Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN UMUM

II.1 Lokasi Dan Kesampaian Daerah


Lokasi tambang rakyat berada di Desa Anggai, Pulau Obi, Secara Geografis
Desa Anggai terletak di antara 1270 43’15,19’’BT dan 10 21’ 43,00’’ Lintang Selatan.
Adapun lokasi penelitian di batasi oleh:

1. Sebelah Utara : PT. Eka Samudra Nusantara


2. Sebelah Timur : Lokasi Perkebunan Masyarakat
3. Sebelah Selatan : Wilayah Penambangan PT. Eka Samudra Nusantara
4. Sebelah Barat : Lokasi Penambangan Rakyat

Untuk mencapai lokasi Kerja Praktek di Desa Anggai, bisa di tempuh jalur
laut. Perjalanan dilakukan dari pelabuhan bastiong kota ternate dengan mengunakan
kapal laut yang memiliki kapasitas 200-300 penumpang menuju pelabuhan kupal
kabupaten halmahera selatan kecamatn bacan selatan dengan waktu yang ditempuh +
9 jam. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Pelabuhan Jojame ke kecamatan obi
utara desa madapolo dengan waktu yang ditempuh + 4 jam, dari desa madapolo
dilanjutkan ke Pelabuhan jikotamo kecamatan obi, waktu yang ditempuh + 1 jam,
desa jikotamo menujuh tempat penelitian (Desa Anggai) perjalanan dilanjutkan
dengan kendaraan roda 2 dengan waktu 30 + menit

1
Sumber : Peta Kesampaian Daerah Kerja Praktek Januari 2021

Gambar II.1 Peta Kesampaian Daerah Kerja Praktek

5
II.2 Geologi Regional Pulau Obi
Secara regional daerah Obi termasuk dalam cekungan yang terbentuk akibat
pergerakan geonamik tiga lempeng. Obi dibatasi oleh dua sesar besar yaitu sesar
sorong-sula utara yang terletak bagian selatan dan sesar maluku-sorong yang
terletak bagian utara. Stratigrafi daerah Obi dimulai dengan munculnya batuan
ultra mafik dan melihat pada zaman Trias-Yura, sedangan sedimen tersier daerah
Obi dimulai pada zaman Oligon Miosen.
Pada umumnya keadaan geologi pulau obi hampir sama dengan pulau bacan
yang terdiri atas batuan sekis dan antibiotip yang diduga berumur pratersier. Pada
umur oligon-miosen ditemukan batuan vulkanik tua yang terdiri atas lava andensit
dan breksi vulkanik submariner yang mengalami alterasi hidrotermal dan
mengandung mineral bijih sekunder pirit serta sulfide tembaga batuan tersebut
diintuksi oleh bantuan granadioropik dan dioritik yang terbentuk plutonik, stocks
dan miring. Pada bagian atas batuan vulkanik tua tersebut berangsur-angsur
ditutupi batu gamping koral, batu pasir dan lanau yang mengandung matrial
vulkanik. Diatas batuan tersebut secara tidak selaras ditutupi oleh batuan vulkanik
yang terdiri atas breksi vulkanik, lava maupun terobosan-terobosan hornlblende
andesit yang tidak mengalami hydrothermal. Batuan vulkanik mudah ini diduga
berumur miosen tengah. Batuan ini ditutupi oleh batuan konglomerat yang tidak
tampak batu pasir dan napal. Batuan termudah adalah batuan lava andesit, basaltik
dan tufa, sedangkan pada daerah tepi-tepi terdapat batuan koral reef. Seperti
Gambar II. 2 di bawah ini.

6
(Sumber : Yasin D. Sudana A, Dan Sutisna K. Peta geologi Obi Lembar Maluku 1994)

Gambar II.2 Peta Geologi Regional Pulau Obi

7
II.3 Stratigrafi

Berdasarkan geologi regional Pulau Obi (Sudana Dkk,1994),


Stratigrafi pulau Obi tersusun oleh formasi tertua sampai termudah yaitu
sebagai berikut:

1) Batuan ultramafik (pTum) batuan ini merupakan batuan tertua


didaerah penelitian yang tersusun oleh mineral serpentinit, piroksenit, dan
harsburgit, dengan warna kuning kehijauan, terdiri dari: piroksen, olivin.
Batuannya sangat tergeruskan, mengandung urat kuarsa dan kalsit,
lateritisasi dan senpentinisasi kuat sekali. Setempat ditemukan retas diorit
dan gabro yang mengandung pirit. Umurnya diduga pra tersier.
2) Bersamaan dengan batuan malihan (pTs) terdapat sekis muskovit
dan sekis klorit. Umumnya berwarna kelabu, hijau, dan coklat, dan bentuk
pejal, perdaunan yaitu terdiri dari kuarsa, muskovit, klorit, serisit, epidot,
limonit, magnetit, dan bijih. Setempat urat kuarsa dan kalsit. Batuan ini
diduga pra tersier.Selanjutnya proses pemalihan formasi loleobaso (Js). Di
akibatkan proses pemalihan oleh pengaruh suhu dan tekanan yang tingi
sehingah menyebabkan proses metamorfisme terbentuk diformasi tersebut.
Formasi loleo baso terdapat perselingan batu pasir malihan, batu lempung,
sabak, serpi, dan tuf. Secara umum berwarna kelabu sampai hijau, pejal,
berlapis baik, perairan sajajar, setempat berdaunan; urat. kalsit terdiri dari
lempung, klorit, serisit, kalsit, felspar, dan rombakan karbon dan biji.
Berdasarkan fosil Pylloceras, stemphanoceras matsocetphilites, diduga
berumur mesozoikum (jura), formasi ini diduga tertindis tak selaras dengan
formasi bacan. Dengan tebalnya mencapai 500 m.
3) Formasi fluk (tomf) di pengaruhi oleh perkembangan struktur dan
tektonik serta aktifitas vulkanisme yang ditandai dengan penerobosan diorit
dan gabro dan terdapat lempung, pasir,serpik, dan konglomerat, dan batu
gamping. Batu pasir berwarna kelabu kehijauan, pejal, gampingan berbutir
halus sampai sedang, perairan sejajar. Batu lempung, pejal, kersikan,

8
gamping. Serpi, kelabu kehitaman, pejal, karbonat. Konglomerat terdiri
kepingan batuan ultramafik, andesit dan batu gamping. Batu gamping
hablur, kelabu muda, pejal. Setempat yang terdapat urat, yang mengandung
mineral sulfida besi. Bagian bawah formasih fluk menjemari dengan bagian
atas formasi bacan. Dengan ketebalan mencapai 100 m. sebaran terdapat
dibagian tengah pulau obi. Satuan ini tertindis tak selarasan oleh formasi
angai, formasi wooi dan formasi Obi.
4) Formasi bacan (Tomb) juga di pengaruhi oleh perkembangan
struktur dan tektonik serta vulkanisme sehinga terbentuknya breksi dan lava
andesit bersisipan batu pasir tufan dan batu lempung berwarna kelabu
kehijauan. Breksi berkomponen andesit, berasal dari sedikit rijang mera.
Lava yang berwarna kelabu kehijauan, andesit, terprofilitkan, kalsit dan
kuarsa. Sisipan batu pasir dan batu lempung berlapis baik. Foraminifera:
globolotaria kulberi, globigerina venezuelana dan austrollilna.
Menunjukanumur oligosen-miosen bawah. Tebal dari 100 m. tersingkap
dipulau obi tengah dan obilatu.
5) Proses selanjutnya terdapat batuan (Tmd dan Tmg) merupakan stok
dan retas diorit dan gabro. Diorit (Tmd) berwarna kelabu kehijauan terdiri
dari plagioklas, ortoklas, klorit, kuarsa, biji dan sedikit zirkon. Gabro (Tmg)
berwarna kelabuh bintik hitam terdiri atas plagioklas, piroksen, aktunolit,
dan biji. Terjadi ketidak selarasaan kemudian di jumpai diformasi obi
(Tmpo) formasi obi terdapat bereksi dan lava bersisipan tuf pasir dan batu
lempung tufa. Breksi berkomponen kerakal andesit dan basalt, berwarna
kelabu sampai kehitaman, tufan. Lava
6) yang bersusung andesit piroksen, yang berwarna kelabu yang
terkekarkan. Tufa pasiran dan batu lempung tufan mengandung foran:
kloborotalia tosaensis globigerinoides olblikuus, fistolosus dan spaeradinella
dehisccen, menunjukan miosen atas kurang pliosen, berlingkungan batial.
Satuan ini terletak tak selaras diatas formasi bacan dan menjemari dengan
formasi wooi dan formasi angai. Dan formasi anggai (Tnpa), terdapat batu

9
gamping dan batu gamping Fosil foraminetera yaitu lepidocyclina,
myogipsinades sp, marginopora sp, cycloclypeus sp, menunjukan umur
miosen atas pliosen sebarannya ditimur pulau obi. Ketebalan kuranmg lebih
500 m. formasi angai menjemarim dengan formasi wooi.
7) Formasi wooi (tnpw) formasi ini terdapat endapan batu pasir,
konglomerat dan napal. Batu pasir berwarna kelabu, terpilah sedang, tufan.
Knglomerat berwarna kelabu, kerakal andesit, basal dan batu gamping.
Nepal kelabu, foraminifera dan moluska dan setempat lignitan. Fosil for a
minitera diantaranya globigerinoibes ruber, fistolusus, globokuadrina
alpispir orbulina uniferse, globorotalia acostaensis dan fuuleniatina
oblikueloculato.
7) Formasi kayasa (Qpk) fprmasi ini terdapat breksi dan lava. Breksi
berkomponen basalt dan andesit erpila buruk, pejal lava basal dan andesit,
kalabu, berongga, terkekarkan. Umurnya di duga plistosen.
II.4 Morfologi

Secara morfologi Pulau Obi dapat di bagi menjadi 3 satuan morfologi


yaitu satuan morfologi pegunungan terjal, menempati bagian tengah pulau
Obi, satuan morfologi perbukitan bergelombang dengan ketinggian 50 m –
500 Mdpl di sepanjang pantai mengelingi pulau Obi dan satuan morfologi
dataran menempati daerah tepi pantai dan sungai terutama pantai timur
Pulau Obi.

II.5 Topografi

Bentuk Topografi daerah penelitian Pulau Obi tepatnya di Desa


Anggai beraneka ragam yaitu mulai dari datar,landai,curam, dan sangat
curam dengan ketinggian dari permukaan laut 23 m. Bentuk wilayah mulai
bentuk pantai,bukit, dan pegunungan, topografi yang dominan adalah kelas
lereng curam dari luas keseluruan Pulau Obi. dapat lihat dari luas
keseluruan Pulau Obi. Seperti Gambar II.5 Peta Topografi Pulau Obi.

10
(Sumber Peta Topografi Pulau Obi Kerja Praktek Januari 2021)

Gambar II.5 Peta Topogarfi Pulau Obi

11
II.6 Vegetasi

Vegetasi daerah penelitian terdiri dari pepohonan kecil dan kelapa, Pada
daerah penelitian tidak terdapat pepohonan besar yang di sebabkan karena lokasi
penambanagan masih berada pada seputaran perkebunan warga. Seperti Gambar
II.6 Vegetasi Kerja Praktek Januari 2021.

(Sumber : Dokumentasi Vegetasi Kerja Praktek Januari 2021 )

Gambar II.6 Vegetasi Kerja Praktek Januari 2021

II.7 Curah Hujan

Pulau Obi di pengaruhi oleh iklim tropis yang terdiri dari musim kemarau
dan musim hujan. Hal ini di sebabkan oleh wilayah kepulauan yang di kelilingi
oleh lautan yang luas Seperti Gambar II.7 Data Curah Hujan.

12
Curah Hujan (mm)

Bulan 2015 2016 2017 2018 2019 2020


2021

Januari 115 164.2 115.2 117.5 143 159 297

Febuari 263 119 263.2 85.4 97 23.1 102.1

Maret 53 36.2 53.1 213.1 285 172 274

April 225 90.4 225.3 265.5 13 249 45

Mei 131 75.8 130.9 133.2 229 43.2 95.1

Juni 231 197.7 218.8 260 363 196 223

Juli 121 56.1 42.5 45 27 55 293

Agustus 31 297 3.4 85.1 82.1 48 76.2

September 14 38.2 1.9 276 209 23 54

Oktober 27 19.4 16 47 130 86 119

November 135 95.3 117.5 103.3 157 156 213

Desember 57 67 37.2 65 118 72 92


Sumber : Badan Pusat Statistik Data Curah Hujan Kabupaten Halmahera
Selatan Provinsi Maluku Utara 2021.

Tabel II.7 Badan Pusat Statistik Data Curah Hujan Kabupaten


Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara 2021.

13
Grafik Data Curah Hujan
400

350

300

250

200

150

100

50

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Mm

Januari Febuari Maret April


Mei Juni Juli Agustus
September Oktober November Desember

Sumber : Badan Pusat Statistik Data Curah Hujan Kabupaten Halmahera


Selatan Provinsi Maluku Utara 2021.

Tabel II.7 Badan Pusat Statistik Data Curah Hujan Kabupaten


Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara 2021.

14

Anda mungkin juga menyukai