Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pulau Bali adalah pulau dengan luas 5,682 kilometer persegi dengan tingkat
kepadatan penduduk yang relatif tinggi . Bali di kelilingi wilayah pesisir dengan
panjang 430 kilometer yang saat ini dalam kondisi yang kurang baik atau
mengalami kerusakan seperti mengalami erosi pantai. Beberapa pesisir pantai di
Bali telah mengalami erosi yang di perkirakan akibat efek pemanasan global yang
menyebabkan naik nya permukaan air laut dan membuat beberapa pantai
mengalami mundurnya garis pantai dari kedudukan nya semula yang di sebut
sebagai erosi. (walhi, 2007)
Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang
tertinggi dan air surut terendah (Bambang Triatmojo,1999). Garis pantai adalah
garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan
dapat berubah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi.
Perubahan garis pantai disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia. Faktor
alam diantaranya gelombang laut, arus laut, angin, sedimentasi sungai, kondisi
tumbuhan pantai serta aktivitas tektonik dan vulkanik. Sedangkan faktor manusia
antara lain pembangunan pelabuhan dan fasilitas-fasilitasnya (submerged
breakwater), pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi pantai, pertambakan,
perlindungan pantai serta reklamasi pantai.
Pantai di Bali merupakan salah satu tempat daya tarik yang sangat diminati
oleh wisatawan mancanegara dan domestik untuk olah raga air, mandi, berjemur
dan berekreasi disamping keunikan budaya dan keindahan alam yang lainnya.
Pantai merupakan kawasan yang sangat disucikan oleh umat Hindu karena banyak
terdapat tempat suci yang disakralkan serta merupakan tempat aktifitas keagamaan
mulai dari awal prosesi sampai dengan berakhirnya prosesi keagamaan. Menurut
(PU Balai Wilayah Sungai Bali-Penida). Panjang pantai pada daerah Kabupaten
Jembrana sepanjang 60 kilometer Dan yang tererosi adalah sepanjang 7,51
kilometer.
Pantai Baluk Rening merupakan salah satu wisata pantai yang berlokasi di
Desa Baluk, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. Pantai Baluk Rening
bertempat ke arah selatan dari 5 kilometer sebelah barat kota Negara, Jembrana-
Bali. Pantai Baluk Rening memiliki Panorama yang indah dengan latar belakang
pegunungan jawa timur, pasir hitam, dan air laut pantai Baluk Rening konon
mempunyai keunikan sendiri yang berkhasiat dapat menyembuhkan beberapa
penyakit. Pantai baluk rening di Kabupaten Jembrana sepanjang 10 kilometer,
pantai baluk rening tergerus erosi akibat gelombang di sepanjang pesisir pantai
berpasir hitam itu. Pantai di wilayah selatan Jembrana itu tercatat sepanjang 10
kilometer, dan kini pesisir pantai telah digerus erosi sepanjang 4,06 kilometer. Data
dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali menyebutkan Panjang pantai baluk
rening yang baru ditangani akibat erosi sepanjang 1,78 kilometer,
Naiknya air laut dan hempasan gelombang itulah yang membuat erosi di
Pantai Baluk Rening kian parah. Mengingat daerah pantai sangat penting dan
potensial sebagai sumber daya alam maka perlu di lakukan beberapa upaya untuk
mengatasi permasalahan tersebut seperti, perencanaan pemecah gelombang
(submerged breakwater) untuk menanggulangi erosi di pantai Baluk Rening,
Kabupaten Jembrana. Submerged Breakwater adalah bangunan pemecah
gelombang dimana seluruh strukturnya terendam atau berada dibawah permukaan
air. Selain menghindarkan pantai dari erosi akibat hempasan gelombang laut,
pengunaan submerged breakwater tidak menghalangi pemandangan sehingga tidak
mengurangi keindahan laut sehingga tetap bisa menjaga aspek aspek keindahan
pantai dan tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berlibur di Pantai Baluk
Rening.
Material yang di gunakan dalam perencanaan submerged breakwater ini
adalah tetrapod, tetrapod dipilih dalam perencanaan ini untuk mengurangi
perpindahan aliran air dengan membiarkan distribusi acak dari tetrapod untuk
saling interlock karena berat dan desain tetrapod, tetrapod dapat tetap stabil bahkan
di bawah kondisi cuaca yang paling ekstream. Tetrapod bekerja dengan cara
mengamburkan energi gelombang yang datang menuju pantai. Jadi bukan menahan
gaya gelombang yang datang. Energi yang datang dari gelombang lebih banyak
dihamburkan ke arah samping tetrapod sehingga mengurangi efek kerusakan pada
pantai akibat erosi.

1.2 Tujuan Perencanaan


1. Tujuan perencanaan ini adalah merencanakan bangunan pemecah gelombang
terendam (submerged breakwater) dengan bahan batu buatan (tetrapod) di
pantai Baluk Rening, Kabupaten Jembrana.
2. Untuk mengetahui rencana anggaran biaya (RAB).

1.3 Manfaat Perencanaan


1. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya perencanaan ini diharapkan menambah wawasan atau
pengetahuan tentang bagaimana cara merencanakan banguan pemecah
gelombang terendam (submerged breakwater).
2. Bagi Fakultas
Sebagai tambahan ilmu dalam pembelajaran khususnya dalam perencanaan
pemecah gelombang terendam (submerged breakwater).
3. Bagi Pemeritah
Dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan banguan pemecah
gelombang terendam (submerged breakwater) khususnya di wilayah pantai
Baluk Rening Kabupaten Jembrana.

1.4 Data Perencanaan


1. Data topografi dan bathimetri digunakan untuk mengetahui kedalaman dasar
laut.
2. Data angin digunakan untuk memprediksi tinggi dan arah gelombang rencana
untuk perancangan bangunan pantai. Data angin yang dipakai adalah dari 10
tahun terakhir
3. Data pasang surut digunakan untuk mengetahui muka air tertinggi , muka air
rata-rata, dan muka air terendah. Data pasang surut yang digunakan berdasarkan
data pasang surut di wilayah Pantai Baluk Rening.

1.5 Batasan Perencanaan

1. Data pengukuran dan hidro oceanografi hanya didasarkan pada data sekunder.
2. Tidak menganalisis perubahan garis pantai dan tombolo.
3. Tidak meninjau proses sedimentasi.

Anda mungkin juga menyukai