Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pencarian putri sang raja suku bajau/bajo mumutuskan tinggal dan
menetap di nusantara sampai saat ini, sehingga sering kita jumpai begitu banyak
suku bajau/bajo terdapat di nusantara indonesia.
Boalemo Desa Bajau/Bajo merupakan sebuah perkampungan yang yang
terletak di Provinsi Gorontalo, kabupaten Boalemo, kecamatan Tilamuta,
indonesia. Secara administratif kabupaten Boalemo memiliki 7 kecamatan, yaitu:
Botumoito, Dulupi, Managgu, Paguyaman, paguyaman Pantai, Tilamuta , dan
Wonosari, desa Bajau/Bajo memiliki luasan 7km dengan jumlah penduduk 325
jiwa. Perlu adanya penataan agar desa Bajau/bajo menjadi desa yang teratur
bentuk massa bangunan, sarana dan prasarana yang tertata, menjadikan desa yang
sehat, dan layak huni.
Desa Bajo merupakan desa /perkampungan nelayan, mayoritas masyarakat
yang tinggal didalamnya berprovesi sebagai nelayan. Berikut pengertian
permukiman nelayan/pesisir menurut ahli:
 Pada dasarnya wilayah pesisir adalah wilayah yang merupakan tanda
atau batasan wilayah daratan dan wilayah perairan yang mana proses
kegiatan atau aktivitas bumi dan penggunaan lahan masih
mempengaruhi proses dan fungsi kelautan (Kay dan Alder, 1999).
 Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir adalah wilayah
pertemuan antara daratan dan laut ke arah darat wilayah pesisir
meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang
masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin
laut, dan perembesan air asin.
 Menurut Satria (2004) dalam Ikhsani (2011), masyarakat pesisir
adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami
wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas
yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan
sumberdaya pesisir.
2.1.2 Unsur-Unsur Permukiman

a. Fungsi

Fungsi utama dari Penataan Permukiman Nelayan Di Desa Bajo


Kabupaten Boalemo kecamatan Tilamuta untuk memperbaiki keadaan desa
menjadi lebih layak huni dari segi keamanan dan kenyaman warga yang tinggal di
dalam desa. Serta mengatur sarana dan prasarana untuk kebutuhan utilitas dalam
permukiman desa Bajo.

b. Tujuan

Tujuan Penataan Permukiman Nelayan Di Desa Bajo Kabupaten Boalemo


kecamatan Tilamuta untuk mengatur keadaan dalam desa menjadi teratur dan
tertata mulai dari bentuk massa bangunan hunian dan lansekap kawasan.
Begitupun perekonomian desa, dengan menata fasilitas melaut masyarakat
diantaranya menyediakan dermaga yang menjadi akses sehari-hari masyarakat,
tempat penambakan ikan, dan tempat pengolahan ikan yang di jadikan sebagai
ikan asin Akan meningkatkan perekonomian desa.

2.1.4 Faktor Penyebab Timbulnya Penataan Permukiman

Sesuaiu dengan tujuan dari Penataan Pemukiman Nelayan Di Desa Bajo


Kabupaten Boalemo yaitu selain utuk merancang keadaan desa menjadi terta baik
juga sebagai landasan untuk peningkatan ekonomi dalam desa demi mewujudkan
desa yang layak huni, sehat dari bentuk perpekif masyarakat hingga kenyamanan
masyarakat dalam desa bajo. Berikut beberapa faktor terjadinya suatu penataan
dalam suatu kawasan.

2.1.5 Karakteristik Kawasan Pesisir

Karakterteristik sangat berpengaruh dalam suatu kawasan yang akan di


lakukan penataan, berikut beberapa karakteristik penataan kawasan pesisir.

a. Karakteristik Lingkungan Alam


1. Kondisi Geomorfologi
Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk
permukaan bumi atau bentang alam yang meliputi sifat dan karakteristik dari
morfologi, klasifikasi dan perbedaannya serta proses yang berhubungan terhadap
morfologi tersebut. Pada dasarnya morfologi mempelajari bentang alam atau
bentuk lahan suatu kawasan. Wilayah pesisir yang merupakan daerah pertemuan
antara daratan dan lautan memiliki morfologi dan bentang pantai yang terjadi
akibat dari proses geologi/tektonik, komponen oseanograsi terutama penghasil
gelombang, serta aktivitas manusia. Batuan di sepanjang pantai yang tererosi
menghasilkan pasir oleh arus laut yang diangkut sepanjang garis pantai dan
diendapkan di wilayah pantai membentuk bentang alam tertentu. Contoh
geomorfologi di daerah pesisir adalah delta, dataran alluvial, tanjung, teluk, lagoo,
bertebing tinggi, rendah. Estuary, pantaiberpasir, pantai berkerikil, dsb.
2. Kondisi Hidro-Oseanografi
Kondisi hidro oseanografi kawasan pesisir dapat digambarkan melalui
berbagai fenomena alam seperti pasang surut, arus, gelombang (ombak), suhu,
angin dan salinitas. Fenoma tersebut membentuk karakteristik kawasan yang khas
sehingga terdapat perbedaan kondisi fisik pada masing-masing kawasan pesisir.
 Pasang Surut
Pasut adalah proses naik turunnya muka air laut yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan dan matahari. Kisaran pasut adalah perbedaan tinggi muka air
laut pada saat maksimum dengan tinggi muka air pada saat surut maksimum yang
rata-rata berkisar 1-3 meter. Fenomena pasut tidak hanya berdampak dan
mempengaruhi lahan atassaja melainkan seluruh massa air dan memiliki energi
besar.
 Arus Pantai
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh
lautan di dunia. Arus ditimbulkan oleh beberapa factor seperti pergerakan angina,
perbedaan kerapatan air laut akibat pemanasan matahari, aktifitas pasang surut
dan pergerakan gelombang (ombak). Arus pantai sangat berpengaruh terhadap
proses sedimentasi dan abrasi pantai.
 Gelombang Laut (ombak)
Gelombak terbentuk karena adanya proses alih energi dari angin ke
permukaanlaut dan gempa di dasar laut. Gelombang merambat ke seluruh arah
yang kemudian dilepaskan ke pantai dalam bentuk hempasan ombak dan dapat
merusak kestabilan pantai. Gelombang merupakan parameter utama dalam proses
erosi atau sedimentasi. Besarnya proses tersebut sangat tergantung pada besarnya
energ yang dihempaskan gelombang ke pantai.
 Kemiringan dasar pantai : terjal – sedang
 Kemiringan dataran pantai : bergelombang – berbukit
 Tekstur dasar perairan pantai : kerikil – pasir
 Kekuatan tanah daratan pantai : tinggi
 Tinggi ombak signifikan : kecil
 Fluktuasi pasang surut dan arus laut : kecil
 Tidak berada pada kawasan lindung
 Tidak terletak pada kawasan penyangga, seperti kawasan
mangrove.
b. Sempadan Pantai
Menurut Keputusan Presiden no. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung disebutkan bahwa Sempadan Pantai adalah kawasan tertentu
sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi pantai. Perlindungan terhadap sempadan pantai ini dilakukan
untuk melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian
fungsi pantai. Sempadan pantai merupakan aspek yang penting untuk
dipertimbangkan dalam perencanaan dan pembangunan.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa kriteria sempadan pantai adalah daratan
sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik
pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Garis sempadan
pantai tersebut membatasi lahan yang boleh dikembangkan untuk keperluan
bangunan seperti permukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ekosistem
pantai agar tidak terganggu aktivitas harian manusia, dan juga menjaga manusia
dari bahaya akibat kejadian alam di pinggir laut.
Demikian pula dengan Undang-Undang RI No. 27 tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, bahwa sempadan pantai
adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah
darat.
c. Sempadan Sungai
Menurut Keputusan Presiden no. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung disebutkan bahwa sempadan sungai adalah kawasan sepanjang
kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Di
dalam kawasan lindung dilarang melakukan kegiatan budi daya, kecuali yang
tidak mengganggu fungsi lindung.
Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi
sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air
sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa kriteria sempadan sungai sekurang-kurangnya 100
meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang
berada diluar pemukiman. Untuk sungai di kawasan pemukiman berupa sempadan
sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15
meter.
g berukuran kecil atau sama sekali tidak ada. Sebaliknya bangunan
di iklim hangat cenderung dibangun dengan material yang ringan dan
ukuran ventilasi yang besar.

Bangunan juga memiliki bentuk berbeda tergantung pada tingkat


curah hujan di wilayah tersebut. Contohnya seperti rumah panggung
yang dibangun pada daerah sering banjir. Demikian pula untuk daerah
dengan angin kencang, pasti bangunan dibuat khusus untuk melindungi
mereka dari angin dan melawan arah angin.

Pengaruh iklim pada arsitektur vernakular bisa membuat struktur


bangunan menjadi sangat kompleks. Struktur bangunan vernakular di
wilayah Timur Tengah contohnya, sering kali memiliki halaman di
bagian tengah rumah dengan air mancur atau kolam untuk
mendinginkan udara. Hal-hal seperti ini tidak didesain khusus oleh
seseorang apalagi arsitek, tetapi muncul akibat trial and error yang
telah dirasakan oleh berbagai generasi, jauh sebelum adanya teori yang
dapat menjelaskan bagaimana cara membuat bangunan.

1. Budaya

Cara hidup dari penggunanya, serta bagaimana mereka


menggunakan bangunan, memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap bentuk bangunan. Banyaknya anggota keluarga, bagaimana
mereka membagi ruangan untuk tiap anggota keluarga, bagaimana
makanan disiapkan dan dimakan, bagaimana mereka berinteraksi, dan
masih banyak pertimbangan budaya lainnya yang akan mempengaruhi
tata letak dan ukuran tempat tinggal.

Budaya juga memberikan pengaruh besar pada tampilan bangunan


vernakular. Penghuni atau masyarakat setempat biasanya sering
menghiasi bangunan sesuai dengan adat dan kepercayaan lokal.

2. Lingkungan dan material bangunan

Gambar 2.

Sumber: https://www.infopresiden.com/2017/12/inilah-rumah-nelayan-yang-
dibangun.html
 permukiman nelayan Kampung Bahari Tambaklorok di Semarang,
Jawa Tengah

Gambar 2.

Sumber: https://www.antarafoto.com/seni-budaya/v1552302311/proyek-
pengembangan-kwwwung-bahari-tambaklorok

Anda mungkin juga menyukai