologi Lembar Morotai, Maluku Utara dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, tahun 1980. Dari peta tersebut diketahui bahwa
formasi-formasi utama yang menyususn Kabupaten Pulau Morotai terdiri dari
formasi Aluvium (Qa), formasi Batugamping Terumbu (Qt), formasi Weda
(Tmpw) dan formasi formasi Bacan (tomb). Formasi Aluvium (Qa) merupakan
bahan endapan pemukaan yang terdiri dari bahan endapan berukuran kerakal,
kerikil, pasir, lempung dan lumpur sebagai endapan sungai, rawa, pantai dan
delta. Formasi ini dikelompokan atas endapan sungai, endapan pantai dan
endapan organik (gambut). Batugamping Terumbu (Qt) yang terdiri dari
batugamping terumbu bioherma dan biostroma, berwarna putih dan kelabu,
berumur Plistosen–Holosen.

Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai 5


Formasi Weda (Tmpw), Berupa batupasir berselingan dengan napal, tufa,
konglomerat dan batugamping. Batupasir kelabu - coklat muda, berbutir halus
sampai kasar; -berselingan dengan serpih kelabu kehijauan. Napal, putih, kelabu
dan coklat, getas; mengandung banyak foraminiforasetempat sisipan batubara
setebal 5 cm dan batugamping. Napal berumur Miosen Tengah - Awal Pliosen
(Kadar, 1976, komunikasi tertulis) dan lingkungan neritik-batial.

Formasi Bacan (tomb), terdiri dari lava, breksi dan tufa dengan sisipan
konglomerat dan batupasir. Breksi gunungapi, kelabu kehijauan dan coklat,
umumnya terpecah, mengandung barik kuarsa yang sebagian berpirit. Lava
bersusunan andesit hornblenda dan andesit piroksen, berwarna kelabu
kehijauan dan coklat, umumnya sangat terpecah dan terubah, terpropilitkan dan
termineralkan.Konglomerat, kelabu kehijauan dan coklat, kompak, mengandung
barik kuarsa, komponennya basal, batugamping, rijang, batupasir dan setempat
dengan batuan ultrabasa. Batupasir dari analisis fosil menunjukkan umur
Oligosen – Miosen bawah dan lingkungan litoral (T.Shell, 1976, komunikasi
tertulis).

6. Topografi

Topografi merupakan bentuk permukaan lahan ditinjau dari segi kemiringan


dan ketinggian (elevasi). Kondisi topografi di Kabupaten Pulau Morotai
berdasarkan hasil analisis kontur topografi peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 :
50.000 tahun 2008 dapat di klasifikasikan kedalam 7 kelas topografi yaitu datar
(0-3%), berombak (3- 8%), bergelombang (8-15%), berbukit (15-30%), agak
curam (30-45%), curam (45-65%) dan sangat curam (>65%)

Tabel 3. Luas masing-masing kelas topografi di Kabupaten Pulau Morotai


Luas
No. Kecamatan Ket.
Ha Persentase

0 Tubuh Air 863,0 0.4

1 Datar (0-3%) 29.886,2 12.7

2 Berombak (3-8%) 23.612,7 10.1


Bergelombang (8-
3 18.868,5 8.0
15%)
4 Berbukit (15-30%) 45.135,0 19.2

Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai 6


5 Agak Curam (30-45%) 36.613,9 15.6

6 Curam (45-65%) 52.568,5 22.4

7 Sangat Curam (>65%) 27.101,0 11.5

Jumlah 234.648,7 100

B. KERUSAKAN AKIBAT BENCANA

Kejadian bencana cuaca ekstrem yang mengakibatkan gelombang pasang dan


abrasi yang terjadi di Kabupaten Pulau Morota, yaitu pada hari Kamis tanggal 09
Juni 2022 s/d Rabu tanggal 15 Juni 2022 menimbulkan dampak kerusakan pada
sektor infrastruktur dengan subsektornya Sumber Daya Air, yang terjadi pada
beberapa desa di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Pulau Morotai, yaitu:
Tabel 4. Kejadian Bencana Cuaca Ekstrem

Waktu Kejadian Lokasi Kejadian Jenis Bencana


1. Kec. Morotai Selatan
 Desa Mandiri;
 Desa Joubela; dan
 Desa Sabatai Tua.
2. Kec. Morotai Timur
 Desa Sangowo;
 Desa Rahmat; dan
Kamis, 09 Juni s/d  Desa Mandiri. Gelombang
Rabu, 15 Juni 3. Kec. Morotai Selatan Barat Pasang & Abrasi
2022  Desa Cio Gerong; dan Pantai
 Desa Cio Maloleo.
4. Kec. Morotai Utara
 Desa Lusuo.
5. Kec. Morotai Jaya
 Desa Sopi
6. Kec. Pulau Rao
 Desa Laumadoro
Sumber: LAPORAN PUSDALOP BPBD PULAU MOROTAI

Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai 7


Kerusakan yang terajdi pada bencana Cuaca Ekstrem akibat Gelombang
Pasang dan Abrasi tersebut didominan pada sektor infrastruktur, yang mana
terdapat 3 (tiga) talud penahan gelombang mengalami kerusakan sedang serta 5
(lima) talud penahan gelombang mengalami rusak berat.
Selain kerusakan pada talud penahan gelombang, terdapat juga beberapa
kerugian yang timbul akibat dari bencana cuaca ekstrem tersebut, diantaranya
penanganan sementara dan pembersihan puing-puing atau sampah yang
disebabkan oleh gelombang pasang. Tidak hanya kerugian akibat penanganan
sementara dan pembersihan, kerugian yang didapat akibat dari bencana cuaca
eksterm tersebut juga berdampak pada pendapatan warga yang terdampak
bencana, karena sebagian besar warga Kabupaten Pulau Morotai berprofesi
sebagai nelayan. Adapun rincian dari total kerusakan dan kerugian akibat cuaca
ekstrem tersebut dapat terlihat pada tabel 5.

Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai 8


Tabel 5. Data Kerusakan Akibat Bencana

Sumber: Tim Jitupasna BPBD PULAU MOROTAI

Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai 9


C. PENILAIAN AKIBAT BENCANA
1. Penilaian Kerusakan dan Kerugian Akibat Bencana

Mengacu dari data dampak kerusakan yang terjadi, berdasarkan metode


penghitungan kerusakan dan kerugian, teridentifikasi nilai kerusakan yang
ditimbulkan mencapai angka Rp. 53.162.060.000,- (Lima Puluh Tiga Miliyar
Seratus Enam Puluh Dua Juta Enam Puluh Ribu Rupiah), serta nilai kerugian
mencapai angka Rp. 4.500.000.000,- (Empat Miliyar Lima Ratus Juta Rupiah).
Total nilai kerusakan tersebut terjadi pada Sektor Infrastruktur dengan
Subsektor Sumber Daya Air, sedangkan untuk nilai kerugian juga berasal dari
Sektor dan Subsektor yang sama, yakni Sektor Infrastruktur dengan Subsektor
Sumber Daya Air. Adapun total rekapitulasi dari Penilaian Kerusakan dan
kerugian dapat dilihat pada tabel 6
Tabel 6. Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Sumber: Tim Jitupasna BPBD Pulau Morotai

2. Penilaian Gangguan Akses, Gangguan Fungsi, dan Peningkatan Risiko

Penilaian akibat bencana terkait dengan gangguan akses, fungsi, dan


peningkatan risiko pada kejadian bencana gelombang pasang dan abrasi akibat
dari cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Pulau Morotai dilakukan melalui
pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang dilaksanakan melalui teknis
pengumpulan melalui wawancara terhadap informan kunci serta survey pada
rumah tangga. Survey pada rumah tangga dilakukan pada 50 keluarga yang
dipilih sebagai sampel mewakili keluarga di beberapa desa yang terdampak
bencana yang tersebar pada 6 (enam) kecamatan, sedangkan wawancara
dengan informan kunci dilakukan terhadap aparatur pemerintah desa serta
tokoh masyarakat setempat.
Selain metode wawancara terhadap penilaian gangguan akses, gangguan
fungsi, serta peningkatan risiko, BPBD Pulau Morotai juga melakukan
peninjauan lapangan pada desa-desa yang terdampak bencana gelombang
Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai 10
pasang dan abrsasi akiba cuaca ekstrem. Dari hasil peninjauan lapangan,
maka disimpulkan bahwa dengan kerusakan infrastruktur khususnya
infrastruktur sumber daya air menyebabkan gangguan akses dari dan menuju
ke desa terdampak. Selain gangguan akses juga ada gangguan fungsi talud
penahan gelombang yang menyebabkan gelombang pasang masuk ke
pemukiman warga pada desa-desa di 6 (enam) kecamatan yang terdampak.
Dengan membangun kembali atau rekonstruksi talud penahan gelombang
maka dampak peningkatan risiko terjadinya kembali gelombang pasang dapat
terselesaikan.

D. PERKIRAAN KEBUTUHAN
Perkiraan kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana merupakan
suatu proses lanjutan dari penilaian akibat dan analisis dampak bencana yang
saling berkaitan yang disampaikan secara kuantitatif maupun kualitatif. Sebagai
upaya penanganan bencana cuaca ekstrem dan banjir yang terjadi telah
diidentifikasi berbagai kebutuhan yang dirasa mendesak untuk dilakukan
penanganan pasca bencana seperti yang terlihat pada tebel rekapitulasi dibawah
ini.
Tabel 7. Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan

Sumber: Tim Jitupasna BPBD Pulau Morotai

Berdasarkan tabel diatas, total nilai perkiraan kebutuhan pascabencana banjir


di Kabupaten Pulau Morotai sebesar Rp. 53.162.060.000,- (Lima Puluh Tiga
Miliyar Seratus Enam Puluh Dua Juta Enam Puluh Ribu Rupiah) yang
semuanya adalah kewenangan asset Kabupaten Pulau Morotai. Adapun uraian
perkiraan kebutuhan terdapat pada lampiran dokumen jitupasna.

Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai 11


E. KESIMPULAN
Bencana cuaca ekstrem serta intensitas hujan yang tinggi yang mengakibatkan
gelombang pasang serta banjir mengakibatkan kerusakan, kerugian, gangguan
akses, gangguan fungsi, dan peningkatan risiko, serta dampak bencana pada
sektor infrastruktur di beberapa Desa pada 6 (enam) Kecamatan di Kabupaten
Pulau Morotai. Upaya pemulihan awal dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pulau
Morotai bersama stakeholder dengan melakukan upaya pencegahan serta
pemulihan beberapa unit rumah yang mengalami kebanjiran yang dilakukan melalui
pola kemandirian (subsidi dan gotong royong).
Mengingat kondisi dan pertimbangan keterbatasan Anggaran pada Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) dari BPBD
Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2022, maka kebutuhan pascabencana gelombang
pasang dan abrasi tersebut tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu kami memohon
bantuan Dana Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi melalui Deputi Bidang
Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana agar
pembangunan kembali atau rekonstruksi talud beserta batu boulder penahan
gelombang yang mengalami kerusakan, baik itu rusak ringan, rusak sedang, dan
rusak berat.
Demikian proposal ini kami buat berdasarkan kebutuhan yang sesungguhnya.
Kami, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pulau Morotai berharap
agar proposal bantuan Dana Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi ini mendapat
perhatian sepenuhnya. Terima kasih.

Morotai Selatan, 12 Maret 2023


Kepala Pelaksana
BPBD Kabupaten Pulau Morotai

Muslim, S.Hut., M.Si.,


Pembina Tk. I (VI/b)
Nip. 19760604 200312 1 004

Kajian Kebutuhan Pascabencana | BPBD Pulau Morotai 12


REKAPTULASI USULAN KEGIATAN
PASCA BENCANA CUACA EKSTRIME & BANJIR
KABUPATEN PULAU MOROTAI, PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2023

Harga satuan
No Kegiatan Lokasi Volume Satuan Jumlah
(Rp)
I SEKTOR INFRASTRUKTUR Rp 53,162,060,000

I.1. Sub Sektor Sumber Daya Air Rp 53,162,060,000

A. Bangunan Pengaman Pantai


Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Morotai
1 1,000 Meter Rp 11,718,253 Rp 11,718,253,000
Pantai Desa Cio Gerong Selatan Barat
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing /
2 Pulau Rao 1,000 Meter Rp 12,537,959 Rp 12,537,959,000
Pantai Desa Laumadoro
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing /
3 Morotai Timur 500 Meter Rp 10,195,994 Rp 5,097,997,000
Pantai Desa Rahmat
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing /
4 Morotai Timur 800 Meter Rp 10,023,875 Rp 8,019,100,000
Pantai Desa Sangowo
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing /
5 Morotai Timur 700 Meter Rp 10,064,856 Rp 7,045,399,000
Pantai Desa Mira
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Morotai
6 500 Meter Rp 8,743,352 Rp 4,371,676,000
Pantai Desa Mandiri Selatan
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Morotai
7 500 Meter Rp 8,743,352 Rp 4,371,676,000
Pantai Desa Joubela Selatan

Morotai Selatan, 12 Maret 2023


Kepala Pelaksana BPBD
Kabupaten Pulau Morotai

MUSLIM DJUMATI, S.Hut, M.Si


Nip. 197606042003121004
REKAPITULASI PERHITUNGAN CEPAT KERUSAKAN & KERUGIAN
PASCABENCANA GELOMBANG PASANG DAN BENCANA CUACA EKSTRIME
KABUPATEN PULAU MOROTAI, PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2023

Kabupaten Pulau Morotai


Sektor/
NO Nilai Kerusakan Nilai Kerugian Total Kerusakan dan
Sub-Sektor
Kerugian

1 INFRASTRUKTUR Rp 53,162,060,000 Rp 4,500,000,000 Rp 57,662,060,000


Sumber Daya Air Rp 53,162,060,000 Rp 4,500,000,000 Rp 57,662,060,000

TOTAL 53,162,060,000 4,500,000,000 57,662,060,000


PENILAIAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN
PASCA BENCANA CUACA EKSTRIME & BANJIR
KABUPATEN PULAU MOROTAI, PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2023

Data Kerusakan Luas Nilai Kerusakan (Rp.) Perkiraan Total Perkiraan


Lokasi (Kecamatan) (m²)/ Perkiraan Kerugian
Sektor / Sub-Sektor Sarana dan Prasarana Harga Satuan (Rp.) Kerusakan Kerusakan dan Keterangan
Berat Sedang Ringan Satuan Jumlah Berat Sedang Ringan (Rp.)
(Rp.) Kerugian (Rp.)
Rata2

A. INFRASTRUKTUR Rp 39,320,711,000 Rp 13,841,349,000 Rp - Rp 53,162,060,000 Rp 4,500,000,000 Rp 57,662,060,000

1. Sumber Daya Air Rp 39,320,711,000 Rp 13,841,349,000 Rp - Rp 53,162,060,000 Rp 4,500,000,000 Rp 57,662,060,000

Bangunan Pengaman Pantai Rp 39,320,711,000 Rp 13,841,349,000 Rp - Rp 53,162,060,000 Rp 4,500,000,000 Rp 57,662,060,000


Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Morotai Selatan
1 1,000 Meter Rp 11,718,253 Rp 11,718,253,000 Rp 11,718,253,000 Rp 900,000,000 Rp 12,618,253,000
Pantai Desa Cio Gerong Barat

Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing /


2 Pulau Rao 1,000 Meter Rp 12,537,959 Rp 12,537,959,000 Rp 12,537,959,000 Rp 900,000,000 Rp 13,437,959,000
Pantai Desa Laumadoro

Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing /


3 Morotai Timur 500 Meter Rp 10,195,994 Rp 5,097,997,000 Rp 5,097,997,000 Rp 450,000,000 Rp 5,547,997,000
Pantai Desa Rahmat

Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing /


4 Morotai Timur 800 Meter Rp 10,023,875 Rp 8,019,100,000 Rp 8,019,100,000 Rp 720,000,000 Rp 8,739,100,000
Pantai Desa Sangowo

Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing /


5 Morotai Timur 700 Meter Rp 10,064,856 Rp 7,045,399,000 Rp 7,045,399,000 Rp 630,000,000 Rp 7,675,399,000
Pantai Desa Mira

Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing /


6 Morotai Selatan 500 Meter Rp 8,743,352 Rp 4,371,676,000 Rp 4,371,676,000 Rp 450,000,000 Rp 4,821,676,000
Pantai Desa Mandiri

Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing /


7 Morotai Selatan 500 Meter Rp 8,743,352 Rp 4,371,676,000 Rp 4,371,676,000 Rp 450,000,000 Rp 4,821,676,000
Pantai Desa Joubela

TOTAL 39,320,711,000 13,841,349,000 - 53,162,060,000 4,500,000,000 57,662,060,000


REKAPITULASI KEBUTUHAN
PASCA BENCANA CUACA EKSTRIME & BANJIR
KABUPATEN PULAU MOROTAI, PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2023

Kewenangan
Sektor/ Nilai Kebutuhan (Rp)
NO Keterangan
Sub-Sektor
Kabupaten/Kota Provinsi K/L Lainnya

1 INFRASTRUKTUR Rp 53,162,060,000 Rp 53,162,060,000 Rp - Rp - Rp -


Sumber Daya Air Rp 53,162,060,000 Rp 53,162,060,000 Rp - Rp - Rp -

TOTAL Rp 53,162,060,000 Rp 53,162,060,000 Rp - Rp - Rp -


PERKIRAAN KEBUTUHAN
PASCA BENCANA CUACA EKSTRIME & BANJIR
KABUPATEN PULAU MOROTAI, PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2023

Kewenangan
Sektor/Sub Lokasi Harga satuan Nilai Kebutuhan
Kegiatan Volume Satuan (Rp) Keterangan
Sektor
(Kecamatan) (Rp) (Rp) Kabupaten/Kota Provinsi K/L Lainnya

SEKTOR INFRASTRUKTUR Rp 53,162,060,000 Rp 53,162,060,000 Rp - Rp - Rp -


Sub Sektor Sumber Daya Air Rp 53,162,060,000 Rp 53,162,060,000 Rp - Rp - Rp -
Bangunan Pengaman Pantai
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai Desa Morotai Selatan
1 1,000 Meter Rp 11,718,253 Rp 11,718,253,000 Rp 11,718,253,000 Rp - Rp - Rp -
Cio Gerong Barat
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai Desa
2 Pulau Rao 1,000 Meter Rp 12,537,959 Rp 12,537,959,000 Rp 12,537,959,000 Rp - Rp - Rp -
Laumadoro
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai Desa
3 Morotai Timur 500 Meter Rp 10,195,994 Rp 5,097,997,000 Rp 5,097,997,000 Rp - Rp - Rp -
Rahmat
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai Desa
4 Morotai Timur 800 Meter Rp 10,023,875 Rp 8,019,100,000 Rp 8,019,100,000 Rp - Rp - Rp -
Sangowo
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai Desa
5 Morotai Timur 700 Meter Rp 10,064,856 Rp 7,045,399,000 Rp 7,045,399,000 Rp - Rp - Rp -
Mira
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai Desa
6 Morotai Selatan 500 Meter Rp 8,743,352 Rp 4,371,676,000 Rp 4,371,676,000 Rp - Rp - Rp -
Mandiri
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai Desa
7 Morotai Selatan 500 Meter Rp 8,743,352 Rp 4,371,676,000 Rp 4,371,676,000 Rp - Rp - Rp -
Joubela
REKAPITULASI KEBUTUHAN
PASCA BENCANA CUACA EKSTRIME & BANJIR
KABUPATEN PULAU MOROTAI, PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2023

APBD-Kab/Kota APBD-Prov. - Kementerian/Lembaga - Sumber Lain (Rp)


Sektor/ Nilai Kebutuhan Usulan Hibah RR (Rp)
NO (Rp) Bantuan (Rp) Bantuan (Rp) Keterangan
Sub-Sektor Masyarakat Dunia Usaha
2022 2023 2022 2023 2022 2023 2022 2023 2022 2023
1 INFRASTRUKTUR Rp 53,162,060,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 53,162,060,000
Sumber Daya Air Rp 53,162,060,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 53,162,060,000

TOTAL Rp 53,162,060,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 53,162,060,000


IDENTIFIKASI PENDANAAN
PASCA BENCANA CUACA EKSTRIME & BANJIR
KABUPATEN PULAU MOROTAI, PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2023

Sektor/Sub Lokasi Harga satuan Nilai Kebutuhan APBD-Kab/Kota APBD-Prov. - Kementerian/Lembaga - Sumber Lain (Rp) Usulan Hibah RR (Rp)
Kegiatan Volume Satuan
Sektor (Rp) Bantuan (Rp) Bantuan (Rp) Keterangan
(Kecamatan) (Rp) (Rp) Masyarakat Dunia Usaha
2022 2023 2022 2023 2022 2023 2022 2023 2022 2023
SEKTOR INFRASTRUKTUR Rp 53,162,060,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 53,162,060,000
Sub Sektor Sumber Daya Air Rp 53,162,060,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 53,162,060,000
A Bangunan Pengaman Pantai
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai Morotai Selatan
1 1,000 Meter Rp 11,718,253 Rp 11,718,253,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 11,718,253,000
Desa Cio Gerong Barat
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai
2 Pulau Rao 1,000 Meter Rp 12,537,959 Rp 12,537,959,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 12,537,959,000
Desa Laumadoro
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai
3 Morotai Timur 500 Meter Rp 10,195,994 Rp 5,097,997,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 5,097,997,000
Desa Rahmat
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai
4 Morotai Timur 800 Meter Rp 10,023,875 Rp 8,019,100,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 8,019,100,000
Desa Sangowo
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai
5 Morotai Timur 700 Meter Rp 10,064,856 Rp 7,045,399,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 7,045,399,000
Desa Mira
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai
6 Morotai Selatan 500 Meter Rp 8,743,352 Rp 4,371,676,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 4,371,676,000
Desa Mandiri
Rekonstruksi Bangunan Penguat Tebing / Pantai
7 Morotai Selatan 500 Meter Rp 8,743,352 Rp 4,371,676,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 4,371,676,000
Desa Joubela
Rp - Rp -

Anda mungkin juga menyukai