Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Karya Putra Borneo merupakan salah satu perusahaan nasional yang

telah mendapat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi dari Bupati Kutai

Kartanegara dengan IUP No. 540/136/IUP-OP/MB-PBAT/VIII/2011 tertanggal

12 Agustus 2011 dan berlaku selama 12 tahun kedepannya untuk luas wilayah 914

hektare. Secara Administrasi lokasi daerah penyelidikan tersebut termasuk Desa

Batuah Kabupaten Loajanan Kecamatan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Sejak mendapat kuasa pertambangan eksplorasi hingga saat ini, PT. Karya

Putra Borneo telah melaksanakan kegiatan penyelidikan dan eksplorasi detil

batubara secara intensif. Berdasarkan hasil kegiatan eksplorasi, maka PT. Karya

Putra Borneo sebagai pengelola daerah tersebut memang perlu untuk meneruskan

kegiatan selanjutnya yaitu kajian kelayakan tambang sebelum dilanjutkan ke tahap

eksploitasi. Studi kelayakan ini mengkaji keadaan umum dan morfologi, geologi,

geoteknik dan hidrogeologi, cadangan dan kualitas batubara, desain tambang,

preparation plant, transportasi, lingkungan dan K3, organisasi kerja, pemasaran

dan investasi dan analisis ekonominya.

Beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan untuk mengembangkan

prospek cadangan batubara yang ada diwilayah PT. Karya Putra Borneo tersebut

antara lain sebagai berikut :

6
a. Mewujudkan rencana pelaksanaan penambangan secara optimal sebagai salah

satu aset negara untuk pembangunan Indonesia.

b. Ikut berperan aktif dengan pemerintah dalam hal peningkatan penerimaan

devisa untuk keperluan pembangunan.

c. Pengupasan tambang batubara oleh pihak swasta dapat menciptakan lapangan

kerja, sehingga dapat membantu program pemerintah untuk mengurangi

pengangguran.

d. Usaha penambangan batubara ikut berperan menunjang perekonomian

masyarakat disekitar daerah tambang dan pemerintah daerah.

Tabel 2.1 Profil perusahaan PT. Karya Putra Borneo

No Unit Uraian
1 Namap Perusahaan PT.Karya Putra Borneo
2 No.IUP-OP KW.KTN 2011 136 OP
3 Data Perijinan
a. Eksplorasi 540/1805/IUP-ER/MB-PBAT/XII/2011
b. Studi Kelayakan 540/2016/GEO/LE/VII/2011
c. Konstruksi -
d. Eksploitasi 540/136/IUP-OP/MB-PBAT/VII/2011
4 Bahan Galian Batubara
5 Luas Wilayah Perjanjian
a. Eksplorasi 914 Ha
b. Studi Kelayakan 914 Ha
c. Konstruksi -
d. Eksploitasi 914 Ha
6 Lokasi Desa Batuah,Kecamatan Loa Janan

7
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Daerah penelitian ekplorasi batubara untuk wilayah PT. Karya Putra

Borneo secara administratif termasuk ke dalam Desa Batuah, Kecamatan

Loajanan Kabupaten Kutai Kartanegara. (Dapat dilihat pada Peta Situasi PT.

Karya Putra Borneo)

Gambar 2.1 Peta Lokasi PT. Karya Putra Borneo, Kalimantan Timur

Adapun koordinat areal PT. Karya Putra Borneo berdasarkan surat izin KP

Ekplorasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Daftar Koordinat Areal Kp PT. Karya Putra Borneo

Bujur Timur Lintang Selatan


No
° ' " ° ' "

1 117 2 15.10 0 42 45.38

2 117 3 8.30 0 42 45.38

3 117 3 8.30 0 43 0.00

8
4 117 3 57.60 0 43 0.00

5 117 3 57.60 0 42 7.30

6 117 4 13.80 0 42 7.30

7 117 4 13.80 0 41 42.10

8 117 4 30.00 0 41 42.10

9 117 4 30.00 0 41 17.00

10 117 4 49.63 0 41 17.00

11 117 4 49.63 0 43 30.20

12 117 2 15.10 0 43 30.20

Sumber : IUP Eksplorasi PT. Karya Putra Borneo

Lokasi IUP Eksplorasi PT. Karya Putra Borneo terletak di sebelah

Tenggara kota Tenggarong. Untuk mencapai daerah penelitian dari Tenggarong

dapat ditempuh dengan menggunakan melalui jalan beraspal baik mengunakan

kendaraan roda empat maupun roda dua dengan jarak sekitar 56 km. Kondisi jalan

ada umumnya adalah baik karena merupakan fasilitas jalan Propinsi dan Jalan

Kabupaten. Secara rinci dapat dilihat pada Peta Situasi PT. Karya Putra Borneo.

2.3 Struktur Organisasi PT. Karya Putra Borneo

Agar manajemen opersi proyek penambangan batubara dapat mencapai

tujuan yang di harapkan, maka dibutuhkan suatu organisasi proyek untuk

menanganinya.

9
Gambar 2.2 Struktur organisasi PT.Karya Putra Borneo

Bentuk organisasi yang di rencanakan untuk melaksanakan manajemen

operasi penambangan adalah organisasi garis dan staff ( line and staff

organization ), dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Terdapat spesialisasi yang beraneka ragam yang dapat di pergunakan secara

maksimal

b. Dalam melaksanakan kegiatan proyek, anggota garis dapat meminta

pengarahan serta informasi dan staff.

10
c. Pengarahan yang dibrikan oleh staff dapat dijadikan pedoman bagi pelaksana.

d. Staff mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pekerjaan.

Dan sistem yang di terapkan tersebut, maka akan tercipta suatu manajemen

dengan tingkat efesiensi yang tinggi dimana staff dan karyawan-karyawan akan

selalu berpikir dan bertindak secara profesional demi kepentingan perusahaan.

2.4. Keadaan Lingkungan

2.4.1. Keadaan Penduduk

1. Pemukiman penduduk dari lokasi penyelidikan terletak di sebelah utara ,

timur laut dan barat laut yang berada di sekitar jalan poros Samboja-

Balikpapan yang sebagian besar merupakan karyawan perusahaan, petani,

berkebun, PNS, Guru dan wiraswasta. Jumlah penduduk Desa Batuah

sekitar 7.974 Jiwa.

a. Struktur Penduduk

1) Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2.3 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah Studi

Jumlah Penduduk (Jiwa)


Desa Sex Ratio Jml KK
L P Jumlah

Batuah 4.124 3.850 7.974 1,07 1.736

Sumber : Monografi Desa Batuah, 2006

11
2) Struktur Penduduk Berdasarkan Umur

Jika melihat komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur,

diketahui bahwa jumlah penduduk menurut kelompok umur penduduk di

Desa Batuah terlihat cukup beragam. Berdasarkan klasifikasi penduduk

berumur tidak produktif (0 – 15 tahun dan > 55 tahun) dan umur

produktif (16 – 55 tahun), maka dik etahui bahwa di Di wilayah studi

pada umumnya didominasi oleh penduduk dari kelompok umur 16 – 55

Tahun yaitu sebanyak 5.191 jiwa. Kemudian disusul oleh penduduk dari

kelompok umur 0 – 15 Tahun yaitu sebanyak 2.641 jiwa dan penduduk

dari kelompok umur > 55 Tahun yaitu sebanyak 142 jiwa.

Tabel 2.4 Struktur Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jumlah Penduduk (Jiwa)/Kelompok Jumlah


Desa
0 – 15 16 – 55
Umur > 55 (Jiwa)

Batuah Tahun
2.641 Tahun
5.191 Tahun
142 7.974

Sumber : Monografi Desa Batuah, 2006

3) Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Jika dilihat dari struktur penduduk berdasarkan mata pencahariannya,

diketahui bahwa mayoritas penduduk di Desa Batuah memiliki sebagian

besear mata pencaharian didominasi sebagai Petani (79,7%)

12
Tabel 2.5 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Profesi Jumlah

Buruh 80

Swasta 30

Petani 1521

Pedagang 52

PNS 57

TNI/POLRI 15

Pensiunan 15

Peternak 63

Montir 3

Tukang/Buruh Bangunan 23

Jasa 49

Jumlah 1.908

Sumber : Monografi Desa Batuah, 2006

4) Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Aspek kependudukan memiliki peran yang sangat penting dalam

progesifitas suatu daerah. Manakala suatu daerah mempunyai kualitas

sumberdaya memadai, bisa diharap daerah itu akan mengalami kemajuan

atau sebaliknya. Salah satu indikator kualitas SDM dapat dilihat dari

seberapa tinggi tingkat pendidikan di suatu daerah.

13
Berdasarkan data monografi di wilayah studi tahun 2008 dan

wawancara dengan aparat desa setempat, terlihat bahwa penduduk di Desa

Batuah memiliki tingkat pendidikan mulai dari tingkat pendidikan Sekolah

Dasar (49.21 %), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (15.54%), Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (9.76%), hingga Perguruan Tinggi (0.92%) serta

24.58% golongan warga yang Belum Sekolah ataupun tidak sekolah dan

tamat.

Tabel 2.6 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah

Belum Sekolah, TK, Tidak Sekolah dan atau Tidak Tamat SD 1960

SD 3924

SLTP/SMP 1239

SLTA/SMA 778

Perguruan Tinggi 73

Jumlah 7974

Sumber : Monografi Desa Batuah, 2006

5) Struktur Penduduk Berdasarkan Agama

Berdasarkan data Monografi Desa Batuah 2008 diketahui bahwa

mayoritas penduduk di wilayah studi beragama Islam.

14
Tabel 2.7 Struktur Penduduk Berdasarkan Agama Di Wilayah Studi

Agama Jumlah

Islam 7.941

Kristen 33

Hindu -

Budha -

Jumlah 7.974

Sumber : Monografi Desa Batuah, 2006

b. Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data Monografi/ profil desa, Desa Batuah diketahui bahwa

tingkat kepadadatan penduduk pada desa tersebut berada pada kriteria rendah

(disesuaikan dengan kriteria BPS Tahun 1999).

Tabel 2.8 Tingkat Kepadatan Penduduk

Luas Jumlah Kepadatan


Desa
Kriteria
(Km2) Penduduk
(Jiwa) Penduduk
2)
Batuah 84,32 7.974 (Jiwa/Km
94,57 Rendah

Sumber : Monografi Desa Batuah, 2006

2.4.2. Iklim

Keadaan parameter-parameter iklim di sekitar lokasi penambangan batubara

PT. Karya Putra Borneo , diperoleh dari data sekunder dari stasiun iklim

(klimatologi) terdekat, yaitu Stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika Bandara

Temindung – Samarinda.

15
Parameter-parameter tersebut meliputi :

1) Curah Hujan

Seperti diketahui bahwa lokasi penambangan batubara PT. KARYA

PUTRA BORNEO , terletak di Desa Batuah Kecamatan Loajanan,

Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur merupakan

daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa, yang pada umumnya

dipengaruhi oleh 2 (dua) musim yaitu musim hujan akibatnya bertiupnya

muson Barat (Nopember – April) dan musim kemarau akibatnya

bertiupnya angin muson Timur (Mei – Oktober).

Iklim penyelidikan secara umum adalah iklim tropis basah dengan suhu

rata-rata 31,70 C. Berdasarkan curah hujan dari Stasiun Meteorologi dan

Geofisika Bandara Temindung Samarinda, dan kriteria bulan basah (>

100 mm), bulan lembab (60 – 100 mm) dan bulan kering (< 60 mm)

selama periode 10 tahun (1999 – 2009) maka diperoleh nilai antara

perbandingan rata-rata bulan kering (1,5) dengan rata-rata bulan basah

(9,2) yaitu = 0,178 dan menurut Schmidt dan Ferguson dan Tjasyono, B.

(1999) klasifikasi iklim di wilayah studi adalah termasuk dalam tipe B

(basah) dimana nilai Q – nya berkisar antara 0,143 ≥ Q < 0,333. hal ini

sangat wajar karena letaknya yang dekat dengan khatulistiwa dan

termasuk dalam daerah hutan hujan tropis.

Curah hujan rata-rata pada setiap tahunnya (periode 1991 – 2009) adalah

sebesar 2175,48 mm, sedangkan rata-rata curah hujan bulanan tertinggi

terjadi pada bulan Maret yaitu 417.3 mm, hal ini dikarenakan pada bulan

16
tersebut merupakan puncak terjadinya hujan, sedangkan rata-rata curah

hujan bulanan terendah terjadi pada bulan Agustus yakni sebesar 105.6

mm. (Data curah hujan dapat dilihat pada Tabel 1.9 di bawah ini)

Tabel 2.9 Jumlah Curah Hujan Pada Tahun 1991 – 2009

Sumber : Stasiun Meteorologi Bandara Tamindung Samarinda (2010)

2) Hari Hujan

Jika dilihat banyaknya hari hujan yang terjadi dalam sebulan selama

periode tahun 1991 – 2009 pada setiap tahunnya rata-rata sebesar 220

hari, dengan jumlah hari hujan rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada

bulan nopember, Desember , April dan Mei yaitu selama 21 hari dan

17
rata-rata bulanan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu selama 15

hari. Banyaknya hari hujan tertinggi terjadi selama tahun 2008 yaitu 261

hari/tahun, hal ini mungkin terjadi karena pengaruh dari perubahan iklim

global.

Jika dilihat data-data curah hujan dan hari hujannya (1991 – 2009), maka

dapat dikatakan bahwa curah hujan rata-rata yang terjadi perhari

hujannya 18,99 mm/hari hujan.

Tabel 2.10 Jumlah Hari Hujan Pada Tahun 1991 – 2009

Sumber : Stasiun Meteorologi Bandara Temindung Samarinda (2010)

3) Suhu Udara

Secara klimatis keadaan suhu/temperatur udara seperti yang tercatat di

Stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika Bandara Temindung

Samarinda selama periode tahun 1990-2009, menunjukkan bahwa rata-

rata suhu bulanannya berkisar antara 28,30C-29,10C, dimana rata-rata

18
suhu bulanan terjadi pada bulan April dan Oktober yaitu sebesar 29,10C

dan suhu rata-rata bulanan terendah tarjadi pada bulan Juli sebesar

28,30C (lihat Tabel 1.11).

Tabel 2.11 Temperatur Udara Rata-Rata Bulanan Periode

Tahun 1990 – 2009

Sumber : Stasiun Meteorologi Bandara Temindung Samarinda (2010)

4) Kelembaban Udara

Kelembaban nisbi (relatuve humidity) merupakan perbandingan antara

kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menmpung uap air.

Kelembaban udara nisbi (RH) akan semakin kecil bila suhu udara

meningkat, dan meningkat apabila suhu udara menurun.

19
Jika dilihat dari data yang diperoleh dari Satsiun badan Meteorologi dan

Geofisika Bandara Tmindung Samarinda dengan periode selama 19

tahun (1990 – 2009), bahwa kelembaban udara rata-rata bulanannya

berkisar antara 86,2% - 90,2%.

Tabel 2.12 Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan (%) Periode

Tahun 1990 – 2009

Sumber : Stasiun Meteorologi Bandara Temindung Samarinda (2010)

5) Intensitas Penyinaran Matahari

Intensitas penyinaran matahari menggambarkan tentang lamanya tingkat

penyinaran yang menerpa permukaan bumi dengan satuan persen (%)

per hari (dari jam 08.00 – 16.00). Berdasarkan data dari Badan

Meteorologi dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda selama tahun

1990 – 2009, memperlihatkan bahwa intesitas penyinaran matahari rata-

20
rata perbulannya berkisar antara 44% - 59%, dimana intensitas

penyinaran rata-rata terendah terjadi pada bulan Oktober dan Desember

yaitu sebesar 44%.

Tabel 2.13 Rata-Rata Penyinaran Matahari (%) Periode 1990 – 2009

Sumber : Stasiun Meteorologi Bandara Temindung Samarinda (2010)

6) Arah dan Kecepatan Angin

Karena adanya perbedaan tekanan udara, maka dapat menyebabkan

terjadinya pergerakan udara atau terjadinya angin dari daerah yang

bertekanan lebih tinggi. Berdasarkan data-data sekunder hasil

pengukuran kecepatan angin seperti yang diperoleh dari Stasiun Bandara

Meteorologi dan Geofisika Bandara Temindung dengan periode selama

11 tahun (1988 – 1999), menunjukkan bahwa dominan kecepatan angin

21
permukaan rata-rata bulanan berkisar antara 4 – 6 knot. Selain parameter

kecepatan angin, perlu juga diketahui parameter arah angin dominan

untuk memperkirakan arah sebaran dari debu akibat aktifitas

pengangkutan batubara PT. Karya Putra Borneo . Dari data-data yang

diperoleh dari Stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika Bandara

Temindung Samarinda, bahwa arah angin dominan pada bulan Januari

hingga April bertiup ke arah Nort East (Timur Laut), pada bulan Mei

hingga Oktober angin bertiup ke arah South (Selatan), dan pada bulan

Nopember hingga Desember angin bertiup ke arah West (Barat).

2.4.3. Morfologi

Morfologi daerah telitian terbagi menjadi dua yaitu morfologi perbukitan

bergelombang dan morfologi pedataran . Satuan Morfologi Perbukitan

Bergelombang

 Satuan Morfologi perbukitan bergelombang

Satuan ini terdiri dari perbukitan bergelombang kuat hingga sedang

dengan ketinggian berkisar 80 – 130 m dpal dengan kemiringan lereng

berkisar 10o – 20o menempati hampir 90 % dari seluruh areal

penyelidikan .Pola punggungan perbukitan pada umumnya berarah

timur laut barat-daya yang menyebar di sebelah Barat daerah

penyelidikan.

 Satuan Pedataran

Satuan ini menempati bagian Timur dari daerah penyelidikan yang

terdapat di sekitar bantaran aliran Sungai dan rawa yang berada di

22
bagian tengah dari daerah penyelidikan. Pola aliran di daerah

penyelidikan pada umunya adalah Subdendritik – Subparalel . Sungai

di daerah penyelidikan termasuk kedalam DAS Sungai Kendisan yang

berada di bagian hulu sungai. Aliran sungai periodik sepanjang tahun

2.4.4. Vegetasi

Dari hasil pengamatan vegetasi pada lokasi rencana kegiatan tambang

batubara PT. Karya Putra Borneo, secara umum karakteristik vegetasi di daerah

studi terbagi menjadi (3) tiga kelompok, yaitu kelompok vegetasi yang tumbuh

pada daerah hutan sekunder/semak belukar, ladang atau tanaman budidaya dan

pertanian.

Kelompok vegetasi hutan sekunder/semak belukar merupakan hutan

sekunder bekas tebangan/pembalakan yang terjadi secara berulang-ulang,

sehingga vegetasi alam pada lahan tersebut saat ini berupa semak belukar.

Perubahan atau suksesi vegetasi alam sebagai akibat penyesuaian vegetasi

terhadap lingkungan sekitamya secara alamiah baik menyebabkan perubahan

komposisi jenis secara drastis maupun perlahan-Iahan. Kehadiran atau munculnya

jenis tumbuhan bersifat pioner dalam suatu areal ditentukan oleh habitat yang

merupakan tempat tumbuh suatu individuatau jenis serta mampu menyesuaikan

dengan keadaan lingkungan sekitar untuk dapat mengembangkan diri pada suatu

areal.

2.4.5. Tata Guna lahan

Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW) Propinsi Kalimantan

timur tahun 1999, daerah telitian termasuk ke dalam Kawasan Budidaya Non

23
Kehutanan (KBNK). Berdasarkan klarifisikasi Balai Pemantapan Kawasan

Hutan Propinsi Kaltim, sebagian besar daerah penyelidikan termasuk ke

dalam Areal Penggunaan Lain atau Kawasan Budidaya Non Kehutanan.

Penggunaan lahan di daerah penyelidikan diantaranya adalah perkebunan ,

ladang,tegalan, pemukiman, sarana infrasturuktur masyarakat dan hutan

sekunder.

Gambar 2.3 Peta Kawasan Pertambangan PT.KPB

2.5 Cadangan Batubara

PT.Karya Putra Borneo memiliki cadangan yang telah terindikasi

berdasarkan hasil eksplorasi dan dikategorikan dalam batubara sub bituminous

dengan nilai kalori 4.204 – 5.422 kcal/kg. Berdasarkan kualitas yang dimiliki

tersebut, PT,KPB mampu memenuhi kebutuhan pasar dengan cuku memuaskan.

24
Secara ekonomi, nilai jual batubara yang dihasilkan perusahaan tersebut sebesar

$37,2 USD per ton yang didasarkan pada ICI ( Indonesian Coal Index ).

Tabel 2.14 Rekapitulasi Rencana Jumlah Cadangan Tertambang 2016

Volume
Cadangan Tertambang (Ton) Sumber Daya Overburden
N
Area Inferred (Ton) (Bcm) SR
o
Total
Terkira Terbukti
Cadangan

1 Batuah 5.517.400 49.880.902 55.398.302 28.531.740 142.658.700 5


Sumber : Arsip perusahaan PT.KPB

25

Anda mungkin juga menyukai