Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Bara Kumala Sakti Tbk (“BKS”) adalah perusahaan induk (owner) di bidang yang
berdiri pada tahun 2011. PT. Bara Kumala Sakti merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang pertambangan batubara yang terletak di Desa Jembayan, Kecamatan Loa
Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Metode penambangan
yang dilakukan adalah tambang terbuka. Tahapan utama yang dilakukan terdiri dari
pembersihan lahan, pengupasan lapisan tanah penutup, pemuatan dan pengangkutan
dari lokasi tambang ke stock pile.

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Perseroan didukung armada alat berat dan
kendaraan pendukung yang lengkap seperti excavator, dump truck, bulldozer, loader
dedan dari berbagai merek terkenal, seperti Hitachi, Komatsu, Caterpillar, Hino, Volvo
dan lain-lain.

PT. Alam Jaya Pratama menjadi pemegang saham mayoritas bersama pemegang saham
lainnya dari project pertambangan PT. Bara Kumala Sakti. Dan antara lain nama
pemegang saham ialah H. Masdari, Fitri Junaidi, Hermanto Cigot, SE.

Sampai akhir tahun 2027, Perseroan masih menangani proyek pertambangan batubara di
Loa Kulu dan Loa Janan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi :

Menjadi perusahaan regional pilihan dalam penyedia layanan pertambangan


yang terintegrasi

4
Misi:

• Menciptakan pengetahuan manajemen yang baik dan biaya operasional yang


efektif.
• Memberikan nilai maksimum ke seluruh stakeholders dan terus tumbuh secara
berkesinambungan.
• Menyediakan pelayanan berkualitas tinggi kepada para stakeholders melalui
best practices dengan komitmen yang tinggi.
• dalam hal Health, Safety and Environment serta tanggung jawab sosial
Perusahaan yang tinggi.

2.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah Perusahaan

Secara administrative lokasi kerja PT. Bara Kumala Sakti terletak di desa Jembayan,
Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Lokasi kerja PT. Bara Kumala Sakti berada sekitar 28 KM di sebelah selatan Desa
Jembayan , Lokasi PT. Bara Kumala Sakti dapat ditempuh dari bandara Sepinggan
Balikpapan – Kota Samarinda ± 180 Menit, serta melalui jalur darat dari Kota
Samarinda dapat di tempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat ± 50 Menit.

5
Sumber : website www.ptdh.co.id

Gambar 2.1. Area Kuasa Penambangan PT. Bara Kumala Sakti Tbk

2.4 Keadaan Lingkungan

Topografi daerah penyelidikan merupakan perbukitan bergelombang dengan pola aliran


sungai sub-dentritik, yang mengalir dengan pola seperti cabang pohon. Pola aliran ini
dapat memotong, sejajar dengan strike (jurus perlapisan), dengan aliran menuju dataran
rendah (sebagian rawa-rawa) antar perbukitan atau alur. Daerah penyelidikan sebagian
besar masih merupakan semak belukar atau hutan sekunder yang tumbuh di perbukitan
dan dataran.

2.5 Sosial dan Kependudukan

Pemukiman penduduk yang berada pada daerah penyelidikan, umumnya menempati


daerah Timur dan Utara dari daerah penyelidikan yaitu Desa Jembayan. Sebagian besar
penduduk merupakan masyarakat asli dan memeluk agama Islam dan sebagian kecil
lainnya beragama lain. Tingkat ketaatan agama cukup baik, hal ini dapat dilihat dengan
adanya beberapa sarana untuk beribadah terutama masjid.

2.6 Flora dan Fauna

Flora yang ada di daerah penyelidikan berupa semak belukar berbagai jenis dan hutan
sekunder, dan terkadang masih ada beberapa pohon besar, seperti ulin, meranti, kapur
dan lain-lain. Fauna yang banyak terdapat di daerah penyelidikan adalah hewan darat
liar seperti babi, payau, ular, biawak, dan lain-lain. Sedangkan hewan peliharaan berupa
ayam, kambing, kucing, anjing dan lain-lain.

2.7 Tata Guna Lahan

Tata guna lahan sebagian besar masih merupakan semak belukar dan hutan sekunder
yang tumbuh di perbukitan. Sebagian kecil lahan digunakan sebagai area pertanian atau

6
perkebunan dan lain-lain. Status lahan berdasarkan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Propinsi Kalimantan Timur Tahun 1998 pada daerah penyelidikan berupa
Kawasan Budi Daya Non Kehutanan (KBNK).
2.8 Iklim dan Cuaca

Iklim merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil produksi.Dalam hal
ini cuaca sangat berpengaruh terhadap aktifitas selama penambangan, karena sistem
penambangan yang digunakan adalah sistem tambang terbuka, dimana kondisi kerja
berhubungan langsung dengan udara luar, sehingga dengan demikian iklim sangat
berpengaruh terhadap aktifitas pekerjaan baik terhadap peralatan ataupun operator.

Iklim daerah Jembayan termasuk daerah tropis berkisar antara 300 sampai dengan 340
dan dipengaruhi iklim pancaroba dimana musim kemarau dan musim hujan tidak
dipengaruhi waktunya serta berdaerah pantai yang panas dengan kelembaban yang
cukup tinggi serta memiliki iklim dengan curah hujan yang relatif tinggi. Data curah
hujan bervariasi dari 1.150 sampai 3.500 mm/tahun , dengan intensitas tertinggi
biasanya terjadi pada bulan November-Desember, sedangkan terendah pada bulan Juli
sampai Agustus.

2.9 Geomorfologi

Worcester (1939) di dalam buku Djauhary Noor (2009), mendefinisikan geomorfologi


sebagai diskripsi dan tafsiran dari bentuk roman muka bumi. DefenisiWorcester ini
lebih luas dari sekedar ilmu pengetahuan tentang bentang alam (thescience of
landforms), sebab termasuk pembahasan tentang kejadian bumi secara umum, seperti
pembentukan cekungan lautan (ocean basin) dan paparan benua (continental platform),
serta bentuk-bentuk struktur yang lebih kecil dari yang disebut diatas, seperti plain,
plateau, mountain, dan sebagainya.

Secara geografis lokasi PT. Bara Kumala Sakti merupakan bukit-bukit kecil yang

7
bergelombang dari barat ke timur dan sebagian merupakan rawa-rawa. Morfologi
daerah ini berupa perbukitan bergelombang dengan tersebar ke arah pola kipas ke timur
kampung sekurau . Daerah praktek kerja lapangan ini mempunyai ketinggian antara 70
sampai 190 meter di atas permukaan laut. Dimana lapisan penutup terdiri dari tanah
humus, batu pasir, dan batu lanau.

2.10 Geologi Regional

Sedimen Tersier yang diendapkan di Cekungan Kutai di bagian timur sangat tebal
dengan fasies pengendapan yang berbeda dan memperlihatkan siklus genang-susut laut.
Urutan trangresif ditemukan sepanjang daerah tepi cukungan berupa lapisan klastik
yang berbutir kasar, juga di pantai hingga makin dangkal. Pengendapan pada
lingkungan laut terus berlangsung hingga Oligosen dan menandakan periode genang
laut maksimum. Secara umum dijumpai lapisan turbidit berselingan dengan serpih laut
dalam, sedangkan batu gamping terumbu ditemukan secara lokal dalam Formasi Antan.
Urutan regresif di Cekungan Kutai mencakup lapisan klastik delta hingga paralik yang
banyak mengandung lapisan-lapisan batubara dan limit. Siklus delta yang berumur
Miosen tengah berkembang secara cepat ke arah timur dan tenggara. Progradasi ke arah
timur dan tumbuhnya delta berlangsung terus sepanjang waktu diselingi oleh tahapan-
tahapan genang laut secara lokal. Pada peta geologi lembar Balikpapan endapan-
endapan delta yang mengandung batubara tersebut dikenali sebagai formasi tanjung,
formasi Karo, formasi warukin, formasi pulau balang, formasi Balikpapan dan formasi
kampung baru.

8
Gambar 2.2 Kolom Stratigrafi Regional Cekungan Kutai
Sumber : Mining And Geology Departement, PT. Bara Kumala Sakti

1. Formasi Kampung Baru (TPKB, Tertiary Pliocene Kampung Baru)


Batu pasir karsa dengan sisipan lempung, serpih, lanau dan limit yang lunak dan
mudah hancur. Batu pasir karsa, putih, setempat mengandung lapisan tipit oksidasi
besi, tuffan dan sisipan batu pasir konglomeratan atau konglomerat dengan
komponen karsa, kalsedon, serpih dan lempung. Umur miosen akhir sampai
pliosen, lingkungan pengendapan delta sampai laut dangkal, dengan tebal kurang
lebih 500 meter. Formasi ini terletak secara selaras terhadap Formasi Balikpapan.

2. Formasi Balikpapan (TMBP, Tertiary Miocene Balikpapan)


Perselingan batu pasir dan lempung dengan sisipamlanau, serpih, batu gamping

9
yang mengandung foraminifera kecil dan batubara. Tebal formasi ±800 meter,
berumur miosen tengah atas dan diendapkan dalam lingkungan litoral laut dangkal.
Formasi ini menindih sejarah di atas Formasi Pualu Balang.

3. Formasi Pulau Balang (TMPB, Tertiary Miocene Pulau Balang)


Perselingan batu pasir kuarsa, batu pasir dan batu lempung dengan sisipan batubara.
Tebal formasi ±800 meter, berumur miosen tengah dan diendapkan dalam
lingkungan sublitoral dangkal.
4. Formasi Babuluh (TMB, Tertiary Miocene Babuluh)
Terdiri dari batu gamping terumbu dengan sisipan batu gamping pasiran dan serpih.
Serpih berwarna kelabu kecoklatan berselingan dengan batu pasir halus kelabu tua.
Setempat batu gampingmenghablur dan terkekarkan dengan bentuk tak beraturan.
Umur formasi ini adalah Miosen awal sampai Miosen tengah, dengan lingkungan
pengendapan laut dangkal dimana ketebalan formasi ini sekitar 200 meter.
5. Formasi Pamaluan (TMP, Tertiary Miocene Pamaluan)
Terdiri dari batu pasir kuarsa sebagai batuan utama, abu kehitaman cokelat, butir
halus sedang, karbonat dan gamping dengan sisipan batu lempung, serpih, batu
lanau dan lensa batu gamping. Daerah setempat juga dijumpai struktur sedimen
silang siur dan perlapisan sejajar. Umur formasi adalah miosen awal.

2.11 Keadaan Endapan Batubara

Daerah praktek kerja lapangan memiliki potensi cadangan batubara yang bernilai
ekonomis. Hal ini didasarkan dengan adanya singkapan batubara yang ditemukan di
lapangan serta di dukung oleh kondisi geologi daerah penyelidikan. Hasil pengamatan
dan pengukuran singkapan lapisan batubara yang terdapat di daerah praktek kerja
lapangan adalah menerus ke timur laut sampai barat daya dengan kemiringan lapisan
tenggara, dapat di perkirakan dari dua formasi batuan yang sama yaitu formasi
Balikpapan (utara) dan formasi kampung baru (selatan) dan merupakan struktur
homoklin. Berdasarkan hasil pemodelan stratigrafi di daerah konsesi PT. Bara Kumala
Sakti dapat di tarik korelasi seam sebanyak 5 seam batubara dengan ketebalan berkisar
1,56 sampai 11 meter.
10
2.12 Kegiatan Penambangan

PT. Bara Kumala Sakti Tbk, didirikan pada tahun 1991, telah berkembang dari sebuah
perusahaan kontraktor rakayasa untuk menjadi pertambangan terintegrasi dan
perusahaan jasa energy dengan pijakan yang solid dalam menguntungkan, kaya
sumberdaya sector industry energi di Indonesia. Pada tahun 2007 perseroan mengambil
ahli bisnis pemasaran batubara dan saat ini sedang dalam proses pembentukan usaha di
bidang energi yang berkaitan dengan batubara. Ini, bersama dengan keahlian,
sumberdaya manusia, model kerja dan armadal yang kuat, akan meningkatkan kekuatan
perseroan.
Adapun urutan kegiatan penambangan PT. Bara Kumala Sakti meliputi :
1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
2. Pengupasan tanah pucuk (Top Soil)
3. Pengupasan Tanah Penutup (Overburden Removal)
4. Pengambilan batubara ( Coal getting ) dan pengangkutan Batubara ke
stockpile (Coal Hauling)
5. Pembersihan Batubara( Coal Cleaning )
6. Reklamasi (Reclamation)

2.12.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Pembersihan Lahan adalah satu dari dampak lingkungan yang terbesar dari
penambangan. Kegiatan pembersihan lahan (Land Clearing) dilakukan untuk daerah
yang akan ditambang mulai dari semak belukar hingga pepohonan yang berukuran
besar. Untuk menebang pohon yang berukuran besar (>1 m) biasanya menggunakan
chainsaw lalu dilanjutkan dengan menggunakan bulldozer yang dilengkapi dengan
”ripper”/”dozer”.

2.12.2 Pengupasan atau Pemindahan Tanah Pucuk (Top Soil)


Tanah pucuk atau disebut juga “top soil” mempunyai ketebalan sekitar 50cm.
Pembongkarannya dilakukan oleh “Bulldozer” Komatsu. Pemuatannya menggunakan
“Loader” Alat angkut yang digunakan adalah “Dump Truck”. Pengupasan atau
11
pemindahan tanah pucuk dilakukan untuk memastikan kualitas dan menyimpan tanah
pucuk yang ada agar tidak rusak, sehingga dapat digunakan kembali pada saat kegiatan
reklamasi.

2.12.3 Pengupasan Tanah Penutup (Overburden Removal)


Dalam pengupasan tanah penutup, metode yang digunakan untuk pengupasan tanah
pucuk dipengaruhi oleh kondisi material batuan. Lapisan batuan yang tergolong lunak
dan tidak terlalu kompak atau lapuk, dapat digunakan metode penggalian secara
langsung atau dengan digaru terlebih dahulu menggunakan bulldozer yang dilengkapi
pisau bajak (ripper blade). Untuk lapisan batuan yang tergolong sangat kompak dapat
digunakan metode peledakan untuk mengupas batuan penutup sebelum penggalian
dengan excavator.

2.12.4 Pengambilan Batubara (Coal Getting) dan Pengangkutan Batubara ke


Stockpile (Coal Hauling)
Setelah selesai membuka lapisan tanah penutup maka batubara diambil dengan
menggunakan beggu atau escavator dan jika lapisan batubara tersebut keras maka
dilakukan peledakan dan kemudian diangkut dengan dump truck dan sampel batubara
diambil oleh departemen geologi untuk di uji kualitas batubaranya selanjutnya
pengangkutan dengan menggunakan Dolly untuk dibawa ke Pelabuhan Lubuk Tutung
untuk diangkut kedalam kapal.

2.12.5 Pembersihan Batubara (Coal Cleaning)


Dalam conveyor batubara di crusher atau di hancurkan dan dibersihkan dengan cara
penyiraman untuk menghilangkan debu – debu di batu bara tersebut.

2.12.6 Reklamasi (Reclamation)


Reklamasi adalah usaha untuk memperbaiki/memulihkan kembali lahan yang rusak
sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi secara optimal sesuai
dengan kemampuannya. (Rudi Sayoga Gautama, 2000)
12
PT. Bara Kumala Sakti Tbk dalam mereklamasi lahan bekas tambang yaitu
mengembangkan pedoman yang rinci untuk perencanaan dan pelaksanaan reklamasi
lahan bekas tambang. Pedoman yang terkait dengan rencana ini mencakup persiapan
daerah reklamasi dan disebut dengan Spesifikasi Rehabilitasi. Spesifikasi ini meliputi
standar penyelesaian bentuk penimbunan (dumping), drainase, pengelolaan tanah
penutup, kontrol erosi, dan desain penutupan untuk kontrol pengelolaan batuan asam
tambang, prosedur pembukaan lahan dan pengelolaan tanah, prosedur revegetasi dan
kriteria penyelesaian akhir dari suatu daerah yang telah di reklamasi. Reklamasi
dilaksanakan untuk menstabilkan kawasan yang terganggu oleh penambangan dan
untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi lahan yang produktif secara ekonomis
maupun ekologis di masa depan. Untuk itu telah dikembangkan prosedur yang
mencakup bidang-bidang khusus tersebut seperti di bawah ini:
a. pencegahan pembentukan air asam tambang
b. pembentukan permukaan timbunan yang stabil dengan lereng yang tidak
terlalu curam;
c. saluran pembuangan yang dirancang dan dibangun dengan benar;
d. penempatan tanah pucuk dan pemeliharaan reklamasi setelah penanaman.
e. pengelolaan keragaman hayati

Proses reklamasi dilakukan secara progresif, artinya proses reklamasi dilakukan


berbarengan dengan aktifitas produksi. Hal ini berarti bahwa tanggung jawab operator
penambangan mencakup penempatan timbunan batuan penutup yang dilakukan
sedemikian rupa untuk membantu tercapainya tujuan-tujuan ini. PT. Bara Kumala Sakti
Tbk juga mempunyai Excavator, Dump Truck, Bulldozer, Loader dan Grader untuk
kegiatan reklamasi. Jenis tanaman yang ditanam mengikuti prosedur penanaman,
dimana jenis tanaman adalah sebagai berikut:
1. Tanaman Penutup
Sebelum dilakukan penanaman pepohonan, maka dilakukan penebaran biji tanaman
penutup tanah (cover crop) yang terdiri dari jenis kacang-kacangan dan legum. Tujuan
adalah untuk mengurangi terjadinya erosi tanah permukaan serta memperbaiki kondisi
baik hara tanaman maupun sifat fisik tanah. Beberapa hal yang dilakukan terkait dengan
tanaman penutup tersebut adalah :
13
a. Penggunaan jenis biji tanaman pentutup tanah (cover crop) diatur dalam
Spesifikasi reklamasi dan pada dasarnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
b. Komposisi campuran biji tanaman penutup tanah telah ditetapkan melalui
suatu evaluasi hasil reklamasi.
c. Sebelum dilakukan penebaran campuran biji dilakukan penilaian kondisi
lahan.

2. Tanaman pioner/perintis lokal/buah-buahan


Hal ini dimaksud agar lahan yang telah terganggu cepat pulih dan terbentuk iklim mikro
dan mendukung pembentukan ekosistem hutan dalam jangka panjang ( nama – nama
tanaman terdapat dilampiran halaman 70 – 74 )

a. Kegiatan penanaman dilakukan dengan jarak tanam 3 x 6 m.


b. Perbandingan jumlah tanaman lokal dan non lokal dalam satu hektar

penanaman adalah 5:1. (setiap 5 tanaman pioneer non lokal terdapat1 tanaman lokal).
Hal teknis yang terkait dengan kegiatan di penanaman dijelaskan lebih lengkap pada
prosedur reklamasi dan prosedur penanaman kegiatan-kegiatan di penanaman.

3. Penanaman tanaman daur panjang (Dipterocarpaceae)


a. Pada setiap lokasi penanaman tanaman Dipterocarpaceae yang merupakan
famili dari tanaman Hutan Hujan Tropis Basah beserta tanaman lokal
lainnya dilakukan dengan jarak 10 x 10 m.
b. Spesies tanaman hutan hujan tropis dilakukan setelah terbentuk kanopi atau
naungan yang memadai. Hal ini ditentukan oleh hasil pemantauan
reklamasi.
c. Diperkirakan dalam waktu kurang lebih 3 tahun akan membentuk naungan
yang diperlukan/memadai bagi tumbuhnya tanaman lokal tersebut.
d. Penanaman jenis lokal disesuaikan dengan daftar tanaman yang ada di
database flora dan fauna, dan tercatat dengan baik dalam database
nursery.Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari program keragaman
hayati.

14
e. Penanaman jenis lokal disesuaikan dengan daftar tanaman yang ada di
database flora dan fauna, dengan demikian pemenuhan penanaman jenis
lokal dan endemik akan terus berlanjut dan tercatat dengan baik.

15

Anda mungkin juga menyukai