Oleh:
Zufita Khairani
26020215130069
Oseanografi- B
Dosen:
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
DEFINISI
Pantai adalah jalur yang merupakan batas antara darat dan laut, diukur pada saat
pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi oleh fisik laut dan sosial ekonomi bahari,
sedangkan ke arah darat dibatasi oleh proses alami dan kegiatan manusia di lingkungan darat
(Triatmodjo, 1999, hal. 1). Sedangkan daerah lautan adalah daerah yang terletak diatas dan
dibawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut
dan bagian bumi dibawahnya (Triadmodjo, 1999 dalam Wibowo, 2012).
Pantai merupakan gambaran nyata interaksi dinamis antara air, gelombang dan
material (tanah). Angin dan air bergerak membawa material tanah dari satu tempat ke tempat
lain, mengikis tanah dan kemudian mengendapkannya lagi di daerah lain secara terus-
menerus. Dengan kejadian ini menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai. Dalam kondisi
normal, pantai selalu bisa menahan gelombang dan mempunyai pertahanan alami (sand dune,
hutan bakau, terumbu karang) untuk melindungi diri dari serangan arus dan gelombang.
1. Zona Pesisir
Wilayah pesisir pantai adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Pantai memiliki
berbagai bentuk lahan di dalamnya, namun tidak selalu sama di setiap wilayah, tergantung dari
faktor – faktor yang terdapat di wilayah tersebut yang berperan dalam pembentukannya
(Rishartati, 2008). Kawasan pesisir yaitu suatu jalur saling pengaruh antara darat dan laut,
yang memiliki ciri geosfer yang khusus, ke arah darat dibatasi oleh pengaruh sifat fisik laut
dan sosial ekonomi bahari, sedangkan arah ke laut dibatasi oleh proses alami serta akibat
kegiatan manusia terhadap lingkungan di darat (Bakosurtanal, 1990 dalam Salim et al. 2011).
Batas wilayah pesisir arah ke daratan tersebut ditentukan oleh :
• Pengaruh sifat fisik air laut yang ditentukan berdasarkan seberapa jauh pengaruh pasang air
laut, seberapa flora yang suka akan air akibat pasang tumbuh (water loving vegetation) dan
seberapa jauh pengaruh air laut kedalam air tanah tawar.
• Pengaruh kegiatan bahari (sosial), seberapa jauh konsentrasi ekonomi bahari (desa nelayan)
sampai ke darat.
Gambar. Definisi Pantai (wilayah pesisir) untuk keperluan pengelolaan pantai (Yuwono 2005)
Daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu :
1. Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan
selalu dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang turun.
2. Shore line (garis pantai), jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan
batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa dicapai.
3. Coast (pantai), daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh air
laut.
Jenis-jenis atau tipe pantai berpengaruh pada kemudahan terjadinya erosi pantai.
Berikut adalah penggolongan pantai di Indonesia berdasarkan tipe-tipe paparan (shelf)
dan perairan:
1. Pantai Paparan Pantai paparan merupakan pantai dengan proses pengendapan yang lebih
dominan dibanding proses erosi/abrasi. Pantai paparan umumnya terdapat di Pantai Utara
Jawa, Pantai Timur Sumatera, Pantai Timur dan Selatan Kalimantan dan Pantai Selatan
Papua, dan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Muara sungai memiliki delta, airnya keruh mengandung lumpur dan terdapat proses
sedimentasi.
Pantainya landai dengan perubahan kemiringan ke arah laut bersifat gradual dan
teratur.
Daratan pantainya dapat lebih dari 20 km.
2. Pantai Samudra Pantai samudra merupakan pantai dimana proses erosi lebih dominan
dibanding proses sedimentasi. Terdapat di Pantai Selatan Jawa, Pantai Barat Sumatera,
Pantai Utara dan Timur Sulawesi serta Pantai Utara Papua, dan mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
Muara sungai berada dalam teluk, delta tidak berkembang baik dan airnya jernih.
Batas antara daratan pantai dan garis pantai (yang umumnya lurus) sempit.
Kedalaman pantai ke arah laut berubah tiba-tiba (curam).
3. Pantai Pulau Pantai pulau merupakan pantai yang mengelilingi pulau kecil. Pantai ini
dibentuk oleh endapan sungai, batu gamping, endapan gunung berapi atau endapan
lainnya. Pantai pulau umumnya terdapat di Kepulauan Riau, Kepulauan Seribu, dan
Kepulauan Nias.
Di surf zone atau daerah antara garis pantai sampai gelombang pecah terjadi interaksi
dinamis antara gelombang pecah dan arus atau air dan material sedimen. Air yang bergerak
membawa material dari tempat satu ke tempat lain mengikis sedimen dan kemudian
mengendapkannya di suatu tempat lain akan emnimbulkan perubahan garis pantai. Pantai
selalu menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian sehingga mampu menghancurkan energi
gelombang yang datang. Penyesuaian bentuk tersebut merupakan tanggapan pantai dinamis
alami pantai terhadap laut (Triatmodjo, 1999
2. Beach, yaitu pantai yang tersusun oleh material lepas. Pantai tipe ini dapat dibedakan
menjadi:
a. Sandy beach (pantai pasir), yaitu bila pantai tersusun oleh endapan pasir.
b. Gravely beach (pantai gravel, pantai berbatu), yaitu bila pantai tersusun oleh gravel
atau batuan lepas. Seperti pantai kerakal.
3. Pantai bervegetasi, yaitu pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Di daerah tropis,
vegetasi pantai yang dijumpai tumbuh di sepanjang garis pantai adalah mangrove,
sehingga dapat disebut Pantai Mangrove.
Bila tipe-tipe pantai di atas kita lihat dari sudut pandang proses yang bekerja
membentuknya, maka pantai dapat dibedakan menjadi:
1. Pantai hasil proses erosi, yaitu pantai yang terbentuk terutama melalui proses erosi yang
bekerja di pantai. Termasuk dalam kategori ini adalah pantai batu (rocky shore).
2. Pantai hasil proses sedimentasi, yaitu pantai yang terbentuk terutama kerena prose
sedimentasi yang bekerja di pantai. Termasuk kategori ini adalah beach. Baik sandy
beach maupun gravely beach.
3. Pantai hasil aktifitas organisme, yaitu pantai yang terbentuk karena aktifitas organisme
tumbuhan yang tumbuh di pantai. Termasuk kategori ini adalah pantai mangrove.
Kemudian, bila dilihat dari sudut morfologinya, pantai dapat dibedakan menjadi:
1. Pantai bertebing (cliffed coast), yaitu pantai yang memiliki tebing vertikal. Keberadaan
tebing ini menunjukkan bahwa pantai dalam kondisi erosional. Tebing yang terbentuk
dapat berupa tebing pada batuan induk, maupun endapan pasir.
Sedimen pantai adalah material sedimen yang diendapkan di pantai. Berdasarkan ukuran
butirnya, sedimen pantai dapat berkisar dari sedimen berukuran butir lempung sampai gravel.
Kemudian, berdasarkan pada tipe sedimennya, pantai dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Pantai gravel, bila pantai tersusun oleh endapan sedimen berukuran gravel (diameter butir
> 2 mm).
2. Pantai pasir, bila pantai tersusun oleh endapan sedimen berukuran pasir (0,5 – 2 mm).
3. Pantai lumpur, bila pantai tersusun oleh endapan lumpur (material berukuran lempung
sampai lanau, diameter < 0,5 mm).
Klasifikasi tipe-tipe pantai berdasarkan pada sedimen penyusunnya itu juga
mencerminkan tingkat energi (gelombang dan atau arus) yang ada di lingkungan pantai
tersebut. Pantai gravel mencerminkan pantai dengan energi tinggi, sedang pantai lumpur
mencerminkan lingkungan berenergi rendah atau sangat rendah. Pantai pasir menggambarkan
kondisi energi menengah. Di Pulau Jawa, pantai berenergi tinggi umumnya diojumpai di
kawasan pantai selatan yang menghadap ke Samudera Hindia, sedang pantai bernergi rendah
umumnya di kawasan pantai utara yang menghadap ke Laut Jawa.
Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan
terbentuknya pantai yang cembung ke luar;
Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow), yang menyebabkan terbentuknya
pantai yang cekung ke luar