LUMPUR BOR
( DRILLING MUD )
1.
2.
3.
Bila gas dipakai sbg fluida pemboran, lumpur disebut Gaseous Drilling Mud. Lumpur
ini dipakai bila formasi yg dibor selalu loss ( hilang lumpur ) karena formasi tidak bisa
menahan tekanan lumpur sehingga mengakibatkan loss.
Operasi pemboran yang dipakai adalah Underbalance Drilling di mana PH lebih kecil
dari pada tek. Formasi.
Karena PH lebih kecil dari tek. Formasi maka selam operasi akan
timbul kick. Untuk itu dipasang Rotating BOP di permukaan untuk
mencegah blow out.
Gas yang digunakan bisa berupa : dry aoir, N2, Natural gas, foam
dan mist
Sifat sifat lumpur bor harus diukur secara periodik supaya tidak
menimbulkan berbagai masalah.
Selain itu sifat sifat lumpur bor harus disesuaikan dengan sifat
sifat batuan formasi yang akan ditembus agar tidak timbul
masalah dalam operasi pemboran
Gambar
: MUD BALANCE
Di mana :
Volm : volume lumpur bor
Volf : volume fasa fluida
Vols : volume fasa padatan
Vola : volume additive,
Wf + Ws + Wa
Sehingga
BJm =
Volf + Vols + Vola
Soal (1) :
Akan dibuat lumpur dari 100 bbls air dengan BJ air = 8.5
ppg. Ditambahkan bentonite 20 lb/bbl & BJ bentonite
= 22 ppg.
Berat bentonite adalah 100 lb/sack.
Ditanyakan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Berapakah
Berapakah
Berapakah
Berapakah
Berapakah
Berapakah
Berapakah
Penyelesaian :
1.
Vol air ( Vol w ) = 100 bbl x 42 gal/bbl = 4200 gal
2.
3.
4.
90.9 gals
5.
6.
7.
37,700 lbs
4290.9 gal
Vol 1
BJ 1
Lumpur yg terjadi
Barite
Vol b
BJ b
Vol 2
BJ 2
( BJ 2 BJ 1 )
( BJ b BJ 2 )
= Vol 1 ( BJ 2 BJ 1 )
Pers. ini digunakan apabila vol. lumpur
Mula mula diketahui
(35 BJ 2 )
Di mana :
(BJ 2-BJ 1)
(35 BJ 1 )
Diketahui tanki dengan vol lumpur sebesar 100 bbls dan BJ 10 ppg.
Akan dinaikkan BJ nya dengan menambahkan Barite.
Apabila BJ Barite = 35 ppg dan berat barite per sack adl 100 lbs
Ditanyakan :
a. Berapa banyak vol. Barite yang ditambahkan ?
b. Berapa sack Barite yang ditambahkan ?
c. Berapa vol. lumpur yang terjadi ( Vol. akhir lumpur ) ?
Penyelesaian :
100 bbls
10 ppg
Lumpur yg terjadi
Barite
Vol b
35 ppg
Vol 2
12 ppg
a.
b.
c.
d.
e.
Soal (3) : Mencari Vol. lumpur mula mula & Vol. Barite yg ditambahkan
Diketahui :
Sistim lumpur awal / mula mula memp. BJ = 10 ppg dengan vol.awal lumpur
belum diketahui. Kemudian ditambahkan barite dg BJ barite = 35 ppg dan
berat Barite per sack adalah 100 lbs. Dengan sistim lumpur akhir atau yg
diinginkan adalah 1000 bbls dengan BJ = 11.5 ppg
Ditanyakan :
1.
2.
3.
Penyelesaian :
Lumpur mula mula
Vol 1
10 ppg
Lumpur yg terjadi
Barite
Vol b
35 ppg
1000 bbls
11.5 ppg
Vol 1 + Vol b
Vol 1
10
10
35
25
1.
2.
3.
= 1000
= 1000 Vol b
( Vol 1) + 35 Vol b
= 11.5 ( 1000 )
(1000 vol b ) + 35 Vol b = 11.5 (1000)
Vol b 10 Vol b
= 11.5 (1000) 10 (1000)
Vol b
= 1500
Vol b
= 1500 / 25 = 60 bbls
Jumlah vol. barite yg ditambahkan adalah 60 bbls
Jumlah sack barite yg ditambahkan adalah
(11.5 10 )
Sack barite = 14.7 x 1000 x
( 35 10 )
= 882 sacks
Lumpur mula mula yag diperlukan adalah
Vol 1 = 1000 vol b
= 1000 60
= 940 bbls
Vol 1
BJ 1
Lumpur
berat
Vol b
BJ b
Lumpur yg
terjadi
Vol 2
BJ 2
Pers. Vol : Vol 1 + Vol b = Vol 2 ..> di mana Vol b = Vol. lumpur berat
Vol 1 = Vol. Lumpur awal
Vol 2 = Vol lumpur yang
diinginkan
= Vol 1 ( BJ 2 BJ 1 )
( BJ 2 BJ 1 )
Vol b = Vol 1
( BJ b BJ 1 )
Pers ini dipakai bila vol. lumpur awal atau mula mula diketahui
Menaikkan BJ lumpur jika diketahui vol. lumpur yang dinginkan atau vol.
lumpur akhir.
Pers ini dipakai utk menaikkan BJ lumpur bila diketahui vol. lumpur yg diinginkan
atau vol. lumpur akhir
Soal (4) :
Diketahui sistim lumpur awal mempunyai BJ = 10 ppg. Kemudian dimasukkan
kedalam sistim tsb lumpur cadangan dengan BJ = 14 ppg.
Hasil yang diinginkan adalah vol. lumpur akhir sebesar 1000 bbl dengan BJ 11.5 ppg.
Ditanyakan : a. Berapa vol. lumpur cadangan yang dimasukkan ?
b. Berapa vol. lumpur awal atau mula mula ?
Penyelesaian :
a. Lumpur cadangan yang ditambahkan adalah :
(BJ 2 BJ 1)
Vol b = Vol 2 x
(BJ b BJ 1)
(11.5 10)
= 1000 x
(14 10)
= 375 bbls
Lumpur
mula mula
Vol 1
BJ 1
Air
+
Vol w
BJ w
Lumpur akhir
Vol 2
BJ 2
Pers. Volume : Vol 1 + Vol w = Vol 2, di mana Vol 1 : Vol. lumpur mula mula
Vol w : Vol. air yg ditambahkan
Vol 2 : Vol. lumpur akhir/yg diinginkan
Per. Berat : (Vol 1 x BJ 1) + (Vol w x BJ w) = (Vol 2 x BJ2)
di mana BJ 1 : BJ lumpur mula mula
BJ w: BJ air yang ditambahkan
Penggabungan ke 2 pers. Di atas menghasilkan :
(BJ 1 BJ 2)
(BJ 1 BJ w)
Pers. Ini dipakai bila diketahui vol. lumpur akhir / mula mula
Soal (5) :
Diketahui sistim lumpur awal / mula mula memp. BJ = 12 ppg. Diinginkan sistim
lumpur akhir yg memp. Vol = 1000 bbl dengan BJ = 11 ppg.
Untuk mencapai hal tsb di tambahkan air dengan BJ = 8.4 ppg.
Ditanyakan : a) Berapa vol air yang ditambahkan
b) Berapa vol. lumpur awal yang dibutuhkan ?
Penyelesaian :
a) Vol air yang ditambahkan adalah :
(BJ 1 BJ 2)
Vol w = Vol 2 x
(BJ 1 BJ w)
(12 11)
Vol w = 1000 x
(12 8.4)
= 277.8 bbls
Gambar
: Marsh Funnel
Gambar
: Fann Viscosimeter
MARSH FUNNEL
3/16
VISCOMETER
Digunakan untuk mengukur Rheology fluida melalui
parameter Plastic Viscosity (PV); Yield Point (YP)
dan Gel Strengh.
Pertama melakukan pembacaan putaran RPM 300 dan
dan RPM 600
PV = R600 R300 centipoise, cp (Gesekan antara solid dan liquid )
YP = R 300 - PV lbs/100ft2 (Gesekan diantara molekul didalam liquid )
PV = 600 - 300
Penyebab kenaikkan viskositas lumpur bor :
1.
Cutting yang dibawa bersifat Reactive Solid artinya padatan yang dibawa cepat
bereaksi, misal : clay yang bereaksi dengan air tawar akan menaikkan viskositas
2.
Lumpur terkontaminasi oleh anhydrite dan gypsum
3.
Lumpur mengandung banyak padatan yang tidak bereaksi di dalamnya, karena
padatan ini terkurung di antara padatan yang bereaksi.
Menaikkan viskositas lumpur bor :
Menambahkan additive yang disebut viscosifier yaitu :
1. Bentonite 2. Montmorillonite 3. CMC
4. HEC
6. Polysacharide
7. Semen
8. Kapur
5. Polymer
8. Asphalt
3, Spersene (Q broxin)
6. Chrome lignite
3. YIELD POINT
Sebagaimana diketahui, viskositas adalah shearing stress utk mengalirkan lumpur dibagi
dengan shearing rate yang dihasilkan.
Yield Point ( YP ) adalah shearing stress minimum yang diperlukan untuk membuat
lumpur bisa mengalir atau sirkulasi
Yield Point diukur dengan VISCOSIMETER, dengan satuan lb/100 ft2
Pers : YP =
300 PV,
PENGARUH PV DAN YP :
1. Pada pengangkatan cutting
2. Jenis aliran lumpur
3. Pressure loss
4. Daya pompa
5. Hidrolika pemboran
4. GEL STRENGTH
Di ukur dengan Viscosimeter dengan satuan lb/100 ft2
Adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel lumpur bor dan juga
disebut daya agar/pulut.
Fungsi GS adalah menahan cutting dan material pemberat tidak turun saat
tidak ada sirkulasi sehingga tidak menumpuk di anulus sekitar rangkain
pemboran.
GS akan naik dengan bertambahnya waktu.
Pengaruh GS yang tinggi :
- Menambah tekanan pompa saat memulai sirkulasi kembali.
Apabila dipaksa dengan tekanan pompa tinggi saat memulai sirkulasi
akan mengakibatkan pecah formasi.
Cara mengatasi dengan melakukan BREAK SIRKULASI
Penambahan additive utk GS dan YP sama dengan untuk lumpur bor.
FILTRATION LOSS
Pengaruh mud cake yang tebal akibat filtration loss tinggi adalah :
1. Ikatan cement tidak baik ( CBL jelek )
Berakibat terjadinya channeling antara dinding lubang dan semen karena setelah
semen mengeras, air menguap keluar. Akhirnya MC jadi channeling.
2. Terjadinya differential pipe sticking.
Disebabkan pipa yang menempel di dinding lubang dan akan ditahan oleh MC, selain
itu Ph lumpur juga akan menekan pipa ke dinding.
Akibatnya pipa tidak bisa diputar, ditarik atau diturunkan.
PENGUKURAN FILTRATION LOSS DAN MUD CAKE.
Dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Untuk tekanan dan temperatur normal
2. Untuk tekanan dan temperatur tinggi
Additive untuk Filtration Loss dan Mud cake.
Untuk mengurangi WL & MC ditambahkan material :
1. Starch
2. CMC
3. Poly crylate
4. Minyak
6. pH lumpur
Lumpur harus bersifat basa ( pH>7) karena bila bersifat asam ( pH <7) akan membuat :
1. Peralatan yang terbuat dari besi akan keropos
2. Cutting akan sangat halus sehingga susah ditentukan jenis batuannya
PENGARUH pH lumpur adalah :
1. Terhadap problem clay
2. Pelarutan komponen komponen lumpur
3. Kontaminasi
4. ke effektifan additive lumpur yang digunakan
Pengukuran pH lumpur adalah pada Filrate nya
Additive pada pH lumpur :
Untuk menaikkan pH lumpur dipakai Caustic Soda.
7. SAND CONTENT.
Karena pasir bersifat abbrasive dan Iner Solid , maka bila Sand Content tinggi
mempengaruhi :