Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Geologi lapangan (field geology) merupakan cara-cara yang digunakan
untuk mempelajari dan menafsirkan struktur dan sifat batuan yang ada pada suatu
singkapan. tempat ketika keadaan batuan atau tanah dapat diamati. Bagi seorang
ahli Geologi, kajian lapangan merupakan dasar utama utama untuk memperoleh
pengetahuan geologi.
Secara etimologis, Geologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Geo artinya
bumi dan Logos yang artinya ilmu, jadi geologi adalah ilmu yang mempelajari
bumi. Karena bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi,
pembentukan, dan sejarah merupakan objek utama yang dipelajari.
Pada dasarnya, ilmu geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi
dan batuan sebagai penyusunnya serta sejarah dan fenomena-fenomena yang
membentuknya baik secara endogen mau pun eksogen.
Geologi Indonesia sendiri merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik
besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-
Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan
Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara.
Berbicara Indonesia peneliti melakukan identifikasi dari data lapangan salah
satu kota di Indonesia yakni Kota Balikpapan. Balikpapan secara geologi terdiri
dari 3 formasi yang mendasarinya yaitu : Formasi Balikpapan Bawah, Formasi
Balikpapan Atas dan Formasi Balikpapan Kampung Baru.
Untuk formasi Balikpapan Bawah dan Balikpapan Atas terdiri dari batu
pasir kwarsa dan lempung dengan sisipan lanau, serpih, batu gamping dan batu
bara, formasi tersebut berada didaerah perkotaan. Dimana satuan batuan tersebut
secara umur geologi berumur Miosen dan telah mengalami tingkat pelapukan yang
cukup tinggi dan mudah jenuh oleh air. Untuk Formasi Kampung Baru terdiri dari
batu pasir kwarsa dengan sisipan lempung lignit dan lanau dan berumur pliosen.

1
Adapun letak Formasi tersebut berada dibagian Timur dari Kota Balikpapan dan
sebelah utara. Dimana satuan batuan ini juga memiliki tingkat pelapukan yang
tinggi dan mudah mengalami erosi.
Formasi geologi Kota Balikpapan terdiri dari Meosin Atas dan Alluvial
Undak Terumbu Koral. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa Meosin Atas
mencapai luas 20.937 Ha, dan Alluvial Undak Terumbu Koral mencapai luas
31.743 Ha.
Jenis batuan yang ada terdiri dari endapan permukaan dan batuan sedimen
dan gunung api. Endapan permukaan berupa endapan alluvium, terdiri dari kerikil,
pasir, lempung dan lumpur, umumnya tersebar disepanjang pantai timur di sekitar
Tanah Grogot, Teluk Adang dan Teluk Balikpapan. Sedangkan jenis batuan
sedimen dan gunung api, terdiri dari tiga formasi batuan yaitu Formasi Pulau
Balang, Formasi Balikpapan dan Formasi Kampung Baru.
Oleh karena itu, karena pentingnya pengetahuan untuk pengenalan lapangan
geologi, peneliti melakukan identifikasi dengan mengumpulkan data lapangan yang
masih berada di ruang lingkup kota Balikpapan.

1.2. Maksud dan Tujuan


Kegiatan pemetaan ini dilakukan dengan maksud mengaplikasikan teori dan
materi yang didapat selama mata kuliah yang bersangkutan dan asistensi yang
berlangsung.
Adapun tujuan pemetaan ini secara umum antara lain :
1. Membuat peta lintasan, lintasan pengamatan yang dapat mencakup seluruh
daerah pemetaan.
2. Membuat peta geologi sebagai bentuk ungkapan data dan informasi geologi
wilayah seperti penggambaran tubuh batuan dan penyebaran batuan.
3. Membuat peta geoformologi yang menggambarkan bentang alam wilayah.

1.3. Waktu dan Lokasi Wilayah

2
Adapun kegiatan pemetaan ini dilakukan selama dua hari pada tanggal 6
Mei 2017 dan 13 Mei 2017, yang meliputi daerah Balikpapan Selatan yaitu daerah
Perumahan Grand City sampai Sepinggan Pratama.

BAB II
TINJAUAN UMUM LAPANGAN

2.1. Regional Balikpapan


Kota Balikpapan dengan luas 503,30 kilometer persegi mempunyai lima
wilayah kecamatan, masing-masing: Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan
Utara, Balikpapan Tengah, Balikpapan Selatan, dan Balikpapan Timur. Wilayah
Kota Balikpapan berdasarkan kemiringan dan ketinggian dari permukaan laut
sangat beragam, dari ketinggian 0 meter di wilayah pantai sampai wilayah berbukit
dengan ketinggian 100 meter dari permukaan laut.
Menurut letak geografisnya Kota Balikpapan antara 116,6’ BT dan 117,0’
LU dan 1,5’ LS. Sedangkan perbatasan untuk sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Kutai Kartanegara, sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar,
sebelah selatan berbatasan dengan Selat Makassar, sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Penajam Paser Utara.

2.2. Topografi Balikpapan


Keadaan geografis Kota Balikpapan adalah 85 % merupakan daerah
berbukit dengan kemiringan 15– 40 % dan daerah datar 15 % dengan kemiringan 0

3
40 %, sedangkan elevasi Kota Balikpapan berada pada ketinggian 0 – 100 meter
DPL. Adapun strukrur tanah di Kota Balikpapan ini terdiri atas tanah podsolik
merah kuning, tanah alluvial, dan pasir kwarsa

2.3. Stratigrafi Regional Balikpapan


Kota Balikpapan secara geologi terdiri dari 3 formasi yang mendasarinya
yaitu: Formasi Balikpapan Bawah, Formasi Balikpapan Atas dan Formasi
Balikpapan Kampung Baru.
Untuk formasi Balikpapan Bawah dan Balikpapan Atas terdiri dari batu
pasir kwarsa dan lempung dengan sisipan lanau, serpih, batu gamping dan batu
bara, formasi tersebut berada didaerah perkotaan. Dimana satuan batuan tersebut
secara umur geologi berumur Miosen dan telah mengalami tingkat pelapukan yang
cukup tinggi dan mudah jenuh oleh air.
Untuk Formasi Kampung Baru terdiri dari batu pasir kwarsa dengan sisipan
lempung lignit dan lanau dan berumur pliosen. Adapun letak Formasi tersebut
berada dibagian Timur dari Kota Balikpapan dan sebelah utara. Dimana satuan
batuan ini juga memiliki tingkat pelapukan yang tinggi dan mudah mengalami
erosi.
Formasi geologi Kota Balikpapan terdiri dari Meosin Atas dan Alluvial
Undak Terumbu Koral. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa Meosin Atas
mencapai luas 20.937 Ha, dan Alluvial Undak Terumbu Koral mencapai luas
31.743 Ha.
Jenis batuan yang ada terdiri dari endapan permukaan dan batuan sedimen
dan gunung api. Endapan permukaan berupa endapan alluvium, terdiri dari kerikil,
pasir, lempung dan lumpur, umumnya tersebar disepanjang pantai timur di sekitar
Tanah Grogot, Teluk Adang dan Teluk Balikpapan. Sedangkan jenis batuan
sedimen, terdiri dari tiga formasi batuan yaitu Formasi Pulau Balang, Formasi
Balikpapan dan Formasi Kampung Baru.
Mengingat sebagian besar lahan di Kota Balikpapan berjenis podsolik
merah kuning dan pasir kwarsa dan bertekstur kasar serta ikatan batuan yang lemah,
disebabkan tanah tersebut dibentuk dari jenis batuan yang berumur relatif muda.

4
Sedangkan sifat tanahnya sangat mudah tererosi dan jenuh akan air. Sedangkan
pembentukan jenis-jenis tanah ditentukan oleh beberapa faktor batuan induk,
topografi, umur, iklim dan vegetasi/biologi serta pengaruh faktor lainnya, sehingga
mengalami proses lebih lanjut secara terus menerus.
Jenis tanah yang terdapat di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut :
· Alluvial, terdiri dari material pasir, lempung dan lumpur yang terbentuk dalam
lingkungan sungai dan pantai. Jenis tanah ini menempati kira-kira seluas 5% dari
wilayah Kota Balikpapan. Pada jenis tanah Alluvial ini tersedia minimal cukup
unsur hara yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan namun sebagian besar tanah ini
dipengaruhi oleh unsur bahan induk sehingga menjadikan kurang subur bagi lahan
pertanian.
· Podsolik Merah Kuning, jenis tanah ini menempati wilayah Kota Balikpapan
sekitar 80%, keadaan tekstur tanah liat, porositas jelek dan mudah larut bersama
air.
· Tanah Pasir, sekitar 15% dari wilayah Kota Balikpapan, tanah pasir ini
mengandung kuarsa, lempung serta serpih dengan sisipan napal dan batu bara,
berwarna kecoklatan agak kelabu, porositas baik, rapuh dan tingkat erosi sangat
tinggi.
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif tiga golongan besar partikel tanah
dalam suatu massa tanah yaitu partikel pasir, debu dan liat. Kasar halusnya tekstur
tanah dalam suatu wilayah penggolongan tanah tersebut. Tekstur tanah dapat
menentukan tata air dalam tanah berupa kerapatan infiltrasi, penetrasi dan
kemampuan pengikatan/sementasi oleh air tanah. Apabila tekstur tanah halus maka
tanah tersebut sangat sulit meluluskan air dan apabila tekstur tanah tersebut kasar
akan mudah meluluskan air.

2.4. Geologi Sejarah Balikpapan


Geologi daerah termasuk dalam formasi Balikpapan, dengan urutan satuan
dari tua ke muda adalah satuan batu lempung Balikpapan yang di endapkan pada
Miosen Tengah. Secara selaras di atas dari satuan batulempung terendapkan satuan
batupasir Balikpapan, Setelah satuan batupasir terendapkan, terjadi deformasi yang

5
diperkirakan berlangsung pada Miosen Akhir. Deformasi ini mengakibatkan
struktur geologi perlipatan dan struktur sesar. Setelah itu, terjadi gaya extention
dengan arah yang sama membentuk struktur sesar normal pada kala pliosen. Setelah
itu pada kala holosen, terendapkan satuan endapan alluvial. Satuan batuan ini
merupakan satuan termuda pada daerah penelitian.

6
BAB III
DASAR TEORI

3.1. Pemetaan
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi
geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi
yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan
(lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang
mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain
pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-
tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral.
Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada
informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta
tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang
diperoleh. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan
eksplorasi yang dilakukan.
Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan)
dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan
posisi melalui orientasi lapangan atau dengan cara tali-kompas.
Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan
dapat diperluas dengan menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur, uji
parit, maupun bor tangan atau auger, sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan
menggunakan alat ukur permukaan seperti pemetaan dengan plane table atau
dengan teodolit.

3.2. Singkapan
Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh
melalui pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat
didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap

7
(muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan tanah penutupnya.
Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu singkapan antara lain :
1. Pengukuran jurus dan kemiringan (strike & dip) lapisan yang tersingkap.
2. Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan megaskopis, sifat-
sifat fisik, tekstur, mineral-mineral utama/sedikit/aksesoris, fragmen-
fragmen, serta dimensi endapan.

3.3. Lintasan (traverse)


Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan lintasan-
lintasan pengamatan yang dapat mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan
lintasan tersebut sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi
geologi regional dan geomorfologi daerah diketahui, agar lintasan yang
direncanakan tersebut efektif dan representatif.
Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran sungai atau
jalur-jalur kikisan yang memotong arah umum perlapisan, dengan tujuan dapat
memperoleh variasi litologi (batuan). Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-
lintasan yang searah dengan jurus umum perlapisan dengan tujuan dapat
mengetahui kemenerusan lapisan. Secara umum lintasan (traverse) pemetaan ada 2
(dua), yaitu lintasan terbuka dan lintasan tertutup. Lintasan terbuka mempunyai titik
awal dan titik akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan tertutup bersifat loop (titik
awal dan titik akhir sama).
Namun yang perlu (penting) diperhatikan, informasi-informasi yang
diperoleh dari lintasan-lintasan yang dibuat dapat digunakan sebagai dasar dalam
melakukan korelasi (interpretasi) batas satuan-satuan litologi.
Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai lintasan kompas
dan pengukuran penampang stratigrafi. Lintasan kompas (measured section atau
tali kompas) dilakukan dengan tujuan membuat penampang (topografi dan litologi)
di sepanjang lintasan. Sedangkan pengukuran penampang stratigrafi dilakukan
untuk mengetahui ketebalan, struktur perlapisan, variasi satuan litologi, atau
mineralisasi dengan detail (rinci). Umumnya pengukuran penampang stratigrafi

8
dilakukan pada salah satu lintasan kompas yang dianggap paling lengkap memuat
informasi litologi keseluruhan wilayah.

3.4. Interpretasi dan informasi data


Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan
pemetaan geologi/alterasi antara lain :
1. Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).
2. Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara.
3. Penyebaran dan pola alterasi yang ada.
4. Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau
formasi).
5. Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.
6. Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi
geoteknik dan hidrologi.
7. Bangunan-bangunan, dll.
Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah dasar
geologi perlu diperhatikan, antara lain :
1. Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi.
2. Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona endapan/bijih,
zona pelapukan, dan zona (penyebaran) alterasi.
3. Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan,
zona-zona intrusi, dan proses sedimentasi.
4. Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan,
zona kekar, kelurusan-kelurusan, dll.

3.5. Peta Geologi


Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan
tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan
antar satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi juga

9
merupakan gambaran teknis dari permukaan bumi dan sebagian bawah permukaan
yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang merupakan gambaran geologi,
dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti.
Pada umumnya ada beberapa macam bagian peta geologi yang sering
digunakan untuk laporan, baik dalam study kelapangan atau dalam misi untuk
mengetahui kandungan mineral di dalamnya.
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta
yang digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan,
umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral
serta energi yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak
atau gabungan ketiganya

Gambar 3.1
Contoh simbol-simbol batuan pada peta geologi

3.6. Peta Geomorfologi

10
Pada hakekatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang
roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Adapun bentang
alam (landscape) didefinisikan sebagai panorama alam yang disusun oleh elemen
elemen geomorfologi dalam dimensi yang lebih luas dari terrain, sedangkan
bentuk-lahan (landforms) adalah komplek fisik permukaan ataupun dekat
permukaan suatu daratan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia.
Pada dasarnya geomorfologi mempelajari bentuk bentuk bentang alam;
bagaimana bentang alam itu terbentuk secara kontruksional yang diakibatkan oleh
gaya endogen, dan bagaimana bentang alam tersebut dipengaruhi oleh pengaruh
luar berupa gaya eksogen seperti pelapukan, erosi, denudasi, sedimentasi. Air,
angin, dan gletser, sebagai agen yang merubah batuan atau tanah membentuk
bentang alam yang bersifat destruksional, dan menghasilkan bentuk-bentuk alam
darat tertentu (landform).
Pengaruh struktur (perlipatan, pensesaran, pengangkatan, intrusi,
ketidakselarasan, termasuk didalamnya jenis-jenis batuan) yang bersifat
kontruksional, dan proses yang bersifat destruksional (pelapukan, longsoran kerja
air, angin, gelombang, pelarutan, dan lainnya), sudah diakui oleh para ahli geologi
dan geomorfologi sebagai dua buah paramenter penting dalam pembentukan rupa
bumi. Selain itu batuan sebagai bagian dari struktur dan tahapan proses geologi
merupakan faktor cukup penting.
Selama pertengahan awal abad ini, hampir semua kegiatan riset
geomorfologi terutama ditujukan sebagai alat interpretasi geologi saja, dengan
menganalisa bentangalam dan bentuk-bentuk alam yang mengarah pada kecurigaan
pada unsur-unsur struktur geologi tertentu atau jenis-jenis batuan, seperti
pembelokan atau kelurusan sungai, bukit-bukit, dan bentuk-bentuk alam lainnya.
Tetapi dalam empat dekade terakhir, riset geomorfologi sudah mulai diarahkan
pada studi tentang proses-proses geomorfologi, walaupun kegiatan interpretasi
masih tetap tidak ditinggalkan dan tetap diperlukan. Selain itu pembangunan fisik
memerlukan informasi mengenai geomorfologi yang menyangkut antara lain:

 Geometri bentuk muka bumi

11
 Proses-proses geomorfologi yang sedang berjalan beserta besaran-
besarannya, dan antisipasi terhadap perubahan bentuk muka bumi dalam
skala detail dapat mempengaruhi pembangunan.

Peta geomorfologi didefinisikan sebagai peta yang menggambarkan bentuk lahan,


genesa beserta proses yang mempengaruhinya dalam berbagai skala. Berdasarkan
definisi diatas maka suatu peta geomorfologi harus mencakup hal hal sebagai
berikut:

1. Peta geomorfologi menggambarkan aspek-aspek utama lahan atau terrain


disajikan dalam bentuk simbol huruf dan angka, warna, pola garis dan hal
itu tergantung pada tingkat kepentingan masing-masing aspek.
2. Peta geomorfologi memuat aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem survei
analitik (diantaranya morfologi dan morfogenesa) dan sintetik (diantaranya
proses geomorfologi, tanah /soil, tutupan lahan).
3. Unit utama geomorfologi adalah kelompok bentuk lahan didasarkan atas
bentuk asalnya (struktural, denudasi, fluvial, marin, karts, angin dan es).
4. Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya
yang dinyatakan dalam angka, garis atau kedua-duanya.

3.7. Metode Penelitian Lapangan


Pemetaan geologi lapangan secara tradisi dilakukan dilapangan dan
peralatan utnuk pekerjaan lapangan meliputi tabulasi, peta dasar peta topografi,
GPS, kompas geologi, palu geologi, kamera, danalat tulis. Pemetaam geologi
dilapangan mencakup observasi dan pengamatansingkapan batuan pada lintasan
yang dilalui, mengukur kedudukan batuan,mengukur unsur struktur geologi,
pengambilan sampel, membuat catatanlapangan, dan membuat peta hasil dari
informasi lapangan. Catatan hasil observasi lapangan biasanya dibuat dengan
menggunakanterminalogi deskripsi batuan yang terutama dalam penamaan
suatubatuan, pemberian nama batuan dan juga pengelompokannya disesuaikan
dengan aturan sandi statigrafi.

12
Penentuan lokasi singkapan denganmenggunakan GPS, kompas geologi
serta membuat sketsa dari tiap singkapan danmendokumnetasikan. Pada dasarnya,
peta geologi disusun dan juga dioleh dilapangan melalui kegiatan pemetaan,
kemudian disempurnakan.

3.8. Kompas Geologi

Gambar 3.2.
Kompas Geologi

Kompas Geologi harus memiliki sebuah jarum magnit, lingkaran pembagi


dalam derajat, nivo leveling (nivo mata lembu) dan sebuah clinometer dengan nivo
tabung mengukur kemiringan.
Cara menggunakan Kompas Geologi :
1. Periksa Inklinasi dan Deklinasinya apakah sudah disesuaikan dengan daerah
kerja.
Inklinasi : adalah keadaan dimana jarum magnit tidak berada dalam keadaan
horizontal. Dan kalau diletakkan horizontal, maka ujung jarum akan
menyentuh kaca penutupnya, akibatnya pembaca akan terganggu dan dapat
menimbulkan

13
2. Kesalahan yang fatal. Cara mengatasinya adalah dengan menggeser bobot
pada tangan-tangan jarum keujung atau ketengah. Untuk daerah di Lintang
selatan Indonesia pada tangan utara jarumnya.

Deklinasi : adalah besarnya sudut penyimpangan yang terbentuk antara arah


utara magnetis dengan arah utara sebenarnya (True North). Besarnya sudut
deklinasi untuk tiap-tiap daerah (local declination) selalu berbeda. Untuk
mengetahui dapat dilihat pada salah satu tepi dari peta. Kompas yang
digunakan harus disesuaikan dengan deklinasi setempat dengan cara memutar
lingkaran berderajat dari kompas itu ke kiri atau ke kanan sesuai dengan arah
Magnetic North terhadap True North. Titik nol disesuaikan terhadap “indeks
pin” pada kompas berdasarkan besarnya deklinasi.
Contoh : Diketahui deklinasi 5º sebelah barat dari True North. Sehingga
lingkaran berderajat harus diputar sampai indeks menunjukkan angka 5º
sebelah barat titik nol.

Setelah koreksi dilakukan, maka selanjutnya kita lakukan pengukuran-pengukuran


untuk :

 Menentukan arah (Azimuth)


 Mengukur sudut lereng (slope)
 Menentukan beda tinggi
 Mengukur jurus dan kemiringan (strike dan Dip)
 Mengukur kedudukan bidang
 Menentukan ketinggian suatu titik (Elevasi)
 Mengukur struktur garis

Menentukan arah (Azimuth)


Yang dimaksud dengan arah adalah arah lokasi titik yang akan dituju dari titik
lokasi dimana kita berdiri.

Caranya adalah sebagai berikut :

14
 Pegang kompas dengan tangan kiri setinggi pinggang atau dada
 Cermin (tutup kompas) dibuka ±135º dan menghadap kedepan.
 Bila menggunakan kompas merek Brunton, maka “sighting arm” dibuka
horizontal dan “peep sight” ditegakkan.
 Putar kompas sedemikian rupa sampai ke titik yang dimaksud tampak dalam
cermin dan berimpit dengan ujung jari “Sighting arm” dan garis hitam
cermin.
 Bila nivo leveling (nivo mata lembu) sudah berada ditengah, baca jarum
utara kompas dan catat angka yang ditunjuknya.

Mengukur sudut lereng (slope)


Besarnya sudut lereng dapat diukur menggunakan kompas dengan cara membaca
klinometer. Ketelitian pembacaan sudut lereng dengan kompas Brunton adalah
seperempat derajat (15 detik).

Caranya adalah sebagai berikut :

 Buka tutup kompas hingga membentuk sudut ± 45 º. Tangan-tangan


penunjuknya dibuka dan ujungnya ditekuk 90 º.
 Pegang kompas dengan tangan yang ditekuk ±90 º dan pada posisi vertikal.
 Bidik titik yang dituju melalui lubang “peep sight” dan “sighting window”
dimana titik tersebut tingginya harus sama dengan mata dan atur dengan
menaik turunkan kompas.
 Gerakkan klinometer dengan memutar pengatur datar yang terdapat
dibagian belakang kompas, sehingga gelembung dalam nivo lonjong berada
ditengah dapat dilihat melalui cermin.
 Baca dan catat angka yang ditunjukkan oleh klinometer.

Mentukan beda tinggi


Baca dan catat besarnya sudut lereng

15
 Ukur jarak dari titik kita berdiri ketitik yang kita bidik dengan langkah atau
roll meter (50 meter).
 Beda tinggi didapat dengan rumus :

Beda tinggi = jarak x Sin sudut lereng (β)


ΔH = L sin β.
Mengukur jurus dan kemiringan

 Mengukur jurus dan kemiringan pada bidang perlapisan, bidang kekar,


bidang sesar dan sebagainya dapat dilakukan dengan cara seperti petunjuk
dibawah sedangkan mengarahkan jurus/strike dari tempat kita berdiri
kesuatu titik yang jauh dapat dilakukan dengan cara :

Mengukur jurus/strike

 Letakkan sisi yang bertuliskan E pada bidang yang diukur


 Atur nivo mata lembu sampai gelembungnya berada di tengah
 Baca jarum utaranya

Mengukur kemiringan/dip

 Letakkan sisi yang bertulis W tegak lurus jurus yang sudah kita ukur (tanda
garis yang sudah kita buat).
 Atur gelembungnya sampai gelembung pada nivo lonjong berada di tengah
 Baca angka yang ditunjukkan pada skala clino.
 Cara menulisan hasil pembacaan

Untuk kompas dengan sistem kuadran misalnya hasil pembacaan jurus 45º
kemiringan 25º, maka tata cara penulisannya adalah : S 45º W / 25º NW, dimana
NW menunjukkan arah kemiringan. Untuk kompas dengan sistem azimuth
misalnya hasil pembacaan jurus 50º dan kemiringan 42º, maka tata cara
penulisannya : N 50º N / 42º. Menentukan kemiringa lapisan yang mempunyai

16
sudut 5º. Untuk lapisan yang mempunyai sudut kemiringan 5º sukar diukur dengan
teliti.

Untuk mengatasi hal ini dilakukan prosedur berikut :

 Putar klinometer sehingga menunjukkan angka nol.


 Kompas dalam keadaan terbuka penuh, tempelkan W pada bidang
perlapisan hingga gelembung pada nivo lonjong berada ditengah.
 Tandai garis potong antara bidang lapisan dan kompas, ukur jurusnya
melalui garis ini.
 Letakkan kompas tegak lurus garis tersebut, baca kemiringan.

Mengukur kedudukan bidang

1. Mengukur kedudukan bidang dapat dilakukan dengan cara menentukan arah dan
besarnya kemiringan.

Caranya adalah sebagai berukut :

 Letakkan kompas dalam posisi horizontal pada bidang yang diukur yaitu
dengan menempelkan sisi yang bertanda “S” dan baca angka yang
ditunjukkan jarum utara, maka kita dapatkan arah daripada kemiringan
bidang perlapisan tersebut.
 Ukur besar sudut kemiringan bidang tersebut.
 Catat angka pembacaan yang kita amati, misalnya 30⁰ N 42⁰ E
 Artinya sudut kemiringan sebesar 30⁰ miring kearah N 45⁰ E
 Jurus daripada bidang dapat diketahui dengan jalan menarik garis tegak
lurus pada arah kemiringan.

2. Mengukur ketebalan lapisan dan menentukan kedalaman pemboran


Untuk mengukur ketebalan dengan kompas geologi dibutuhksn alat bantu yang
disebut Jacob staff. Dan dengan teknik ini kita sekaligus dapat merencanakan total
kedalaman pemboran yang kita inginkan.

17
Caranya adalah :

 Ukur besarnya sudut kemiringan (dip) lapisan


 Pegang kompas dan ketengahkan gelembung clino dengan sudut klinometer
= dip dari perlapisan.
 Atur posisi berdiri kita tepat pada batas bawah (floor) lapisan yang akan
diukur. Dan arahkan kompas mengikuti sudut kemiringan lapisan pada batas
atas (roof) lapisan tersebut. Bila lapisan tersebut tebalnya melebihi tinggi
kita, maka pengukuran dilakukan beberapa kali.
 Untuk mengetahui ketebalan yang kita ukur adalah =tinggi mata kita dari
tanah x cos (dip). Untuk lapisan yang sangat tebal maka tebalnya harus
dikalikan dengan berapa banyak kita melakukan pengukuran.
 Sedang untuk mengetahui kedalaman pemboran pada titik yang kita
tentukan adalah kedalaman pada titik yang kita arahkan = kelipatan dari
tinggi mata kita sampai ketitik yang dimaksud.

Mengukur Struktur Garis yang mempunyai “trend”


Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah : gores garis pada bidang sesar,
Arah arus pembentukan struktur sediment dan garis sumbu lipatan.

1. Mengukur arah “Trend”

 Tempelkan alat bantu (buku lapangan atau “clipboard) pada posisi tegak
dan sejajar dengan arah struktur garis yang akan diukur.
 Tempelkan sisi “W” atau “E” kompas pada posisi kanan atau kiri alat bantu
dengan visir kompas mengarah ke penunjaman struktur garis tersebut.
 Levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horizontal), maka harga
yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah penunjuknya
(trend).

2. Mengukur Struktur Garis yang tidak memiliki “trend”

18
 Adapun yang termaksud struktur garis ini adalah umumnya berupa arah-
arah kelurusan, seperti : arah arah liniasi fragmen breksiasi, arah kelurusan
sungai, arah kelurusan gawir sesar dan lain sebagainya. Dalam hal ini yang
diukur hanya arah kelurusan (bearing) saja

Mengukur “Bearing”

 Arahkan visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur garis


yang akan diukur, misalnya sumbu memanjang fragmen breksiasi.
 Levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horizontal), maka harga
yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah “bearing”nya.

3.8. GPS
GPS (Global Positioning System) sudah menjadi alat yang wajib dibawa
bagi para surveyor dalam melakukan pengamatan vegetasi, satwaliar, fisik
lingkungan, dan sebagainya. Dengan menggunakan GPS, kita dapat menentukan
lokasi geografis dari suatu titik pengamatan maupun track perjalanan survey.
Fungsi altimeter sebagai alat pengukur ketinggian suatu lokasi dan kompas untuk
menentukan arah azimuth sudah dapat diwakili dengan menggunakan GPS.

Gambar 3.3.
GPS
Nama-Nama Bagian GPS
GPS Antenna, Power Key, LCD Display, IN/OUT(ZOOM) Key, Page Key,
Rocker Key, Find Key, Mark Key, Qiut Key, Enter Key, Menu Key.

19
Mengawali Menggunakan GPS
Sebelum dapat memulai menggunakan GPS 60, harus menunggu dulu “The
GPS to initialize”. Proses ini mengijinkan GPS 60 untuk menerima dan menyimpan
informasi satelit dan mulai menggunakan satelit untuk navigasi. Pengawalan terjadi
secara otomatis dan memerlukan waktu hanya beberapa menit saja.
Untuk memulai The Unit, memerlukan satelit.
1. Bawa GPS 60 ke luar ruangan dimana keadaan pemandangan langit cerah dan
hidupkan GPS.
2. Tinggu selama GPS mencari sinyal satelit. Selama “Unit” sedang dicari, di layar
GPS akan terlihat berita “Acquiring Satellities”
3. Sekali waktu GPS 60 telah menerima sinyal satelit, lokasi yang ditempati anda
sekarang tampil tercatat dalam bentuk koordinat yang terlihat di puncak “Page”.
Jika dalam keadaan tertentu GPS 60 tidak dapat mengumpulkan informasi satelit
yang diperlukan, cobalah bawa GPS 60 bergerak jalan menuju ke suatu bangunan
bertebing, pohon, atau rintangan lain. Mengaculah ke “Owner’s Manual” untuk
informasi lebih lanjut.

Mengatur Cahaya Terang Dan Kontras


Jika tidak bisa melihat layar GPS 60 dengan jelas, misal di malam hari,
aturlah “brightness” dan “contrast” dari “Backlight”.
1. Tekan dan bebaskan tombol POWER.
2. Tekan tombol ROCKER ke atas atau ke bawah untuk menambah dan mengurangi
cahaya layar.
3. Tekan tombol ROCKER ke kiri atau ke kanan untuk merubah tingkat kekontrasan
layar. Tekan tombol QUIT untuk keluar.

Menampilkan Halaman Utama


GPS 60 mampu memperlihatkan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
navigasi di lima halaman utama, yaitu The Satellite Page, Trip Computer Page,
Map Page, Compass Page, dan Main Menu Page. Tekanlah tombol Page Key untuk
melihat masing-masing Main Page di tampilan yang dipesan.

20
Memasukkan Data
Untuk memasukkan atau mengubah data, gunakan tombol ROCKER dan
ENTER. Tekan tombol ROCKER ke kiri, katan, atas dan bawah untuk menyorot
“The Field” yang ingin di rubah. Tekan tombol ENTER untuk memilih “The Field”.
Kemudian gunakan tombol ROCKER untuk memilih suatu pilihan dari sebuah
“Menu” dan tekan tombol ENTER.
Anda mungkin butuh untuk memasukan kata-kata atau nomor dengan bantuan
ROCKER dan sebuah “on-screen keyboard”. Untuk memasukan data, gunakan
ROCKER untuk menyorot sebuah kata nama atau nomor. Tekan tombol ENTER
untuk memilih kata nama atau nomor yang disorot. Teruskan pemilihan kata nama
dengan ROCKER dan ENTER. Jika sudah selesai, sorot “OK” dan tekan tombol
“ENTER”.

Penandaan “Waypoint”
Waypoint adalah setiap titik pada Map Page yang tersimpan di memory.
Anda dapat menciptakan sebuah Waypoint di lokasi anda sekarang, nama
Waypoint, dan menyimpannya untuk digunakan dalam sebuah route. Untuk
menandai sebuah Waypoint :
1. Dari “Map Page”, tekan MARK, maka tampilah Mark Waypoint Page.
2. Untuk memberi nama Waypoint, gunakan tombol ROCKER dan sorot “Name” lalu
tekan tombol ENTER.
3. Masukan nama untuk Waypoint pada keyboard menggunakan tombol ROCKER
dan ENTER.
4. Sorot “OK” dan tekan tombol ENTER untuk menyimpan Waypoint.

Menciptakan Dan Menampilkan Track


Track dapat diterjemahkan seperti sebuah jejak kaki. Jejak-jejak kaki
diperlihatkaan dengan teliti ke arah manapun anda bergerak. Track tampak seperti
titik-titik pada layar “Map Page”. GPS 60 secara otomatis mencatat track-tract dari

21
perpindahan anda dan ditampilkan seperti garis bertitik, yang disebut “a track log”.
Untuk memandang atau melihat track pada layar :
1. Tekan tombol PAGE sampai anda melihat layar “Map Page.
2. Jalan kakilah mulai dari lokasi anda sekarang selama kurang lebih 3 menit.
3. Tekanlah tombol IN untuk memperbesar di layar Map Page hingga anda dapat
melihat “track log” anda.

Mencari Tempat
Menggunakan “Find Page”, anda dapat mencari Waypoints, Geocache
points, atau Cities. Jika anda telah menyimpan data di GPS 60, maka anda dapat
mencarinya kembali.
Untuk menemukan Waypoint :
1. Tekan “Find”, maka Find Page tampil. Kemudian sorot “Waypoint”, dan tekan
ENTER.
2. Gunakan ROCKER untuk menggunlung daftar nama dan sorot “Waypoint” yang
ingin anda dapatkan. Tekan ENTER untuk memilih Waypoint. Layar informasi
“Waypoint” tampil.
3. Gunakan ROCKER untuk menyorot Map dan tekan ENTER jika anda ingin
melihat Waypoint di peta. Pilih “Go To” untuk memulai navigasi.

Menciptakan Rute
Rute adalah arah sebuah garis lurus dari satu titik ke titik lainnya, atau dari
satu titik ke beberapa titik lainnya. Anda dapat menciptakan sebuah rute sederhana,
dengan mendapatkan sebuah “Waypoint” dan pilihan “Go To. Anda dapat
menciptakan rute-rute yang lebih kompleks yang melibatkan banyak titik dengan
“Routes Page”.
Untuk menciptakan sebuah rute :
1. Tekan tombol PAGE hingga anda melihat Main Menu Page. Gunakan ROCKER
untuk menyorot Routes dan tekan ENTER. Kemudian tekan ENTER sekali lagi
untuk menciptakan sebuah rute baru.

22
2. Sorot <Select Next Point> dan tekan ENTER untuk menambah sebuah titik pada
rute anda. Lalu Find Page tampil.
3. Dapatkan Waypoint atau titik lain untuk ditambahkan ke rute anda. Ketika anda
telah menemukan sebuah titik, pilih “Use” dari “Point Information Page” untuk
menambahkan titik ke rute anda.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk menambah lebih titik-titik ke rute anda. Setelah
selesai menambahkaan titik, sorot “Navigate” dan tekan ENTER untuk memulai
menggunakan rute.

Memasang Batu Batere


GPS 60 beroperasi menggunakan 2 buah batu batere, Alkaline atau NiMH.
Data yang tersimpan tidak akan hilang jika batu baterenya dilepas dari GPS 60.
Cara memasang batu batere :
1. Buka tutup batere dengan cara mengangkat ring bentuk huruf D, putar sebanyak ¼
putaran berlawanan arah jarum jam, kemudiaan angkat tutupnya.
2. Masukan batu batere dengan tepat dan teliti.
3. Pasang lagi tutup batu batere. Tekan penutup batu batere, dan putar ring bentuk
huruf D searah jarum jam.

Mengingat Fungsi-Fungsi Kunci


POWER Key – Tekan dan tahan untuk memutar bagian on/off. Tekan dan
bebaskan untuk mengatur kecerahan dan kekontrasan.
IN/OUT ZOOM Key – Dari Map Page, tekan dan bebaskan untuk
memperbesar atau memperkecil. Dari setiap Page, tekan untuk menggulung daftar
ke atas atau ke bawah.
FIND Key – Tekan dan bebaskan setiap waktu untuk melihat Find Page.
Tekan dan tahan bagi “Man Overboard”.
MARK Key – Tekan dan bebaskan setiap waktu untuk menandai lokasi
anda sekarang sebagai sebuah Waypoint.
QIUT Key – Tekan dan bebaskan untuk membatalkan masukan data atau
keluar dari Page dan Menu.

23
PAGE Key Tekan dan bebaskan untuk mengulang Main Page. Tekan untuk
menutup “on-screen keyboard”.
MENU Key – Tekan dan bebaskan untuk melihat Menu untuk tiap Page.
Tekan dua kali untuk melihat Main Menu.
ENTER Key – Tekan dan bebaskan untuk memilih pilihan dan data yang
dissorot atau “confirm on-screen messages”.
ROCKER Key – Tekan ke kiri, kanan, atas, dan bawah untuk memindahkan
daftar, bidang yang dissorot, on-screen buttons, dan icons, enter data, atau
memindahkan “the map panning arrow”.

24
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data Lapangan


Dalam praktikum kali ini didapatkan data berdasarkan peta wilayah dan
terkumpul sebanyak 10 ST dan kami ambil 3 ST dengan tabulasi data sebagai
berikut :

25
Gambar 4.1
Tabulasi Data

4.2. ST 8
Dengan koordinat dan strike dip sesuai tabulasi data di atas.
Lapisan 1 : Batu Lempung
Lapisan 2 : Batu Lanau
Lapisan 3 : Batu Lempung
Lapisan 4 : Batu Bara
Lapisan 5 : Batu Lempung
Lapisan 6 : Batu Pasir

Gambar 4.28.
ST 8
Deskripsi :
 Lapisan 1 : lapisan pertama merupakan jenis batuan sedimen klastik, dengan
warna abu-abu kekuningan. Pada struktur lapangan masif, ukuran butir
sangat halus, derajat pemilahan baik dengan kemas tertutup dan derajat

26
pembundaran membundar. Nama batuannya adalah batu lempung.

Gambar 4.29.
ST 8 Lapisan 1

 Lapisan 2 : lapisan kedua merupakan jenis batuan sedimen klastik, dengan


warna coklat kekuningan. Pada struktur lapangan perlapisan, ukuran butir
sedang-halus, derajat pemilahan buruk dengan kemas terbuka dan derajat
pembundaran menyudut tanggung-membundar dan komposisi oksida besi,
nama batuannya yaitu batu lanau.

Gambar 4.30.
ST 8 Lapisan 2

27
 Lapisan 3 : lapisan ke tiga merupakan jenis batuan sedimen klastik dengan
warna abu-abu kehitaman, struktur masif, ukuran butir sangat halus derajat
pemilahan baik dengan kemas tertutup dan derajat pembundaran
membundar, nama batuannya adalah batu lempung.

Gambar 4.31.
ST 8 Lapisan 3

 Lapisan 4 : lapisan ke empat jenis batuan sedimen non klastik, mineral


karbon dengan warna hitam cerat coklat, belahan sempurna pecahan uneven
serta kilap lemak, nama batuannya yaitu batu bara.

Gambar 4.32.
ST 8 Lapisan 4

28
 Lapisan 5 : lapisan ke lima jenis batuan sedimen klastik, warn abu-abu
kekuningan, struktur masif, ukuran butir sangat halus, derajat pemilahan
baik, dengan kemas tertutup, derajat pembundaran membundar nama
batuannya adalah batu lempung.

Gambar 4.33.
ST 8 Lapisan 5

 Lapisan 6 : lapisan ke enam jenis batuan sedimen klastik, dengan warna


coklat kekuningan struktur masif, ukuran butir sedang-halus, derajat
pemilahan buruk dengan kemas terbuka, derajat pembundaran menyudut
tanggung-membundar nama batuannya adalah batu pasir.

Gambar 4.34.
ST 8 Lapisan 6

29
4.10. ST 9
Dengan koordinat dan strike dip sesuai tabulasi data di atas.
Lapisan 1 : Batu Lempung
Lapisan 2 : Batu Bara
Lapisan 3 : Batu Lempung
Lapisan 4 : Batu Lanau

Gambar 4.35.
ST 9

Deskripsi :
 Lapisan 1 : lapisan pertama merupakan jenis batuan sedimen klastik, dengan
warna abu-abu kekuningan, struktur lapangan masif, ukuran butir sangat
halus, derajat pemilahan baik dengan kemas tertutup, derajat pembundaran
membundar, nama batuannya adalah batu lempung.

Gambar 4.36.
ST 9 Lapisan 1

30
 Lapisan 2 : lapisan kedua merupakan mineral karbon dengan warna hitam,
belahan sempurna pecahan uneven serta kilap lemak nama batuannya
adalah batu bara.

Gambar 4.37.
ST 9 Lapisan 2

 Lapisan 3 : lapisan ketiga merupakan jenis batuan sedimen klastik dengan


warna abu-abu kehitaman struktur lapangan masif, pada tekstur ukuran butir
sangat halus, derajat pemilahan baik, dengan kemas tertutup dan derajat
pembundaran membundar, nama batuannya yaitu batu lempung.

Gambar 4.38.
ST 9 Lapisan 3

 Lapisan 4 : lapisan ke empat merupakan jenis batuan sedimen klastik,


dengan warna coklat kekuningan, struktur masif. Pada tekstur ukuran butir
sedang-halus, derajat pemilahan buruk dengan kems terbuka dan derajat

31
pembundaran menyudut tanggung-membundar nama batuannya adalah batu
lanau.

Gambar 4.39.
ST 9 Lapisan 4

4.11. ST 10
Dengan koordinat dan strike dip sesuai tabulasi data di atas.
Lapisan 1 : Batu Pasir
Lapisan 2 : Batu Lempung
Lapisan 3 : Batu Pasir
Lapisan 4 : Batu Bara
Lapisan 5 : Bata Lanau

Gambar 4.40.
ST 10

32
Deskripsi :
 Lapisan 1 : lapisan pertama merupakan jenis batuan sedimen klastik dengan
warna merah kekuningan. Pada tekstur ukuran butir sedang-halus derajat
pemilahan buruk dan kemas terbuka dan derajat pembundarnnya menyudut
tanggung membundar tanggung, struktur masif, semennya silika, nama
batuannya adalah batu pasir.

Gambar 4.41.
ST 10 Lapisan 1

 Lapisan 2 : lapisan kedua merupakan jenis batuan sedimen klastik dengan


warna abu-abu kehitaman, dengan struktur masif. Pada tekstur ukuran butir
sangat halus, derajat pemilahan baik dengan kemas tertutup dan derajat
pembundaran membundar, nama batuannya yaitu batu lempung.

Gambar 4.42.
ST 10 Lapisan 2

33
 Lapisan 3 : lapisan ketiga merupakan jenis batuan sedimen klastik dengan
warna coklat kekuningan, struktur perlapisan. Pada tekstur ukuran butir
sedang-kasar, derajat pemilahan buruk, kemas terbuka, derajat
pembundaran menyudut-membundar tanggung, semennya oksida besi,
nama batuannya adalah batu pasir.

Gambar 4.43.
ST 10 Lapisan 3

 Lapisan 4 : lapisan keempat merupakan mineral karbon dengan warna


hitam, pecahan uneven belahan sempurna, serta kilap lemak nama
batuannya adalah batu bara.

Gambar 4.44.
ST 10 Lapisan 4

 Lapisan 5 : lapisan kelima merupakan jenis batuan sedimen klastik dengan


warna kuning kecoklatan, ukuran butir sedang-halus, struktur masif derajat

34
pembundaran membundar-menyudut tanggung, pemilahan buruk dengan
kemas terbuka nama batuannya adalah batu lanau.

Gambar 4.45.
ST 10 Lapisan 5

35
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pada kegiatan praktikum pemetaan tanggal 28 Desember dan 4 Januari 2018
di daerah Balikpapan Selatan Perumahan Grand City, diperoleh 10 singkapan yang
di bagi menjadi 10 ST,namun sesuai dengan aturan kami hanya mengambil tiga titik
atau lokasi yang kami anggap sangat baik. Untuk pembuatan peta ada tiga peta
antara lain, peta lintasan, peta geologi dan peta geomorfologi.
Pada peta lintasan diperoleh lintasan pengamatan yang dapat mencakup
seluruh daerah pemetaan. Peta lintasan yang dibuat terdapat dua warna lintasan
kuning dan hijau yang berarti lintasan ini terbagi menjadi lintasan pada hari pertama
dan hari kedua. Lintasan tersebut dibuat melewati setiap ST sebanyak 13. (Peta
Lintasan dapat dilihat pada poster)
Pada peta geologi dibuat untuk suatu sarana yang menggambarkan tubuh
batuan, penyebaran batuan, dan hubungan antar satuan batuan. Peta geologi yang
dibuat berdasarkan pemetaan yang dilakukan memiliki dominan batuan lempung
dari sebanyak 13 ST. (Peta Geologi dapat dilihat pada poster)
Pada peta geomorfologi dibuat untuk menunjukkan bentuk-bentuk bentang
alam, yang mana bentang alam itu terbentuk secara kontruksional. Pada peta
geomorfologi yang dibuat, memiliki warna yang berbeda yang berarti menunjukkan
ketinggian setiap daerah mulai dari datar, miring dan curam. (Peta Geomorfologi
dapat dilihat pada poster)

36
DAFTAR PUSTAKA

 http://dokumen.tips/documents/kajian-pemetaan-struktur-geologi-kota-
balikpapan.html
 https://tri-online.biz/simbol-peta-geologi/
 https://allaboutgeo.wordpress.com/2013/11/23/peta-geologi/
 https://www.scribd.com/doc/268999235/Pembuatan-Peta-Geomorfologi-
Klasifikasi-Brahmantyo
 http://www.academia.edu/4738024/BAB_11-_PETA_GEOMORFOLOGI
 http://www.academia.edu/16325185/Pembuatan_Peta_Geologi_II
 http://www.academia.edu/7299424/GEOGRAFI_KOTA_-
_PEMBAHASAN_KOTA_BALIKPAPAN
 http://erwyne-dc.blogspot.co.id/2011/12/geologi-struktur.html

37

Anda mungkin juga menyukai