Anda di halaman 1dari 73

Drag Bit

Merupakan bit pada rotary drilling tertua yang


masih tetap dipakai.
Type :
• Four Way Drag Bit.
• Repleceable Blade.
• Rock Cutter Blades soft Formations.
ROCK BIT
Pada bit ini terdapat cone yang dapat berputar dan
mempunyai gigi untuk merusak batuan bila diputar
serta diberi beban kebawah.
Type bit ini dibedakan dari jumlah cone yang dipakai
antara lain :
• Single cone rock bit.
• Two cone rock bit.
• Three cone rock bit.
• Four cone bit (cross roller bits).
Single Cone Rock Bit
Jenis ini memiliki beberapa jenis cutter yang dapat
diganti ganti dengan cara melepas ball bearing melalui
bit shank nya.
Type ini tidak umum dipakai lagi karena hasil lubang
tidak baik dan ROP lambat.

Contoh hasil test untuk proto type hanya mampu


mendapatkan pada formasi fracture besalt ROP 46 Fph
dan pada volcanic lava 47 Fph dengan WOB antara
15.000 lbs sampai 18.000 lbs.
Two Cone Rock Bit
Kontruksi ini terdiri dari 2 cone yang mempunyai gigi-
gigi (cutter) yang dapat berputar karena dilengkapi
dengan bearing yang memiliki sistem pelumas.
Jenis ini sangat cocok pada formasi lemah, lengket
dan unconsolidated.
Disamping itu dapat pula untuk membuat lubang
miring dengan memasang nozzle besar pada kaki cone
yang kosong.
Three Cone Rock Bit
Bit ini merupakan jenis bit yang
Steel Teeth paling luas dipergunakan pada
Tungsten Carbide Insert
industri pengeboran.
Kontruksi yang dipergunakan
disesuaikan dengan formasi yang
akan dibor, mulai formasi lunak,
keras dan sangat keras.
Rock bit terbagi dari 4 bagian utama :
- Cutter (cone).
- Bearing.
- Body.
Cones - Water courses.
Four Cone Bit
Type ini didesain untuk mengebor lapisan soft sampai
medium yang memiliki compressive strength rendah
dan drillability yang tinggi, khusus yang medium harus
memiliki gage protection.
Cutter yang memiliki gigi-gigi yang berfungsi
untuk melakukan pengrusakan batuan selama
bit diputar.
Jarak antara titik pusat bit dengan garis poros
dari cutter disebut cutter offset.
Dengan melihat cutter offset ini jenis dan type
bit dapat diketahui untuk jenis formasi dengan
melihat titik offset jarak digunakan pada formasi
lunak. Sedangkan titik offset yang rapat atau
tidak memiliki offset digunakan formasi yang
semakin keras.
Gigi bit merupakan bagian yang melakukan
pengrusakan batuan formasi yang ditembus.
Jenis gigi bit secara garis besar dibedakan :
- Milled tooth bit (gigi dari baja).
- Insert bit atau Sentered tungsten carbide.
Cone bit ini gigi-giginya dibuat dari baja
tempa yang berkualitas tinggi dan
diperkeras permukaannya dengan
carburized serta dilapisi serbuk
tungsten carbide.
Untuk formasi lunak :
Berbentuk panjang dan bersudut kecil
(tajam) serta tersusun jarang.
Untuk formasi yang makin keras :
Berbentuk lebih pendek dan bersudut
besar serta tersusun rapat.
Untuk mengatasi gigi-gigi bit pada baris pertama dilakukan
pembuatan dengan bentuk dan cara bermacam-macam.

Jenis – jenis gage protection :


- Gage Surface Reguler partern.
- Gage Surface Web partren.
- Gage Surface “U” partren.
- Gage Surface “T” partren.
- Gage Insert Protection.
Type ini memiliki bentuk standrad dan
permukaannya dilapisi serbuk tungsten carbide.

Type ini mempunyai kelebihan didalam


memotong batuan untuk mendapatkan lubang
berukuran tetap dan memiliki permukaan
berlapis tungsten carbide lebih luas.
Jenis ini pada umumnya tersedia untuk formasi
lunak sampai keras.
Type ini mempunyai permukaan yang dilapisi
tungsten carbide lebih luas dan umumnya
hanya tersedia untuk formasi keras.

Type ini terdapat insert dari tungsten carbide


yang ditanam pada sisi luar dari gigi pertama.
Tersedia untuk formasi lunak sampai keras.
Semua gigi bit terbuat dari tungsten
carbide yang ditanam dan dipress
dengan mesin pada cone terbuat dari
alloy steel.
Bit ini dapat menghasilkan gigi
pemecah batuan yang sangat tahan
abrasive dan sangat tahan terhadap
beban tinggi.

Jenis gigi bit :


• Berpangkal silinder, berujung konis dan berbentuk
seperti betel tumpul.
• Berpangkal silinder, berujung konis bulat berbentuk
lonjong sampai ½ bola.
Agar cone pada bit berputar dengan baik dan
kokoh pada poros cone diperlukan suatu sistem
bearing yang memadahi.
Konstruksi bearing :
- Nose friction bearing.
- Friction bearing.
- Ball bearing.
- Roller bearing.
Pada saat bit diberi beban selama mengebor
nose fristion dan ball bearing mempunyai fungsi
utama menahan beban longitudinal thrust.
Sedangkan friction bearing dan roller bearing
berfungsi melawan beban radial.
Untuk bit yang akan diberi beban yang tinggi
roller bearing ini diganti dengan journal bearing.
• Dilumasi dengan lumpur bor, untuk cone yang
tidak memiliki seal (bit yang berukuran besar).

• Dilimasi dengan pelumas yang tersimpan di


reservoir pada rib badan bit dan ditutup
diafrahma, ini dilengkapi seal pada pangkal
cone.

• Dilumasi dengan udara, untuk bit yang


digunakan mengebor dengan udara.
Ada dua type water courses yaitu type conventional dan type
jet.
Type Conventional.
Type ini lumpur akan memancar tepat diatas cone dengan
tujuan untuk membersihkan cone dan gigi-gigi bit dari
cutting, kemudian lumpur baru membersihkan dasar lubang.

Type Jet.
Type ini lumpur memancar kearah dasar lubang dengan
tujuan utama membersihkan cutting didasar lubang dan
membersihkan gigi dan cone dari bit.

Dari kedua type ini sampai sekarang masih dipakai karena


dapat menghasilkan ROP yang lebih besar.
Pemasangan nozzle sebaiknya sama pabriknya
untuk menghindari terjadinya kesalahan. Karena
ukuran nozzle tidak selalu sama dan sistem
pengikatannya juga berbeda.

Beberapa nozzle dari pabrik :


- Nozzle dari REED.
- Nozzle dari HUGHES.
- Nozzle dari SMITH.
- Nozzle dari SECURITY
Nozzle ini ikatannya menggunakan O ring dan snap
ring.
Type ini ada dua :
Shrouded Nozzle.
Dipasang untuk mencegah snap ring tererosi bila fluida
yang abrasif atau adanya turbulensi yang berlebihan
dan dipakai dalam waktu lama pada bit type insert.

Standard Nozzle.
Nozzle ini disarankan dipakai bila problem tererosinya
sanp ring tidak ada.
REED OFFERS STANDARD AND SHROUNDED TYPES
Standard (“K”) and Shrounded (“CK”) Reed
Nozzle are available in 5 sizes to fit
the full line of Reed bits

Bit Size
Range (in) 5½-6 6½-8¼ 7 3/8 7½ 8 3/8 - 9 9 ½ - 18 ½
(mm) 149 - 152 156 - 171 194 200 213 - 229 241 - 270

Nozzle code AA A A B/C C C


Nozzle ini sistem pengikatannya di bit sama
dengan type yang tersedia dengan Reed.
Bit Size
Range (in) 4¾ 5⅜–6¾ 7⅜-7½ 8 ⅜ - 13 ¾ 14 ¾ - 25
(mm) 121 156 - 171 194 - 200 212 - 349 375 - 660
Standrad B F H K L

Shrouded R N T W K

Reed equal A C D
Rangkainnya terdiri dari tiga macam yaitu O ring
nozzle dan retainer, pemasangan retainer dengan
jalan disekrupkan dengan Tee Wrench.
Nozzle Code No. 70 diameter luarnya sama
dengan nozlle dari Reed hanya tingginya 1/8”
lebih pendek.
Bit Size
Range (in) 5¾-5½ 5½-6¾ 7⅜-7¾ 7 ½ - 12 ¼ 13 ¼ - 26
(mm) 137 - 143 149 - 171 167 - 194 200 - 311 337 - 660

Code No. 55 65 70 95 100


Nozzle ini diikatnya pada bit dengan mempergunakan
paku (nail) yang dimasukkan kedalam groove
disekiling nozzle.
Nozzle dari security kelihatannya sama dengan Reed
tetapi sebenarnya tidak sama, security lebih pendek.
Jika dipasang cairan akan bocor sekeliling O ring seal
dan snap ring dapat terkikis.
Kode IADC terdiri dari 3 buah bilangan.
Bilangan Pertama
Menunjukkan serie yang berupa angka 1 sampai 8.
Bilangan Kedua
Menunjukkan type dari grade dan keabrasivean dari
formasi.
Bilangan Ketiga
Menunjukkan bentuk kekhususan dari setiap jenis bit.
Angka 1.
Bit type milled tooth untuk formasi lunak, mempunyai kompresive strength yang
rendah dan tinggi dari liabilitynya.
Angka 2.
Bit type milled tooth untuk formasi sedang sampai agak keras dengan kompresive
strength yang tinggi.
Angka 3.
Bit type milled tooth untuk formasi keras, semi abrasive atau formasi abrasive.
Angka 4.
Kode cadangan untuk bit special katagori.
Angka 5.
Bit type Insert tooth untuk formasi lunak sampai sedang dengan kompresive
strength rendah.
Angka 6.
Bit type Insert tooth untuk formasi agak keras dengan kompresive strength
rendah.
Angka 7.
Bit type Insert tooth untuk formasi keras semi abrasive dan abrasive.
Angka 8.
Bit type Insert tooth untuk formasi sangat keras dan abrasive.
SERIES TYPE
1. Soft formation having low 1. Very soft shale.
compressive strength and 2. Soft shales.
high drillability 3. Medium soft shale/lime.
4. Medium lime shale.
2. Medium to medium hard 1. Medium lime/shale.
formations with high 2. Medium hard lime/sand.
compressive strengths. 3. Medium hard lime/sand/slate.
4. Dolomite/hard lime/hard slaty shale.
3. Hard semi abrassive or 1. Hard lime.
abrassive formations 2. Hard lime/dolomite.
3. Hard dolomite.
4. Hard sand stone, cherty lime stone, quart
zite, pyrite, granite.
4. Soft formations having 1. Very soft shale.
low compressive strength 2. Soft shales.
and high drillability 3. Medium soft shale.lime.
4. Medium lime shale.
SERIES TYPE
5. Soft to medium formations of 1. Very soft shale.
high compressive strengths 2. Soft shales.
3. Medium soft shale/lime.
4. Sandy shale, dolomite, medium hard shale.
6. Medium hard formations of 1. Medium hard lime/shale.
high compressive strengths. 2. Medium hard lime/sand/slate.
3. Medium hard lime/sand/slate.
4. Medium hard lime/dolomite/cemented sand
stone.
7. Hard semi abrassive and 1. Hard lime/dolomite.
abrassive formation 2. Hard sand/dolomite.
3. Hard dolomite.
4. Hard interval of abrassive lime satone, hard
stone, cherty lime stone, chert.
8. Extremely hard and abrassive 1. Hard chert.
formation 2. Very hard chert.
3. Very hard granite.
Roller Cone Bit.
2 – 1 – 5 J

2. Milled Tooth bit, medium to medium hard


formation with high compressive strength.

1. Type 1 (paling lunak untuk kelas 2).

5. Roller sealed bearing gauge protection.


J. Jet deflection.
Menyambung bit yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pin dapat terulir baik dengan bit sub.
2. Ikatan torsi harus sesuai yang diijinkan.
Jika terlalu keras ikatan sambungan dapat menyebabkan ulir
tertarik menyebabkan tegangan pada pin.
Jika kerapan sambungan hanya dishoulder mengakibatkan
bocor pada sambungan ini akan menjadikan wash out.
3. Cek Box DC atau Bit sub apakah rusak.
4. Untuk insert hati-hati saat handling, jangan sampai jatuh.
5. Gunakan bit breaker yang sesuai.
Khusus extended nozzle harus mempergunakan bit breaker
yang khusus.
Ukuran Bit Ukuran API Reg. Shank Torsi
inch inch Ft - lbs
3¾ - 4½ 2⅜ Reg 3.000 – 3.500
4⅝ - 5 2⅞ Reg 6.000 – 7.000
5⅛ - 7⅜ 3½ Reg 7.000 – 9.000
7⅝ - 9 4½ Reg 12.000 – 16.000
9⅝ - 9⅞ 5½ Reg 23.000 – 27.000
9⅝ - 26 6⅝ Reg 28.000 – 32.000
14¾ - 26 7⅝ Reg 34.000 – 40.000
17½ - 26 8⅝ Reg 20.000 – 60.000
Untuk menurunkan bit baru yang harus diperhatikan :

1. Pelan-pelan bila melalui dog leg.


2. Apabila bit yang keluar berkondisi under gauge lakukan
reaming.

3. Hati-hati jika melalui top liner jangan sampai benturan.


4. Jika DP panjang jangan menghentikan bit mendadak saat
mendekati dasar lubang.

5. Lakukan pembersihan lubang dahulu.


Untuk memperoleh efektifitas rock bit
performance adalah dengan breaking in yang
benar.
Cara melakukan break in :
1. Bor lubang 1 ft dengan RPM dan WOB rendah.
2. Naikkan WOB secara bertahap ± 5.000 lbs.
3. Naikkan RPM secra bertahap 10 – 20 smp RPM
yang diinginkan.
4. Lanjutkan dengan Drill off test.
Ada enam faktor utama yang mempengaruhi ROP
1.Pemilihan bit.
2.WOB.
3.RPM.
4.Bit Hydraulic.
5.Properties lumpur.
6.Formasi.
Dari ke enam faktor tersebut pelaksanaan di
lapangan hanya WOB dan RPM yang
berpengaruh pada ROP.
Prosedur drill off test :
1. Setelah melakukan break in dengan baik
lakukan bit putar dengan RPM yang dipilih.
2. Berikan WOB maximum yang disarankan oleh
pabrik pembuat.
3. Ikat handel rem drum drawwork.
4. Catat waktu yang diperlukan drill off WOB
setiap 2.000 lbs.
5. Ulangi test serupa dengan RPM yang berbeda
beberapa kali.
6. Buat tabel.
7. Waktu yang tersingkat dengn WOB dan RPM
yang berbeda itu yang optimum.
Bit Reed HS – 51 ukuran 9⅞” pada kedalaman 9.000 ft.
Dari data yang dulu diketahui untuk bit Hughes X3A telah
dipakai WOB 100/100 dengan 35.000 lbs.
Untuk test lakukan 100 RPM dengan WOB 45.000 lbs. Ikat
handel rem drum drawwork, catat waktu drill off pada
interval waktu.
Hasilnya : Waktu yang singkat itulah yang optimum.
WOB RPM
Rata-Rata 80 100 120
43.000 20 25 22
41.000 22 23 22
39.000 24 22 20
37.000 25 20 19
35.000 25 20 17
33.000 27 22 18
31.000 28 24 19
29.000 29 27 10
SECURITY RECOMMENDED JOURNAL BEARING INSERT
BIT ENERGY LEVELS

WEIGHT
FORMATION IADC CODE BIT SIZE RPM
(LB/IN BIT DIA)
Sandy shale, Clays and salts 5–17 6½-8¾ 2.500 – 4.500 50 – 100
(S84F) 9 ⅞ - 11 3.000 – 4.700 60 – 100
12 ¼ 3.000 – 5.000 60 – 100
14 ¾ - 17 ½ 2.800 – 4.500 60 – 100
Medium Soft Shale, Soft 5–2–7 6½-8¾ 2.300 – 5.800 40 – 90
Limestone and Soft Sand (S86F) 9 ⅞ - 11 3.000 – 5.000 50 – 90
12 ¼ 3.500 – 6.000 50 – 90
14 ¾ - 17 ½ 3.000 – 5.200 50 - 70
Sandy Shale, Dolomites, Hard 5–3–7 6½ 2.200 – 5.500 40 – 60
Shale, Soft Lime 6–1–7 7⅜-9⅞ 3.500 – 6.500 45 – 65
(S88F, M84F) 11 – 12 ¼ 3.700 – 6.500 45 – 65
14 ¾ 3.200 – 6.200 50 – 60
17 ½ 3.000 – 5.500 50 - 60
Medium Hard to Hard Lime and 6–2–7 6½ 2.200 – 5.000 40 – 60
Dolomite, Hard Sandy Shales 6–3–7 7⅜-9⅞ 3.500 – 7.600 45 – 65
(M89TF, 11 – 12 ¼ 3.700 – 7.000 45 – 65
M89F) 14 ¾ 3.200 – 6.500 45 – 55
17 ½ 3.000 – 5.700 45 - 55
SECURITY RECOMMENDED JOURNAL BEARING INSERT
BIT ENERGY LEVELS

Lanjutan

WEIGHT
FORMATION IADC CODE BIT SIZE RPM
(LB/IN BIT DIA)
Chert, Hard Lime and 7–3–7 6½ 2.200 – 6.000 30 – 50
Dolomite, Hard Sand, Basalt, 7–4–7 7⅜-8¾ 3.500 – 7.500 30 – 50
Granite (H84F, H88F) 9 ⅞ - 11 3.800 – 7.500 30 – 50
12 ¼ 3.700 – 7.500 30 – 50
14 ¾ 3.200 – 6.500 30 – 50
17 ½ 3.000 – 5.700 30 – 50
Hard, Abrassive Quartzite, 8–1–7 6½ 2.200 – 6.000 25 – 50
Quartzitic Sand, Very Hard 8–3–7 7⅜-8¾ 3.500 – 7.500 30 – 50
Granite (H99F, H100F) 9 ⅞ - 11 3.800 – 7.600 30 – 50
12 ¼ 3.700 – 7.500 30 – 45
14 ¾ 3.200 – 6.500 30 – 45
17 ½ 3.000 – 5.700 30 - 45
Bagian bit yang diukur keausannya meliputi :
1.Gigi (teeth).
2.Bearing.
3.Diameter (gauge).
Hasil pengukuran ditulis dalam bentuk
singkatan yang berdasarkan standard IADC.
Keausan gigi bibit diukur dan disebutkan dengan
perdelapan yang aus dan disingkat dengan huruf
“T” ditambah dengan bilangan angka keausan gigi
bit
Penulisan keausan gigi :
T1 = Telah aus 1/8 bagian dari tinggi.
T2 = Telah aus 2/8 bagian dari tinggi.
T3 = Telah aus 3/8 bagian dari tinggi.
T4 = Telah aus 4/8 bagian dari tinggi.
T5 = Telah aus 5/8 bagian dari tinggi.
T6 = Telah aus 6/8 bagian dari tinggi.
T7 = Telah aus 7/8 bagian dari tinggi.
T8 = Telah aus semuanya.
Keterangan keausan yang ikut dituliskan :
BT = Gigi Patah (broken teeth).
BU = Gigi tergumpal batuan (balled up).
CT = Gigi terluka / lekuk-lekuk (chipped teeth).
LT = Gigi lepas (lost teeth).
TT = Tracking teeth.
UW = Aus rata (uniform wear).
WT = Gigi aus (warn teeth).
Kondisi cone dapat pula disertakan penulisan :
CA /AC = Bila cone retak memanjang.
CC = Bila cone retak melingkar.
CE/EC = Bila cone tererosi.
CI = Bila saling menggesek.
LC = Bila cone lepas.
Contoh penulisan keausan gigi untuk milled tooth :
T 3 BT LC.
Gigi aus 1/8 bagian dari tinggi.
Gigi patah.
Cone lepas.
Penulisan keausan gigi Insert :
T1 = 1/8 x dari jumlah gigi yang patah/rusak.
T2 = 2/8 x dari jumlah gigi yang patah/rusak.
T3 = 3/8 x dari jumlah gigi yang patah/rusak.
T4 = 4/8 x dari jumlah gigi yang patah/rusak.
T5 = 5/8 x dari jumlah gigi yang patah/rusak.
T6 = 6/8 x dari jumlah gigi yang patah/rusak.
T7 = 7/8 x dari jumlah gigi yang patah/rusak.
T8 = semua gigi patah/rusak.
Formula penulisan keausan gigi Insert :
8B
T =
L
Dimana :
T = Grading (di dalam 8).
B = Jumlah gigi yang patah/ lepas dari pahat.
L = Jumlah seluruh gigi insert (tabel).
CONTOH
TABLE
Total Cutting structure Insert For Security Bits

SIZE TYPE INSERT SIZE TYPE INSERT SIZE TYPE INSERT

S – 86
S – 88 120 S – 88 146
4½ M – 88 50 7⅝ H – 88 133 9⅝ M – 88 194
H - 99 180 H – 88 168
H – 100 212
S – 88 105 S – 88 139 S – 88 133
M – 88 97 M – 88 151 M – 88 177
6¼ 8½ 10 ⅝
H – 88 104 H – 88 127 H – 88 180
H – 99 165 H – 100 109 H – 100 275
S – 84 122
S – 88 137 S – 86 178
S – 88 120 M – 88 151 S – 88 174
7½ 9 12 ¼
H - 100 187 H – 88 137 M – 88 224
H - 100 224 H – 88 198
H – 100 311
Contoh :
Bit insert size 8 ½“ type M – 88 kondisi insert yang
rusak atau patah 21 buah.
Penyelesaian :
8 x 21
T =
139
= 1.2

Jadi T = 1
Untuk dapat mengukur keausan bearing perlu pengalaman
dilapangan dengan merasakan sendiri kelonggaran bearing dan
melihat bagian luar.
Penulisan keausan :
B1 = Usia bearing telah dipakai 1/8.
B2 = Usia bearing telah dipakai 2/8 (masih relatif tidak kocak).
B3 = Usia bearing telah dipakai 3/8
B4 = Usia bearing telah dipakai 4/8 (setengah aus).
B5 = Usia bearing telah dipakai 5/8.
B6 = Usia bearing telah dipakai 6/8 (lepas atau sudah aus
berat)
B7 = Usia bearing telah dipakai 7/8.
B8 = Macet atau hilang.
Dibelakang penulisan dapat ditambahkan keterangan :
BR = Roller bearing ada yang pecah.
LB = Bila ada bearing yang lepas.
LR = Bila ada bearing roller yang lepas.
SE = Bila seal baik.
SF = Bila seal bocor.
SC = Bila diragukan kondisinya.
Untuk mengukur diameter bit alat yang digunakan
antara lain ring gauge dan mistar pengukur.
Cara mengukur :
• Masukkan ring gauge ke bit.
• Ring gauge tempelkan ke dua cone.
• Ukur jarak cone yang tidak nempel.
• Hasil pengukuran dikalikan ± 2/3.
Misal :
Hasil pengukuran 7/16”, karena dikalikan 2/3 maka
keausan bit 3/8“ kondisi ini ditulis O 3/8 artinya out of
gauge 3/8”.
Pemilihan bit untuk suatu pengeboran berdasarkan :
• Bit record dari sumur sebelumnya.
• Data geolgi yang akan dibor.
• Analisa perhitungan biaya per feet untuk bit yang
dipakai sebelumnya.
• Break even calculation.
• Evaluasi keausan bit yang dicabut.
• Design dari bit.
Merupakan laporan yang memberikan data selama proses pengeboran
sampai selesai.
Data tersebut :
• Urutan bit yang dipakai.
• Ukuran bit.
• Type bit.
• Ukuran nozzle.
• Kedalaman cabut.
• Foottage.
• Jam putar bit.
• ROP, WOB dan RPM.
• Data pompa.
• Data lumpur.
• Data kondisi bit setelah dicabut.
Interpretasi dari well log yang baik akan
mendapatkan kedalaman dan ketebalan
formasi. Dengan dikombinasikan data type bit
serta keausannya dan bit record dapat
menentukan kapan bit harus dicabut dan
diganti bit baru yang sesuai dengan formasi
selanjutnya.
Didalam memperkecil biaya pengeboran per foot
tergantung mengoptimalkan beberapa faktor antara
lain :
• Rata-rata ROP.
• Bit footage (interval yang dapat dibuat per satu bit).
• Biaya rig per hari.
• Waktu round trip yang diperlukan setiap bit.
• Harga bit.
Formula untuk menghitung biaya per foot :
R (T + D) + B
C =
F
Dimana :
C = Biaya pengeboran per foot, $/ft.
R = Biaya operasi rig, $/jam.
T = Waktu yang diperlukan round trip, jam.
D = Lama mengebor, jam.
B = Harga bit, $.
F = Panjang lubang yang dihasilkan bit (footage), ft
Data :
Rig operating cost per jam = $ 100.
Trip time = 8 jam.
Bit A Milled tooth harga = $ 250.
Footage = 200 ft dalam 10 jam.
ROP = 20 ft/jam.
Pada kedalaman formasi yang sama pada sumur berikutnya
dipergunakan bit B Insert tungstent carbide.
Bit B insert harga = $ 1.200
Footage = 600 ft dalam 40 jam.
ROP = 15 ft/jam.
Kalau dibandingkan biaya pengeboran lubang per foot adalah :
• Untuk Bit A Milled Tooth.
$.100 ( 8 jam + 10 Jam ) + $.250
CPF =
200 ft
= $.10.25/ft
• Untuk Bit B Insert.
$.100 ( 8 jam + 40 Jam ) + $.1.200
CPF =
600 ft
= $.10/ft
Tujuan utama evaluasi keausan bit :
• Memperbaiki pemilihan type bit.
• Meneliti operating practice pengeboran
(WOB, RPM, Hydraulic, Stabilization) ini
dilihat kondisi bit saat dicabut.
• Untuk mendapatkan pemanfaatan bit
semaksimal mungkin dengan memperbaiki
waktu pencabutan.
BIT COST ANALYSIS CHART
2/1 NB , 17.5", TCB, VAREL, L 111 J,
5000 S/N :1306574, NOZ: 3x22 10

4500 9

4000 8

3500 7

3000 6

ROP BREAK EVEN (m/hrs)


COST/M

2500 5

2000 4

1500 3

1000 2

500 1

0 0
0 5 10 15 20 25 30

BIT HOURS
Cost/M ROP BREAK EVEN
BIT COST ANALYSIS CHART
3/2 NB,12.25", PDC, SMITH, S 519,
4500 S/N: MS 0276, NOZ: 9x12 20

18
4000

16
3500

14
3000

12

ROP BREAK EVEN (m/hrs)


2500
COST/M

10

2000

1500
6

1000
4

500
2

0 0
0 10 20 30 40 50 60

BIT HOURS
Cost/M ROP BREAK EVEN
BIT COST ANALYSIS CHART
3/2 RR#1,12-1/4", PDC, SMITH, S 519,
S/N: MS 0276, NOZ: 9x12

5500 20

5000 18

4500
16

4000
14

3500

ROP BREAK EVEN (m/hrs)


12
COST/M

3000

10

2500

8
2000

6
1500

4
1000

500 2

0 0
0 10 20 30

BIT HOURS
Cost/M ROP BREAK EVEN
BIT COST ANALYSIS CHART
3/2 NB,12.25", PDC, SMITH, S 519,
4500 S/N: MS 0276, NOZ: 9x12 20

18
4000

16
3500

14
3000

12

ROP BREAK EVEN (m/hrs)


2500
COST/M

10

2000

1500
6

1000
4

500
2

0 0
0 10 20 30 40 50 60

BIT HOURS
Cost/M ROP BREAK EVEN
BIT COST ANALYSIS CHART
3/2 RR#1,12-1/4", PDC, SMITH, S 519,
5500 S/N: MS 0276, NOZ: 9x12 20

5000 18

4500
16

4000
14

3500
12

ROP BREAK EVEN (m/hrs)


3000
COST/M

10

2500

8
2000

6
1500

4
1000

500 2

0 0
0 10 20 30

BIT HOURS
Cost/M ROP BREAK EVEN

Anda mungkin juga menyukai