Anda di halaman 1dari 5

Analisis Zona Deposisi di Kota Balikpapan

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah sedimentology Semester 5

Dosen Pengampu
Fahmi Arif Kurnianto S.Pd.,M.Pd.

Oleh

Shandy Choirul Fatah


NIM 170210303028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Kota Balikpapan merupakan salahsatu kota di provinsi Kalimantan Timur
yang terletak di pesisir timur Paulau Kalimantan dan langsung berbatasan dengan
selat Makasar. Luas wilayah keseluruhan kurang lebih 81.495 Ha, terdiri atas
50.330 Ha wilayah darat dan 31.164 Ha wilayah laut. Kota Balikpapan terletak
pada posisi 116,50 BT - 117,50 BT dan 1,00 LS – 1,50, dengan bats- batas wilayah
antara lain yaitu, sebelah berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai
Kertanegara, sebelah timur dan selatan berbatasan langsung dengan Selat
Makasar, lalu sebelah barat berbatasan langsung dengan Teluk Balikpapan dan
Kabupaten Pasir. Secara umum ketinggian Kota Balikpapan antara 0-100 Mdpl.

Keadaan topografi Kota Balikpapan adalah sekitar 85% daerah berbukit


dan hanya sekitar 15% daerah datar yang sempit dan terletalm di sepanjang pesisir
pantai. Topografi Blikpapan yang sebagian besar merupakan perbukitan berada di
bagian utara seperti, kecamatan Balikpapan barat, tengah, dan timur. Struktur
tanah di wilayah kota Balikpapan terdiri dari tanah podsoil merah kuning yang
memiliki tingkat kesuburan yang rendah di kerenakan lapisan topsoil yang tipis
dan batuannya muda sehingga tanyahya bersifat labil dan ditemukan didaerah
perbukitan yang mempunyai kemirigan sekitar diatas 15% dan apabila curah
hujannya tinggi akan mengakibatka tanah tersebut merosot dan terkikis karena
erosi, sehingga daerah ini tidak cook dan tidak di mungkinkan untuk di jadikan
lahan pertanian pangan namun cocok untuk pengembangan tanaman keras atau
perkebunan.

Balik papan memiliki iklim tropis yang hampir mirip dengan wilayah
indonesia lainnya, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Balikpapan
memiliki kelembapan udara berkisar 85% dengan suhu rata-rata pada siang hari
30,20C dan suhu rata-rata pada malam hari yakni 24,20C. Pada wilayah
Balikpapan memiliki hawa yang panas dan lembab hal ini di akibatkan oleh letak
Balik papan yang berada dekat dengan daerah pantai yang di pengaruhi oleh angin
laut.
Pada wilayah balikpapan pesiri pantainya berupa teluk, teluk itu sendiri
merupakan bentang alam yang terbentuk akibat menjoroknya tubuh perairan ke
wilayah daratan. Pada teluk Balikpapan terletak pada 3 daerah administrasi yakni
Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai dan Kabupaten Pasir. Dari 3 daerah
administrasi ini terdapat banyak sungai-sungai besar maupun kecil yang nantinya
bermuara ke daerah muara pada teluk Balikpapan. Material material sedimen yang
terangkut merupakan material dari hulu hasil dari peroses erosi yang mengankut
material kerikil, pasir dan lempung.

Pada zona pantai pesisir balik papan didominasi oleh lingkunga


pengendapan fluvial. Menurut (Boggs, 2006) memaparkan bahwa lingkungan
pengendapan merupakan lokasi atau tempat mengendapnya material sedimen
beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme
pengendapan tertentu. Pada pesisir balikpapan sebelah timur terdapat endapan
aluvial yang sedikit dibamdingkan dengan daraha barat balikpapan. Disebelah
timur yang mendominasi yakni endapan dari batu lempung pasiran, batu pasir
kuarsa dan lain sebaginya. Pada derah ini juga terdapat endapan yang berupa
perselingan batu pasir kuarsa, batu lempung lanau dan serpih dengan sisipan
napal. Di sebelah barat baikpapan banyak ditemukan endapan aluvium dan juga
terdapat bentang lahan karst yang merupakan hasil dari pengangkatan dari dasar
laut yang di akibatkan oleh proses tektonik pada masa lampau, batu gamping
disini disisipi oleh batu lempung dan lanau dan sedikit napal.

Di daerah balikpapan ini banyak ditenukan DAS (Daerah Aliran Sungai)


yang ukuran tubuh sungainya memiliki ukuran yang besar. Semakin lebar atau
besar badan sungai maka erosi lateral sangat masif terjadi. Faktor-faktor penyebab
erosi antara lain iklim, kondisi tanah, vegetasi dan aktifitas manusia. namun
menurut (Bennett, 1955) iklim memiliki pengaruh yang besar pada pengembangan
dan distribusi tanah. Hal ini paling mudah dipahami dengan mempertimbangkan
cara bagaimana tanah terbentuk. Melalui proses kimia dan pelapukan fisik,
pembekuan, pencairan, batuan yang retak teroksidasi, terpecah, terpisah, dan larut
oleh air hujan, sehingga membentuk suatu massa dari bahan yang terutama terdiri
dari fragmen batuan

Pada daerah pesisir tidak hanya gelombang laut saja yang mempengaruhi
sedimentasi yang terbentuk namun pasang surut air laut, aliran sungai dan angin
juga memiliki peran dalam pengangkutan atau pembentukan pengendapan di
daerah pesisir. Pada daerah pesisir balikpapan di sekitar perairan pesisirnya
banyak di temui material pasir hal ini disebabkan oleh gelombang air laut. Pada
formasi kampung baru dan balik apan ditemukan adanya material lempung yang
merupakan material yang ada di lepas pantai yang mana facies yang berada pada
area offshore ini merupakan shale facies. Proses transportasi material sedimentasi
diangkut oleh aliran sungai yang ada di balikpapan sungai sungai dibalik papan
banyak ditemui mendering sehingga dapat di pastikan bahwa erosi yang masif
terjasi yakni erosi lateral. Dan juga pada wilayah ini merupakan bio facier
yangmana terdapat banyak ditemukan fosil seperti fosil- fosil dan dapat di
indikasikan bahwa umur batuan memiliki umur yang tua.

Karena daearah balikpapan merupakan kawan yang kurang subur dan


kurang cocok untuk dijadikan lahan pertanian pangan maka penduduk
memanfaatkan lahan sebagai lahan perkebunan. Selain itu kota balikpapan
memiliki kegiatan industri minyak dan gas bumi karena itu kota balikpapan
disebut dengan kota minyak namun pengolahan minyak mentah yang bahan
bakunya di datangkan dari luar daerah, seperti kutai, pasir bahkan kalimantan
selatan. Pada daerah ini juga dimungkinkan untuk digunakan sebagai lahan
pertanian pangan pada daerah pinggiran aliran sumgai dan daerah delta karena
merupakan daerah yang subur karena membawa daerah daerah tersebut
merupakan daerah pengendapan erosi yang membawa material-materil tanah yang
kaya akan bahan organik yang subur.
DAFTAR PUSTAKA

Bennett HH. 1955. Elements of Soil Conservation. Second Edition. USA:


McGraw-Hill Book Company Inc.
Boggs, S., 2006. Principles of Sedimentology and Stratigraphy. Pearson Prentice
Hall, New Jersey, 4th ed., 662pp.

Anda mungkin juga menyukai