Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TUGAS AKHIR ANALISIS MATERIAL SEDIMEN PENYEBAB PENDANGKALAN PANTAI DAN LEPAS PANTAI AYAH KABUPATEN KEBUMEN

JAWA TENGAH

OLEH : NUR ANESI H1F010062

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PURBALINGGA 2011

PROPOSAL TUGAS AKHIR ANALISIS MATERIAL SEDIMEN PENYEBAB PENDANGKALAN PANTAI DAN LEPAS PANTAI AYAH KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

OLEH : NUR ANESI H1F0100662

Fakultas Sains Dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman

Diterima dan Disyahkan pada tanggal 19 Desember 2011

Pembimbing 11 Drs.Gunawan Rosyidi

Pembimbing 1 Baihahaqi Indriatmoko,ST.MT

NIP.2345xxxx

NIP. 122999xxxx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah pesisir yang kaya dan beragam akan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan. Negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km termasuk negara kedua yang memiliki garis pantai terpanjang setelah Kanada. Luas wilayah laut negeri kita, termasuk didalamnya zona ekonoli ekslusif, mencakup 5,8 juta kilometer persegi, atau sekitar tiga perempat dari luas keseluruhan wilaya Indonesia (Dahuri 2002). Dengan kenyataan seperti itu sumber daya pesisir dan lautan Indonesia merupakan salah satu modal dasar pembangunan Indonesia yang sangat potensial disamping sumber daya alam darat. Sumber daya wilayah pesisir diprediksi akan semakin meningkat peranannya dimasa-masa mendatang dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional. Wilayah pesisir adalah wilayah interaksi antara laut dan daratan yang merupakan 15 % daratan bumi. Wilayah ini sangat potensial sebagai modal dasar pembangunan Indonesia sebagai tempat perdagangan dan transportasi, perikanan, budidaya perairan, pertambangan serta pariwisata. Wilayah pesisir Indonesia sangat potensial pula untuk dikembangkan bagi tercapainya kesejahteraan umum apabila pengelolaannya dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan, dengan memperhatikan faktor-faktor yang berdampak terhadap lingkungan pesisir. Daerah pesisir pantai Ayah merupakan wilayah yang potensial bagi perkembangan perekonomian penduduk di pesisir pantai tersebut. Daerah tersebut sudah dijadikan objek wisata yang cukup menarik dengan keindahan pantai dan muara sungainya. Sehingga banyak wisatawan yang berdatangan ke pantai ini.Yang berdampak pada peningkatan pendapatan daerah dan juga pendapatan penduduk sekitar . Konsekuensi dari potensi yang besar tersebut kawasan pesisir akan mengalami perkembangan dengan pertumbuhan yang sangat pesat. Bengen (2002) mengemukakan wilayah pesisir menyediakan sumber daya alam yang produktif baik sebagai sumber pangan, tambang mineral dan energi, media komunikasi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata, Ini berarti kawasan pesisir merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya di masa dating. Demikian pula menurut Rais (2002), mengatakan bahwa sekitar 50 70 % manusia hidup dan bekerja diwilayah ini walaupun luasnya hanya 8% dari muka bumi. Wilayah pesisir sangat potensial sebagai penghasil 26 % dari produksi perikanan global. Oleh Karena itu wilayah pesisir sangat berperanan penting bagi kehidupan manusia Dengan meningkatnya pemanfaatan wilayah pesisir yang, hal ini menyebabkan daya dukung wilayah pesisir akan berkurang jika penggunaaannya tidak dilakukan secara terpadu dan terkendali. Untuk menjaga agar daya dukung wilayah pesisir tidak mengalami penurunan yang

besar maka perlu diperhatikan pula faktor-faktor yang brdampak terhadap lingkungan pesisir.Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pesisir adalah proses sendimentasi pantainya. Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan penelitian pada daerah pesisir pantai Ayah tentang proses sedimentasi yang terjadi pada pantai dan lepas pantai Ayah. 1.2.Perumusan Masalah Penelitian geologi ini mengkaji masalah-masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses sedimentasi yang terjadi di pantai dan lepas pantai Ayah dan dari mana asal sedimentasinya ? 2.Material-material apa yang dihasilkan dari proses sedimentasi di pantai Ayah ? 3. Apa dampak dari proses pendangkalan di pantai dan lepas pantai Ayah ini terhadap lingkungan dan potensi di daerah pesisir ini ?

1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan dari penelitian proses pendangkalan pantai dan lepas pantai Ayah akibat sedimentasi adalah : 1.Mengetahui tentang proses sedimentasi yang terjadi di pantai Ayah. 2.Mengalisis kandungan material sedimentasi di pantai Ayah. 3.Sebagai bahan referensi tentang studi kasus proses sedimentologi di daerah pesisir pantai di Indonesia khususnya pantai Ayah.

1.4 Lokasi Lokasi penelitian ini yaitu di pantai Ayah yang terdapat di kabupaten Kebumen, yang berjarak sekitar 10 kmdari Gua jatijajar atau 5 km dari gua Petruk. 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : 1.Material-material apa yang dihasilkan dari sedimentasi di pantai Ayah? 2.Dampak apa ditimbulkan dari proses pendangkalan di pantai Ayah bagi masyarakat sekitar ?

1.6 Manfaat Manfaat dari penelitian adalah : 1.Menganalisis proses pendangkalan di pantai Ayah sehingga bisa digunakan untuk merencanakan rekayasa pembangunan pantai, pemukiman dan tempat wisata. 2. Mengetahui dampak dari pendangkalan pantai Ayah sehingga bisa dilakukan upaya penanggulangan dampaknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Keadaan Geologi Pantai Ayah atau biasa dikenal sebagai pantai logending merupakan obyek wisata yang berada di daerah Ayah kabupaten Kebumen ,Jawa Tengah.Obyek wisata ini cukup terkenal dengan memadukan wisata hutan dan wisata bahari . Dimana hutan ini merupakan hutan milik Perum Perhutani Kedu Selatan yang terletak di dekat pantai ini. Pantai Ayah ini terletak sekitar 10 kmdari gua jatijajar atau sekitar 3 km gua petruk. Sisi timur pantai terdiri dari morfologi karst yang sangat terjal. Sedangkan sisi barat dan utara terdiri dari endapan alluvial yanag sangat terjal. Pada sisi selatan selain gemburan ombak juga terdapat majingklak yang tinggi dan sangat resisten terhadap gempuran air laut karena terdiri dari batuan breksi vulkanik. Pada sisi pantai yang datar dari utara ke selatan tidak terbentuk gumuk pasir walaupun angin dan ombak cukup kuat karena pengaruh sedimentasi asal darat yang sedikit. Muara sungai Bodo bermeander ke arah timur dengan gosong pasir ditengahnya dimanfaatkan untuk pertanian.

2.2 Pengertian Sedimentasi Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin,es, atau gletser di suatu cekungan.Sedangkan ,Sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organik yang melayang-layang di dalam air, udara, maupun yang dikumpulkan di dasar sungai atau laut oleh pembawa atau perantara alami lainnya. Sedimen pantai dapat berasal dari erosi pantai, dari daratan yang terbawa oleh sungai, dan dari laut dalam yang terbawa oleh arus ke daerah pantai. Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar lautpun, sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersuspensi kembali oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral.

Sedimen Laut Sedimen laut berasal dari erosi material yang meliputi fragmen-fragmen batuan dengan berbagai ukuran dan bentuk. Erosi material ini terbawa oleh angin,es yang mencair,air dan aliran bawah tanah. Fragmen batuan ini dapat dibentuk oleh aktivitas organic dan anorganik.

Lebih dari setengahnya endapan yang ada di laut berasal dari sungai yang terdapkan di muara sungai berupa delta . Endapan sedimen yang paling banyak merupakan endapan sedimen klastik yang berasal dari sungai masuk menuju ke laut.Endapan ini biasanya banyak mengandung mineral lempung dan kuarsa. Apabila material sedimen ini banyak mengandung material organik seperti pada daerah terumbu maka sedimen ini berasal dari biogenik akan melimpah. Sedimen klastik yang tertahan masuk ke laut apabila terus digoyangkan akan menyebabkan pemisahan partikel-partikel klastik. Partikel-partikel yang kasar akan di endapkan di dekat pantai sedangkan partikel-partikel yang halus akan diendapkan di perairan yang relatif dalam.Adanya arus lokal seperti arus tubidit akan mempercepat gerakan partikelpartikel halus menuju ke pantai dalam. A.Distribusi Sedimen Laut : Sedimen yang masuk ke dalam laut dapat terdistribusi pada : 1. Daerah perairan dangkal, seperti endapan yang terjadi pada paparan benua (Continental Shelf) dan lereng benua (Continental Slope). Dijelaskan oleh Hutabarat (1985) dan Bhatt (1978) bahwa Continental Shelf adalah suatu daerah yang mempunyai lereng landai kurang lebih 0,4% dan berbatasan langsung dengan daerah daratan, lebar dari pantai 50 70 km, kedalaman maksimum dari lautan yang ada di atasnya di antara 100 200 meter. Continental Slope adalah daerah yang mempunyai lereng lebih terjal dari continental shelf, kemiringannya anatara 3 6 %. 2. Daerah perairan dalam, seperti endapan yang terjadi pada laut dalam.

B.Endapan Sedimen Endapan Sedimen pada Perairan Dangkal : Pada umumnya Glacial Continental Shelf dicirikan dengan susunan utamanya campuran antara pasir, kerikil, dan batu kerikil. Sedangkan Non Glacial Continental Shelf endapannya biasanya mengandung lumpur yang berasal dari sungai. Di tempat lain (continental shelf) dimana pada dasar laut gelombang dan arus cukup kuat, sehingga material batuan kasar dan kerikil biasanya akan diendapkan.Sebagian besar pada Continental slope kemiringannya lebih terjal sehingga sedimen tidak akan terendapkan dengan ketebalan yang cukup tebal. Daerah yang miring pada permukaannya dicirikan berupa batuan dasar (bedrock) dan dilapisi dengan lapisan lanau halus dan lumpur. Kadang permukaan batuan dasarnya tertutupi juga oleh kerikil dan pasir.

Endapan Sedimen pada Perairan Laut Dalam Di dasar laut dalam 80 % terdiri dari batuan sedimen . Tipe sedimen yang dominan adalah : 1.Sedimen Terrigenous ( material sedimen berasal dari darat ) 2. Sedimen Pelagik ( material sedimen berasal dari laut ) 1. Sedimen Terrigenuos Material sedimen ini terdiri lanau dan pasir,dan sebagian material yang tersuspensi dalam sirkulasi air laut. Adanya erus turbidit yang mengangkut material berupa kerikil,lanau,pasir, dan lempung ke dalam laut menyebabkan endapan turbidit. Endapan terrigenus juga meninggalkan lumpur dan pasir. 2.Sedimen Pelagis Material yang diendapkan di dasar laut ini 85% terutama terdiri dari endapan ooze. Kurang dari 30 % endapan oozel ini terdiri dari organism kecil yang keras.Endapan ooze ini sebagian besar meluas ke dasar laut. Kontributor endapan ini terdiri dari plankton atau foraminifera yang mempunyai cangkang yang berkomposisi kimia CaCO3. Komponen endapan berupa lempung dan puing-puing Pergerakan sedimen merupakan faktor yang dominan yang mempengaruhi morfologi wilayah pantai dan morfologi laut. Pergerakan sedimen ini dapat dipengaruhi oleh pasang surut air laut ,arus,bentuk morfologi laut. Memetakan sedimen laut sangat penting untuk mengetahui proses pendangkalan di laut dan pantai. Hal ini sangat berguna untuk perencaan wilayah pantai karena dapat menganalisa ataupun memprediksi banyaknya sedimen tertentu dalam suatu daerah dalam waktu tertentu yang nantinya dapat digunakan untuk rekayasa daerah pantai misalnya untuk pembangunan pelabuhan,industri,wisata dan pemukiman penduduk. C.Jenis Pantai Pantai Berpasir Pantai ini terdiri dari pasar kasar sampai sedang, dengan pemilahannya buruk.,tidak padat berwarna coklat kehitaman ,mengandung pecahan cangkang berwarna putih. Reliefnya landai dengan sudut kemiringan antara 2 dan 3. Pantai Berlumpur Pantai ini sangat mudah dijumpai disepanjang garis pantai karena pantai merupakan hasil dari sedimentasi baru yang timbul di daerah pesisir pantai. Geometri secara material

membentuk teluk-teluk dan pada muara sungainya menjorok ke laut membentuk tanjung akibat material-material endapan dari sungai terendapkan di mulut muara sungai. Kondisi ini terlihat karena adanya proses akrasi dari pendangkalan pantai berlumpur merupakan dataran pantai dengan ketinggian 0-5m. Berdasarkan karakteristik pantai ,pantai berlumpur merupakan pantai dengan lebar dataran lumpur bervariasi antara 1-30m. Pantai Berbakau Pantai ini sudah jarang ditemui ,hanya di tempat tertentu saja ditemui pantai jenis ini .Hal ini disebabkan bukan karena alam tetapi karena ulah manusia dalam memanfaatkan lahan daerah pesisir . Wilayah pantai ini masih tergenang air laut dan sangat landai,berair keruh menyebabkan wilayah pantai ini cukup lunak. DAMPAK DARI SEDIMENTASI DI PESISIR PANTAI Dampak dari proses sedimen yaitu berupa erosi pantai. Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi akan terbawa oleh proses aliran dandiendapkan pada suatu tempat yang kecepatannya terhambat dan lama kelamaan akan terhenti. Sedimen hasil erosi terjadi sewbagai akibat proses pengelolaan tanah yang tidak memenuhi kaidah- kaidah konservasi pada darerah tangkapan air bagian hulu. Lalu sedimen laut menurut asalnya ditentukan. Karakteristik dari sedimen itu sendiri akan mempengaruhi morfologi, fungsional serta tingkah laku dan nutrient hewan laut. Seperti yang diketahui bahwa limbah industry masuk ke dalam ekossitem perairan, maka akan terjadi proses pengendapan pada sedimen. Hal ini mengakibatkan meningkatnya konsentrasi bahan pencemar pada sedimen. Tinnginya sedimentasi ini mengakibatkan upaya pengerukan di pantai-pantai, terutama yang berfungsi untuk pelabuhan jadi membutuhkan dana besar. Contohnya, pengerukan di pelabuhan Tanjung Perak , Surabaya sampai sepanjang 25.000 meter, pelabuhan Belawan, Medan mencapai 13.500 meter, Palembang 28.000 meter, Banjarmasin 15.000 meter, Samarinda 20.000 meter, Pontianak 11.250 meter, Jambi 17.000 meter, Sampit 27.000 meter dan pelabuhan Pulai Pisa 19.000 meter. Akibat sedimentasi yang tinggi di sungai-sungai di Indonesia ini disamping juga adanya erosi, tak kurang dari 124 pantai di Indonesia akhirnya mengalami kerusakan. Selain karena sedimentasi, juga karena adanya pemukiman, pariwisata dan pembukaan tambak. Di Jawa Barat, pantai yang mengalami erosi mencapai 28 pantai. Sedang DKI Jakarta, tak kurang 8 pantai yang mengalami erosi. Memang, erosi pantai tak semata-mata karena sedimentasi. Namun, sedimentasi sungai mempunyai pengaruh besar terhadap erosi pantai. Meningkatnya aktivitas manusia akhir-akhir ini di sepanjang aliran sungai telah memberi pengaruh terhadap ekosistem muara. Kegiatan yang memberikan dampak terhadap muara tersebut antara lain penebangan hutan di bagian hulu. Kegiatan ini menyebabkan meningkatnya pengikisan tanah di sepanjang aliran sungai. Sebagai dampaknya jumlah sedimen di dalam sungai (suspended solid) bertambah dan menyebabkan pendangkalan. Faktor yang

mempengaruhi proses sedimentasi yang terjadi di muara antara lain aktivitas gelombang dan pola arus. Pendangkalan akibat sedimentasi alamiah Membawa beberapa dampak negatif. Dasar di hilir sungai akan meninggi akibat sedimentasi ini. Akibatnya, air tidak mengalir dengan baik sehingga meningkatkan kemungkinan banjir. Jalur air ke laut terhalang oleh sedimentasi. Beberapa kelurahan di pesisir Surabaya sudah semakin sering kebanjiran, ujarnya. Ekosistem pesisir juga terancam oleh pendangkalan. Biota-biota perairan dangkal kehilangan habibat. Padahal, biota laut dangkal sumber makanan utama ikan-ikan di Selat Madura. Jika kehilangan makanan, populasi ikan menyusut sehingga jumlah tangkapan nelayan berkurang. Bagi pelayaran, dampak pendangkalan berupa menyempitnya alur. Akibatnya, perahu dan kapal semakin terbatas ruang geraknya. Walaupun tidak semua dampak yang ditimbulkan adalah dampak negatif, seperti dalam jangka panjang sedimentasi dalam jutaan tahun kembali akan mengahasilkan mineral yang berguna untuk energy seperti minyak dan gas alam atau seperti pengendapan yang terjadi di sungai, banyak yang menggali dan menambang pasir di darerah sungai karena sedimentsi menyebabkan kualitas pasir menjadi bagus untuk bahan bangunan dan untuk membuat jalan. Tetapi yang kita lihat selama ini adalah terjadinya abrasi pantai, terlalu banyak organisme yang mati akibat tercemar logam berat, habitat dan ekosistem banyak yang rusak disebabkan pengikisan pantai yang diakibatkan oleh proses sedimentasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.METODE ANALISIS LAPANGAN Penelitian di lapangan akan dilaksanakan pada minggu kedua bulan desember 2011. Lokasi penelitian yang bertempat di pantai Ayah ini berjarak sekitar 50 km dari kota

Purbalingga. Daerah penelitian ini dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor dari arah purbalingga kearah kebumen. Secara administratif pantai Ayah terletak di daerah Ayah kabupaten Kebumen , Jawa Tengah. Pantai Ayah ini terletak pada 7 35 15 LS dan 109 40 BT. Terletak kira kira 11,5 km ke arah selatan dari Goa Jatijajar atau 10 menit dengan kendaraan pribadi. Metoda penyelidikan lapangan yaitu melakukan penelitian terhadap endapan alluvial di pantai Ayah dan sedimen lautnya. seperti pada umumnya, diawali dengan mengkalibrasi peralatan dan peta dasar, kemudian dilanjutkan dengan pencarian fragmen-fragmen batuan ,endapan aluvial yang umumnya terdapat pada muara sungai dan tepi pantai . Setelah menemukan fragmen-fragmen batuan dan endapan alluvial dilanjutkan dengan tahapan pengamatan, pengukuran, pengambilan contoh, plotting di peta dan diskripsi atau pencatatan lengkap. Setibanya di base camp data lapangan tersebut dikaji dan dianalisis kelanjutannya. Adapun peralatan lapangan yang digunakan antara lain yaitu : 1. Peta geologi lembar Kebumen, skala 1 : 100.000. 2. Peta topografi Daerah Ayah, sekala 1 : 50.000. 3. Palu geologi, Kompas, GPS 12XL, tali ukur, loupe, cairan HCl, kantong plastik, alat photo, alat tulis dan alat-alat penunjang lainnya. Alat untuk mengambil sedimen laut yaitu : - Core sample : digunakan untuk mengetahui urutan umur sedimen dengan cara menjatuhkan alat sesuai gaya beratnya. - GrabSample : Pengambilan contoh (sampel) sedimen dasar laut biasa dilakukan dengan alat yang dinamakan Grab sampler. Pengambilan dengan grab ini biasanya ditujukan untuk keperluan seperti analisa besar butir, analisa organisme bentos, dan analisa kimia sedimen terutama pada lapisan atas dari sedimen sampai beberapa cm kedalaman Luas area sampel yang dapat diambil yaitu 0,1m.Berat total air lautnya yaitu 87 kg dan pengoperasiannya menggunakanwinch. B. METODE ANALISIS LABORATORIUM Metode ini dilakukan pada minggu ke 2,3 dan 4 pada bulan Januari 2012. Metode dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis material sedimentasi yang ada di Pantai Ayah. Metode yang digunakan yaitu :

Analisa Mikropaleontologi Dimaksudkan untuk membantu mengetahui umur dan lingkungan pengendapan batuan sedimen melalui analisa fosil foraminifera planktonik dan bentonik yang dikandungnya. Analisa Granulometri Merupakan proses analisa untuk mengetahui besar butir batuan sedimennya.

C. DIAGRAM ALIR PENELITIAN

BAB IV JADWAL PENELITIAN Jadwal penelitian dirancang dalam bentuk bar chart sebagai berikut :

NO JADWAL KEGIATAN

JANUARI MINGGU KE 1 2 3 4

FEBRUARI MINGGU KE 1 2 3 4

MARET MINGGU KE 1 2 3 4

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Persiapan dan Perizinan Penelitian Lapangan Analisis Laboratorium Pembuatan Skripsi Sementara Seminar Pembuatan Skripsi

BAB V PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN

a. Bahan Habis Pakai Kertas HVS 1 rim @ Rp. 40.000 Kertas Manila 50 lbr @ Rp. 2000, ,- Rp. 40.000,- Rp. 100.000,-

Kertas buram 1 rim @ Rp 20.000, Spidol Transparansi 1 pak @ Rp 30.000, Transparansi warna 1 pak @ Rp 30.000, b. Peralatan Peta geologi lembar Kebumen, skala 1 : 100.000 Peta topografi lembar Daerah Ayah Sewa Palu geologi Sewa Kompas Geologi Sewa GPS Sewa Kapal Keruk Loup perbesaran 20 kali Cairan HCl Sewa Grab Sewa Triple Core

- Rp. 20.000,- Rp. 30.000,- Rp. 30.000,Rp. 220.000,Rp. 50.000,Rp. 50.000,Rp. 400.000,Rp. 200.000,Rp. 300.000,Rp.1.000.000,Rp. 70.000,Rp. 50.000,Rp. 500.000,Rp. 500.000,Rp.3.120.000,-

c. Kegiatan Penelitian Lapangan Transportasi Survey lokasi Persiapan Administrasi (Perizinan) Penelitian Rp. 100.000,Rp. Rp. 50.000,50.000,-

Rp. 200.000,Rp. 400.000,-

d. Analisis Laboratorium Analisis Granulometri Analisis Mikropaleontologi e. Konsumsi Peneliti Pembimbing Tenaga bantu Rp. 200.000,Rp. 400.000,Rp. 100.000,Rp. 100.000,Rp.200.000,Rp. 300.000,-

Rp. 700.000,f. Lain-Lain Biaya Seminar Pembuatan dokumentasi VCD FotoCopy Pembuatan Skripsi Biaya tidak terduga Jumlah total Rp. 5.940.000,(Lima Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah ) Rp. 300.000,Rp. 400.000,Rp. 200.000,Rp. 100.000,Rp. 200.000,Rp. 1.200.000,-

DAFTAR PUSTAKA

http://slideshare.net/ http://kuliahitukeren.blogspot.com/ http://wisatamelayu.com./id/category/7/pantai&nav=cat/

http://unpad.ac.id/myawaludin

Anda mungkin juga menyukai