Anda di halaman 1dari 3

NAMA ; MUHAMMAD RIJAL ANGKOTASAN

KELAS ; C
NIM ; 202073093

TUGAS 1 PERLINDUNGAN DAN PERBAIKAN PANTAI

A. Bagaimana Kondisi pulau ambon saat ini

Pulau Ambon dikenal dengan pulau yang memiliki karakteristik khas karena sebagian
besar wilayahnya terdiri dari pegunungan, perbukitan, pesisir pantai, dan lautan dengan
lebar bentang darat yang relatif pendek. Karaktaristik ini memberikan peluang adanya
banyak potensi alam yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, terutama wisata bahari
termasuk potensi wisata bawah laut, karena daerah dengan luas wilayah lautnya yang
besar tentu menyimpan sejuta kekayaan alam. Pola pengembangan infrastruktur di
sepanjang pesisir pantai yang diterapkan di Pulau Ambon, selain menyajikan daya tarik
yang luar biasa, juga menyimpan potensi kerawanan yang tinggi. Karena infrastruktur
yang dibangun akan terdampak langsung menghadapi daya rusak alam lewat kondisi
perairan pantai saat tejadi gelombang yang besar. Akibatnya adalah abrasi, erosi,
ataupun sedimentasi yang langsung mempengaruhi morfologi pantai. Seiring dengan
laju pembangunan di Pulau Ambon maka daerah pantai pun di jadikan sasaran
pembangunan dan pusat aktifitas ekonomi masyarakat. Hal ini yang menyebabkan
terjadinya kerusakan pada daerah pantai, seperti yang terjadi pada Pantai Air Kodok
Desa Hatu yang terletak pada posisi bentang koordinat -3.7219 BT, 128.0636 LS
sampai dengan Pantai Waikiri padakoordinat -3.7243 BT, 128.0606 LS, di mana
pada daerah pantai Desa Hatu adanya objek vital seperti Aproach Light (Lampu
Pendaratan Pesawat), jalan provinsi yang menghubungan akses msayarakat dari
Hatu,Liliboi dan Allang ke Kota Ambon, serta pemukiman penduduk yang
masukarea sempadan pantai.

1. Kondisi Terumbu Karang

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan (2022),
kondisi terumbu karang di pantai-pantai Ambon sangat bervariasi. Misalnya saja di
Pantai Natsepa, tutupan karang hidup hanya sekitar 35,2% dan dikategorikan dalam
kondisi sedang. Terumbu karang di sana didominasi oleh jenis karang tidak bercabang
seperti Porites dan Favites. Sementara itu, di Pantai Liang, kondisinya bahkan lebih
buruk dengan tutupan karang hidup hanya 28,7% dan banyak ditemukan karang mati
yang sudah diselimuti alga. Jenis karang yang mendominasi di Pantai Liang adalah
karang bercabang seperti Acropora.
Kondisi yang lebih baik ditemukan di Pantai Tial, dengan tutupan karang hidup
mencapai 42,8% dan dinilai cukup baik. Terumbu karang di pantai ini memiliki
keanekaragaman jenis yang lebih tinggi, dengan banyak ditemukan ranting-ranting
seperti Acropora serta karang-karang tidak bercabang seperti Porites dan Montipora.
Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan terumbu karang di Ambon antara lain
penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan (seperti penggunaan bahan peledak
dan racun), kontaminasi dari aktivitas masyarakat pesisir, serta sedimentasi akibat
aliran sungai. Upaya konservasi dan perlindungan terumbu karang terus dilakukan,
namun tetap membutuhkan komitmen yang kuat dari semua pihak.

2. Kualitas Air Laut

Studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Pattimura (2021) memancarkan
kualitas air laut di beberapa pantai di Ambon, dengan hasil yang cukup meredam. Di
Pantai Liang, tingkat kekeruhan dan kandungan bahan organik terlarut ditemukan
melebihi ambang batas baku mutu untuk wisata bahari. Hal ini disebabkan oleh
masukan limbah domestik dari organisasi masyarakat di sekitar pantai.
Sementara itu, di Pantai Natsepa, meskipun kualitas udara secara umum masih cukup
baik, namun ditemukan indikasi pencemaran seperti kandungan nitrat dan fosfat yang
cukup tinggi. Sumber pencemar diduga berasal dari aktivitas penduduk setempat
seperti pembuangan limbah rumah tangga dan budidaya ikan/udang di sekitar pantai.
Kondisi yang lebih baik ditemukan di Pantai Hunimua, di mana kualitas air laut masih
sesuai dengan baku mutu untuk wisata bahari. Hal ini kemungkinan besar karena
lokasinya sedikit lebih terlindungi dari aktivitas penduduknya.
Pencemaran air laut tentunya dapat berdampak negatif pada ekosistem terumbu karang
dan biota laut lainnya. Oleh karena itu, pengelolaan limbah dan upaya mengurangi
polusi menjadi sangat penting untuk menjaga kelestarian pantai di Ambon.

3. Permasalahan Erosi Pantai

Laporan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku (2020) mengungkapkan
bahwa beberapa pantai di Ambon mengalami masalah erosi pantai yang cukup parah.
Pantai-pantai yang terdampak antara lain Pantai Liang, Pantai Natsepa, dan Pantai Tial.
Di Pantai Liang, erosi pantai telah menyebabkan abrasi garis pantai sejauh 50-100
meter dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hal ini mengancam beberapa organisasi
penduduk yang lokasinya dekat dengan bibir pantai. Begitu pula di Pantai Natsepa,
erosi pantai telah menyebabkan hilangnya lahan seluas 15 hektar sejak tahun 2010.
Faktor utama penyebab erosi pantai di Ambon adalah gelombang laut yang kuat,
terutama pada musim angin barat, serta aktivitas manusia seperti penambangan batu
karang dan pasir di sekitar pantai. Hilangnya vegetasi bakau juga ikut memperparah
kondisi ini.
Untuk mengatasi erosi pantai, pemerintah daerah Ambon telah melakukan beberapa
upaya mitigasi seperti pembuatan bangunan pelindung pantai berupa dinding laut dan
groin (bangunan memanjang tegak lurus garis pantai). Namun, upaya ini dinilai masih
belum cukup efektif dalam mengatasi permasalahan yang ada.
Selain itu, program rehabilitasi dan penanaman kembali vegetasi bakau juga tengah
digalakkan untuk membantu memperkuat garis pantai dan mencegah erosi lebih lanjut.
Kondisi pantai di Ambon saat ini cukup berdampak akibat berbagai permasalahan
seperti kerusakan terumbu karang, pencemaran udara laut, serta erosi pantai.
Diperlukan upaya terpadu dan berkelanjutan dari semua pihak, baik pemerintah,
masyarakat, maupun pihak swasta, untuk mengatasi permasalahan ini dan menjaga
kelestarian ekosistem pantai di Ambon.
PENENTUAN TINGKAT KERUSAKAN PANTAI AIR KODOK, DESA HATU–
PULAU AMBON | JURNAL SIMETRIK (ejournal-polnam.ac.id)

https://oliindonesia.or.id/index.php/oliindonesia/article/view/745

http://repository.unpatti.ac.id/1234/

https://jurnalkelautanperikanan.id/index.php/jkpt/article/view/26
5

B. SKOR 1 - 10

Dari skor 1 sampai dengan 10 saya memilih, skor 5 ini menunjukkan bahwa kondisi
pantai di Ambon berada pada tingkat kerusakan sedang hingga cukup parah.
Dibutuhkan upaya pengelolaan dan konservasi yang lebih intensif untuk mengatasi
permasalahan tersebut dan menjaga kelestarian ekosistem pantai di Ambon.

Anda mungkin juga menyukai