Anda di halaman 1dari 43

TRAINING UNTUK

OPERATOR MENARA BOR


DAN LANTAI BOR

JAKARTA 28 29 JANUARI 2012

LUMPUR BOR
( DRILLING MUD )

1.
2.
3.

KOMPONEN LUMPUR BOR


SIFAT SIFAT LUMPUR BOR
MACAM MACAM LUMPUR BOR
A. FRESH WATER MUD
B. SALT WATER MUD
C. OIL IN WATER EMULSION MUD
D. OIL BASE AND OIL BASE EMULSION MUD
E. GASEOUS DRILLING FLUID
4. FUNGSI LUMPUR BOR
5. ADDITIVE ADDITIVE LUMPUR BOR
6. HIDROLIKA SUMUR BOR
6.1. TIPE ALIRAN
6.2. JENIS FLUIDA PEMBORAN
6.2.1 UNTUK ALIRAN LAMINER
6.2.2 UNTUK ALIRAN TURBULEN
6.3. KEHILANGAN TEKANAN
6.4. KECEPATAN ALIRAN LUMPUR
6.5. KEPERLUAN POMPA LUMPUR
6.6 PENGARUH LUMPUR BOR TERHADAP
PROBLEM PEMBORAN

KOMPONEN LUMPUR BOR :


1. Fasa utama adalah fluida dalam hal ini air, minyak dan gas
AIR
Bila air digunakan maka lumpur akan disebut Water Base Mud
Bila air yang digunakan air tawar maka lumpur disebut Fresh Water Base Mud
Bila air yang digunakan air laut maka lumpur disebut Salt Water Base Mud
MINYAK
Bila minyak digunakan sebagai fluida pemboran, maka lumpur disebut Oil Base Mud.
Karena minyak akan menimbulkan pencemaran, sekarang dipakai minyak yang ramah
lingkungan yaitu Mentor dan Saraline.
OBM dipakai bila WBM banyak menimbulkan masalah dalam pemboran spt clay
swelling, sloughing shale , stuck pipe dll.
Operasi pemboran yang dipakai adalah Overbalance Drilling di mana PH lebih besar
dari pada tek. Formasi.
GAS

Bila gas dipakai sbg fluida pemboran, lumpur disebut Gaseous Drilling Mud. Lumpur
ini dipakai bila formasi yg dibor selalu loss ( hilang lumpur ) karena formasi tidak bisa
menahan tekanan lumpur sehingga mengakibatkan loss.
Operasi pemboran yang dipakai adalah Underbalance Drilling di mana PH lebih kecil
dari pada tek. Formasi.

Karena PH lebih kecil dari tek. Formasi maka selam operasi akan
timbul kick. Untuk itu dipasang Rotating BOP di permukaan untuk
mencegah blow out.
Gas yang digunakan bisa berupa : dry aoir, N2, Natural gas, foam
dan mist

Padatan di mana dalam hal ini ada 2 yaitu :

a. Padatan reaktif adl padatan yang bereaksi dg fluida lumpur


bor ; untuk membuat kekentalan.
Contoh : Bentonite
b. Padatan inert adl padatan yang tidak bereaksi dg fluida lumpur
bor ; untuk membuat B.J
Contoh : Barite

3. Additive : adalah material yang ditambahkan untuk mengatur

atau mengontrol sifat sifat lumpur, diantaranya :


a. Viscosifier
: material utk menaikkan viskositas
lumpur
b. Thinner
: Material utk menurunkan viskositas
lumpur
c. Weight material
: material utk menaikkan BJ lumpur
d. Filtration Loss Additive : material utk menurunkan filtration
loss
e. Corrosion Inhibitor
: material utk mencegah peralatan

MACAM MACAM LUMPUR BOR .

1. Fresh water base mud.


- Paling sering digunakan sebagai lumpur bor (98%), di mana
susunannya terdiri atas kombinasi dari jumlah air tawar atau
asin, tanah liat(clay) dan bahan bahan kimia.

Cara pengoperasiannya secara umum adalah :


- Pada Surface Drilling Operation, dimana terdapat banyak air
maka dipakai lumpur alam yg dicampur dg sedikit bahan
tambahan ( additive ).
- Pada pemboran lubang bor yang mempunyai lapisan keras
(dalam arti porositas kecil ) yang harus ditembus, dipakai
lumpur bor yang encer dan B.J kecil.
- Pada pemboran lubang bor yang mempunyai lapisan lunak,
dimana lapisan yang akan ditembus memp. tek. tinggi maka
dipakai lumpur dgn BJ tinggi utk menganggulangi terjadinya
Kick

2. OIL BASE MUD


Dipakai untuk membor :
a. Lapisan lapisan yg dapat larut dlm air
b. Lubang lubang bor yg panas dan dalam
c. Formasi yg mempunyai tek. berbeda
d. Lapisan lapisan shale yg menyusahkan
pemboran
Pembuatan dan perawatan OBM sangat mahal tapi
punya keuntungan yaitu OBM tidak mempengaruhi
formasi yg peka terhadap air dan mengurangi karat pada
peralatan pemboran.
3. GASEOUS DRILLING MUD.
Keuntungan adalah Rate of Penetration sangat tinggi

SIFAT SIFAT LUMPUR BOR


( MUD PROPERTIES ) :
Ditentukan oleh keadaan dan macam lapisan yang sedang di bor.

Pemilihan lumpur bor harus mempertimbangkan 2 hal utama


yaitu :

1. Semakin ringan dan cair satu lumpur bor maka laju


pemboran semakin cepat dalam menembus formasi tapi
berbahaya karena akan menyebabkan banyak problem
2. Semakin kental/tinggi B.J lumpur bor akan semakin
mudah mengontrol lubang bor dari masuknya cairan
formasi yang bertekanan tinggi, yang biasa disebut
KICK

Sifat sifat lumpur bor harus diukur secara periodik supaya tidak
menimbulkan berbagai masalah.
Selain itu sifat sifat lumpur bor harus disesuaikan dengan sifat
sifat batuan formasi yang akan ditembus agar tidak timbul
masalah dalam operasi pemboran

Sifat sifat lumpur bor adalah sbb :


1. Berat Jenis ( B.J ), berpengaruh terhadap Ph mud
2. Viskositas, berpengaruh thd pengangkatan cutting ke permukaan
3. Yield Point, berpengaruh membuat lumpur bisa mengalir
atau bersirkulasi
4. Gel strength, menahan cutting/material pemberat saat tidak ada
sirkulasi
5. Filtrat loss, masuknya cairan lumpur ke lubang bor.
Semakin besar K, semakin banyak filtration
loss. FL tinggi, lubang bor mudah runtuh & sulitkan
interpretasi logging; terjadi water blocking pada lapisan
produktif & Shale swelling
6. Mud cake, padatan lumpur yg menempel dinding lubang
bor. Makin besar filtration loss, MC makin tebal shg CBL jelek
& Diff Press Sticking
7. Keasaman, semakin asam akan merusak peralatan karena terjadi karat
& cutting semakin halus shg susah dipisahkan
8. Sand Content, pengaruh thd abbrasive, BJ lumpur naik
9. Solid Content, padatan berpengaruh thd BJ lumpur
10. Salinity berfungsi sama dengan Chloride content.
11. Liquid Content, berpengaruh thd kestabilan sifat sifat lumpur bor
12. Chloride Content, berpengaruh thd koreksi pembacaan electric logging
karena bagus utk menghantarkan arus listrik
13. Resistivity, berpengaruh thd pembacaan electric logging

1. Berat jenis lumpur ( M.W )


Merupakan perbandingan antara berat lumpur dengan vol. lumpur
BJm = Wm / Volm
Di mana : BJm = berat jenis lumpur
Wm = Berat lumpur
Volm = Vol lumpur
Satuan B.J lumpur adalah lbs/gal, lbs/cuft ;
kg/liter dan gram/cc
Apabila air mempunyai BJ atau MW = 8.33 lbs/gal, berapakah BJ atau
MW air dalam satuan lbs/cuft dan berapakah dalam terminologi S.G
( Specific Gravity)?
BJ lumpur sangat berhubungan dengan tekanan hidrostatik lumpur
di mana tek.hidrostatik harus dapat menahan tekanan formasi
sehingga tidak terjadi kick.
BJ lumpur diukur dengan MUD BALANCE

Gambar

: MUD BALANCE

PEMBUATAN LUMPUR BOR


Karena lumpur terdiri atas fasa fluida, padat dan additive sehingga ;
berat lumpur bor adalah :
Wm = Wf + Ws + Wa.,
Di mana :
Wm : berat lumpur bor
Wf : Berat fasa fluida
Ws : berat fasa padat
Wa : berat additive

Vol lumpur adalah :

Volm = Volf + Vols + Vola

Di mana :
Volm : volume lumpur bor
Volf : volume fasa fluida
Vols : volume fasa padatan
Vola : volume additive,
Wf + Ws + Wa
Sehingga
BJm =
Volf + Vols + Vola

Soal (1) :
Akan dibuat lumpur dari 100 bbls air dengan BJ air = 8.5
ppg. Ditambahkan bentonite 20 lb/bbl & BJ bentonite
= 22 ppg.
Berat bentonite adalah 100 lb/sack.
Ditanyakan :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Berapakah
Berapakah
Berapakah
Berapakah
Berapakah
Berapakah
Berapakah

vol. air dalam lumpur, gals ?


berat air dalam lumpur, lbs ?
berat bentonite dalam lumpur, lbs ?
vol. bentonite dalam lumpur, gal?
berat lumpur yang terjadi, lbs ?
vol. lumpur yang terjadi, gal ?
BJ lumpur yang terjadi, ppg ?

Penyelesaian :
1.
Vol air ( Vol w ) = 100 bbl x 42 gal/bbl = 4200 gal

2.

Berat air dalam lumpur :


Ww = volw x BJw
= 4200 gals x 8.5 lb/gal
= 35,700 lbs

3.

Berat bentonite dalam lumpur :


Wben = 20 lb/bbl x 100 bbl
= 2,000 lbs

4.

Vol bentonite dalam lumpur :


Vol ben = wben / BJben
2000 lbs
=
22 lbs/gal
=

90.9 gals

5.

Berat lumpur yang terjadi :


Wm = Ww + Wben
= 35,700 + 2,000 = 37,700 lbs

6.

Vol. lumpur yang terjadi :


Volm = Volw + Volben
= 4,200 + 90.9 = 4290.9 gals

7.

BJ lumpur yang terjadi :


Wm
BJm =
Volm

= 8.79 lbs/gal = 8.79 ppg

37,700 lbs
4290.9 gal

MERUBAH BJ LUMPUR BOR


Hal ini dilakukan apabila dijumpai gradient tekanan
formasi yang akan ditembus bertambah besar atau
bertambah kecil.
Untuk itu lumpur perlu untuk :
1. Menaikkan BJ lumpur, dengan cara :
a. Menambahkan material pemberat
b. Menambahkan lumpur yang lebih berat

2. Menurunkan BJ lumpur, dengan cara :

- menambahkan fasa cairan lumpur spt minyak


dan air

MENAIKKAN BJ LUMPUR DENGAN MENAMBAHKAN


MATERIAL PEMBERAT
Untuk menentukan vol. material pemberat yang ditambahkan diperlukan data
tentang :

BJ lumpur yang diinginkan


Volume lumpur yang diinginkan
BJ lumpur mula mula
BJ material pemberat yang akan ditambahkan
Biasanya untuk menaikkan BJ tsb dipakai material pemberat adl : Barite,
Hematite, Galena,Ilmenite, Calcium Carbonate, NaCl
Lumpur mula mula

Vol 1
BJ 1

Lumpur yg terjadi

Barite
Vol b
BJ b

Pers. Vol : Vol 1 + Vol b = Vol 2


Di mana : Vol 1 : vol lumpur mula mula

Vol 2
BJ 2

Bila Vol. lumpur mula


mula dan BJ mula
mula diketahui

Vol b : Vol. Barite


Vol 2 : Vol. lumpur yang diinginkan
Pers. Berat : ( Vol 1 x BJ 1 ) + ( Vol b x BJ b ) = ( Vol 2 x BJ 2 )
di mana : BJ 1 = BJ lumpur mula mula
BJ b = BJ barite
BJ 2 = BJ lumpur vyang diinginkan

Dengan menggabungkan pers. Vol dan pers. Berat di atas didapatkan :


( Vol 1 x BJ 1 ) + ( Vol b x BJ b ) = ( Vol 2 x BJ 2 )
= BJ 2 ( Vol 1 + Vol b )
Vol b ( BJ b BJ 2 )
Vol b = Vol 1

( BJ 2 BJ 1 )

( BJ b BJ 2 )

= Vol 1 ( BJ 2 BJ 1 )
Pers. ini digunakan apabila vol. lumpur
Mula mula diketahui

Jumlah sack barite yang ditambahkan :


(BJ 2-BJ 1)
Sack barite = 14.7 ( vol 1)

(35 BJ 2 )
Di mana :

Vol 1 = vol. lumpur mula mula


Vol 2 = vol.lumpur yg diinginkan
BJ 1 = BJ lumpur mula mula
BJ 2 = BJ lumpur yang diinginkan
BJ barite = 35 ppg
Berat barite per sack = 100 lbs

Bila diketahui vol. lumpur yang diinginkan maka :


Vol 1 + Vol b = Vol 2
Vol 1
= Vol 2 Vol b
Dengan menggabungkan pers. Diatas ke dalam pers. Berat di depan di
dapatkan :

BJ 1 (Vol 2 Vol b) + (Vol b x BJ b) = ( Vol 2 x BJ 2 )


Vol b ( BJ b BJ 1 ) = Vol 2 ( BJ 2 BJ 1 )
( BJ 2 BJ 1 )
Pers ini dipakai bila
Vol b = Vol 2
diketahui vol lumpur
( BJ b BJ 1 )
yg diinginkan atau
Vol. akhir

Jumlah sack barite yang ditambahkan adalah :


Sack barite = 14.7 ( vol 2)

(BJ 2-BJ 1)
(35 BJ 1 )

Soal ( 2 ) : Mencari vol Barite yg ditambahkan & vol. lumpur akhir

Diketahui tanki dengan vol lumpur sebesar 100 bbls dan BJ 10 ppg.
Akan dinaikkan BJ nya dengan menambahkan Barite.
Apabila BJ Barite = 35 ppg dan berat barite per sack adl 100 lbs
Ditanyakan :
a. Berapa banyak vol. Barite yang ditambahkan ?
b. Berapa sack Barite yang ditambahkan ?
c. Berapa vol. lumpur yang terjadi ( Vol. akhir lumpur ) ?
Penyelesaian :

100 bbls
10 ppg

Lumpur yg terjadi

Barite

Lumpur mula mula

Vol b
35 ppg

100 + Vol b = Vol 2

Vol 2
12 ppg

V1 x BJ1 +Vol b x BJb = Vol2 x BJ2


10(100) + 35 Volb = 12 Vol2
= 12 (100+Volb)
35 Volb 12 Volb = 1200 1000
23 Volb
= 200
Volb
= 200/23 = 8.7 bbls

a.
b.

c.
d.

e.

Vol barite yg ditambahkan = 8.7 bbls


Berat barite yg ditambahkan adalah
= 8.7 bbl x 35 lb/gal x 42 gal/bbl
= 12,789 lbs
Jumlah barite yg ditambahkan adalah
= 12,789 lbs x (sacks/100 lbs)
= 128 sacks
Dengan pers yg diketahui
(12-10)
Sacks barite = 14.7 (100)
(35-12)
= 128 sacks
Vol. lumpur yg terjadi adalah
Vol 2 = 100 + 8.7 = 108.7 bbls

Soal (3) : Mencari Vol. lumpur mula mula & Vol. Barite yg ditambahkan
Diketahui :
Sistim lumpur awal / mula mula memp. BJ = 10 ppg dengan vol.awal lumpur
belum diketahui. Kemudian ditambahkan barite dg BJ barite = 35 ppg dan
berat Barite per sack adalah 100 lbs. Dengan sistim lumpur akhir atau yg
diinginkan adalah 1000 bbls dengan BJ = 11.5 ppg

Ditanyakan :

1.
2.
3.

Berapa Vol. Barite yang ditambahkan ?


Berapa sack Barite yang ditambahkan ?
Berapa vol. lumpur mula mula yang dibutuhkan ?

Penyelesaian :
Lumpur mula mula

Vol 1
10 ppg

Lumpur yg terjadi

Barite
Vol b
35 ppg

1000 bbls
11.5 ppg

Vol 1 + Vol b
Vol 1
10
10
35
25

1.
2.

3.

= 1000
= 1000 Vol b

( Vol 1) + 35 Vol b
= 11.5 ( 1000 )
(1000 vol b ) + 35 Vol b = 11.5 (1000)
Vol b 10 Vol b
= 11.5 (1000) 10 (1000)
Vol b
= 1500
Vol b
= 1500 / 25 = 60 bbls
Jumlah vol. barite yg ditambahkan adalah 60 bbls
Jumlah sack barite yg ditambahkan adalah
(11.5 10 )
Sack barite = 14.7 x 1000 x
( 35 10 )
= 882 sacks
Lumpur mula mula yag diperlukan adalah
Vol 1 = 1000 vol b
= 1000 60
= 940 bbls

MENAIKKAN BJ LUMPUR DENGAN


MENAMBAHKAN LUMPUR BERAT
Cara ini lebih cepat dibandingkan dengan menambahkan material pemberat
karena untuk mencampurnya memerlukan waktu yg lebih lama dibandingkan
dengan menambahkan lumpur pemberat.

Menaikkan BJ lumpur bila diketahui lumpur mula mula atau awal


Lumpur
mula mula

Vol 1
BJ 1

Lumpur
berat

Vol b
BJ b

Lumpur yg
terjadi

Vol 2
BJ 2

Pers. Vol : Vol 1 + Vol b = Vol 2 ..> di mana Vol b = Vol. lumpur berat
Vol 1 = Vol. Lumpur awal
Vol 2 = Vol lumpur yang
diinginkan

Pers. berat : ( Vol 1 x BJ 1 ) + ( Vol b x BJ b ) = ( Vol 2 x BJ 2 )


Di mana : BJ 1 = BJ lumpur mula mula
BJ b = BJ lumpur berat
BJ 2 = BJ lumpur yg diinginkan
Dengan mengabungkan ke 2 pers di atas didapatkan :
( Vol 1 x BJ 1 ) + ( Vol b x BJ b ) = ( Vol 2 x BJ 2 )
= BJ 2 ( Vol 1 + Vol b )
Vol b ( BJ b BJ 1 )

= Vol 1 ( BJ 2 BJ 1 )

( BJ 2 BJ 1 )
Vol b = Vol 1
( BJ b BJ 1 )

Pers ini dipakai bila vol. lumpur awal atau mula mula diketahui

Menaikkan BJ lumpur jika diketahui vol. lumpur yang dinginkan atau vol.
lumpur akhir.

Pers. Vol adalah : Vol 1 + Vol b = Vol 2


Vol 1
= Vol 2 Vol b
Masukkan pers. Ini ke dalam pers. Di depan akan memnghasilkan :

BJ 1 (Vol 2 Vol b) + (Vol b x BJ b) = ( Vol 2 x BJ 2)


Vol b (BJ b BJ 1 )
= Vol 2 (BJ 2 BJ 1)
(BJ 2 BJ 1)
Vol b = Vol 2 x
(BJ b BJ 1)

Pers ini dipakai utk menaikkan BJ lumpur bila diketahui vol. lumpur yg diinginkan
atau vol. lumpur akhir

Soal (4) :
Diketahui sistim lumpur awal mempunyai BJ = 10 ppg. Kemudian dimasukkan
kedalam sistim tsb lumpur cadangan dengan BJ = 14 ppg.
Hasil yang diinginkan adalah vol. lumpur akhir sebesar 1000 bbl dengan BJ 11.5 ppg.
Ditanyakan : a. Berapa vol. lumpur cadangan yang dimasukkan ?
b. Berapa vol. lumpur awal atau mula mula ?
Penyelesaian :
a. Lumpur cadangan yang ditambahkan adalah :
(BJ 2 BJ 1)
Vol b = Vol 2 x
(BJ b BJ 1)
(11.5 10)
= 1000 x
(14 10)
= 375 bbls

b. Lumpu awal yg dibutuhkan adalah : Vol 1 = Vol 2 Vol b


= 1000 375

MENURUNKAN BJ LUMPUR DENGAN MENAMBAH AIR


BJ lumpur dapat diturunkan dengan menambahkan fasa cairan lumpur seperti
minyak dan air

Menurunkan BJ lumpur jika diketahui vol. lumpur awal atau mula


mula

Lumpur
mula mula

Vol 1
BJ 1

Air
+

Vol w
BJ w

Lumpur akhir

Vol 2
BJ 2

Pers. Volume : Vol 1 + Vol w = Vol 2, di mana Vol 1 : Vol. lumpur mula mula
Vol w : Vol. air yg ditambahkan
Vol 2 : Vol. lumpur akhir/yg diinginkan
Per. Berat : (Vol 1 x BJ 1) + (Vol w x BJ w) = (Vol 2 x BJ2)
di mana BJ 1 : BJ lumpur mula mula
BJ w: BJ air yang ditambahkan
Penggabungan ke 2 pers. Di atas menghasilkan :

(Vol 1 x BJ 1) + (Vol w x BJ w) = BJ 2(Vol 1 + Vol 2)


(BJ 1 BJ 2)
Vol w = Vol 1 x
(BJ 2 BJ w)

Pers. Ini dipakai bila diketahui vol. lumpur awal/mula mula

MENURUNKAN BJ LUMPUR APABILA DIKETAHUI VOL. LUMPUR AKHIR ATAU YANG


DIINGINKAN
Vol w = Vol 2 x

(BJ 1 BJ 2)
(BJ 1 BJ w)

Pers. Ini dipakai bila diketahui vol. lumpur akhir / mula mula

Soal (5) :
Diketahui sistim lumpur awal / mula mula memp. BJ = 12 ppg. Diinginkan sistim
lumpur akhir yg memp. Vol = 1000 bbl dengan BJ = 11 ppg.
Untuk mencapai hal tsb di tambahkan air dengan BJ = 8.4 ppg.
Ditanyakan : a) Berapa vol air yang ditambahkan
b) Berapa vol. lumpur awal yang dibutuhkan ?
Penyelesaian :
a) Vol air yang ditambahkan adalah :
(BJ 1 BJ 2)
Vol w = Vol 2 x
(BJ 1 BJ w)
(12 11)
Vol w = 1000 x
(12 8.4)
= 277.8 bbls

b) Vol. lumpur awal yang dibutuhkan adalah


Vol 1 = 1000 277.8 = 722.2 bbls

2. VISKOSITAS LUMPUR BOR


Viskositas merupakan kekentalan lumpur bor dan merupakan gaya gesekan antara

partikel partikel lumpur yg mengalir. Tinggi rendahnya viskositas akan mempengaruhi


aliran lumpur bor sehingga dapat dikatakan viskositas sebagai tahan terhadap aliran.

Viskositas diukur dengan : 1. MARSH FUNNEL


2. VISCOSIMETER

PENGARUH VISKOSITAS LUMPUR THD PENGANGKATAN CUTTING :


1. Semakin rendah viskositas mud, pengangkatan cutting semakin jelek sehingga
akan menimbulkan penumpukan cutting di sekeliling rangkaian bor, Akibatnya pipa
akan terjepit.
2. Semakin tinggi viskositas mud, maka cutting yang halus tidak bisa dipisahkan
dalam settling tank.
3. Cutting yg berupa pasir akan masuk ke dalam lumpur dan karena pasir
sifatnya adalah INERT SOLID mengakibatkan BJ lumpur naik dan akan
menimbulkan masalah dalam pemboran. Selain itu karena pasir bersifat abbrasive
akan dapat mengikis dan merusak peralatan sirkulasi yang dilaluinya.
4. Kerja pompa lumpur bertambah berat
5. Mengakibatkan terjadinya Swab effect dan squeeze effect
Swab effect adalah terisapnya fluida formasi ke dalam sumur saat cabut rangkaian
(Trip Out )
Squeeze effect adalah tertekannya lumpur di bawah bit saat Trip In

Gambar

: Marsh Funnel

Gambar

: Fann Viscosimeter

MARSH FUNNEL

Digunakan untuk mengukur viscosity


secara qualitatif dalam satuan seconds
atau detik.
Pengukuran waktu dari aliran fluida
sebanyak 1 quart (= 0.25 gals = 0.946
liter melalui lubang 3/16 inch ID x 2 inch
Dikalibrasi dengan mengalirkan Air akan
memerlukan waktu 26 detik.

Viscosity < 38 detik, akan sulit untuk


pengangkatan drill cutting.

3/16

Viscosity > 45 detik akan merusak pompa


dikarenakan lumpur yang terlalu kental
akibat solid.

VISCOMETER
Digunakan untuk mengukur Rheology fluida melalui
parameter Plastic Viscosity (PV); Yield Point (YP)
dan Gel Strengh.
Pertama melakukan pembacaan putaran RPM 300 dan
dan RPM 600
PV = R600 R300 centipoise, cp (Gesekan antara solid dan liquid )
YP = R 300 - PV lbs/100ft2 (Gesekan diantara molekul didalam liquid )

Gel Strength atau thickening atau thixotropic diukur


setelah 10 detik dan 10 menit setelh fluida tidak bergerak.
Sebelum ada cutting ( lumpur baru ) maka PV/YP = 1
Rule of Thumb : PV = 2 </= MW dan PV/YP = 1.5 2
Gel Strength 3/5 is okay
3/8 is not okay karena progresif artinya
lumpur akan mengental setelah pompa
mati, dan akan sulit untuk break circulate.
Viscosifier : Benex;

Thinner : SAPP, Vibraco

Hasil pengukuran viskositas dari Marsh Funnel adalah dalam detik


Hasil pengukuran viskositas oleh Viskosimeter adalah Cp ( Centi poise ) di mana
yang dukur adalah Plastik Viskosity ( PV ) yaitu selisih dial reading pada 600
dikurangi dial reading apada 300

PV = 600 - 300
Penyebab kenaikkan viskositas lumpur bor :
1.
Cutting yang dibawa bersifat Reactive Solid artinya padatan yang dibawa cepat
bereaksi, misal : clay yang bereaksi dengan air tawar akan menaikkan viskositas
2.
Lumpur terkontaminasi oleh anhydrite dan gypsum
3.
Lumpur mengandung banyak padatan yang tidak bereaksi di dalamnya, karena
padatan ini terkurung di antara padatan yang bereaksi.
Menaikkan viskositas lumpur bor :
Menambahkan additive yang disebut viscosifier yaitu :
1. Bentonite 2. Montmorillonite 3. CMC
4. HEC
6. Polysacharide
7. Semen
8. Kapur

5. Polymer
8. Asphalt

Menurunkan viskositas lumpur bor :


Bila terlalu banyak padatan yang tidak bereaksi di dalam nya ditambahkan fasa
cair yaitu air ( utk lumpur water base ) dan minyak ( utk Oil Base Mud )
Bila kenaikkan viskositas terjadi karena disebabkan reaksi padatan yang reaktif
dengan fasa cair atau terkontaminasi, ditambahkan Thinner

Penambahan thinner antara lain :


1. SAPP
2. Sodium tetra phosphate
4. Calcium lignosulfonate
5. Quebracho

3, Spersene (Q broxin)
6. Chrome lignite

3. YIELD POINT
Sebagaimana diketahui, viskositas adalah shearing stress utk mengalirkan lumpur dibagi
dengan shearing rate yang dihasilkan.
Yield Point ( YP ) adalah shearing stress minimum yang diperlukan untuk membuat
lumpur bisa mengalir atau sirkulasi
Yield Point diukur dengan VISCOSIMETER, dengan satuan lb/100 ft2

Pers : YP =

300 PV,

di mana YP = yield point, lb/100 ft2


PV = plastic viscosity, cp
300 = dial reading pada putaran 300 rpm

ADDITIVE utk YP sama dengan ADDITIVE untuk viskositas lumpur

PENGARUH PV DAN YP :
1. Pada pengangkatan cutting
2. Jenis aliran lumpur
3. Pressure loss
4. Daya pompa
5. Hidrolika pemboran

4. GEL STRENGTH
Di ukur dengan Viscosimeter dengan satuan lb/100 ft2
Adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel lumpur bor dan juga
disebut daya agar/pulut.
Fungsi GS adalah menahan cutting dan material pemberat tidak turun saat
tidak ada sirkulasi sehingga tidak menumpuk di anulus sekitar rangkain
pemboran.
GS akan naik dengan bertambahnya waktu.
Pengaruh GS yang tinggi :
- Menambah tekanan pompa saat memulai sirkulasi kembali.
Apabila dipaksa dengan tekanan pompa tinggi saat memulai sirkulasi
akan mengakibatkan pecah formasi.
Cara mengatasi dengan melakukan BREAK SIRKULASI
Penambahan additive utk GS dan YP sama dengan untuk lumpur bor.

5. FILTRATION LOSS DAN MUD CAKE


Filtration loss atau water loss adalah masuknya vol. cairan lumpur ke dinding lubang bor.
Semakin besar permeabilitas dinding lubang bor semakin banyak filtration loss.
Mud cake adalah padatan lumpur yang menempel pada dinding lubang bor.
Semakin besar filtration loss, semakin tebal mud cake.
PENGARUH FILTRATION LOSS DAN MUD CAKE.

Filtration loss yang tinggi akan menyebabkan :


1. Runtuhnya dinding lubang bor.
Terutama untuk formasi shale yang sensitif air di mana mineral nya
adalah Montmorrilonite yang akan mengisap air dan akan mengembang
sehingga ikatannya lemah. Akibatnya dinding lubang bor runtuh dan
terjadi pembesaran lubang bor ( washout ).
2. Sulit dalam interpretasi hasil electric logging, karena electric logging
juga merekam sifat water loss di belakang dinding lubang. Untuk itu
diperlukan koreksi dengan data water loss.
3. Pada lapisan produktif akan terjadi water blocking
Water blocking karena FL yg tinggi akan menghambat minyak masuk ke
dalam lubang.
4. Utk lapisan produktif yg kandung shale, dg WL tinggi maka shale akan
mengembang & menutupi pori pori. Akibatnya produktivitas formasi
berkurang atau disebut formation damage

FILTRATION LOSS

Dilakukan melalui Tekanan 100 psi selama


30 menit.

Hasilnya , berupa sejumlah filtrat yang ditampung


didalam gelas ukur

Selain Mud filtrat, juga akan dihasilkan mud cake


yang diukur dengan 1/32 satuan inch.

Makin kecil filtrate, makin baik, karena tidak akan


merusak formasi, akan tetapi harga lumpur per
barelnya akan menjadi mahal

Fluid loss antara 15 20 cc sudah cukup baik (<10$/bbl)


Fluid loss < 10 cc akan mahal (>20$/bblnya).

Pengaruh mud cake yang tebal akibat filtration loss tinggi adalah :
1. Ikatan cement tidak baik ( CBL jelek )
Berakibat terjadinya channeling antara dinding lubang dan semen karena setelah
semen mengeras, air menguap keluar. Akhirnya MC jadi channeling.
2. Terjadinya differential pipe sticking.
Disebabkan pipa yang menempel di dinding lubang dan akan ditahan oleh MC, selain
itu Ph lumpur juga akan menekan pipa ke dinding.
Akibatnya pipa tidak bisa diputar, ditarik atau diturunkan.
PENGUKURAN FILTRATION LOSS DAN MUD CAKE.
Dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Untuk tekanan dan temperatur normal
2. Untuk tekanan dan temperatur tinggi
Additive untuk Filtration Loss dan Mud cake.
Untuk mengurangi WL & MC ditambahkan material :
1. Starch
2. CMC
3. Poly crylate
4. Minyak

6. pH lumpur
Lumpur harus bersifat basa ( pH>7) karena bila bersifat asam ( pH <7) akan membuat :
1. Peralatan yang terbuat dari besi akan keropos
2. Cutting akan sangat halus sehingga susah ditentukan jenis batuannya
PENGARUH pH lumpur adalah :
1. Terhadap problem clay
2. Pelarutan komponen komponen lumpur
3. Kontaminasi
4. ke effektifan additive lumpur yang digunakan
Pengukuran pH lumpur adalah pada Filrate nya
Additive pada pH lumpur :
Untuk menaikkan pH lumpur dipakai Caustic Soda.

7. SAND CONTENT.
Karena pasir bersifat abbrasive dan Iner Solid , maka bila Sand Content tinggi
mempengaruhi :

1. Saluran sirkulasi lumpur akan terkikis.


2. BJ lumpur akan naik.

Ini disebabkan pasir bersifat abbrasive


Ini disebabkan pasir adalah Inert Solid.

FUNGSI LUMPUR BOR


Membersihkan dasar lubang bor, tgt mud; BJ & ukuran cutting;

BJm & kecep aliran lumpur


Mengangkat cutting ke permukaan tgt ; anvel, slip vel, PV & jenis
aliran. Slip vel tgt ukuran; bentuk & BJ cutting
Menahan tekanan formasi ; tgt BJ & tinggi mud
Menahan dinding sumur tidak runtuh sebelum casing dipasang ;
Ph & Mud Cake
Menahan cutting dalam kondisi suspensi saat tdk ada sirkulasi ;
tgt Gel Strength
Mengurangi torsi, drag & pipe sticking; krn adanya pelumasan oleh
lumpur
Mengurangi korosi peralatan pemboran tgt sifat mud yg basa
Pelumasan dan pendinginan rangkaian pemboran
Media informasi dan media logging listrik ; bisa sbg informasi dg
adanya mud gain atau mud loss juga media logging yg baik
Tenaga penggerak downhole motor; Tek. Lumpur akan
menggerakkan DHM dalam directional drilling

Anda mungkin juga menyukai