Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Abrasi Pantai

Selamat datang kembali di artikel kali ini tentang Pengertian Abrasi. Abrasi ini
sangatlah penting untuk diketahui karena dampak yang ditimbulkan begitu bahaya
kerena adanya pengikisan yang terjadi. Abrasi Pantai adalah proses dimana terjadi
pengikisan pantai yang disebabkan oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang
bersifat merusak.

Abrasi atau kata lain biasa disebut erosi pantai. Kerusakan garis pantai tersebut
dikarenakan terganggunya keseimbangan alam daerah dipantai tersebut. Dan meski
Abrasi dapat disebabkan oleh gejala alami tapi manusia lah yang dijadikan sebagai
penyebab utama terjadinya abrasi. Abrasi ini dapat terjadi kerena beberapa faktor
antara lain, faktor alam, faktor manusia, dan salah satu untuk mencegahnya
tejadinya abrasi tersebut yakni melakukan penanaman hutan mangrove. Beberpa
faktor alam yang dapat menyebabkan abrasi antara lain, angin yang bertiup di atas
lautan sehingga menimbulkan gelombang serta arus laut yang mempunyai
kekuatan untuk mengikis sutau daerah pantai.

Akibat dari abrasi ini akan menyebabkan pantai menggetarkan batuan ataupun
tanah dipinggir pantai sehingga lama-kelamaan akan berpisah dengan daratan dan
akan mengalami abrasi pantai. Proses terjadi Abrasi yaitu pada saat angin yang
bergerak dilaut menimbulkan arus serta gelombang mengarah ke pantai, sehingga
apabila proses ini berlangsung lama akan mengikis pinggir pantai.
Kekuatan gelombang terbesar dapat terjadi pada waktu terjadi badai dan badai inilah
yang mempercepat terjadi proses pantai. Abrasi ini selain disebabkan faktor alam
bisa juga disebabkan karena faktor manusia, seperti contoh melakukan
penambangan pasir, dikatakan demikian karena penambangan pasir begitu penting
terhadap abrasi suatu pantai yang dapat menyebabkan terkurasnya pasir laut dan
inilah sangat berpengaruh terhadap arah dan kecepatan arus laut karena akan
menghantam pantai.
 Pengertian Pantai dan Garis pantai
 PENGERTIAN DAN PENYEBAB TERJADI PASANG SURUT AIR LAUT

Adapun Definisi Abrasi Pantai adalah proses terjadi pengikisan pantai yang
disebabkan oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat
merusak. Salah satu tindakan manusia yang membuat terjadinya abrasi adalah
melakukan kegiatan pengambilan batu dan pasir di pesisir pantai untuk digunakan
sebagai bahan bangunan dan lain sebagainya. Selain itu penebangan pohon-pohon
pada hutan pantai atau hutan mangrove dapat memacu terjadi abrasi pantai yang
lebih cepat.
Beberapa Zone Abrasi Pantai yang Dapat Tumbangkan Pohon Pantai, Antara lain:
1. Zone Barringtonia, zone Barringtonia dimana terdapat beberapa jenis pohon
Barringtonia asitica, pongamia pinnata merr, cordia subcordata L, calophyllum
inophyllum L. Terminilia cattapa L.
2. Zone Ipomea Pescaprae, zone ini didominasi oleh ipomea pescaprae serta
spinifex littoreus/rumput angin
Adapun Cara Mencegah Terjadi Abrasi, Antara lain:
1. Penanaman pohon Mangrove
2. Memelihari pohon Mangrove atau jenis pohon lainnya
3. Penanaman pohon pada hutan pantai
Cukup sekian artikel kali ini tentang Pengertian Abrasi Pantai dan semoga setelah
membaca dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya mahasiswa teknik
perkapalan. Terima Kasih Semoga Bermanfaat.
PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI DARI
KERUSAKAN

Kali ini kita akan membahas sedikitnya mengenai PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG
PANTAI DARI KERUSAKAN. Bagian ini sangat penting dalam dunia teknik sipil, selain itu saya rasa
bangunan pelindung pantai ini sangat perlu dilketahui oleh masyarakat kita secara umum. Mengapa
demikian? Karena itu penting bagi pengetahuan kita utuk menjaga pantai kita dari erosi atau abrasi
serta kerusakan pantai lainnya khususnya bagi masyarakat yang tinggal di area sekitar pantai atau
pesisir tanah air kita ini. Bayangkan jika tidak ada pelindung pantai, kemudian erosi dan abrasi
terjadi terus menerus, bisa habis pulau kita dalam beberapa Tahun kedepan. Untuk itu, sekarang
saya akan menjelaskan sedikitnya mengenai pantai dan bangunan pelundung pantai. Selamat
membaca!

A. Definisi Pantai
Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa Indonesia sering rancu pemakaiannya, yaitu pesisir
(coast) dan pantai (shore). Pesisir adalah daerah darat tepi laut yang mendapat pengaruh laut
seperti pasang surut, angin laut. Sedangkan pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengharui
oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas
dan di bawah permukaan daratan dimulai batas garis pasang tertinggi. Daerah lautan adalah daerah
yang teletak di atas dan di bawah permukaan laut di mulai dari sisi laut pada garis terendah,
termasuk dasar laut dan bagian bumi di bawahnya.

Kerusakan Pantai
Permasalahan pantai ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Erosi
Erosi partai adalaha proses mundurnya pantai dari kedudukan semula yang antara lain disebabkan
oleh tidak adanya keseimbangan antara pasokan dan kapasitas angkutan sedimen. Perubahan
morfologi pantai jenis ini biasa terjadi pada pantai landai (berpasir, atau berlumpur). Erosi pantai
ini menyebabkan mundurnya garis pantai dan merusak berbagai fasilitas yang ada di daerah
tersebut.

b. Abrasi
Abrasi adalah proses erosi diikuti longsoran (runtuhan) pada material yang masih pada tebing
pantai antara lain tebing pantai dari batu, cadas atau karang. Abrasi antara lain disebabkan oleh
daya tahan material yang menyusut karena cuaca (pelapukan) dan selanjutnya daya tahan tersebut
dilampaui oleh kekuatan hidrolik (arus dan gelombang).

c. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses terjadinya pengendapan sedimen di muara sungai dan pelabuhan terdiri
atas : proses penutupan muara dan proses pendangkalan pada muara sungai. Penutupan muara
sungai terjadi tepat di mulut sungai pada pantai berpasir atau berlumpur, yaitu dengan terjadinya
formasi ambang (bar) di muara. Proses ini biasanya disebabkan oleh debit sungai kecil, terutama di
musim kemarau, sehingga tidak mampu membilas sedimen. Pendangkalan muara sungai dapat terjadi
mulai dari muara ke hilir sampai pada suatu lokasi di sungai dimana pengaruh instrusi air laut
(pasang surut dan kegaraman) masih ada. Sedimentasi ini dapat menyebabkan pendangkalan muara
sungai, terjadinya daerah genangan, dan pada beberapa kasus timbul konflik kepemilikan lahan
timbul tersebut.

d. Intrusi Air Asin


Intrusi Air Asin adalah masuknya air asin kearah darat. Instrusi air asin dapat melalui sungai atau
saluran. Intrusi air asin melalui sungai ini antara lain disebabkan oleh debit sungai atau saluran
yang kecil yang umumnya terjadi pada musim kemarau. Sedangkan intrusi air asin ke air tanah,
disebabkan pengambilan air tanah dilakukan secara besar-besaran melebihi potensi air tanah
dilakukan secara besar-besaran melebihi potensi air tanah yang tersedia.

e. Pencemaran lingkungan oleh limbah


Pencemaran lingkungan oleh limbah yang berasal dari daerah pemukiman/perkotaan ataupun dari
kawasan industry. Pencemaran laut khususnya perairan pantai terjadi bila air laut tidak mampu lagi
membersihkan dirinya sendiri dari bahan pencemar yang masuk. Adanya bahan pencemar yang
berasal dari kegiatan yang dilakukan di perairan laut sendiri, limbah tambak dan limbah pestisida.
Sedangkan pencemaran dari kegiatan di laut antara lain berasal dari pemboran minyak, tumpahan
minyak dan limbah dari kapal-kapal.

f. Kerusakan Hutan Bakau.


Hutan Bakau adalah hutan yang terdiri dari tumbuhan bakau yang umumnya tumbuh pada pantai-
pantai berlumpur. Hutan bakau berfungsi sebagai tempat hidupnya biota laut, tempat pemijahan
ikan-ikan kecil. Selain itu hutan bakau juga berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap adanya
bahaya gelombang badai (tsunami). Kerusakan pada hutan bakau antara lain akibat adanya
gangguan manusia dengan kegiatan penebangan pohon bakau, akibat penurunan tanah dasar pantai
dan akibat pencemaran laut.

g. Kerusakan Terumbu Karang.


Terumbu karang pada umumnya hidup pada perairan yang jernih dengan salinitas yang cukup
tinggi. Dengan demikian karang tidak dapat hidup disekitar muara sungai yang keruh dan salinitas
yang dipengaruhi oleh air tawar dari sungai. Kerusakan karang pantai antara lain akibat adanya
pencemaran air laut (air laut tidak jernih lagi) dan gangguan langsung dari manusia akibat
penggalian-penggalian karang yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan.

h. Pemukiman kumuh yang tumbuh dan berkembang di daerah pantai.


Adanya pemukiman kumuh yang berkembang di sekitar bantaran pantai menyebabkan
tejadinya kerusakan pantai serta mengurangi keindahan dan fungsi pantai.

i. Pemanfaatan sumber daya pantai yang berlebihan


Pemanfaatan sumber daya pantai yang berlebihan dan masalah lain yang berpangkal dari belum
adanya peraturan dan undang-undang yang mengatur masalah pantai secara nasional.
Gaya-gaya penyebab kerusakan Pantai
Gaya-gaya yang menyebabkan terjadinya erosi/kerusakan pantai berasal dari :

1. Gelombang
Gelombang merupakan faktor paling dominan dalam proses pantai. Gerakan osilasi partikel air
berperan penting dalam transportasi sedimen pantai. Di zona pecah gelombang proses-proses pantai
sangat dominan dan gelombang di zona ini menimbulkan arus sejajar pantai serta arus sirkulasi yang
sangat berperan dalam perubahan garis pantai. Gelombang juga merupakan faktor utama penggerus
pantai bagian belakang.

2. Arus yang terbentuk dan dibangkitkan oleh gelombang panjang.


Periode gelombang ini relative panjang (beberapa menit hingga beberapa jam) sehingga arus yang
timbul cukup signifikan dalam angkutan sedimen pantai.

3. Arus pasang surut


Selain arus oleh ombak dan gelombang panjang, arus pasang surut juga sangat berperan dalam
proses pantai.

Selain gaya luar yang melakukan proses transport sedimen tersebut di atas, faktor-faktor lain yang
sangat berperan dalam proses pantai adalah proses pelapukan (baik karena cuaca/klimatologi
maupun vegetasi) serta keadaan geologi seperti morfologi dan struktur bantuan, laju pelapukan,
derajat sedimentasi, dan sebagainya.

Selain sebab alami pada daerah pantai yang dikembangkan seringkali sebab erosi pantai adalah
sebab buatan, dimana faktor manusia lebih dominan. Sebab buatan antara lain karena :

 Pengaruh adanya bangunan pantai yang menjorok ke laut,


 Penambahan material pantai dan sungai
 Pemindahan muara sungai
 Pencemaran perairan pantai (dapat mematikan karang, hutan)
 Pengaruh pembuatan waduk di hulu (angkutan sedimen berkurang)
Pada umumnya sebab-sebab kerusakan pantai merupakan gabungan dari beberapa faktor diatas.
Agar penanganan masalah erosi pantai dapat dilakukan dengan baik, maka sebab-sebab tersebut
harus diketahui secara lengkap.

B. Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda di langit,
terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Bumi berotasi sendiri dalam mengelilingi
matahari dalam waktu 24 jam, sedangkan bulan berotasi sendiri dalam mengelilingi bumi pada saat
yang bersamaan dalam waktu 24 jam 50 menit.selisih 50 menit ini menyebabkan besar gaya tarik
bulan bergeser terlambat 50 menit dari tinggi air yang ditimbulkan oleh gaya tarik matahari.
Elevasi Muka Air
Pengetahuan pasang surut adalah penting di dalam perencanaan bangunan pantai dan pelabuhan.
Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah (Surut ) sangat penting untuk merencanakan
bangunan-bangunan pantai dan pelabuhan.

Beberapa definisi elevasi muka air


Mengingat elevasi muka air laut selalu berubah setiap saat, maka diperlukan suatu elevasi
yang ditetapkan berdasar data pasang surut, yang dapat digunakan sebagai pedoman di dalam
perencanaan bangunan pantai dan pelabuhan. Beberapa elevasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tebel 2.1. Elevasi Muka Air

Elevasi Muka Air Keterangan

Highest Water Level (HWL) Air tertingi pada saat pasang surut purnama atau
bulan mati.

High Water Level (HWL) Rata-rata muka air tinggi saat purnama

Mean High Water Level Rata-rata dari muka air tinggi selama periode
(MHWL) selama periode 19 tahun

Mean Sea Level (MSL) Muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan
muka air rendah rerata

Mean Low Water Level (MLWL) Rerata dari muka air rendah selama 19 tahun

Low Water Level (LWL) Rata-rata muka air rendah saat purnama

Lowest Low Water Air terendah pada saat pasang surut purnama atau
Level (LLWL) bulan mati

C. Bangunan Pelindung Pantai


Bangunan pelindung pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap
kerusakan karena serangan gelombang dan arus, ada beberapa cara yang
digunakan untuk melindungi pantai, yaitu :
 Memperkuat/melindungi pantai agar mampu menahan serangan gelombang
 Mengubah laju transport sedimen sepanjang pantai,
 Mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai
 Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara
lain.
 Meninggikan muka tanah pantai
 Mengadakan penghijauan pada daerah pantai
 Penerapan Produk Hukum
Sesuai dengan fungsinya seperti tersebut di atas, bangunan pantai dapat
diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu :

1. Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar dengan garis pantai.


a. Seawall/Revetment/Talud
Seawall adalah struktur yang lebih masif karena resistensinya terhadap
seluruh gaya lingkungan yang ada termasuk gaya gelombang. Revetment yang
dibangun pada garis pantai atau di daratan yang digunakan untuk melindungi
pantai langsung dari serangan gelombang. Daerah yang dilindungi tepat
dibelakang bangunan. Penggunaan seawall dimaksud untuk memperkuat tepi
pantai agar tidak terjadi pengikisan pantai akibat gempuran gelombang.
Tetapi bila dinding penahan tidak direncanakan dengan baik, dapat
mengakibatkan kerusakan yang terjadi berlangsung relative cepat. Karena itu
pada bagian asar perlu dirancang suatu struktur pelindung erosi yang cukup
baik. Dibawah ini ada beberapa gambar tipe Revetment.
Gambar 2.1. Beberapa Bentuk Seawall/revetment/Talud Pantai

Gambar 2.2. Beberapa Bentuk Seawall/revetment/Talud Pantai


2. Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan sambung ke pantai
a. Groin
Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya di buat tegak lurus garis pantai, dan
berfungsi untuk menahan trasnpor sediment sepanjang pantai, sehingga bisa
mengurangi/menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan ini juga bisa digunakan untuk menahan
masuknya transport sediment sepanjang pantai ke pelabuhan atau muara sungai.

Gambar 2.3. Groin tunggal dan perubahan garis pantai yang ditimbulkan

b. Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisi muara suangai yang
berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Pada penggunaan muara
sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan di muara dapat menganggu lalui lintas kapal. Untuk
keperluan tersebut jetty harus panjang sampai ujungnya berada diluar gelombang pecah. Dengan
jetty panjang transpor sedimen sepanjang pantai dapat bertahan, dan pada alur pelayaran kondisi
gelombang tidak pecah sehingga memuungkinkan kapal masuk ke muara sungai.
Gambar 2.4. Beberapa tipe jetty

3. konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar dengan garis pantai.
a. Pemecah gelombang ( Breakwater )
Pemecah gelombang adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu
dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk melindungi pantai yang terletak di belakang dair
serangan gelombang tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecahan gelombang lapas
pantai dapat di buat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari
beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.

b. Penambahan Suplai Pasir di Pantai


Perlindungan erosi denghan suplai sedimen biasanya dilakukan pada pantai berpasir. Penambahan
suplai dapat dilakukan dengan ”beach Nourisment” yaitu dengan menambahkan suplai sedimen dari
darat atau dari tempat lain pada tempat potensial akan tererosi. Penambahan dan pemberian pasir
ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan dari laut maupun dari darat, tergantuk ketersediaan
material dan kemudahan transportasi. Cara ini sesungguhnya merupakan cara yang cukup baik dan
tidak memberikan dampak negatif pada daerah lain namun perlu dilakukan secara kontinyu (terus-
menerus).

4. Macam-macam Dinding Penahan Tanah


Macam-macam dinding digolongkan menurut bahan yang digunakan untuk bentuk bangunannya.

1. Dinding Penahan Tanah Pasang Batu


Dinding penahan tanah type ini digunakan terutama untuk mencegah terjadinya keruntuhan tanah,
dan lebih lanjut lagi digunakan apabila tanah asli dibelakang dinding dan tekanan tanah dianggap
kecil.

Dinding penahan ini digunakan luas sebagai dinding penahan tanah rendah karena biaya
pekerjaannya rendah dan pelaksanaan pekerjaannya mudah dilakukan, beberapa type dinding
penahan dengan pasangan batu :

 Dinding penahan type gravitasi.


Dinding penahan tytpe ini memperoleh ketahanan terhadap tekanan tanah dengan beratnya sendiri.
Karena bentuknya yang sederhana dan pelaksanaan yang mudah, jenis ini sering digunakan apabila
dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak terlalu tinggi atau tanah pondasi yang cukup baik.

 Dinding penahan type semi gravitasi


Sama halnya dengan type gravitasi yaitu dengan mendapatkan kemantapan dengan beratnya sendiri
tetapi dalam jenis ini batang tulangan disuusun karena adanya tegangan tarik pada dinding dan ini
digunakan seperi type gravitasi yang besar dan kebutuhannya sesuai dengan yang diperlukan.

 Dinding penahan type sandaran.


Type sandaran juga termasuk dalam kategori dinding penahan type gravitasi tetapi cukup berbeda
dalam fungsinya. Dinding penahan dengan sandaran berbeda dalam kondisi kemantapan dan
direncanakan supaya keseimbangan tetap terjaga dengan keseimbangan berat sendiri badan dinding
dan tekanan tanah pada permukaan bagian belakang atau dengan kata lain dengan dorongan dari
kedua gaya tersebut. Akibatnya adalah jika tanah bagian belakang hilang maka akan mengakibatkan
dinding tersebut terguling. Karena alasan tersebut maka volume beton harus sedikit dan akibatnya
dinding menjadi ekonomis dan dapat dipakai dalam jangkauan yang luas, tetapi tidak dapat
digunakan apabila tanah pondasi ada dalam bahaya penurunan type ini adalah memerlukan ruang
yang sedikit sehingga dalam pelaksanaanya tidak mengganggu lalulintas.

2. Dinding penahan beton kantilever


Dinding penahan beton kantilever tersusun dari suatu dinding beton memanjang dan suatu pelat
lantai masing-masing berlaku sebagai balok kantilever dan kemantapan dinding didapat dari berat
badannya sendiri dan berat tanah diatas tumit pelat lantai. Dinding penahan jenis ini
relatif ekonomis dan juga mudah dilaksanakannya, maka dapat digunakan dalam jangkauan yang
cukup luas.
Gambar 2.5. Macam-macam Dinding Penahan Tanah

Kriteria Dasar Dalam Perencanaan.


Dalam perencanaan dimensi suatu dinding penahan tanah tanah ada beberapa hal yang sangat
mendasar yang harus diperhatikan :

1. Beban yang dipakai untuk perencanaan.


Beban yang terutama dipakai dalam perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Berat sendiri dinding penahan. Berat sendiri dinding yang digunakan dalam perhitungan stabilitas
adalah berat dinding penahan itu sendiri dan berat tanah dibelakang dinding penahan tersebut.

b. Tekanan tanah. Tekanan tanah ditentukan sesuai yang telah diuraikan sebelumnya.

c. Beban lain. Beban lainnya seperi jalan dan tekanan air bila di sebutkan.

2. Perhitungan Kestabilan Dinding Penahan Tanah :


a. Kestabilan terhadap guling (SF)

Sturktur tembol laut atau dinding penahan tanah harus stabilitas terhadap penggulingan, dimana
sebuah struktur tembok laut harus stabil (tidak terguling) dalam menahan tekanan tanah aktif (Pa)

b. Kestabilan terhadap geser.

Sebuah struktur tembok laut/dinding penahan tanah tidak boleh bergeser dari posisi semula akibat
dorongan tanah aktif. Pada perencanaan ini, stabilitas struktur tembok laut / dinding penahan tanah
terhadap pergeseran (displacement)

Oke sobat, saya rasa demikian pembahasan saya mengenai PERENCANAAN BANGUNAN
PELINDUNG PANTAI DARI KERUSAKAN. Semoga bermanfaat. Silahkan kunjungi artikel-artikel
yang lainnya di blog ini. Terimakasih.
Bangunan Pengaman Pantai Di Indonesia
BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

Berdasarkan bentuknya, bangunan pengaman pantai dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


 Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar dengan garis pantai, misalnya
dinding pengaman pantai
 Konstruksi yang dibangun tegak lurus dan sambung ke pantai, misalnya krib, jetty
dan pemcah gelombang sambung pantai
 Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan sejajar dengan garis pantai.

1. Dinding Pengaman Pantai


Dinding pengaman pantai adalah bangunan pantai yang dibangun sejajar dengan garis
pantai yang memisahkan darat dengan laut, untuk melindungi daratan terhadap abrasi
akibat hantaman gelombang. Dinding pengaman pantai secara konvensional dapat berupa
susunan gabion, turap, revetmen batu ataupun dari kayu.
2. Krib
Krib atau groin adalah bangunan pengaman pantai yang berfungsi untuk menangkap
transport sedimen sepanjang pantai sehingga melindungi pantai dari erosi atau mencegah
transpor sedimen sepanjang pantai di suatu tempat. Konstruksi krib dapat berupa bangunan
yang terbuat dari turap kayu, gabion atau secara umum menggunakan batu. Berdasarkan
bentuknya dapat dibedakan menjadi : tipe lurus, tipe T dan tipe L.

3. Pemecah Gelombang Lepas Pantai


Bangunan ini dibuat sejajar dengan garis pantai dan berada pada jarak tertentu, fungsinya
adalah untuk melindungi pantai dari hantaman gelombang. Bangunan ini akan
mempengaruhi bentuk akhir garis pantai dibelakangnya, yaitu apabila panjang pemecah
gelombang relatif lebih kecil dari jarak bangunan ke garis pantai maka akan terbentuk
tonjolan daratan dari garis pantai ke arah laut (cuspate), namun apabila panjang bangunan
lebih panjang maka akan terbentuk daratan yang menghubungkan garis pantai terhadap
pemecah gelombang.
4. Jetty
Jetty adalah bangunan pengaman pantai yang berbentuk lurus ke arah laut dan berada
pada kedua sisi dari sisi sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh
endapan sungai.

Anda mungkin juga menyukai